Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK BAHAN BAKU DAN KEKUATAN PELANGGAN BISNIS

TERHADAP STRATEGI PRODUK PASAR DAN BAURAN PEMASARAN SERTA


DAMPAKNYA PADA VOLUME PENJUALAN
(Studi terhadap Industri Spinning di Pulau Jawa)

Endang Sumachdar

Abstrak

Arah dan aksentuasi permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam tema permasalahan, sebagai
berikut: capabilities mismatch yang terjadi pada industri spinning berakibat pada terganggunya kemampuan
perusahaan dalam industri itu untuk mencapai kinerja perusahaan yang superior. Dalam hal ini, perusahaan
dituntut untuk meredifinisi strategi pemasarannya mencakup strategi produk pasar dan strategi bauran
pemasaran agar dicapai capabilities match ideal. Menganalisis kekuatan dalam sistem bisnis, khususnya
kekuatan pemasok bahan baku dan pelanggan bisnis, penting dilakukan sebagai dasar penyusunan strategi
pemasaran dalam mencapai kinerja perusahaan khususnya volume penjualan. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode descriptive dan explanatory survey dengan ukuran sampel sebanyak 60 perusahaan
spinning di Jawa melalui wawancara, observasi, angket, serta dokumentasi. Teknik analisis data adalah
analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kekuatan pemasok
bahan baku dan kekuatan pelanggan bisnis terhadap strategi produk pasar dan bauran pemasaran serta
dampaknya pada volume penjualan.
Kata Kunci: kekuatan pemasokbahan baku, kekuatan pelanggan bisnis, strategi produk pasar, bauran
pemasaran, volume penjualan

I. PENDAHULUAN jumlah perusahaan industri besar yang semula


Peta bisnis dunia kini telah memasuki era 22.174 buah pada tahun 2000 mengalami
baru yang ditandai dengan perubahan dalam penurunan menjadi 21.396 buah atau turun
sistem perekonomian dunia. Dalam hal ini sebesar 3,51 persen pada tahun 2001. Ini terjadi
fenomena globalisasi telah menimbulkan juga pada industri kecil dan rumah tangga, masing-
meningkatnya dinamika bisnis di dunia. Begitu masing menurun sebesar 3,90 persen dan 2,16
dinamisnya bisnis dewasa ini, sehingga pasar persen. Secara rinci jumlah perusahaan industri
sejumlah industri telah berubah dari seller’s market besar, kecil dan rumah tangga mulai tahun 1997
ke buyer’s market. sampai dengan tahun 2001 disajikan pada Tabel 1
Persaingan menjadi semakin kompleks. berikut:
Begitu juga perubahan tuntutan pasar mengalami Tabel 1
peningkatan. Situasi ini semakin kompleks dengan Jumlah Perusahaan Sektor Industri
efektifnya liberalisasi perdagangan pada beberapa 1997-2001
kawasan yang telah menghapuskan batas-batas Besar/ Rumah
Tahun Kecil
negara. Persaingan bisnis tidak lagi antar sesama Sedang Tangga
perusahaan nasional tetapi juga telah melibatkan 1997 22 386 241 169 2 610 693
perusahaan multi nasional. 1998 21 423 194 564 2 002 335
Fenomena lain yaitu krisis moneter dan 1999 22 070 225 603 2 290 672
berlanjut menjadi krisis ekonomi nasional yang 2000 22 174 240 088 2 358 616
berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997 2001 21396 230 721 2 307 562
telah menyulitkan kehidupan industri di Indonesia. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2001 dan 2002
Krisis ekonomi telah memaksa sebagian
perusahaan dalam sejumlah industri mengurangi Fenomena sejumlah perusahaan sektor
atau menghentikan usahanya. Berdasarkan data industri mengurangi volume atau menghentikan
Badan Pusat Statistik (2002:237) diketahui bahwa kegiatan usahanya mengancam kinerja ekonomi
32- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
nasional mengingat sektor ini merupakan sektor Tabel 3
utama dalam perekonomian nasional. Menurut Struktur dan Distribusi Industri Tekstil Di Indonesia
Badan Pusat Statistik (2002:237) dalam sepuluh Tahun 2003
tahun terakhir sektor industri merupakan Komoditi
1.Fibers (Serat)
Sum
-
Jak
-
Jabar
24
Jateng
3
Yogya
-
Jatim
1
Bali
-
Sul
-
Total
28
penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB 2.Yarns
(Benang)
4 8 135 28 4 24 1 - 204

Indonesia. 3.Fabrics
(Kain)
Meskipun jumlah perusahaan sektor industri  Woven
 Knitting
9
6
18
44
499
181
198
8
11
2
38
14
1
-
1
-
775
255
secara umum mengalami penurunan tetapi pada  Non
Woven
- - 11 - - 2 - - 13

industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), sejak 4.Garment


5.Others
20 328 315 51 8 46 83 4 855

krisis ekonomi sampai saat ini, mengalami 1. False


Twisting - 7 21 2 1 - - - 31
peningkatan rata-rata 1,36 persen. Peningkatkan 2. Thread - - 15 - - 3 - - 18
3. Embroidery - 12 14 2 1 2 - - 31
jumlah perusahaan sektor industri tekstil dan 4. Processing 4 22 223 81 5 11 - - 346
5. Carpet - 2 13 - - 1 - - 16
produk tekstil ini relatif sulit dipertahankan 6. Others 3 17 50 2 - 9 1 - 82
Total 46 458 1.501 375 32 151 86 5 2.654
mengingat pertumbuhan peningkatannya
cenderung menurun. Bahkan jika penurunan Sumber : BPS/DEPERINDAG, Diolah API
pertumbuhan jumlah perusahaan TPT terus
berlangsung diperkirakan jumlah perusahaan Diketahui bahwa Industri Tekstil dan
Produk Tekstil di Indonesia, lebih banyak
sektor ini di masa yang akan datang akan
mengalami penurunan. Pertumbuhan jumlah berdomisili di Pulau Jawa. Dari keseluruhan
perusahaan TPT di Indonesia mulai tahun 1999 perusahaan dalam industri ini, 94,84 persen
berada di Pulau Jawa. Untuk industri spinning
sampai dengan tahun 2003 disajikan pada Tabel
sebagai industri dengan komoditi yearns (benang)
2.
terdapat 199 buah perusahaan atau sebesar 97,55
Tabel 2
Pertumbuhan Jumlah Perusahaan TPT Indonesia persen dari jumlah seluruh perusahaan spinning di
1999-2003 Indonesia.
Pertumbuhan jumlah perusahaan pada
Tahun Jumlah Pertumbuhan
berbagai tingkatan industri dalam industri Tekstil
(buah) (%)
dan Produk Tekstil (TPT) cenderung menurun. Jika
1999 2,598 -
penurunan pertumbuhan jumlah perusahaan dan
2000 2,649 1,93
produk tekstil (TPT) terus berlangsung
2001 2,665 0,60
diperkirakan jumlah perusahaan dalam industri ini
2002 2,646 -0,71
di masa yang akan datang akan mengalami
2003 2,664 0,68
penurunan. Ini mengancam kelangsungan industri
Sumber: Statistics Of Indonesian Textile, 2003
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia.
Setiap tingkatan industri pada struktur
Secara umum struktur industri tekstil dan
industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tersebut
produk tekstil (TPT) terdiri dari industri hulu (fiber
saling berinteraksi. Pasar indusri garment adalah
making), industri antara (spinning, weaping,
konsumen akhir (end-user). Industri garment
knitting dan dyeing finishing) dan industri hilir
sendiri merupakan pasar industri spinning,
(garment). Pada Tabel 3 disajikan penyebaran
weaping, dan finishing. Sedangkan industri
industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia.
spinning, weaping, dan finishing merupakan pasar
industri fiber making. Perubahan pada lingkungan
industri garment mengakibatkan perubahan pada
industri spinning, weaping, dan finishing, serta
industri fiber making. Begitu juga sebaliknya. Ini
menunjukkan industri Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) relatif kompleks.
Nilai investasi berdasarkan tingkatan
industri TPT mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari pertambahan nilai investasi dari tahun

33- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan
ke tahun. Perkembangan nilai investasi sampai persen namun turun kembali pada tahun
dengan tahun 2003 dibandingkan dengan nilai berikutnya sampai akhirnya tahun 2002 mengalami
investasi empat tahun sebelumnya (tahun 1999) penurunan yang cukup signifikan dibandingkan
mengalami peningkatan sebesar 13,61 persen dengan tahun-tahun sebelumnya yakni sebesar
atau sebesar US $ 8664,43. Penyebaran nilai 18,56 persen. Penurunan ini terus berlanjut
investasi Tekstil dan Produk Tekstil berdasarkan sampai dengan tahun 2003 yaitu sebesar 0,15%
tingkatan industrinya disajikan pada Tabel 4 dari tahun 2002 dan sebesar 18,69% dibandingkan
berikut. dengan tahun 2000. Situasi ini akan
Tabel 4 mempengaruhi eksistensi industri spinning
Pertumbuhan Cavital Investment khususnya dan TPT pada umumnya.
Pada Berbagai Tingkatan Industri Pada Industri Eksistensi suatu perusahaan Tekstil dan
TPT (Billion Us $)Tahun 1999-2003 Produk Tekstil (TPT) sangat dipengaruhi oleh
Tahun
Industri
Hulu
Industri Antara
(Weaping)
Industri
Hilir
Total kekuatan yang ada di pasar di mana perusahaan
(Fiber (Spinning) (Garment) dan Produk Tekstil (TPT) itu beroperasi. Kekuatan
Making)
1999 8,605.24 22,288.69 29,624.16 2,472.39 62,990.48 tersebut bersumber dari pelaku yang ada pasar.
2000 10,938.57 23,077.20 30,319.92 2,715.40 67,051.09 Sucherly (2003:1-2) mengemukakan enam pelaku
2001 11,640.09 24,777.12 30,811.02 2,808.61 70,036.84
2002 11,929.09 25,040.15 31,428.19 2,913.65 71,311.08 utama di pasar yang saling mempengaruhi yaitu
2003 11,929.09 25,040.15 31,636.87 2,958.80 71,564.91
perusahaan/company (C1), pelanggan/customers
Sumber: Statistics Of Indonesian Textile, 2003 (C2), pesaing/competitors (C3), perantara/channels
Investasi terbesar terlihat pada industri (C4), pemasok/centers (C5) dan kekuatan
antara (spinning dan weaping). Untuk spinning lingkungan makro (C6). Kapabilitas suatu
sendiri sampai dengan tahun 2003 mengalami perusahaan (C1) untuk bertahan dan berkembang
peningkatan sebesar 12,3 persen dibandingkan ditentukan oleh kekuatan internalnya dalam
dengan empat tahun sebelumnya. Namun dari segi mengadaptasi atau merespons lingkungan
pertumbuhannya investasi dalam industri spinning eksternalnya (C2 sampai dengan C6).
mulai tahun 2002 mengalami penurunan sebesar Kekuatan lingkungan eksternal bersifat
1,06 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan pada cepat berubah dan penuh ketidakpastian
tahun 2003 pertumbuhan investasi pada industri (uncertainly) sehingga mempengaruhi kapabilitas
spinning mengalami stagnasi atau tingkat perusahaan dan Produk Tekstil (TPT) dalam
pertumbuhan investasinya nol. mempertahankan posisinya di pasar. Implikasinya
Adapun kapasitas terpasang dan terpakai tidak mudah bagi suatu perusahaan Tekstil dan
untuk industri spinning dari tahun 1999 – tahun Produk Tekstil (TPT) untuk mencapai kinerja
2003 disajikan pada Tabel 5 di bawah ini: unggul (superior performance).
Tabel 5 Berdasarkan data yang diperoleh dari
Pertumbuhan Kapasitas Produksi Pada Berbagai BPS/DEPERINDAG kinerja ekspor TPT Indonesia
Tingkatan Industri Pada Industri TPT Tahun 1999- pada empat tahun ini mengalami stagnasi. Pada
2003 tahun 2001, ekspor TPT mengalami penurunan
Komoditi 1999 2000 2001 2002 2003

Serat Kapasitas 905,700.00 1,039,430.00 1,049,824.00 1,049,824.00 1,049,824.00


yang merupakan klimaks cukup besar dari US$
Benang
Produksi
Kapasitas
839,566.00
2,107,007.00
970,749.00
2,298,692.00
961,041.00
2,321,679.00
777,394.67
2,337,318.00
776,200.00
2,335,318.00
8.204.937.460 menjadi US$ 7.675.696.055, atau
Kain
Produksi
Kapasitas
1,912,463.00
1,904,085.00
2,086,303.00
1,972,661.00
2,025,458.00
1,992,388.00
1,649,445.31
2,011,488.00
1,646,911.00
1,724,495.00
turun 8%. Selain itu, harga produk TPT nasional
Produksi 1,348,236.00 1,546,360.00 1,561,824.00 1,275,484.54 1,273,525.00 mengalami penurunan terus dari tahun ke tahun.
Garment Kapasitas 572,026.00 573,502.00 584,972.00 591,231.00 590,322.00
Produksi 543,150.00 554,436.00 565,524.00 462,342,64 461,632.00 Perkembangan kinerja Ekspor TPT Indonesia
Lain-lain Kapasitas 38,578.00 87,708.00 88,585.00 90,013.00 89,874.73
Produksi 22,534.00 42,152.00 42,995.00 35,339.00 35,284.00 secara lengkap disajikan pada tabel berikut.
Sumber: Statistics Of Indonesian Textile, 2003
Pertumbuhan kapasitas terpasang Tabel 6
khususnya untuk industri spinning sampai dengan Kinerja Ekspor TPT Indonesia 2001 – 2004
tahun 2002 mengalami peningkatan, namun pada
2001 2002 2003 2004
tahun 2003 kapasitas terpasang turun sebesar
0,08 persen Adapun kapasitas terpakai pada 197.2
US$ 122,246,.354 181,.957,820 136,317,624
tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 9,08 28
Serat Kg 132.116.660 145,206,624 198,258,270
34- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
Tabel 7
2001 2002 2003 2004
Nilai Ekspor-Impor TPT (dalam juta dolar)
US$/Kg 0,93 1,38 0,69 7.04 Tahun Total Serat Benang Kain Garmen Lain-lain
1.243.836.23 1,229,482,.38
US$ 3 5 1,208652,635 148.76
6.974,9 97,7 1.178,0 1.804,9 3.735,1 159,2
Exp (100%) ( 1,4 %) (16,9%) (25,9 %) (53,5 %) (2,3%)
Benang Kg 713.081.027 713,081,027 770,642,381 204
1.729,8 833,7 199,2 664,7 17,4 14,8
1999 Imp (100%) (48,2 %) (11,5%) ( 38,4%) ( 1%) ( 0,9%)
US$/Kg 1,74 1,72 1,57 0.73
1.661.013.21 1,523,387,30 Sel 5.245,1 736,0 978,8 1.140,2 3.717,7 144,4
US$ 8 1.404.354.306 6 148.76
8.376,2 135,3 1.326,8 2.149,7 4.561,8 202,6
Exp (100%) (1,6%) ( 15,8%) ( 25,7%) (54,5%) (2,4%)
Kain Kg 400.598.050 400.598.050 381,150,654 204
2.283,9 1.009,5 277,4 954,9 25,5 16,6
2000 Imp (100%) (44,2%) (12,1 %) (41,8%) (1,1%) (0,7%)
US$/Kg 4,15 3,51 4 0.73
4.344.551.37 3,926,798,04 Sel 6.092,3 874,2 1.049,4 1.194,8 4.536,3 186,0
US$ 2 3.805.458.457 5 4289.68
7.678,4 105,8 1.244,8 1.526,8 4.000,2 800,8
Exp (100%) (1,4%) (16,2%) (19,9 %) (52%) (10,4%)
Garmen Kg 379.905.979 379.905.979 332,211,004 861
2.447,8 1.336,1 267,1 629,4 70,3 144,9
2001 Imp (100%) (54,6%) (10,9%) (25,7%) (2,9%) (5,9%)
US$/Kg 11,44 10,02 11,8 4.98
Sel 5.230,6 1.230,3 977,7 897,4 3.929,9 655,9
US$ 304.048.878 267.305.783 238,331,392 259.64
6.888,6 182,0 1.229,5 1.404,3 3.805,5 267,3
Exp (100%) (2,6%) (17,8%) (20,4%) (55,2%) (3,9%)
Lain2
Kg 135.239.284 135.239.284 90,981,716 524
1.822,7 920 219,5 586,9 27,6 68,5
2002 Imp (100%) (50,5%) (12%) (32,2%) (1,5%) (3,7%)
US$/Kg 2,52 1,98 2,62 0.50
7.675.696.05 7,033,487,00 Sel 5.065,9 738,2 1.010,0 817,4 3.777,9 198,8
US$ 5 6.888.558.751 2 5044.04
7.033,4 136,3 1.208,6 1.523,4 3.926,8 238,3
1.760.941.00 1,773,244,02 Exp (100%) (1,9%) (17,2 %) (21,7 %) (55,8 %) ( 3,4%)
Total Kg 0 1.758.674.720 5 1821
1.673,1 949 190,5 459,1 14 60,5
2003 Imp (100%) (56,7%) (11,4%) (27,4%) (0,8%) (3,6%)
US$/Kg 4,36 3,92 3,97 13.98

Sumber : BPS/DEPERINDAG, Diolah API Sel 5.360,3 812,7 1.018,1 1.064,3 3.912,8 177,8

Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Direktori
terjadi penurunan kinerja ekspor Indonesia dalam Tekstil Indonesia 2003-2004, API
kurun waktu 1999-2004. Penurunan tersebut
terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya Nilai ekspor industri TPT Indonesia pada
adalah adanya produk TPT nasional kalah tahun 2001 mengalami penurunan sebesar 6,59%
bersaing di pasar ekspor dengan produk tekstil dari nilai ekspor tahun 2000. Pada tahun 2002
asal Cina, India, Vietnam dan Bangladesh. Di kembali mengalami penurunan nilai ekspor
samping itu penurunan ekspor juga diakibatkan sebesar 1,3% dari tahun 2001. Sementara dari
kerena ketergantungan industri TPT Indonesia nilai impor industri TPT Indonesia juga cenderung
terhadap kuota ekspor. Ketergantungan tersebut mengalami penurunan terutama sejak tahun 1997.
menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai ekspor dan Dimana rata-rata penurunan nilai impor sepanjang
impor industri TPT nasional yang cenderung tahun 1997-2002 sebesar 4,2%. Ini menunjukkan
menurun. Penurunan tersebut terutama terjadi bahwa rendahnya tingkat kemampuan perusahaan
sejak tahun 2000-2002. dan Produk Tekstil (TPT) dalam mempertahankan
Adapun data mengenai nilai ekspor dan eksistensinya di pasar disebabkan oleh adanya
impor industri tekstil terlihat pada Tabel 7 di bawah kesenjangan antara ancaman yang bersumber dari
ini: lingkungan eksternal dan lingkungan internasional
dengan kekuatan internalnya.
Dalam hal ini perusahaan TPT dihadapkan
pada sejauhmana perusahaan menggunakan
informasi terhadap ancaman lingkungan eksternal
dan Internasional yang ada melalui penyediaan
produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan
(customer requirement) sebagai dasar
perencanaan strategi perusahaan.
Situasi di atas menggambarkan pergeseran pasar
yang cepat dan persaingan yang kompleks. Dalam
hal ini, pergeseran tuntutan pelanggan (customers
requirement diversity) sangat dinamis dan
ancaman kekuatan lainnya di pasar meningkat. Di
35- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan
lain pihak tingkat fleksibilitas dan adaptabilitas 2001/2001 yaitu sebesar 577.000 ton, sedangkan
perusahaan untuk meresponsnya relatif rendah. Cina hanya 52.000 ton.
Kondisi ini menyulitkan perusahaan TPT untuk Perubahan yang terjadi pada industri hulu yang
mencocokkan kekuatan internal mereka dengan menghasilkan kapas dan serat serta jaringan
tuntutan pasar dan persaingan. distribusinya berpengaruh terhadap industri
Diperoleh gambaran bahwa industri Tekstil dan spinning. Begitu pula perubahan yang terjadi pada
Produk Tekstil (TPT) pada berbagai tingkatan industri tekstil, sebagai pasar benang berpengaruh
dihadapkan pada permasalahan rendahnya tingkat terhadap industri spinning. Dalam hal ini tekanan
kelayakan strategis yang bersumber dari dari kekuatan pemasok bahan baku dan pelanggan
rendahnya kemampuan merespons perubahan bisnis terhadap industri spinning relatif lebih besar
lingkungan industri yang bersangkutan. Dalam hal dibandingkan tekanan dari pelaku pasar lainnya.
ini industri spinning menghadapi permasalahan Jika kondisi ini dibiarkan maka akan mengancam
yang relatif lebih kompleks dibandingkan dengan kinerja dan kelangsungan industri spinning.
permasalahan yang dihadapi tingkatan industri Untuk mengantisipasi menurunnya
tekstil dan produk tekstil (TPT) lainnya. Industri kinerja dan kelangsungan industri spinning perlu
spinning mendapatkan tekanan dari industri hulu dilakukan penataan kembali strategi pemasaran
dan industri hilir. Dalam kedudukan sebagai yang dirancang dan dilaksanakan industri spinning.
industri antara, industri spinning menghadapi Strategi pemasaran yang dikembangkan industri
permasalahan, yang bersumber dari industri hulu spinning harus mampu merespons ancaman dan
terutama ancaman kekuatan pemasok bahan baku peluang yang ada dalam lingkungan pemasaran.
dan pelanggan bisnis. Menurut Cravens dan Piercy (2003:34) informasi
Seperti diketahui industri spinning menggunakan tentang lingkungan pemasaran memainkan
lebih banyak bahan baku impor. Selama ini data peranan penting dalam penyusunan strategi
menunjukkan bahwa Indonesia merupakan importir pemasaran.
kapas terbesar di dunia. Strategi pemasaran ini terdiri dari strategi
Tabel 8 segmenting, targeting dan positioning, serta
Negara Importir Dan Eksportir Kapas Terbesar strategi bauran pemasaran (Kotler dan Armstrong,
Dunia (Dalam Ribuan ton) 2001:71). Sucherly (1996:16) mengelompokkan
IMPOR
Tahun
strategi pemasaran ini ke dalam dua strategi
Negara
1999/00 2000/01 2001/0 2002/0 % pokok, yaitu (1) segmenting, targeting dan
2 3
Indonesia 452 577 544 523 -4,0 positioning yang merupakan suatu strategi untuk
India 348 341 381 479 25,7 menentukan produk pasar pasar sasaran yang
Cina 25 52 98 435 345,4
Mexico 395 406 414 414 0,0 akan dipilih atau dilayani dan strategi penempatan
Rusia
Taiwan
348
371
359
345
403
425
392
392
-2,7
-7,7
program pemasaran, dan (2) strategi bauran
Other 3.743 3.351 3.537 3.570 0,9 pemasaran.
Amerika 1.470 1.467 2.395 2.439 1,8
Uzbekistan 893 740 740 806 8,8 Strategi segmenting, targeting dan
Australia 699 850 664 610 -8,2 positioning dan bauran pemasaran yang dilakukan
Yunani 235 310 218 294 35,6
Mali 196 125 201 196 -2,7 oleh industri spinning sebagai industri antara
Cina
Mesir
368
93
98
82
74
89
163
163
119,3
82,9
dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan
Benin 142 136 142 163 15,4 pemasok bahan baku dan pelanggan bisnisnya,
Other 1.848 1.980 1.806 1.830 1,3
sehingga diharapkan akan mempunyai dampak
Sumber : USDA, September 2002
sinergis terhadap kinerja perusahaan berupa
Secara agregat Indonesia adalah negara
meningkatnya volume penjualan.
importir kapas terbesar. Sedangkan Amerika
Serikat merupakan negara eksportir kapas
II. KERANGKA PEMIKIRAN
terbesar. Apabila dibandingkan dengan Cina yang
Sucherly (2003:1-2) mengemukakan enam
merupakan negara pengguna kapas terbesar di
pelaku utama di pasar yang saling mempengaruhi
dunia, ternyata persentase impor Indonesia lebih
yaitu perusahaan/company (C1), pelanggan/
besar. Dari data tersebut tampak bahwa Indonesia
customers (C2), pesaing/competitors (C3),
menjadi pengimpor kapas terbesar tahun
perantara/channels (C4), pemasok/centers (C5)
36- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
dan kekuatan lingkungan makro (C6). Kapabilitas untuk meresponnya. Wheleen dan Hunger
suatu perusahaan (C1) untuk bertahan dan (2000:58) mengemukakan bahwa perusahaan-
berkembang ditentukan oleh kekuatan internalnya perusahaan dalam suatu industri seringkali
dalam mengadaptasi atau merespons lingkungan berbeda dalam merespon suatu perubahan
eksternalnya (C2 sampai dengan C6). lingkungan karena perbedaan kemampuan
Menurut Kotler dan Armstrong (2007:65) manajer dalam memahami issue dan faktor
pelaku dan kekuatan dalam sistem bisnis itu eksternal.
mempengaruhi kemampuan manajemen dalam Dalam suatu industri yang relatif kompleks
mengembangkan dan memelihara keberhasilan terdapat sejumlah tingkatan industri, mulai dari
hubungan dengan pasar sasarannya. hulu sampai ke hilir yang saling berinteraksi.
Kekuatan pelaku utama yang berada di Secara umum tingkatan industri ini dikelompokan
luar perusahaan terdiri dari pemasok, perantara, ke dalam industri hulu, industri antara dan industri
pesaing, pelanggan dan kekuatan dalam hilir. Setiap tingkatan industri menghadapi
lingkungan makro menggambarkan peluang dan permaslahan yang bersumber dari ancaman
atau ancaman eksternal bagi perusahaan yang kekuatan eksternal. Dalam hal ini, industri antara
bersangkutan. Porter (1994:4) mengidentifikasi menghadapi permasalahan yang relatif lebih
lima kekuatan persaingan dalam suatu industri; kompleks, khususnya yang bersumber dari
meliputi masuknya pesaing baru, ancaman dari ancaman kekuatan pemasok bahan baku dan
produk substitusi, kekuatan tawar-menawar perantara, serta kekuatan pesaing.
pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok dan Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan
persaingan diantara perusahaan yang beroperasi tertentu dan untuk mencapainya memerlukan
di industri. Menurut Hit, Ireland dan Hoskisson strategi. Manajemen perusahaan mengembangkan
(1997:16) kelima kekuatan persaingan industri strategi perusahaan untuk merespons tekanan
tersebut merupakan peralatan analisis yang dapat yang bersumber dari kekuatan pelaku sistem bisnis
digunakan perusahaan dalam mengukur daya tarik yang berada di luar perusahaan. Strategi
suatu industri. merupakan suatu kesatuan rencana yang luas dan
Bagi suatu perusahaan, daya tarik industri terintegrasi yang menghubungkan antara kekuatan
mencerminkan peluang dan ancaman. Oleh internal perusahaan dengan peluang dan ancaman
karena itu, menganalisis kekuatan eksternal dalam lingkungan eksternal (Sucherly, 2004:8; Jain,
sistem bisnis dilakukan untuk mengidentifikasi 2003:9).
peluang dan ancaman eksternal. Peluang ada Strategi dirancang untuk memastikan tujuan
apabila perusahaan mendapatkan keunggulan dari perusahaan dapat dicapai melalui implementasi
kondisi kekuatan pelaku dalam sistem bisnis yang yang tepat. Substansi strategi pada dasarnya
berada di luar perusahaan untuk merumuskan dan merupakan rencana. Oleh karena itu strategi
mengimplementasikan strategi yang berkaitan dengan evaluasi dan pemilihan alternatif
memungkinkan perusahaan memperoleh yang tersedia bagi suatu manajemen dalam
keuntungan yang lebih tinggi. Sedangkan ancaman mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ada apabila kondisi lingkungan eksternal ini terdapat sejumlah karakteristik suatu strategi,
mengancam integritas dan profitabilitas yaitu: 1) mengikat semua bagian yang ada dalam
perusahaan (Hill dan Jones, 1998:72). Analisis perusahaan dan menjadi kesatuan rencana untuk
seperti ini bersifat market-driven (Day, 1999:65- mencapai tujuan yang telah ditetapkan, 2) meliputi
70). semua aspek penting yang ada dalam perusahaan,
Kekuatan dalam sistem bisnis relatif dan 3) rencana terpadu dari semua bagian
dinamis atau dapat berubah seiring dengan (Sucherly, 2004:8).
dinamika dan perubahan kondisi dalam lingkungan Wheleen dan Hunger (2000: 43)
industri yang bersangkutan. Dalam hal ini, mengemukakan dua strategi pemasaran yang
manajemen perusahaan harus memahami dapat dipilih dan digunakan manajemen untuk
bagaimana peluang dan ancaman baru yang mencapai keunggulan bersaing dalam rangka
muncul akibat perubahan kondisi lingkungan meningkatkan kinerja perusahaan, yaitu strategi
industri, serta merumuskan strategi yang tepat bersaing (competitive strategy) dan strategi
37- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan
kerjasama (cooperative strategy). Strategi bersaing capabilities match yang ideal dalam menciptakan
dapat digunakan apabila perusahaan memiliki kinerja perusahaan yang superior. Sucherly
sumber daya yang superior atau relatif lebih baik (2003:13-14 dan 2004:24-24) mengajukan model
dibandingkan dengan pesaingnya. Apabila stratejik untuk mencapai kinerja perusahaan yang
perusahaan memiliki sumber daya yang imperior superior. Dengan memperhatikan kekuatan dalam
dapat memilih strategi kerjasama. Kedua strategi sistem bisnis maka hubungan visi stratejik dan
ini diarahkan untuk menciptakan nilai pelanggan dimensi stratejik dapat mengembangkan model
dan kinerja perusahaan yang superior. stratejssik dalam mencapai keunggulan posisional
Sebelum melaksanakan strategi sebuah dan kinerja organisasi yang superior.
perusahaan harus mempunyai visi strategis. Perumusan strategi perusahaan dan strategi
Menurut Craven (2006:31) visi strategis mencakup pemasaran yang didasarkan pada input lingkungan
pengambilan keputusan mengenai di mana, kapan, eksternal dan lingkungan internal atau sumber
dan bagaimana bersaing, juga mencakup daya internal secara bersamaan mempelajari tiga
keputusan untuk tidak bersaing. Dalam hal; siapa, apa dan bagaimana (Hit, Ireland dan
pengambilan keputusan tersebut diperlukan Hoskisson, 1999:137 dan Cravens dan Piercy,
pengatahuan tentang kebutuhan pasar dan 2006:32-37). Perusahaan menentukan segmen
kecenderungan perkembangan pasar, persaingan pasar itu yang harus dilayani, kebutuhan apa dari
dan keunggulan bersaing organisasi. Pasar yang konsumen pada segmen pasar itu yang harus
berubah dengan cepat dan berbagai hambatan dilayani dan bagaimana kompetensi inti
persaingan membutuhkan keterampilan para perusahaan digunakan untuk memenuhi
eksekutif dalam merencanakan kegiatan yang kebutuhan konsumen pada segmen pasar
harus dilakukan oleh organisasi. Menilai tersebut. Dalam perspektif pemasaran stratejik
lingkungan dan memutuskan nasib produk dimasa (Cravens dan Piercy, 2006:30), proses
mendatang dan arah pasar yang dituju merupakan penyusunan strategi pemasaran diawali dengan
hal penting dalam melihat kinerja yang dicapai analisis situasi pemasaran yaitu pengidentifikasi
perusahaan. peluang pasar, menetapkan segmen,
Sebagai suatu pedoman kegiatan, strategi mengevaluasi persaingan, serta memeriksa
memiliki sejumlah dimensi mencakup arena, kekuatan dan kelemahan organisasi. Dengan
advantage, access dan activities (Day, 1999:6). melakukan scanning lingkungan yang sistematis,
Dimensi-dimensi ini saling berinteraksi dan secara manajer pemasaran dapat merevisi dan
bersama-sama menentukan strategi. Perusahaan menyesuaikan strategi pemasarannya guna
harus memilih dan menetapkan pasar sasaran merespons tantangan dan peluang yang ada (S.K
yang akan dilayani, menempatkan sesuatu yang Grover, 2003:41).
membedakan perusahaan yang bersangkutan Strategi pemasaran tidak dapat dilepaskan
dengan pesaingnya, mengembangkan komunikasi dari strategi unit bisnis demi keterkaitan dalam
dan menggunakan saluran distribusi untuk menjamin keselarasan pencapaian tujuan timbal
mencapai pasar sasaran, serta menentukan dan balik (Sucherly, 1996:16). Strategi pemasaran
melaksanakan (skala dan cakupan) aktivitas yang merupakan pedoman dasar dan rencana tujuan,
tepat. Sucherly (2004:23) melengkapi dimensi itu, pengalokasian sumber daya, serta interaksi
yaitu adaptation dan accountability. Adaptation organisasi dengan pasar, pesaing dan lingkungan
merupakan dimensi penting dari suatu strategi lain (Walker, Boyd dan Larreche, 1999:8). Menurut
dalam merespons perubahan pasar yang dinamis, Urban dan Star (1991:5), strategi pemasaran
mengatasi ancaman dan memanfaatkan peluang. berkaitan dengan keputusan tentang di mana akan
Sedangkan dimensi accountability berkaitan bersaing, serta bagaimana manfaat dan nilai
dengan tanggungjawab manajemen dalam diciptakan untuk konsumen melalui penawaran
memenuhi kepuasan stakeholder perusahaan. produk dan jasa. Pada dasarnya strategi
Dengan visi stratejik yang tepat serta pemasaran merupakan logika pemasaran dengan
memahami dimensi-dimensi strategi dan mana perusahaan mengharapkan dapat mencapai
menjabarkannya ke dalam setiap aktivitas tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran ini
perusahaan maka diharapkan dapat dicapai terdiri dari strategi pasar sasaran, strategi
38- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
penempatan dan strategi bauran pemasaran (TPT). Tingkatan industri TPT lainnya yaitu industri
(Kotler dan Armstrong, 2007:49). Stategi pasar fiber making, industri tekstil dan industri garment.
sasaran ini dilakukan dengan manganalisisn dan Sesuai dengan tujuan penelitian yang
membuat strategi segmenting, targeting dan ingin dicapai, maka digunakan jenis penelitian
positioning. Strategi bauran pemasaran terdiri dari deskriptif dan penelitian verifikatif. Penelitian
strategi produk, strategi harga, strategi distribusi deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi
dan strategi promosi (Kotler dan Armstrong, tentang sifat dan ciri dari variabel yang dikaji
2007:49; Cravens dan Piercy, 2006:35; Best, meliputi kekuatan pemasok bahan baku, kekuatan
2000:117). pelanggan bisnis, strategi pemasaran, serta
Tujuan utama strategi pemasaran adalah volume penjualan. Sedangkan penelitian verifikatif
mengalokasikan dan mengkoordinasikan sumber bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
daya dan aktivitas pemasaran untuk mencapai hubungan antar variabel melalui pengujian
tujuan perusahaan (Walker, Boyd dan Larreche, hipotesis. Sesuai dengan jenis penelitian di atas
1999:13). Strategi pemasaran yang dipilih harus maka metode penelitian yang digunakan adalah
mampu memberdayakan sumber daya atau descriptive-survey dan explanatory-survey. Teknis
kekuatan internal yang dimilikinya secara optimal analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
dalam merespons ancaman dan peluang eksternal. adalah path analysis (analisis jalur)
Ini beralasan karena pemasaran merupakan suatu
fungsi yang secara langsung menentukan
penjualan dan kegiatan yang mempunyai cakupan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
luas karena tidak saja mencakup kegiatan internal Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari
tetapi juga eksternal perusahaan (Sucherly, empat, hipotesis satu dilakukan untuk menguji
1996:13). Best (2000:359) menegaskan bahwa pengaruh kekuatan pemasok dan kekuatan
strategi pemasaran secara langsung pelanggan terhadap strategi produk pasar,
mempengaruhi konsumen dan hasil penjualan. hipotesis dua dilakukan untuk menguji pengaruh 0.52 X1
Hasil penjualan ini merupakan salah satu dimensi kekuatan pemasok dan kekuatan pelanggan
penting dari kinerja pemasaran. Dimensi kinerja terhadap strategi bauran pemasaran, hipotesis 0.52 X2
0.69
pemasaran lainnya yaitu pangsa pasar, kepuasan ketiga untuk menguji pengaruh strateg produk 0.69
konsumen, loyalitas konsumen dan profitabilitas. pasar dan strategi bauran pemasaran terhadap 0.59 X3 0.64
E

Menurut Nag (2002:38), pemasok dan volume penjualan dan hipotesis keempat dilakukan 0.65
pelanggan dapat mempengaruhi posisi bersaing untuk menguji pengaruh kekuatan pemasok dan 0.57 X4 0.61

dan marketing capabilities serta strategi kekuatan pelanggan terhadap volume penjualan.
pemasaran suatu perusahaan. Porter (Nag, Pengujian hipotesis dilakukan dengan 0.63 X5

2002:38) mengemukakan bahwa hubungan antara menggunakan bantuan dari software SPSS 11,5.
perusahaan, pemasok dan pelanggan Hasil penelitian yang diperoleh akan dapat
menunjukkan kekuatan ketiganya. Hal ini menunjukan pengaruh yang diberikan dari variabel
ditentukan oleh lingkungan pasar, kondisi industri independen terhadap variabel dependen baik
serta tingkat ketergantungan satu dengan yang secara langsung maupun tidak langsung.
lain.
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Chi- Square= 121.61, df=98, P-Value=

III. METODE PENELITIAN Pelanggan Bisnis terhadap Strategi Produk


Pasar
Pengamatan dilakukan terhadap perusahaan Hipotesis 1 : Kekuatan pemasok dan kekuatan
pada industri spinning di Jawa Barat yang terdaftar pelanggan berpengaruh
pada Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). terhadap strategi produk pasar.
Penetapan perusahaan dalam industri spinning ini Hasil perhitungan koefisien jalur kekuatan
sebagai unit pengamatan atau unit analisis secara pemasok (X1) dan kekuatan kekuatan pelanggan
metodologis memudahkan mendapatkan kerangka (X2) terhadap strategi produk pasar (Y1) disajikan
sampling. Industri spinning merupakan industri pada Gambar 1.
antara dalam industri Tekstil dan Produk Tekstil
39- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan
baku dan kekuatan pelanggan terhadap strategi
produk pasar disajikan pada Tabel 9.
 Tabel 9

0.497
X1
0,573 Koefisien Pengaruh Kekuatan Pemasok (X1)
dan Kekuatan Pelanggan (X2) terhadap Strategi
0.686

Y1 Produk Pasar
Pengaruh
Tidak Tidak
0.414 Pengaruh
Variabel Langsung Langsung
Langsung Total
X2 Melalui Melalui
X1 X2
X1 0,333 0,122 - 0,455
Gambar 1 X2 0,095 - 0,122 0,217
Diagram Jalur Hipotesis Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007
Kekuatan Pemasok dan Kekuatan Pelanggan
terhadap Strategi Produk Pasar Tabel di atas memperlihatkan bahwa
kontribusi langsung kekuatan pemasok terhadap
Sesuai dengan kriteria yang telah strategi produk pasar adalah sebesar 0,333 dan
ditentukan maka keputusan penerimaan atau pengaruh tidak langsung melalui kekuatan
penolakan hipotesis Ho dapat disajikan sebagai pelanggan sebesar 0,122. Secara keseluruhan
berikut: pengaruh kekuatan pemasok terhadap strategi
Tabel 9 produk pasar adalah sebesar 0,455. Kontribusi
Hasil Pengujian Hipotesis langsung kekuatan pelanggan terhadap strategi
Pengaruh Kekuatan Pemasok (X1) produk pasar adalah sebesar 0,095 dan pengaruh
dan Pelanggan (X2) terhadap Strategi Produk tidak langsung melalui kekuatan pemasok sebesar
Pasar (Y1) 0,122. Secara keseluruhan pengaruh kekuatan
Pengaruh
Koefis Sig Pengujian pelanggan terhadap strategi produk pasar adalah
ien t hitung ttabel Hipotesis
Variabel
Jalur sebesar 0,217. Pengaruh total kekuatan pemasok
X1 terhadap Y1 0.577 5.535 1.671 0.000 H0 Ditolak dan pelanggan terhadap strategi produk pasar
X2 terhadap Y1 0.308 2.956 1.671 0.005 H0 Ditolak
adalah sebesar 0,672.
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007 Berdasarkan hasil perhitungan di atas
Berdasarkan hasil pengolahan data yang maka pengaruh kekuatan pemasok dan pelanggan
disjaikan pada Tabel 4.29, untuk variabel pengaruh terhadap strategi produk pasar termasuk kategori
kekuatan pemasok dan pelanggan terhadap cukup kuat. Untuk koefisien jalur variabel lainnya
strategi produk pasar diperoleh nilai signifikansi diluar variabel kekuatan pemasok dan pelanggan
masing-masing sebesar 0,000 dan 0,005 ini berarti ditentukan melalui :
jauh lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya Ho
ditolak. Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan PZ  1  R 2Y ( X 1, X 2, X 3)
dengan membandingkan harga ttabel dengan harga = 1 0,672
thitung, untuk  = 0,05 maka nilai t tabel adalah = 0,573
1,671. Karena nilai thitung lebih besar dari pada Artinya bahwa kekuatan pemasok dan
harga ttabel, maka Ho ditolak. Jadi pengujian pelanggan secara bersama-sama mempengaruhi
signifikansi koefisien korelasi baik nilai signifikansi strategi produk pasar adalah sebesar 0,672 dan
maupun uji-t sama-sama menghasilkan penolakan sisanya sebesar (0,573)2 = 0,328 dipengaruhi
H0. variabel lain yang tidak masuk ke dalam penelitian.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat Kekuatan pemasok dan pelanggan mempengaruhi
disimpulkan bahwa kekuatan pemasok bahan baku strategi produk pasar. Hal ini sejalan dengan yang
dan kekuatan pelanggan berpengaruh terhadap ungkapkan Cravens dan Piercy (2003:34) bahwa
strategi produk pasar. Besarnya koefisien informasi tentang lingkungan pemasaran
pengaruh baik langsung maupun tidak langsung memainkan peranan penting dalam penyusunan
serta pengaruh total kekuatan pemasok bahan strategi pemasaran. Dengan melakukan scanning
40- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
lingkungan yang sistematis, manajer pemasaran signifikansi masing-masing sebesar 0,000 dan
dapat merevisi dan menyesuaikan strategi 0,006 ini berarti jauh lebih kecil dari 0,05, maka
pemasarannya guna merespons tantangan dan kesimpulannya Ho ditolak. Pengujian hipotesis
peluang yang ada (Kotler dan Armstrong, juga dapat dilakukan dengan membandingkan
2001:88). harga ttabel dengan harga thitung, untuk  = 0,05
maka nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai thitung
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan lebih besar dari pada harga ttabel, maka Ho ditolak.
Pelanggan Bisnis terhadap Strategi Bauran Jadi pengujian signifikansi koefisien korelasi baik
Pemasaran nilai signifikansi maupun uji-t sama-sama
Hipotesis 2 : Kekuatan pemasok dan kekuatan menghasilkan penolakan H0.
pelanggan berpengaruh Berdasarkan uraian di atas maka dapat
terhadap strategi bauran disimpulkan bahwa kekuatan pemasok bahan baku
pemasaran. dan kekuatan pelanggan berpengaruh terhadap
Hasil perhitungan koefisien jalur kekuatan strategi bauran pemasaran. Besarnya koefisien
pemasok (X1) dan kekuatan kekuatan pelanggan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung
(X2) terhadap strategi bauran pemasaran (Y2) serta pengaruh total kekuatan pemasok bahan
disajikan pada Gambar 2. baku dan kekuatan pelanggan terhadap strategi
 bauran pemasaran disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9
0.609

X1
0,556
Koefisien Pengaruh Kekuatan Pemasok (X1)
dan Kekuatan Pelanggan (X2) terhadap Strategi
0.686

Y2
Bauran Pemasaran (Y2)
0.286

Pengaruh
X2 Tidak Pengaruh
Variabel Tidak Langsung
Langsung Langsung Total
Melalui X1
Gambar 2 Melalui X2
X1 0,371 0,119 - 0,490
Diagram Jalur Hipotesis X2 0,082 - 0,119 0,201
Kekuatan Pemasok dan Kekuatan Pelanggan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007
terhadap Strategi Bauran Pemasaran
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa
Sesuai dengan kriteria yang telah kontribusi langsung kekuatan pemasok terhadap
ditentukan maka keputusan penerimaan atau strategi bauran pemasaran adalah sebesar 0,371
penolakan hipotesis Ho dapat disajikan sebagai dan pengaruh tidak langsung melalui kekuatan
berikut: pelanggan sebesar 0,119. Secara keseluruhan
pengaruh kekuatan pemasok terhadap strategi
Tabel 9 bauran pemasaran adalah sebesar 0,490.
Hasil Pengujian Hipotesis Kontribusi langsung kekuatan pelanggan terhadap
Pengaruh Kekuatan Pemasok (X1) strategi bauran pemasaran adalah sebesar 0,082
dan Pelanggan (X2) terhadap Strategi Bauran dan pengaruh tidak langsung melalui kekuatan
Pemasaran (Y2) pemasok sebesar 0,119. Secara keseluruhan
Pengaruh Koefisien Sig Pengujian
Variabel Jalur
t hitung ttabel
Hipotesis pengaruh kekuatan pelanggan terhadap strategi
X1 terhadap 0.609
6.036 1.671 0.000 H0 Ditolak bauran pemasaran adalah sebesar 0,201.
Y2
X2 0.286 Pengaruh total kekuatan pemasok dan pelanggan
terhadap 2.832 1.671 0.006 H0 Ditolak terhadap strategi bauran pemasaran adalah
Y2
sebesar 0,691.
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
maka pengaruh kekuatan pemasok dan pelanggan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
terhadap strategi bauran pemasaran termasuk
disjaikan pada Tabel 4.31, untuk variabel pengaruh kategori kuat. Untuk koefisien jalur variabel lainnya
kekuatan pemasok dan pelanggan terhadap
diluar variabel kekuatan pemasok dan pelanggan
strategi bauran pemasaran diperoleh nilai ditentukan melalui :
41- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan
PZ  1  R 2Y ( X 1, X 2, X 3) 0.002 ini berarti jauh lebih kecil dari 0,05, maka
kesimpulannya Ho ditolak. Pengujian hipotesis
= 1 0,691
juga dapat dilakukan dengan membandingkan
= 0,556 harga ttabel dengan harga thitung, untuk  = 0,05
Artinya bahwa kekuatan pemasok dan maka nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai thitung
pelanggan secara bersama-sama mempengaruhi lebih besar dari pada harga ttabel, maka Ho ditolak.
strategi bauran pemasaran adalah sebesar 0,691 Jadi pengujian signifikansi koefisien korelasi baik
dan sisanya sebesar (0,556)2 = 0,309 dipengaruhi nilai signifikansi maupun uji-t sama-sama
variabel lain yang tidak masuk ke dalam penelitian. menghasilkan penolakan H0.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa strategi produk pasar dan
Pengaruh Strategi Produk Pasar dan Bauran bauran pemasaran berpengaruh terhadap volume
Pemasaran terhadap Volume Penjualan penjualan. Besarnya koefisien pengaruh baik
Hipotesis 3 : strategi produk pasar dan bauran langsung maupun tidak langsung serta pengaruh
pemasaran berpengaruh total strategi produk pasar dan bauran pemasaran
terhadap volume penjualan. terhadap volume penjualan disajikan pada Tabel
Hasil perhitungan koefisien jalur strategi 10.
produk pasar (Y1) dan bauran pemasaran (Y2) Tabel 10
terhadap volume penjualan (Z) disajikan pada Koefisien Pengaruh Strategi Produk Pasar (Y1)
Gambar 3. dan Bauran Pemasaran (Y2) terhadap Volume

Penjualan (Z)
0.357

Y1
0,453 Pengaruh
Tidak Tidak
Pengaruh
Variabel
0.735

Langsung Langsung
Z Langsung Total
Melalui Melalui
X1 X2
0.437

Y1 0,127 0,115 - 0,242


Y2 Y2 0,190 - 0,115 0,305
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007
Gambar 3
Diagram Jalur Hipotesis Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa
Strategi Produk Pasar dan Bauran Pemasaran kontribusi langsung strategi produk pasar terhadap
terhadap Volume Penjualan volume penjualan adalah sebesar 0,127 dan
Sesuai dengan kriteria yang telah pengaruh tidak langsung melalui strategi bauran
ditentukan maka keputusan penerimaan atau pemasaran sebesar 0,115. Secara keseluruhan
penolakan hipotesis Ho dapat disajikan sebagai pengaruh strategi produk pasar terhadap volume
berikut: penjualan adalah sebesar 0,242. Kontribusi
Tabel 10 langsung strategi bauran pemasaran terhadap
Hasil Pengujian Hipotesis volume penjualan adalah sebesar 0,190 dan
Pengaruh Strategi Produk Pasar (Y1) pengaruh tidak langsung melalui strategi produk
dan Bauran Pemasaran (Y2) terhadap Volume pasar sebesar 0,115. Secara keseluruhan
Penjualan (Z) pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap
Pengaruh Koefisien Sig Pengujian
Variabel Jalur
t hitung ttabel
Hipotesis
volume penjualan adalah sebesar 0,305. Pengaruh
Y1 terhadap Z 0.357 2.721 1.671 0.009 H0 Ditolak total strategi produk pasar dan bauran pemasaran
Y2 terhadap Z 0.437 3.323 1.671 0.002 H0 Ditolak terhadap volume penjualan adalah sebesar 0,547.
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007 Berdasarkan hasil perhitungan di atas
maka pengaruh strategi produk pasar dan bauran
Berdasarkan hasil pengolahan data yang pemasaran terhadap volume penjualan termasuk
disjaikan pada Tabel 4.33, untuk variabel pengaruh kategori cukup kuat. Untuk koefisien jalur variabel
strategi produk pasar dan bauran pemasaran lainnya diluar variabel kekuatan pemasok dan
terhadap volume penjualan diperoleh nilai pelanggan ditentukan melalui :
signifikansi masing-masing sebesar 0,009 dan
PZ  1  R 2Y ( X 1, X 2, X 3)
42- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
= 1 0,547 (X2) terhadap volume penjualan (Z) disajikan pada
= 0,673 Gambar 4.
Artinya bahwa kekuatan pemasok dan
pelanggan secara bersama-sama mempengaruhi 
X1

0.395
strategi bauran pemasaran adalah sebesar 0,547 0,726
dan sisanya sebesar (0,673)2 = 0,453 dipengaruhi
variabel lain yang tidak masuk ke dalam penelitian.

0.686
Z
Strategi pemasaran yang dipilih harus
mampu memberdayakan sumber daya atau

0.353
kekuatan internal yang dimilikinya secara optimal X2
dalam merespons ancaman dan peluang eksternal.
Ini beralasan karena pemasaran merupakan suatu Gambar 4
fungsi yang secara langsung menentukan Diagram Jalur Hipotesis
penjualan dan kegiatan yang mempunyai cakupan Kekuatan Pemasok dan Kekuatan Pelanggan
terhadap Volume Penjualan
luas karena tidak saja mencakup kegiatan internal
tetapi juga eksternal perusahaan (Best, 2000:359;
Sesuai dengan kriteria yang telah
Sucherly, 1996:13)
Strategi produk pasar dan strategi ditentukan maka keputusan penerimaan atau
bauran pemasaran berpengaruh terhadap hasil penolakan hipotesis Ho dapat disajikan sebagai
berikut:
penjualan. Ini sejalan dengan hasil penelitian
Sucherly (1996:268), Putra (2000:171) serta Doyle Tabel 11
dan Wong (1998:531). Secara teoritis pengaruh Hasil Pengujian Hipotesis
strategi pemasaran terhadap volume penjualan Pengaruh Kekuatan Pemasok (X1)
juga dikemukakan Best (2000:359). Strategi dan Pelanggan (X2) terhadap Volume
Penjualan (Z)
produk pasar terdiri dari strategi pasar sasaran dan Koefis Sig Pengujia
strategi penempatan. Pengaruh strategi bauran Pengaruh
ien t hitung ttabel n
Variabel
pemasaran terhadap hasil penjualan ternyata lebih Jalur Hipotesis
tinggi daripada pengaruh strategi produk pasar. X1 terhadap Z 0.395 2.990 1.671 0.004 H0 Ditolak
X2 terhadap Z 0.353 2.671 1.671 0.010 H0 Ditolak
Fakta ini menggambarkan bahwa stimulus dari
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007
bauran pemasaran lebih banyak direspons oleh
konsumen untuk melakukan pembelian. Ini sesuai
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
dengan model perilaku konsumen (Kotler,
disjaikan pada Tabel 4.35, untuk variabel pengaruh
2003:203) yang menjelaskan bahwa stimulus
kekuatan pemasok dan pelanggan terhadap
pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
volume penjualan diperoleh nilai signifikansi
distribusi dan promosi direspons oleh pembeli dan
masing-masing sebesar 0,004 dan 0,010 ini berarti
mempengaruhi keputusan pembelian. Strategi
jauh lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya Ho
bauran pemasaran yang terdiri dari strategi
ditolak. Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan
produk, strategi harga, strategi promosi dan
dengan membandingkan harga ttabel dengan harga
strategi distribusi berpengaruh terhadap hasil
penjualan. Best (2000:359) juga menegaskan thitung, untuk  = 0,05 maka nilai t tabel adalah
bahwa strategi pemasaran secara langsung 1,671. Karena nilai thitung lebih besar dari pada
mempengaruhi konsumen dan hasil penjualan. harga ttabel, maka Ho ditolak. Jadi pengujian
signifikansi koefisien korelasi baik nilai signifikansi
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan maupun uji-t sama-sama menghasilkan penolakan
Pelanggan Bisnis terhadap Volume Penjualan H0.
Hipotesis 4 : Kekuatan pemasok dan kekuatan Berdasarkan uraian di atas maka dapat
pelanggan berpengaruh disimpulkan bahwa kekuatan pemasok bahan baku
terhadap volume penjualan. dan kekuatan pelanggan berpengaruh terhadap
Hasil perhitungan koefisien jalur kekuatan volume penjualan. Besarnya koefisien pengaruh
pemasok (X1) dan kekuatan kekuatan pelanggan baik langsung maupun tidak langsung serta
43- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan
pengaruh total kekuatan pemasok bahan baku dan Ireland dan Hoskisson, 1999:81). Hit, Ireland dan
kekuatan pelanggan terhadap volume penjualan Hoskisson (1999:17) menegaskan bahwa apabila
disajikan pada Tabel 12. suatu perusahaan dapat mencocokan sumber
daya internalnya dengan peluang lingkungan
Tabel 12 eksternalnya, atau menggunakannya untuk
Koefisien Pengaruh Kekuatan Pemasok (X1) mengurangi atau menghilangkan dampak
dan Kekuatan Pelanggan (X2) terhadap Volume ancaman, maka perusahaan tersebut telah
Penjualan (Z) mencapai kelayakan strategis. Ini sangat relevan
Pengaruh dengan upaya mempertahankan dan
Tidak Tidak
Variabel Langsung Langsung
Pengaruh meningkatkan hasil penjualan.
Langsung Total
Melalui Melalui
X1 X2
X1 0,156 0,096 - 0,252
X2 0,125 - 0,096 0,221
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2007
Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian dapat ditarik kesimpulan, sebagai
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa
berikut:
kontribusi langsung kekuatan pemasok terhadap
1. Jumlah perusahaan spinning lebih banyak
volume penjualan adalah sebesar 0,156 dan
dbanding dengan perusahaan pemasok bahan
pengaruh tidak langsung melalui kekuatan
baku. Dengan banyaknya jumlah perusahaan
pelanggan sebesar 0,096. Secara keseluruhan
spinning dibandingkan dengan pemasok
pengaruh kekuatan pemasok terhadap volume
bahan baku hal ini akan menyebabkan
penjualan adalah sebesar 0,252. Kontribusi
kelangkaan bahan baku sehingga pemasok
langsung kekuatan pelanggan terhadap volume
bahan baku akan memiliki posisi lebih kuat
penjualan adalah sebesar 0,125 dan pengaruh
dalam tawar-menawar. Perusahaan pemasok
tidak langsung melalui kekuatan pemasok sebesar
memliki kemampuan yang tinggi dalam
0,096. Secara keseluruhan pengaruh kekuatan
mengendalikan jumlah pasokan bahan baku
pelanggan terhadap volume penjualan adalah
serat, mutu bahan baku serat, harga bahan
sebesar 0,221. Pengaruh total kekuatan pemasok
baku serat, dan kelangsungan pasokan bahan
dan pelanggan terhadap volume penjualan adalah
baku.
sebesar 0,473.
2. Jumlah perusahaan kain cukup banyak
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
dibandingkan dengan perusahaan spinning.
maka pengaruh kekuatan pemasok dan pelanggan
Dengan banyaknya perusahaan spinning
terhadap volume penjualan termasuk kategori
maka jumlah produsen lebih banyak
cukup kuat. Untuk koefisien jalur variabel lainnya
dibandingkan konsumen, maka konsumen
diluar variabel kekuatan pemasok dan pelanggan
memiliki kekuatan dalam tawar menawar.
ditentukan melalui :
Perusahaan kain mudah untuk berpindah
PZ  1  R 2Y ( X 1, X 2, X 3) merek atau ke perusahaan spinning yang lain.
= 1 0,473 Untuk tingkat harapan dan kepentingan
= 0,726 ternyata perusahaan kain memiliki harapan
Artinya bahwa kekuatan pemasok dan dan kepentingan yang tinggi terhadap produk
pelanggan secara bersama-sama mempengaruhi benang dan layanannya. Sehingga perubahan
strategi bauran pemasaran adalah sebesar 0,473 tuntutan perusahaan kain tinggi terhadap
dan sisanya sebesar (0,726)2 = 0,527 dipengaruhi produk benang dan layanannya di masa yang
variabel lain yang tidak masuk ke dalam penelitian. akan datang.
Kelangsungan perusahaan tergantung
pada sumber daya yang dimiliki dan strategi apa 3. Pertimbangan segmentasi pasar berdasarkan
yang dipilih dalam memberdayakan sumber daya hasil analisis pasar cukup tinggi. Begitupun
internal itu untuk merespons ancaman dan peluang pertimbangan segmentasi berdasarkan dasar
eksternal (Barney dalam Campbell, 1997:26; Hit, segmentasi pasar. Sedangkan pertimbangan
44- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
segmentasi beradasarkan syarat segmentasi volume penjualan yang paling banyak adalah
pasar dinilai yang paling tinggi adalah potensi dari jenis PE dengan volume penjualan
keuntungan segmen, sedangkan yang paling menacapai Rp 553.682.292.892.000,
rendah atau yang kurang dipertimbangkan sedangkan volume penjualan terkecil yaitu
adalah kemudahan melaksanakan program dari jenis nylon dengan volume penjualan
pemasaran. Dalam penentuan pasar sasaran mencapai Rp136.000.000.000. Sebagian
(targetting), penetapan pasar sasaran besar perusahaan spinning, mencapai hasil
berdasarkan hasil segmentasi pasar yang penjualan di bawah rata-rata yang dicapai
paling dipertimbangkan adalah sumber daya perusahaan spinning.
perusahaan, sedangkan yang paling rendah 6. Kekuatan pemasok dan pelanggan memiliki
atau kurang dipertimbangkan adalah daya pengaruh yang kuat terhadap strategi produk
tarik segmen. Penetapan pasar sasaran pasar dan strategi bauran pemasaran
berdasarkan faktor-faktor dalam pemilihan a. Kekuatan pemasok dan pelanggan
pasar sasaran yang paling dipertimbangkan memiliki pengaruh yang kuat terhadap
adalah keragaman pasar dan strategi pesaing, strategi produk pasar dengan pengaruh
sedangkan yang kurang dipertimbangkan yang paling besar dari kekuatan pemasok
adalah keragaman produk. Dalam b. Kekuatan pemasok dan pelanggan
penempatan program pemasaran (positioning) memiliki pengaruh yang kuat terhadap
faktor yang paling dipertimbangkan adalah strategi bauran pemasaran dengan
sumber daya perusahaan dan yang kurang pengaruh yang paling besar dari kekuatan
dipertimbangkan yaitu strategi pesaing, pemasok
sedangkan berdasarkan pendekatan 7. Strategi produk pasar dan bauran pemasaran
penempatan program pemasaran yang paling memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap
dipertimbangkan adalah karakteristik produk volume penjualan dengan pengaruh yang
dan yang kurang dipertimbangkan adalah paling besar dari strategi bauran pemasaran
karakteristik personel. 8. Kekuatan pemasok dan pelanggan memiliki
4. Dalam strategi bauran pemasaran, yang relatif pengaruh yang cukup kuat terhadap volume
tinggi yaitu pada mutu/spesifikasi produk, penjualan dengan pengaruh yang paling besar
sedangkan dimensi produk yang relatif kecil dari kekuatan pemasok
pada unsur merek dan kemasan. Pada
dimensi harga perusahaan spinning Saran
mempertimbangkan penawaran harga yang Saran yang Bersifat Akademik
sedang. Cara pembayaran yang 1. Pada dasarnya penelitian ini merupakan
dipertimbangkan yaitu memilih kredit. Tingkat pengembangan dari manajemen pemasaran
potongan harga mempertimbangkan bunga yang mengkaji mengenai kekuatan pemasok,
sebesar 1%-5%. dan syarat kekuatan pelanggan, strategi produk pasar,
kredit/pembayaran sebesar 1 bulan. Pada strategi bauran pemasaran, dan volume
dimensi distribusi, mutu distribusi merupakan penjualan. Oleh karena itu maka dianjurkan
hal yang dipertimbangkan dan tingkat saluran kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
distribusi merupakan faktor yang kurang penelitian lanjutan dalam meningkatkan
dipertimbangkan. Sedangkan pada dimensi strategi produk pasar dan bauran pemasaran
promosi, unsur-unsur kejelasan informasi dan yang akan berdampak pada peningkatan
kemudahan informasi merupakan faktor yang volumen penjualan.
sangat dipertimbangkan dan variasi media 2. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal
merupakan faktor yang kurang yang harus diteliti lebih lanjut yaitu
dipertimbangkan. dikarenakan penelitian ini dilakukan terhadap
5. Volume penjualan yang dicapai oleh industri spinning, maka guna pengembangan
perusahaan spinning yaitu Rp. ilmu lebih lanjut disarankan kepada peneliti
1.481.907.067.000.000 baik dari jenis cotton, selanjutnya untuk meneliti terhadap
cvc, nylon, PE, rayon, TC, maupun TR. perusahaan spinning dan faktor-faktor lainnya
45- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan
yang berpengaruh terhadap volume strategi produk pasar dan bauran
penjualan. pemasaran dengan memperhatikan
kekuatan pemasok dan pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA
Saran yang bersifat praktis Arikunto S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu
Saran bersifat praktis diperuntukkan Pendekatan Praktis. Bina Aksara : Jakarta
bagi industri spinning untuk pengembangan Bagozzi; et.al., 1998, Marketing Management, New
perusahaan. Jersey: Prentice-Hall International
1. Dalam meningkatkan strategi produk pasar Best, Roger J., 2000, Market-Based Management:
maka dsarankan untuk: Strategies for Growing Customer Value
a. Dalam menentukan segmentasi pasar and Profitability, Prentice Hall: New
perusahaan spinning tidak hanya Jersey
mempertimbangkan potensi keuntungan Campbell, Andrew dan Kathleen Sommers Luchs,
yang dapat diperoleh dari segmen 1997, Core Competency-Based Strategy,
namun juga harus mempertimbangkan International Thomson Business Press,
kemudahan untuk melaksanakan London.
program pemasaran Cochran, William G., 1997, Sampling Techniques,
b. Penetapan segmentasi pasar harus John Willey & Sons: New York
disesuikan dengan sumber daya Cravens, David W., 2000, Strategic Marketing,
perusahaan yang ada sehingga Sixth Edition, Irwin McGraw-Hill: Boston
kebutuhan segmen dapat dipenuhi Cravens, David W., 2006, Strategic Marketing,
c. Memperbanyak keragaman produk yang Eight Edition, Irwin McGraw-Hill: Boston
disesuaikan dengan pasar sasaran Czinkota, Michael R. dan Masaaki Kotabe, 2001,
d. Dalam penempatan program pemasaran Marketing Management, Second Edition,
harus disesuaikan dengan strategi South-Western College Publishing:USA
pesaing dan masing-masing D’Aveni, Richard A. dan Robert Gunther, 1995,
karakteristik konsumen Hypercompetitives Rivalries: Competing
2. Dalam meningkatkan strategi bauran in Higly Dynamics Environments, The
pemasaran maka disarankan untuk: Free Press: New York
a. Membuat kemasan produk yang menarik David, Fred R., 1999, Strategic Manajement,
dan memberikan merek yang mudah Prentice Hall, New jersey
diingat konsumen Day, Geoge D., 1999, Market Driven Strategy:
b. Memberikan harga yang murah sehingga Process for Creating Value, The Free
dapat bersaing dengan perusahaan lain, Press: New York
memperhatikan cara pembayaran, ______ dan david J. Reibstein, 1997, Dynamic
potongan harga, syarat Competitive Strategy, John Willey and
kredit/pembayaran Sons, Inc.:New York
c. Memperhatikan tingkat saluran distribusi Doyle, Peter and Veronica Wong, 1997, Marketing
dengan memperhatikan banyaknya and Competitive Performance: an
saluran pemasaran konsumen yang Empirical Study, European Journal of
harus dilalui Marketing, Vol.32 No 5/6: Hal 514-535.
d. Lebih memperhatikan variasi media Fandy Tjiptono, 1999, Strategi Pemasaran,
promosi, baik advertising, sales Yogyakarta: Andi
promotion, public relation maupun Hanel, Gary. dan C.J. Prahalad, 1994, Competing
personal selling baik pada media televisi, for the Future, Harvard Business School
surat kabar, maupun billboard Press: Boston
e. Dalam meningkatkan volume penjualan Harrison, Jeffrey S. dan Caron H. St. John, 1998,
maka disarankan untuk meningkatan Strategic Management of Organization
46- 86
Strategic, Volume 10, Nomor 19, Februari 2011
and Stakeholders, South-Western Urban, Glen L, dan Steven H. Star, 1991,
College Publishing,:Ohio Advanced Marketing Strategy:
Phenomena, Analysis, and Decision,
Hill, Charles W.L. dan Gareth R. Jones, 2001, Prentice Hall, New Jersey
Strategic Management Theory: An Walker, Orville C., Jr., Harper W. Boyd, Jr. dan
Integrated Approach, Houghtone Mifflin Jean-Claude Larreche, 1999, Marketing
Company, Boston New York Strategy: Planning and Implementation,
Hit, Michael A. R. Duane Ireland dan Robert Irwin McGraw-Hill, Boston
Hoskisson, 1999, Strategic Management: Whelen, Arthur A. dan A. J. Strickland, 1996,
Competitiveness and Globalization, Strategic Management, Irwin: Chicago
South-Western College Publishing,:Ohio Wright, Peter., Mark J. Kroll dan John Parnell,
Jain, Subhash C., 2000, Marketing Planning and 1996, Strategic Management, Prentice
Strategy, Australia: South-Western Hall International, New Jersey
College Publishing Zikmund, William G., 2000, Business Research
Kotler, Philip, 2001, A Framework for Marketing Methods, Sixth Edition, The Dryden
Management, Prentice Hall Inc.: New Press, Philadelphia
Jersey
_______, 2000, Marketing Management, The
Millenium Edition, Prentice Hall
International Inc.: New Jersey
_______ dan Gary Armstrong, 2001, Principles of
Marketing, Ninth Edition, Prentice Hall
International Inc.: USA
_______ dan Gary Armstrong, 2007, Marketing :
An Introduction, Prentice Hall
International Inc.: USA
Lamb, Jr., Charles W. et.al., 1999, Essential of
Marketing, South-Western College
Publishing, Ohio
Porter, Michael E., 1994, Keunggulan Bersaing,
Alih Bahasa Tim Penerjemah Binarupa
Aksara, Bina Aksara: Jakarta
_______, 1994, Strategi Bersaing, Alih Bahasa
oleh Agus Maulana, Erlangga: Jakarta
Sucherly, 1996, Strategi Pemasaran dalam Industri
Kayu Gergajian dan Pengaruhnya
terhadap Penjualan, Disertasi,
Universitas Padjadjaran, Bandung.
_______, 2003, Peranan Manajemen Pemasaran
Stratejik dalam Menciptakan Keunggulan
Posisional serta Implikasinya terhadap
Kinerja Organisasi Bisnis dan Non Bisnis
(Pendekatan 5-A), Universitas
Padjajaran: Bandung
_______, 2004, Strategi Pemasaran, Model untuk
Memelihara dan Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, Universitas Padjajaran:
Bandung
Umar, H, 2002. Metode Riset Bisnis, Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
47- 86
Pengaruh Kekuatan Pemasok Bahan Baku dan Kekuatan Pelanggan Bisnis Terhadap Strategi produk Pasar dan Bauran
Pemasaran Serta Dampaknya pada Volume Penjualan

Anda mungkin juga menyukai