Anda di halaman 1dari 8

Naskah Drama

Kisah Nabi Yusuf alaIhissalam


Belajar ihwal cinta dan memaafkan dari kisah Nabi Yusuf alahissalam

PROLOG : Sebuah kisah yang diambil dari Al-Quranul karim....kisah seorang nabi Allah yang tampan dan
bijaksana, Tiada marah, tiada dendam. Dialah Nabi Yusuf as.

Dikisahkan disebuah negeri,  hiduplah seorang ayah yang berjulukan Ya’kub AS. Beliau memiliki 9 orang anak. Pada

suatu hari terjadilah perbincangan di Kan’an yakni di rumah Nabi Ya’kub.

Yusuf : . Assalaamu’alaikum, ayah

Ya’kub : Wa’alaikumsalaam warahmatullaahi wabarokatuh, anakku. Bagaimana tidurmu semalam, nak ?

Yusuf : Semalam nanda dalam keadaan baik, ayah. Malam yang sangat menyenangkan sekali.

Ya’kub : Oh, syukurlah wahai anakku.

Yusuf : Wahai ayahku, semalam nanda bermimpi indah sekali, ayah.

Ya’kub : Oh, benarkah ? apakah gerangan mimpimu wahai anakku ? Coba tuturkan

Yusuf : Ananda bermimpi melihat sebelas bintang, beserta matahari dan bulan, mereka semua bersujud kepada nanda.

Ya’kub : Oh, anakku, Yusuf, cahaya indah (memeluk). Mimpi itu jangan engkau ceritakan kepada saudara-saudaramu, ya nak ?

Yusuf : Baik, ayah. Tidak akan nanda ceritakan kepda saudara-sudara nanda, mimpi itu.

Ya’kub : Ya, sebab mereka akan iri hati kepadamu, lalu hati mereka akan digoda oleh syaitan agar mereka benci kepadamu dan berbuat
jahat mencelakakan dirimu.

Yusuf : Oh, kenapa begitu, ayah. Adakah mimpi ananda mempunyai arti, ayah ?

Ya’kub : Tentu, itu sudah tentu, anakku. Arti mimpi itu sangat penting bagi mu dan juga bagi seluruh keluarga Ya’kub. Ketahuilah, anakku.
Bahwa itu berarti Allah telah berkenan memilih engkau, anakku, dan berkenan pula memberimu ilmu untuk memahami kejadian-kejadian,
termasuk kejadian-kejadian dalam mimpi.

Yusuf : Maa syaa Allah...

Ya’kub : Memang, anakku, dan Allah masih akan menambahkan kenikmatan kepadamu, nak.

Tidak lama kemudia masuklah beberapa saudara Yusuf.

Yuda : Assalaamualaikum..Salam dan barokah Allah untuk ayah (mereka menyalami Ya’kub).

Ya’kub : Waalaikumsalaam wahai anak-anakku, bagaimana keadaan kalian?

Yuda : Alhamdulillah, kami semua baik-baik saja Ayah!

Yakub : alhamdulillaah, Sekarang, bantulah ibu kalian di rumah, aku akan keluar bersama Yusuf, sebentar lagi aku kembali.

(Yakub pun keluar bersama Yusuf).

Samon : Yuda, bagaimana ? bagaimana saudara-saudara ? Ayah semakin mengasihi Yusuf dan memanjakan Bunyamin. Apakah kita akan
tinggal diam begini saja, tidak berusaha sesuatu ?

Rofail : Yuda, engkau yang paling besar. Lihatlah, Semua pekerjaan yang melaksanakan kita. Setiap hari kita bekerja keras diladang, kita
tetap diabaikan oleh ayah. Tetapi, Yusuf dan Bunyamin, yang masih kecil-kecil, belum bisa bekerja, dicintainya dengan sepenuh cinta,
sampai kita tidak mendapat perhatian sama sekali. Semua kasih sayang ayah dicurahkan kepada Yusuf.

Lawath : Tidak ada jalan lain, kecuali menyingkirkan Yusuf, ktia harus bertindak, bagaimana, Yuda ? Kalau menurut pikiran saya, mudah.
Singkirkan saja Yusuf, yakni dibunuh.

Yuda : Baik memang, tetapi bagaimana kita bisa melaksanakan hal itu, sedangkan Yusuf selalu bersama ayah siang malam ?

Yuda : Begini saja kita sembunyikan saja Yusuf di dalam sebuah sumur yang tidak jauh letaknya dari ini. Saya sudah tahu tempatnya.
Hampir setiap hari pasti ada rombongan kafilah yang singgah disana untuk mengambil air. Apabila mereka menimba di sumur itu, Yusuf
diketemukan dan diambilnya. Kita tinggal mengintai saja. Kalau sudah diambil, Yusuf kita akui sebagai budak yang melarikan diri dan
bersembunyi disumur itu. Kita minta mereka membelinya dari kita. Mereka pasti mau asal tidak mahal. Maka jatuhlah Yusuf sebagai budak
bersama kafilah dan tidak mungkin bisa kembali.

Danil : Baik sekali rencanamu, Yuda. Tetapi bagaimana kita bisa mengajak Yusuf, kalau siang malam selalu bersama ayah ?

Yuda : Saya punya rencana begini : kita berpura-pura akan mengadakan tamasya ke Jabal. Kita buat rencana itu sangat menyenangkan,
agar Yusuf tertarik dan ikut serta, dan ayah pasti akan mengijinkan walaupun terpaksa.

Danil : Ya, baik sekali. Mari kita lakukan, kapan ?

Yuda : Sekarang juga. Awal kita harus kelihatan bersungguh-sungguh semua harus turut membujuk ayah dengan halus. Mari kita bersiap-
siap, Itu ayah sedang menuju kemari.

Setelah mereka berhasil menyusun rencana untuk mencelakai Yusuf, datanglah Ya’kub bersama Yusuf.

Ya’kub : Assalaamualaikum, wahai anakku, kalian masih berkumpul saja disini ? kenapa belum mulai bekerja ?

Yuda : Waalaikumsalam. Sebentar lagi, ayah. Kami sedang merencanakan akan bertamasya ke Jabal, ayah. Sudah agak lama kami belum
bertamasya selama musim bunga tiba. Kami ingin menikmati pemandangan indah, hawa sejuk nyaman, melihat warna-warni bunga yang
sedang mekar, kemudian mandi di telaga yang bening.

Ya’kub : Kalian akan mengadakan tamasya ke Jibal ?

Boleh, asal semua pekerjaan sudah kamu selesaikan semua.

Yuda : Kami mohon Yusuf boleh ikut, ayah ? agar senang nanti di sana.

Ya’kub : Yusuf akan diajak serta ? jangan. Ia belum cukup kuat untuk berjalan jauh seperti kalian.

Danil : Jangan khawatir, ayah. Kami tidak akan berjalan terus menerus. Kami akan selalu berhenti ditempat-tempat yang teduh, sehingga
Yusuf nanti tidak akan merasa lelah.

Yusuf : Apakah saya boleh ikut serta, ayah ?

Yuda : Tentu Suf, ayah tentu tidak akan berkeberatan engkau ikut serta bergembira bersama kami. Bukankah begitu, ayah ?

Ya’kub : Sebenarnya hatiku risau ditinggal pergi engkau, Yusuf, anakku, tetapi jika engkau ingin turut serta dan supaya kakak-kakamu tidak
kecewa, aku terpaksa mengijinkan. Tetapi aku pesan, dan ingat-ingatlah pesanku ini, wahai anak-anakku. Jagalah baik-baik adikmu, Yusuf,
jangan dilupakan menjaganya, dan berhatilah-hatilah.

Yuda : Terima kasih, ayah. Kami akan bersiap-siap sekarang.

Di Kan’an di tepi sumur, tempat peristirahatan kafilah. Yusuf berdasarkan apa yang dikatakan saudaranya. Tanpa curiga
sedikitpun, jikalau belakang layar saudaranya menyimpan niat jelek kepadanya. Dan dikala Yusuf lengah ke 7 saudaranya meringkus
Yusuf dengan sangat mudah. Pukulan kecil dikepalanya, menciptakan Yusuf jatuh pingsan. Saudaranya melucuti pakaian Yusuf dan
membuang Yusuf kedalam sebuah sumur ditengah hutan. Sebelum pulang tak lupa mereka melumuri pakaian Yusuf dengan darah
kelinci. Mereka tersenyum penuh kemenangan. Sementara itu, dirumah Bunyamin dan Ya’kub sang ayah menunggu dengan cemas.
Ya’kub merasa ada sesuatu yang terjadi pada anaknya. Hingga sore tiba..........ke 7 saudara Yusuf pun tiba dengan tergopoh-gopoh.

Bunyamin : Ayah. Mereka sudah nampak sedang berjalan.

Ya’kub : Pergilah lagi ke jalan sana. Jemputlah kakakmu Yusuf.

Benyamin : Mereka semua menangis, ayah.

Ya’kub : Kenapa ? mereka pada menangis ? YaaAllah ! ada apa gerangan ?

(masuk Yuda bersaudara membawa baju kamis Yusuf yang berlumuran darah)

Oh, ada apa ? Yusuf. Mana Yusuf ? Dimana Yusuf ? Yuda ! Dimana Yusuf ? kenapa kamu menangis saja, Yuda ? Danil, di mana Yusuf ?

Yuda : Ayah..

Ya’kub : Kenapa kamu menangis saja ? sakitkah ? apakah Yusuf sakit ?

Yuda : Ini bajunya, ayah.

Ya’kub : Apa yang terjadi kepanya ? Lukakah ia ? Dimana ia sekarang ? Jangan menangis saja. Diamlah!

Yuda : Ayah, kami mohon ampun, ayah.

Ya’kub : Kenapa ? Dimana Yusuf ?

Yuda : Yusuf dimakan srigala, ayah.


Ya’kub : innalillaahi. YaAllah.. apa yang sedang kalian bicarakan? Dimakan srigala ? Ah, tidak. Tidak mungkin. Bukankah kalian selalu
berkumpul ? Bukankah kalian selalu menjaga Yusuf ?

Danil : Waktu kami sedang asyik berlomba-lomba memburu kelinci, Yusuf kami suru menunggu burung-burung. Kami asyik berlari-lari
sampai jauh. Waktu kami kembali, kami dapati hanya baju Yusuf saja yang tertinggal dan sudah berlumuran darah. Srigala telah memangsa
Yusuf. Inilah bajunya, ayah.

Ya’kub : YaAllah Yusuf ! Nak, Dimana engkau sekarang, Yusuf, anakku ?

Tidak. Ini tidak mungkin terjadi.

Yuda ! kamu telah mencelalakan Yusuf, saudaramu sendiri. Inilah tipu dayamu sendiri. Tidak mungkin Yusuf dimana srigala. Ini bajunya
masih utuh. Tidak mungkin. Kamulah yang menipu. Kamulah yang tertipu oleh nafsumu sendiri. Ketahuilah, kesabaran nantinya akan
membawa kebahagiaan. Kesabaran akan membawa keelokan. Aku akan bersabar menerima musibah ini, sebab kesabaran adalah
keindahan.

Yuda : Kami sudah menduga bahwa ayah takkan percaya kepada kami meskipun jujur, tidak bohong.

Ya’kub : Yah, itu terserah kalian.!

Ketahuilah, Allah maha penolong, DIA akan menolong Yusuf.

YaAllah ! Tolonglah Yusuf, anakku, Engkau, yang Tuhan Maha Penolong.

Bunyamin, mari ikut aku

(Ya’kub keluar bersama Bunyamin dan diikuti mereka)

Sementara itu, di tepi sumur tempat pemberhentian kafilah, tempat dimana Yusuf dibuang oleh saudara-saudaranya, datanglah 2
orang musafir dengan membawa ember dan tali. Mereka hendak mengambil air di sumur itu.

Musafir I : Coba lihat. Seperti baru terjadi apa-apa di sumur ini.

Musafir II :Kamu ini mau apa ? Kita ini kan musafir, bukan pencuri jejak-jejak orang lain. Itu untuk-untuk kita sudah kehausan. Lekaslah
ambil air, jangan berfikir yang bukan-bukan, kawan. Sudahlah..Mari kita ambil air sekarang. Turunkan ember ini.

Ayo ! (mereka menurunkan ember bersama-sama).

Musafir I : Sungguh ini sangat berat.. Hei, apa itu ? coba lihat ! ada anak di dalam sumur. Anak yang sangat tampan sekali. Ayo kita angkat
perlahan-lahan.

Musafir I : Hai, anak muda. Kenapa engkau berada di dalam sumur ?

(datanglah Yuda dan Danilyang sedari tadi sudah mengintai tempat tersebut)

Yuda : Hai musafir. Anak ini adalah budak kami yang melarikan diri. Kami sudah payah mencari kemana-mana tidak menjumpainya. Tapi
bersembunyi di sini rupanya.

Musafir I : Saya tidak tahu-menahu urasanmu anak-anak muda. Anak ini saya ketemukan disni, di dalam sumur ini.

Yuda : Betul, kamu telah menemukannya di dalam sumur, tetapi anak ini adalah budak kami.

Danil : Wahai musafir, apakah kamu menghendaki budak ini ?

Musafir I : Ya, kami menghendakinya, dan maksudmu bagaimana ?

Danil : Kalau begitu ambillah. Dan bayarlah kepada kamu seberapa kamu mau. Aku tidak mau mahal. Sebab budak ini sudah tidak berharga
lagi bagi kami. Ia sudah melarikan diri. Belilah dengan harga seberapa saja, agar sah menjadi milikmu.

Musafir I : Baiklah, bagaimana kalau ku bayar 20 dirham, maukan kamu ?

Danil : Dua puluh dirham ? Baiklah. Bayarlah sekarang .

(Sesudah menerima bayaran)

Yuda : Lebih baik kamu sembunyikan saja budak ini bersama barang-barangmu.

Musafir I : Ya, sudah tentu. Aku tidak mau orang-orang lain turut campur dengan urusan ini.

Setelah mereka menjual Yusuf, mereka kemudia pegikembali ke rumahnya dengan kemenangan. Sementara itu, kedua musafir membawa
Yusuf pergi dan hendak menjualnya kepada seorang raja Mesir yang sudah lama tidak memiliki anak.

Musafir I : Wahai saudaraku, aku ingat sekarang. Dia pasti mau membeli dengan harga mahal, pasti. Aku sudah kenal baik dia. Orang
berpangkat tinggi, kaya raya dan tidak mempunyai anak.

Musafir II : Hah ? Siapa dia ? Siapa yang engkau maksud?


Musafir I: Kau ingin tahun ? Nah sekarang dengarkan dengan baik. Dia adalah seorang Raja bernama Potifar, Perdana Menteri Mesir. Dia
kaya raya, dermawan, lagi tidak mempunyai seorang anakpun. Aku yakin sekali apabila ia melihat budak ini, pasti sangat tertarik hatinya.
Berapa saja kita minta, pasti dia tidak berkeberatan membayarnya.

Musafir I: Ya, pasti. Mari kita berangkat !

Sesampainya di Mesir.di istana Raja Potifar Aziz, yakni seorang Raja kaya raya. Beliau mempunyai istri bernama Zulaikha dan sudah lama
tidak memiliki anak.

(Masuk Potifar, diikuti oleh Musafir I dan Musafir II)

Raja Potifar : Tuan-tuan, kapan tiba di Mesir ?

Musafir II : Kami tiba semalam, tuanku.

Raja Potifar : Lama kita tidak bersua. Bagaimana khabarnya ?

Musafir I: Baik-baik tuanku, semoga tuanku bertambah jaya.

Raja Potifar : Ada membawa dagangan berharga, tuan-tuan ?

Musafir I: Ada, tuanku. Kami khusus membawa untuk tuanku.

Raja Potifar : Barang apa itu ? Coba bawa kemari.

Musafir II : Baik tuanku. (Keluar dan sebentar kembali lagi)

(Masuk musafir mengirimkan Yusuf )

Inilah tuanku. Seorang budak pilihan yang sengaja saya pilih buat tuanku.

Raja Potifar : Ya ? Oh, ajaib sekali. Aku telah lama mengharap-harapkan yang semacam ini, tetapi belum tiba. Ajaimb, diwaktu akhir-akhir
ini aku merasa akan menemukannnya. Pucak dicinta, ulam tiba. Tuan-tuan, dengarkanlah. Sebenarnya sudah lama aku merasa bosan
hidup di cekam kesepian, tanpa seorang anak yang dapat menghidupkan suasana kebatinanku.

Siapa nama budak ini ?

Musafir I: Oh, aku hampir lupa menanyakannya. (kepada Yusuf) siapa namamu nak?

Yusuf : Saya Yusuf.

Raja Potifar : Engkau Yusuf. Nama yang baik pada wajah yang baik.

(Kepada Khadam yakni pengawal Raja)

Khadam, ambil minuman anggur yang paling baik, lima (Khadam keluar)

Sudah lama saya berusaha untuk mendapatkan hiasan dalam rumah ini. Namun masih belum dikabulkan oleh Tuhan. Rumah ini hingga
saat ini masih tapi gersang, membosankan.

(Masuk khadam membawa minuman anggur)

Ha, silahkan tuan-tuan minum, dan juga engkau Yusuf.

Khadam, tuan puteri dimohon datang kemari, Ya ?

Khadam : Baik, tuanku (keluar)

(masuk Zulaikha dikawal Khadam dan diiringi oleh Sona)

Wahai Zulaikha, lihatkan anak muda ini. Ada hal-hal ajaib di dalam dirinya. Kuharap akan berkenan dalam hatimu untuk menerimanya
sebagai kuntum bunga penyegar rumah tangga kita. Semoga membawa keindahan dalam kehdiupan kami. Atau akan kami angkat menjadi
seorang anak kami yang akan menjadi pewaris kami.

Zulaikha : Oh, tentu dapat, dengan segala senang hati. Aku telah lama merindukan hadirnya seorang anak di tengah-tengah keluarga kami.
Namun tak kunjung tiba. Tetapi akhir-akhir ini aku ditumbuhi semacam perasaan gembira, seolah-olah aku akan mempunyai seorang anak.
Dan ajaib sekali, kini terkabul. Siapa namamu, nak ?

Yusuf : Saya Yusuf

Zulaikha : Oh, namanya indah sekali. Sesuai dengan wajahmu. Adakah engkau senang tingal disini bersama kami ?

Yusuf : Saya merasa senang juga tinggal disini.

Zulaikha : Sona, siapkan pakaian yang bagus-bagus dan bawa kemari dan bawalah selengkap-lengkapnya kemari, serta siapkan makanan
yang istimewa, yang lezat-lezat dan segar.
Sona : Baik, tuan puteri.

Zulaikha : Yusuf, Katakan saja kepada khadam atau Sona, atau saya sendiri, apa yang engkau inginkan.

Zulaikha : Khadam, Sona ! Kalian harus berlaku hormat kepada tuan muda Yusuf ini. Patuhilah segala perintahnya. Layanilah sebagai
tuanmu sendiri.

Khadam : (bersama-sama Sona) baiklah tuan puteri.

Tiga belas tahun kemudian, tumbuhlah Yusuf menjadi seorang laki-laki yang sangat tampan. Di Mesir, di Istana Raja Potifar masuklah
Zulaikha dengan keadaan gelisah, bolak-balik ke cermin, lalu datanglah Yusuf.

Zulaikha : Yusuf, duduklah agak sejenak disni, disisiku. Ingin aku menanyakan sesuatu kepadamu, Yusuf.

Yusuf : Baik, ibu.

Zulaikha : Engkau sudah cukup dewasa, Yusuf. Adakah engkau menyadari hal itu ?

Yusuf. Berilah aku setetes embun pada bibirku. Kasihilah aku seteguk anggur penghangat pada mulutku.

Kemudian Zulaikha bangkit mengunci pintu.

Yusuf, berilah aku, Yusuf. Mari dekati aku, Yusuf. Marilah Yusuf. Aku sangat haus.

Zulaikha : (bangkit memeluk Yusuf) Yusuf, aku tak tahan lagi, aku akan mati, ayolah.

Yusuf : Astaghfirullaah. Tidak. Jangan ibu. Itu satu dosa besar, ibu ( Yusuf meronta hendak lari, tetapi dipegangi pada bajunya) .

Zulaikha : (Merapatkan diri dengan menarik kuat baju Yusuf), wahai Yusuf aku tahan lagi. Aku tak mampu lagi. Kasihinilah, Yusuf.

Yusuf : Jangan, ibu. Jangan (meronta melepaskan diri dan lari menuju pintu tetapi sempat di raih bajunya oleh Zulaikha dan ditariknya
sekuat tenaga sampai sobek) jangan gila.

Zulaikha : Engkau kejam, Yusuf, engkau kejam kepadaku. sangat kejam sekali.

Yusuf : (meraih slot pintu dan membukanya dengan berhasil.

Raja Potifar : Ada apa, Zul, Yusuf. Ada apa, Yusuf ?

(Hening)

Zulikha : Wahai, kanda. Yusuf, kanda. Ia hendak berbuat yang tidak baik kepadaku.

Raja Potifar : Yusuf, betulkah demikian ?

Yusuf : Ayahanda, itu tidak benar, ayahanda. Ibunda yang menggoda dan memperdayakan nanda, untuk menurut keinginannya, ayahanda.

Raja Potifar : Betulkah demikian, Zul ?

Zulaikha : Sungguh memalukan anak itu, kanda.

Wahai Potifar : Hai, siapa yang benar diantara kalian ? Kenapa kau berdua tidak mengaku terus terang saja ? Mengapa kamu berdusta ?
Katakan dengan jujur, supaya aku dapat mengambil keputusan.

Zulaikha : Kanda, aku adalah isterimu, kenapa engkau tidak percaya ? Kenapa tidak engkau bela ? Kenapa tidak pertahankan
kehormatannya ? Apakah kanda sudah tidak mencintaiku ? sudah tidak percaya kepadaku.

Raja Potifar : Khadam, panggilkan Hakim Azora supaya kemari.

Khadam : Baik, tuanku (keluar)

Raja Potifar : Zulaikha, tinggalkan aku sendirian di sini.

Yusuf, tinggalkan aku sendiri di sini.

(Zulaikha dan Yusuf keluar)

Tak lama itu, datanglah Hakim Azora, dan Raja pun meminta hakim agar perkara ini tidak bocor keluar. Apalagi sampai
dicium oleh juru warta. Sebab nanti akan menjadi pelecehan yang tidak baik dikalangan masyarakat. Raja meminta adanya semacam
penyelesaian atau setidak-tidaknya jawaban atas tanda tanya besar yang melingkar-lingkar di dalam pikirannya, sehingga Hakim bisa
memberikan suatu penyelesaian dia kehendaki.

Singkat cerita... Yusuf ahirnya dipenjara selama 7 tahun. Yusuf berdoa :

Yusuf : Ya Allah. Hambamu ini lebih senang meringkuk dalam penjara, daripada terjebak mereka dalam perangkat asmara, YaAllah. Jika
tidak Engkau lepaskan muslihat ini lepas jauh dari hambamu. Pastilah terjerumus kedalam bujuk rayu, dan bodoh binasalah tentu.
Selama di penjara, Yusuf terkenal sangat populer berilmu dan baik hati. Tak hanya itu Yusuf populer pandai menafsirkan
mimpi. Yusuf dianugrahi Allah mukzizat  dapat menafsirkan mimpi. Banyak orang bertanya tafsir mimpi padanya. Dan tafsir itu selalu
sempurna dengan apa yang terjadi dengan mereka. Hingga kabar itu tersiar keantero istana.

Dan pada suatu malam, di Istana Kerajaan sang Raja Sianus bermimpi ada 7 ekor domba kurus memakan 7 ekor domba
yang gemuk. Raja sangat ingin tau dengan mimpinya.  Ia ingat bahwa Yusuf sanggup menafsirkan mimpi semua orang. Maka Ia pun
memerintahkan pengawal untuk membawa Yusuf ke hadapannya.

Raja : Hai Yusuf saya bermipi   ada 7 ekor domba kurus memakan 7 ekor domba yang gemuk. Apa arti dari mimpiku? Kala kau sanggup
menafsirkan mimpiku akan ku anagkat kau jadi perdana mentriku.

Yusuf : Baiklah paduka..... mimpi paduka artinya bahwa akan ada 7 masa subur yang akan terjadi dan ada 7masa kekeringan yang akan
melanda  di negeri ini.

Raja   : Apa nasehatmu untuk hal ini?

Yusuf  : Saat 7 masa subur itu perintahkan pada semua rakyat untuk menyimpan hasil panennya untuk persiapan menghadapi 7 masa
kekeringan. Sehingga dikala paceklik datang, mereka tak lagi kelaparan.

Raja    :  Baiklah Yusuf kau sungguh bijaksana. Sesuai janjiku kau akan ku angkat jadi perdana mentri kerajaanku.

Mulai dikala itu, Yusuf pun menjadi pejabat kerajaan. Dan apa yang diprediksi yusuf benar-benar terjadi. Yusuf
mengerahkan rakyat untuk berhemat dan menyimpan hasil kuliner dengan baik. Membuatkan lumbung kuliner sebagai persediaan
dikala masa paceklik melanda.

Dan masa paceklik pun tiba.....Negeri tempat  Ya’kub dan saudara-saudara Yusuf tinggal juga mengalami kekeringan.
Namun sayang raja daerah mereka tinggal tak mempunyai persiapan. Ya’kub dan anak-anaknya mengalami kelaparan. Hingga
mereka mendengar bahwa di negeri seberang berlimpah kuliner sebab dipimpin oleh seorang perdana mentri yang bijaksana .

Yuda : Ayah kelihatannya kita harus pindah ke negeri seberang ! disana katanya ada perdana mentri yang bijaksana sedang membagi-
bagikan makanan.

Danil : Tapi ayah buta, bagaimana kita mengajaknya.Pasti akan sulit sekali mengajak orang buta.

Saudara yang lain :Baiklah kita tidak usah mengajak ayah, agar Bunyamin saja yang menjaganya dirumah.

Ke-7 saudara Yusuf pun berangkat. mereka ikut antri mendapatkan materi kuliner dari sang perdana mentri.Yusuf sudah
mengetahui bahwa yang ikut antri ialah saudara-saudaranya yang dulu membuangnya. Namun Yusuf heran mengapa Ayah dan adiknya
Bunyamin tak ikut serta. Yusuf hanya memendam dalam hati. Dan  saat giliran mereka.

Yusuf           : Ada berapa anggota keluarga?

Yuda    : Ada 7 orang paduka (sambil berlutut memohon)

Yusuf   : Benarkah? Tidakkah kalian dirumah meninggakan anggota keluarga yang lain? jikalau kalian bohong kami tak segan-segan
menghukum kalian dengan eksekusi yang berat.

Danil : Be..benar paduka maafkan kami. Ada 9 orang paduka. Kami meninggalkan ayah dan adik kami dirumah! (takut-takut)

Yusuf   : Iya...baiklah. saya akan memberi kalian materi kuliner tapi dengan syarat bawa ayah dan adik kalian kesini

Saudara semua : Baiklah...baiklah paduka!(mereka bergegas menyingkir)

Saudara - saudara Yusuf pun bergegas kembali kerumahnya untuk membawa Yakub dan Bunyamin. Sementara itu, Yusuf tahu
saudara-saudaranya telah menyakitinya. Tapi tak sedikitpun dendam ada pada dirinya. Ia hanya ingin  tahu keadaan ayahnya yang
sekarang.Yusuf sudah sangat-sangat rindu dengan ayah dan adiknya.

Yuda: Ayah kami belum sanggup membawa pulang makanan. Karena perdana menteri itu meminta kami membawa turut serta ayah dan
Bunyamin.

Yakub  : Siapakah perdana menteri itu....?

Yuda   : Tidak tahu ayah, kini mari kita kesana. Sebelum kita semua mati kelaparan.

Hingga hari itu tiba.....

Di Mesir, di istana Wazir

(masuk Yusuf, Zulaika, dan dua orang Baranaz dan Luthan)

Pengawal : Ada rombongan besar dai Kan’an, paduka.

Yusuf : Oh, inilah kiranya ayah dan ibuku bersama-sama saudara-saudaraku, Aku akan menjemputnya sekarang.

(Yusuf ahirnya keluar bersama pengawal untuk ,menjemput keluarganya)


Pengawal    : Silahkan bapak-bapak menempati ruang khusus tamu kerajaan. Perdana menteri yang mulia meminta kami melayani kalian
dengan baik.

Saudara yusuf terheran-heran sebab mereka di jamu sedemikian istimewa. Dipersilahkan masuk istana yang indah, dijamu
dengan kuliner yang enak lagi mewah. Mereka bertanya-tanya siapakah gerangan perdana mentri yang baik itu.

Yakub : Aku mencium bau Yusuf.

Yusuf   : Ayah masih ingatkah ayah dengan ku?

Yakub    : Yusuf, engkaukah itu wahai anakku?(sambil meraba-raba dan merapatkan wajahnya itu lekat pada bahu Yuisuf. sampai beberapa
saat, kemudian Yakub membuka matanya, ternyata matanya sudah sembuh)

Yakub : Wahai Allah yang Maha Besar, Engkau Maha Terpuji Engkau maha segalanya. Mataku sudah sembuh, sudah dapat melihat lagi.

Dan Yusuf pun memeluk ayah dan bunyamin dengan erat. Tangis pun pecah. Ke-7 saudara Yusuf hanya saling pandang
mereka tidak menyangka bahwa perdana menteri yang kemarin mereka temui ialah Yusuf saudara mereka, yang dulu pernah mereka
buang. Mereka pun merasa aib dan menyesal. Mereka pun bertekuk lutut dihadap yusuf

Semua saudara    : Maafkan kami yusuf.....kami telah menyelakaimu, kau boleh menghukum kami sekarang...

Yusuf   : Tidak kakak-kakaku Allah mengajarkan kita untuk tidak saling mendendam. Aku sudah memaafkan kalian.

Yakub : Alhamdulillah, sungguh telah sempurna nikmatmu Ya Allah yang telah menolong Yusuf sampai pada hari ini.

Yuda : Wahai ayah, kami anak-anak ayah ini adalah orang-orang yang penuh dosa dan noda. Kami anak-anak ayah ini adalah orang-oraing
jahat dan aniaya. Kami telah menyadari itu semua dan menginsafi sedalam-dalamnya. Wahai ayah, mohonkanlah ampunan Allah atas
dosa-dosa kami semua, atas kejahatan dan aniya kami semua,

Ya’kub : Wahai anak-anakku, kamu telah berbuat dosa yang amat keji. Kamu telah berlaku kasar dan sangat benci. Tetapi kamu kini
menyadari, telah menginsafi. Maka akan kumintakan ampunan Allah atas dosa-dosa kamu. Dialah sesungguhnya maha pengampun dan
maha kasih.

Mereka semua ahirnya saling memeluk dan saling memafkan satu sama lain.

Demikianlah drama dari Kisah Nabi Yusuf. Beliau yang rela dianiaya oleh saudara-saudaranya dan di fitnah oleh orang lain hingga pada
akhirnya menjadi penguasa di negeri orang lain membuktikan bahwa Allah akan selalu menolong dan mengakhiri kisahnya dengan
sempurna.

SELESAI

Personalize :

Ya’kub : Seorang Nabi. ayah dari 12 orang putra, termasuk Yusuf dan Bunyamin

Yusuf : Seorang Nabi, putra Ya’kub.

Benyamin : Adik kandung Yusuf.

Saudara-saudara Yusuf : Yuda, Rofail, Samon, Lawath, Yazuar, Danil, Novothal.

Potifar : Wazir Besar, suami Zulaikha, dari Mesir

Rianus : Raja Mesir

Azora : Seorang hakim, paman Zulaikha

Khadam : Bujang Potifar

Musafir : Orang-orang kafilah yang menemukan Yusuf di sumur

Pengawal : Petugas keamanan yang mengawal istana Raja

Zulaikha : Istri Potifar, kemudian istri Yusuf

Sona : Pelayan putri di istana Potifar

Anda mungkin juga menyukai