Anda di halaman 1dari 4

Drama tema Isra` dan Mi`raj berjudul Sebuah Misi

Drama Isra` dan Mi`raj

7 orang

Fitri sebagai narator

2 anak yg bermain Nawal dan Arifia

1 orang Murid yang adzan Daudi atau Ozan

4 yang bercerita tentang isra dan mi`raj Nabi (Nafila, Ozan, Daudi, Heliya)

Assalamu’alaikum wr wb. Kami dari anggota ekskul teater ingin menampilkan sebuah drama yang
berjudul sebuah misi, selamat menyaksikan..

Sinopsis

Disebuah asrama sekolah pada jam bermain di hari libur, terlihat beberapa anak yang bermain di
lapangan. Ditengah-tengah mereka asik bermain terdengar suara adzan berkumandang. Semua anak
menghentikan aktifitas bermainnya, namun ada 2 orang anak yang enggan untuk beranjak dari
tempat bermain ketika adzan telah berkumandang. Setelah yang lain selesai sholat, ada seorang
anak yang memperhatikan dan mempertanyakan 2 anak yang masih bermain di lapangan dan
menegurnya. Teguran itu pun tidak membuat 2 anak itu beranjak dari tempatnya bermain.
Kemudian anak yang menegur pun memiliki inisiatif untuk menyadarkan anak-anak yang
meninggalkan sholat karena bermain. Setelah mendapatkan cara, ia pun mengajak teman-temannya
untuk membantu menyadarkan 2 anak yang menjadi target dari misi penyadaran itu.

~Sebuah Misi~

Pembuka cerita

Narasi -- Di Suatu pagi Minggu, anak-anak asrama sekolah Tahfidz Terpadu An Najah tengah
menikmati kegiatan libur mereka dengan berbagai macam kegiatan, salah satunya bermain di
lapangan utama. Nafila, Heliya, Arifia, Nawal dan teman-teman yang lain merupakan beberapa dari
200 anak yang sedang asyik bermain.

Scene anak2 bermain di lapangan

(Anak-Anak bermain di lapangan)

Narasi -- Setelah beberapa jam mereka bermain, tidak terasa waktu cepat berlalu, waktu dzuhur pun
telah tiba, terdengar suara adzan yang dikumandangkan oleh salah satu anak di Masjid sekolah
mereka.

Scene anak-anak bermain, ditengah-tengah bermain mendengar adzan dan menghentikan


kegiatannya. Kemudian bergegas untuk membersihkan diri dan berwudhu`
(si Ozan Adzan/Daudi Adzan)

Nawal dan Arifia terlihat tetap bermain meskipun mendengar Adzan.

Nafila yang melihat mereka pun mengajak Arifia dan Nawal untuk bergegas ke tempat wudhu’.
Namun tidak juga beranjak dari lapangan.

Nafila : Nawal... Arifia... udah adzan, ayo cepetan ke Masjid buat sholat jamah.

Arifia dan Nawal : (menoleh ke arah Nafila dan hanya mengagguk) “duluan aja kak” sahut
Nawal

Nafila : Cepetan yaa...

Setelah mendengar jawaban mereka berdua, Nafila pun bergegas meninggalkan mereka berdua
melanjutkan langkahnya ke tempat wudhu.

Scene sholat Jama’ah selesai

(imam salam) dan sholat jama’ah pun selesai anak-anak keluar

(Arifia dan Nawal masih asyik bermain)

Narasi – di saat anak-anak yang lain keluar dari masjid, Arifia dan Nawal masih terlihat asyik bermain
tanpa beranjak sedikit pun. Nafila pun terherah melihat mereka yang belum memiliki kesadaran
akan pentingnya sholat dan kewajiban sholat. Ia pun terlihat berpikir dan mencoba mencari cara
agar dapat membuat teman nya itu menyadari pentingnya sholat. Tidak lama setelah berpikir,
sepertinya Nafila pun mulai mendapatkan cara menegur temannya dengan cara yang berbeda.

Nafila : Hei Ozan, Daudi, Heliya.. kemari deh (sedikit berteriak memanggil teman-temannya)

(Ozan, Daudi dan Heliya mendekat ke Nafila)

Heliya : ada apa Fil?

Ozan dan Daudi : terlihat penasaran

Nafila : kalian mau bantu aku nggak?

Ozan, Daudi dan Heliya : bantuin apaan?

Nafila: jadi gini, kalian liat mereka kan? Nah, mereka itu dari tadi belum sholat dzuhur, aku
udah ajak mereka buat sholat jama’ah tadi, tapi ternyata sampai kita selesai sholat pun
mereka engga pergi ambil wudhu’.

Ozan : udah lah, marahin aja mereka, atau kita laporin ke ustadz biar dikasih perbaikan. Biar
tau rasa mereka.

Heliya: Hush, kita pasti punya cara lain buat menyadarkan mereka kalau meninggalkan sholat
itu perbuatan yang salah. Enggak harus selalu dengan dimarahin.

Nafila: iya, bener itu.


Daudi : gimana kalo kita ceritain tentang Isra’ Mi’raj nya Nabi Muhammad aja? Kan sholat itu
salah satu oleh-oleh yang dibawa Nabi buat Umatnya kan?

Nafila, Ozan dan Heliya: Bener banget... (mereka menyetujui rencana Daudi)

Narasi – mereka (Ozan, Daudi, Heliya dan Nafila) bergegas mempersiapkan untuk memberikan cerita
salah satu perjalanan Nabi kepada adik-adik kelas yang lain. Setelah semua sudah siap, Ozan dan
Daudi terlihat mengajak adik-adik yang lain menuju sebuah tempat yang sudah mereka siapkan
untuk memberikan cerita. Begitu pula dengan Nafila dan Heliya, mereka juga terlihat mengajak adik-
adik dan teman-teman untuk mendengarkan cerita. Nawal dan Arifia pun terlihat penasaran, dengan
apa yang dilakukan oleh teman-teman yang lain. Melihat teman-teman yang lain bergerombol dan
duduk rapi, Nawal dan Arifia mendekati segerombolan teman-temannya yang duduk rapi
menghadap 4 kawan nya (Heliya, Daudi, Ozan dan Nafila). Saat rencana mereka berhasil (Nawal dan
Arifia mendekati tempat itu) mereka pun memulai cerita itu dengan pertanyaan.

Nafila: Siapa yang yang tau apa oleh-oleh yang dibawa Nabi ketika Isra’ dan Mi’raj? (Nafila
memulai)

Ozan : Kami punya oleh-oleh itu.. ada yang mau gk? (sahut Ozan)

Nawal dan Arifia : kami mau dong oleh-oleh itu...

Heliya : tapi, oleh-olehnya itu harus dijaga dengan baik. Perjalanan Nabi membawa oleh-oleh
itu lumayan berat dan penuh perjuangan, dan perjalanannya pun merupakan perjalanan yang
luar biasa. Di muka bumi ini belum ada manusia yang bisa melakukan perjalanan seperti yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad.

Daudi : bener banget. Jadi ketika kalian sudah mengetahui dan mendapatkan oleh-oleh itu,
harus kalian jaga dengan baik.

Nafila : jadi, sebelum kami kasih tau oleh-oleh itu, kami akan ceritakan sedikit dari perjalanan
Nabi sehingga mendapatkan oleh-oleh itu dari Allah. Baiklah, begini ceritanya. jadi pada suatu
malam, Nabi diminta oleh Allah melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis/Yerussalem dan
perjalanan ini disebut dengan isra`menggunakan Buraq.

Ozan : oiya, perjalanan dari Mekkah ke Yerussalem itu jaraknya jauh banget, kalau naik mobil
mungkin akan menghabiskan waktu beberapa Jam, tapiii... Allah kasih kendaraan yang luar
biasa cepat. Yaitu Buraq, jadi menggunakan Buraq itulah Nabi melakukan perjalan dengan
sangat sebentar, bahkan gak sampai berjam-jam.

Daudi : nah perjalan beliau berlanjut, setelah dari Yerussalem, beliau Sholat 2 rakaat di Baitul
Maqdis/ yang sekarang terkenal dengan masjidil Aqsa. Setelah itu Nabi diperintahkan Allah
naik ke langit bersama malaikat Jibril dan naik nya Nabi ke langit, hingga langit ke 7 atau yang
disebut dengan Mi`raj.

Heliya: perjalan Nabi dari langit ke langit itu bertemu dengan Nabi-Nabi terdahulu, dan para
Nabi yang ditemui oleh Nabi Muhammad mendoakan Nabi Muhammad. Hingga sampailah
Nabi Muhammad ke Langit yang ke 7. Di langit ini lah Nabi mendapatkan oleh-oleh ini.
Nawal : apa itu oleh-olehnya? (Tanya nawal)

Nafila : Sholat 5 waktu dalam sehari.. (Nafila tersenyum menjawabnya)

Arifia : kalau kita enggak sholat, emang kenapa?

Ozan : masuk neraka lah...! (bernada marah)

Daudi : Sabar Zan, dia kan nanya. Jangan langsung ditakut-takuti begitu..

Nafila : jadi gini, Nabi itu dapat perintah untuk disampaikan ke umatnya engga segampang itu,
Nabi bolak-balik meminta keringanan sholat karena rasa sayang beliau untuk umatnya. Yang
awalnya mendapat 50 rakaat setiap siang dan malam, hingga sampai 5 waktu sholat wajib
seperti yang kita lakukan setiap hari setelah adzan berkumandang.

Heliya : iya, Nabi sayang sama kita.. cinta sama kita, hingga bolak balik minta keringanan
jumlah raka`at sholat. Perjuangan beliau itu gak mudah mempertahankan agama ini agar
sampai ke kita sekarang. Masa kita acuh atau engga mau melaksanakan sholat. Dengan rasa
cinta kita ke Nabi, seharusnya kita melaksanakan perintah itu. (Heliya tersenyum setelah
menyelesaikan pembicaraannya)

Ozan : siapa yang mau masuk Surga dan bertemu dengan Nabi Muhammad?

(Semua anak-anak mengangkat tangan dengan semangat)

Nafila : jadi, jangan sekali-sekali kita meninggalkan shalat dengan sengaja ya teman-teman.
Kalau dengan suara Adzan, cepet-cepet deh buat siap-siap wudhu dan shalat. Itu adalah salah
satu bukti kita mencintai Nabi Muhammad sebagai umatnya.

(semua anak terlihat senang dan bersemangat mengiyakan perkataan Nafila)

Narasi – setelah mendengar cerita yang disampaikan teman-temannya itu, Nawal dan Arifia
bergegas untuk meninggalkan tempat itu dan pergi ke tempat wudhu’ dan cepat-cepat
mereka pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur yang belum mereka kerjakan. Dan
mereka berdua berjanji kepada diri sendiri untuk tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu.

Narator -- Sekian drama dari ekskul teater, sebelum kami akhiri kami ucapkan terimakasih
banyak kepada teman-teman yang sudah memperhatikan dan menyimak cerita. Dan kami
memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan selama pembawaan cerita tadi. Kami
akhiri

Wassalamu’alaikum wr wb..

Anda mungkin juga menyukai