Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BORONG

LAPORAN KEGIATAN WORKSHOP KEGAWATDARURATAN MATERNAL


DAN NEONATAL
HARI SELASA S/D RABU TANGGAL 20 S/D 21 JUNI 2023

I. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu merupakan indikator yang mencerminkan status


kesehatan ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil, melahirkan dan
pada masa nifas. Kematian ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keterlambatan
di tingkat keluarga dalam mengenal tanda bahaya kehamilan dan pengambilan
keputusan untuk segera mencari pertolongan, keterlambatan dalam mencapai tempat
pelayanan kesehatan serta keterlambatan mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) memperkirakan


sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang
berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengakibatkan kematian ibu dan kematian
janin. Pada tahun 2012, menurut WHO sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat
hamil, persalinan dan pada masa nifas. Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih
tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya.
Target penurunan AKI menurut MDGs (Millennium Development Goals) yaitu
pada tahun 2015 diharapkan menurun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Setelah
tahun 2015 target penurunan AKI di Indonesia tidak mampu mencapai target MDGs,
saat ini kita sudah dihadapkan pada era SDGs (Sustainable Development Goals) yang
menekankan target pada tahun 2030, mengurangi rasio kematian ibu hingga kurang
dari 70/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah
359/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012), dan menurut data Pusat Kajian Badan
Keahlian – Sekertariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, pada Tahun
2020 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebanyak 217/100.000 kelahiran hidup
(KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 20,6/1.000 kelahiran hidup (KH).
Secara nasional AKI di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2020
sebanyak 149/100.000 KH dan AKB berada di angka 744/1.000 KH (Dinkes NTT,
2021), di Kabupaten Manggarai Timur AKI pada tahun 2020 adalah 204/100.000 KH,
dan AKB sebanyak 8,2/1.000 KH, sedangkan di tahun 2021 AKI sebanyak
187/100.000 KH, AKB sebanyak 8,5/1.000 KH (Dinkes Matim, 2021). Sedangkan
AKI di Puskesmas Borong selama lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2017-2021
sebanyak 3 kasus dan AKB sebanyak 34 kasus (Laporan Tahunan KIA UPTD
Puskesmas Borong tahun 2017-2021). Berdasarkan data Laporan KIA Puskesmas
Borong, Januari-Desember 2022 terdapat 1 kematian Ibu dan 6 kematian bayi.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah sebagai pemegang kendali negara
berupaya melakukan perbaikan terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemerintah berupaya untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat,
memberikan kualitas pelayanan yang baik agar segala kebutuhan dan permasalahan
yang berkembang ditengah masyarakat dapat teratasi. Salah satu upaya pemerintah
adalah melakukan suatu terobosan baru atau inovasi dalam penyelenggaraan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Sebuah inovasi digagas guna untuk
memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada masyarakat. Inovasi memberikan
sesuatu yang baru dan mempunyai keunggulan tersendiri guna untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Salah satu inovasinya adalah Peningkatan
Kapasitas Petugas (Bidan dan Perawat) untuk penanganan Maternal dan Neonatus
dalam bentuk kegiatan Workshop Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal bagi
Bidan dan Perawat Pustu serta Puskesmas.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di Puskesmas maupun di Pustu
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tenaga kebidanan dalam hal kegawatdaruratan
maternal dan neonatal
b. Meningkatkan keterampilan tenaga kebidanan dalam menangani kegawatdaruratan
maternal dan neonatal

III. SASARAN
Seluruh bidan dan perawat di Pustu dan Kelurahan

IV. WAKTU
Hari Selasa s/d Rabu tanggal 20 s/d 21 Juni 2023 yang dimulai pada jam 08.00 pagi
s/d selesai
V. SUMBER DANA
Yayasan Gugah Nurani Indonesia

VI. Nara Sumber


TOT Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Ikatan Bidan Indonesia PC. IBI Matim,
Bidan Prudensia Editha Anul, S.ST

VII. Metode
Ceramah, diskusi dan praktek

VIII. Hasil Kegiatan


 Kegiatan Workshop Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dilaksanakan
selama dua hari sejak tanggal 20 s/d 21 Juni 2023
 Peserta yang hadir berjumlah 50 orang peserta dengan nilai pretest rata – rata
kelas 66
 Kegiatan Workshop dengan metode ceramah, diskusi pada hari Selasa tanggal 20
Juni 2023
 Praktek Kelas menggunakan Alat Peraga Maternal Neonatal pada hari Rabu
tanggal 21 Juni 2023
 Peserta kegiatan Workshop sangat aktif dan nilai postest rata – rata kelas 90

IX. Penutup
I. Kesimpulan
Kegiatan Workshop Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal berjalan dengan
baik, semua peserta mengikuti kegiatan selama 2 (dua) hari dan ada perubahan
peningkatan nilai rata-rata kelas sebanyak 24 nilai.
Demikian laporan workshop untuk peningkatan kapasitas petugas pustu dalam
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal.
Sekian dan terima kasih
II. Saran
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan perlu dilakukan secara rutin
dan terjadwal

III. Lampiran
Foto Kegiatan Terlampir

Borong, 21 Juni 2023

Penyelenggara

Yosefina Nirma, S.ST


NIP. 19810805 200604 2
027

Anda mungkin juga menyukai