aspek sejarah
Replika tempurung kepala manusia Jawa yang pertama kali ditemukan di Sangiran
Era Kerajaan-Kerajaan di
Nusantara
Sejarah awal
Kerajaan Hindu-Buddha
Kolonialisasi Spanyol
Kolonialisasi Portugis
1509 - 1520
1521
Unus memimpin armada dari
Demak dan Cirebon melawan
orang-orang Portugis di Melaka.
Unus terbunuh dalam
pertempuran. Trenggono menjadi
Sultan Demak.
Portugis merebut Pasai di
Sumatra;
Gunung Jati (dari Cirebon)
meninggalkan Pasai berangkat ke
Mekkah.
Kapal terakhir dari ekspedisi
Magelhaens mengeliling dunia
berlayar antara pulau Lembata
dan Pantar di Nusa Tenggara.
1522
Februari ekspedisi Portugis di
bawah De Brito tiba di Banda.
Mei, ekspedisi De Brito tiba di
Ternate, membangung sebuah
benteng Portugis.
Kerajaan Sunda, yang masih
beragama Hindu, meminta
bantuan Portugis untuk
menghadapi kemungkinan
serangan Demak yang Muslim.
Kontrak kerja sama
ditandatangani dan sebuah
padrao didirikan di Sunda Kalapa
Sisa-sisa ekspedisi Magelhaens
berkeliling dunia mengunjungi
Timor.
Portugis membangun benteng di
Hitu, Ambon.
1523
Gunungjati kembali dari Mekkah,
kembali ke Cirebon, dan menetap
di Demak, menikahi saudara
perempuan Sultan Trenggono.
1524
Gunungjati dari Cirebon dan
anaknya Hasanuddin (di Banten)
melakukan dakwah secara
terbuka dan rahasia di Jawa Barat
untuk memperlemah Kerajaan
Sunda yang beribu kota di
Pajajaran dan persekutuannya
dengan Portugis. Pemerintah lokal
di Banten, yang tadinya tergantung
pada Pajajaran, masuk Islam dan
bergabung dengan pihak Cirebon
dan Demak.
Aceh merebut Pasai dan Pedir di
Sumatra Utara.
1525
Hasanuddin (dari Banten), anak
dari Gunungjati (dari Cirebon),
melakukan dakwah di Lampung.
1526
Portugis membangun benteng
pertama di Timor.
1527
Demak menaklukkan Kediri, sisa-
sisa Hindu dari kerajaan
Majapahit; Sultan-sultan Demak
mengklaim sebagai pengganti
Majapahit; Sunan Kudus ikut
serta.
Demak merebut Tuban.
Cirebon, dibantu Demak,
menduduki Sunda Kelapa,
pelabuhan Kerajaan Sunda.
Fatahillah mengganti namanya
menjadi Jayakarta. (Sukses ini
dikatakan berkat pimpinan
"Fatahillah"—atau, sesuai dengan
kekeliruan ucapan Portugis,
"Falatehan"—namun mungkin ini
adalah nama yang diberikan
kepada Sunan Gunungjati dari
Cirebon) Para penjaga keamanan
pelabuhan Kerajaan Sunda
didorong mundur meninggalkan
daerah pesisir. Dengan demikian
pembangunan gudang atau
benteng sesuai perjanjian dagang
antara Portugis dengan Kerajaan
Sunda batal terwujud.
Kerajaan Palakaran di Madura,
yang berbasis di Arosbaya (kini
Bangkalan), menjadi Islam di
bawah Kyai Pratanu.
Ekspedisi dari Spanyol dan
Meksiko berusaha mengusir
Portugis dari Maluku.
1529
Demak menaklukkan Madiun.
Raja-raja Spanyol dan Portugal
sepakat bahwa Maluku harus
menjadi milik Portugal, dan
Filipina menjadi milik Spanyol.
1530
Salahuddin menjadi Sultan Aceh.
Surabaya dan Pasuruan takluk
kepada Demak. Demak merebut
Blambangan, kerajaan Hindu
terakhir di ujung timur Jawa.
Gowa mulai meluas dari
Makassar.
Banten memperluas pengaruhnya
atas Lampung.
1531–1540
1536
Serangan besar Portugis terhadap
Johor.
Antonio da Galvão menjadi
gubernur di pos Portugis di
Ternate; mendirikan pos Portugis
di Ambon.
Portugis membawa Sultan Tabariji
dari Ternate ke Goa karena
mencurigainya melakukan
kegiatan-kegiatan anti Portugis,
menggantikannya dengan
saudara-saudaranya.
1537
Serangan Aceh atas Melaka gagal.
Salahuddin dari Aceh digantikan
oleh Alaudin Riayat Syah I.
1539
Aceh menyerang suku Batak di
selatan mereka.
1540
Portugis berhubungan dengan
Gowa.
Kesultanan Butung didirikan.
1541–1550
1545
Demak menaklukkan Malang.
Gowa membangun benteng di
Ujung Pandang.
1546
Demak menyerang Blambangan
namun gagal.
Trenggono dari Demak meninggal
dan digantikan oleh Prawata.
Menantunya, Joko Tingkir
memperluas pengaruhnya dari
Pajang (dekat Sukoharjo
sekarang).
St. Fransiskus Xaverius
berkunjung ke Manado dan
Kema.[26]
1547
Aceh menyerang Melaka.
1549
Sunan Prawata meninggal
Arya Penangsang menggantikan
Prawata sebagai Sultan Demak V
1550
Portugis mulai membangun
benteng-benteng di Flores.
1554
Arya Penangsang meninggal,
Kesultanan Demak runtuh.
1551–1560
1551
Johor menyerang Portugis Melaka
dengan bantuan armada Ratu
Kalinyamat dari Jepara.
Pasukan-pasukan dari Ternate
menguasai Kesultanan Jailolo di
Halmahera dengan bantuan
Portugis.
1552
Hasanuddin memisahkan diri dari
Demak dan mendirikan
Kesultanan Banten, lalu merebut
Lampung untuk Kesultanan yang
baru.
Aceh mengirim duta ke Suleiman I,
Sultan Utsmaniyah di Istanbul.
1558
Leiliato memimpin suatu pasukan
dari Ternate untuk menyerang
Portugis di Hitu.
Portugis membangun benteng di
Bacan.
Ki Ageng Pemanahan menerima
distrik Mataram dari Joko Tinggir,
memerintah di Pajang.
Wabah cacar di Ternate.
1559
Para misionaris Portugis
mendarat di Timor. Khairun
menjadi Sultan Ternate.
1560
Portugis mendirikan pos misi dan
perdagangan di Panarukan, di
ujung timur Jawa.
Spanyol mendirikan pos di
Manado.
1561–1570
1561
Misi Dominikan Portugis didirikan
di Solor.
1564
Wabah cacar di Ambon.
1565
Aceh menyerang Johor.
Kutai di Kalimantan menjadi
Kesultanan.
1566
Misi Dominikan Portugis di Solor
membangun sebuah benteng
batu.
1568
Serangan yang gagal oleh Aceh di
Melaka Portugis.
1569
Portugis membangun benteng
kayu di pulau Ambon.
1570
Aceh menyerang Johor lagi,
namun gagal.
Sultan Khairun dari Ternate
menandatangani sebuah
perjanjian damai dengan Gubernur
Lopez de Mezquita,[27] tetapi agen
Portugis membunuh Sultan
Hairun.[28] Baabullah menjadi
Sultan Ternate (hingga * 1583),
dan bersumpah untuk mengusir
Portugis keluar dari benteng-
benteng mereka.
Maulana Yusuf menjadi Sultan
Banten.
1571–1590
1571
Alaudin Riyat Shah meninggal,
kekacauan di Aceh hingga 1607.
1574
Jepara memimpin serangan yang
gagal di Melaka.
1575
Sultan Babullah berhasil mengusir
Portugis dari Ternate. Karena itu
Portugis membangun sebuah
benteng di Tidore.
1576
Portugis membangun benteng di
kota Ambon sekarang.
1577
Ki Ageng Pemanahan mendirikan
Kota Gede (dekat Yogyakarta
sekarang).
1579
Banten menyerang dan
meluluhlantakkan Pajajaran
merebut sisa-sisa Kerajaan Sunda,
dan melakukan Islamisasi. Raja
Sunda terakhir yang enggan
memeluk Islam, yaitu Prabu
Ragamulya atau Prabu
Suryakancana, meninggalkan ibu
kota Kerajaan Sunda tersebut dan
meninggal dalam pelarian di
daerah Banten.
November, Sir Francis Drake dari
Britania, setelah menyerang kapal
dan pelabuhan Spanyol di
Amerika, tiba di Ternate. Sultan
Babullah, yang juga membenci
orang-orang Spanyol,
mengadakan perjanjian
persahabatan dengan Britania.
1580
Maulana Muhammad menjadi
Sultan Banten.
Kerajaan Portugal jatuh ke tangan
kerajaan Spanyol dibawah Raja
Philip II; usaha-usaha kolonial
Portugis tidak dipedulikan.
Drake mengunjungi Sulawesi dan
Jawa, dalam perjalanan pulang ke
Britania.
Ternate menguasai Butung.
1581
Sekitar saat ini, Kyai Ageng
Pemanahan mengambil alih
distrik Mataram (yang telah
dijanjikan kepadanya oleh Joko
Tingkir, yang menundanya hingga
Sunan Kalijaga dari Wali Songo
mendesaknya), mengubah
namanya menjadi Kyai Gedhe
Mataram.
1584
Sutawijaya menggantikan ayahnya
Kyai Gedhe Mataram sebagai
pemerintah lokal dari Mataram,
memerintah dari Kota Gede.
1585
Sultan Aceh mengirim surat
kepada Elizabeth I dari Britania.
Kapal Portugis yang dikirim untuk
membangun sebuah benteng dan
misi di Bali karam tepat di lepas
pantai.
1587
Sutawijaya mengalahkan Pajang
dan Joko Tingkir meninggal; garis
keturunan beralih kepada
Sutawijaya. Gunung Merapi
meletus.
Portugis di Melaka menyerang
Johor.
Portugis menandatangani
perjanjian perdamaian dengan
Sultan Aceh.
Sir Thomas Cavendish dari
Britania mengunjungi Jawa.
1588
Sutawijaya mengganti namanya
menjadi Panembahan Senopati;
merebut Pajang dan Demak.
1590
Desa asli Medan didirikan.
1591–1659
1591
Senopati merebut Madiun, lalu
Kediri.
Sir James Lancaster dari Britania
tiba di Aceh dan Penang, tetapi
misinya gagal.
Ternate menyerang Portugis di
Ambon.
1593
Ternate mengepung Portugis di
Ambon kembali.
1595
2 April, ekspedisi Belanda di
bawah De Houtman berangkat ke
Hindia Belanda.
Suriansyah menjadikan Banjar di
Kalimantan sebuah Kesultanan
(belakangan Banjarmasin).
Portugis membangun benteng di
Ende, Flores
1654
Orang Minahasa mengizinkan
Belanda membangun loji di
Manado.[29]
Kolonisasi VOC
Pendudukan Jepang
Proklamasi kemerdekaan
Perang kemerdekaan
Teks Proklamasi
Demokrasi parlementer
Demokrasi terpimpin
Konfrontasi Indonesia—Malaysia
Gerakan 30 September
Timor Timur
Era reformasi
Pemerintahan Habibie
Pemerintahan Wahid
Pemerintahan Megawati
Pemerintahan Yudhoyono
Catatan kaki
1. Masih diperdebatkan, apakah termasuk H.
erectus atau H. sapiens
2. Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al.
2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432-443)
menyebutkan hingga 25.000 tahun yang
lalu.
3. Roberts 1990.
4. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban
Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press,
hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara,
Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan,
hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan
Berkembangnya Islam di Indonesia:
Kumpulan prasaran pada seminar di
Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi
Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai,
2005, PT. Madani Press, hal. Xvi;
Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia
Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran
Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002,
Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27.
Dalam beberapa literatur lain disebutkan
bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke
9. Ada juga yang menyebutkan abad ke
13. Namun, sebenarnya Islam masuk ke
Indonesia abad 7M, lalu berkembang
menjadi institusi politik sejak abad 9M,
dan pada abad 13M kekuatan politik
Islam menjadi amat kuat.
5. Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.
6. Jaime Koh; Stephanie Ho Ph.D. (22 Juni
2009). Culture and Customs of Singapore
and Malaysia (https://books.google.com/
books?id=MWlFCQAAQBAJ&pg=PA10) .
ABC-CLIO. hlm. 9. ISBN 978-0-313-35116-
7.
7. Slamet Muljana (2005), hlm. 221:Pada
tahun 1522, orang-orang Portugis sudah
sampai di pelabuhan Sunda untuk
mengadakan perjanjian dagang dengan
raja Sunda. Pada tanggal 21 Agustus
1522, telah dicapai persetujuan antara
pihak Portugis dan pihak Sunda untuk
mengadakan hubungan dagang.
8. Edi Sedyawati (1987), hlm. 15:Kelimpahan
hasil pelabuhan inilah yang telah memikat
pemimpin-pemimpin Portugis yang
berpangkal di Malaka untuk menjalin
hubungan erat dengan pajajaran,
khususnya dengan maksud m=untuk
mendapakan izin membangun benteng di
Sunda Kelapa. Izin telah diberikan pada
21 Agustus 1522, diperingati dengan
pendirian sebuah batu peringatan
berinskripsi.
9. M. Adnan Amal (2002), hlm. 82 (https://bo
oks.google.co.id/books?id=7g9SAQAAM
AAJ&dq=Maluku+Utara+%3A+perjalanan+
sejarah+1250-1800&focus=searchwithinv
olume&q=Kepulauan+Banda) :Pada 1512,
d'Albuquerque mengirim sebuah
ekspedisi yang terdiri dari dua kapal dan
sebuah karavel di bawah pimpinan
Antonio de Abreu untuk mencari
kepulauan rempah-rempah.
10. Masyarakat Indonesia (https://books.goo
gle.co.id/books?id=Nh8sAAAAIAAJ&q=po
rtugis+%22Kampong+Tugu%22&dq=portu
gis+%22Kampong+Tugu%22&hl=en&sa=X
&ved=2ahUKEwin-K3v0qbrAhVm7XMBHd
_6DLIQ6AEwAnoECAIQAg) . 1. Jakarta:
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
1974.
11. Lembaga budaya pela dan gandong di
Maluku (2000), hlm. 14 (https://books.go
ogle.co.id/books?id=AvkuAAAAMAAJ&dq
=Lembaga+budaya+pela+dan+gandong+
di+Maluku%3A+Latar+sejarah%2C+peran
an%2C+dan+fungsinya.&focus=searchwit
hinvolume&q=portugis) :Bangsa Eropa
yang pertama menemukan Kepulauan
Maluku adalah Portugis: tahun 1512.
Pada tahun itu dua armada Portugis,
masing-masing di bawah pimpinan
Anthoni d'Abreu dan Fransisco Serau,
mendarat di Pulau Banda dan Pulau
Penyu
12. Sumarsono (1993), hlm. 25:Di Maluku,
bangsa Portugis sempat mendirikan
sebuah benteng di Pikapoli dengan seizin
masyarakat setempat, yaitu antara Negeri
Hitu Lama dan Mamala di Pulau Ambon
sekarang .
13. Jan S. Aritonang (2004), hlm. 35:Ketika
Xaverius tiba di Pulau Ambon pada tahun
1546, ia telah menemukan sejumlah
jemaat atau gereja lokal dan ribuan umat
Kristen yang umumnya berasal dari
lingkungan ulusiwa
14. M. Adnan Amal (2016), hlm. 79:Pada
bulan Juni 1546, evangelis terkenal
Magister Franciscus Xaverius tiba di
Ternate dari Ambon setelah suatu
pelayaran selama delapan hari yang
meletihkan.
15. Hamka (2020), hlm. 602:Akhirnya, pada
akhir tahun 1575, menyerahlah bangsa
Portugis kepada Sultan Babullah, dan
diturunkanlah bendera Portugis dari atas
bentengnya, dan diganti dengan bendera
Ternate.
16. Usman Kansong (2000). Merajut damai di
Maluku: Telaah konflik antarumat, 1999-
2000 (http://worldcat.org/oclc/60491895
7) . Yayasan Pustaka Ummat. hlm. 6.
OCLC 604918957 (https://www.worldcat.
org/oclc/604918957) .
17. Proyek Pengembangan Media
Kebudayaan (Indonesia) (1984).
Monografi daerah Maluku (http://worldca
t.org/oclc/14215474) . Proyek Media
Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI. hlm. 13. OCLC 14215474
(https://www.worldcat.org/oclc/1421547
4) .
18. John Pattikayhatu (1978). Sejarah Daerah
Maluku (https://books.google.co.id/book
s?id=6gt_CgAAQBAJ&pg=PA66&dq=1605
+%22Steven%22+belanda&hl=en&sa=X&v
ed=2ahUKEwi7j7zZ1abrAhWz9nMBHVOY
COQQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q
=1605%20%22Steven%22%20belanda&f=f
alse) . Direktorat Jenderal Kebudayaan.
hlm. 66.
19. Jessy Wenas (2007). Sejarah dan
kebudayaan Minahasa (http://worldcat.or
g/oclc/225501253) . Institut Seni Budaya
Sulawesi Utara. hlm. 41.
OCLC 225501253 (https://www.worldcat.
org/oclc/225501253) .
20. Supangat, Agus. Dillenia, Ira. Hasanah,
Nia Naelul. (2006). Menelusuri jiwa bahari
bangsa Indonesia dalam proses integrasi
bangsa : sejak jaman prasejarah hingga
abad XVII : buku sejarah maritim
Indonesia (http://worldcat.org/oclc/6090
55547) . Pusat Riset Wilayah Laut dan
Sumberdaya Non Hayati, Badan Riset
Kelautan Perikanan (BRKP), Departemen
Kelautan dan Perikanan bekerjasama
dengan Pusat Kajian Sejarah dan Budaya
Maritim Asia Tenggara, Lembaga
Penelitian, Universitas Diponegoro.
hlm. 64. ISBN 979-3768-07-X.
OCLC 609055547 (https://www.worldcat.
org/oclc/609055547) .
21. Indonesia. Angkatan Darat. Kodam
VI/Siliwangi. Dinas Sejarah. (1979).
Siliwangi dari masa ke masa (http://world
cat.org/oclc/6959195) . Angkasa. hlm. 2.
OCLC 6959195 (https://www.worldcat.or
g/oclc/6959195) .
22. Azra, Azyumardi (2004). Jaringan ulama:
Timur Tengah dan kepulauan Nusantara
abad XVII & XVIII : akar pembaruan Islam
Indonesia (https://books.google.co.id/bo
oks?id=hcDXAAAAMAAJ&q=portugis+15
55+aceh&dq=portugis+1555+aceh&hl=en
&sa=X&ved=2ahUKEwiz5Zyu2KbrAhVz9n
MBHbyQBAcQ6AEwCHoECAkQAg) .
Kencana. hlm. 40.
23. Sejarah perlawanan terhadap
imperialisme dan kolonialisme di Riau (htt
p://worldcat.org/oclc/23180610) . Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah
Nasional. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Sejarah Nasional. 1984.
hlm. 24. OCLC 23180610 (https://www.wo
rldcat.org/oclc/23180610) .
24. Arsip Nasional Republik Indonesia
Sonstige (2002). Perlawanan tokoh-tokoh
masyarakat Aceh terhadap rezim kolonial
Belanda (http://worldcat.org/oclc/107596
6196) . Arsip Nasional Republik
Indonesia. hlm. 5. ISBN 979-8101-68-5.
OCLC 1075966196 (https://www.worldca
t.org/oclc/1075966196) .
25. Sejarah Daerah Sulawesi Utara (https://bo
oks.google.co.id/books?id=3ER_CgAAQB
AJ&pg=PA62&dq=1570+%22Sultan+Hairu
n%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwij4rCy2
abrAhVLIbcAHapJBzAQ6AEwAnoECAUQ
Ag#v=onepage&q=1570%20%22Sultan%2
0Hairun%22&f=false) . Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Daerah. Proyek Inventarisasi
dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah,
Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1977. hlm. 62.
26. Jessy Wenas (2007). Sejarah dan
kebudayaan Minahasa (https://books.goo
gle.co.id/books?id=9rZxAAAAMAAJ&pg=
PA42&dq=Portugis+%22manado+dan+ke
ma%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjLnr7j
q8DrAhUKX30KHf4qA-4Q6AEwAHoECAIQ
Ag#v=onepage&q=Portugis%20%22mana
do%20dan%20kema%22&f=false) .
Institut Seni Budaya Sulawesi Utara.
hlm. 42.
27. Bartholonew Leonardo de Argensola.
1708. The Discovery and Conquest of
Molucco and Philippine Islands. London.
hal. 50
28. C. Bathurst, J. F. and C. Rivington, A.
Hamilton, T. Payne, T. Longman, S.
Crowder, B. Law, T. Becket, J. Robson, F.
Newbery. 1781The Modern Part of an
Universal History, from the earliest
accounts to the present time, Volume 8.
London hal.98
29. Sejarah kota Manado, 1945-1979 (https://
books.google.co.id/books?id=KcUeAAAA
MAAJ&pg=PA4&dq=Spanyol+%22Manad
o.%22+%22tahun%22&hl=en&sa=X&ved=2
ahUKEwiKh6iFq8DrAhXGTX0KHUdQBOYQ
6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Spany
ol%20%22Manado.%22%20%22tahun%22
&f=false) . Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Sejarah Nasional. 1986.
hlm. 4.
Lihat pula
Sejarah nama Indonesia
Sejarah Lembaga Kepresidenan
Indonesia
Garis waktu sejarah Indonesia
Sumber dan bacaan lebih lanjut
Pranala luar
(Inggris) Sejarah Indonesia (http://ww
w.gimonca.com/sejarah/index.html)
Diarsipkan (https://web.archive.org/we
b/20041204114332/http://www.gimon
ca.com/sejarah/index.html) 2004-12-
04 di Wayback Machine.; alur waktu
dalam sejarah indonesia
(Inggris) Film dokumenter Hindia
Belanda 1602-1949 (https://www.yout
ube.com/watch?v=p7Z6rZhPcCY)
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sejarah_Indonesia&oldid=22381636"