Nomor
: 440/527.SOP/426.102.03/2022
Dokomen
1. Pengertian Suatu metode pelaporan hasil/nilai kritis pasien yang didapat dari pemeriksaan
penunjang yang dilakukan laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk :
1. Menghindari kesalahpahaman informasi yang disampaikan unit terkait
pelaporan hasil kritis.
2. Menghindari kesalahan pemberian terapi berdasarkan instruksi via
telepon/lisan setelah pelaporan hasil kritis.
3. Menghindari kesalahan pengambilan keputusan tindakan yang akan dilakukan
segera (cito) berdasarkan hasil pelaporan hasil nilai kritis.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : 440/501.SK/426.102.03/2022 tentang
pelayanan klinis.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.
5. Prosedur / Langkah- 1. Melaporkan hasil kritis yang didapatkan oleh petugas laboratorium kepada
langkah dokter dengan metode SBAR.
2. Mencatat advice dari dokter didalam buku pencatatan nilai kritis (rekam
medis).
3. Jika dokter meminta ulang, petugas analis melakukan pemeriksaan ulang,
dan melapor kembali kepada dokter
4. Setelah disetujui oleh dokter maka petugas analis menghubungi unit yang
meminta pemeriksaan.
5. Dokter melakukan validasi saat datang ke Puskesmas dengan
menandatangani hasil laboratorium dan juga dibuku catatan kritis (direkam
medis)
6. Petugas yang merujuk menerima hasil kritis mencatat hasil kritis.
7. Melaporkan hasil kritis tersebut dengan metode SBAR dan TBK, catat
instruksi oleh petugas.
8. Bubuhkan stempel TBK.
Halaman 1 dari 2
6. Bagan Alir
Laporan hasil kritis yang didapatkan oleh petugas
laboratorium kepada dokter dengan metode SBAR
1. Puskesmas
7. Unit Terkait
2. Pustu
3. Ponkesdes
Halaman 2 dari 2