BABAK I
ADEGAN 1
ADEGAN 2
BABAK 1
ADEGAN 3
BABAK 1
BABAK II
ADEGAN 2
BABAK III
ADEGAN 3
Di dalam penjara
(Yusuf masuk bersama pengawal)
Pengawal : Anggaplah ini rumah anda sendiri saja, Yusuf.
Yusuf : Sejak tujuh tahun yang lalu aku sudah menganggap rumah ini sebagai rumahku
sendiri.
Pengawal : Kenapa perkaramu tidak pernah disidangkan ?
Yusuf : Tidak mungkin bisa disidangkan.
Pengawal : Kenapa ?
Yusuf : karena aku tak mempunyai perkara apapun.
Pengawal : Oh, jadi engkau difitnah ? Kenapa engkau tidak mengajukan permohonan
kepada sufir atau pengadilan ?
Yusuf : Saya kira tidak gunanya. Dan aku telah menganggap kamar ini sebagai rumah
sendiri, bukanlah tadi begitu ? lagi pula tidaklah aku sendirian menjalani nasib seperti ini.
Tahukan engkau bahwa sebenarnya banyak orang-orang yang nasibnya menjadi
permainan para penguasa mendekam bertahun-tahun di penjara tanpa adanya
pengadilan atas perkara yang dituduhkan kepada mereka ?
Ya, itulah kehidupan dunia. Hanya merupakan permainan semata.
Pengawal : Nampaknya engkau memang lebih berharga daripada aku, Yusuf.
Selamat tinggal, aku ada tugas (keluar)
Yusuf : Selamat bertugas kawan. Semoga engkau merasa berbahagia. Terali ini, dinding
ini, atap ini, pintu ini, ya, kamar ini, dan dia, pengawal yang merasa sial itu. Setiap pati,
setiap sore, setiap siang, setiap malam. Kamu semua, tidak jemu-jemunya selalu muncul
di sekelilingku. Tidak pernah berganti. Apakah kamu benci kepadaku ? Oh, saya rasa
tidak. Apakah aku benci kepadamu ? Aku jadi malu. Mengapa aku harus membenci kamu
yang selalu setia kepadaku ? Mengapa aku harus membenci kamu yang selalu akrab
kepadaku ? Mengapa aku harus membenci kamu yang secara ikhlas menemaniku ?
Setidak-tidaknya aku tidak membenci kamu semua. Kamu adalah temanku. Dan aku
adalah temanmu.