Anda di halaman 1dari 127

PETA KONSEP

AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM


INFORMASI

Definisi Akuntansi

Sejarah Perkembangan Akuntansi

Kualitas Informasi Akuntansi

Prinsip Akuntansi, Konsep Dasar


Laporan Keuangan, dan Standar
Akuntansi

Pemakai Informasi Akuntansi

Profesi Akuntan

Bidang Akuntansi

Etika Profesi Akuntansi

i
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi sering disebut juga bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan
informasi tentang keadaan suatu perusahaan yang digunakan untuk menilai sejauh
mana keberhasilan perusahaan tersebut kepada pihak-pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi.
Dari segi bahasa disebut to account yang berarti menghitung atau
mempertanggungjawabkan sehingga menjadi accounting.
Menurut Carls Warren, dkk dalam bukunya yang berjudul Accounting, “Accounting
can be defined as information system that provides reports to stakeholders about the
economic activities and condition of a business”
Menurut Soemarsono S.R. (2004) akuntansi adalah proses mengidentifikasikan,
mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut.
Menurut Asosiasi Akuntansi Amerika atau American Accounting Association (AAA)
akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi
ekonomi yang memungkinkan pengambilan keputusan dan penilaian yang jelas serta
tidak membingungkan oleh penggunanya.
Jadi dapat kita simpulkan akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya
penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut. Laporan tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan bisnis oleh pemakai informasi tersebut.

2. Sejarah Perkembangan Akuntansi


Sistem pencatatan telah ada dalam berbagai peradaban sejak kurang lebih tahun
3000 BC (SM). Diantaranya adalah peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria dan Samaria,
kemudian peradaban Mesir, peradaban China, peradaban Yunani. Pencatatan belum
dilakukan secara sistematis dan belum lengkap. Di Italia, pedagang-pedagang
Venesia melakukan pencatatan transaksi keuangan lebih sistematis.

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 2


Pada tahun 1494 Luca Pacioli mempublikasikan buku, Summa de Arithmetica
Geometria Proportioni et Proportionalita yang berisi ilmu-ilmu pasti. Namun dalam
buku ini terdapat bagian yang berisi pembukuan untuk para pengusaha. Bagian itu
berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Yang menggambarkan pembukuan
berpasangan. Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberi
informasi yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya”.
Debit (adebeo) dan kredit (credito) digunakan untuk melakukan pencatatan secara
berpasangan. Tiga buku yang digunakan yaitu memorandum, jurnal dan buku besar.
Luca Pacioli dikenal sebagai Bapak Akuntansi Dunia.
Sejak tahun 1642 pembukuan di Indonesia sudah menerapkan Akuntansi. Akuntansi
mulai digunakan setelah adanya UU Tanam Paksa. Pengusaha-pengusaha swasta
Belanda mulai banyak menanamkan modalnya di Indonesia sehingga perkembangan
usaha makin meningkat. Oleh karena itu, akuntansi makin dibutuhkan. Pengusaha-
pengusaha Belanda tersebut dalam sistem pembukuannya menggunakan sistem
kontinental.
Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia masih menggunakan sistem kontinental
karena banyak pengusaha yang masih memakai tenaga yang berasal dari Belanda,
walaupun berangsur-angsur perannya mulai berubah dan berkurang.
Pada akhir abad ke 19 sistem pembukuan mulai berkembang di Amerika yang sering
disebut dengan accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi
maka pada pertengahan abad ke 20 dipakailah komputer sebagai pengolah data
akuntansi sehingga data akuntansi dapat diselesaikan dengan baik dan efisien. Pada
saat Indonesia sudah merdeka, pembukuan masih menggunakan sistem kontinental
karena banyak lembaga pendidikan yang masih menggunakan tenaga pengajar dari
Belanda. Setelah tahun 1960 Indonesia mulai menggunakan sistem Amerika, yaitu
Anglo Saxon, karena dipandang lebih efisien dan lebih praktis.
Sedangkan perkembangan akuntansi di Indonesia dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Di Indonesia, akuntansi berkembang sekitar 1642, tepatnya pada zaman VOC.
b. Masa pendudukan Jepang selama 1942 s.d. 1945, sistem akuntansi tetap
menggunakan pola Belanda.
c. Tahun 1957, proses pengembangan akuntansi di Indonesia semakin pesat
dengan dibentuk Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
d. Pada 1973, IAI merumuskan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
e. Tanggal 1 Oktober 1994, IAI merevisi PAI dan mengubah menjadi SAK (Standar
Akuntansi Keuangan).
f. Tanggal 1 September 2007, SAK direvisi, berisi 59 PSAK (Pernyataan SAK),
akuntansi syariah, dan 7 ISAK (Interpretasi SAK).
3. Kualitas Informasi Akuntansi
Informasi keuangan akan bermanfaat bila kita memenuhi tujuh kualitas berikut ini:
a. Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
b. Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk
dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
c. Daya uji
Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh
para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang
sama.

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 3


d. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu
e. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari
tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
f. Daya banding
Informasi akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan
periode sebelumnya dari perusahaan yang sama ataupun dengan laporan
keuangan perusahaan lain pada periode yang sama.
g. Lengkap
Informasi keuangan dikatakan lengkap bila dapat memenuhi keenam tujuan
kualitatif di atas dan dapat memenuhi standar pengungkapan dalam laporan
keuangan.

4. Prinsip Akuntansi, Konsep Dasar Laporan Keuangan, dan Standar


Akuntansi
1. Prinsip Akuntansi
Dalam menyusun informasi akuntansi, kita harus berpegang pada prinsip dasar
berikut ini:
a. Basis Akrual (Accrual Basic).
yaitu pencatatan transaksi dicatat pada saat terjadinya peristiwa ekonomi
b. Kelangsungan Usaha (Business Continuity)
yaitu Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya tentunya berupaya
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau
terus-menerus.
c. Kesatuan Usaha (Business Entity)
yaitu perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah dari
pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan.
d. Pengaitan Biaya (Relevancy)
e. Harga Perolehan (Historical Cost)
yaitu Setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga
perolehan tersebut. Sebagai sebuah contoh, misalnya pada saat Anda ingin
membeli laptop, harga yang ditawarkan sebesar Rp 10.000.000,- setelah
terjadi proses tawar menawar dengan penjual maka harga tersebut didapat
dengan harga Rp 9.500.000,-. Dari kejadian yang diceritakan tersebut yang
menjadi harga perolehan laptop yang harus dicatat adalah Rp 9.500.000,-,
sehingga yang dicatat dalam pencatatan muncul dengan angka Rp 9.500.000,-
2. Konsep Dasar Laporan Keuangan
a. Konsep Entitas Usaha
Konsep entitas usaha penting karena membatasi data transaksi dalam sistem
akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan
pemilik. Untuk perusahaan perseorangan dan usaha bersama hendaknya
dibuat satu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik dan perusahaan,
seperti rekening prive (pengambilan pribadi). Pemindahan harta dari
perusahaan ke pemilik harus melalui transaksi pembagian laba.
b. Konsep Kelangsungan Usaha

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 4


Konsep ini menghendaki adanya dasar pemikiran bahwa suatu perusahaan
didirikan untuk jangka waktu tak terbatas.

c. Konsep Dasar Keuangan


Konsep ini menghendaki agar penyusunan laporan keuangan menggunakan
kesatuan unit pelaporan (unit keuangan setempat antara lain: rupiah, dollar,
dan sebagainya) sehingga ada kesatuan pemahaman dari pembaca laporan
keuangan.
d. Konsep Realisasi Penghasilan
Konsep ini menyatakan bahwa realisasi penghasilan adalah ketika adanya
penjualan atau penyerahan jasa, bukan saat pembayarannya.
e. Konsep Harga Pokok
Konsep ini menghendaki adanya pengukuran aset sebesar nilai perolehan awal
(historical cost) dan pengakuan kewajiban sebesar nilai yang harus dibayar
ketika jatuh tempo.
f. Konsep Membandingkan antara Penghasilan dan Biaya
Konsep ini menghendaki adanya ketetapan dalam menandingkan penghasilan
satu periode buku dengan biaya untuk memperoleh penghasilan tersebut.
Penghasilan yang melebihi satu periode tidak diperkenankan untuk
ditandingkan dengan biaya yang melebihi satu periode.
g. Konsep Konsistensi
Konsep ini menghendaki penggunaan metode-metode secara tepat dari satu
periode ke periode selanjutnya. Jika terpaksa diadakan perubahan untuk
memberi manfaat pada laporan keuangan, maka harus diberikan penjelasan
mengenai pengaruhnya terhadap laporan tersebut.
h. Konsep Penjelasan/Pengungkapan
Konsep ini menghendaki agar laporan keuangan mencakup informasi yang
diperlukan untuk penyajian yang terbuka, sehingga tidak membuat pembaca
keliru menafsir laporan keuangan tersebut.

i. Konsep Materialitas
Materialitas merupakan pelengkap dari konsep penjelasan. Dalam konsep ini
dikehendaki bahwa hal-hal yang material (dipandang berbobot), baik jumlah
maupun keadaannya, memerlukan penjelasan yang memadai.

j. Konsep Hati-hati
Dalam laporan keuangan tidak diperkenankan menunjukkan aset di atas harga
pokoknya, demikian juga kewajiban. Konsep ini menghendaki kecenderungan
minimalisasi pencantuman modal, yaitu dengan menetapkan bahwa laba atau
penghasilan tidak bisa diakui sebelum direalisasi, sedangkan rugi/kewajiban
harus diakui begitu bisa diperkirakan.

k. Konsep Biaya
1) Konsep objektivitas
Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam
laporan keuangan harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti
yang dapat diterima kebenarannya).
2) Konsep unit pengukuran

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 5


Yaitu seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan
satuan ukur uang

Dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar akuntansi tersebut maka proses


kegiatan akuntansi meliputi tahapan-tahapan berikut ini.
a. tahap pencatatan transaksi, meliputi penyusunan atau pembuatan bukti-bukti
pembukuan atau transaksi, baik transaksi internal maupun transaksi
eksternal,penjurnalan (journalizing), baik jurnal umum maupun jurnal khusus,
dan pemindahbukuan (posting) ke buku besar, baik ke buku besar utama atau
buku besar pembantu.
b. Tahap pengikhtisaran meliputi neraca saldo, jurnal penyesuaian, kertas kerja,
jurnal penutup, dan neraca saldo setelah penutupan.
c. tahap penyajian laporan keuangan, meliputi penyajian Laporan Laba-Rugi
(income statement), Pencatatan Penutup (closing entries), Penyajian Laporan
Perubahan Modal/Ekuitas (statement of changes in equity), Penyajian Laporan
Posisi Keuangan (Neraca), Penyajian Laporan Arus Kas (statement of cash flow),
dan Pencatatan Pembalik (reversing entries) jika diperlukan.

Gambar 1.2
Bagan Proses Akuntansi
Sumber : https://slideplayer.info/slide/12008433/
3. Standar Akuntansi
Yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang telah dipilih dan dituangkan dalam bentuk
ketentuan resmi sebagai acuan utama praktik akuntansi di lingkungan (negara)
tertentu. Untuk lebih jelasnya hubungan antara Prinsip Akuntansi, Standar
Akuntansi, dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) perhatikan bagan
berikut ini!

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 6


Gambar 1.3
Bagan Hubungan Prinsip akuntansi, Standar Akuntansi dan PABU
Sumber : https://agungsujatmiko-iainska.blogspot.com

5. Pemakai Informasi Akuntansi


Banyak pihak yang memerlukan dan menggunakan informasi akuntansi. Mereka
dibagi menjadi:
a. Pihak intern
Pemakai informasi akuntansi semacam ini biasanya adalah pimpinan perusahaan
ataupun manajer perusahaan.
b. Pihak ekstern
Pemakai informasi akuntansi semacam ini dapat dirincikan lagi menjadi:
1. Pemilik.
Pemilik memerlukan informasi akuntasi untuk mengetahui posisi keuangan,
melihat investasi, membandingkan jumlah rekening dengan periode
sebelumnya dan prospek perusahaan di masa yang akan datang serta hasil
yang dapat dicapai oleh perusahaannya.
2. Investor.
Investor memerlukan informasi akuntansi untuk menentukan keputusan
dalam membeli, menahan, atau menjual investasi mereka dalam sebuah
perusahaan.
3. Karyawan.

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 7


Karyawan memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam hal memberikan balas jasa, pensiun, dan kesempatan kerja.
4. Kreditor.
Kreditor memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan
perusahaan apakah bisa mengembalikan pinjaman dan bunganya sesuai
tanggal jatuh tempo.
5. Pemasok.
Pemasok memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar utang atas pembelian barang yang dibeli
perusahaan pada saat sebelum/sesudah jatuh tempo.
6. Pelanggan
Pelanggan memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kelangsungan usaha
perusahaan.
7. Pemerintah.
Pemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, kebijakan pajak, dan dasar penyusun statistik pendapatan
nasional.
8. Masyarakat.
Masyarakat memerlukan informasi akuntansi untuk menilai perkembangan
perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kontribusi perusahaan terhadap
perekonomian nasional.

6. Profesi Akuntan
Secara garis besar, akuntan dapat digolongkan menjadi empat:
1. Akuntan Intern
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja pada suatu perusahaan sebagai
karyawan yang menjalankan fungsi akuntansi pada perusahaan tempatnya
bekerja. Pekerjaannya meliputi audit intern, menyusun laporan keuangan,
mendesain sistem akuntansi perusahaan, menyusun anggaran perusahaan,
mengurus perpajakan, dan lainnya.
2. Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang bekerja secara independen guna
menjalankan fungsi audit terhadap kewajaran laporan keuangan. Akuntan publik
juga menjalankan proses akuntansi perusahaan klien berdasarkan SAP dan SPAP.
Hasil audit laporan keuangan perusahaan ini nantinya berupa pernyataan yang
dituang dalam laporan keuangan auditan.
3. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di departemen tertentu sebagai
pegawai pemerintah untuk menjalankan fungsi akuntansi demi kepentingan
pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara seperti BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) dan BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan). Contoh
Politeknik Keuangan Negara STAN adalah salah satu lembaga pendidikan yang
menyiapkan akuntan pemerintah.

4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang tugasnya mengajarkan dan
mengembangkan disiplin ilmu akuntansi pada masyarakat melalui jalur
pendidikan. Akuntan pendidik biasanya berprofesi seperti dosen atau guru.

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 8


7. Bidang Akuntansi
Menurut manfaat pemakaiannya, akuntansi bisa dikelompokkan menjadi:
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Bidang ini menangani masalah pencatatan transaksi dalam suatu perusahaan atau
unit ekonomi yang lain dan juga menangani penyusunan laporan keuangan secara
periodik dari catatan-catatan tersebut.
2. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Bidang ini menangani suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara
bebas.
3. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Bidang ini menekankan masalah penetapan dan pengendalian biaya. Ruang
lingkupnya berupa biaya selama proses produksi dan harga pokok dari barang
yang selesai diproduksi.
4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Bidang ini menggunakan data historis maupun data tafsiran untuk membantu
manajemen dalam operasi sehari-hari dan perencanaan operasi mendatang.
Bidang ini juga mengolah soal-soal khusus yang dihadapi para manajer
perusahaan dari berbagai jenjang organisasi.
5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Bidang ini mencakup penyusunan surat pemberitahuan pajak serta
mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang
direncanakan.
6. Akuntansi Anggaran (Budgeting)
Bidang ini menyajikan rencana operasi keuangan untuk suatu periode tertentu
dan menyampaikan data perbandingan dari operasi sebenarnya dengan rencana
yang telah ditetapkan.
7. Akuntansi Pendidikan (Educational Accounting)
Bidang ini merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang bergerak dalam
penyebaran pendidikan akuntansi pada masyarakat.
8. Akuntansi pemerintahan (Governmental Accounting)
Bidang ini berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi di
lembaga-lembaga pemerintahan.
9. Akuntansi Sosial (Social Accounting)
Bidang ini berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan tentang perubahan
sosial akibat kemajuan teknologi, ekonomi dan budaya.

8. Etika Profesi Akuntansi


Etika Profesi Akuntansi adalah seperangkat standar sikap yang dirancang secara
praktis, realistis, dan idealis bagi para anggota profesi yang bersangkutan.
Adapun 8 kode etik akuntan yaitu:
a. Tanggung jawab profesi.
Menggunakan pertimbangkan moral, melakukan peningkatan jasa, menjaga
kepercayaan klien, dan mengembangkan ilmunya.
b. Kepentingan publik.
Mendahulukan kepentingan pihak pemakai informasi akuntansi dan menjaga
kepercayaannya.

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 9


c. Integritas.
Menyelesaikan seluruh tugasnya dengan bertanggung jawab dan profesional.
b. Objektivitas.
Menjaga objektivitasnya dengan bersikap independen dan netral, bebas dari
benturan kepentingan.
c. Kompetensi dan kehati-hatian professional.
Mengamati standar teknis dan etika profesi, meningkatkan kompetensi dan mutu
pelayanan.
d. Kerahasiaan.
Menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya, tidak mengungkapkan
informasi tanpa persetujuan dari pihak pemilik informasi.
e. Perilaku profesional.
f. Standar teknis.

Tanpa terasa anda sudah selesai membahas tentang Akuntansi sebagai sistem
informasi , semoga anda dapat memahami dengan sebaik-baiknya. Untuk mengukut
pemahaman tersebut silahkan anda menyelesaikan soal latihan dan evaluai. Selamat
mencoba dan sukses selalu

B. Rangkuman
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan
informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas
dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Laporan tersebut
selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis oleh
pemakai informasi tersebut.
2. Sejarah Perkembangan Akuntansi
Pada tahun 1494 Luca Pacioli mempublikasikan buku, Summa de Arithmetica
Geometria Proportioni et Proportionalita yang berisi ilmu-ilmu pasti. Namun dalam
buku ini terdapat bagian yang berisi pembukuan untuk para pengusaha. Bagian itu
berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Yang menggambarkan pembukuan
berpasangan. Luca Pacioli dikenal sebagai Bapak Akuntansi Dunia.
3. Kualitas Informasi Akuntansi
Informasi keuangan akan bermanfaat bila kita memenuhi tujuh kualitas berikut ini:
a. Relevan
b. Dapat dimengerti
c. Daya uji
d. Netral
e. Tepat waktu
f. Daya banding
g. Lengkap

4. Prinsip Akuntansi, Konsep Dasar Laporan Keuangan, dan Standar


Akuntansi
1. Prinsip Akuntansi
Dalam menyusun informasi akuntansi, kita harus berpegang pada prinsip dasar
berikut ini:
a. Basis Akrual (Accrual Basic)
b. Kelangsungan Usaha (Business Continuity)
c. Kesatuan Usaha (Business Entity)
d. Pengaitan Biaya (Relevancy)

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 10


e. Harga Perolehan (Historical Cost)
2. Konsep Dasar Laporan Keuangan
a. Konsep Entitas Usaha
b. Konsep Kelangsungan Usaha
c. Konsep Dasar Keuangan
d. Konsep Realisasi Penghasilan
e. Konsep Harga Pokok
f. Konsep Membandingkan antara Penghasilan dan Biaya
g. Konsep Konsistensi
h. Konsep Penjelasan/Pengungkapan
i. Konsep Materialitas
j. Konsep Hati-hati
k. Konsep Biaya
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar akuntansi tersebut maka proses
kegiatan akuntansi meliputi tahapan-tahapan berikut ini.
a. tahap pencatatan transaksi
b. tahap penyiapan laporan keuangan
c. tahap penyajian laporan keuangan
5. Pemakai Informasi Akuntansi
a. Pihak intern
b. Pihak ekstern
1. Pemilik.
2. Investor.
3. Karyawan.
4. Kreditor.
5. Pemasok.
6. Pelanggan
7. Pemerintah.
8. Masyarakat.
6. Profesi Akuntan
Secara garis besar, akuntan dapat digolongkan menjadi empat:
a. Akuntan Intern
b. Akuntan Publik
c. Akuntan Pemerintah
d. Akuntan Pendidik
7. Bidang Akuntansi
Menurut manfaat pemakaiannya, akuntansi bisa dikelompokkan menjadi:
a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
b. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing )
c. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
d. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
e. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
f. Akuntansi Anggaran (Budgeting)
g. Akuntansi Pendidikan (Educational Accounting)
h. Akuntansi pemerintahan (Governmental Accounting)
i. Akuntansi Sosial (Social Accounting)

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 11


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

8. Etika Profesi Akuntansi


Etika Profesi Akuntansi adalah seperangkat standar sikap yang dirancang secarapraktis,
realistis, dan idealis bagi para anggota profesi yang bersangkutan.
Adapun 8 kode etik akuntan yaitu:
a. Tanggung jawab profesi.
b. Kepentingan publik.
c. Integritas.
d. Objektivitas.
e. Kompetensi dan kehati-hatian professional.
f. Kerahasiaan.
g. Perilaku profesional.
h. Standar teknis.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xii
Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

PETA KONSEP

Persamaan Dasar
Akuntansi

Bukti-bukti Transaksi

 Pengertian  Konsep Persamaan Dasar


 Akun/Rekening Akuntansi
 Klasifikasi  Analisis Transaksi
 Akun/Rekening  Pencatatan Transaksi ke
 Kode Akun/Rekening dalam Persamaan Dasar
Akuntansi

Laporan Keuangan

Laporan Laba Rugi Laporan Posisi Keuangan Laporan Perubahan


Ekuitas

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xii
i
Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

BUKTI-BUKTI TRANSAKSI

1. Macam-macam bukti transaksi


Setiap kegiatan dalam perusahaan yang bersifat keuangan harus dicatat dan
dilaporkan. Pencatatan tersebut sebaiknya di dasarkan pada dokumen sumber atau bukti
transaksi keuangan yang disebut sumber pencatatan. Bukti transaksi dapat dibedakan
sesuai dengan kejadiannya, transaksi yang terjadi di perusahaan terdiri dari transaksi
internal, dan transaksi yang terjadi dengan pihak di luar perusahaan adalah transaksi
eksternal. Kedua transaksi ini secara otomatis dapat mengubah posisi aset, liabilitas
dan ekuitas pada perusahaan. Perubahan ini yang akan mempengaruhi keseimbangan
dalam persamaan dasar akuntansi.
Dokumen sumber yang merupakan bukti pencatatan dapat dibedakan menjadi
dua , sebagai berikut :
a. Bukti pencatatan intern atau transaksi internal adalah bukti pencatatan yang
dibuat perusahaan untuk kepentingan perusahaan sendiri dan tidak
berhubungan dengan pihak luar perusahaan , dan biasanya berbentuk memo.
Misalnya :
 Penyusutan aset tetap
 Pemakaian bahan baku
 Pemakaian perlengkapan
b. Bukti pencatatan ekstern atau transaksi eksternal adalah bukti pencatatan yang
terjadi antara perusahaan dengan pihak di luar perusahaan.
Misalnya :
 Faktur
 Nota
 Kuitansi

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini diuraikan tentang macam-macam bukti


transaksi yang sering digunakan dalam proses pencatatan akuntansi.

1) Kwitansi
Adalah tanda bukti pembayaran yang dibuat dan ditanda tangani oleh pihak
penerima uang. Pada jumlah tertentu kuitansi harus dilampiri materai sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Contoh kwitansi

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 14


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

Sumber: https://bit.ly/3mdkch9
Gambar 1.1 Contoh kuitansi

2) Nota
Nota atau nota kontan adalah bukti penjualan atau pembelian tunai. Contoh nota

Sumber: https://bit.ly/3mJHj3l
Gambar 1.2 Contoh nota
3) Cek (Cheque)
Adalah perintah yang diterima dari pihak lain sebagai alat untuk melakukan
pembayaran melalui bank. Contoh Cek

Sumber: https://bit.ly/2RMcnRN
Gambar 1.3 Contoh cek
4) Faktur
Adalah bukti transaksi untuk pembelian dan penjualan kredit yang dibuat pihak
penjual kepada pihak pembeli. Pembeli akan menerima faktur asli sebagai bukti
pencatatannya, sedangkan penjual akan menerima faktur tembusan sebagai bukti
pencatatannya. Contoh Faktur

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 15


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

Sumber: https://bit.ly/3kxQp0U
Gambar 1.4 Contoh faktur

5) Nota Debit
Adalah nota yang yang berisikan dokumen transaksi sebagai permintaan
pengurangan harga kepada pihak penjual atau bukti yang berisi informasi
yang menyatakan tentang pengiriman kembali barang yang tidak sesuai
dengan pesanan (rusak). Contoh Nota Debit

Sumber: https://bit.ly/2FGaaF3
Gambar 1.5 Contoh nota debit

6) Nota Kredit
Adalah bukti transaksi penerimaan barang yang telah dijual atau pengambilan
barang. Nota kredit yang dikeluarkan oleh penjual ini berfungsi sebagai alat
persetujuan dari penjual atas permohonan pengurangan harga yang diminta
oleh pembeli karena barang yang diterima mengalami kerusakan atau tidak
sesuai dengan apa yang dipesan oleh pembeli. Contoh Nota Kredit

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 16


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

Sumber: https://bit.ly/3kE252e
Gambar 1.6 Contoh nota kredit

7) Memo/Memorial
Adalah bukti yang dibuat toleh pimpinan perusahaan atau pihak yang diberi
wewenang untuk bagian akuntansi atau urusan akuntansi.

Sumber: https://bit.ly/32Rw6Wv
Gambar 1.7 Contoh memo

2. Pengertian Akun/Rekening
Akun atau rekening adalah suatu alat yang digunakan untuk mencatat transaksi-
transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan
beban. Akun atau rekening memberikan informasi tentang operasional perusahaan
setiap hari, sehingga dapat diketahui besarnya perubahan aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, dan beban.
Jumlah akun yang perlu diadakan dalam pembukuan suatu perusahaan
tergantung pada kebutuhan , kumpulan akun yang digunakan suatu perusahaan disebut
buku besar atau ledger.

3. Klasifikasi Akun/Rekening
Pada dasarnya akun atau rekening diklasifikasikan menjadi dua, yaitu akun riil
(posisi keuangan) dan akun nominal (laba-rugi).
a. Akun Riil ( Posisi Keuangan) adalah akun yang pada akhir periode dilaporkan dalam
laporan posisi keuangan. Akun ini meliputi akun aset, liabilitas, dan ekuitas (modal).

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 17


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

1) Rekening Aset (Harta)


Harta perusahaan yang terdapat dalam akun meliputi aset lancar atau harta
lancar, investasi jangka panjang, aset tetap atau harta tetap, dan aktiva/harta
tidak berwujud.
a). Aset Lancar ( Current Asset) yaitu aset yang mudah dicairkan dan habis
dipakai dalam satu periode akuntansi.
Contoh : kas, piutang usaha,piutang wesel, surat berharga, perlengkapan,
asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka, dan lain-lain.
b) Investasi jangka panjang (Long Terms Investment) adalah investasi yang
dilakukan perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Contoh : investasi saham dan investasi obligasi
c) Aset tetap (fixed asset) adalah aset berwujud yang digunakan untuk operasi
perusahaan dan mempunyai masa manfaat satu tahun atau lebih.
Contoh : Tanah atau hak atas tanah, bangunan, mesin, peralatan , kendaraan.
d) Aset tidak berwujud (intangible asset) adalah aset yang berupa hak-hak
istimewa yang dapat menguntungkan perusahaan.
Contoh : Goodwill, hak paten, hak cipta, dsb.
2) Rekening Liabilitas (utang)
Dikelompokan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.
a) Liabilitas lancar (current liability) adalah liabilitas yang harus dilunasi dalam
jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Contoh : utang usaha, utang wesel, utang gaji, pendapatan dterima di muka,
beban yang terutang.
b) Liabilitas jangka panjang (long term liability) adalah liabilitas kepada pihak
lain ayau kreditur yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Contoh : utang obligasi, utang hipotik, utang bank, KIK, KMKP.
3) Rekening Ekuitas (modal ) adalah bagian hak pemilik terhadap kekyaan
perusahaan,
yaitu selisih antara aset dikurangi dengan liabilitas.

B. Akun Nominal (Laba-Rugi) Adalah akun yang pada akhir perode dilaporkan dalam
laporan laba-rugi. Meliputi akun :
1) Pendapatan atau penghasilan adalah hasil bruto yang diterima perusahaan dalam
melakukan operasionalnya.
 Pendapatan usaha : pendapatan jasa, penjualan barang dagangan.
 Penapatan di luar usaha : pendapatan bunga, pendapatan dari laba penjualan
aset tetap.
2) Beban adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dan yang harus diakui
selama usaha untuk memperoleh pendapatan.
 Beban usaha : beban gaji, beban sewa, beban listrik, dll
 Beban di luar usaha : beban bunga, rugi penjualan aset, dsb

4. Kode Akun Atau Rekening


Pemberian nomor kode akun dalam pencatatan transaksi keuangan sangat
diperlukan. Kegunaannya adalah :
1) Menyediakan identifikasi ringkas
2) Mempermudah pencarian rekening yang diinginkan
3) Mempermudah pencatatan dan penyimpanan data
4) Mempermudsh untuk melakukan proses selanjutnya

Penyusunan nomor kode akun harus disesuiakan dengan kebutuhan unit usaha
(perusahaan) yang bersangkutan. Pemberian nomor kode akun dalam suatu
perusahaan dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 18


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

a. Sistem Numerial (Numerical)


Yaitu sistem pemberian nomor kode akun dengan menggunakan angka.
Penyusunananya sebagai berikut :

KLASIFIKASI AKUN KODE AKUN Contoh


101 Kas
Aset/Harta 100 - 199 102 Piutang dagang
Liabilitas 200 - 299 103 Piutang Wesel
Ekuitas/Modal 300 - 399 104 Perlengkapan
Pendapatan 400 – 499 121 Peralatan
122 Akumulasi penyusutan
Beban 500 - 599
peralatan dan seterusnya

b. Sistem Desimal
Adalah pemberian kode akun dengan menggunakan dasarangka sepuluh digit,
yaitu angka 0 sampai dengan 9.
Contoh :
121. Gedung
Akumulasi penyusutan gedung
122. Inventaris
Akumulasi penyusutan inventaris

c. Sistem Mnemonic
Adalah pemberian kode dengan menggunakan huruf .
Contoh ;
Klasifikasi Akun Kode Akun
Aset/harta Aa, ab, Ac,Ad,Ae, dan seterusnya
Liabilitas/Utang Ka,Kb,Kc,Kd,Ke, dan seterusnya
Ekuitas/Modal Ma,Mb,Mc,Md,Me, dan seterusnya
Pendapatan Pa,Pb,Pc,Pd,Pe, dan seterusnya
Beban Ba,Bb,Bc,Bd,Be, dan seterusnya

d. Sistem Kombinasi Huruf dan Angka


Pada sistem ini setiap akun diberi kode dengan menggunakan huruf dan angka.

Klasifikasi Akun Kode Akun


Aset/harta A1,A2,A3,A4,A5, dan seterusnya
Liabilitas/Utang K1,K2,K3,K4,K5, dan seterusnya
Ekuitas/Modal M1,M2,M3,M4,M5, dan
seterusnya
Pendapatan P1,P2,P3,P4,P5, dan seterusnya
Beban B1,B2,B3,B4,B5, dan seterusnya

C. Rangkuman
 Sumber pencatatan adalah transaksi yang merupakan data yang relevan yang
terjadi dalam perusahaan.
 Pengertian akun adalah suatu alat yang digunakan untuk mencatat transaksi-
transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, dan beban. Klasifikasi akun atau rekening terdiri atas akun riil
dan akun nominal.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 19


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

 Akun Riil terdiri :


1. Aset (Harta)
2. Liabilitas ( Utang)
3. Ekuitas (Modal)
 Akun Nominal terdiri dari :
1. Pendapatan atau penghasilan
2. Beban
 Pemberian nomor akun dalam suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
empat cara , yaitu :
1. Sistem numerial
2. Sistem desimal
3. Sistem mnemonic
4. Sistem kombinasi huruf dan angka

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan anda dapat menjelaskan,
menganalisis dan melakukan pencatatan persamaan dasar akuntansi dengan jujur,
teliti, benar dan bertanggung jawab.

B. Uraian Materi
Konsep Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi diperlukan untuk mengenalkan pemikitan akuntansi
dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan. Setiap transaksi yang terjadi dalam
suatu perusahaan dicatat dengan menggunakan sistem berpasangan dan prinsip
keseimbangan antara aktiva dengan pasiva artinya jumlah kekayaan harus sesuai dengan
hak atas kekayaan perusahaan tersebut. Persamaan dasar akuntansinya dapat ditulis
sebagai berikut :

AKTIVA = PASIVA

Pasiva dibagi menjadi dua, yaitu hak dari para kreditur (liabilitas) dan hak dari
pemilik perusahaan (ekuitas), artinya aset bisa berasal dari pemilik perusahaan yang
disebut ekuitas atau modal dan bisa juga berupa pinjaman (dari luar perusahaan) yang
disebut utang atau liabilitas. Jadi, persamaan dasar akuntansinya berubah menjadi
seperti berikut :

ASET = LIABILITAS + EKUITAS

Analisis Transaksi Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 20


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

Suatu transaksi keuangan sangat berpengaruh terhadap persamaan dasar


akuntansi. Beberapa kemungkinan analisis transaksi tersebut diantaranya sebagai
berikut :
a. Suatu transaksi dapat memengaruhi harta saja, harta dan utang, harta dan modal,
utang dan modal, serta besarnya harta,utang,dan modal.
b. Penambahan atau pengurangan aktiva akan selalu timbul diimbangi dengan
penambahan atau pengurangan terhadap pasiva (utang dan modal).
c. Pendapatan akan selalu menambah modal, sedangkan beban akan selalu
mengurangi modal.
Sedangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi besarnya ekuitas suatu
perusahaan dalam pencatatan persamaan akuntansi, antara lain :
a. Adanya laba atau rugi perusahaan
b. Adanya pendapatan yang diterima perusahaan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 21


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

c. Adanya beban yang dikeluarkan perusahaan


d. Adanya pengambilan untuk keperluan pribadi (Prive)
e. Adanya investasi tambahan dari pemilik atau dari sumbangan (donasi)

Pengaruh transaksi keuangan terhadap persamaan akuntansi, antara lain sebagai berikut
:
A. Mempengaruhi aset aja, aset dan liabilitas, aset dan ekuitas, liabilitas dan
ekuitas.
B. Penambahan atau pengurangan aset akan selalu tim,bul diimbangi dengan
penambahan atau pengurangan terhadap liabilitas dan ekuitas.
C. Pendapatan akan selalu menambah ekuitas, sedangkan beban akan selalu
mengurangi ekuitas.

PENCATATAN
N
TRANSAKSI LIABILITA
O ASET EKUITAS
S
1 Adanya investasi awal Bertamba
Bertambah -
pemilik perusahaan h
2 Pembelian aset secara Bertambah/Berkuran
- -
tunai g
3 Pembelian aset secara
Bertambah Bertambah -
kredit
4 Penerimaan
Bertamba
pendapatan Bertambah -
h
tunai/kredit
5 Pembayaran biaya
Berkurang - Berkurang
atau beban
6 Pengambilan uang
Berkurang - Berkurang
tunai untuk pribadi
7 Pembayaran/pelunasa
Berkurang Berkurang -
n utang

Untuk lebih jelasnya, simaklah contoh analisis pengaruh transaksi


keuangan terhadap persamaan dasar akuntansi dibawah ini.

Pada tanggal 1 Agustus 2020 Tuan Dimas mendirikan sebuah usaha yang bergerak
dibidang servis sepeda motor dengan nama Servis Sepeda Motor DND. Berikut ini
transaksi selama bulan Agustus 2020 :

A. Diinvestasikan sebagai modal pertama berupa uang tunai sebesar


Rp10.000.000,00 dan Peralatan kantor sebesar Rp500.000,00.
Analisis :
Harta (kas) bertambah Rp10.000.000,00, harta (peralatan) bertambah
Rp500.000,00, dan modal bertambah Rp10.500.000,00.

B. Dibayar sewa atas ruangan usaha bengkel sebesar Rp60.000,00 untuk 1


bulan.
Analisis :
Harta (kas) berkurang Rp60.000,00 dan modal berkurang Rp60.000,00.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 22


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

C. Dibeli secara kredit perlengkapan bengkel dari Toko Motor Jaya seharga
Rp400.000,00dan peralatan bengkel seharga Rp1.000.000,00.
Analisis :
Harta (perlengkapan) bertambah Rp400.000,00, harta (peralatan) bertambah
Rp1.000.000,00 dan utang bertambah Rp1.400.000,00.

D. Diterima pendapatan atas jasa yang telah diberikan selama 1 minggu sebesar Rp
1.600.000,00.
Analisis:
Harta (kas) bertambah Rp1.600.000,00 dan modal bertambah Rp1.600.000,00.

E. Dibayar listrik dan air untuk bulan Agustus 2014 sebesar Rp200.000,00.
Analisis:
Harta (kas) berkurang Rp200.000,00 dan modal berkurang Rp200.000,00.

F. Telah diselesaikan jasa servis kepada langganan dengan biaya yang diperhitungkan
sebesar Rp750.000,00. Jumlah tersebut difakturkan untuk ditagih.
Analisis:
Harta (piutang usaha) bertambah Rp750.000,00 dan modal bertambah
Rp750.000,00.

G. Dibayar sebagian utang atas pembelian pelengkapan sebesar Rp250.000,00.


Analisis:
Harta (kas) berkurang Rp250.000,00 dan utang berkurang Rp250.000,00.

H. Diterima sebagian pelunasan piutang atas transaksi huruf sebesar Rp500.000,00.


Analisis:
Harta (kas) bertambah Rp500.000,00 dan harta (piutang usaha) berkurang
Rp500.000,00.

I. Tuan Dimas mengambil uang tunai untuk digunakan secara pribadi sebesar
Rp100.000,00.
Analisis:
Harta (kas) berkurang Rp100.000,00 dan modal berkurang Rp100.000,00.

J. Dibayar gaji pembantu bengkel untuk bulan Agustus 2014 sebesar Rp300.000,00
dan dibayar rekening telepon sebesar Rp75.000,00.
Analisis:
Harta (kas) berkurang Rp375.000,00, modal juga berkurang Rp300.000,00 dan
Rp75.000,00.

K. Pada akhir bulan Agustus 2014 perlengkapan yang masih ada sebesar
Rp250.000,00 dan peralatan bengkel disusutkan sebesar Rp50.000,00.
Analisis:
Harta (perlengkapan) berkurang Rp150.000,00, harta (akumulasi
penyusutan peralatan) bertambah Rp50.000,00, dan modal berkurang
Rp200.000,00.

L. Diterima pendapatan atas jasa servis sebesar Rp1.500.000,00


Analisis:
Harta (kas) bertambah Rp1.500.000,00dan modal bertambah
Rp1.500.000,00.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 23


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

PENCATATAN TRANSAKSI KE DALAM PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Berdasarkan analisis transaksi dan pengaruhnya dalam persamaan


akuntansi, maka dapat disusun persamaan dasar akuntansi sebagai berikut.

SERVIS SEPEDA MOTOR DND


PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
BULAN AGUSTUS 2020

HARTA UTANG + MODAL


N Kas Piutang Perlengkap Peralatan (Akum.Pe Utang Modal Tn. Keterangan
o. an nyusutan) usaha Baharudin
a. 10.000.000 - - 500.000 - - 10.500.000 Investasi awal
b. (60.000) - - - - - (60.000) Beban sewa
9.940.000 - - 500.000 - - 10.440.000
c. - - 400.000 1.000.000 - 1.400.000 -
9.940.000 - 400.000 1.500.000 - 1.400.000 10.440.000
d. 1.600.000 - - - - - 1.600.000 Pendapatan
servis
e. 11.540.000 - 400.000 1.500.000 - 1,400.000 12.040.000
(200.000) - - - - - (200.000) Beban listrik
f. dan air
11.340.000 - 400.000 1.500.000 - 1.400.000 11.840.000
g. - 750.000 - - - - 750.000 Pendapatan
servis
h. 11.340.000 750.000 400.000 1.500.000 - 1.400.000 12.590.000
(250.000) - - - - (250.000) -
i. 11.090.000 750.000 400.000 1.500.000 - 1.150.000 12.590.000
500.000 (500.000) - - - - -
j. 11.590.000 250.000 400.000 1.500.000 - 1.150.000 12.590.000
(100.000) - - - - - (100.000) Prive Tn.
Baharudin
k. 11.490.000 250.000 400.000 1.500.000 - 1.150.000 12.490.000
(375.000) - - - - - (300.000) Beban gaji
( 75.000) Beban telepon
l.
11.115.000 250.000 400.000 1.500.000 - 1.150.000 12.115.000
S Beban perlengkap.
- - (150.000) - (50.000) - (150.000)
o. ( 50.000) Beban penyusutan
11.115.000 250.000 250.000 1.500.000 (50.000) 1.150.000 11.915.000
1.500.000 - - - - - 1.500.000 Pendapatan
12.615.000 250.000 250.000 1.500.000 (50.000) 1.150.000 13.415.000 servis

C. Rangkuman

 Persamaan dasar akuntansi

ASET = LIABILITAS + EKUITAS

 Pengaruh transaksi keuangan terhadap persamaan akuntansi, antara lain sebagai


berikut :
1. Mempengaruhi aset aja, aset dan liabilitas, aset dan ekuitas, liabilitas dan
ekuitas.
2. Penambahan atau pengurangan aset akan selalu tim,bul diimbangi dengan
penambahan atau pengurangan terhadap liabilitas dan ekuitas.
3. Pendapatan akan selalu menambah ekuitas, sedangkan beban akan selalu
mengurangi ekuitas.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 24


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
LAPORAN KEUANGAN

1. Pengertian Laporan Keuangan


Adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada satu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Salah satu fungsi utama akuntansi adalah menyediakan laporan keuangan
secara periodik kepada manajemen, investor, kreditur, dan pihak-pihak lain di luar
perusahaan. Laporan keuangan yang disajikan harus dapat memberikan gambaran
secara jelas terhadap posisi keuangan (neraca) dan kinerja suatu perusahaan
(laporan laba-rugi). Hal ini dimaksudkan agar para pemakai akuntansi, baik intern
maupun ekstern perusahaan dapat mengambil keputusan ekonomi sesuai dengan
apa yang dikehendaki.

2. Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu organisasi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil
pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini :
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca), yaitu laporan yang menggambarkan posisi
keuangan, baik aset, liabilitas, mau pun ekuitas suatu perusahaan selama periode
tertentu.
b. Laporan Laba Rugi, yaitu laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan dan
beban suatu perusahaan selama suatu periode.
c. Laporan Perubahan Ekuitas, yaitu laporan yang berisi tentang perubahan ekuitas
yang menunjukkan penambahan atau pengurangan kekayaan selama periode
tertentu .

3. Unsur – Unsur Laporan Keuangan


Dalam menyusun laporan keuangan, anda telah mengetahui bahwa laporan posisi
keuangan (neraca) dan laporan laba-rugi merupakan salah satu komponennya.
Untuk itulah anda perlu mengetahui unsur-unsur apa saja yang mempengaruhi
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sehingga posisi keuangan perusahaan
dapat memenuhi harapan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.

a. Unsur Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang dimaksud
terdiri atas aset (harta), liabilitas (utang), dan ekuitas (modal). Pospos tersebut
dapat didefinisikan sebagai berikut :

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 25


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

1). Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebgai akibat dari
peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi yang diharapkan akan diperoleh
perusahaan di masa depan.
2). Liabilitas adalah kewajiban perusahaan di masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3). Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.

b. Unsur Laporan Laba-Rugi


Laporan laba-rugi adalah laporan yang menunjukkan kinerja perusahaan,
yakni tentang besarnya pendapatan (penghasilan) dan beban pada akhir
periode akuntansi. Unsurunsur tersebut dapat didefinisikam sebagai berikut :
1). Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonoi selama suat periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang bukan berasal dari
kontribusi penanam modal.
2). Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selamau suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar/berkurangnya aset atau terjadinya
liabilitas yang mengakibatkan penurunana ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.

c. Bentuk-bentuk laporan keuangan


1). Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
a) Bentuk Langsung (Single Step)

PERUSAHAAN.....
LAPORAN LABA – RUGI
Periode yang berakhir 31 Desember 20.....

Pendapatan Usaha :
Pendapatan jasa Rp. xxxxxxxx
Pendapatan bunga Rp. xxxxxxxx
Pendapatan sewa Rp. xxxxxxxx +
Jumlah Pendapatan Rp. xxxxxxxx

Beban Usaha :
Beban gaji Rp. xxxxxxxx
Beban listrik dan air Rp. xxxxxxxx
Beban perlengkapan Rp. xxxxxxxx
Beban penyusutan peralatan Rp. xxxxxxxx
Beban umum serba-serbi Rp. xxxxxxxx
Beban bunga Rp. xxxxxxxx +
Jumlah beban Rp. xxxxxxxx +
Laba atau rugi bersih Rp. xxxxxxxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 26


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

b). Bentuk bertahap (multiple step)

Contoh :

PERUSAHAAN.....
LAPORAN RUGI – LABA
Periode yang berakhir 31 Desember 20.....

Pendapatan jasa Rp. xxxxxxxx


Beban usaha :
Beban gaji Rp. xxxxxxxx
Beban listrik dan air Rp. xxxxxxxx
Beban perlengkapan Rp. xxxxxxxx
Beban penyusutan peralatan Rp. xxxxxxxx
Beban umum serba serbi Rp. xxxxxxxx +
Jumlah beban usaha Rp. xxxxxxxx –
Laba usaha Rp. xxxxxxxx
Pendapatan dan beban di luar usaha
Pendapatan bunga Rp. xxxxxxxx
Pendapatan sewa Rp. xxxxxxxx +
Rp. xxxxxxxx
Beban bunga Rp. xxxxxxxx –
Rp. xxxxxxxx +/-
Laba atau rugi bersih Rp. xxxxxxxx

2) Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statement)

Contoh :

PERUSAHAAN.....
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Periode yang berakhir 31 Desember 20.....

Modal 1 Januari 20 ..... Rp. xxxxxxxx


Laba bersih selama tahun 20.... Rp. xxxxxxxx +
Rp. xxxxxxxx
Prive (Rp. xxxxxxxx) –
Modal 31 Desember tahun 20..... Rp. xxxxxxxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 27


Modul Ekonomi Kelas XII KD. 3.2 dan 4.2

3) Laporan Posisi Keuangan


a). Bentuk Laporan (Stafel)

PERUSAHAAN.....
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 20.....

ASET

Aset Lancar
Kas Rp. xxxxxxxx
Piutang usaha Rp. xxxxxxxx
Perlengkapan Rp. xxxxxxxx
Sewa dibayar dimuka Rp. xxxxxxxx

Investasi Jangka Panjang


Investasi saham Rp. xxxxxxxx

Aset Tetap
Peralatan Rp. xxxxxxxx
Akumulasi penyusutan peralatan Rp. xxxxxxxx
Gedung Rp. xxxxxxxx
Akumulasi penyusutan gedung Rp. xxxxxxxx

Aset Tidak Berwujud


Goodwill Rp. xxxxxxxx
Jumlah Aset Rp. xxxxxxxx

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Lancar
Utang usaha Rp. xxxxxxxx
Utang gaji Rp. xxxxxxxx
Komisi diterima di muka Rp. xxxxxxxx

Liabilitas Jangka Panjang


Utang hipotik Rp. xxxxxxxx
Utang obligasi Rp. xxxxxxxx

Modal Pemilik Rp. xxxxxxxx


Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Rp. xxxxxxxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 28


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

b). Bentuk Skontro

PERUSAHAAN.....
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 20.....

ASET LIABILITAS DAN EKUITAS

Aset Lancar Liabilitas Lancar


Kas Rp. xxxxxxxx Utang usaha Rp. xxxxxxxx
Piutang usaha Rp. xxxxxxxx Utang gaji Rp. xxxxxxxx
Perlengkapan Rp. xxxxxxxx Komisi diterima dimuka Rp. xxxxxxxx
Sewa dibayar dimuka Rp. xxxxxxxx

Investasi Jangka Panjang Liabilitas janka Panjang


Investasi saham Rp. xxxxxxxx Utang hipotik Rp. xxxxxxxx
Utang obligasi Rp. xxxxxxxx
Aset Tetap
Peralatan Rp. xxxxxxxx
Akumulasi penyusutan peralatan Rp. xxxxxxxx Ekuitas Pemilik Rp. xxxxxxxx
Gedung Rp. xxxxxxxx
Akumulasi penyusutan gedung Rp. xxxxxxxx

Aset Tidak Berwujud


Goodwill Rp. xxxxxxxx
Jumlah Aset Rp. xxxxxxxx Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Rp. xxxxxxxx

B. Rangkuman
 Pengertian laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada satu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut

 Komponen laporan keuangan :


 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
 Laporan Laba Rugi
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Unsur-unsur laporan keuangan :
 Unsur Laporan Posisi Keuangan :
 Aset
 Liabilitas
 Ekuitas
 Unsur-unsur laporan Laba-Rugi
 Penghasilan/Pendapatan
 Beban

PETA KONSEP
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN xx
ix
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

a. Karakteristik
Perusahaan Jasa (3) Tahap
b. Mekanisme Debit dan Jurnal Umum Buku Besar
Penggolongan
Kredit

(1) Tahap Pengindetifikasian dan (2) Tahap


Pengukuran Data Pencatatan

Neraca Saldo

(4) Tahap
Pengikhtisaran/
Peringkasan

Laporan Keuangan
a) Laporan Laba Rugi a) Jurnal Penyesuaian
b) Laporan Perubahan Ekuitas b) Kertas Kerja
c) Laporan Posisi Keuangan

(5) Tahap Pelaporan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN xx


x
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 1


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

A. Identitas Modul

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 2


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
TAHAP PENCATATAN

A. Uraian Materi

Gambar 1.1 Contoh perusahaan jasa

Perhatikan lingkungan sekitar anda, adakah perusahaan jasa? Salah satu


contoh perusahaan jasa adalah hotel. Dalam melakukan kegiatan operasional, hotel
akan mencatat segala transaksi ekonomi secara kronologis dan historis. Setiap
transaksi yang berkaitan dengan perusahaan jasa dicatat sebagai bukti transaksi.
Bukti transaksi inilah yang menjadi data pencatatan akuntansi bagi perusahaan.
Selanjutnya, bukti transaksi dianalisis untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Siklus akuntansi perusahaan jasa merupakan suatu kegiatan yang saling
terkait dan tidak dapat dipisahkan. Siklus akuntansi perusahaan jasa terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu tahap pencatatan, tahap pengikhtisaran, dan tahap
pelaporan. Namun, sebelum ke dalam pembahasan siklus akuntansi kita harus
memahami terlebih dahulu tentang perusahaan jasa dan karakternya karena yang
akan kita pelajari adalah siklus akuntansi perusahaan jasa.
1. Karakteristik Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya melayani
masyarakat di bidang jasa dengan memproduksi sesuatu yang tidak berwujud
(jasa). Meskipun produk akhir perusahaan jasa tidak berwujud atau berupa
layanan, perusahaan jasa tetap membutuhkn produk berwujud untuk mendukung
kegiatan operasionalnya.
Berikut karakteristik perusahaan jasa:
a. Tidak berwujud, artinya tidak memiliki bentuk fisik yang nyata, tidak dapat
dilihat atau diraba, hanya dapat dirasakan manfaatnya.
b. Berubah-ubah, maksudnya setiap jasa yang diperdagangkan tidak memiliki
standarisasi. Semuanya tergantung pada selera konsumen.
c. Tidak dapat dipisahkan.
d. Tidak dapat disimpan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 3


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

2. Mekanisme Debit dan Kredit


Dalam akuntansi, seluruh transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan
melibatkan dua sisi, yaitu sisi debit dan sisi kredit. Pembahasan kali ini, kita akan
mempelajari bagaimana menempatkan akun-akun tersebut di sisi debit atau
kredit. Aturan debit dan kredit dan saldo normal untuk macam-macam akun dapat
diikhtisarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Mekanisme Debit dan Kredit


PENCATATAN SALDO
NO AKUN DEBIT (D) KREDIT (K) NORMAL
1 Aset/Harta + - D
2 Liabilitas/Utang - + K
3 Ekuitas/Modal - + K
4 Pendapatan - + K
5 Beban + - D

Di bawah ini mekanisme cara mendebit dan mengkredit:


a. Aset sebagai akun riil dalam posisi keuangan tampak di sisi debit. Jika terjadi
penambahan aset dicatat di sisi debit dan apabila terjadi pengurangan aset
akan dicatat di sisi kredit. Pada akhir periode akuntansi, aset akan bersaldo
debit sebagai saldo normalnya.
b. Liabilitas sebagai akun riil dalam posisi keuangan tampak di sebelah kredit.
Apabila liabilitas bertambah dicatat di sisi kredit dan jika berkurang dicatat di
sisi debit. Pada akhir periode akuntansi, liabilitas akan bersaldo kredit sebagai
saldo normalnya.
c. Ekuitas sebagai akun riil dalam posisi keuangan tampak di sebelah kredit.
Apabila ekuitas bertambah dicatat di sisi kredit dan apabila berkurang dicatat
di sisi debit. Pada akhir periode akuntansi, ekuitas akan bersaldo kredit
sebagai saldo normalnya.
d. Pendapatan sebagai akun laba rugi atau akun nominal merupakan akun
pembantu modal, artinya selalu berpengaruh terhadap modal. Apabila
bertambah dicatat di sisi kredit dan apabila berkurang dicatat di sisi debit.
Pada akhir periode akuntansi, pendapatan akan bersaldo kredit sebagai saldo
normalnya.
e. Beban sebagai sebagai akun laba rugi atau akun nominal merupakan akun
pembantu modal, artinya selalu berpengaruh terhadap modal. Jika beban
bertambah dicatat di sisi debit dan jika berkurang dicatat di sisi kredit. Pada
akhir periode akuntansi, beban akan bersaldo debit sebagai saldo normalnya.

3. Jurnal Umum
a. Pengertian Jurnal
adalah suatu buku harian tempat mencatat semua transaksi – transaksi yang
terjadi dalam perusahaan secara sistematis dan kronologis. Pencatatan
dilakukan berdasarkan bukti-bukti dengan menyebutkan akun yang akan di
debit dan dikredit. Prosesnya disebut menjurnal (journalizing).
b. Kegunaan Jurnal
untuk menjembatani pencatatan transaksi dari buku harian ke akun buku
besar dan mengontrol keseimbangan jumlah debit dan jumlah kredit.
c. Fungsi Jurnal
1) Fungsi Mencatat, jurnal merupakan tempat mencatat setiap terjadi
transaksi keuangan, baik yang bersifat internal maupun transaksi
eksternal.
2) Fungsi Historis, jurnal mencatat transaksi perusahaan secara kronologis,
berdasarkan urutan tanggal terjadinya transaksi.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 4


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

3) Fungsi Informasi, jurnal memberikan informasi tentang peristiwa


ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
4) Fungsi Analisis, jurnal berfungsi sebagai sarana untuk menganalisis
transaksi mana yang dicatat di sisi debit dan di sisi kredit.
5) Fungsi Instruksi, jurnal bersifat memerintah untuk melakukan
pencatatan akuntansi berikutnya atau posting ke buku besar.
Sebelum menjurnal, terlebih dahulu dilakukan analisis transaksi yang
bertujuan untuk:
1) mengetahui akun apa yang dipengaruhi oleh sebuah transaksi, dan
2) mengetahui pengaruh transaksi apakah menyebabkan penambahan atau
pengurangan.
d. Bentuk Jurnal Umum
Berikut ini adalah bentuk jurnal umum:

Nama Perusahaan
Jurnal Umum

No
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Gambar 1.2 Format jurnal umum


Keterangan:
1) Tahun dan bulan transaksi.
2) Tanggal transaksi.
3) Diisi nomor bukti transaksi. Adakalanya kolom ini ditiadakan.
4) Diisi akun di debit merapat ke kiri, akun di kredit menjorok ke kanan.
5) Nomor akun diisi saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar.
6) Jumlah di debit
7) Jumlah di kredit.

Di dalam menjurnal suatu akun, penambahan atau pengurangan akan diletakkan


di debit atau di kredit tergantung dari jenis akunnya. Konsep mendebit atau
mengkredit sesuai dengan konsep yang sudah dijelaskan dalam materi
mekanisme debit dan kredit. Berikut ini contoh soal jurnal umum.

Pada bulan Juli 2020 Tn. Hadi mendirikan usaha bengkel sepeda motor dengan
nama SAMARRA MOTOR. Transaksi keuangan tang terjadi selama bulan Juli 2020
sebagai berikut:
1 Tn. Hadi menyetorkan uang tunai Rp8.500.000,00 perlengkapan
Rp3.250.000,00 peralatan Rp6.250.000,00 dan sepeda motor Rp20.750.000,00
sebagai modal usaha.
2 Menerima pendapatan jasa atas servis sepeda motor dari pelanggan
Rp1.500.000,00
4 Membeli perlengkapan secara tunai Rp400.000,00
6 Membeli peralatan Rp1.400.000,00 baru dibayar tunai Rp700.000,00 sisanya
akan dibayar bulan depan.
9 Tn. Hadi memperoleh pinjaman dari bank atas permohonan kredit usaha mikro
kecil dan menengah sebesar Rp6.000.000,00
10 Menerima pendapatan jasa servis motor dari pelanggan Rp1.925.000,00
12 Membayar sewa kios untuk masa satu tahun Rp3.800.000,00
13 Menerima pendapatan sewa sebesar Rp5.500.000,00
15 Menerima pembayaran tunai Rp1.000.000 atas pekerjaan yang diselesaikan
Rp2.000.000,00 sisanya dibayar bulan depan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 5


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

16
Membayar beban lain-lain Rp225.000,00
17
Menerima pendapatan jasa dari pelanggam Rp3.600.000,00
18
Membayar beban listrik dan telepon Rp300.000,00
19
Menerima jasa servis sebesar Rp4.000.000,00 yang dibayar secara kredit
22
Membayar beban komisi sebesar Rp500.000,00 secara tunai
24
Menerima cicilan dari pelanggan atas transaksi tanggal 19 Juli 2020 sebesar
Rp2.500.000,00
25 Tn. Hadi mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadinya sebesar
Rp350.000,00
26 Membayar beban administrasi dan umum sebesar Rp450.000,00
31 Membayar gaji karyawan Rp2.200.000,00
Diminta:
Catatlah transaksi bengkel SAMARRA MOTOR dalam jurnal umum!
Jawaban:
BENGKEL SAMARRA MOTOR
JURNAL UMUM
(dalam rupiah)
TANGGAL NAMA AKUN REF DEBIT KREDIT
2020 1 Kas 111 8.500.000
Juli Perlengkapan 113 3.250.000
Peralatan 121 6.250.000
Kendaraan 122 20.750.000
Modal Hadi 311 38.750.000
2 Kas 111 1.500.000
Pendapatan jasa 411 1.500.000
4 Perlengkapan 113 400.000
Kas 111 400.000
6 Peralatan 121 1.400.000
Kas 111 700.000
Utang usaha 211 700.000
9 Kas 111 6.000.000
Utang bank 212 6.000.000
10 Kas 111 1.925.000
Pendapatan jasa 411 1.925.000
12 Sewa dibayar di muka 114 3.800.000
Kas 111 3.800.000
13 Kas 111 5.500.000
Pendapatan sewa 412 5.500.000
15 Kas 111 1.000.000
Piutang usaha 112 1.000.000
Pendapatan jasa 411 2.000.000
Jumlah dipindahkan 61.275.000 61.275.000

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 6


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

TANGGAL NAMA AKUN REF DEBIT KREDIT


Jumlah Pindahan 61.275.000 61.275.000
16 Beban lain-lain 514 225.000
Kas 111 225.000
17 Kas 111 3.600.000
Pendapatan jasa 411 3.600.000
18 Beban listrik dan telepon 512 300.000
Kas 111 300.000
19 Piutang usaha 112 4.000.000
Pendapatan jasa 411 4.000.000
22 Beban komisi 515 500.000
Kas 111 500.000
24 Kas 111 2.500.000
Piutang usaha 112 2.500.000
25 Prive Hadi 312 350.000
Kas 111 350.000
26 Beban administrasi dan umum 513 450.000
Kas 111 450.000
31 Beban gaji 511 2.200.000
Kas 111 2.200.000
JUMLAH 75.400.000 75.400.000

4. Buku Besar
a. Pengertian Buku Besar
adalah kumpulan dari akun-akun sejenis yang satu sama lain saling
berhubungan secara sistematis. Akun buku besar merupakan formulis
tempat mencatat perubahan aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban
akibat transaksi yang terjadi di dalam perusahaan.
b. Bentuk-Bentuk Buku Besar
1) Bentuk T
Merupakan format buku besar yang paling sederhana. Sesuai namanya
Bentuk T terdiri atas empat bagian yaitu nama akun, nomor akun, debit
(sisi kiri), dan kredit (sisi kanan). Berikut contoh buku besar bentuk T:
Nama Akun: ..... No Akun: .....
Debit Kredit

Gambar 1.3 Format buku besar bentuk T

2) Bentuk 2 Kolom (Skontro)


Dalam bentuk 2 kolom ini, antara debit dan kredit dipisah, baik
keterangan mapun jumlah angkanya. Formatnya sebagai berikut:
Nama Akun: ..... No. Akun: .....
Tanggal Keterangan Ref Debit Tanggal Keterangan Ref Kredit

Gambar 1.4 Format buku besar bentuk 2 kolom (skontro)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 7


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

3) Bentuk 3 Kolom (Berkolom saldo tunggal)


Pada bentuk 3 kolom, terdiri atas tanggal, keterangan, ref, kolom debit,
kolom kredit, dan saldo. Formatnya sebagai berikut:
Nama Akun: ..... No. Akun: .....
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo

Gambar 1.5 Format buku besar bentuk 3 kolom

4) Bentuk 4 Kolom (Berkolom saldo ganda)


Pada bentuk 4 kolom, terdiri atas tanggal, keterangan, kolom debit, kredit,
dan saldo debit dan saldo kredit. Formatnya sebagai berikut:

Nama akun: ..... No. Akun: .....


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Gambar 1.6 Format buku besar bentuk 4 kolom

Penjelasan mengenai bentuk buku besar di atas adalah:


a) Nama akun diisi dengan nama akun, misalnya akun kas, modal, dan yang
lainnya.
b) Nomor akun diisi dengan nomor kode yang telah ditetapkan untuk akun
tersebut, misalnya akun kas dengan kode 111, akun modal dengan 311.
c) Kolom tanggal diisi dengan tanggal terjadinya transaksi. Tanggal transaksi
ini sudah dicatat di dalam jurnal, maka mengisinya harus sesuai dengan
tanggal jurnal.
d) Kolom keterangan diisi dengan keterangan singkat mengenai transaksi
tersebut dan penjelasan singkat ini sudah dibuat dalam jurnal.
e) Kolom Ref (referensi) diisi dengan halaman jurnal dari mana transaksi
tersebut dipindahkan.
f) Kolom debit dan kredit diisi dengan jumlah transaksi tersebut yang
terdapat dalam jurnal.

c. Langkah – Langkah Memposting Buku Besar


Setelah pencatatan transaksi pertama dalam jurnal, langkah
selanjutnya melakukan pencatatan ke dalam buku besar dengan jalan
memindahkan kolom debit jurnal ke buku besar sebelah debit dan kolom
kredit jurnal ke buku besar sebelah kredit.
Proses memindahkan catatan dari jurnal yang telah dibuat ke dalam
buku besar disebut dengan posting. Sebelum melakukan posting dari jurnal,
terlebih dahulu jika terdapat saldo awal sebelum memulai kegiatan
akuntansi, dilakukan pencatatan saldo-saldo akun buku besar pada awal
periode ke akun buku besar yang sesuai.
Proses pemindahan dari jurnal ke buku besar (posting) dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) Tanggal jurnal dipindahkan pada kolom tanggal buku besar.
2) Halaman jurnal dipindahkan pada kolom Ref buku besar dengan
menuliskan JU. Misalnya JU 1 berarti posting buku besar berasal dari
jurnal umum halaman 1.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 8


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

3) Jumlah pada jurnal dipindahkan ke buku besar sesuai dengan akun yang
bersangkutan. Jumlah debit jurnal ditempatkan pada debit buku besar dan
jumlah kredit jurnal ditempatkan pada kredit buku besar.
4) Kolom Ref jurnal diisi dengan nomor kode akun buku besar yang
digunakan.

Contoh soal:
Agar anda lebih memahami proses pemindahbukuan (posting) akun dari jurnal
umum ke buku besar, simaklah posting menggunakan data keuangan bengkel
SAMARRA. Transaksi tersebut terjadi selama bulan Juli 2020.
Kas 111
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 1 Modal Awal 1 Rp8.500.000 Rp8.500.000

2020 2 Pendapatan 1 Rp1.500.000 Rp10.000.000

4 perlengkapan 1 Rp400.000 Rp9.600.000

6 Peralatan 1 Rp700.000 Rp8.900.000

9 Pinjaman 1 Rp6.000.000 Rp14.900.000

10 Pendaatan 1 Rp1.925.000 Rp16.825.000


12 Beban sewa 1 Rp3.800.000 Rp13.025.000

13 Pendaatan 1 Rp5.500.000 Rp18.525.000

15 Pendapatan 1 Rp1.000.000 Rp19.525.000

16 Beban lain-lain 1 Rp225.000 Rp19.300.000

17 Pendapatan 1 Rp3.600.000 Rp22.900.000


Beban listrik dan
18 1 Rp300.000 Rp22.600.000
telepon
22 Beban komisi 1 Rp500.000 Rp22.100.000

24 Cicilan utang 1 Rp2.500.000 Rp24.600.000

25 Prive 1 Rp350.000 Rp24.250.000


Beban administrasi
26 1 Rp450.000 Rp23.800.000
dan umum
31 Beban gaji 1 Rp2.200.000 Rp21.600.000

Piutang usaha 112


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 15 Pendapatan 1 Rp8.500.000 Rp1.000.000

2020 19 Pendapatan 1 Rp1.500.000 Rp5.000.000

24 Piutang 1 Rp400.000 Rp2.500.000

Perlengkapan 113
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 1 Modal 1 Rp3.250.000 Rp3.250.000

2020 4 Kas 1 Rp400.000 Rp3.650.000

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 9


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Sewa Dibayar Dimuka 114


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 12 Kas 1 Rp3.800.000 Rp3.800.000

Peralatan 121
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 1 Modal 1 Rp6.250.000 Rp6.250.000

2020 6 Pembelian 1 Rp1.400.000 Rp7.650.000

Kendaraan 122
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 12 Modal 1 Rp20.750.000 Rp20.750.000

Utang Usaha 211


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 6 Peralatan 1 Rp700.000 Rp700.000

Utang Bank 212


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 9 Kas 1 Rp6.000.000 Rp6.000.000

Modal Hadi 311


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 1 Kas 1 Rp8.500.000 Rp8.500.000

2020 Perlengkapan 1 Rp3.250.000 Rp11.750.000

Peralatan 1 Rp6.250.000 Rp18.000.000

Kendaraan 1 Rp20.750.000 Rp38.750.000

Prive Hadi 312


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 25 Kas 1 Rp350.000 Rp350.000

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 10


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Pendapatan Jasa 411


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 2 Kas 1 Rp1.500.000 Rp1.500.000

2020 10 Kas 1 Rp1.925.000 Rp3.425.000

15 Kas dan piutang 1 Rp2.000.000 Rp5.425.000

17 Kas 1 Rp3.600.000 Rp9.025.000

19 Piutang usaha 1 Rp4.000.000 Rp13.025.000

Pendapatan Sewa 412


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 13 Kas 1 Rp5.500.000 Rp5.500.000

Beban Gaji 511


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 31 Kas 1 Rp2.200.000 Rp2.200.000

Beban Listrik dan Telepon 512


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 18 Kas 1 Rp300.000 Rp300.000

Beban Administrasi dan Umum 513


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 26 Kas 1 Rp450.000 Rp450.000

Beban Lain-Lain 514


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 16 Kas 1 Rp225.000 Rp225.000

Beban Komisi 515


Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Debit Kredit

Juli 22 Kas 1 Rp500.000 Rp500.000

Posting buku besar merupkan tahapan terakhir pada proses pencatatan


dalam siklus akuntansi. Informasi akuntansi yang terkumpul selama proses
pencatatan ini merupakan data masukan untuk proses berikutnya.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 11


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Siklus akuntansi merupakan sebuah proses yang saling terkait.


Kesalahan pencatatan dapat mengakibatkan kesalahan penilaian kinerja
perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam proses
pencatatan agar informasi akuntansi yang diperoleh merupakan data akurat.

B. Rangkuman
 Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya melayani
masyarakat di bidang jasa dan memproduksi sesuatu yang tidak berwujud (jasa).
Contoh perusahaan jasa kantor notaris, bengkel, salon, persewan mobil, travel,
hotel, dan lain sebagainya.
 Karakteristik Perusahaan Jasa
1. Tidak berwujud, artinya tidak memiliki bentuk fisik yang nyata, tidak dapat
dilihat atau diraba, hanya dapat dirasakan manfaatnya.
2. Berubah-ubah, maksudnya setiap jasa yang diperdagangkan tidak memiliki
standarisasi. Semuanya tergantung pada selera konsumen.
3. Tidak dapat dipisahkan.
4. Tidak dapat disimpan.
 Siklus akuntansi perusahaan jasa mrupakan suatu kegiatan yang saling terkait
dan tidak dapat dipisahkan. Secara umum terdiri atas tahap pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan.
 Pada tahap pencatatan yang dilakukan adalah menganalisis bukti transaksi,
menyusun jurnal umum, dan membuat buku besar.
 Pengertian Jurnal adalah suatu buku harian tempat mencatat semua transaksi –
transaksi yang terjadi dalam perusahaan secara sistematis dan kronologis.
 Kegunaan Jurnal untuk menjembatani pencatatan transaksi dari buku harian ke
akun buku besar dan mengontrol keseimbangan jumlah debit dan jumlah kredit.
 Fungsi Jurnal:
1. Fungsi Mencatat, jurnal merupakan tempat mencatat setiap terjadi transaksi
keuangan , baik yang bersifat internal maupun transaksi eksternal.
2. Fungsi Historis, jurnal mencata transaksi perusahaan secara kronologis,
berdasarkan urutan tanggal terjadinya tramsaksi.
3. Fungsi Informasi, jurnal memberikan informasi tentang peristiwa ekonomi
yang terjadi dalam perusahaan.
4. Fungsi Analisis, jurnal berfungsi sebagai sarana untuk menganalisis transaksi
mana yang dicatat di sisi debit dan di sisi kredit.
5. Fungsi Instruksi, jurnal bersifat memerintah untuk melakukan pencatatan
akuntansi berikutnya atau posting ke buku besar.
 Pengertian Buku Besar adalah kumpulan dari akun-akun sejenis yang satu sama
lain saling berhubungan secara sistematis. Akun buku besar merupakan formulir
tempat mencatat perubahan aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban akibat
transaksi yang terjadi di dalam perusahaan.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 12
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

TAHAP PENGIKHTISARAN

A. Uraian Materi
Tahap pengikhtisaran merupakan tahap lanjut dari proses pencatatan dalam
siklus akuntansi. Pengikhtisaran akuntansi bertujuan menguji kebenaran transaksi yang
tercatat dalam jurnal dan akun buku besar. Proses pengikhtisaran biasanya dilakukan
pada akhir periode akuntansi setelah pencatatan dan pemindahbukuan dikerjakan.
Tahap pengikhtisaran siklus akuntansi dimulai dengan menyusun neraca saldo
yang bersumber dari buku besar. Akun-akun dalam buku besar merupakan akun
sementara, artinya akun-akun tersebut belum menunjukkan jumlah yang sebenarnya
pada akhir periode akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan jurnal penyesuaian untuk
menunjukkan saldo akun yang sebenarnya.
1. Neraca Saldo
a. Pengertian Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan daftar terperinci yang berisi saldo-saldo pada
buku besar yang disusun di akhir periode akuntansi. Fungsinya untuk memastikan
setiap transaksi berada pada nilai dan posisi yang benar. Sumber penyusunan
neraca saldo adalah buku besar. Berikut bentuk kolom neraca saldo:

Nama Perusahaan
Neraca Saldo
Per ………………………..

No. Akun Nama Akun Debit Kredit


(1) (2) (3) (4)
Gambar 2.1 Format neraca saldo

Keterangan:
(1) Kolom nomor akun diisi dengan nomor kode akun.
(2) Kolom nama akun diisi dengan nama akun sesuai dengan urutan nomor akun.
(3) Kolom debit diisi dengan jumlah saldo akun yang bersaldo debit.
(4) Kolom kredit diisi dengan jumlah saldo akun yang bersaldo kredit.

b. Langkah-Langkah Menyusun Neraca Saldo


Penyusunan neraca saldo didasarkan pada saldo akun yang terdapat pada
buku besar sehingga penyusunan neraca saldo harus memperhatikan bentuk buku
besarnya. Penyusunan neraca saldo sebagai berikut:
1) Menghitung saldo tiap-tiap akun buku besar.
2) Menyusun saldo tiap-tiap akun buku besar dalam neraca saldo sesuai nomor
kode akun dan tingkat likuiditas.

Contoh penyusunan neraca saldo tampak dari Bengkel SAMARRA MOTOR pada
periode Juli 2020 yang disajikan sebagai berikut:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 13


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Bengkel SAMARRA MOTOR


NERACA ALDO
Per 31 Juli 2020
(dalam rupiah)
No.
Nama Akun Debit Kredit
Akun
111 Kas 21.600.000 -
112 Piutang Usaha 2.500.000 -
113 Perlengkapan 3.650.000 -
114 Sewa dibayar di muka 3.800.000 -
121 Peralatan 7.650.000 -
122 Kendaraan 20.750.000 -
211 Utang Usaha - 700.000
212 Utang Bank - 6.000.000
311 Modal Hadi - 38.750.000
312 Prive Hadi 350.000 -
411 Pendapatan Jasa - 13.025.000
412 Pendapatan Sewa - 5.500.000
511 Beban Gaji 2.200.000 -
512 Beban Listrik dan Telepom 300.000 -
513 Beban Administrasi dan Umum 450.000 -
514 Beban Lain-Lain 225.000 -
515 Beban Komisi 500.000 -
Jumlah 63.975.000 63.975.000

c. Jurnal Penyesuaian
Penyusunan neraca saldo biasanya dilakukan setiap akhir bulan atau pada
akhir periode akuntansi. Saldo akun pada neraca saldo merupakan ringkasan dari
pencatatan akuntansi dalam periode akuntansi. Apakah data pada neraca saldo
dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan? Pada akhir periode belum
semua akun dalam neraca saldo menunjukkan akun sebenarnya. Misalnya akun
pendapatan dan beban belum menunjukkan jumlah pendapatan dan beban yang
sebenarnya selama periode bersangkutan.
Mungkin selama berjalannya waktu dalam satu periode akuntansi telah
terjadi perubahan-perubahan yang belum dicatat. Oleh karena itu, perusahaan
perlu menyesuaikan perubahan akun yang berada pada neraca saldo ini dengan
membuat jurnal penyesuaian agar menunjukkan kondisi sebenarnya.

1) Pengertian Jurnal Penyesuaian


Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang tidak didasarkan pada aktivitas transaksi,
tetapi didasarkan pada perhitungan atau keterangan tertentu seperti beban
penyusutan gedung, beban sewa gedung, dan utang gaji.
2) Tujuan Jurnal penyesuaian
a) Membuat setiap akun riil (akun aset, liabilitas, dan ekuitas) menunjukkan
jumlah sebenarnya pada akhir periode akuntansi.
b) Membuat setiap akun nominal (pendapatan dan beban) menunjukkan jumlah
pendapatan dan beban yang betul terjadi pada akhir periode akuntansi.
3) Pencatatan Jurnal Penyesuaian
Dalam perusahaan jasa ada tujuh kejadian yang sering terjadi dan memerlukan
penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Akun-akun yang memerlukan
penyesuaian sebagai berikut:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 14


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

a) Perlengkapan
Perlengkapan adalah barang yang digunakan perusahaan untuk kegatan
operasional yang habis dipakai kurang dari satu tahun (dalam satu periode
akuntansi). Perlengkapan yang sudah terpakai akan menjadi beban pada
akhir periode akuntansi.

Perhatikan contoh berikut!


Pada tanggal 4 Mei 2019 Clean n Fresh Laundry membeli perlengkapan
sebesar Rp900.000,00 secara tunai. Pada tanggal 31 Desember 2019
perlengkapan yang tersisa sebesar Rp100.000,00. Artinya, perlengkapan
yang habis dipakai dalam satu periode akuntansi sebesar Rp900.000,00 –
Rp100.000,00 = Rp800.000,00. Jurnal penyesuaian pada tanggal 31
Desember 2019 sebagai berikut.

Beban perlengkapan Rp800.000,00


Perlengkapan Rp800.000,00

b) Penyusutan Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berwujud yang siap digunakan dalam operasional
perusahaan dan digunakan lebih dari satu tahun. Contoh aset tetap adalah
peralatan usaha, kendaraan, mesin, dan gedung. Aset tetap mengalami
penyusutan atau berkurangnya kemampuan untuk memberikan manfaat
ekonomi secara berangsur-angsur.

Perhatikan contoh berikut!


Pada tanggal 2 Mei 2019 pada neraca saldo Clean n Fresh Laundry terdapat
akun peralatan usaha sebesar Rp12.000.000,00. Perusahaan menetapkan
penyusutan peralatan sebesar 10% per tahun. Jadi, penyusutan peralatan
sebesar 8/12 x 10% x Rp12.000.000,00 = Rp800.000,00.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut.

Beban penyusutan peralatan Rp800.000,00


Akumulasi penyusutan peralatan Rp800.000,00

c) Beban dibayar di muka


Beban dibayar di muka adalah transaksi yang pada awalnya dianggap sebagai
harta (aset), tetapi menjadi beban pada kemudian hari. Beban ini merupakan
harta perusahaan yang pada masa depan akan memberikan manfaat. Contoh
akun beban dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi dibayar
di muka, iklan dibayar di muka, dan bunga dibayar di muka. Pencatatan jurnal
penyesuaian akun beban dibayar di muka dapat dilakukan dalam dua cara
yaitu:
1) Dicatat sebagai harta (Pendekatan Posisi Kuangan)
Berikut ini merupakan contoh transaksi pembayaran sewa dibayar di
muka. Pada tanggal 1 Maret 2019, Clean n Fresh Laundry membayar
sewa tempat usaha sebesar Rp6.000.000,00 untuk masa satu tahun. Pada
saat transaksi pembayaran sewa, pencatatan pada jurnal umum dilakukan
dengan cara mendebit akun sewa dibayar di muka dan mengkredit akun
kas. Pencatatan jurnal umum pada tanggal 1 Maret 2019 sebagai berikut:

Sewa dibayar di muka Rp6.000.000,00


Kas Rp6.000.000,00

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 15


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Penyusunan jurnal penyesuaian atas transaksi tersebut dilakukan dengan


cara mendebit akun beban sewa dan mengkredit akun sewa dibayar di
muka. Sewa yang telah menjadi beban hingga tanggal 31 Desember 2019
adalah 10 bulan (1 Maret – 31 Desember 2019). Jumlah beban sewa
sebesar
10/12 x Rp6.000.000,00 = Rp5.000.000,00.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut.

Beban sewa Rp5.000.000,00


Sewa dibayar di muka Rp5.000.000,00

2) Dicatat sebagai beban (Pendekatan Laba Rugi)


Jika transaksi di atas dicatat sebagai beban, transaksi dicatat pada jurnal
umum dengan mendebit akun beban sewa dan mengkredit akun kas.
Pencatatan jurnal umum pada tanggal 1 Maret 2019 sebagai berikut:

Beban sewa Rp6.000.000,00


Kas Rp6.000.000,00

Untuk membuat jurnal penyesuaian, terlebih dahulu harus menentukan


bagian sewa yang masih harus menjadi sewa dibayar di muka pada akhir
periode akuntansi (Januari – Februari 2020 = 2 bulan) yaitu 2/12 x
Rp6.000.000,00 = Rp1.000.000,00.
Penyusunan jurnal penyesuaian atas transaksi tersebut dilakukan dengan
mendebit sewa dibayar di muka dan mengkredit beban sewa.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut.

Sewa dibayar di muka Rp1.000.000,00


Beban sewa Rp1.000.000,00

d) Pendapatan Diterima Di Muka


Pendapatan diterima di muka merupakan transaksi yang dicatat sebagai
utang, tetapi akan menjadi pendapatan pada kemudian hari. Pendapatan ini
muncul karena perusahaan telah menerima pembayaran atas suatu
pekerjaan, tetapi belum menyelesaikan pekerjaan tersebut. Contoh
pendapatan diterima di muka adalah sewa diterima di muka, asuransi
diterima di muka, dan bunga diterima di muka. Penyesuaian akun
pendapatan diterima di muka bisa dilakukan dengan dua cara sebagai
berikut:
1) Dicatat sebagai utang (Pendekatan Posisi Kuangan)
Berikut merupakan contoh transaksi penerimaan sewa diterima di muka.
Pada tanggal 1 April 2019 CV Jasa Kios menerima pendapatan sewa atas
kios untuk masa satu tahun senilai Rp7.500.000,00. Jika dicatat sebagai
utang, transaksi dicatat pada jurnal umum dengan mendebit akun kas dan
mengkredit akun sewa diterima di muka. Pencatatan jurnal umum pada
tanggal 1 April 2019 sebagai berikut:

Kas Rp7.500.000,00
Sewa diterima di muka Rp. 7500.000,00

Penyusunan jurnal penyesuaian atas transaksi tersebut dilakukan dengan


cara mendebit akun sewa diterima di muka dan mengkredit akun
pendapatan sewa. Bagian sewa yang telah menjadi pendapatan adalah 9

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 16


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

bulan (1 April – 31 Desember 2019) sebesar 9/12 x Rp7.500.000,00 =


Rp5.625.000,00.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut.

Sewa diterima di muka Rp5.625.000,00


Pendapatan sewa Rp5.625.000,00

2) Dicatat sebagai pendapatan (Pendekatan Laba Rugi)


Jika transaksi di atas dicatat sebagai pendapatan, transaksi dicatat pada
jurnal umum dengan mendebit akun kas dan mengkredit akun
pendapatan sewa. Pencatatan jurnal umum pada tanggal 1 April 2019
sebagai berikut:

Kas Rp7.500.000,00
Pendapatan sewa Rp7.500.000,00

Untuk membuat jurnal penyesuaian, terlebih dahulu harus menentukan


bagian pendapatan yang masih menjadi sewa diterima di muka pada akhir
periode akuntansi 31 Desember 2019, yaitu Januari – Maret 2020 = 3
bulan, sebesar 3/12 x Rp7.500.000,00 = Rp1.875.000,00.
Penyusunan jurnal penyesuaian atas transaksi tersebut dilakukan
dengan mendebit akun pendapatan sewa dan mengkredit akun sewa
diterima di muka. Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019
sebagai berikut.

Pendapatan sewa Rp1.875.000,00


Sewa diterima di muka Rp1.875.000,00

e) Beban Yang Masih Harus Dibayar (Utang Beban)


Beban yang masih harus dibayar (utang beban) adalah beban yang sudah
menjadi kewajiban ditinjau dari segi waktu (jatuh tempo), tetapi perusahaan
belum melakukan pembayaran. Contohnya adalah gaji yang masih harus
dibayar dan bunga yang masih harus dibayar.

Misalnya, suatu perusahaan menetapkan pembayaran gaji pada tanggal 1


Desember 2019 kepada empat karyawan sebesar Rp8.000.000,00. Selama
bulan Desember, ada seorang karyawan yang belum mengambil gaji sebesar
Rp2.000.000,00. Hal ini berarti perusahaan memiliki utang gaji kepada
karyawan yang bersangkutan. Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember
2019 sebagai berikut.

Beban gaji Rp2.000.000,00


Utang gaji Rp2.000.000,00

f) Pendapatan Yang Masih Harus Diterima (Piutang Pendapatan)


Pendapatan yang masih harus diterima atau piutang pendapatan adalah
pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, tetapi belum diterima
pembayarannya hingga akhir periode akuntansi. Meskipun belum menerima
uang, pada akhir periode perusahaan akan mencatat pendapatan tersebut
sebagai penghasilan karena perusahaan telah memberikan jasanya.
Piutang bunga dan piutang sewa merupakan contoh pendapatan yang harus
diterima. Misalnya pada tanggal 13 Desember 2019 persewaan mobil
BARESH menyewakan mobil selama satu minggu senilai Rp2.500.000,00.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 17


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Akan tetapi, hingga pada tanggal 31 Desember 2019 perusahaan tersebut


belum menerima pelunasan. Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember
2019 sebagai berikut.

Piutang sewa Rp2.500.000,00


Pendapatan sewa Rp2.500.000,00

g) Piutang Tidak Tertagih


Piutang tidak tertagih adalah resiko akibat tidak tertagihnya piutang
perusahaan karena pelanggan tidak melakukan pembayaran. Transaksi
piutang tidak tertagih diperlakukan sebagai beban. Misalnya Clean n Fresh
Laundry menetapkan 5% sebagai piutang tidak tertagih atas piutang usaha
sebesar Rp9.000.000,00. Perhitungan piutang tidak tertagih adalah 5% x
Rp9.000.000,00 = Rp450.000,00.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut.

Beban kerugian piutang Rp450.000,00


Cadangan kerugian piutang Rp450.000,00

4) Bentuk Jurnal Penyesuaian

Nama Perusahaan
Jurnal Penyesuaian
31 Desember .....

Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit

Gambar 2.2 Format jurnal penyesuaian

B. Rangkuman
 Tahap pengikhtisaran siklus akuntansi dimulai dengan menyusun neraca saldo
yang bersumber dari buku besar.
 Neraca saldo merupakan daftar terperinci yang berisi saldo-saldo pada buku
besar yang disusun di akhir periode akuntansi.
 Fungsi neraca saldo untuk memastikan setiap transaksi berada pada nilai dan
posisi yang benar.
 Langkah penyusunan neraca saldo yaitu:
a. Menghitung saldo tiap-tiap buku besar.
b. Menyusun saldo tiap-tiap akun buku besar dalam neraca saldo sesuai nomor
kode akun dan tingkat likuiditas.
 Pengertian Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang tidak didasarkan pada aktivtas transaksi,
tetapi didasarkan pada perhitungan atau keterangan tertentu seperti beban
penyusutan gedung, beban sewa gedung, dan utang gaji.
 Tujuan Jurnal penyesuaian
a. Membuat setiap akun riil (akun aset, liabilitas, dan ekuitas) menunjukkan
jumlah sebenarnya pada akhir periode akuntansi.
b. Membuat setiap akun nominal (pendapatan dan beban) menunjukkan jumlah
pendapatan dan beban yang betul terjadi pada akhir periode akuntansi.
 Penyusunan Jurnal Penyesuaian:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 18


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

NO MACAM PENYESUAIAN JURNAL PENYESUAIAN


1 Pemakaian perlengkapan Beban perlengkapan Rp xxx
(jumlah yang disesuaikan adalah Perlengkapan Rp xxx
jumlah yang terpakai)
2 Penyusutan aset tetap Beban penyusutan ..... Rp xxx
Akumulasi penyusutan ..... Rp xxx

3 Beban dibayar di muka Beban..... Rp xxx


a. Saat pembayaran dicatat ..... dibayar di muka Rp xxx
sebagai aset (jumlah yang
disesuaikan adalah jumlah
yang sudah dilampaui)
b. Saat pembayaran dicatat ..... dibayar di muka Rp xxx
sebagai beban (jumlah yang Beban ..... Rp xxx
disesuaikan adalah jumlah
yang belum terlampaui)
4 Pendapatan diterima di muka ..... diterima di muka Rp xxx
a. Saat penerimaan dicatat Pendapatan ..... Rp xxx
sebagai utang (jumlah yang
disesuaikan adalah jumlah
yang sudha terlampaui)
b. Saat penerimaan dicatat Pendapatan ..... Rp xxx
sebagai pendapatan (jumlah ..... diterima di muka Rp xxx
yang disesuaikan adalah
jumlah yang belum
terlampaui)
5 Piutang pendapatan/pendapatan Piutang ..... Rp xxx
yang masih harus diterima. Pendapatan ….. Rp xxx
6 Utang beban/beban yang masih Beban ..... Rp xxx
harus dibayar Utang ..... Rp xxx
7 Kerugian piutang/piutang yang Beban kerugian piutang Rp xxx
tidak tertagih. Cadangan kerugian piutang Rp xxx

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 19


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

KERTAS KERJA (WORKSHEET)

A. Uraian Materi
Setelah menyusun neraca saldo, kemudian melakukan penyesuaian terhadap
beberapa akun, maka diperlukan pembuatan kertas kerja (worksheet) atau biasa juga
disebut neraca lajur sebagai alat bantu untuk menyusun laporan keuangan.
1. Pengertian Kertas Kerja
Kertas kerja atau neraca lajur adalah selembar kertas berkolom-kolom yang
dipergunakan untuk membantu menggabungkan seluruh data akuntansi pada
akhir periode akuntansi. Kertas kerja berfungsi sebagai alat bantu dalam
menyusun laporan keuangan.

2. Tujuan penyusunan kertas kerja yaitu:


a. Memudahkan penyusunan laporan keuangan.
b. Menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldod an data
penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum menyusun laporan
keuangan yang formal.
c. Mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam
membuat jurnal penyesuaian.

3. Prosedur penyusunan kertas kerja sebagai berikut:


a. Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam neraca saldo ke kolom Neraca
Saldo.
b. Memasukkan jurnal-jurnal penyesuaian ke dalam kolom Penyesuaian.
c. Mengisi kolom Neraca Saldo Disesuaikan dengan cara menjumlahkan atau
mencari selisih antara kolom Neraca Saldo dengan kolom Penyesuaian. Jika
sejenis (misal, debit bertemu debit atau kredit bertemu kredit) maka
dijumlahkan dan ditulis di kolom yang sejenis. Sedang jika berbeda jenis
(misal, debit bertemu kredit atau kredit bertemu debit) maka dikurangkan dan
hasilnya ditulis di kolom yang angkanya lebih besar.
d. Memindahkan jumlah-jumlah yang ada dalam kolom Neraca Saldo
Disesuaikan ke dalam kolom Laba Rugi dan kolom Laporan Posisi
Keuangan/Neraca.
1) Untuk akun Nominal atau Laba Rugi yakni akun pendapatan dan beban
harus dipindahkan ke dalam kolom Laba Rugi.
2) Untuk akun Riil yakni aset, liabilitas, dan ekuitas harus dipindahkan ke
dalam kolom Laporan Posisi Keuangan /Neraca.
e. Menjumlahkan kolom Laba Rugi dan Posisi Keuangan/Neraca.
1) Jika dalam kolom Laba Rugi lebih besar sebelah kredit, maka selisih akan
ditulis di kolom debit sehingga hasil akhir angka akan balance/seimbang.
Kondisi ini berarti Laba. Dan pada kolom Posisi Keuangan selisih akan
ditulis pada kolom kredit dengan angka yang sama.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 20


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

2) Jika dalam kolom Laba Rugi lebih besar sebelah debit, maka selisih akan
ditulis dikolom kredit sehingga hasil akhir akan balance/seimbang. Kondisi
ini berarti Rugi. Dan pada kolom Posisi Keuangan selisihnya akan ditulis di
kolom debit dengan angka yang sama.

4. Bentuk Kertas Kerja


Nama Perusahaan
Kertas Kerja
Per .....

Neraca Posisi
Neraca
No. Nama Penyesuaian Saldo Laba Rugi Keuangan/
Saldo
Akun Akun Disesuaikan Neraca
D K D K D K D K D K

5. Contoh Kertas Kerja

Kantor Akuntan Dimas, S.E, M.Ak.


Neraca Saldo
31 Desember 2019
No
Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Akun
111 Kas 15.000.000 -
112 Piutang usaha 9.000.000 -
114 Perlengkapan kantor 100.000 -
115 Sewa dibayar di muka 2.400.000 -
121 Peralatan kantor 4.000.000 -
122 Akumulasi penyusutan peralatan kantor - 40.000
211 Utang usaha - 3.600.000
311 Modal Dimas - 20.000.000
312 Prive Dimas 200.000 -
411 Pendapatan jasa - 8.260.000
511 Beban gaji 1.100.000 -
512 Beban listrik dan telpon 75.000 -
513 Beban serba-serbi 25.000 -
JUMLAH 31.900.000 31.900.000

Data yang digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:


a. Berdasarkan hasil penilaian akhir, nilai perlengkapan yang tersisa sebesar
Rp25.000,00.
b. Peralatan kantor disusutkan sebesar 5%.
c. Sewa sebesar Rp2.400.000,00 untuk masa satu tahun terhitung mulai bulan
Mei 2019
d. Gaji karyawan yang belum dibayar sebesar Rp300.000,00.
e. Bunga yang masih harus diterima sebesar Rp75.000,00.

Berikut ini penjelasan ayat jurnal penyesuaian:


a. Pada neraca saldo, nilai perlengkapan sebesar Rp100.000,00 sedangkan
data penyesuaian menunjukkan jumlah yang tersisa Rp25.000,00. Artinya
perlengkapan yang terpakai Rp100.000,00 – Rp25.000,00 = Rp75.000,00.
b. Harga peralatan kantor di neraca saldo Rp4.000.000,00. Data jurnal
penyesuaian menyebutkan penyusutan sebesar 5%. Jadi, jumlah disusutkan
adalah Rp4.000.000,00 x 5% = Rp200.000,00.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 21


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

c. Sewa 1 tahun Rp2.400.000, jika terhitung mulai Mei 2019 berarti sewa yang
sudah terpakai hingga Desember adalah 8 bulan sebesar 8/12 x
Rp2.400.000,00 = Rp1.600.000,00.
d. Dicatat utang gaji yang belum dibayar Rp300.000,00.
e. Dicatat piutang bunga yang masih harus diterima Rp75.000,00.

Kantor Akuntan Publik Dimas, S.E., M.Ak.


Jurnal Penyesuaian
31 Desember 2019
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit
2019 31 a. Beban perlengkapan kantor 515 75.000
Perlengkapan kantor 114 75.000
Des 31 b. Beban penyusutan peralatan 516 200.000 200.000
Akumulasi penyusutan peralatan 122
31 c. Beban sewa 514 1.600.000
Sewa dibayar di muka 115 1.600.000
31 d. Beban gaji 511 300.000
Utang gaji 212 300.000
31 e. Piutang bunga 113 75.000
Pendapatan bunga 412 75.000
JUMLAH 2.250000 2.250.000

Berdasarkan data neraca saldo dan jurnal penyesuaian Kantor Akuntan Dimas, S.E.,
M.Ak. maka disusunlah kertas kerja sebagai berikut:

Kantor Akuntan Dimas, S.E., M.Ak.


Kertas Kerja
31 Desember 2019
(dalam ribuan rupiah)
Neraca Saldo
No Neraca Saldo Penyesuaian Disesuaikan Laba Rugi Posisi Keuangan
Nama Akun
Akun
D K D K D K D K D K
111 Kas 15.000 15.000 15.000
Piutang
112 9.000 9.000 9.000
usaha
Perlengkapan
114 100 a.75 25 25
Kantor
Sewa dibayar
115 di muka 2.400 c.1.600 800 800
Peralatan
121 kantor 4.000 4.000 4.000
Akumulasi
122 Penyusutan 40 b.200 240 240
Peralatan
211 Utang usaha 3.600 3.600 3.600
311 Modal Dimas 20.000 20.000 20.000
312 Prive Dimas 200 200 200
Pendapatan
411 Jasa 8.260 8.260 8.260
511 Beban gaji 1.100 d.300 1.400 1.400
Beban listrik
512 75 75 75
dan telpon
Beban serba-
513 serbi 25 25 25
JUMLAH 31.900 31.900
Beban
515 perlengkapan a.75 75 75
kantor
Beban
516 penyusutan b.200 200 200
peralatan
514 Beban sewa c.1.600 1.600 1600
212 Utang gaji d.300 300

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 22


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Piutang
113 e.75 75 75
bunga
Pendapatan
412 e.75 75
bunga
2.250 2.250 32.475 32.475 3.375 8.335 29.100 24.140
LABA BERSIH 4.960 4.960
8.335 8.335 29.100 29.100

B. Rangkuman
 Kertas kerja adalah format berkolom-kolom yang dipergunakan untuk
membantu menggabungkan seluruh data akuntansi pada akhir periode
akuntansi dalam rangka membantu menyusun laporan keuangan.

 Tujuan penyusunan kertas kerja di antaranya:


a. Memudahkan penyusunan laporan keuangan
b. Menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data
penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum menyusun laporan
keuangan yang formal.
c. Mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam
membuat jurnal penyesuaian.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 23


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
TAHAP PELAPORAN

A. Uraian Materi
Setiap perusahaan wajib melaporkan kinerja keuangan dalam bentuk
informasi akuntansi. Pelaporan keuangan merupakan tahap terakhir siklus
akuntansi. Dari laporan keuangan dapat diketahui kinerja perusahaan selama satu
periode akuntansi. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan sebuah perusahaan.
Jika disajikan secara akurat dan tepat waktu, laporan keuangan dapat
diandalkan dan dapat diperbandingan. Pada kegiatan pembelajaran kali ini akan
dibahas tentang laporan keuangan yang terdiri atas:
1. Laporan Laba Rugi
2. Laporan Perubahan Ekuitas
3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Berikut masing-masing penjelasannya.


1. Laporan Laba Rugi
a. Pengertian
Laporan laba rugi merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang
kinerja sebuah perusahaan berupa informasi pendapatan yang diperoleh dan
beban yang dikeluarkan perusahaan selama satu periode akuntansi. Dengan
membandingkan jumlah pendapatan dan jumlah beban, dapat diketahui
sebuah perusahaan mengalami laba atau rugi.

b. Komponen Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi menyajikan pendapatan dan beban selama satu periode
akuntansi.
1) Pendapatan (Revenue)
Terdiri atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan
usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama
perusahaan. Pendapatan di luar usaha merupakan pendaatan yang
berasal dari kegiatan di luar usaha utama, misalnya bunga bank dan
deviden.
2) Beban (Expense)
Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka
memperoleh hasil ekonomis.

c. Bentuk Laporan Laba rugi


1) Bentuk Single Step (Bentuk Langsung)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 24


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Perusahaan Mitra Abadi


Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2019

Pendapatan jasa Rp36.900.000


Pendapatan lain-lain Rp1.500.000 +
Jumlah Pendapatan Rp38.400.000

Beban usaha:
Beban gaji Rp18.500.000
Beban perjalanan dinas Rp2.400.000
Beban iklan Rp800.000
Beban telpon Rp600.000
Beban listrik dan air Rp900.000
Beban perlengkapan kantor Rp1.600.000
Beban sewa Rp2.250.000
Beban penyusutan peralatan Rp500.000 +
Jumlah beban usaha Rp27.550.000 (–)
LABA BERSIH Rp10.850.000

2) Bentuk Multiple Step (Bentuk Bertahap)

Perusahaan Mitra Abadi


Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2019

Pendapatan usaha:
Pendapatan jasa Rp36.900.000

Beban usaha:
Beban gaji Rp18.500.000
Beban perjalanan dinas Rp2.400.000
Beban iklan Rp800.000
Beban telpon Rp600.000
Beban listrik dan air Rp900.000
Beban perlengkapan kantor Rp1.600.000
Beban sewa Rp2.250.000
Beban penyusutan peralatan Rp500.000 +
Jumlah beban usaha Rp27.550.000 (–)
Laba Usaha Rp9.350.000
Pendapatan dan beban di luar usaha:
Pendapatan lain-lain Rp1.500.000 +
Laba bersih Rp10.850.000

2. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan
ekiutas suatu perusahaan selama satu periode akuntansi.
Komponen Laporan Perubahan Ekuitas meliputi Modal awal, Investasi tambahan,
Laba atau rugi bersih, Prive, dan Modal akhir.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 25


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.3 dan 4.3

Perusahaan Mitra Abadi


Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2019

Modal Ranufi (1 Januari 2019) Rp90.000.000


Laba bersih Rp10.850.000
Prive Ranufi Rp10.000.000 (-)
Menambah modal Rp850.000 +
Modal Ranufi (31 Desember 2019) Rp90.850.000

3. Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan, yakni laporan besarnya aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada
tanggal tertentu (akhir periode akuntansi).

Perusahaan Mitra Abadi


Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2019

ASET LIABILITAS DAN EKUITAS

Aset Lancar Liabilitas Lancar


Kas Rp55.500.000 Utang usaha Rp25.700.000
Piutang usaha Rp19.000.000 Utang gaji Rp1.000.000 +
Perlengkaan kantor Rp800.000 Jumlah Liabilitas Lancar Rp26.700,000
Sewa dibayar di muka Rp2.750.000 +
Jumlah Aset Lancar Rp78.050.000

Aset Tetap
Peralatan kantor Rp40.000.000 Modal Ranufi Rp90.850.000 +
Akum. Peny. Peralatan (Rp500.000)
Jumlah Aset Tetap Rp39.500.000 +
Jumlah Aset Rp117.550.000 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Rp117.550.000

B. Rangkuman
 Pelaporan keuangan merupakan tahap terakhir siklus akuntansi.
 Laporan keuangan utama terdiri atas:
1. Laporan Laba Rugi
2. Laporan Perubahan Ekuitas
3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
 Laporan laba rugi merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang
kinerja sebuah perusahaan berupa informasi pendapatan yang diperoleh dan
beban yang dikeluarkan perusahaan selama satu periode akuntansi.
 Komponen Laporan laba rugi adalah pendapatan dan beban selama satu periode
akuntansi.
 Pendapatan (Revenue)
Terdiri atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha
adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama perusahaan.
Pendapatan di luar usaha merupakan pendaatan yang berasal dari kegiatan di
luar usaha utama, misalnya bunga bank dan deviden.
 Beban (Expense)
Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka
memperoleh hasil ekonomis.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN 26


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

 Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan


ekiutas suatu perusahaan selama satu periode akuntansi.
 Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan, yakni laporan besarnya aset, liabilitas, dan ekuitas
perusahaan pada tanggal tertentu (akhir periode akuntansi).

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xx


vii
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

PETA KONSEP

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xx


vii
i
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
JURNAL PENUTUP
A. Uraian Materi
Pada kegiatan pembelajaran 1 akan dibahas tentang jurnal penutup sebagai bagian
dari tahapan akuntansi, Baiklah kita mulai pembahasan sebagai berikut.
1. Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mentransfer saldo dari akun sementara ke akun permanen. Perusahaan
menggunakan Jurnal penutup untuk mengatur ulang saldo akun sementara. Pada
perusahaan jasa akun yang dibuatkan jurnal penutup meliputi akun pendapatan,
beban, ikhtisar laba rugi dan prive.
Tujuan dibuat jurnal penutup adalah
a. Menutup saldo yang terdapat pada semua akun sementara, sehingga akun
tersebut menjadi 0 (nol). Akun sementara adalah akun dalam buku besar yang
digunakan untuk mengakumulasi transaksi selama periode akuntansi yang
meliputi pendapatan, beban, saldo laba rugi dan prive
b. Agar saldo akun modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada
akhir periode, sehingga saldo akun modal akan sama dengan jumlah modal
akhir yang dilaporkan di neraca.
c. Memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban agar tidak bercampur
dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya.
d. Menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilakukan penutupan buku.
e. Mempermudah ketika dilaksanakan pemeriksaan, karena telah dilakukan
pemisahan transaksi yang terjadi antara periode sekarang dengan transaksi
pada periode akuntansi selanjutnya.
f. Menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya (riil) dari suatu perusahaan
setelah dilakukan penutupan buku (jurnal penutup). Akun yang sesungguhnya
terdiri atas harta, kewajiban dan ekuitas

2. Langkah langkah dalam membuat Jurnal Penutup


Jurnal penutup dilakukan setiap akhir periode dan langkah-langkah untuk
membuat jurnal penutup sebagai berikut:
a. Menutup akun pendapatan
dengan cara mendebit akun pendapatan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi.
Jurnal penutupnya, seperti terlihat di bawah ini:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31 Des 2019 Pendapatan 401 Rp xxxx
Ikhtisar laba rugi 411 Rp xxxx

b. Menutup akun beban


Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun
beban. Jika dibuat jurnal terlihat seperti di bawah ini

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des 2019 Ikhtisar Laba/rugi 411 Rp xxxx
Beban-beban 501 Rp xxxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 29


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

c. Menutup akun “Ikhrisar rugi–laba” ke akun “Modal”


1) Jika perusahaan memperoleh laba (laba diperoleh jika Ikhtisar Rugi-Laba
Kredit lebih besar dari pada Ikhtisar Rugi-Laba Debit), maka jurnal
penutupnya adalah :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31 Des 2019 Ikhtisal laba rugi 411 Rp xxxx
Modal 301 Rp xxxx

2) Jika perusahaan menderita rugi (rugi diderita jika Ikhtisar Rugi-Laba


Debit lebih besar dari pada Ikhtisar Rugi-Laba Kredit), maka jurnal
penutupnya adalah :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31 Des 2019 Modal 301 Rp xxxx
Ikhtisar laba/rugi 411 Rp xxxx

d. Menutup akun prive


Akun prive yang memiliki saldo debet akan dikredit dan mendebet akun modal,
jika dibuatkan jurnal terlihat seperti di bawah ini

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des 2019 Modal 301 Rp xxxx
Prive 302 Rp xxxx
 Jurnal penutup dibuat setiap akhir periode sehingga tanggal tercantum
adalah tanggal terakhir dari periode tersebut seperti contoh di atas tanggal
31 Desember 2019

3. Membuat Jurnal Penutup


Setelah anda memahami langkah langkah membuat jurnal penutup di atas, mari
kita coba membuat jurnal penutup dengan dengan menggunakan data laporan
keuangan sebagai berikut :

Perusahaan Jasa Indah


Neraca Saldo Disesuaikan
Per 31 Desember 2019

Perhatikan data keuangan di atas, untuk membuat jurnal penutup digunakan


format jurnal umum, secara lengkapnya jurnal penutup Perusahaan Jasa indah
adalah sebagai berikut:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 30


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


2019
Des 31 Pendapatan Jasa 401 8.437.500,00
Ikhtisar Laba Rugi 411 8.437.500,00
(menutup perkiran pend.)
31 Ikhtisar Laba Rugi 411 3.225.000,00
Beban Gaji 501 1.200.000,00
Beban listrik dan telp. 502 675.000,00
Beban Lain-lain 503 525.000,00
Beban adm. dan umum 504 825.000,00
(menutup akun beban)
31 Ikhtisar Laba Rugi 411 5.212.500,00
Modal 301 5.212.500,00
(menutup akun ikhtisar laba rugi)
31 Modal 301 450.000,00
Prive 302 450.000,00
(menutup akun prive)

Keterangan :
Saldo Ikhtisar Laba Rugi Rp 5.212.500 diperoleh dari:
Jumlah Ikhtisar laba rugi (Kredit ) Rp 8.437.500
Jumah Ikhtisar Laba rugi( Debet ) Rp 3.225.000 _
Saldo Ikhtisar laba rugi (kredit) Rp 5.212.500

B. Rangkuman
1. Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk mengnolkan akun
pendapatan, beban, ikhtisar laba rugi dan prive
2. Membuat jurnal penutup dilakukan dengan cara :
a. Akun nominal bersaldo debet dikredit oleh akun ikhtisar laba rugi
b. Akun nominal bersaldo kredit didebet oleh akun Ikhtisar laba rugi
c. Akun Prive yang bersaldo debet dikredit oleh akun modal
d. Akun Ikhitsar laba rugi ditutup oleh akun modal

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 31
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

BUKU BESAR DAN NERACA SETELAH PENUTUPAN

A. Uraian Materi
Bagaimana dengan materi jurnal penutup semoga anda dimudahkan dalam
memahaminya. Baik selanjutnya setelah membuat jurnal penutup sesuai dengan
siklus akuntansi kita akan melakukan posting ke buku besarnya. Anda masih ingat
cara posting dari jurnal ke buku besar! Untuk posting dari jurnal penutup ke buku
besar dapat dilakukan dengan penjelasan berikut:

1. Buku Besar Setelah Penutupan


Baik sebelum kita memulai pembahasan materi buku besar setelah penutupan,
anda harus meyakinkan bahwa jurnal penutup sudah dipahami. Untuk proses
posting setelah penutupan silahkan anda perhatikan penjelasan berikut ini:

Contoh Jurnal Penutup Pendapatan

Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


31 Des 2019 Pendapatan Jasa 401 8.437.500,00
Ikhtisar Laba rugi 411 R8.437.500,00

Proses Posting ke Buku Besar


Berdasarkan Jurnal Penutup di atas ada dua buku besar yang harus dibuat
yaitu buku besar pendapatan dan buku besar ikhtisar laba rugi. Baik silahkan
perhatikan cara memposting ke buku besar masing masing

Nama Akun : Pendapatan Jasa No. 401


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Debet (Rp) Kredit(Rp)
2019
Des 31 Saldo V 8.437.500,00
31 Jurnal Penutup JP 8.437.500,00 0

Nama Akun : Ikhtisar Laba rugi No.411


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Saldo
31 Jurnal Penutup JP 8.437.500,00 8.437.500,00

Perhatikan arah panah menunjukan proses posting dari Jurnal penutup ke buku
besar. Akun yang ada di jurnal penutup sebelah debet kita catat di dalam buku
besarnya di sebelah debet dan akun yang di jurnal penutup disebalah kredit kita catat
di buku besarnya sebelah kredit, kemudian untuk saldo dihitung.
Sampai disini apakah proses posting sudah dipahamai, kalau belum silahkan
perhatikan dan pelajari kembali posting di materi sebelumnya. Selanjutnya kita akan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 32


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

melengkapi buku besar berdasarkan data pada kegiatan pembelajaran 1, untuk


memudahkan pemahaman kita tampilkan kembali jurnal penutup Perusahaan Jasa
Indah

Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


2019
Des 31 Pendapatan Jasa 401 8.437.500,00
Ikhtisar Laba Rugi 411 8.437.500,00
(menutup perkiran pend.)
31 Ikhtisar Laba Rugi 411 3.225.000,00
Beban Gaji 501 1.200.000,00
Beban listrik dan telp. 502 675.000,00
Beban Lain-lain 503 525.000,00
Beban adm. dan umum 504 825.000,00
(menutup akun beban)
31 Ikhtisar Laba Rugi 411 5.212.500,00
Modal 301 5.212.500,00
(menutup akun ikhtisar laba
rugi)
31 Modal 301 450.000,00
Prive 302 450.000,00
(menutup akun prive)

Berikut Buku besar dari Perusahaan Jasa Indah setelah dilakukan jurnal penutup :

Nama Akun : Pendapatan Jasa 401


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Saldo V 8.437.500.00
31 Jurnal Penutup JP 8.437.500,00 0

Nama Akun : Beban Gaji 501


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Saldo V 1.200.000,00
31 Jurnal Penutup JP 1.200.000,00 0

Nama Akun : Beban Listrik dan Telp. 502


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Saldo V 675.000,00
31 Jurnal Penutup JP 675.000,00 0

Nama Akun : Beban lain-lain 503


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Saldo V 525.000
31 Jurnal Penutup JP 525.000 0

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 33


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

Nama Akun : Beban Adm. dan umum 504


Debet Saldo Kredit
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Saldo V 825.000,00
31 Jurnal Penutup JP 825.000,00

Nama Akun : Modal


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Saldo V 33.750.000,00
31 Jurnal Penutup JP 5.212.500,00 38.962.500,00
31 Jurnal Penutup JP 450.000,00 38.512.500,00

Nama Akun : Prive


Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp) Debet (Rp) Saldo Kredit (RP)
2019
Des 31 Saldo 450.000,00
31 Jurnal Penutup JP 450.000,00

Nama Akun : Ikhtisar laba rugi


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp) Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Jurnal Penutup JP 8.437.500,00 8.437.500,00
31 Jurnal Penutup JP 3.225.500,00 5.212.000,00
31 Jurnal Penutup JP 5.212.000,00 0

Buku besar di atas adalah buku besar setelah penutup untuk akun pendapatan,
beban, prive, sedangkan untuk akun Riil seperti kas, perlengkapan , Peralatan , Utang
( akun Riil) tidak dibuat jurnal penutup sehingga saldo buku besarnya seperti yang
tergambar dalam neraca saldo.

2. Neraca Saldo Setelah Penutupan


Sebelum membahasa neraca saldo setelah penutupan, silahkan anda perhatikan
secara seksama buku besar setelah penutupan di atas. Berdasarkan nilai saldo
setiap akun yang dibuatkan jurnal penutup secara keseluruhan di buku besarnya
bersaldo nol. Hal ini sesuai dengan penjelasan terkait dengan tujuan membuat
jurnal penutup, coba silahkan dibaca lagi. Baik dengan selesainya kita membuat
buku besar setelah penutupan maka kita akan menyusun neraca saldo setelah
penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah daftar akun dan saldonya
pada awal periode berikutnya sebagai dasar pencatatan periode tersebut, tujuan
dibuatnya neraca saldo setelah penutupan unutk memastikan jumlah aktiva sama
dengan pasiva ( utang dan modal) Baik kita susun neraca saldo dari Perusahaan
Jasa Indah sebagai berikut :

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 34


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

Perusahaan Jasa Indah


Neraca Saldo Setelah Penutupan
Per 31 Desember 2019

No Akun Debet Kredit


101 Kas 11.212.500
102 Piutang Usaha 900.000
103 Perlengkapan 2.850.000
104 Peralatan 6.750.000
105 Sewa dibayar dimuka 1.800.000
112 Kendaraan 18.750.000
201 Utang Usaha 750.000
211 Utang bank 3.000.000
301 Modal 38.512.500
Jumlah 42.262.500 42.262.500

Berdasarkan neraca saldo setelah penutupan di atas, akun yang ada pada neraca
tersebut hanya akun riil (harta, uang dan modal).
Bagaimana sampai disini ada yang masih belum dipahami, jika belum silahkan
untuk baca kembali dengan teliti dan jika ada teman atau saudara yang dianggap
memiliki pengetahuan tentang akuntansi silahkan berdiskusi.

B. Rangkuman
1. Buku besar setelah jurnal penutup adalah buku besar yang mencatat hasil
penutupan akun sementara
2. Posting ke buku besar setelah penutupan dilakukan dengan cara :
Di jurnal penutup debet maka dibuku besarnya dicatat sebelah debet
Di jurnak penutup kredit maka dibuku besarnya dicatat disebelah kredit
3. Buku besar setelah penutupan seluruh akun pendapatan, beban, ikhtisar laba rugi
dan prive bersaldo nol kecuali modal
4. Neraca setelah penutupan merupakan daftar yang memuat akun riil (harta, utang
dan modal)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 35


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
JURNAL PEMBALIK

A. Uraian Materi
Pada kegiatan pembelajaran ke 3, sebagai akhir kegiatan pembelajaran pada modul
ini kita akan mempelajari materi Jurnal balik. Baik untuk lebih lengkapnya silahkan
anda pelajari uraian materi berikut ini :
1. Pengertian dan Fungsi Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik adalah jurnal untuk membalik jurnal penyesuaian yang
menimbulkan akun neraca. Jika tidak dibalik akan terjadi akun ganda. Dengan kata
lain jurnal yang memiliki istilah lain Reversing Entries ini yang dibuat pada awal
periode akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang
menimbulkan akun riil baru. Jurnal ini merupakan jurnal yang sengaja dibuat
untuk membalik beberapa jurnal penyesuaian tertentu yang sudah disusun pada
periode sebelumnya. Penyusunan jurnal ini dalam proses atau siklus akuntansi
adalah opsional, artinya kita boleh membuat jurnal pembalik dan kita juga boleh
tidak membuat jurnal pembalik. Adapun fungsi dibuatnya antara lain untuk :
a. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru,
terutama yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian.
b. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya.
Jurnal pembalik dapat memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat
jurnal yang jumlahnya banyak.
c. Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti
menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang dobel karena penyusunan
ayat jurnal penyesuaian.

2. Akun yang memerlukan Jurnal Pembalik


Tidak semua akun dalam jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal pembalik.
Tanda suatu akun perlu dibuat jurnal pembalik salah satunya akun itu dibuatkan
jurnal penyesuaian , apabila suatu akun jurnal penyesuaian memunculkan akun
riil yang baru atau belum terlihat di neraca saldo.
Beberapa akun jurnal penyesuaian yang membutuhkan jurnal pembalik antara
lain:
a. Beban yang dibayar di muka (jika saat transaksi dicatat sebagai beban)
Beban dibayar di muka adalah beban yang sudah dibayarkan namun belum
dicatat sebagai beban pada periode tersebut. Beban dibayar di muka ini
biasanya terjadi jika perusahaan membayar biaya transaksi dari pengeluaran
perusahaan untuk periode tertentu.
b. Beban yang masih harus dibayar
Beban yang masih harus dikeluarkan/dibayar oleh perusahaan pada akhir
periode akuntansi, sehingga beban tersebut masih akan berlanjut pada periode
akuntansi berikutnya.
c. Pendapatan yang diterima di muka (jika saat transaksi dicatat sebagai
pendapatan)
Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan yang diterima oleh
perusahaan pada awal transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 36


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

d. Pendapatan yang masih akan diterima


Pendapatan yang masih akan diterima adalah pendapatan yang sudah terjadi
namun karena beberapa alasan belum diakui sebagai pendapatan perusahaan.

3. Cara membuat membuat jurnal pembalik


a. Beban Dibayar di Muka
Beban telah dibayar yang dicatat sebagai beban pada akhir periode akan
ditutup sehingga nilainya akan nol, oleh sebab itu pada awal periode
berikutnya diperlukan jurnal pembalik agar data beban mencerminkan
keadaan yang sebenarnya. Misalnya, pada 1 Desember 2019 dibayarkan uang
sewa untuk 1 tahun sebesar Rp2.400.000, dicatat pada jurnalnya adalah
sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


2019
Des 1 Beban sewa 502 2.400.000,00
Kas 101 2400.00,00

Pada Tanggal 31 Desember 2019 dibuat jurnal penyesuaian

Beban sewa yang digunakan 1/12 x 2.400.000 = 200.000


Maka jurnal penyesuaiannya :
Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Tanggal
2019
Des 31 Sewa dibayar dimuka 103 2.200.000,00
Beban Sewa 502 2.200.000,00

Pada awal periode berikutnya dibuatkan jurnal pembalik sebagai berikut:


Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
2020
Jan 1 Beban sewa 502 2.200.000,00
Sewa dibayar dimuka 103 2.200.000,00
Catatan : Beban dibayar dimuka yang dicatat sebagai harta tidak perlu dibuat
jurnal pembalik karena nilainya tidak nol

b. Beban yang masih harus dibayar


Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban perusahaan yang
terbawa pada periode berikutnya. Contoh Akun Utang Gaji .
Misalkan Perusahaan membayar gaji setiap bulannya pada tanggal 25, dan
pada 31 Desember 2018 diketahui beban gaji yang belum dibayar sebesar Rp
2.500.000,00 maka jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


2019
Des 31 Beban Gaji 501 2.500.000,00
Utang gaji 201 2.500.000,00

Pada tanggal 1 Januari 2020 dibuat jurnal pembalik sebagai berikut :


Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
2020
Jan 1 Utang gaji 201 2.500.000,00
Beban Gaji 501 2.500.000,00

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 37


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.4 dan 4.4

c. Pendapatan diterima dimuka


Pendapatan sewa yang belum direalisasikan akan dicatat sebagai pendapatan.
Di sini Jurnal pembalik dibuat untuk menjadikan pendapatan sebagai sewa
diterima dimuka. Misalnya, pada 1 September 2019 perusahaan telah
menerima pendapatan sewa sebesar Rp2.400.000,00 untuk 6 bulan. Jurnal
yang dibuat saat transaksi adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


2019
Sep 1 Kas 101 2.400.000,00
Pendapatan Sewa 401 2.400.000,00

Pada Tanggal 31 Desember 2019 jumlah pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan = 4/6 x 2.400.000 = 1.600.000,00

Maka jurnal penyesuaian


Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des 31 Pendapatan Sewa 401 800.000
Sewa dibayar dimuka 103 800.000

Pada awal periode berikutnya akan dibat jurnal pembalik


Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
2020
Jan 1 Sewa dibayar dimuka 103 800.000
Pendapatan sewa 401 800.000

d. Pendapatan yang masih harus diterima


Pendapatan yang masih harus diterima merupakan tagihan dalam akun
piutang dan pendapatan. Pada akhir periode akun piutang tersebut akan
terbawa ke periode berikutnya, sedangkan akun akan ditutup sehingga
saldonya nol. Oleh karena itu untuk menghilangkan akun piutang dan
memunculkan kembali periraan pendapatan diperlukan jurnal pembalik.
Contoh. Pada akhir periode diketahui perusahaan memiliki pendapatan
bunga yang masih harus diterima dari simpanan di bank Rp2.500.000,00 yang
akan diterima 3 Januari 2020, jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember
2019 sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


2019
Des 31 Piutang Bunga 102 2.500.000,00
Pendapatan bunga 402 2.500.000,00

Pada awal periode berikutnya jurnal pembalik sebagai berikut:


Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
2020
Jan 1 Pendapatan bunga 402 2.500.000,00
Piutang Bunga 102 2.500.000,00

Pada Tanggal 3 Januari 2020, saat menerima pembayaran akan dicatat


Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
2020
Jan 3 Kas 101 2.500.000,00
Pendapatan bunga 402 2.500.000,00

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 38


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

B. Rangkuman
1. Jurnal Pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi terhadap
akun yang dibuatkan jurnal penyesuaian
2. Tujuan dibuatnya jurnal pembalik adalah untuk mengembalikan akun yang di nol
kan sementara tidak ada akun riil untuk akun tersebut
3. Fungsi jurnal pembalik adalah Mempermudah pencatatan transaksi pada awal
periode akuntansi yang baru,menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode
akuntansi berikutnya dan meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin
bisa terjadi,
4. Akun yang memerlukan jurnal pembalik yaitu beban yang dibayar di muka (jika
tercatat sebagai beban), beban yang masih harus dibayar, Pendapatan yang
diterima di muka (jika tercatat sebagai pendapatan), Pendapatan yang masih akan
diterima dan akun lain yang tidak ada akun riilnya.
5. Cara membuat jurnal pembalik yaitu mengembalikan dari hasil jurnal penyesuaian
ke kondisi sebelum dibuatkan jurnal penyesuaian.
PERUSAHAAN DAGANG
SIKLUS AKUNATNSI

PETA KONSEP
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xx
xix

TRANSAKSI PADA
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Pengertian Dan Karakteristik Perusahaan Dagang

A. Uraian Materi
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisnis utamanya membeli barang dari
pemasok dan menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang tersebut.
Sebagai contoh yang biasa kita temui adalah toko kelontong dan supermarket. Kedua
jenis bisnis ini membeli barang kebutuhan sehari-hari dari pemasok dan menjual
kembali kepada konsumen.

Gambar. 1 Contoh Toko Obat Herbal

Berdasarkan penjelasan di atas kegiatan perusahaan dagang yaitu membeli dan


menjual kembali barang dagang tanpa merubah bentuknya.
Jika dibandingkan dengan perusahaan jasa tentunya ada beberapa perbedaan antara
perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Berikut tabel yang menggambarkan
perbedaan perusahaan jasa dan dagang

Tabel. Perbedaan Perusahaan Jasa dan Dagang


Perusahaan Jasa Perusahaan Dagang
Barang tidak ber wujud Barangnya konkrit
Tidak memiliki persediaan barang Memiliki persediaan barang dagang
Tidak dapat disimpan Dapat disimpan
Tidak dapat dibagi dalam bagian Dapat dipisahkan menjadi bagian bagian
bagian kecil kecil

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 40


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

1. Transaksi-transaksi Pada Perusahaan Dagang

Gambar 2: Transaksi di suatu swalayan


Sumber: https://regional.kontan.co.id/news/banten
Secara umum transaksi yang terdapat di perusahaan jasa sebagian besar ada di
perusahaan dagang, akan tetapi ada beberapa transaksi yang hanya terdapat di
perusahaan dagang.
Oo... ya tentu anda masih ingat pengertian transaksi kan, kalau lupa kami
sampaikan kembali pengertiannya. Jadi transaksi adalah kejadian ekonomi yang
bersifat finansial contoh kejadian penjualan barang dagang, pembelian kendaraan,
pembayaran listrik. Pada perusahaan dagang terdapat beberapa transaksi yang
khusus seperti pembelian dan penjualan. Penjualan dan pembelian disertai
dengan syarat pembayaran dan penyerahan barang. Untuk lebih jelasnya kita akan
membahas transaksi-transaksi pada perusahaan dagang.
a. Pembelian Barang Dagang (Purchases)
Pembelian adalah aktivitas memperoleh barang dagangan untuk dijual
kembali. Pembelian dapat dilakukan baik secara tunai maupun secara kredit.
Pembelian tunai yaitu pembelian barang yang langsung diikuti oleh
pembayaran tunai, sedangkan pembelian kredit adalah pembelian barang
yang pembayarannya ditangguhkan. Akun pembelian barang dagangan
berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi pembelian barang, baik tunai
maupun kredit. Dalam melaksanakan pembelian barang yang akan dijual
perusahaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Syarat Pembayaran
Terkadang perusahaan memberikan diskon penjualan kepada konsumen.
Perusahaan akan memberikan diskon apabila persyaratan yang
diharapkan terpenuhi. Pemberian syarat oleh pihak penjual kepada
konsumen tersebut dalam perusahaan dagang disebut syarat pembayaran.
Syarat pembayaran ini dimaksudkan untuk mempercepat penerimaan
pembayaran. Selain itu juga bertujuan untuk merangsang konsumen untuk
membeli barang dagang karena pemberian potongan harga atau diskon
sehingga jumlah penjualan dapat meningkat. Ada beberapa istilah dalam
syarat pembayaran yang digunakan. Baik kita akan membahas syarat
pembayaran sebagai berikut:
a) n/30, ketentuan pembayaran tersebut dapat berarti bahwa
pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 30 hari setelah
pembelian barang dan tanpa diskon penjualan.
b) 3/10, n/30, syarat pembayaran ini dapat berarti bahwa penjualan
akan dikenakan diskon 3% jika pembayaran dilakukan dalam waktu
tidak lebih dari 10 hari setelah pembelian. Penjualan tidak akan
ditagih jika terjadi setelah 10 hari dari pembelian barang dan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 41


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

pembayaran barang berlangsung selambat-lambatnya 30 hari setelah


pembelian barang.
c) 3/7, 1/14, n/30, yang berarti bahwa persyaratan pembayaran
tersebut adalah 3% diskon jika pembayaran diselesaikan 7 hari
setelah pembelian, dan dikenakan diskon 1% jika pembayaran
dilakukan setelah lebih dari 7 hari tetapi tidak lebih dari 14 hari
setelah pembelian barang dagangan. Pembayaran juga akan dilakukan
selambat-lambatnya 30 hari setelah pembelian.
d) EOM (End of Month) persyaratan pembayaran ini berarti pembayaran
dilakukan pada akhir bulan atau pada akhir periode pada bulan
berjalan.
2) Syarat Penyerahan
Syarat penyerahan barang merupakan kesepakan antara pembeli dan
penjual mengenai tempat serah terima barang yang diperjualbelikan.
Secara umum, syarat penyerahan barang menjelaskan tentang satu pihak
(antara pihak pembeli atau pihak penjual) yang akan bertanggung jawab
dalam menanggung beban angkut pembelian suatu barang dagang dan
risiko terhadap barang dagang yang akan diangkut dalam perjalanan dari
gudang pihak penjual ke gudang pihak pembeli yang tentunya telah
disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Syarat penyerahan barang
secara umum yaitu:
a) FOB (Free on Board) Shipping Point adalah merupakan syarat
penyerahan barang dimana biaya angkut barang atau yang biasa
disebut ongkos kirim serta tanggung jawab atas segala risiko terhadap
barang dagang dalam perjalanan dari gudang penjual menuju ke
gudang pembeli merupakan tanggung jawab pembeli. Barang yang
sudah beralih kepada pembeli meskipun barang tersebut masih dalam
perjalanan ke gudang pembeli, sudah tidak ada kaitannya lagi dengan
penjual baik dari segi biaya maupun risiko akan barang yang dipesan.
Saat barang dagang yang dipesan oleh pembeli sudah keluar dari
gudang penjual maka baik dari pihak penjual maupun pembeli dapat
langsung melakukan pencatatan atau penjurnalan persediaan barang
dagang dalam proses transaksi jual beli antara kedua belah pihak
meskipun barang yang dikirim belum sampai ke gudang pembeli
sekalipun.

b) FOB (Free on Board) Destination adalah merupakan syarat penyerahan


barang dimana biaya angkut barang atau disebut juga ongkos kirim
dan tanggung jawab atas segala risiko terhadap barang dagang dalam
perjalanan dari gudang penjual menuju ke gudang pembeli
merupakan tanggung jawab penjual. Barang dagang dikatakan
menjadi hak milik pembeli apabila barang tersebut sudah sampai dan
diterima di gudang pihak pembeli.
Proses pencatatan atau penjurnalan persediaan barang terhadap
pembelian barang dapat dicatat ketika barang dagang tersebut sudah
sampai kepada pihak pembeli. Dalam syarat penyerahan barang FOB
Destination, besarnya biaya angkut pembelian barang tidak dapat
diketahui oleh pihak pembeli. Hal ini dikarenakan biaya angkut barang
sudah termasuk dalam harga barang yang dibeli oleh pihak pembeli
sehingga dalam pembukuan pada pihak pembeli tidak dicantumkan
biaya angkut barang melainkan hanya ada pencatatan harga beli
barang dagang tersebut.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 42


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

c) Cost Insurance and Freight, artinya pihak penjual harus menanggung


beban pengiriman barang dan premi asuransi kerugian barang yang
dijual. Syarat CIF biasanya dilakukan pada transaksi ekspor dan
impor. Akun pembelian barang dagangan termasuk ke dalam beban
sehingga pada awal dan akhir periode tidak akan terdapat saldo,
setiap transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat pada sisi
debit akun pembelian, pada akhir periode, akun pembelian akun
ditutup dan saldonya akan dipindahkan ke akun ikhtisar laba/rugi
atau harga pokok penjualan.

Gabar 3. Aktivitas bongkar muat barang di suatu pelabuhan

b. Potongan Pembelian (Purchases Discount)


Potongan pembelian berfungsi sebagai tempat mencatat potongan harga yang
diterima dari penjual. Biasanya sehubungan dengan penerapan pembayaran.
Misalnya, pembayaran utang yang dilakukan dalam periode potongan.
c. Retur Pembelian dan Pengurangan harga (Purchases Return and Allowances)
Suatu saat Anda mendapati barang yang Anda beli dalam kondisi rusak, maka
apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda mengembalikan barang tersebut
atau Anda akan menerimanya saja. Dalam perusahaan, transaksi seperti ini
dicatat sebagai akun pengembalian barang atau sering disebut sebagai retur
pembelian. Akun retur pembelian dan pengurangan harga ini berfungsi untuk
mencatat transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pihak
penjual atau pengurangan harga yang disepakati penjual. Misalnya, barang
yang dibeli sebagian rusak.
d. Beban Angkut Pembelian Barang yang Dibeli (Freight In)
Beban angkut yang menjadi tanggungan pembeli akan dicatat pada akun
beban angkut pembelian di sisi debit dan akun kas di sisi kredit. Akan tetapi,
beban angkut yang menjadi tanggung jawab pembeli yang dibayar langsung
kepada penjual, akan dimasukkan pada faktur pembelian.
e. Penjualan Barang Dagangan (Sales)
Transaksi penjualan merupakan transaksi utama untuk memperoleh
penghasilan dan merupakan komponen utama pembentukan laba. Untuk
penjualan secara kredit, setiap penjualan barang dagangan selalu dicatat pada
akun penjualan di sisi kredit dengan akun piutang dagang di sisi debit. Namun,
untuk penjualan secara tunai, setiap penjualan barang dagangan berarti
menambah kas untuk penjualan secara tunai sehingga kas dicatat pada akun
kas di sisi debit dengan akun penjualan di sisi kredit.
f. Penerimaan Kembali Barang Dagangan yang Dijual/Retur Penjualan dan
Pengurangan Harga (Sales Returns and Allowances)
Akun retur penjualan dan pengurangan harga (sales return and allowances) ini
berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penerimaan kembali barang

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 43


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

yang telah dijual atau pengurangan harga yang diberikan kepada pihak
pembeli. Misalnya, barang yang dijual sebagian ada yang rusak atau tidak
sesuai dengan pesanan. Transaksi retur penjualan akan dicatat dalam akun
retur penjualan (sales return), yang termasuk akun kontra dari akun
penjualan.
g. Potongan Penjualan (Sales Discount)
Akun potongan penjualan ini termasuk akun kontra dari akun penjualan.
Potongan penjualan oleh penjual akan dicatat pada akun potongan penjualan
di sisi debit dan akun piutang dagang di sisi kredit. Akun ini, biasa terjadi
dalam hal pembeli melakukan pembayaran utangnya dalam periode potongan
yang telah ditetapkan
h. Beban Angkut Penjualan (Transportation Out/Freight Out)
Beban angkut penjualan terjadi karena penjual menanggung biaya
pengiriman barang sampai ke tempat pembeli. Biaya ini dilaporkan dalam
biaya operasional.
i. Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan adalah barang dagangan yang masih ada dan
belum terjual. Banyaknya barang yang tersedia di gudang tidak boleh kurang
dari jumlah yang dibutuhkan.

2. Akun-akun pada Perusahaan Dagang


Seperti telah dikemukakan di atas, pembelian, penjualan, dan persediaan barang
dagangan merupakan akun-akun baru dalam perusahaan dagang. Namun, sama
halnya perusahaan lain, perusahaan dagang pun terlibat pada berbagai aktivitas
transaksi yang memerlukan pencatatan dalam akun-akun tersendiri. Akun-akun
yang ada di perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
a. Pembelian
b. Retur pembelian
c. Potongan pembelian dan pengurangan harga
d. Penjualan
e. Retur penjualan
f. Potongan penjualan dan pengurangan harga
g. Beban angkut pembelian
h. Beban angkut penjualan
i. Persediaan barang dagang

3. Analisis Transaksi Pada Perusahaan Dagang


a. Pembelian Barang Dagangan
1) Secara Tunai
Contoh: Tanggal 3 Februari 2019 dibeli secara tunai barang dagangan
seharga Rp20.500.000,00

Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:


Pembelian akan bertambah dicatat disebelah debet dan Kas berkurang
akan dicatat disebelah kredit. Jurnalnya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019 3 Pembelian Rp20.500.000,00
Feb Kas Rp20.500.000,00

2) Secara Kredit
Contoh: Tanggal 10 Februari 2019 dibeli secara kredit barang dagangan
seharga Rp30.500.000,00 dari Toko Makmur Jakarta.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 44


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Berdasarkan transaksi di atas analisisnya adalah:


Pembelian akan bertambah dicatat disebelah debet dan Utang dagang
bertambah dicatat disebelah kredit. Jurnalnya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019 10 Pembelian Rp30.500.000,00
Feb Utang Dagang Rp30.500.000,00
b. Potongan Pembelian
Contoh: Tanggal 20 Februari 2019 dibeli secara kredit 20.000 unit barang
dagangan dengan harga Rp6.000,00 per unit dengan syarat 2/10,
n/30 dan No Faktur 508.
Tanggal 27 Februari 2019 dilunasi pembayaran utang faktur No. 508

Berdasarkan transaksi di atas analisisnya adalah:


Transaksi tanggal 27 Februari 2019 mengakibatkan Utang dagang berkurang
dicatat disebelah debet, Potongan Pembelian bertambah dicatat disebelah
kredit sebesar Rp2.400.000,00 sedangkan Kas berkurang dicatat sebelah
kredit sebesar Rp117.600.000,00

Rician perhitunganya sebagai berikut:


Jumlah utang yang harus dibayar 20.000 × Rp6.000,00 =
Rp120.000.000,00
Potongan pembelian 2% × 120.000.000,00 = Rp2.400.000,00
Kas yang harus dibayarkan = Rp117.600.000,00
Jurnalnya sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


2019 27 Utang Dagang Rp120.000.000,00
Feb Potongan Pembelian Rp2.400.000,00
Kas Rp117.600.000,00

c. Retur Pembelian dan Pengurangan harga


Contoh: Tanggal 19 Februari 2019 dibeli barang dagangan seharga
Rp20.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 No Faktur 1801.
Tanggal 21 Februari 2019 dikembalikan barang dagangan yang
dibeli tanggal 19 Februari 2019 seharga Rp5.000.000,00 karena
rusak.

Berdasarkan transaksi di atas analisisnya adalah:


Transaksi tanggal 19 Februari 2019 mengakibatkan Pembelian bertambah di
debet Rp20.000.000,00 dan Utang Dagang bertambah di kredit
Rp20.000.000,00
Transaksi tanggal 21 Februari 2019 mengakibatkan Retur Pembelian
bertambah di kredit sebesar Rp5.000.000,00 dan Utang dagang berkurang di
debet menjadi Rp 5.000.000,00. Jurnalnya sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


2019 21 Utang Dagang Rp5.000.000,00
Feb Retur Pembelian dan Rp5.000.000,00
Pengurangan Harga

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 45


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

d. Beban Angkut Pembelian Barang Dagang


Contoh: Tanggal 17 Februari 2019 dibayar beban pengangkutan barang yang
dibeli dari CV. Angkasa sebesar Rp100.000,00.

Berdasarkan transaksi di atas analisisnya adalah:


Beban Angkut Pembelian bertambah di debet dan Kas berkurang di kredit.
Jurnalnya sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


2019 17 Beban Angkut Pembelian Rp100.000,00
Feb Kas Rp100.000,00
e. Penjualan
1. Secara Tunai
Contoh: Tanggal 15 Februari 2019 dijual secara tunai barang dagang
seharga Rp4.000.000,00.

Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:


Kas akan bertambah dicatat disebelah debet dan Penjualan bertambah
akan dicatat disebelah kredit. Jurnalnya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019 15 Kas Rp4.000.000,00
Feb Penjualan Rp4.000.000,00

2. Secara Kredit
Contoh: Tanggal 18 Februari 2019 dijual secara kredit barang dagang
seharga Rp7.000.000,00 kepada Toko Budi Makmur

Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:


Piutang dagang akan bertambah dicatat disebelah debet dan Penjualan
akan bertambah dicatat disebelah kredit. Jurnalnya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019 18 Piutang Dagang Rp7.000.000,00
Feb Penjualan Rp7.000.000,00
f. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Contoh: Tanggal 17 Februari 2019 menerima pengembalian sebagian barang
yang telah terjual secara kredit dari UD Makmur dengan harga
Rp600.000,00

Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:


Retur Penjualan dan Pengurangan Harga akan bertambah dicatat disebelah
debet dan Piutang Dagang akan berkurang dicatat disebelah kredit. Jurnalnya
sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
17 Retur Penjualan dan Rp600.000,00
2019
Pengurangan Harga
Feb Piutang Dagang Rp600.000,00

g. Potongan Penjualan
Contoh: Tanggal 2 Februari 2019 dijual barang dagangan seharga
Rp7.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 kepada Toko Sekawan
dengan faktur No. 305.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 46


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Tanggal 7 Februari 2019 Diterima pelunasan atas penjualan barang


dagangan tanggal 2 Februari 2019.

Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:


Transaksi tanggal 2 Februari 2019 mengakibatkan Piutang Dagang bertambah
di debet Rp7.000.000,00 dan Penjualan bertambah di kredit Rp7.000.000,00
Transaksi tanggal 7 Februari 2019 mengakibatkan Potongan Penjualan dan
Pengurangan Harga bertambah di debet Rp140.000,00; Kas bertambah di
debet Rp6.860.000,00 sedangkan Piutang Dagang berkurang di kredit
Rp7.000.000,00.
Jurnalnya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019 7 Kas Rp6.860.000,00
Feb Potongan Penjualan Rp140.000,00
Piutang Dagang Rp7.000.000,00

h. Beban angkut Penjualan


Contoh: Tanggal 13 Februari 2019 diterima faktur dari CV. Tiki atas
pengangkutan penjualan barang dagangan yang dilakukan secara
kredit sebesar Rp300.000,00.
Tanggal 20 Februari 2019 dibayar beban angkut sebesar
Rp200.000,00 secara tunai
Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:
Transaksi tanggal 13 Februari 2019 mengakibatkan Beban Angkut Penjualan
bertambah di debet Rp300.000,00 dan Utang Dagang bertambah di kredit
Rp300.000,00
Transaksi tanggal 20 Februari 2019 mengakibatkan Beban Angkut Penjualan
bertambah di debet Rp200.000,00 dan Kas berkurang di kredit Rp200.000,00
Jurnalnya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019 13 Beban Angkut Penjualan Rp300.000,00
Feb Hutang Dagang Rp300.000,00
20 Beban Angkut Penjualan Rp200.000,00
Kas Rp200.000,00

i. Persediaan Barang Dagangan


Pada perusahaan dagang, persediaan barang dagangan memiliki ciri barangnya
dapat disimpan, ini berarti terdapat perlakuan khusus dalam pencatatan
barang dagang yang masuk dan keluar. Selain itu pencatatan juga dilakukan
untuk mengetahui persediaan barang dagang jangan sampai kosong.

Gambar 4. Gudang Persediaan Barang


Sumber: https://arthanugraha.com

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 47


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

1) Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan


Metode pencatatan persediaan barang dagang terdiri atas Metode fisik
(physical inventory system) dan Metode Perpetual (perpetual inventory
system). Pengertian kedua metode sebagai berikut:
a) Metode fisik, melakukan pencatatan mutasi atau perpindahan barang
yang keluar maupun masuk tidak akan dicatat. Pencatatan barang
dilakukan oleh perusahaan barang dagang melalui akun penjualan
untuk transaksi penjualan barang dan akun pembelian untuk transaksi
pembelian barang. Cobalah kamu perhatikan pencatatan transaksi ke
dalam jurnal umum menurut metode fisik berikut ini.

No Transaksi Jurnal Umum


1. Pembelian barang Pembelian Rpxxx
dagangan secara Kas Rpxxx
tunai
2. Pembelian barang Pembelian Rpxxx
dagangan secara Utang dagang Rpxxx
kredit
3. Pengiriman kembali Kas Rpxxx
barang dagangan Retur pembelian dan PH Rpxxx
yang telah dibeli
(retur pembelian)
secara tunai
4. Pengiriman kembali Utang dagang Rpxxx
barang dagangan Retur pembelian dan PH Rpxxx
yang telah dibeli
(retur pembelian)
secara kredit
5. Penjualan barang Kas Rp. xxx
dagangan secara Penjualan Rp. xxx
tunai
6. Penjualan barang Piutang dagang Rpxxx
dagangan secara Penjualan Rpxxx
kredit
7. Penerimaan kembali Retur penjualan dan PH Rpxxx
barang yang telah Kas Rpxxx
dijual (retur
penjualan) secara
tunai
8. Penerimaan kembali Retur penjualan dan PH Rpxxx
barang yang telah Piutang dagang Rpxxx
dijual (retur
penjualan) secara
kredit
9. Pembayaran biaya Beban angkut pembelian Rpxxx
angkut barang yang Kas Rpxxx
dibeli
10. Pembayaran beban Beban angkut penjualan Rpxxx
angkut barang yang Kas Rpxxx
dijual
11. Pembayaran utang Utang dagang Rpxxx
dagang tanpa adanya Kas Rpxxx
potongan
12. Pembayaran utang Utang dagang Rpxxx
dagang dengan Kas Rpxxx
adanya potongan Potongan pembelian Rpxxx
13. Penerimaan Kas Rpxxx
pelunasan piutang Piutang dagang Rpxxx
tanpa potongan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 48


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

14. Penerimaan Kas Rpxxx


pelunasan piutang Potongan penjualan Rpxxx
dengan potongan Piutang dagang Rpxxx

b) Metode perpetual, pencatatan barang dagang dilakukan secara terus


menerus, detail atau terperinci pada setiap transaksi yang terjadi
dalam perusahaan barang dagang.
Dalam metode ini, transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat
dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga
beli (harga perolehan), sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat
dengan mengkredit akun persediaan barang dagangan sebesar
harga pokoknya. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum
menurut metode perpetual adalah sebagai berikut.
No Transaksi Jurnal Umum

1. Pembelian barang Persediaan barang dagangan Rpxxx


dagangan secara Kas Rpxxx
tunai
2. Pembelian barang Persediaan barang dagangan Rpxxx
dagangan secara Utang dagang Rpxxx
kredit
3. Pengiriman kembali Kas Rpxxx
barang dagangan Persediaan barang dagangan Rpxxx
yang telah dibeli
(retur pembelian)
secara tunai
4. Pengiriman kembali Utang dagang Rpxxx
barang dagangan Persediaan barang dagangan Rpxxx
yang telah dibeli
(retur pembelian)
secara kredit
5. Penjualan barang Kas Rpxxx
dagangan secara Penjualan Rpxxx
tunai Harga pokok penjualan Rpxxx
Persediaan barang dagangan Rpxxx
6. Penjualan barang Piutang dagang Rpxxx
dagangan secara Penjualan Rpxxx
kredit Harga pokok penjualan Rpxxx
Persediaan barang dagangan Rpxxx
7. Penerimaan kembali Retur penjualan dan PH Rpxxx
barang yang telah Kas Rpxxx
dijual (retur Persediaan barang dagangan Rpxxx
penjualan) secara Harga pokok penjualan Rpxxx
tunai
8. Penerimaan kembali Retur penjualan dan PH Rpxxx
barang yang telah Piutang dagang Rpxxx
dijual (retur Persediaan barang dagangan Rpxxx
penjualan) secara Harga pokok penjualan Rpxxx
kredit
9. Pembayaran biaya Persediaan barang dagangan Rpxxx
angkut barang yang Kas Rpxxx
dibeli
10. Pembayaran beban Beban angkut penjualan Rpxxx
angkut barang yang Kas Rpxxx
dijual
11. Pembayaran hutang Utang dagang Rpxxx
dagang tanpa adanya Kas Rpxxx
potongan
12. Pembayaran utang Utang dagang Rpxxx
dagang dengan Kas Rpxxx
adanya potongan Persediaan barang dagangan Rpxxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 49


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

13. Penerimaan Kas Rpxxx


pelunasan piutang Piutang dagang Rpxxx
tanpa potongan
14. Penerimaan Kas Rpxxx
pelunasan piutang Potongan penjualan Rpxxx
dengan potongan Piutang dagang Rpxxx

2) Perhitungan Harga Perolehan Persediaan


Secara umum perhitungan harga perolehan persediaan barang dagang
dapat dihitung berdasarkan metode FIFO, LIFO, dan average.
Penjelasannya sebagai berikut:
a) Metode FIFO (First In – First Out)
Penerapan metode ini terutama diterapkan pada barang-barang yang
tidak tahan lama atau produk-produk yang modelnya cepat berubah.
Oleh karena penerapan metode ini maka saldo akhir menunjukkan
barang yang dibeli terakhir sebab barang yang dibeli lebih awal akan
dikeluarkan lebih awal juga. Penggunaan metode ini dalam
menghitung nilai persediaan barang akan menghasilkan laba yang
besar namun penghitungan labanya kurang akurat. Contoh penerapan
metode ini yaitu pada produk-produk makanan olahan di
supermarket.
b) Metode LIFO (Last In – First Out)
Ini merupakan metode yang lebih rumit sehingga biaya pembukuan
untuk menjadi lebih mahal. Metode ini menerapkan penjualan
terhadap barang yang paling akhir masuk yang akan dijual terlebih
dahulu. Laba dan rugi yang dihasilkan dari penerapan metode ini
cenderung menghasilkan laba dan rugi yang lebih rendah. Contoh
bidang penerapan metode ini dalam perusahaan dagang yaitu dalam
bidang pakaian, teknologi, elektronik dan toko buku.
c) Metode Rata-rata (Average Cost)
Ini merupakan metode tengah-tengah antara metode FIFO dan
metode LIFO. Metode Rata-rata (average) dibagi menjadi dua metode
yaitu metode rata-rata sederhana (simple average method) dan
metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Dalam
metode rata-rata sederhana (simple average method), nilai persediaan
barang ditentukan melalui hasil perkalian dari harga rata-rata barang
dagang per unit dengan sisa barang dagang. Sedangkan dalam metode
rata-rata tertimbang (weighted average method), nilai persediaan
barang dagang ditentukan berdasarkan perhitungan pada perkalikan
dari jumlah barang dagang yang tersedia dengan harga barang dagang
rata-rata persatuan.

Demikian pembahasan mengenai pengertian dan karakteristik perusahaan


dagang Semoga Anda dapat memahami mengenai seluk beluk akuntansi
perusahaan dagang.

B. Rangkuman
1. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisnis utamanya membeli barang
dari pemasok dan menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang
tersebut.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 50


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

2. Karakteristik perusahaan dagang adalah barangnya konkrit, memiliki persediaan


barang dagang, dapat disimpan, dan dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian
kecil.
3. Transaksi khususnya penjualan dan pembelian biasanya disertai dengan syarat
pembayaran dan penyerahan barang dagang.
4. Akun-akun khusus di perusahaan dagang meliputi Penjualan, Potongan
Penjualan, Retur Penjualan dan Pengurangan Harga, Pembelian, Retur
Pembelian, Potongan Pembelian dan Pengurangan harga, Persediaan Barang
Dagangan, Beban Angkut pembelian dan Beban Angkut penjualan.
5. Analisis transaksi untuk transaksi khusus di perusahaan dagang menggunakan
aturan debet dan kredit.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 51


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
JURNAL KHUSUS DAN BUKU BESAR

A. Uraian Materi
Pada kegiatan pembelajaran ke 2 materi yang akan dibahas menyangkut pencatatan
transaksi ke dalam jurnal khusus. Pada kegiatan pembelajaran 1 sudah dibahas
bagaimana mencatat transaksi ke dalam jurnal umum, dan Anda sudah paham betul.
Kita akan mulai pembahasan terkait jurnal khusus dan buku besar.

Gambar 5. Kegiatan Pencatatan Transaksi


Sumber: https://www.jurnal.id/id/blog/
1. Jurnal Khusus Pada Perusahaan Dagang
Anda pasti pernah belanja di suatu toko atau swalayan, biasanya transaksi tidak
hanya satu jenis barang saja akan tetapi banyak barang yang dibeli. Berdasarkan
kejadian tersebut pada perusahaan dagang yang jumlah transaksinya sangat
banyak dan berulang diperlukan pencatatan yang khusus, oleh sebab itu dalam
pencatatan di perusahaan dagang dikenal dengan jurnal khsusus. Apa yang
membedakan jurnal khusus dan jurnal umum? Baik kita bahas secara rinci di
bawah ini.
a. Pengertian Jurnal khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat
transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan
tujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Jurnal khusus (special journal) yang biasa digunakan dalam akuntansi
perusahaan dagang terdiri atas empat macam:
1) jurnal penerimaan kas,
2) jurnal pengeluaran kas,
3) jurnal pembelian,
4) jurnal penjualan,
Di samping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang tetap
menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat
ditampung dalam jurnal khusus.

b. Fungsi Masing-masing Jurnal Khusus

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 52


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

1) Jurnal Penjualan (Sales Journal)


Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
penjualan secara kredit. Contoh penjualan barang dagang secara kredit
2) Jurnal Pembelian (Purchases Journal)
Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat semua transaksi
pembelian secara kredit, baik pembelian barang dagangan maupun bukan
barang dagangan. Contoh Pembelian barang dagang secara kredit,
pembelian peralatan secara kredit, pembelian perlengkapan secara kredit.
3) Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
penerimaan kas, contoh transaksinya seperti penjualan tunai, penerimaan
pinjaman, penerimaan pendapatan, penerimaan bunga, pelunasan piutang,
dan penambahan modal
4) Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
pengeluaran kas, contoh Pembelian barang dagang tunai, pelunasan utang
dagang, pembayaran beban-beban, dan prive

2. Pencatatan Transaksi Pada Jurnal khusus


a. Jurnal Penjualan
Format jurnal penjualan dapat Anda perhatikan di bawah ini:

Jurnal Penjualan Hal: ...


Syarat Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Pembayaran Piutang dagang Penjualan
(1) (2) (3) (4) (5)

Keterangan:
1) untuk mencatat tanggal kejadian transaksi
2) untuk memcatat nama debitur
3) untuk mencatat syarat pembayaran
4) untuk mencatat jumlah transaksi piutang dagang
5) untuk mencatat jumlah transaksi penjualan

Perhatikan oleh Anda transaksi dibawah ini!


Selama bulan Juni 2019, PD Asih Jaya Bandung mempunyai transaksi sebagai
berikut:
Juni 4 Dijual barang dagangan kepada Fa. Huges Jakarta seharga
Rp7.000.000,00 dengan syarat EOM. (FJ No. 001)
10 Dijual barang dagangan kepada Purwanto Semarang seharga
Rp5.000.000,00 syarat EOM (FJ No. 002)
17 Dijual barang dagangan secara kredit kepada Tuan Widayat Solo
seharga Rp3.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 (FJ No. 003)
25 Dijual barang dagangan kepada PT Ambarsari Surabaya seharga
Rp9.000.000,00 dengan syarat 3/15, n/45. (FJ No. 004)
30 Dijual barang dagangan kepada Fa. Huges Jakarta seharga
Rp7.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 (FJ No. 005)

Berdasarkan transaksi di atas, jurnal penjualan adalah sebagai berikut:

Jurnal Penjualan Hal: 01

Tanggal Keterangan No. Bukti Debet Kredit

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 53


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Syarat Piutang
Penjualan
Pembayaran dagang
2019
Juni 4 Fa. Huges FJ No. 001 EOM 7.000.000 7.000.000
10 Puwanto Semarang FJ No. 002 EOM 5.000.000 5.000.000
17 Tn. Widayat Solo FJ No. 003 2/10, n/30 3.000.000 3.000.000
25 PT Ambarsari Surabaya FJ No. 004 3/15, n/45 9.000.000 9.000.000
30 Fa. Huges Jakarta FJ No. 004 2/10, n/30 7.000.000 7.000.000
Jumlah 31.000.000 31.000.000

b. Jurnal Penerimaan Kas


Format jurnal penerimaan kas dapat Anda perhatikan di bawah ini:

Keterangan:
1) Tanggal: kolom tanggal diisi dengan tahun, bulan, tanggal terjadinya
transaksi.
2) Nomor bukti: kolom nomor bukti diisi dengan nomor bukti transaksi,
seperti nomor kuitansi, cek, atau nomor bukti kas masuk.
3) Keterangan: kolom keterangan digunakan untuk mencatat sumber
penerimaan kas atau nama transaksi atas akun yang di kredit.
4) Referensi: kolom referensi diisi dengan nomor akun pada saat posting,
kecuali untuk transaksi yang berkaitan dengan piutang dagang diisi
dengan tanda “...” (chek mark) pada saat transaksi dicatat. Hal ini
dilakukan karena pada saat yang bersamaan transaksi tersebut akan
dicatat dalam akun pembantu piutang dagang.
5) Kas: kolom “kas” diisi dengan jumlah uang yang diterima pada tanggal
transaksi yang akan dicatat pada sisi debit akun “kas”.
6) Potongan penjualan: kolom potongan penjualan diisi dengan jumlah
potongan penjualan yang diberikan pada tanggal transaksi.
7) Penjualan: kolom penjualan diisi dengan jumlah barang yang dijual secara
tunai, yang akan dicatat pada sisi kredit akun “penjualan”
8) Piutang dagang: kolom piutang dagang diisi dengan jumlah piutang yang
diterima pada tanggal tersebut, yang akan dicatat pada sisi kredit akun
“piutang dagang”
9) Akun: mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun tersendiri.
10) Referensi: mencatat nomor kode akun yang diposting ke buku besar
untuk akun serba-serbi.
11) Jumlah: mencatat jumlah uang untuk akun yang dicatat dalam kolom
serba-serbi.

Baiklah untuk memahami lebih lanjut penggunaan jurnal penerimaan kas


silahkan Anda perhatikan transaksi perusahaan dagang di bawah ini:

2019 1 Pemilik perusahaan Tuan Asih Nuryanto menginvestasikan


Juni sebagai modal pertama berupa uang tunai sebesar
Rp10.000.000,00 (BKM No. 002)
3 Dijual barang dagangan secara tunai kepada Tuan Mugiyono
Salatiga seharga Rp5.000.000,00. (BKM No. 003)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 54


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

6 Diterima pelunasan piutang-piutang dari Fa. Gurun Bandung


sebesar Rp6.000.000,00 dikurangi potongan 2%. (BKM No.
004)
10 Diterima dividen tunai dari PT FARUH sebesar Rp3.000.000,00
(BKM No. 005)
15 Dijual barang dagangan secara tunai kepada Tuan Arman
Surya, Semarang seharga Rp3.500.000,00 (BKM No. 006)
20 Diterima pembayaran dari Tuan Yoga Asmara Salatiga atas
hutangnya yang jatuh tempo hari ini sebesar Rp5.000.000,00
dikurangi potongan 2%. (BKM No. 007)

Untuk mencatat ke dalam jurnal penerimaan kas Anda harus menganalisis


terlebih dahulu. Berdasarkan transaksi di atas, jurnal penerimaan kas adalah
sebagai berikut:

c. Jurnal Pembelian
Format jurnal pembelian dapat Anda perhatikan di bawah ini:

Keterangan:
1) Tanggal: kolom tanggal diisi dengan tanggal yang tertera dalam bukti
transaksi.
2) Keterangan: kolom keterangan diisi dengan keterangan ringkas, biasanya
menyebutkan nama kreditur.
3) Nomor bukti: kolom nomor bukti diisi dengan nomor bukti transaksi,
seperti nomor faktur.
4) Syarat pembayaran: kolom ini diisi dengan syarat pembayaran untuk
pembelian kredit yang dilakukan.
5) Pembelian: kolom ini diisi dengan harga pokok pembelian barang
dagangan yang dibeli pada tanggal tersebut.
6) Perlengkapan: kolom ini diisi dengan harga pokok pembelian
perlengkapan yang dibeli pada tanggal tersebut.
7) Akun: mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun tersendiri.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 55


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

8) Referensi: mencatat nomor kode akun yang diposting ke buku besar


untuk akun serba-serbi.
9) Jumlah: mencatat jumlah uang untuk akun yang dicatat dalam kolom
serba-serbi.
10) Utang dagang: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah utang dagang
yang terjadi.

Baiklah untuk memahami lebih lanjut penggunaan jurnal pembelian silahkan


Anda perhatikan PD. Harum memiliki transaksi selama Januari 2019 sebagai
berikut:

2019 6 Membeli barang dagangan secara kredit dari Toko Laris


Januari seharga Rp55.200.000,00 dengan syarat pembayaran 2/10,
n/30 (faktur: TL 251).
10 Membeli perlengkapan Toko secara kredit dari Toko
Lengkap Rp250.000,00
16 Membeli barang dagangan secara kredit dari Toko Farma
seharga Rp21.050.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 (faktur:
TF 262).
20 Membeli dengan kredit barang dagang dari Toko Garuda
sebesar Rp9.030.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 (faktur:
TGd 175).
25 Membeli Peralatan Toko Rp1.500.000,00 pada Toko Cahaya
secara kredit

Berdasarkan transaksi di atas, jurnal pembelian adalah sebagai berikut:

d. Jurnal Pengeluaran Kas


Format jurnal pengeluaran kas dapat Anda perhatikan di bawah ini:

Keterangan:
1) Tanggal: kolom tanggal diisi dengan tahun, bulan, dan tanggal terjadinya
transaksi.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 56


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

2) Nomor bukti: kolom ini digunakan untuk mencatat nomor bukti transaksi,
seperti nomor kuitansi, nota kontan, cek, dan bukti kas keluar.
3) Keterangan: kolom keterangan digunakan untuk mencatat nama kreditur,
akun yang didebit atau nama transaksi.
4) Referensi: kolom referensi digunakan untuk mencatat tanda “...” (check
mark) bila posting ke dalam buku besar pembantu telah dilakukan dan
digunakan untuk mencatat nomor kode akun atas pembelian tunai dan
jumlah serba-serbi bila posting ke buku besar telah dilakukan.
5) Pembelian: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah rupiah transaksi
pembelian barang dagang secara tunai.
6) Utang dagang: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah utang dagang
yang dibayar/dilunasi.
7) Akun: mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun tersendiri.
8) Referensi: mencatat nomor kode akun yang diposting ke buku besar
untuk akun serba-serbi.
9) Jumlah: mencatat jumlah uang untuk akun yang dicatat dalam kolom
serba-serbi.
10) Kas: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah rupiah berkurangnya
uang tunai yang dikeluarkan.
11) Potongan pembelian: kolom ini digunakan untuk mencatat potongan
pembelian yang diterima

Baiklah untuk memahami lebih lanjut penggunaan jurnal pengeluaran kas


silahkan Anda perhatikan transaksi di bawah ini:

2019 2 Dibayar sewa atas ruangan usaha untuk 1 tahun sebesar


Juni Rp1.800.000,00 (BKK No. 005)
4 Dibeli barang dagangan secara tunai seharga Rp4.000.000,00
dari PT Uranium Semarang (BKK No. 006)
6 Dibeli barang dagangan seharga Rp5.500.000,00 dan
perlengkapan toko seharga Rp1.000.000,00 secara tunai dari
Toko BARU Klaten (BKK No. 007)
9 Dibayar utang atas pembelian barang dagangan dari Toko
Harum, Semarang sebesar Rp8.000.000,00 dikurangi
potongan sebesar Rp160.000,00 (BKK No. 008)
10 Pemilik pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadinya
sebesar Rp2.000.000,00 (BKK No. 009)
14 Dibayar gaji karyawan sebesar Rp700.000,00 (BKK No. 010)
19 Diterima kembali barang dagangan dari Tuan Gunadi seharga
Rp1.000.000,00 secara tunai (BKK No. 011)
25 Dibayar utang atas pembelian barang dagangan sebesar
Rp7.000.000,00, dikurangi potongan 3% kepada PT Gerbang
Bekasi (BKK No. 012)

Untuk menyelesaikan transaksi tentunya Anda harus membuat analisis


transaksi, kemudian dicatat di jurnal pengeluaran kas. Berdasarkan transaksi
di atas, jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 57


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Anda telah selesai mempelajari empat jenis jurnal khusus, yaitu jurnal penerimaan
kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal pembelian. Bagaimana jika
terdapat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus? Jika terdapat
transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus maka transaksi tersebut
dicatat dalam jurnal umum. Misalnya transaksi retur pembelian dan retur penjualan.
Nah, untuk lebih jelas lagi, pelajari contoh berikut ini.

2019 15 Dikirim kembali sebagai barang dagangan karena rusak seharga


Juni Rp500.000,00.
20 Diterima kembali sebagian barang dagangan yang telah dijual secara
kredit karena cacat seharga Rp800.000,00

Pencatatan ke dalam jurnal umum sebagai berikut:


Jurnal Umum Hal 05
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019
Juni 15 Hutang Dagang 500.000
Retur Pembelian dan PH 500.000
20 Retur Penjualan dan PH 800.000
Piutang dagang 800.000

Baik, kita sudah membahas pencatatan transaksi perusahaan dagang ke jurnal


khusus. Sebelum melanjutkan pembahasan materi buku besar silakan Anda
mengerjakan latihan yang terdapat pada Tugas Mandiri agar pemahaman anda lebih
meningkat. Anda dapat mencocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban pada
bagian lembar jawab pada tugas mandiri. Sukses selalu.

3. Rekapitulasi Jurnal Khusus dan Posting ke Buku Besar


a. Rekapitulasi Jurnal Khusus
Untuk memudahkan pencatatan ke buku besar maka setiap selesai
penjurnalan dibuatkan rekapitulasi jumlah setiap akun.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat rekapitulasi adalah sebagai
berikut:
1) Menjumlahkan setiap kolom dalam jurnal khusus
2) Jumlah debet di dalam jurnal khusus harus sama dengan jumlah kredit
3) Akun yang mempunyai kolom tersendiri dijumlahkan, sedangkan yang
ada dalam kolom serba-serbi dipindahkan sesuai akunnya, bukan jumlah
kolom serba-serbi
4) Apabila jumlah jurnal khusus sudah dipindahkan ke rekapitulasi, maka di
bawah jumlah diberi tanda nomor kode akun, sedangkan yang ada pada
kolom serba-serbi nomor kode diletakkan di kolom referensi (ref)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 58


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

5) Tanggal pencatatan dalam buku besar adalah tanggal akhir setiap jurnal
khusus, kecuali akun yang ada di kolom serba-serbi, dicatat menurut
tanggal terjadinya transaksi

Contoh rekapitulasi dari jurnal penerimaan kas

Akun yang di debet: Kas (101) Rp32.280.000,00


Potongan Penjualan (402) Rp220.000,00 +
Jumlah Rp32.500.000,00

Akun yang di kredit: Penjualan (401) Rp8.500.000,00


Piutang Dagang (102) Rp11.000.000,00
Modal Usaha (301) Rp10.000.000,00
Pendapatan Deviden (421) Rp3.000.000,00 +
Jumlah Rp32.500.000,00
b. Pengertian Buku Besar
Materi jurnal khusus sudah Anda bahas, mari kita lanjut4k21an pembahasan
berikutnya dengan materi buku besar (general ledger). Pada Pembahasan
materi di semester ganjil Anda sudah mempelajari buku besar pada
perusahaan jasa dan pada bagian ini kita akan mempelajari tentang buku
besar perusahaan dagang. Sebelum mempelajari lebih lanjut kita ingatkan lagi
pengertian buku besar.
Buku besar adalah alat yang digunakan untuk mencatat perubahan-
perubahan yang terjadi pada suatu akun yang disebabkan karena adanya
transaksi keuangan. Buku ini berisi tentang perkiraan-perkiraan yang
mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan
sejumlah akun seperti aktiva, kewajiban dan modal perusahaan, Pada buku
besar akun yang sejenis dicatat menjadi satu

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 59


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Gambar 6. pencatat ke buku besar


https://www.jurnal.id/id/blog/2017
c. Bentuk Buku Besar Perusahaan Dagang
Buku Besar yang dapat digunakan disetiap perusahaan dibagi atas beberapa
bentuk, yaitu
 Bentuk skontro atau T
 Bentuk dua kolom
 Bentuk tiga kolom
 Bentuk empat kolom
Pembahasan keempat bentuk buku besar tersebut telah dibahas pada
perusahaan jasa. Pada pembahasan buku besar di perusahaan dagang bentuk
buku besar akan menggunakan format/bentuk empat kolom

d. Langkah-langkah dalam melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar


umum
Prosedur posting ke dalam buku besar adalah sebagai berikut:
1) Jumlahkan jurnal khusus kemudian tutup dengan memberikan garis
ganda.
2) Masukkan angka jumlah akun tersebut dalam jurnal khusus debet ke
akun buku besar sebelah debet dan angka jumlah akun kredit ke akun
buku besar sebelah kredit.
3) Bersamaan memasukkan angka tersebut juga mengisi kolom ref atau di
bawah angka jumlah pada jurnal khusus diisi nomor kode akun (ke mana
angka tersebut diposting) sedangkan untuk kolom ref dalam akun buku
besar diisi halaman jurnal (dari jurnal mana angka tersebut diperoleh).

Untuk memudahkan pengisian halaman di kolom ref buku besar berikut


singkatan untuk sumber jurnal yang diinput nilainya di buku besar:
 Jurnal penjualan disingkat JS contoh JS 01 artinya jurnal penjualan hal
1
 Jurnal Pembelian disingkat JP contoh JP 02 artinya jurnal penjualan
hal 2
 Jurnal Penerimaan Kas disingkat JKM contoh JKM 03 artinya jurnal
penerimaan kas hal 3
 Jurnal Pengeluaran Kas disingkat JKK contoh JKK 04 artinya jurnal
pengeluaran kas hal 4
 Jurnal umum disingkat JU contoh JU 05 artinya jurnal umum hal 5

4) Untuk akun-akun dalam kolom serba-serbi yang diposting bukanlah


angka jumlah, tetapi angka masing-masing akun. Apabila angka untuk
masing-masing akun dalam kolom serba-serbi telah diposting semua,
maka di bawah angka jumlah diberi tanda check mark (√)
5) Tanggal posting adalah tanggal akhir bulan yang bersangkutan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 60


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Baiklah untuk lebih memahami prosedur di atas, kita akan mencoba


memposting dari jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Mohon Anda
untuk membaca contoh ini dengan lebih seksama.

Jurnal Penjualan Hal: 01


Debet Kredit
Syarat
Tanggal Keterangan No. Bukti Piutang
Pembayaran Penjualan
dagang
2019
Juni 4 Fa. Gurun Bandung FJ No. 001 2/10, n/30 6.000.000 6.000.000
10 Puwanto Semarang FJ No.002 EOM 6.000.000 6.000.000
17 Tn. Yoga Asmara FJ No. 003 2/10. n/30 5.000.000 5.000.000
25 PT Ambarsari FJ No. 004 3/15, n/45 7.000.000 7.000.000
Surabaya
30 Fa. Huges Jakarta FJ No. 004 2/10, n/30 7.000.000 7.000.000
Jumlah 31.000.000 31.000.000
(102) (401)

(102)
(102)

(101) (402) (401) (102)


(2) (1)

Nama Perkiraan: Penjualan No.401


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penjualan JS.01 31.000.000 31.000.000
30 J. Penerimaan JKK,02 8.500.000 39.500.000
Kas

Nama Perkiraan: Piutang Dagang No.102


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni J. Penjualan JS.01 31.000.000 31.000.000
30
30 J. JKK,02 11.000.000 20.000.000
Penerimaan
Kas

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 61


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Keterangan:
Garis No (1) menunjukan arah posting dari Jurnal Penjualan
Garis No (2) menunjukan arah posting dari Jurnal Penerimaan Kas

Dari jurnal penjualan dan penerimaan kas di atas buku besar yang harus
dibuat terdiri atas:
 Penjualan
 Piutang dagang
 Kas
 Potongan Penjualan
 Modal Usaha
 Pendapatan Deviden

Di atas dua buku besar telah dibuat selanjutnya kita buatkan buku besar yang
lainnya sebagai berikut:

Nama Perkiraan: Kas No. 101


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penerimaan JKK02 32.280.000 32.280.000
Kas

Nama Perkiraan: Potongan Penjualan No. 402


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penerimaan JKK02 220.000 220.000
Kas

Nama Perkiraan: Modal Usaha No. 301


Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Juni 30 J. Penerimaan JKK02 10.000.000 10.000.000
Kas

Nama Perkiraan: Pendapatan Deviden No. 411


Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Juni 30 J. Penerimaan JKK02 3.000.000 3.000.000
Kas

Selesai kita membahas tentang posting ke buku besar untuk lebih


meningkatkan kemampuan coba Anda kerjakan tugas No. 2 yang terdapat
dalam tugas mandiri, jika sudah selesai cocokan jawaban Anda dengan kunci
jawaban tugas mandiri. Sukses selalu... Jika telah tuntas menilai mari kita
lanjutkan dengan pembahasan terkait dengan Buku Besar Pembantu.

4. Buku Besar Pembantu pada Perusahaan Dagang


Pada perusahaan dagang selain buku besar kita juga akan membuat buku besar
pembantu. Baik kita akan membahas lebih lanjut buku besar pembantu.
a. Pengertian dan Cara Posting ke Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat perkiraan
tertentu dan perubahan-perubahannya secara rinci. Dengan demikian,
perkiraan buku besar berfungsi sebagai perkiraan pengendali (controlling

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 62


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

account), sedang perkiraan yang ada dalam buku pembantu merupakan


rincian dari perkiraan buku besar tertentu.
Dalam perusahaan dagang, ada tiga macam buku pembantu yaitu buku
pembantu piutang, buku pembantu utang, dan buku pembantu persediaan
barang dagangan. Ketiganya dijelaskan sebagai berikut.
1) Buku pembantu piutang (Accounts Receivable Subsidiary Ledger)
Fungsi dari buku pembantu ini adalah mencatat rincian piutang dagang
menurut nama pelanggannya dan merinci jumlah piutang yang tercantum
dalam saldo buku piutang.
2) Buku pembantu utang (Accounts Payable Subsidiary Ledger)
Fungsi buku pembantu utang adalah mencatat rincian utang dagang
perusahaan kepada masing-masing nama kreditur dan merinci jumlah
utang yang tercantum dalam saldo buku besar utang.
3) Buku Pembantu Persediaan Barang (Merchandise Inventory Subsidiary
Ledger)
Fungsi buku persediaan adalah mencatat rincian persediaan barang
dagang berdasarkan nama dan jenis persediaan barang dan merinci
persediaan barang.

b. Langkah-langkah Posting ke Buku Besar Pembantu


Prosedur posting dari jurnal ke buku besar pembantu dibuat sebagaimana
membuat buku besar umum. Perbedaannya adalah pencatatan di buku besar
pembantu harus dilakukan setiap terjadi transaksi.
Setelah dicatat ke jurnal khusus, transaksi dicatat langsung ke buku besar
pembantu. Langkah-langkah posting dari jurnal khusus ke buku besar
pembantu adalah sebagai berikut:
 Sediakan buku besar untuk setiap perubahan piutang atau utang secara
terpisah sesuai dengan nama orang atau nama perusahaan yang
melakukan transaksi.
 Transaksi yang terjadi langsung dicatat ke buku besar pembantu setelah
dicatat ke jurnal khusus. Artinya transaksi dicatat ke buku besar
pembantu sesuai dengan tanggal kejadian transaksi
 Setiap akhir bulan, tiap buku besar pembantu dijumlahkan. Setiap akhir
bulan disusun juga daftar saldo piutang atau daftar saldo utang dan
dijumlahkan. Jumlah tersebut harus sama besarnya dengan jumlah saldo
buku besar piutang atau utang.

Gambar: Alur pencatatan dari Jurnal khusus ke buku besar

Berdasarkan alur tersebut terlihat bahwa setelah selesai melakukan posting


dari jurnal khusus ke buku besar dan buku besar pembantu, langkah
selanjutnya adalah membuat daftar saldo atau sisa. Daftar saldo atau sisa
tersebut merupakan suatu daftar yang mengikhtisarkan saldo-saldo
perkiraan buku besar pada suatu akhir periode.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 63


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Pada awal pembahasan buku besar pembantu sudah disebutkan buku besar
pembantu terdiri atas Buku Besar Pembantu Piutang, Buku Besar Pembantu
Hutang, dan Buku Besar Persedian.

Selanjutnya kita akan coba membahas dua buku besar pembantu saja yaitu
Buku besar pembantu Piutang dagang dan Hutang dagang. Baik silakan
perhatikan penjelasan di bawah ini.

1) Buku Besar Pembantu Piutang Dagang


Supaya Anda memahami perubahan mengenai buku besar pembantu
piutang dagang, coba Anda perhatikan contoh berikut ini.

Buku Besar umum


Nama Perkiraan: Piutang Dagang No. 102
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penjualan JS01 31.000.000 31.000.000
30 J. Penerimaan Kas JKK02 11.000.000 20.000.000

Coba Anda perhatikan! Tercatat pada buku besar piutang dagang saldo
sebesar Rp20.000.000,00 yang menjadi pertanyaan saldo tersebut milik
debitur yang mana?
Untuk mengetahui nama debitur anda bisa perhatikan pada jurnal
penjualan. Coba anda perhatikan jurnal penjualan di bawah ini.
Jurnal Penjualan Hal: 01
Debet Kredit
Syarat
Tanggal Keterangan No. Bukti Piutang
Pembayaran Penjualan
dagang
2019
Juni 4 Fa. Gurun Bandung FJ No. 001 2/10, n/30 6.000.000 6.000.000
10 Puwanto Semarang FJ No.002 EOM 6.000.000 6.000.000
17 Tn. Yoga Asmara FJ No. 003 2/10. n/30 5.000.000 5.000.000
25 PT Ambarsari FJ No. 004 3/15, n/45 7.000.000 7.000.000
Surabaya
30 Fa. Huges Jakarta FJ No. 004 2/10, n/30 7.000.000 7.000.000
Jumlah 31.000.000 31.000.000

Pada Jurnal penjualan di atas ternyata ada lima debitur yang terdiri atas:
Fa. Gurun Bandung
Purwanto Semarang
Tn. Yoga Asmara
PT Ambar sari Suarabaya
Fa. Huges

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 64


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Untuk senjutnya kita perhatikan Jurnal Penerimaan Kas dan Jurnal umum
yang memuat akun piutang dagang. Coba perhatikan jurnal penerimaan kas
dibawah ini:

Dari jurnal penerimaan kas kita perhatikan kolom piutang dagang. Debitur
yang sudah melakukan pembayaran yaitu:
1.1. Fa Gurun Bandung
1.2. Tn. Yoga Asmara

Selanjutnya untuk melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar


pembantu kita harus menyediakan buku besar untuk masing masing debitur.
Dari data debitur di atas kita akan menyediakan lima buku besar sebagai
berikut:

Nama: Fa Gurun Bandung No.1.1


Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Juni 4 J. Penjualan JS01 6.000.000 6.000.000
6 J. Penerimaan Kas JKK02 6.000.000 -

Nama: Purwanto Semarang No.1.2


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Kredit
2019
Juni 10 J. Penjualan JS01 6.000.000 6.000.000

Nama: Tn. Yoga Asmara No. 1.3


Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Juni 17 J. Penjualan JS01 5.000.000 5.000.000
20 J. Penerimaan Kas JKK02 5.000.000 -

Nama: PT Ambarsari Surabaya No. 1.4


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni 25 J. Penjualan JS01 7.000.000 7.000.000

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 65


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Nama: Fa Huges No. 1.5


Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Juni 30 J. Penjualan JS.01 7.000.000 7.000.000

Dari buku besar pembantu piutang di atas maka daftar saldo piutang dagang
sebagai berikut:

Daftar Saldo Piutang Dagang


Per 30 Juni 2019

No Nama Debitur Saldo


1.1 Fa. Gurun Bandung -
1.2 Purwanto Semarang 6.000.000
1.3 Tn Yoga Asmara -
1.4 PT Ambar sari Surabaya 7.000.000
1.5 Fa Huges 7.000.000
Jumlah 20.000.000

Nama Perkiraan: Piutang Dagang No. 102


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penjualan JS01 31.000.000 31.000.000
30 J. Penerimaan JKK02 11.000.000 20.000.000
Kas

Apakah Anda sudah paham? Kalau belum silakan untuk di pelajari kembali
sebelum melanjutkan membahasa buku besar pembantu hutang.

2) Buku Besar Pembantu Hutang Dagang


Selanjutnya kita akan membahas buku besar pembatu hutang dagang.
Untuk langkah-langkah dalam posting dari jurnal ke buku besar
pembantu hutang dagang secara prinsipnya sama dengan posting ke
buku besar pembantu piutang. Buku besar pembantu hutang dagang
memerinci jumlah hutang dagang yang menjadi tanggungan kreditor.
Baik, kita perhatikan data saldo tiap kreditur, jurnal pembelian, jurnal
pengeluaran kas, dan jurnal umum.

Daftar Saldo Hutang


Per 1 Desember 2005
No Nama Kreditur Saldo Awal (K)
1.1 Tk. ABC -
1.2 Tk. Nagatara 1.000.000
1.3 Tk. Mebel Abadi -
1.4 Tk. Mandiri 3.250.000
1.5 Tk. Maju 2.000.000

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 66


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Hasil posting dari jurnal ke buku besar umum diperoleh buku besar
hutang sebagai berikut:

Berdasarkan buku besar di atas saldo hutang dagang tercatat sebesar


Rp28.200.000,00 tentunya perlu dirinci lebih lanjut dalam buku besar
pembantu hutang dagang. Setelah dirinci maka akan diketahui jumlah
hutang dagang pada setiap kreditur.

Langkah pertama, sediakan format buku besar pembantu untuk 5


kreditur di atas dan selanjutnya dari jurnal diposting ke buku besar
pembantu sesuai dengan tanggal kejadian transaksi yang dilakukan para
kreditur.

Berdasarkan jurnal dan daftar saldo di atas maka buku besar pembantu
hutang dagang sebagai berikut:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 67


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Nama: Tk. ABC No. 1.1


Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet SaldoKredit
2005
Des 1 Saldo V 0
1 J. Pembelian JKK02 2.875.000 2.875.000
8 J. Pengelauaran kas JKK 2.875.000 0

Nama: Tk. Nagatara No. 1.2


Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet SaldoKredit
2005
Des 1 Saldo V 1.000.000
4 J. Pembelian JP01 3.950.000 4.950.000
11 Jurnal umum JU 150.000 4.800.000
13 J. Pengeluaran Kas JKK 3.950.000 850.000

Nama: Tk. Mebel Abadi No. 1.3


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2005
Des 1 Saldo V 0
5 J. Pembelian JP01 6.375.000 6.375.000
19 J. Pengelauaran Kas 2.500.000 3.875.000

Nama: Tk. Mandiri No. 1.4


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Debet Kredit
2005
Des 1 Saldo 3,250.000
17 J. Pembelian JP01 13.225.000 16.475.000

Nama: Tk. Maju No. 1.5


Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2005
Des 1 Saldo 2000.000
21 J. Pembelian JP01 5.000.000 7.000.000

Berdasarkan buku besar pembantu hutang dagang di atas maka dapat dibuat
daftar saldo sebagai berikut.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 68


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Daftar Saldo Hutang


Pes 31 Desember 2005

No Nama Kreditur Saldo


1.1 Tk. ABC 0
1.2 Tk. Nagatara 850.000
1.3 Tk. Mebel Abadi 3.875.000
1.4 Tk. Mandiri 16.475.000
1.5 Tk. Maju 7.000.000
Jumlah 28.200.000

Arah garis menunjukan bukti setelah dibuatkan buku besar pembantu


hutang akan menunjukkan nilai saldo buku besar hutang dagang.
Apakah Anda sudah paham tentang materi pada kegiatan pembelajaran 2?
Untuk lebih meningkatkan pemahaman Anda tentang materi kegiatan
pembelajaran silakan untuk mengerjakan tugas mandiri dan latihan soal.
Sukses selalu...

B. Rangkuman
1. Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat
transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan
tujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
2. Jurnal khusus (special journal) yang biasa digunakan dalam akuntansi
perusahaan dagang terdiri atas empat macam:
a. Jurnal penjualan berfungsi mencatat penjualan secara kredit
b. Jurnal pembelian berfungsi mencatat pembelian barang dagang dan harta
secara kredit
c. Jurnal penerimaan kas mencatat seluruh transaksi penerimaan uang pada
perusahaan
d. Jurnal pengeluaran kas mencatat seluruh transaksi pengeluaran uang yang
dilakukan perusahaan
3. Transaksi yang tidak dapat dicatat di jurnal khusus akan dicatat di jurnal umum
4. Rekapitulasi jurnal dilakukan untuk memudahkan posting ke buku besar
5. Buku besar adalah alat yang digunakan untuk mencatat perubahan-perubahan
yang terjadi pada suatu akun yang disebabkan karena adanya transaksi
keuangan.
6. Buku besar pada perusahaan dagang pencatatanya (posting) dilakukan setiap
akhir bulan dengan mencatat jumlah rekapitulasi setiap akun yang memiliki
kolom khusus, kecuali akun yang terdapat di kolom serba serbi.
7. Buku besar akan menunjukan saldo akhir yang menggambarkan perubahan dan
pengaruh transaksi pada akun yang bersangkutan
8. Buku besar pembantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat perkiraan
tertentu dan perubahan-perubahannya secara rinci. Buku besar pembantu di
perusahaan dagang dibuat unutk memerinci buku besar piutang dagang, hutang
dagang, dan persediaan.
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 69
Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

9. Proses posting dari jurnal khusus ke buku besar pembantu dilakukan sesuai
dengan tanggal terjadinya transaksi, berbeda dengan buku besar umum.
10. Buku besar pembantu akan diberikan akun nama debitur atau kreditur.
11. Saldo buku besar pembantu akan memerinci saldo setiap debitur atau kreditur
dan jika dibuatkan rekapitulasi jumlahnya akan sama dengan saldo di buku besar
umum.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 70


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
NERACA SALDO, PENYESUAIAN DAN KERTAS KERJA
A. Uraian Materi
Bagaimana kabarnya? semoga tetap semangat. Materi pada kegiatan pembelajaran 3
akan membahas tentang neraca saldo, jurnal penyesuaian dan kertas kerja. Materi ini
sifatnya mengulang kembali materi yang sama pada akuntansi di perusahaan jasa.
Baik kita mulai membahas materi tersebut.

1. Neraca Saldo
Pada kegiatan pembelajaran ke 2 kita telah menyelesaikan sampai dengan
menentukan saldo akun disetiap buku besar, selanjutnya saldo akun tersebut akan
disusun dalam suatu daftar yang disebut neraca saldo. Jadi neraca saldo adalah
daftar yang memuat saldo-saldo akun di buku besar. Neraca saldo dibuat untuk
memverifikasi apakah saldo debet dan kredit menunjukan jumlah yang seimbang,
oleh sebab itu setiap akhir periode perlu dibuat neraca saldo. Data yang disusun di
neraca saldo adalah saldo-saldo yang terdapat pada buku besar selanjutnya
disusun dalam format neraca saldo sebagi berikut:

Nama Perusahaan ….
Neraca Saldo
Periode ....

No.
Nama Akun Debet Kredit
Akun
(1) (2) (3) (4)

Keterangan:
(1) diisi dengan nomor akun
(2) diisi dengan nama akun buku besar
(3) dan (4) diisi oleh jumlah saldo akhir buku besar

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagian dari cara memuat neraca saldo
dibawah ini. Data keuanga PD. Berkah Per 30 Juni 2019

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 71


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Nama Perkiraan: Kas No. 101


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penerimaan Kas JKK02 32.280.000 32.280.000

Nama Perkiraan: Piutang Dagang No. 102


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penjualan JS01 31.000.000 31.000.000
30 J. Penerimaan Kas JKK02 11.000.000 20.000.000

Nama Perkiraan: Penjualan No. 401


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Juni 30 J. Penjualan JS01 31.000.000 31.000.000
30 J. Penerimaan Kas JKK02 8.500.000 39.500.000

Nama Perkiraan: Potongan Penjualan No. 402


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Juni 30 J. Penerimaan Kas JKK02 220.000 220.000

Nama Perkiraan: Modal Usaha No. 301


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit

2019
Juni 30 J. Penerimaan Kas JKK02 10.000.000 10.000.000

Nama Perkiraan: Pendapatan Deviden No. 411


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Juni 30 J. Penerimaan Kas JKK02 3.000.000 3.000.000

Berdasarkan sebagian buku besar di atas maka neraca saldonya sebagai berikut:

PD BERKAH
NERACA SALDO
30 Juni 2019

No.
Nama Akun Debet Kredit
Akun
101 Kas 32. 280.000
102 Piutang Dagang 20.000.000
301 Modal Usaha 10.000.000
401 Penjualan 39.500.000
402 Potongan Penjualan 220.000
411 Pendapatan Deviden 3.000.000

dst.
Jumlah

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 72


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Catatan: jumlah debet dan kredit harus seimbang, jika tidak berarti ada saldo yang
salah penempatannya
Perhatikan Contoh lengkapnya dibawah ini
UD. MERDEKA
NERACA SALDO
31 Desember 2019
No. Nama Akun Debet Kredit
Akun
101 Kas 25. 000.000
102 Piutang Dagang 10.000.000
103 Persediaan Barang Dagang 27.600.000
104 Perlengkapan Toko 1.500.000
105 Sewa Dibayar Dimuka 2.400.000
111 Peralatan Toko 20.000.000
112 Akumulasi Penyusutan Peralatan Toko 200.000
211 Utang Dagang 33.000.000
311 Modal Usaha 40.950.000
312 Prive 500.000
411 Penjualan 80.000.000
412 Retur Penjualan 2.500.000
421 Pendapatan Bunga 750.000
511 Pembelian 50.000.000
512 Beban Angkut Pembelian 4.500.000
513 Retur Pembelian 500.000
514 Potongan Pembelian 1.250.000
611 Beban Angkut Penjualan 2.000.000
612 Beban Gaji 10.000.000
613 Beban Listrik dan telpon 250.000
614 Beban Lain-lain 400.000
Jumlah 156.650.000 156.650.000

2. Jurnal Penyesuaian
Apakah sudah siap untuk melanjutkan pembahasan jurnal penyesuaian? Pada
akuntansi perusahaan jasa sudah dibahas tentang jurnal penyesuaian dengan
tujuan untuk menyesuaikan akun-akun yang belum mencerminkan keadaan yang
sebenarnya. Beberapa akun yang perlu penyesuaian diantaranya:
a. Pemakaian bahan habis pakai seperti perlengkapan
b. Pendapatan yang masih harus diterima
c. Beban yang masih harus dibayar
d. Pendapatan diterima dimuka
e. Beban dibayar dimuka
f. Kerugian piutang tidak tertagih
g. Penyusutan harta tetap

Penyesuaian untuk akun di atas sudah anda pelajari semoga masih ingat! Kalau
pun lupa silakan lihat kembali. Di perusahaan dagang pada prinsipnya sama untuk
penyesuaian akun di atas, hanya di perusahaan dagang ada tambahan akun yang
disesuaikan yaitu persediaan barang dagang. Pada penyesuaian persediaan barang
dagang dikenal dua pedekatan dalam penyesuaian yaitu pendekatan Ikhtisar laba
rugi dan Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP). Pendekatan tersebut terkait
dengan akun yang terdapat di perusahaan dagang seperti persediaan barang
dagang, penjualan, retur penjualan, potingan penjualan, pembelian, beban angkut

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 73


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

pembelian, retur pembelian dan potongan pembelian. Untuk lebih jelasnya kita
akan membahas lebih lanjut. Tetap semangat dan Anda pasti bisa.
No Macam Penyesuaian Jurnal Penyesuaian

a. Pemakaian perlengkapan Beban perlengkapan Rpxxx


(Jumlah yang disesuai
kan adalah jumlah yang Perlengkapan Rpxxx
terpakai)
b. Piutang Piutang …. Rpxxx
pendapatan/pendapatan Pendapatan …. Rpxxx
yang masih harus diterima
c. Utang beban/beban yang Beban .... Rpxxx
masih harus dibayar
Utang .... Rpxxx
d. Utang
pendapatan/pendapatan
diterima di muka
1) Saat penerimaan dicatat .... diterima di muka Rpxxx
sebagai utang (jumlah Pendapatan .... Rpxxx
yang disesuaikan adalah
jumlah yang sudah
terlampaui)
2) Saat penerimaan dicatat Pendapatan .... Rpxxx
sebagai pendapatan .... diterima di muka Rpxxx
(jumlah yang
disesuaikan adalah
jumlah yang belum
terlampaui)
e. Beban dibayar di muka
1) Saat pembayaran dicatat Beban .... Rpxxx
sebagai harta (jumlah .... dibayar di muka Rpxxx
yang disesuaikan adalah
jumlah yang sudah
terlampaui)
2) Saat pembayaran dicatat .... dibayar di muka Rpxxx
sebagai beban (jumlah Beban .... Rpxxx
Yang disesuaikan adalah
jumlah yang belum
terlampaui)
f. Kerugian piutang/piutang Beban kerugian piutang Rpxxx
yang tidak tertagih
Cadangan kerugian piutang Rpxxx
g. Penyusutan aktiva tetap Beban penyusutan Aktiva Tetap Rpxxx

Akumulasi penyusutan AT Rpxxx


h. Persediaan Barang
Dagangan
1) Metode/Pendekatan Ikhtisar L/R Rpxxx
Ikhtisar L/R
Persed.barang dagangan (awal) Rpxxx
Persed.barang dagangan (akhir) Rpxxx
Ikhtisar L/R Rpxxx
2) Metode/Pendekatan Harga pokok penjualan Rpxxx
Harga pokok penjualan
Persed.barang dagangan (awal) Rpxxx
Pembelian Rpxxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 74


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Beban angkut pembelian Rpxxx


Persed.barang dagangan (akhir) Rpxxx
Retur pembelian dan PH Rpxxx
Potongan pembelian Rpxxx
Harga pokok penjualan Rpxxx

Berikut ini data neraca saldo UD. Merdeka per 31 Desember 2019
Nama Akun Debet Kredit
No.
Akun
103 Persediaan Barang Dagang 27.600.000
511 Pembelian 50.000.000
512 Beban Angkut Pembelian 4.500.000
513 Retur Pembelian 500.000
514 Potongan Pembelian 1.250.000

Data penyesuaian per 31 Desember 2019 adalah persediaan barang dagang pada
31 Desember 2019 Rp20.000.000,00. Jurnal penyesuaian persediaan barang
dagang sebagai berikut:

1) Pendekatan Ikhtisar Laba rugi


Persediaan barang dagang awal tercatat di neraca saldo Rp27.600.000,00, ayat
jurnal penyesuaiannya:

Ikhtisar Laba rugi Rp27.600.000,00


Persediaan barang dagang Rp27.600.000,00

Persediaan barang dagang akhir menurut data penyesuaian Rp20.000.000,00,


ayat jurnal penyesuaiannya:

Persediaan barang dagang Rp20.000.000,00


Ihktisar Laba rugi Rp20.000.000,00

2) Pendekatan Harga Pokok Penjualan


Jurnal penyesuaian kita gabung dalam satu jurnal sebagai berikut

Keterangan Ref Debet Kredit


HPP 27.600.000
Persediaan barang dagang 27.600.000

Persediaan Barang Dagang 20.000.000


HPP 20.000.000

HPP 50.000.000
Pembelian 50.000.000

HPP 4.500.000
Beban Angkut Pembelian 4.500.000

Retur Pembelian dan PH 500.000


HPP 500.000
Potongan Pembelian 1.250.000
HPP 1.250.000

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 75


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Demikian materi jurnal penyesuaian dengan pendekatan Ikhtisar Laba rugi dan
HPP semoga Anda memahaminya.

3. Kertas Kerja/ Neraca Lajur


Pembahasan materi di Kegiatan Pembelajaran 3 akan membahas tentang kertas
kerja. Sebenarnya kertas kerja itu apa, sih?

Kertas kerja merupakan alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan


keuangan suatu perusahaan. Pembuatan kertas kerja bukan suatu keharusan,
boleh dibuat boleh juga tidak. Namun, bila menghendaki laporan keuangan rapi
dan baik, kita dapat membuat kertas kerja terlebih dahulu karena neraca lajur
bukan merupakan bagian dari catatan catatan akuntansi yang formal.

Tujuan pembuatan neraca lajur/kertas kerja adalah sebagai berikut:


a. memudahkan penyusunan laporan keuangan;
b. meringkas dan mengelompokkan data dari neraca saldo dan data
penyesuaian;
c. mempermudah menemukan kesalahan dalam jurnal penyesuaian.

Komponen yang menyusun kertas kerja/neraca lajur terdiri atas neraca saldo,
penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi, dan neraca. Pada pembelajaran
di semester ganjil telah dibahas kertas kerja pada perusahaan jasa. Pada materi
sekarang akan dibahas kertas kerja di perusahaan dagang dengan menggunakan
format 10 kolom.
Format kertas kerja 10 kolom seperti dibawah ini.

Nama Perusahaan ….
Kertas Kerja
Per …

Neraca NS.
Penyesuaian Disesuaikan Laba rugi Neraca
No Perkiraan saldo
D K D K D K D K D K

Berdasarkan format di atas, maka langkah dalam penyelesaian kertas kerja sebagai
berikut:
a. Memasukkan data saldo perkiraan ke kolom neraca saldo,
b. Catat hasil penyesuaian pada kolom penyesuaian,
c. Pindahkan jumlah yang sudah sesuai ke kolom neraca saldo disesuaikan
d. Pindahkan jumlah akun nominal (Penjualan, Retur Penjualan, Potongan
Penjualan, Pembelian, Beban Angkut Pembelian, Retur Pembelian, Potongan
Pembelian, Pendapatan, dan Beban-Benan) ke kolom laba rugi
e. Pindahkan jumlah akun riil (harta, utang, prive, dan modal) ke kolom neraca

Baiklah, untuk lebih jelasnya kita akan membahas penyusunan kertas kerja di
perusahaan dagang dengan pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan HPP.

a. Kertas kerja/neraca lajur dengan pendekatan ikhtisar laba rugi


Pada pembahasan jurnal penyesuaian kita sudah membahas tentang jurnal
penyesuaian dengan pendekatan ikhtisar laba rugi. Berdasarkan penjelasan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 76


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

tersebut, maka selanjutnya kita akan membahas kertas kerja dengan


pendekatan ikhtisar laba rugi.

Perhatikan contoh kertas kerja di bawah ini.


UD. MERDEKA
NERACA SALDO
31 DESEMBER 2019
No. Neraca Saldo PENYESUAIAN NS. DISESUAIKAN LABA/RUGI NERACA
Akun PERKIRAAN D K D K D K D K D K
101 KAS 25.000.000 25.000.000 25.000.000
102 PIUTANG DAGANG 10.000.000 10.000.000 10.000.000
103 PERSEDIAAN BARANG DAGANG 27.600.000 20.000.000 27.600.000 20.000.000 20.000.000
104 PERLENGKAPAN TOKO 1.500.000 500.000 1.000.000 1.000.000
105 SEWA DIBAYAR DIMUKA 2.400.000 800.000 1.600.000 1.600.000
111 PERALATAN TOKO 20.000.000 20.000.000 20.000.000
112 AKM. PENY. PERALATAN TOKO 200.000 200.000 400.000 400.000
211 HUTANG DAGANG 33.000.000 33.000.000 33.000.000
311 MODAL USAHA 40.950.000 40.950.000 40.950.000
312 PRIVE 500.000 500.000 500.000
411 PENJUALAN 80.000.000 80.000.000 80.000.000
412 RETUR PENJUALAN 2.500.000 2.500.000 2.500.000
421 PENDAPATAN BUNGA 750.000 750.000 750.000
511 PEMBELIAN 50.000.000 50.000.000 50.000.000
512 BEBAN ANGKU PEMBELIAN 4.500.000 4.500.000 4.500.000
513 RETUR PEMBELIAN 500.000 500.000 500.000
514 POTONGAN PEMBELIAN 1.250.000 1.250.000 1.250.000
611 BEBAN ANGKUT PENJUALAN 2.000.000 2.000.000 2.000.000
612 BEBAN GAJI 10.000.000 1.000.000 11.000.000 11.000.000
613 BEBAN LISTRIK DAN TELP 250.000 250.000 250.000
614 BEBAN LAIN-LAIN 400.000 400.000 400.000
156.650.000 156.650.000
431 Ikhtisar Laba/rugi - 27.600.000 20.000.000 27.600.000 20.000.000 27.600.000 20.000.000
615 Beban perlengkapan 500.000 500.000 500.000
616 Beban sewa 800.000 800.000 800.000
212 Hutang gaji 1.000.000 1.000.000 1.000.000
617 Beban Penyusutan Peralatan Toko 200.000 200.000 200.000
50.100.000 50.100.000 177.850.000 177.850.000 99.750.000 102.500.000 78.100.000 75.350.000
Laba 2.750.000 2.750.000

Penjelasan:
a. Akun Ikhtisar Laba Rugi, jumlahnya dicatat pada kolom laba rugi dan
ditulis sesuai dengan hasil penyesuaian (lihat jumlah yang berwarna
biru)
b. Pada kolom laba rugi, jumlah kredit lebih besar dari debet
mencerminkan perusahaan memperoleh keuntungan/laba. Jika
sebaliknya, berarti perusahaan rugi
c. Pada kolom neraca, jumlah kredit lebih kecil dari debet karena belum
ditambah keuntungan yang diperoleh.
d. Laba perusahaan diperoleh dari selisih jumlah debet dan kredit di kolom
laba rugi.

Semoga Anda dapat mengerti cara menyelesaikan kertas kerja dengan


pendekatan iktisar laba rugi. Selanjutnya, kita bisa lanjutkan membahas kertas
kerja dengan pendekatan harga pokok penjualan

b. Kertas kerja/neraca lajur dengan pendekatan harga pokok penjualan


Harga Pokok Penjualan atau HPP akan memuat jumlah dari Persediaan Barang
Dagang, Pembelian, Beban Angkut Pembelian, Retur Pembelian, dan Potongan
Pembelian. Oleh sebab itu, maka pada kertas kerja seluruh jumlah akun
tersebut akan dipindahkan ke akun HPP.

Baiklah, untuk lebih jelasnya perhatikan contoh kertas kerja di bawah ini.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 77


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

UD. MERDEKA
NERACA SALDO
31 DESEMBER 2019
No. Neraca Saldo PENYESUAIAN NS. DISESUAIKAN LABA/RUGI NERACA
Akun PERKIRAAN D K D K D K D K D K
101 KAS 25.000.000 25.000.000 25.000.000
102 PIUTANG DAGANG 10.000.000 10.000.000 10.000.000
103 PERSEDIAAN BARANG DAGANG 27.600.000 20.000.000 27.600.000 20.000.000 20.000.000
104 PERLENGKAPAN TOKO 1.500.000 500.000 1.000.000 1.000.000
105 SEWA DIBAYAR DIMUKA 2.400.000 800.000 1.600.000 1.600.000
111 PERALATAN TOKO 20.000.000 20.000.000 20.000.000
112 AKM. PENY. PERALATAN TOKO 200.000 200.000 400.000 400.000
211 HUTANG DAGANG 33.000.000 33.000.000 33.000.000
311 MODAL USAHA 40.950.000 40.950.000 40.950.000
312 PRIVE 500.000 500.000 500.000
411 PENJUALAN 80.000.000 80.000.000 80.000.000
412 RETUR PENJUALAN 2.500.000 2.500.000 2.500.000
421 PENDAPATAN BUNGA 750.000 750.000 750.000
511 PEMBELIAN 50.000.000 50.000.000 0
512 BEBAN ANGKU PEMBELIAN 4.500.000 4.500.000 0
513 RETUR PEMBELIAN 500.000 500.000 0
514 POTONGAN PEMBELIAN 1.250.000 1.250.000 0
611 BEBAN ANGKUT PENJUALAN 2.000.000 2.000.000 2.000.000
612 BEBAN GAJI 10.000.000 1.000.000 11.000.000 11.000.000
613 BEBAN LISTRIK DAN TELP 250.000 250.000 250.000
614 BEBAN LAIN-LAIN 400.000 400.000 400.000
156.650.000 156.650.000
HPP - 27.600.000 20.000.000 82.100.000 21.750.000 60.350.000
50.000.000 500.000
4.500.000 1.250.000
615 Beban perlengkapan 500.000 500.000 500.000
616 Beban sewa 800.000 800.000 800.000
212 Hutang gaji 1.000.000 1.000.000 1.000.000
617 Beban Penyusutan Peralatan Toko 200.000 200.000 200.000
106.350.000 106.350.000 177.850.000 177.850.000 78.000.000 80.750.000 78.100.000 75.350.000
Laba 2.750.000 2.750.000

Penjelasan:
a. Akun HPP, jumlahnya dicatat pada kolom laba rugi ditulis sesuai dengan
hasil penjumlahan debet dan kredit (lihat jumlah yang berwarna biru)
b. Perkiraan Pembelian, Beban Angkut Pembelian, Retur Pembelian, dan
Potongan Pembelian di kolom laba rugi jumlahnya nol karena
dipindahkan ke HPP (lihat jumlah yang berwana biru)
c. Jumlah HPP dicatat di kolom laba rugi
d. Pada kolom laba rugi jumlah kredit lebih besar dari debet mencerminkan
perusahaan memperoleh keuntungan/laba. Jika sebaliknya, berarti
perusahaan rugi
e. Pada kolom neraca, jumlah kredit lebih kecil dari debet karena belum
ditambah keuntungan yang diperoleh.
f. Laba perusahaan diperoleh dari selisih jumlah debet dan kredit di kolom
laba rugi.
Prosedur penyelesaian kertas kerja di perusahaan dagang pada prinsipnya
sama dengan perusahaan jasa

Baiklah, dengan selesainya kita membahas kertas kerja, maka untuk materi
pada Kegiatan Pembelajaran 3 sudah selesai kita bahas. Anda tentunya harus
dapat mengerti seluruh penjelasan materi tersebut. Oleh sebab itu, silakan
meningkatkan pemahaman Anda dengan mengerjakan tugas mandiri dan
latihan soal yang ada pada kegiatan pembelajaran ini.
Sukses selalu dan selamat mencoba, Anda pasti bisa!

B. Rangkuman
1. Neraca saldo adalah daftar yang memuat saldo saldo buku besar, yang tersususn
sesuai dengan urutan perkiraan yang terdapat di buku besar. Pada neraca saldo
akan dicatat saldo akun sesuai dengan saldo normalnya. Beberapa akun khusus
di perusahaan dagang seperti Penjualan, Retur Pembelian, Potongan Pembelian,
Pembelian, Retur Pembelian, dan Potongan Pembelian

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 78


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

2. Neraca saldo merupakan cara untuk mengetahui keseimbangan jumlah debet dan
kredit di buku besar.
3. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan perkiraan yang
belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Beberapa perkiraan di
perusahaan dagang yang memerlukan penyesuaian di antaranya:
a. Persediaan barang dagang
b. Pendapatan diterima dimuka
c. Pendapatan yang akan diterima
d. Beban dibayar dimuka
e. Beban yang masih harus dibayar
f. Pemakaian bahan habis pakai
4. Jurnal penyesuaian perusahaan dagang dapat dikerjakan dengan menggunakan
pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan harga pokok penjualan. Pendekatan
ikhtisar laba rugi digunakan untuk penyesuaian persediaan barang dagang saja,
sedangkan pendekatan HPP untuk menyesuaikan Persediaan Barang Dagang,
Pembelian, Beban Angkut Pembelian, Retur Pembelian, dan Potongan Pembelian.
5. Kertas kerja/neraca lajur adalah suatu alat bantu untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan. Kertas kerja dalam pencatatan akuntansi tidak termasuk siklus
akuntansi. Oleh karena itu, bisa tidak dibuat oleh suatu perusahaan.
6. Komponen yang menyusun kertas kerja terdiri atas beberapa kolom, seperti
kertas kerja 10 kolom yang terdiri atas kolom neraca saldo, penyesuaian, neraca
saldo disesuaikan, laba rugi, dan neraca. Pada kolom laba rugi akan dicatat
perkiraan penjualan, pembelian, retur penjualan dan pembelian, potongan
penjualan dan pembelian, beban-beban. Kolom neraca memuat perkiraan harta,
utang, prive, dan modal.
7. Kertas kerja dapat digunakan untuk membuat konsep laporan keuangan, sehingga
diperoleh data apakah perusahaan laba atau rugi. Penyusunan kertas kerja dapat
menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan HPP.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 79


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

A. Uraian Materi
Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kita sudah memasuki
pembahasan materi di kegiatan pembelajarn 4, yang merupakan kegiatan
pembelajaran terakhir pada modul ini. Materi yang akan dibahas yaitu laporan
keuangan di perusahaan dagang. Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas laporan keuangan. Tetapi yang akan dibahas hanya 4 laporan keuangan
saja.

1. Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan ringkasan transaksi
keuangan suatu perusahaan pada satu periode yang terdiri atas Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Untuk
memudahkan penyusunan laporan dapat menggunakan data kertas kerja.
Tentunya Anda masih ingat kan?

a. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi menggambarkan jumlah pendapatan dan beban yang
terjadi selama satu periode. Pendapatan pokok di perusahaan dagang adalah
penjualan. Selain itu di perusahaan dagang terdapat istilah Harga Pokok
Penjualan (HPP). Untuk menghitung jumlah HPP dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
HPP = Persediaan barang dagang awal + pembelian + beban angkut
pembelian – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian) – Persediaan
barang dagang akhir

Dalam bentuk bagan sebagai berikut:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 80


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

Laporan laba rugi bisa dibuat dalam bentuk single step atau multiple step,
tentunya anda masih ingat dengan hal tersebut. Pada perusahaan dagang
secara umum Laporan laba rugi dibuat dalam bentuk multiple step. Contoh
susunan laporan laba rugi seperti di bawah ini:

1) Laporan Laba rugi dengan pendekatan Ikhtisar laba rugi

Gambar 7. Laporan Laba rugi Perusahaan dagang


Sumber: https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 81


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

2) Laporan Laba rugi yang disusun dengan pendekatan HPP

Gambar 8. Laporan Laba rugi Perusahaan dagang


Sumber: https://www.akuntansilengkap.com

Berdasarkan contoh laporan di atas dapat dijelaskan langkah menyusun


laporan laba rugi sebagai berikut:
1) Agar mudah penyusunan dan datanya benar sebaiknya data di ambil dari
kertas kerja/neraca lajur
2) Laporan laba rugi diambil dari kertas kerja kolom laba rugi
3) Penjualan bersih merupakan hasil selisih penjualan dikurangi retur
penjualan dan potongan penjualan
4) Harga pokok penjualan merupakan hasil perhitungan dari pembelian,
beban angkut pembelian, retur pembelian dan potongan pembelian. jika
kertas kerja menggunakan pendekatan HPP maka jumlah HPP sudah
tertera pada kertas kerja kolom laba rugi, jika kertas kerja menggunakan
pendekatan ikhtisar laba rugi maka akan dihitung sesuai dengan rumus
atau seperti bagan laporan harga pokok penjualan
5) Laba kotor/bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan HPP
6) Beban operasional adalah pengeluaran yang terkait kegiatan pokok
perusahaan dagang
7) Beban administrasi dan umum terkait pengeluaran di luar kegiatan pokok

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 82


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

b. Laporan Perubahan Ekuitas (Modal)


Laporan perubahan modal adalah laporan yang berisikan perubahan modal
pada saat tertentu. Laporan perubahan modal akan menggambarkan modal
awal, prive, laba/rugi dan modal akhir. Untuk jelasnya silahkan perhatikan
contoh di bawah ini

Gambar 9. Laporan Perubahan Modal


Sumber: https://solusiukm.com/
c. Laporan Neraca
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan yang terdiri
aktiva dan pasiva (kewajiban dan modal) pada saat tertentu. Jadi ada tiga
komponen penyusunan Laporan Neraca yaitu harta, kewajiban dan modal.
Data untuk menyusun Laporan Neraca di kertas kerja dapat dicatat dari kolom
neraca. Bentuk Laporan Neraca ada dua yaitu skontro (account form) dan
stafel (refort form). Perhatikan contoh laporan neraca bentuk skontro di
bawah ini!

Gambar 10. Laporan Neraca


Sumber: https://www.akuntansilengkap.com

d. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas (cash flow statement) memiliki pengertian sebagai laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 83


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.5 dan 4.5

kas suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi. Hal yang biasa
disajikan atau digambarkan dalam laporan keuangan arus kas (cash flow
statement) meliputi jumlah kas yang diterima, seperti pendapatan tunai dan
investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan,
seperti beban-beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan
pengambilan prive.

Gambar 11. Laporan Arus Kas suatu Perusahaan


Sumber: Buku siswa aktif dan kreatif belajar Ekonomi

Apakah Anda sudah paham? Semoga seluruh materi sudah dipahami. Untuk
meningkatkan pemahaman Anda silakan menyelesaikan tugas mandiri dan latihan
soal pada setiap kegiatan. Sebagai penutup pembelajaran modul ini, coba Anda
selesaikan evaluasi yang ada pada bagian akhir modul ini. Sukses selalu dan semoga
pengetahuan akuntansi perusahaan dagang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehar-hari.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 84


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

B. Rangkuman
1. Laporan keuangan merupakan keadaan yang mencerminkan ringkasan
transaksikeuangan suatu perusahaan.
2. Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas
(modal), neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
3. Laporan laba rugi menggambarkan keadaan jumlah pendapatan dan beban-
beban. Pada perusahaan dagang memerinci penjualan, potongan penjualan,
retur penjualan, pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian,
potongan pembelian, beban-beban operasional, beban adminitrasi dan
umum sertapendapatan diluar usaha pokok
4. Laporan laba rugi akan menggambarkan laba atau rugi yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode.
5. Laporan perubahan ekuitas (modal) menggambarkan perubahan modal
selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas (modal) memuat modal
awal, laba ataurugi, dan prive.
6. Neraca adalah daftar yang menggambarkan posisi keuangan pada saat
tertentu. Neraca memuat akun harta, hutang dan modal. Neraca akan
mencerminkan sumber daya perusahaan.
7. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu
periode akuntansi. Pada laporan ini akan dinformasikan lalu lintas kas yang
masuk dan keluar dari aktivitas transaksi yang terjadi diperusahaan.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 85
Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

JURNAL PENUTUP

A. Uraian Materi
1. Pengertian Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mentransfer saldo dari akun sementara (akun nominal) ke akun permanen. Pada
perusahaan dagang proses jurnal penutup pada dasarnya sama dengan perusahaan jasa,
hanya berbeda akun yang dibuatkan jurnal penutupnya. Jurnal penutup dibuat ketika
laporan keuangan selesai disusun. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap akun nominal
memiliki saldo 0 (nol) untuk memulai siklus akuntansi berikutnya.

2. Akun-akun yang Ditutup


Akun-akun perusahaan dagang yang ditutup pada akhir periode adalah sebagai berikut:
a. Penjualan
b. Retur Penjualan
c. Potongan Penjualan
d. Pembelian
e. Beban angkut pembelian
f. Retur Pembelian
g. Potongan Pembelian
h. Beban-beban
i. Laba/rugi perusahaan
j. Prive

3. Langkah-langkah Membuat Jurnal Penutup


Jurnal penutup dilakukan setiap akhir periode dan langkah-langkah untuk membuat
jurnal penutup sebagai berikut:
a. Menutup akun Pejualan, Retur Penjualan dan Potongan Penjualan
Penjualan yang bersaldo kredit kita akan debet dan sedangkan akun Retur Penjualan
dan Potongan Penjualan yang memiliki saldo debet akan di kredit. Selanjutnya selisih
dari Penjualan dan Retur penjualan dan potongan Pejualan yang disebut penjualan
bersih akan dikredit oleh akun ikhtsar laba rugi, jika di buat dalam jurnal seperti
terlihat di bawah ini:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31 Des Penjualan bersih Rp xxxx -
2019 Ikhtisar Laba rugi - Rp xxx
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31 Des Ikhtisar Laba rugi Rp xxxx -
2019 Retur Penjualan - Rp xxx
Potongan Penjualan - Rp xxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 86


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

b. Menutup akun Pembelian dan Beban Pembelian


Pembelian dan beban pembelian yang bersaldo debet kita kredit dan mendebet akun
Ikhtisar Laba/rugi, jika dibuat jurnal terlihat seperti di bawah ini:

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des Ikhtisar Laba/rugi Rp xxxx -
2019 Pembelian - Rp xxxx
Beban Angkut Pembelian - Rp xxxx

c. Menutup akun Retur pembelian dan potongan pembelian


Akun retur pembelian dan potongan pembelian yang bersaldo kredit akan didebet oleh
akun ikhtisar laba rugi. Jika dibuat jurnal akan terlihat seperti di bawah ini:

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des 2019 Retur Pembelian Rp xxxx -
Potongan Pembelian Rp xxxx -
Ikhtisar Laba rugi - Rp xxxx

d. Menutup akun beban operasional


Beban yang bersaldo debet kita kredit dan mendebet akun Ikhtisar Laba/rugi, jika dibuat
jurnal terlihat seperti di bawah ini

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des 2019 Ikhtisar Laba/rugi Rp xxxx -
Beban-beban - Rp xxxx

e. Menutup Akun Ikhtisar Laba/rugi


Meutup Akun Ikhtisar Laba/rugi dengan cara memindahkan saldonya ke akun modal
dengan penjelasan sebagai berikut:

Jika Ikhtisar Laba/rugi bersaldo debet maka kita akan mengkredit akun Ikhtisar
Laba/rugi dan mendebet akun modal, jika dibuatkan jurnal terlihat seperti di bawah ini

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des 2019 Modal Rp xxxx -
Ikhtisar Laba/rugi - Rp xxxx

Jika Ikhtisar Laba/rugi bersaldo kredit maka kita akan mendebet Ikhtisar Laba/rugi dan
mengkredit akun modal, jika dibuatkan jurnal terlihat seperti di bawah ini

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des 2019 Ikhtisar Laba/rugi Rp xxxx -
Modal - Rp xxxx

f. Menutup akun prive


Akun prive yang memiliki saldo debet akan dikredit dan mendebet akun modal, jika
dibuatkan jurnal terlihat seperti di bawah ini

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des 2019 Modal Rp xxxx -
Prive - Rp xxxx

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 87


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

Berdasarkan penjelasan di atas maka kita bisa menggabungkan jurnal penutup dalam
bagan jurnal penutup dibawah ini

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31 Des Penjualan Rp xxxx -
2019 Ikhtisar Laba rugi - Rp xxxx
Ikhtisar Laba rugi Rp xxxx -
Retur Pejualan - Rp xxxx
Potongan Penjualan - Rp xxxx
Ikhtisar Laba/rugi Rp xxxx -
Pembelian - Rp xxxx
Beban Angkut Pembelian - Rp xxxx
Retur Pembelian Rp xxxx -
Potongan Pembelian Rp xxxx -
Ikhtisar Laba/rugi - Rp xxxx
Ikhtisar Laba/rugi Rp xxxx -
Beban-beban - Rp xxxx
Pendapatan Rp xxxx -
Ikhtisar Laba/rugi - Rp xxxx
Modal Rp xxxx -
Prive - Rp xxxx
Ikhtisar Laba/rugi Rp xxxx -
Modal - Rp xxxx

4. Contoh Membuat Jurnal Penutup


Setelah anda memahami langkah langkah membuat jurnal penutup di atas, mari kita coba
membuat jurnal penutup dengan dengan menggunakan data laporan keuangan sebagai
berikut :
Toko MAJU TERUS
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2019

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 88


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

Perhatikan data keuangan di atas, untuk membuat jurnal penutup dapat lakukan dalam
satu format jurnal umum, untuk jurnal penutup Toko Maju Terus hasilnya sebagai
berikut:
(Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019 31 Penjualan 401 176.000.000,00 -
Des Ikhtisar Laba/rugi 411 - 176.000.000,00
Ikhtisar Laba/rugi 411 3.630.000,00 -
Retur Penjualan 402 - 2.500.000,00
Potongan Penjualan 403 - 1.130.000,00
31 Ikhtisar Laba/rugi 411 149.000.000,00 -
Pembelian 501 - 149.000.000,00
Retur Pembelian 502 2.500.000,00 -
Potongan Pembelian 503 750.000,00 -
Ikhtisar Laba/rugi 411 - 3.250.000,00
31 Ikhtisar Laba/rugi 411 6.000.000,00 -
Beban gaji bagian kantor 601 - 2.000.000,00
Beban gaji bagian toko 602 - 4.000.000,00
31 Ikhtisar Laba/rugi 411 20.620.000,00 -
Modal 301 - 20.620.000,00
Keterangan :
Saldo Ikhtisar Laba/rugi Rp20.620.000,00 diperoleh dari:
Jumlah Ikhtisar Laba/rugi (Debet ) Rp158.630.000,00
Jumah Ikhtisar Laba/rugi (Kredit) Rp179.250.000,00-

Saldo Ikhtisar laba rugi (kredit) Rp20.620.000,00

B. Rangkuman
1. Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk mengnolkan akun sementara
(nominal) pada perusahaan dagang, akun tersebut meliputi:
a. Penjualan
b. Retur Penjualan
c. Potongan Penjualan
d. Pembelian
e. Beban angkut pembelian
f. Retur Pembelian
g. Potongan Pembelian
h. Beban-beban
i. Laba/rugi perusahaan
j. Prive
2. Jurnal penutup pada perusahaan dagang dilakukan dengan cara :
a. Akun penjualan bersih yang bersaldo kredit didebet oleh pekiraan Ikhtisar
Laba/rugi
b. Akun Retur Penjualan bersaldo debet, dikredit oleh akun Ikhtisar Laba/rugi
c. Akun Pembelian dan Beban angkut pembelian yang bersaldo debet, dikredit oleh
akun Ikhtisar Laba/rugi
d. Akun Retur Pembelian yang bersaldo kredit , didebet oleh akun Ikhtisar
Laba/rugi
e. Perkiriaan Prive yang bersaldo debet dikredit oleh akun modal
f. Akun Ikhtisar Laba/rugi ditutup oleh akun modal

3. Pada perusahaan dagang jurnal penutup menggunakan format jurnal umum

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 89


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
BUKU BESAR dan NERACA SALDO SETELAH
PENUTUPAN

A. Uraian Materi
Selamat, Anda telah selesai melaksanakan Kegiatan Pembelajaran 1. Selanjutnya sesuai
dengan siklus akuntansi setelah membuat jurnal penutup kita akan melakukan posting ke
buku besar. Anda masih ingat cara posting dari jurnal ke buku besar? Untuk posting dari
jurnal penutup ke buku besar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Buku Besar Setelah Penutupan


Untuk proses posting setelah penutupan silahkan anda perhatikan penjelasan berikut
ini:

Contoh Jurnal Penutup Pendapatan


(Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31 Des 2019 Penjualan 401 176.000.000,00 -
Ikhtisar Laba/rugi 411 - 176.000.000,00

Berdasarkan Jurnal Penutup di atas ada dua buku besar yang harus dibuat yaitu buku
besar penjualan dan buku besar ikhtisar laba rugi. Baik silahkan perhatikan cara
memposting ke buku besar masing masing

Nama Akun : Penjualan No. 401 (Rp)


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Des 31 Saldo - - - 176.000.000,00
31 Jurnal JP 176.000.000,00 - - -
Penutup

Nama Akun : Ikhtisar Laba rugi 411


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2019
Des 31 Saldo
31 Jurnal JP - 176.000.000,00 - 176.000.000,00
Penutup

Perhatikan arah panah menunjukan proses posting dari Jurnal penutup ke buku besar.
Akun yang ada di jurnal penutup sebelah debet kita catat di dalam buku besarnya di

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 90


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

sebelah debet dan akun yang di jurnal penutup disebalah kredit kita catat di buku
besarnya sebelah kredit, kemudian untuk saldo dihitung selisih debet dan kredit.

Sampai disini apakah proses posting sudah dipahamai, kalau belum silahkan perhatikan
dan pelajari kembali posting dimateri sebelumnya. Selanjutnya kita akan melengkapi
buku besar berdasarkan data pada kegiatan pembelajaran 1, untuk memudahkan
pemahaman kita tampilkan kembali jurnal penutup Toko Maju Terus

Berikut Buku besar dari Toko Maju Terus setelah dilakukan jurnal penutup :

Nama Akun : Penjualan 401


Debet Saldo Kredit
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - - 176.000.000,00
31 Jurnal Penutup JP 176.000.000,00 - - -

Nama Akun : Retur Penjualan 402


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - 2.500.000,00 -
31 Jurnal Penutup JP - 2.500.000,00 - -

Nama Akun : Potongan Penjualan 403


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - 1.130.000,00 -
31 Jurnal Penutup JP - 1.130.000,00 - -

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 91


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

Nama Akun : Pembelian 501


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - 149.000.000,00 -
31 Jurnal Penutup JP - 149.000.000,00 - -

Nama Akun : Retur Pembelian 502


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - - 2.500.000,00
31 Jurnal Penutup JP 2.500.000,00 - - -

Nama Akun : Potongan Pembelian 503


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - - 750.000,00
31 Jurnal Penutup JP 750.000,00 - - -

Nama Akun : Beban Gaji bagian Kantor 601


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - 2.000.000,00 -
31 Jurnal Penutup JP - 2.000.000,00 - -

Nama Akun : Beban Gaji bagian Toko 602


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Saldo Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - 4.000.000,00 -
31 Jurnal Penutup JP - 4.000.000,00 - -

Nama Akun : Modal 301


Debet Saldo Kredit
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019
Des 31 Saldo V - - 125.000.000,00
31 Jurnal Penutup JP 20.620.000,00 - 145.620.000,00

Nama Akun : Ikhtisar laba rugi 411


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Debet Kredit
2019
Des 31 Jurnal Penutup JP - 176.000.000,00 - 176.000.000,00
31 Jurnal Penutup JP 3.630.000,00 - - 172.370.000,00
31 Jurnal Penutup JP 149.000.000,00 - - 23.370.000,00
31 Jurnal Penutup Jp - 3.250.000,00 - 26.620.000,00
31 Jurnal Penutup Jp 6.000.000,00 - - 20.620.000,00
31 Jurnal Penutup Jp 20.620.000,00 - - -

2. Neraca Saldo Setelah Penutupan


Sebelum membahasa neraca saldo setelah penutupan, silahkan anda perhatikan secara
saksama buku besar setelah penutupan di atas. Berdasarkan nilai saldo setiap akun yang
dibuatkan jurnal penutup secara keseluruhan di buku besarnya bersaldo nol. Hal ini

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 92


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

sesuai dengan penjelasan terkait dengan tujuan membuat jurnal penutup, coba silahkan
dibaca lagi. Selanjutnya setelah selesainya membuat buku besar setelah penutupan maka
kita akan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan
adalah daftar akun dan saldonya pada awal periode berikutnya sebagai dasar pencatatan
periode tersebut, tujuan dibuatnya neraca saldo setelah penutupan unutk memastikan
jumlah aktiva sama dengan pasiva (utang dan modal). Baik kita susun neraca saldo dari
Toko Maju Terus sebagai berikut :

Toko Maju Terus


Neraca Saldo Setelah Penutupan
Per 31 Desember 2019

(Rp)

No Akun Debet Kredit


101 Kas 43.120.000,00 -
102 Piutang dagang 49.500.000,00 -
103 Piutang wesel 19.500.000,00 -
104 Sewa dibayar di muka 30.000.000,00 -
105 Perlengkapan toko 5.000.000,00 -
106 Perlengkapan Kantor 4.000.000,00 -
107 Iklan dibayar di muka 3.000.000,00 -
121 Peralatan toko 50.000000,00 -
122 Peralatan Kantor 25.000.000,00 -
201 Utang dagang - 83.500.000,00
301 Modal - 145.620.000,00
Jumlah 229.120.000,00 229.120.000,00

Berdasarkan neraca saldo setelah penutupan di atas, akun yang ada pada neraca tersebut
hanya akun riil (harta, uang dan modal).

Bagaimana sampai disini ada yang masih belum dipahami, jika belum silahkan untuk baca
kembali dengan teliti dan jika ada teman atau saudara yang dianggap memiliki
pengetahuan tentang akuntansi silahkan berdiskusi.

B. Rangkuman
1. Buku besar setelah penutupan menggambarkan saldo-saldo dari setiap akun yang
dibuatkan jurnal penutup dengan saldo nol
2. Posting dari jurnal penutup ke buku besar dilakukan dengan cara yang di jurnal
penutup debet maka di buku besarnya debet, dan jika dijurnal penutupnya kredit di
buku besarnya kredit.
3. Setelah diposting ke buku besar akun sementara diperusahaan dagang saldonya nol,
4. Neraca saldo setelah penutupan memuat akun riil (harta, utang dan modal)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 93


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

JURNAL PEMBALIK

A. Uraian Materi
1. Pengertian dan Fungsi Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik adalah jurnal untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan
akun neraca. Jika tidak dibalik akan terjadi akun ganda. Dengan kata lain jurnal yang
memiliki istilah lain reverse entry ini yang dibuat pada awal periode akuntansi
berikutnya , untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun riil baru. Jurnal
ini merupakan jurnal yang sengaja dibuat untuk membalik beberapa jurnal penyesuaian
tertentu yang sudah disusun pada periode sebelumnya. Penyusunan jurnal ini dalam
proses atau siklus akuntansi adalah opsional, artinya kita boleh membuat jurnal pembalik
dan kita juga boleh tidak membuat jurnal pembalik. Adapun fungsi dibuatnya antara lain
untuk :
a. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru,
terutama yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian.
b. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. Jurnal
pembalik dapat memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang
jumlahnya banyak.
c. Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti
menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang dobel karena penyusunan ayat
jurnal penyesuaian.

2. Akun yang memerlukan Jurnal Pembalik


Tidak semua akun dalam jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal pembalik. Tanda
tanda suatu akun perlu dibuat jurnal pembalik salah satunya akun itu dibuatkan jurnal
penyesuaian , apabila suatu akun jurnal penyesuaian memunculkan akun riil yang baru
atau belum terlihat di neraca saldo. Beberapa akun jurnal penyesuaian yang
membutuhkan jurnal pembalik antara lain:

a. Beban yang dibayar di muka (jika tercatat sebagai beban)


Beban dibayar di muka adalah beban yang sudah dibayarkan namun belum dicatat
sebagai beban pada periode tersebut. Beban dibayar di muka ini biasanya terjadi jika
perusahaan membayar biaya transaksi dari pengeluaran perusahaan untuk periode
tertentu.
b. Beban yang masih harus dibayar
Beban yang masih harus dikeluarkan/dibayar oleh perusahaan pada akhir periode
akuntansi, sehingga beban tersebut masih akan berlanjut pada periode akuntansi
berikutnya.
c. Pendapatan yang diterima di muka (jika tercatat sebagai pendapatan)
Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan yang diterima oleh perusahaan pada
awal transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 94


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

d. Pendapatan yang masih akan diterima


Pendapatan yang masih akan diterima adalah pendapatan yang sudah terjadi namun
karena beberapa alasan belum diakui sebagai pendapatan perusahaan.

3. Cara membuat membuat jurnal pembalik


a. Beban Dibayar di Muka
Beban telah dibayar yang dicatat sebagai beban pada akhir periode akan ditutup
sehingga nilainya akan nol, oleh sebab itu pada awal periode berikutnya diperlukan
jurnal pembalik agar data beban mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Misalnya,
pada 1 Desember 2019 dibayarkan uang sewa Toko untuk 1 tahun sebesar
Rp2.400.000, dicatat pada jurnalnya adalah sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019
Des 1 Beban sewa toko 2.400.000,00 -
Kas - 2.400.000,00

Pada Tanggal 31 Desember 2019 dibuat jurnal penyesuaian

Beban sewa yang digunakan 1/12 x 2.400.000,00 = 200.000,00


Maka jurnal penyesuaiannya :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019
Des 31 Sewa dibayar dimuka 2.200.000,00 -
Beban Sewa Toko - 2.200.000,00

Pada awal periode berikutnya dibuatkan jurnal pembalik sebagai berikut:


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2020
Jan 1 Beban sewa Toko 2.200.000,00 -
Sewa dibayar dimuka - 2.200.000,00

Catatan : Beban dibayar dimuka yang dicatat sebagai harta tidak perlu dibuat jurnal
pembalik karena nilainya tidak nol

b. Beban yang masih harus dibayar


Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban perusahaan yang terbawa
pada periode berikutnya. Contoh Akun Utang Gaji bagianToko .
Misalkan Perusahaan membayar gaji setiap bulannya pada tanggal 25, dan pada 31
Desember 2018 diketahui beban gaji bagian toko yang belum dibayar sebesar Rp
2.500.000, maka jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019
Des 31 Beban Gaji bagian Toko 2.500.000,00 -
Utang gaji bagian Toko - 2.500.000,00

Pada tanggal 1 Januari 2020 dibuat jurnal pembalik sebagai berikut :


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2020
Jan 1 Utang gaji bagian Toko 2.500.000,00 -
Beban Gaji bagian toko - 2.500.000,00

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 95


Modul Ekonomi Kelas XII_KD 3.6 dan 4.6

c. Pendapatan diterima dimuka


Pendapatan sewa yang belum direalisasikan akan dicatat sebagai pendapatan. Di sini
Jurnal pembalik dibuat untuk menjadikan pendapatan sebagai komisi diterima
dimuka. Misalnya, pada 1 September 2019 Toko telah menerima pendapatan komisi
sebesar Rp2.400.000 untuk 6 bulan. Jurnal yang dibuat saat transaksi adalah sebagai
berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


2019
Sep 1 Kas 2.400.000,00 -
Pendapatan komisi - 2.400.000,00

Pada Tanggal 31 Desember 2019 jumlah pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan = 4/6 x 2.400.000 = 1.600.000

Maka jurnal penyesuaian


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2019
Des 31 Pendapatan Komisi 800.000,00 -
Komisi dibayar dimuka - 800.000,00

Pada awal periode berikutnya akan dibuat jurnal pembalik


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2020
Jan 1 Komisi dibayar dimuka 800.000,00 -
Pendapatan Komisi - 800.000,00

d. Pendapatan yang masih harus diterima


Pendapatan yang masih harus diterima merupakan tagihan dalam akun piutang
dan pendapatan. Pada akhir periode akun piutang tersebut akan terbawa ke
periode berikutnya, sedangkan akun akan ditutup sehingga saldonya nol. Oleh
karena itu untuk menghilangkan akun piutang dan memunculkan kembali
periraan pendapatan diperlukan jurnal pembalik.
Contoh:
Pada akhir periode diketahui perusahaan memiliki pendapatan bunga yang
masih harus diterima dari simpanan di bank Rp 2.500.000 yang akan diterima 3
Januari 2020, jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


2019 Piutang Bunga 2.500.000,00 -
Des 31 Pendapatan bunga - 2.500.000,00

Pada awal periode berikutnya jurnal pembalik sebagai berikut:


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2020 Pendapatan bunga 2.500.000,00 -
Jan 1 Piutang Bunga - 2.500.000,00

Pada Tanggal 3 Januari 2020, saat menerima pembayaran akan dicatat


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2020 Kas 2.500.000,00 -
Jan 3 Pendapatan bunga - 2.500.000,00

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 96


Modul Ekonomi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1

B. Rangkuman
1. Di perusahaan dagang Jurnal Pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode
akuntansi terhadap akun yang dibuatkan jurnal penyesuaian atau akun yang akaun
riilnya baru
2. Tujuan dibuatnya jurnal pembalik adalah untuk mengembalikan akun yang di nol
kansementara tidak ada akun riil untuk akun tersebut
3. Fungsi jurnal pembalik adalah Mempermudah pencatatan transaksi pada awal
periode akuntansi yang baru,menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode
akuntansi berikutnya dan meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin
bisa terjadi,
4. Akun yang memerlukan jurnal pembalik yaitu beban yang dibayar di muka (jika
tercatat sebagai beban), beban yang masih harus dibayar, Pendapatan yang
diterima di muka (jika tercatat sebagai pendapatan), Pendapatan yang masih akan
diterima dan akun lain yang tidak ada akun riilnya.
5. Cara membuat jurnal pembalik yaitu mengembalikan dari hasil jurnal penyesuaian
kekondisi sebelum dibuatkan jurnal penyesuaian.

@2020,Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIMEN 97

Anda mungkin juga menyukai