Disusun Oleh:
Indra Mulyawan N 1510631160064
1
Abstrak
2
DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Definisi Komunikasi.......................................................................................................................4
1.2 Sistem Komunikasi Bergerak.......................................................................................................5
BAB 2: PRINSIP KERJA........................................................................................................................8
2.1 Prinsip Kerja Sistem Telekomunikasi Bergerak........................................................................8
2.1.1 Prinsip Dasar Arsitektur Sistem Digital...............................................................................8
2.1.3 CELL....................................................................................................................................10
2.1.4 Bentuk Sel.............................................................................................................................11
2.2 PARAMETER DASAR SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK.............................................13
2.2.1 Frequency Reuse...................................................................................................................13
2.2.2 Hand Over.............................................................................................................................15
2.2 Arsitektur Sistem Komunikasi Bergerak...................................................................................16
BAB 3 : PERKEMBANGAN SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK.............................................20
3.1 PERKEMBANGAN SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK...................................................20
3.1.1 MUNCULNYA TEKNOLOGI 1G.......................................................................................20
3.1.2 SISTEM GSM.......................................................................................................................21
3.1.2 Dari GSM ke WCDMA.........................................................................................................23
3.1.3 Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga (3G)..........................................................26
3.1.4 Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Keempat (4G).......................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan komunikasi
Transducer
4
1.2 Sistem Komunikasi Bergerak
Komunikasi bergerak didefinisikan sebagai komunikasi antara dua terminal dimana
salah satu atau keduanya berpindah tempat. Dalam hal ini perpindahan yang dimaksud
terjadi pada sistem komunikasi radio yang tidak menggunakan kabel sebagai media transmisi
(wireless). Sifat dari sistem komunikasi bergerak ini adalah kemampuan dari pelanggan untuk
dapat bergerak bebas didalam wilayah pelayanan dan dapat terus berkomunikasi terus tanpa
terjadi pemutusan hubungan.
Pada sistem ini, setiap pesawat bergerak dianggap sama seperti pesawat telepon biasa
yang mempunyai nomor sendiri. Sistem ini tidak hanya melakukan panggilan didalam suatu
wilayah tertentu tetapi juga harus dapat berhubungan dengan pesawat lain yang ada di wilayah
lain di seluruh dunia. Kemampuan inilah yang diunggulkan dari sistem komunikasi fixed (diam).
Komunikasi nirkabel adalah sistem komunikasi yang dilakukan tanpa mengunakan media
kabel. Sistem komunikasinya dikelompokkan: simplex, half-duplex, dan full-duplex.
Transmisinya menggunakan kanal atau saluran yang berlainan. Kanal transmisi yang digunakan
dapat terpisah dalam jarak tertentu baik secara frekuensi, atau pun dalam kawasan waktu
Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi bergerak ini adalah
sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) yaitu sistem komunikasi radio lengkap dengan antena
pemancar dan perangkat radionya. Untuk dapat mengcover cakupan yang begitu luas, dilakukan
5
pembagian coverage area menjadi sub-sub area yang disebut cell. Oleh karena itulah sistem
komunikasi bergerak disebut juga sistem komunikasi selluler.
6
Ada pun perkembangan teknologi nirkabel dapat dirangkum sebagai berikut:
• Generasi pertama: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. hampir
seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah
(lowspeed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone)
dan AMPS (Analog Mobile Phone System). Dimulai pada awal 1980-an sebagai bagian
komersil dari AMPS. Menggunakan format FDMA (Frequency Division Multiple
Access) yang membawa suara analog sebesar 800 MHz pita frekuensi.
• Generasi kedua: digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000
1xRTT. Berkembang di awal 1990-an saat operator seluler mengeluarkan 2 macam
standar suara digital, GSM dan CDMA, dimana GSM menggunakan sistem TDMA (Time
Division Multiple Access) yang mampu mengirimkan panggilan sampai 8 saluran di pita
900 dan
1800 MHz, sedangkan CDMA sendiri adalah singkatan dari (Code Division Multiple
7
Access) yang mampu
mengirimkan sinyal panggilan
sampai 16 saluran di pita
frekuensi 800 MHz.
• Generasi ketiga: digital, kecepatan tinggi (high-speed), untuk pita lebar (broadband).
Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan
8
CDMA2000 1xEV-DO. 3G merupakan terobosan dalam pengiriman paket data yang
memungkinkan berbagai aplikasi jaringan diterapkan.
Dengan kata lain, 3G menghadirkan sebuah perubahan evolusioner dalam kecepatan
pemindahan data.
BAB II
ISI
Ditinjau dari segi daerah jangkauan (coverage), maka sistem telekomunikasi bergerak
dapat dibedakan menjadi sistem analog dan sistem digital. Pada sistem analog Base Station
Control (BSC) melayani wilayah yang luas dan keuntungan dari sistem ini adalah relatif mudah
dalam hal switching, charging dan transmisi. Sedangkan kekurangannya yaitu :
• Kemampuan pelayanan terbatas, sehingga daya yang dipancarkan harus besar dan
antena harus tinggi. Selain itu area pelayanan dibatasi oleh kelengkungan bumi.
Ketika pelanggan sedang melakukan pembicaraan dan keluar dari suatu wilayah
pelayanan, maka pembicaraan terputus karena tidak memiliki fasilitas handover
dan harus melakukan pemanggilan ulang.
• Unjuk kerja pelayanan kurang baik karena jumlah kanalnya sedikit sehingga
jumlah pelanggan terbatas.
• Tidak efisien dalam penggunaan frekuensi karena tidak menggunakan
pengulangan frekuensi sehingga jumlah kanal yang dialokasikan pada setiap cell
akan kecil.
9
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan sistem komunikasi bergerak analog ini,
diciptakan sistem digital, dimana dalam sistem ini daerah pelayanan dibagi menjadi beberapa
wilayah pelayanan yang lebih kecil yang disebut cell. Cell adalah area cakupan (coverage area)
dari Radio Base Station. Dimana cell menunjukkan cakupan sinyal dan juga cell digunakan
untuk mempermudah penggambaran pada layout perencanaan. Setiap cell dilayani oleh sebuah
Base Transceiver Station (BTS), dan satu BTS dengan BTS dari masing-masing cell saling
berhubungan dan dikendalikan oleh Base Station Control (BSC).
1. Pemancar mempunyai daya pancar yang rendah dan daerah cakupan yang kecil.
2. Menggunakan prinsip pengulangan frekuensi.
3. Pemecahan cell pada cell yang padat dengan pelanggan.
Gambar dibawah ini menunjukkan model umum dari suatu jaringan seluler :
Dalam sistem komunikasi bergerak daerah penerima atau daerah layanan keseluruhan
dibagi menjadi beberapa cell. Sistem ini memiliki banyak keuntungan dibanding dengan sistem
analog, yaitu :
10
a) Kapasitas pelanggan besar karena setiap pembawa tentunya mempunyai lebar
band tertentu satu kanal. Dalam sistem GSM kanal pembawa merupakan
kombinasi dari Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan Time Division
Multiple Access (TDMA) sehingga mempunyai kanal yang lebih banyak
dibanding dengan sistem analog yang hanya menggunakan sistem FDMA, juga
dengan diberlakukanya sistem pengulangan frekuensi, maka alokasi frekuensi
pembawa dalam cell-cell semakin menambah kapasitas kemampuan pelanggan.
b) Efisien dalam penggunaan pita frekuensi karena memakai prinsip pengulangan
frekuensi. Konsep pengulangan frekuensi merupakan pengalokasian ulang suatu
frekuensi pembawa pada cell setelah mencapai jarak pisah tertentu, dengan
efisiensi pita frekuensi kapasitas akan semakin besar.
c) Kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kepadatan lalu lintas atau trafik karena
cell dapat dipecah. Apabila suatu area dengan luas cakupan tertentu telah
mencapai tingkat kepadatan yang tinggi, maka masalah ini dapat diatasi salah
satunya dengan pemecahan cell, yang mana proses pemecahan cell ini merupakan
proses menambah atau mengganti cell semula dengan cell- cell yang mempunyai
luas cakupan lebih kecil, hal ini berarti beban trafic dapat dibagi dengan cell baru
tersebut.
d) Cakupan area yang lebih luas.
e) Kualitas suara yang lebih baik, karena dengan sistem digital maka kualitas suara
dihasilkan akan semakin jernih. Sistem analog menggunakan frekuensi rendah
rawan dengan gangguan frekuensi dari luar, sedangkan dengan sistem digital yang
digunakan pada sistem komunuikasi seluler menggunakan frekuensi tinggi yang
lebih tahan terhadap gangguan frekuensi dari luar sehingga kualitas suara lebih
baik.
f) Memiliki berbagai fasilitas kemudahan diantaranya pengiriman teks, penitipan
pesan suara, pengalihan panggilan dll.
2.1.3 CELL
11
Konsep dasar dari suatu sistem selular adalah pembagian pelayanan menjadi daerah-
daerah kecil yang disebut sel. Setiap sel mempunyai daerah cakupannya masing-masing dan
beroperasi secara khusus. Suatu sel pada dasarnya merupakan pusat komunikasi radio yang
berhubungan dengan MSC yang mengatur panggilan yang masuk. Jangkauan pengiriman sinyal
pada sistem komunikasi bergerak selular dapat diterima dengan baik tergantung pada kuatnya
sinyal batasan sel para pemakainya. Tetapi, masih terdapat faktor lain yang dapat menjadi
kendala untuk sinyal yang dikirim dapat diterima dengan baik. Faktor lain yang dimaksud adalah
faktor geografis (alam).
• Konsep bentuk sel dalam perencanaan :
Akan tetapi batasan-batasan tersebut akhirnya ditentukan sendiri oleh kuatnya sinyal
radio antar Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
MS (Mobile Station) pada umumnya terdapat tiga jenis MS untuk sistem komunikasi
bergerak. Pertama adalah pesawat yang terhubung dengan kendaraan (vehicle mountered).
Kedua pesawat portable dan yang terakhir pesawat genggam (handheld). Secara arsitektur MS
terdiri dari bagian yang menangani radio, bagian pemrosesan data dan antarmuka dengan
12
pengguna atau ke terminal yang lain. Dua bagian yang pertama berfungsi untuk mengakses dan
berinteraksi dengan jaringan melalui radio interface. Sedangkan yang terakhir berkaitan dengan
interaksi dengan pengguna. Bila dilakukan pembagian secara fungsional, MS terdiri dari:
BTS (Base Transceiver Station) terdiri dari perlengkapan radio yang diperlukan untuk
mendukung sebuah sel. Tugas dari BTS adalah menjaga dan memonitor hubungan dengan MS.
Lebih khusus lagi, menghubungkan dengan transmisi penerimaan radio, semua fungsi
pemrosesan sinyal spesifik dengan radio interface dan beberapa fungsi tambahan. BTS juga
sering disebut sebagai kepanjangan tangan BSC dan merupakan bagian dengan perangkat keras
tesebut.
13
Setiap sel memiliki alokasi sejumlah channel frekuensi tertentu yang berlainan dengan
sebelahnya. Karena channel frequency merupakan sumber terbatas maka, untuk meningkatkan
kemampuan pelayanan frekuensi yang terbatas tersebut dipakai secara berulang-ulang, yang
dikenal dengan istilah pengulangan frekuensi (frequency reuse). Oleh karena itu pengulangan
frekuensi merupakan hal yang penting dalam komunikasi selular.
14
Gambar kaidah penomoran sel
Gambar 2.1 mengilustrasikan konsep reuse frekuensi seluler, di mana sel-sel berlabel
huruf yang sama menggunakan kelompok yang sama saluran. Frekuensi Rencana reuse
adalah overlay pada peta untuk menunjukkan di mana kanal frekuensi yang berbeda
digunakan. Bentuk sel heksagonal ditunjukkan dalam. Gambar 2.1 adalah konseptual dan
merupakan Model sederhana dari liputan radio untuk setiap base station, tetapi telah
universally diadopsi sejak segi enam memungkinkan analisis mudah dan dikelola dari sistem
selular. Cakupan radio sebenarnya sel dikenal sebagai tapak dan ditentukan dari pengukuran
lapangan atau model prediksi propagasi. Meskipun jejak nyata amorf di alam, bentuk sel
biasa adalah diperlukan untuk desain sistem yang sistematis dan adaptasi untuk pertumbuhan
di masa depan. sementara itu mungkin tampak alami untuk memilih lingkaran untuk
mewakili wilayah cakupan dasar stasiun, lingkaran yang berdekatan tidak dapat dilakukan
overlay pada peta tanpa meninggalkan celah atau
15
menciptakan daerah
tumpang tindih. Jadi, ketika mempertimbangkan bentuk geometris yang mencakup seluruh
wilayah tanpa tumpang tindih dan dengan luas yang sama, ada tiga masuk akal pilihan:
persegi, segitiga sama sisi, dan segi enam. Sebuah sel harus dirancang untuk melayani ponsel
terlemah dalam tapak, dan ini biasanya terletak di tepi sel. Untuk jarak tertentu antara pusat
dari polygon dan yang terjauh poin perimeter, segi enam memiliki luas terbesar dari tiga.
Jadi, dengan menggunakan segi enam geometri jumlah paling sedikit sel dapat menutupi
wilayah geografis, dan segi enam erat mendekati radiasi melingkar pola yang akan terjadi
karena basis omni-directional antena stasiun dan bebas ruang propagasi. Tentu saja, jejak
selular sebenarnya ditentukan oleh kontur di mana pemancar diberikan melayani ponsel
berhasil. Bila menggunakan segi enam ke daerah cakupan Model, basis pemancar stasiun
digambarkan sebagai baik berada di tengah sel (sel-tengah bersemangat) atau tiga dari enam
simpul sel (sel tepi-senang). Biasanya, omni-directional antena yang digunakan dalam sel-
tengah bersemangat dan antena directional sektoral yang digunakan dalam sel
sudutbersemangat. Pertimbangan praktis biasanya tidak memungkinkan basis stasiun untuk
16
memungkinkan base station untuk diposisikan hingga seperempat sel radius
jauh dari lokasi yang ideal.
Handover adalah proses pengalihan kanal traffic secara otomatis pada MS yang sedang
digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungan.
Hal ini menjelaskan bahwa handover pada dasarnya adalah sebuah ‘call’ koneksi yang
bergerak dari satu sel ke sel lainnya.
Proses ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah status dedicated node (persiapan
handover) dan alat untuk menswitch komunikasi yang sedang berlangsung dari suatu
kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain pada sel yang lain.
Keputusan untuk sebuah handover dibuat oleh BSC, yaitu dengan mengevaluasi secara
permanent pengukuran yang diambil oleh BTS dan MS.
Pengukuran rata-rata oleh BSC dibandingkan dengan nilai-nilai ambang batas (treshold);
jika Px melebihi nilai treshold maka dimulai proses handover dengan mencari sebuah sel
target yang cocok.
17
2.2 Arsitektur Sistem Komunikasi Bergerak
GSM
GSM adalah sistem komunikasi bergerak yang berdasarkan pada teknologi seluler digital,
dengan Subcriber Identity Module (SIM) card sebagai identitas pelanggan, dimana pelanggan
dapat bergerak secara bebas didalam ara layanan jaringan tersebut tanpa mengalami pemutusan
panggilan dan mampu menyediakan pelayanan seluas-luasnya baik voice atau nonvoice,
memberikan kesesuaian akses ke semua jaringan GSM. Memberikan fasilitas roaming otomatis,
registrasi dan locating updating bagi pelanggan yang bergerak, memberikan layanan dengan
level kualitas yang lebih baik, dan sebagainya.
Konsep sistem komunikasi bergerak seluler diperkenalkan oleh Bell Labs dan dilakukan
studi di berbagai tempat didunia selama tahun 70-an. Di Amerika sistem seluler yang pertama
yaitu Advance Mobile Phone (AMPS) yang dioperasikan pada tahun 1997.
Dinegara–negara Eropa Utara secara bersama-sama oleh beberapa Negara manufaktur
membuat Nordic Mobile Telephone (NMT) yang ditujukan untuk daerah cakupan skindinavia.
Sistem tersebut mulai dioperasikan di Swedia pada September 1981 dan selanjutnya di
Norwegia, Denmark dan Finlandia.
Jaringan-jaringan yang didasarkan pada kedua spesifikasi ini (AMPS dan NMT)
digunakan diseluruh dunia pada awal tahun 90-an, dimana salah satu dari sitem ini lebih dominan
18
digunakan. Contohnya sistem Total Access Communication System (TACS) yang merupakan
turunan dari AMPS yang digunakan di Ingris pada tahun 1985.
Syarat utama sistem radio umum adalah bandwidth radio. Kondisi ini telah diketahui
sebelum tahun 1978, ketika diputuskan untuk menggunakan band frekuensi dua kali 25 MHz di
sekitar 900 MHz untuk komunikasi bergerak di Eropa. Tahun 1982 dengan dipelopori oleh
Jerman dan Perancis, maka Conference Europance d’Administration de Post et
Telecommunication (CEPT) menetapkan GSM sebagai standar digital seluler untuk Eropa. Dan
tahun 1985 Jerman, Prancis, Italia dan Inggris bersatu untuk mengembangkan standarisasi GSM.
Tahun 1987 di tanda tangani Memorandum Of Understanding pemakaian GSM oleh 14 negara
Eropa.
Walaupun standarisasi GSM baru saja terselesaikan dan pengoperasiannya baru saja
dimulai bahkan sebelum merata ke seluruh Eropa, namun dengan mengantisipasi perkembangan
GSM yang sangat pesat serta tingkat kepadatan pelayanan per area yang tinggi, maka arah
perkembangan teknologi GSM adalah 1800, yakni Digital Celuler System pada alokasi frekuensi
1.800 MHz. Dengan frekuensi tersebut akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per
satuan cell. Akhirnya pada tahun 1991 nama GSM dipakai sebagai trade mark komersial system
komunikasi begerak Eropa pada frekuensi 900 MHz yang dikenal dengan Global System For
Mobile Communication (GSM).
Jaringan GSM terdiri dari beberapa kesatuan fungsional yang memiliki fungsi tertentu. Struktur
Public Land Mobile Network (PLMN) terbagi menjadi tiga sub-sistem yaitu :
• Radio Subsystem (RSS)
• Network Switching Subsystem (NSS)
• Operation and Maintenance Subsystem (OMS)
19
Sebuah Sebuah jaringan GSM terdiri dari beberapa komponen :
21
CDMA, “wide code division multiple accesss“ atau disingkat WCDMA dan “time
division multiple access atau TDMA
Di Eropa generasi ketiga diberi nama UMTS (Universal
Mobile
Telecommunication Sistem)
Generasi keempat (G4) masih mengambil beberapa teknologi yang belum matang
benar. Kunci di antaranya adalah antena BTS yang memilki karakter dandanan
(array) adaptif
• GSM (Global System for Mobile Communications) mulai menggeser AMPS diawal
tahun 1995, GSM menggunakan teknologi digital
• Keunggulan menggunakan teknologi digital: kapasitas yang besar, sistem security yang
lebih baik dan layanan yang lebih beragam.
• GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA (Frequency Division
Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya bekerja
pada frekuensi 900 Mhz
• Merupakan standard yang pelopori oleh ETSI (The European Telecommunication
Standard Institute)
• Frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz Pada band frekuensi 900 Mhz.
• Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang terdiri dari
200 KHz setiap carrier.
22
• Carrier frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 times slot dimana setiap user
akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan pengaturan
waktu.
23
Authentication Center
(AUC): basis data yang benar-benar
dilindungi oleh operator, dipakai untuk menangani otentikasi (identitas) dan kunci-kunci
enkripsi (pengacakan bit-bit komunikasi untuk menghindari penyadapan telepon)
MENUJU GENERASI KEDUA KOMA LIMA TEKNOLOGI BERGERAK
• Awalnya akses data yang dipakai dalam GSM sangat kecil hanya sekitar 9.6 kbps.
• Teknologi yang digunakan GSM dalam akses data pada awalnya adalah WAP (Wireless
Application protocol)
• Kemudian diperkenalkan teknologi GPRS (General Packet Data Radio Services) pada
tahun 2001 di Indonesia.
• Secara teoritis kecepatan akses data yang dicapai dengan menggunakan GPRS adalah
sebesar 115 Kbps dengan throughput yang didapat hanya 20-30 kbps.
• GPRS juga memungkinkan untuk dapat berkirim MMS (Mobile Multimedia Message)
dan juga menikmati berita langusng dari Hand Phone secara real time.
• Pemakaian GPRS lebih ditujukan untuk akses internet yang lebih flexibel dimana saja
dan kapan saja, kita dapat melakukannya asalkan masih ada sinyal GPRS.
Setelah generasi kedua sukses di pasaran, komunikasi bergerak kemudian masuk menuju
generasi ketiga. Namun, sebelum masuk ke generasi yang memiliki kemampuan multimedia
secara penuh ini, kunci awalnya adalah penggunaan GPRS.
Teknik transmisi data yang ada pada generasi kedua (GSM) saat ini terbatas pada
komunikasi suara, hal ini dikarenakan kanal radio yang bersifat tunggal dan berkecepatan
rendah, senantiasa harus diperuntukkan khusus bagi pengguna data selama durasi komunikasi
(dedicated), misalnya untuk SMS 9,6 kbps. Teknik circuit swithingtersebut akhirnya akan
menyebabkan reduksi atau pengurangan kapasitas sistem secara keseluruhan dan memboroskan
lebar pita, sementara itu GPRS yang menggunakan teknik packet switching memungkinkan
24
semua pengguna dalam sebuah sel dapat berbagi sumber-sumber yang sama, dengan kata lain
para user dapat menggunakan spektrum radio hanya ketika mengakses data.
Struktur GPRS hampir sama dengan GSM, hanya saja bit rate yang digunakan dua kali
lipat lebih tinggi dibandingkan pada GSM yaitu sebesar 115 kbps. Dengan demikian, Base
Station Subsystem (BSS) yang sudah ada akan menyediakan cakupan GPRS lengkap mulai dari
ujung jaringan. Namun, dibutuhkan sebuah perangkat jaringan fungsional baru, yaitu Packet
Control Unit (PCU) yang berfungsi sebagai pengatur segmentasi paket, akses kanal radio,
kesalahankesalahan transmisi dan mengontrol daya. Penyebaran jaringan GPRS adalah dimulai
dengan pengenalan sebuah subsistem jaringan tumpangan baru yang disebut Network SubSystem
(NSS), dimana memiliki dua elemen jaringan baru, yaitu Serving GPRS Support Node (SGSN)
dan Gateway GPRS Support Node (GGSN).
1. Menambah jaringan radio packet sebagai sebuah overlay pada struktur eksisting.
2. Mengganti BS dan BSC dengan sub-network UTRA (Universal Terrestrial Radio Access)
3. Memperkenalkan handset UMTS (Universal Mobile telecommunication System) beserta
SIM
2.3.3 EDGE
25
Seperti namanya, EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution), adalah teknologi
yang dikembangkan dengan basic teknologi GSM dan GPRS. Sebuah system EDGE
dikembangkan dengan tetap menggunakan equipment yang terdapat pada jaringan
GSM/GPRS. Jadi EDGE tidak bisa sendiri.
Perbedaan jaringan GPRS dan EDGE hanya terdapat pada sisi radio akssnya saja,
sedangkan pada sisi jaringan corenya, EDGE dan GPRS menggunakan equipment dan
protocol yang sama.
Sebuah jaringan GPRS dapat diupgrade menjadi sebuah jaringan dengan sistem EDGE
hanya dengan menambahkan sebuah EDGE Transceivier Unit (TRU) pada sisi radio
aksesnya.
EDGE adalah sebuah cara untuk meningkatkan kecepatan data pada radio link GSM.
Dengan menggunakan teknik modulasi dan coding scheme yang berbeda dengan system
GPRS sebelumnya, serta dengan melakukan pengaturan pada protocol radio link-nya
Jadi secara umum ada tiga aspek teknik baru pada EDGE jika kita bandingkan dengan
GPRS, yaitu :
– Teknik Modulasi
– Teknik Coding
Teknologi Menuju 3G
26
3G adalah merujuk pada komunikasi nirkabel generasi berikutnya, yang membawa nama
dari sesuatu dari teknologi dengan piranti komunikasi bergerak. Tujuan dari 3G adalah untuk
menyalurkan kemampuan kapabilitas kecepatan data yang lebih tinggi terhadap piranti
komunikasi bergerak pada luasan secara geografi lebih luas. Kecepatan data di atas 2 Mega bits
per detik akan memadai pada beberapa daerah. Di samping itu tujuan 3G adalah menjadikan
piranti ini memiliki keseragaman dalam hal mobilitasnya, sehingga di manapun piranti itu di
bawa tetap memberikan kualitas yang baik.
27
2.3.3 Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga (3G)
Sistem komunikasi nirkabel generasi ketiga dikembangkan dari sistem-sistem yang ada di
generasi kedua, yang sudah matang teknologinya. 3G (dari bahasa Inggris: third-generation
technology) merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication
Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon selular.
Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel versi
ke-tiga. Melalui 3G, pengguna telepon selular dapat memiliki akses cepat ke internet dengan
bandwidth sampai 384 kilobit setiap detik ketika alat tersebut berada pada kondisi diam atau
bergerak secepat pejalan kaki. Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang tentunya
mampu memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton video secara
langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain menggunakan video. 3G mengalahkan
semua pendahulunya, baik GSM maupun GPRS. Beberapa perusahaan seluler dunia akan
menjadikan 3G sebagai standar baru jaringan nirkabel yang beredar di pasaran ataupun negara
berkembang.
28
• Memiliki kemampuan yang mudah untuk berevolusi ke sistem nirkabel generasi,
berikutnya
• Memiliki laju data paket 2Mbps untuk terminal atau perangkat yang diam di tempat, 384
kbps untuk kecepatan orang berjalan dan 144 kbps untuk kecepatan orang berkendaraan.
Generasi ketiga menggunakan jaringan digital layanan terpadu berpita lebar untuk
mengakses jaringan-jaringan informasi. Istilah-istilah yang muncul seperti Personal
Communication Sistem (PCS) dan Personal Communication Network (PDN) digunakan untuk
menyatakan secara tidak langsung munculnya sistem generasi ketiga bagi perangkat-perangkat
genggamnya. Nama lain dari PCS ini termasuk Future Public Land Mobile Telecommunication
Sistem (FPLMTS) untuk penggunaan di seluruh dunia, yang juga dikenal dengan nama
International Mobile Telecommunication 2000 (IMT 2000), dan Universal Mobile
Telecommunication Sistem (UMTS).
TEKNOLOGI 3,5
• 3,5G adalah teknologi mobile broadband berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Packet
Access) yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan hampir sepuluh kali lipat
dari kecepatan teknologi 3G.
• Akses data melalui jaringan 3G hanya mampu menyediakan kecepatan maksimal 384
Kilobit per second (KBps), sedangkan teknologi HSDPA menawarkan akses dengan
kecepatan maksimal hingga 3,6 Megabit per second (mbps).
• 3,5G berbasis HSPDA dikembangkan dari W-CDMA (Wideband CDMA) dan
memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System
(UMTS).
29
teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G
and beyond".
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan
arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data
lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang
ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan
dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan
kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium
dan keamanan tinggi.
Salah satu istilah yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan teknologi 4G adalah
MAGIC :
30
• A nytime anywhere, kapan saja dan dimana saja.
Ada beberapa penelitian yang terkait dengan teknologi komunikasi generasi ke-4 (4G),
topik ini akan menjadi pembicaraan dan penelitian yang sangat hangat. Klasifikasi dari penelitian
yang tanpa berhenti dilakukan ini dibagi menjadi dua kelas yang berbeda, yaitu:
1. Banyak penelitian yang berkaitan dengan teknologi 4G terfokus pada hal-hal
utama pada teknis di area, seperti pendistribusian dengan teknik komputasi,
mobile agents, layanan multimedia, interface dari radio air, dan lain-lain.
2. Beberapa bagian penelitian lainnya adalah tertuju pada skenario dari sudut
pandang dari layanan provider, pengguna, analisis pemasaran, dan hal-hal lainnya
yang bersifat non-teknis.
Namun tidak ada teknologi yang sempurna yang dapat melengkapi pada semua hal,
karena semua teknologi pasti memiliki keterbatasan di satu aspek atau di beberapa aspek. Begitu
pula pada teknologi komunikasi generasi ke-4 ini yang memiliki aspek keterbatasan pada mobile
station, jaringan nir kabel, dan Quaility of Service (Qos).
PENERAPAN 4G DI INDONESIA
Sitra WiMAX
Komunikasi tidak bergerak didefinisikan sebagai sistem fixed (diam) dimana komunikasi
menggunakan kabel sebagai media transmisi (wireline). Media transmisi wireline dapat
berbentuk dawai, kabel, dan fiber. Ada tiga jenis kabel yang digunakan sebagai media transmisi
yaitu coaxial, twist pair, dan fiber optik. a. Kabel Coaxial
Kabel coaxial atau yang lebih populer disebut ”coax” adalah kabel tembaga inti konduktif
yang dilapisi dengan metal konduktor silindris dan mempunyai kecepatan trasmisi 10–100
Mbps.
32
b. Kabel Unshielded Twist Pair (UTP)
Kabel twist pair adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel terpilin mirip kabel telepon.
Masing-masing kabel memiliki warna yang berbeda sebagai standar kode nomor urut (pin).
Kecepatan rata-rata transmisi sekitar 110 % kecepatan transmisi kabel coaxial. Kabel ini
sangat cocok digunakan untuk jaringan dengan topologi star dan hyerarchical tree.
c. Kabel Fiber Optic
Sesuai namanya, kabel ini terbuat dari serabut kaca (optical fibers) yang sangat tipis.
Kecepatan transmisi kabel ini jauh lebih cepat dibanding dua jenis kabel sebelumnya. Hal ini
disebabkan data ditransmisikan dalam bentuk cahaya. Akan tetapi, kabel ini sering
menimbulkan gangguan (noise) apabila kabel tertekuk walaupun sedikit saja. Kabel ini sering
digunakan pada jaringan yang lebih besar seperti pada jaringan perusahaan pusat dan cabang-
cabangnya serta jaringan multinasional lainnya. Pada serat optik gelombang cahayalah yang
bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi
sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui
serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada
ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah
sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian
merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat
dirubah kembali menjadi gelombang suara. Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang
cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan
nama komponen optoelectronik pada setiap ujung serat optik. Dalam perjalanannya dari
transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan
konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan
sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah
mengalami redaman.
33
Contoh teknologi sistem komuikasi tidak bergerak yaitu PSTN adalah singkatan dari
Public Switched Telephone Network atau yang biasa disebut jaringan telepon tetap (dengan
kabel). PSTN secara umum diatur oleh standar-standar teknis yang dibuat oleh ITU-T, dan
menggunakan pengalamatan E.163/E.164 (secara umum dikenal dengan nomor telepon).
PSTN merupakan jaringan publik yang bersifat circuit switch dan pada awalnya
disipakan untuk fasilitas teleponi. PSTN merupakan jaringan telekomunikasi pertama dan
terbesar di seluruh dunia. Hampir 700 juta pelanggan memanfaatkan jaringan tersebut untuk
aktifitas telepon.
Jaringan ini biasanya menggunakan kawat tembaga agar dapat menghantarkan sinyal
yangkuat dan jelas, tidak mudah karatan kuat, dan tahan terhadap cuaca. Selain itu, jaringan
ini juga bisa dihubungkan dengan Kabel Optic, namun kabel ini jadi jarang digunakan
karenaharganya yang mahal dan agak rumit penggunaanya. Jaringan ini juga bisa
dihubungkandengan kabel coaxial, sayangnya kabel ini sulit diinstalasi dan memiliki ukuran
yangsangat besar tapi memiliki kelebihan yaitu kuat terhadap noise. Satelit, fixed wireless
(jaringan telepon tanpa kabel kepada fixed customer, seperti telepon rumah), danmobile
wireless circuits (jaringan telepon tanpa kabel kepada mobile customer, sepertihandphone)
dapat digunakan sebagai media penghubung jaringan PSTN.
34
Tembaga (Jarlokat), Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar), Jaringan Lokal Akses Fiber
Optik (Jarlokaf), Hybrid Fiber Coaxial (HFC)
3) Jaringan Interkoneksi
Private Branch eXchange (PBX) yaitu sebuah sentral privat dengan feature seperti
sentral publik yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan dalam melayani
komunikasi internal perusahaan tersebut.
Secara umum komponen jaringan yang digunakan dalam sebuah jaringan telepon wireline
adalah:
• Sentral Telepon (switching unit) adalah perangkat yang berfungsi untuk melakukan
proses pembangunan hubungan antar pelanggan. Sentral telepon juga melakukan tugas
pencatakan data billing pelanggan.
• MDF (Main Distribution Frame) adalah sebuah tempat terminasi kabel yang
menghubungkan kabel saluran pelanggan dari sentral telepon dan jaringan kable yang
menuju ke terminal pelanggan. Bila sebuah sentral telepon memiliki 1000 pelanggan,
maka pada MDF-nya akan terdapat 1000 pasang kabel tembaga yang terpasang pada slot
MDFnya, dimana setiap pasang kabel tembaga ini akan mewakili satu nomor pelanggan.
Dan 1000 pasang kabel yeng terpasang di slot MDF ini akan di-cross coneect dengan
1000 pasang kable lain yang berasal dari saluran pelanggan yang menuju ke pesawat
terminal pelanggan. Jadi bila seorang pelanggan ingin agar nomor teleponnya diganti
dengan nomor lain, maka proses perubahan nomor ini dapat dengan mudah dilakukan
dengan merubah koneksi saluran pelanggan di MDF-nya. MDF bisanya diletakan pada
satu gedung yang sama dengan sentral teleponnya (berdekatand engansentral telepon).
• RK (Rumah Kabel) juga merupakan sebuah perangkat cross connect saluran pelanggan,
hanya saja ukurannya lebih kecil. Jadi dari MDF, kable saluran pelanggan akan dibagi-
bagi dalam kelompok yang lebih kecil dan masing- masing kelompok kabel akan
didistrubikan
ke beberapa RK. Dan dari RK, kable saluran pelanggan ini akan dibagi-bagi lagi ke dalam
jumlah yang lebih kecil dan terhubung ke beberapa IDF. Bentuk phisik RK adalah sebuah
kotak (biasanya berwarna putih) dan banyak kita temui dipinggir-pinggir jalan.
• IDF (Intermediate Distribution Frame) juga merupakan sebuah perangkat cross connect
kabel saluran pelanggan, dengan ukuran yang lebih kecil dari MDF dan RK. Secara
35
phisik, IDF berbentuk kotak-kotak (biasanya warna hitam) yang terpasang pada tiang-
tiang telepon.
• TB (Terminal Box) juga merupakan cross connect kabel saluran pelanggan yang
menghubungkan antara kabel saluran pelanggan di dalam rumah dengan yang diluar
rumah. Secara phisik, TB berbentuk kotak yang terpasang di rumah-rumah pelanggan.
• Pesawat telepon pelanggan aalah perangkat yang berfungsi sebagai transceiver (pengirim
dan penerima) sinyal suara. Pesawat pelanggan juga dilengkapi dengan bell dan keypad
DTMF yang berfungsi untuk mendial nomor pelanggan.
36
BAB 4: KESIMPULAN
• Komunikasi adalah, proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang
atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti.
Telekomunikasi adalah penyampaian informasi dari transmitter ke receiver.
• Komunikasi bergerak didefinisikan sebagai komunikasi antara dua terminal dimana salah
satu atau keduanya berpindah tempat. Dalam hal ini perpindahan yang dimaksud terjadi pada
sistem komunikasi radio yang tidak menggunakan kabel sebagai media transmisi (wireless)
• Ditinjau dari segi daerah jangkauan (coverage), maka sistem telekomunikasi bergerak dapat
dibedakan menjadi sistem analog dan sistem digital
• Pada sistem analog Base Station Control (BSC) melayani wilayah yang luas dan keuntungan dari
sistem ini adalah relatif mudah dalam hal switching, charging dan transmisi. Sedangkan
kekurangannya yaitu ; Kemampuan pelayanan terbatas, karena jumlah kanalnya sedikit sehingga
jumlah pelanggan terbatas, tidak efisien dalam penggunaan frekuensi
• Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan sistem komunikasi bergerak analog ini, diciptakan
sistem digital, dimana dalam sistem ini daerah pelayanan dibagi menjadi beberapa wilayah
pelayanan yang lebih kecil yang disebut cell
• Setiap cell dilayani oleh sebuah Base Transceiver Station (BTS), dan satu BTS dengan BTS dari
masing-masing cell saling berhubungan dan dikendalikan oleh Base Station Control (BSC).
• Prinsip Dasar Arsitektur Sistem Digital
• Pemancar mempunyai daya pancar yang rendah dan daerah cakupan yang kecil.
• Menggunakan prinsip pengulangan frekuensi.
• Pemecahan cell pada cell yang padat dengan pelanggan.
• Dalam sistem komunikasi bergerak daerah penerima atau daerah layanan keseluruhan dibagi
menjadi beberapa cell. Sistem ini memiliki banyak keuntungan dibanding dengan sistem analog,
yaitu :
• Kapasitas pelanggan besar karena setiap pembawa tentunya mempunyai lebar band tertentu satu
kanal
• Efisien dalam penggunaan pita frekuensi
• Kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kepadatan lalu lintas atau trafik karena cell dapat
dipecah Cakupan area yang lebih luas.
37
• Memiliki berbagai fasilitas kemudahan diantaranya pengiriman teks, penitipan pesan suara,
pengalihan panggilan dll
• Perkembangan Sistem Komunikasi bergerak dari masa ke masa meliputi:
1. Jaringan 1G (NMT, AMPS)
2. Jaringan 2G (GSM, CDMA, GPRS)
3. Jaringan 3G (EDGE, UMTS)
4. Jaringan 3,5G (HSPA.HSDPA)
5. Jaringan 4G (Wi-Fi, WIMAX, LTE)
38