Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN LIVE IN

KAMPUNG ADAT CIREUNDEU

Nama : Benedictus Ferdinand Wisnu Satryo

Kelas : 10.4

No. Absen :3

SMA SANTA MARIA 1


BANDUNG
JAWA BARAT
40114

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat nya,
sehingga dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini yang berjudul Laporan Kegiatan Live In
Kampung Adat Cireundeu. Pada kesempatan ini berterima kasih kepada Bapak/Ibu guru,
karena telah membantu dalam memberikan pemahaman dengan kegiatan live in ini. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada para akang yang telah berkenan memberi dan membimbing
kami di dalam berbagai kegiatan yang dilakukan secara langsung, sehingga dapat
menyelesaikan hasil laporan kegiatan ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna, karena
kurangnya pengalaman dalam menyusun laporan kegiatan. Oleh karena itu kami berharap
adanya saran dan kritik serta masukan yang membangun, sehingga dapat diperbaiki lebih baik
lagi dalam kemampuan menyusun laporan kegiatan.

Semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat untuk orang sekitar yang membaca dan dapat
diambil pesan baiknya yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari bagi yang
membaca. Dan bisa bermanfaat khususnya bagi perkembangan diri kita.

Bandung, 6 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................................ 4
1.1.1 Pengertian Live In .......................................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Live In ......................................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................................ 6
2.1 Kegiatan Live in ..................................................................................................................................................... 6
2.1.1 Kegiatan Hari Pertama ................................................................................................................................. 6
2.1.2 Kegiatan Hari Kedua .................................................................................................................................... 8
2.1.3 Kegiatan Hari Ketiga ................................................................................................................................. 10
2.2 Objek Live in ........................................................................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................................................ 15
3.2 Saran ........................................................................................................................................................................ 15

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.1.1 Pengertian Live In

Live In merupakan suatu kegiatan menghargai dan mengetahui makna

kehidupan yang dilakukan dengan cara tinggal di rumah – rumah penduduk dan

mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan oleh keluarga yang ditempati serta

mengenal keadaan masyarakat sekitar.

1.1.2 Program Sekolah

Live In merupakan sebuah kegiatan rutin tahunan yang selalu

dilaksanakan sekolah SMA Santa Maria 1 Bandung. Peserta Live In itu sendiri

adalah para siswa / siswi kelas X.

Kegiatan Live In SMA Santa Maria 1 mengambil lokasi di daerah

Cimahi, daerah yang sebetulnya tidak jauh dari pusat kota Bandung, kegiatan ini

mengambil lokasi di Kampung Adat Cireundeu. Kegiatan Live In kali ini

dilaksanakan pada tanggal 26 – 28 Januari 2023.

4
1.2 Tujuan Live in
Live in pada kali ini bertujuan untuk :

 Melatih rasa persaudaraan diantara sesama.

 Melatih diri untuk selalu membantu dan menghargai orang lain.

 Melatih kemandirian.

 Melatih diri agar dapat memaknai hidup orang lain.

1.3 Manfaat Live in

Manfaat dari kegiatan Live In adalah :

 Kita akan semakin peka terhadap kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar.

 Perilaku kita akan menjadi lebih sopan dan lebih baik disbanding sebelumnya.

 Kita akan menjadi lebih mandiri.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Live in

2.1.1 Kegiatan hari Pertama


Adanya acara pembukaan mengenai Kampung Adat Cireundeu, dimana pada

saat itu para siswa siswi ikut hadir pula bersama dengan orang asli dari sana dengan

sebutan "Kang" di tempat bernama Bale Atikan dengan fisik rumah menyerupai Rumah

Panggung. Di saat itu pula, ada paparan informasi mengenai beberapa hal di Kampung

Adat yaitu berupa tempat (hutan, homestay, rumah adat), kesenian, tradisi, aliran

kepercayaan, prinsip, makanan, dan lainnya. Bisa dilihat dari penyampaian informasi

informatif dan juga menambah perasaan ingin tahu yang tinggi pula. Kemudian setelah

selesai acara pembukaan, dilanjutkan dengan permainan menyusun puzzle infografis

seputar kampung adat itu, disponsori oleh UNPAR (Universitas Parahyangan) dan

sudah disediakan di tempat itu juga. Saat memainkan permainan itu pula, ada suatu

nilai pesan atau amanat yang dapat dipetik seperti kerja sama ketika berkelompok

dengan teman lain yang mungkin kurang dekat ataupun dekat.

Dimana kerja sama itu mencerminkan rasa gotong royong dimana sifatnya

mengajak orang lain pula untuk turut ikut andil dalam kegiatan tersebut. Maka, bisa

diambil kesimpulan dari permainan tersebut bahwa ada rasa kekeluargaan yaitu

kerukunan dengan cara saling bekerja sama dan gotong royong satu sama lain,

menambah rasa persaudaraan agar semakin terikat dan begitu pula itu dapat diterapkan

pada kehidupan sehari hari. Kemudian ada kegiatan lain yaitu istirahat dengan makan

makanan khas disana yaitu rasi (beras singkong), merupakan sebuah makanan dimana

6
pengolahan beras padi disini dicampur dengan olahan singkong yang bentuknya sudah

menyerupai bubuk, sehingga menjadi rasi. Disini ketika pertama kali mencoba rasi ada

rasa aneh di mulut yaitu seperti rasa ketan hitam yang dikeringkan dan juga kasar.

Sampai ketika sudah dimakan sampai habis akan terasa sangat kenyang jika semisal

mengambil porsi rasi nya banyak dikarenakan karbohidrat yang ada di dalam singkong

lebih besar dari nasi.

Kemudian setelah mencoba rasi untuk pertama kali nya, ada aktivitas lain yaitu

untuk menginap di camping ground di daerah atas tanpa menggunakan alas kaki

karena adanya adat istiadat yang dipegang teguh disana agar kita bisa menyatu dengan

alam disana. Untuk yang pergi ke camping ground ini sudah dikhususkan untuk laki

laki pada malam hari kesatu dan perempuan menginap di homestay. Pada saat kami

menaiki berbagai banyak jalan yang penuh dengan berbagai tantangan seperti batu batu

sehingga harus berhati hati, namun pada akhirnya setelah perjalanan yang cukup

menguras energi ini sampai pula pada tempat camping ground. Di sana langsung

diperlihatkan tenda tenda yang akan kita tempati untuk 1 malam itu. Kemudian setelah

itu ada sesi untuk memasuki dan menata barang di tenda yang sudah ditentukan, lalu

semuanya berkumpul daerah tengah camping ground untuk melakukan berbagai

permainan seru dan sangat menyenangkan, ditambah lagi dengan pemandangan

mendatar seperti panorama dari atas membuat mata menjadi tergugah untuk terus

menikmati dan mendokumentasikan nya. Lalu pada saat matahari terbenam kami

melakukan aktivitas seperti makan bersama dengan menggunakan rasi beserta lauk

pelengkap nya disertai ada api unggun untuk menutup hari pertama kegiatan disana.

7
2.1.2 Kegiatan hari Kedua

Hari kedua, kami bangun saat matahari muncul sekitar jam 6, kami bangun pagi dan

melakukan aktivitas olahraga pagi dan permainan di pagi hari. Tapi tidak berselang terlalu lama

karena kita harus turun dari camping ground beserta dengan segala perlengkapan yang dibawa untuk

kebutuhan disana untuk melakukan aktivitas nantinya. Kami pun sesaat sebelum pergi sempat ada

waktu untuk berfoto bersama dan kemudian dilanjutkan dengan turun dan tentunya harus ekstra hati

hati karena ketika naik tekanan pada telapak kaki tidak sebesar ketika turun, sehingga nanti takut

tertancap batu atau segala hal yang ada di pijakan sana. Setelah sampai di bawah dan berhasil turun

kami pun membersihkan diri masing masing dengan mandi tentunya, lalu dilanjutkan dengan aktivitas

yaitu makan rasi lagi ditambah lauknya yang enak pula mengurangi beban sakit yang dirasakan ketika

menuruni berbagai pijakan anak tangga. Setelah itu kami melanjutkan aktivitas dengan membagi dua

kelompok antara laki laki dan perempuan yang sistemnya nanti saling bergantian aktivitas dimana laki

laki akan membuat kerajinan tangan dan perempuan memasak makanan olahan khas di sana.

Ketika saat membuat kerajinan tangan terbagi lah pula menjadi dua kelompok lagi antara ada

yang membuat senjata pecut dari daun kelapa dan adapula wayang dari tanaman singkong. Ketika

membuat pecut, awalnya merasa kesulitan dikarenakan antara rumitnya penjelasan yang dijelaskan

oleh akang disana atau memang rumit untuk membuatnya yang dikatakan mirip seperti teknik

mengepang rambut. Pada akhirnya dengan berbagai kesulitan itu berhasil membuat pecut yang bisa

dimainkan dengan teman teman lain namun tetap harus berhati hati jika memukulnya terlalu keras.

Setelah membuat pecut, dilanjutkan dengan membuat wayang dimana ada dua bahan yang digunakan

yaitu daun dan batang dari tanaman singkong. Tingkat kesulitan untuk membuat seni kerajinan ini

sudah mulai meningkat karena ada potensi ketika membuat wayang dari batang singkongnya dapat

patah ataupun terlalu pendek sehingga tidak bisa membuat postur wayangnya sempurna.

8
Pada akhirnya pula dengan menguras waktu yang cukup lama dan berbagai kesulitan, selesai

pula dan ada rasa gembira karena berhasil membuat wayang ini dengan kreatifitas sendiri ketika

memakaikannya dengan baju yang terbuat dari daun singkong tadi sehingga menambah keindahan

tersendiri. Kemudian setelah aktivitas keterampilan membuat produk kerajinan khas selesai

dilanjutkan dengan perpindahan lokasi ke tempat memasak salah satu makanan yang berbahan dasar

singkong yaitu egg roll dimana sudah disediakan cetakan semprong, kompor, dan bahan penunjang

masakan. Pada awalnya kami semua diperbolehkan mencoba untuk memasak di atas cetakan tersebut

beserta dengan adonan di dalamnya yang dipanaskan, lalu kami boleh mencoba hasil masakan kami

sendiri. Tentunya setelah mencoba untuk memasak dan mencicipi egg roll nya ada rasa nyaman di

lidah yaitu antara campuran manis dan juga kriuk saat di gigit, intinya bisa menjadi ketagihan ketika

mencobanya. Lalu saat kami mencoba memasak dengan menggunakan kompor lalu kami ke sesi

lainnya yaitu ada mengolah singkong menjadi tepung singkong.

Awalnya disediakan berbagai perlengkapan untuk mencoba pengolahannya kemudian

dilanjutkan dengan proses nya yaitu diawali dengan pengupasan kulit singkong, kemudian dilanjutkan

dengan perendaman di air biasa, lalu di parut, dan dikeringkan kemudian baru ditumbuh sampai nanti

di kukus namun disini hanya sampai proses penumbukan saja. Ada nya pembelajaran disini bahwa

rasi pula ada proses yang membutuhkan waktu yang lama ditambah dengan menunggu masa panen

singkong sekitar 9-12 bulan dan juga ditambah proses mengeringkan parutan singkongnya. Semua hal

itu dilakukan demi terwujudnya rasi yang dapat menjadi makanan pokok di daerah sana dalam

memenuhi kebutuhan mereka. Pada akhirnya, setelah melakukan itu kami pun dibagi ke berbagai

kelompok yang sudah ditentukan untuk menempati sesi malam kedua yaitu di homestay dimana

kelompok kami di rumah Kang Entri. Kemudian sebelum kami menempati rumah tersebut untuk

menginap satu malam di hari kedua, ada kegiatan lain yang perlu kami lakukan yaitu pastinya makan

malam dengan rasi beserta lauk yang ada kuahnya menjadi kehangatan bagi tubuh.

9
Lalu dilanjutkan dengan kegiatan lain yaitu penampilan kesenian musik di Bale Atikan

disajikan oleh para akang disana, dengan berbagai alat musik yang dimainkan yaitu ada karinding,

siter dan celempung dan di padukan dengan berbagai lirik lagu yang di rekomendasikan termasuk

lagu sekolah dan nasional maupun daerah. Setelah itu kami selesai untuk menyelesaikan kegiatan di

hari kedua dan kembali ke homestay masing masing untuk beristirahat dengan nyenyak dan damai

bersama dengan kelompok dan tuan rumah disana.

2.1.3 Kegiatan hari Ketiga

Hari terakhir, pagi cerah menyinari homestay yang kami tempati dan disuguhi dengan hawa

sejuk yang merambat di seluruh tubuh menambah kenikmatan. Kami pun dapat bangun dengan

nyaman dan tenang dan turun ke daerah titik kumpul disana untuk melakukan aktivitas di hari terakhir

yaitu pergi ke Puncak Salam, namun sebelum melakukan itu kami yang laki laki berkumpul untuk sesi

makan terakhir disana untuk mengisi perut sebelum pergi ke daerah tinggi dengan pijakan yang tinggi,

diselingi dengan pemberitahuan instruksi mengenai susunan rangkaian kegiatan di Puncak Salam.

Lalu setelah berbagai pengelompokan yang dilakukan kami mulai pergi ke daerah Puncak Salam yang

dimana berbagai tanjakan dan pijakan disana sangatlah melelahkan dan juga menyakitkan apabila

tidak berhati hati, karena jangan lupa jika disana dilarang untuk memakai segala bentuk alas kaki.

Ketika sudah dekat kami berhenti sebentar di area teduh karena disana terjadi hujan yang cukup deras

dikarenakan proses presipitasi (jatuhnya titik air karena beratnya proses kondensasi pada siklus air).

Lalu sebelum kita sampai di puncak salam kami melakukan sebuah ritual kegiatan yang masyarakat

adat disana lakukan untuk memberi rasa syukur dan terimakasih karena kami bisa sampai disini

dengan selamat lewat perantara para akang yang membantu menjadi wadah ritualnya.

Adanya alunan alat musik karinding yang merupakan alat musik ritual dan kami disuruh

untuk bermeditasi dengan menutup mata dan mendengarkan alunan karinding yang menyejukkan

indra pendengaran kita. Sampai ketika sudah selesai kami disuruh untuk membuka mata lagi perlahan

lahan, dan kami takjub dan bingung karena ada banyak kabut yang menyelimuti daerah teduh dan

membuat kami merinding dan sadar akan kebudayaan adat disana benar benar kental dan kuat.

10
Lalu setelah fenomena tersebut kami pun lanjut melangkahkan kaki kita untuk sampai pada

Puncak Salam yang sebenarnya, kami pun sampai di atas sana dan menikmati udara yang begitu

dingin, bahkan kami sampai memakai jas hujan (terutama perempuan), namun tidak salah juga karena

kami tidak sia sia ketika datang kesana, selain disuguhkan hawa yang dingin adapula pemandangan

panorama kota Bandung dan daerah sekitar yang memanjakan mata walaupun agak terhalang oleh

kabut karena kita ada di dataran 903 mdpl. Kemudian kami disana saling berbincang bincang dengan

teman lain sampai │ada suatu kejadian tak terlupakan bagi saya sendiri karena ini peristiwa yang

belum pernah saya alami seumur hidup dan berpengaruh sampai sekarang efeknya│ada suatu sesi foto

bersama dengan kelas masing masing untuk menjadi memori tak terlupakan disana.

Kemudian setelah kami melakukan sesi foto, kami pun bersiap kembali ke bawah lagi karena

jika kita naik pasti akan turun juga. Nah ini letak sengsaranya dimana setiap pijakan yang kita injak

disini dicampur dengan air hujan dan campur dengan tanah sehingga menjadi lumpur dan licin. Inilah

berbagai tantangan yang dihadapi disana bahwa kami merasakan berbagai macam rasa sakit entah itu

bagian telapak kaki maupun tangan jika semisal jatuh. Namun ketika kami sudah sampai di area

bawah kami pun langsung membersihkan diri dengan mandi tentunya, dikarenakan kondisi nya yang

mungkin sudah berantakan dengan baju basah dan kotor serta anggota tubuh yang berlumuran lumpur

dari hasil becek tentunya harus membersihkan diri sebelum kami pulang kembali ke sekolah nantinya.

Setelah kami semua sudah melakukan kegiatan bersih diri, kami pun membereskan segala

perlengkapan yang kami bawa dan bersiap untuk pulang.

Namun sesi terakhir yaitu ada penutupan yang ditutup oleh salah satu akang bernama Kang

Entri dan membuat kami sedih karena harus berpisah dengan mereka para akang dan juga ucapan

terimakasih sebesar besarnya karena telah membimbing di berbagai kegiatan di tiga hari dua malam

ini . Setelah itu kami pun melakukan sesi foto satu angkatan bersama guru guru serta para akang

untuk mengenang momen momen ini selamanya. Lalu kami pun selesai disini dan pulang

menggunakan truk tentara ke sekolah…Benar benar sebuah pengalaman yang benar benar dan sangat

menyenangkan sekali..akhir kata saya terharu.

11
2.2 Objek Live in
Objek Live in yang dimaksudkan kali ini adalah panorama alam serta objek – objek

lain yang ada di tempat Live in ini yang sekiranya menarik dan dapat diperlihatkan kepada

para pembaca sekalian. Di tempat live in pula mengambil beberapa foto disana, foto – foto

tersebut diantaranya :

*Foto 1 dan 2

 Sebuah dusun di deka kolam dan Bale Atikan dapaat dilihat dari jarak yang cukup untuk

menggambarkan suasana disana dimana dengan cuaca agak mendung ditambah lagi

dengan suasana menyenangkan karena kami dapat berkegiatan disana dengan bantuan

bimbingan dari para akang disana.

* Foto 3 dan 4

 Foto salah satu alat musik yang bernama angklung buncis.

12
*Foto 5 dan 6

 Foto proses perjalanan menuju camping ground tanpa menggunakan alas kaki dan juga

ada foto pemandangan lingkungan hutan di sana yang begitu asri dan indah.

* Foto 7 dan 8

 Foto salah satu makanan tradisional disana yang bernama rasi (beras singkong) dan

adapula foto lauk pauk yang menjadi bahan pendukung untuk makanan yang ada

disana.

13
*Foto 9 dan 10

 Foto suasana saat hari pertama yaitu yang pertama bermain puzzle infografis Kampung

Adat Cireundeu dan juga ada permainan yang menggunakan anak panah bernama dart

dan disini dimainkan dengan cara di lempar ke tujuan yang di instruksikan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengalaman di Kampung Adat Cirendeu ini mengajarkan banyak sekali hal untuk

diserap dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari kita dari budaya hidup bersih, budaya

mengenal berbagai adat istiadat agar bisa saling toleransi dan juga semangat ikatan

persaudaraan yang merupakan unsur kemanusiaan pada diri kita masing masing dan banyak

hal lainnya yang dapat dipetik. Maka, pengalaman disini mengajarkan bahwa kita menjadi

sadar dan tahu bahwa ada Kampung Adat Cireundeu yang merupakan salah satu kampong yang

unik disini dengan salah satu kebudayaan yang mencolok yaitu terletak pada makanan pokok

nya yang berbahan dasar singkong dan dicampur dengan nasi, sehingga menjadi rasi. Oleh

karena itu dari semua hal pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada nya rasa kepuasan

tersendiri karena bisa menikmati segala pengalaman yang dapat diingat, didengar, dan

dirasakan serta pula mengambil berbagai amanat maupun pesan moral dari kegiatan yang

dilakukan ini agar diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan kita sehari hari bersama

dengan orang orang di perkotaan dan dihubungkan dengan orang orang di daerah pedesaan.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, karena semua atas dasar

pengalaman pribadi, kedepannya penulis akan lebih fokus dan teliti dalam menjelaskan tentang

laporan kegiatan di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tertunda dapat

dipertanggung jawabkan. Mohon untuk bantuan dan bimbingannya.

15

Anda mungkin juga menyukai