BUPATI WONOGIRI
PROVINSI JAWA TENGAH
TENTANG
BUPATI WONOGIRI,
Menimbang a. bahwa dalam rangka mewujudkan
penanganan perkara hukum di lmgkungan Pemerin
Kabupaten Wonogiri, perlu pedoman
perkara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peratur n
Bupati tentang Pedoman Penanganan Perkara Hukum
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri;
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupatl ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Wonogiri.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupatl sebagai unsur
pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerin an
yang menjadi kewenangan Daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Wonogiri.
4. Organisasi Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat OPD ad ah
organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggungja ab
kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di Daer~
5. Bagian Hukum adalah Bagian Hukum Sekretariat Daerah KabupJten
Wonogirl.
6. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Calon fNS
dan PNS Pemerintah Daerah.
7. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disin at
PPPK adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat terte
yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu terte
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
8. Perkara Hukum adalah masalah hukum yang dfsetesatkan melalul liti asi
dan/ atau non litigasi.
9. Litigasi adalah penyelesaian permasalahan hukum yang ditangani an
diselesaikan melalui lembaga peradilan.
10. Non Litigasi adalah penyelesaian permasalahan hukum yang ditan ani
dan diselesaikan di luar lembaga peradilan.
-5-
BAB II
PERKARAHUKUM
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Penanganan Perkara Hukum di lingkungan Pemerintah
dilaksanakan oleh Bagian Hukum.
(2) Bagian Hukum dalam menangani Perkara Hukum sebagaimana dim
pada ayat (1) berkoordinasi dengan Biro Hukum Sekretariat Da rah
Provinsi Jawa Tengah, OPD terkait, dan Biro Hukum Kementerian D am
Negeri.
Pasal 3
Perkara Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, meliputl:
a. Litigasi; dan
b. Non Litigasi.
Bagian Kedua
Litigasi
Pasal 4
Perkara Litigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, terdiri atas:
a. uji materiil Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati;
b. perkara perdata;
c. perkara pidana:
d. perkara tata usaha negara; dan
e. perkara di Sadan Peradilan lainnya.
Pasal 5
( 1) Penanganan uji materiil Peraturan Daerah dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, ah
Agung.
(2) Penanganan perkara perdata sebagaimana dimaksud dalam Pa 4
huruf b, dilakukan di tingkat:
a. Pengadilan N egeri;
-6-
Paragraf Kesatu
Penanganan Uji Materiil Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati
Pasal 6
Bagian Hukum dalam penanganan uji permohonan hak uji materiil Perat ran
Daerah dan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 aya (1),
antara lain melakukan kegiatan:
a. kajian/telaah dan pertimbangan hukum terhadap objek permohonan;
b. penyiapan surat kuasa; dan
c. penyiapan jawaban dan bukti.
Paragraf Kedua
Penanganan Perkara Perdata
Pasal 7
Perkara perdata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, merup an
perkara perdata yang dilakukan oleh:
a. Bupati dan/atau Wakil Bupati;
b. CPNS dart/ atau PNS di lingkungan Pemerintah Daerah; dan
-7-
c. PPPK.
Pasal 8
Bagian Hukum dalam penanganan perkara perdata sebagaimana dim1sud
dalam Pasal 5 ayat (2), melakukan:
a. telaah terhadap objek gugatan;
b. penyiapan surat kuasa, penyiapan jawaban, duplik, alat bukti dan s ksi,
kesimpulan, memori banding/kontra memori banding, on
kasasi/kontra memori kasasi, dan memori peninjauan kembali/ko
rnemori peninjauan kembali; I
c. menghadiri sidang di Pengadilan Negeri;
d. menyampaikan memori banding/kontra memori banding kepada Penga~ilan
Tinggi melalui Pengadilan Tingkat Pertama; dan •
e. menyampaikan memori kasasi/kontra memori kasasi, memori peninj an
kembali/kontra memori peninjauan kembali kepada Mahkamah A ng
melalui Pengadilan Tingkat Pertama.
Paragraf Ketiga
Penanganan Perkara Pidana
Pasal 9
Perkara pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, merupj an
perkara pidana yang dilakukan:
a. Bupati dan/ atau Wakil Bupati;
b. CPNS darr/atau PNS di lingkungan Pemerintah Daerah; dan
c. PPPK.
Pasal 10
( 1) Bagian Hukum dalam penanganan perkara pidana sebagaimana dirnakjsud
dalam Pasal 5 ayat (3), melakukan pendampingan dalam prfses
penyelidikan dan penyidikan.
(2) Pendampingan sebagaimana dlmaksud pada ayat (1), rnemberikan
pemahaman hukum antara lain: I
a. mengenai hak dan kewajiban saksi dalam setiap tahapan pemerikjn;
b. ketentuan hukum acara pidana; I
c. rnengenai materi delik pidana yang disangkakan; dan
d. hal-hal lain yang dianggap perlu terkait dengan perkara yang dihadaii.
-8-
Paragraf Keempat
Penanganan Perkara Tata Usaha Negara
Pasal 11
Perkara tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bun.if d,
berkaitan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 12
Bagian Hukum dalam penanganan perkara tata usaha negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4), melakukan:
a. kajian/telaah terhadap objek gugatan;
b. menghadiri sidang di Pengadilan Tata Usaha Negara;
c. menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa, jawaban, duplik,
saksi, kesimpulan;
d. menyatakan dan mengajukan banding, menyampaikan
banding/ kontra memori banding; dan I
Paragraf Kelima
Penanganan Perkara Di Badan Peradilan Lainnya
Pasal 13
Bagian Hukum dalam penanganan perkara Badan Peradilan l~nya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (5), melakukan:
a. kajian/telaah terhadap objek gugatan;
b. penyiapan dokumen dan data;
c. penyiapan surat kuasa; dan
d. sidang yang meliputi proses jawab jinawab dan pembuktian.
Bagian Ketiga
Non Litigasi
Pasal 14
Perkara Non Litigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, te diri
atas:
-9-
a. pengaduan hukum;
b. konsultasi hukum: dan
c. penanganan unjuk rasa
Pasal 15
(1) Pengaduan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 hu
merupakan masalah yang disampaikan oleh masyarakat untuk difasi
oleh Bagian Hukum.
(2) Konsultasi hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 hur b
merupakan permohonan masukan dan saran yang disampaikan leh
masyarakat untuk difasilitasi oleh Bagian Hukum.
(3) Penanganan unjuk rasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 hu
merupakan bentuk penjelasan Bagian Hukum kepada pengunjuk rasa.
(4) Penanganan Non Litigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) s
dengan ayat (3), dapat dilaksanakan secara sendiri atau bersama-s a
dengan Unit Kerja Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsl J
Tengah dan OPD terkait.
Paragraf Kesatu
Penanganan Pengaduan Hukum
Pasal 16
Penanganan pengaduan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
huruf a, meliputi:
a. mempelajari dan memberikan kajian pertimbangan hukum mengenai o jek
pengaduan hukum;
b. menyiapkan jawaban terkait pengaduan hukum;
c. mengirimkan surat berupa pemberitahuan atau teguran kepada OPD ter ait
yang berisi perintah untuk memfasilitasi atau menyelesaikan permasal an
dengan tembusannya kepada pihak-pihak yang bersangkuta.n.
Paragraf Kedua
Penanganan Konsultasi Hukum
Pasal 17
Penanganan konsultasi hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
huruf b kepada Pemerintah Daerah, dilakukan oleh Bagian Hukum.
-10-
Pasal 18
Bagian Hukum dalam menangani konsultasi hukum sebagai.manadim ud
dalam Pasal 17 berkoordinasi dengan OPDterkait.
Paragraf Ketiga
Perianganan Unjuk Rasa
Pasal 19
Penanganan unjuk rasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf di
Pemerintah Daerah, dilakukan oleh OPD yang tugas dan fungsinya ter ait
dengan permasalahan hukum yang disampaikan oleh pengunjuk rasa an
dibantu oleh Bagian Hukum.
Pasal 20
Penanganan unjuk rasa di Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud d
Pasal 19, melipu ti:
a. menerima pengunjuk rasa dan mendengarkan aspirasi terkait tuntutan y g
diharapkan;
b. menerima perwakilan koordinator unjuk rasa untuk menyampailf8-n
tuntutan dengan melaksanakan pertemuan; I
c. memberitahukan kepada yang bersangkutan bahwa tuntutan harus
disampaikan secara tertulis kepada Bupati yang berisi sekurang-kuran~ya
mengenai uraian singkat pokok masalah hukum dengan melampirkan clli.ta
terkait; I,
d. melaksanakan kajian/telaah dan pertimbangan hukum mengenai tuntutan;
e. menyiapkan jawaban dalam penyelesaian tuntutan yang diharapkan.
BABIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 21
(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksan an
penanganan Perkara Hukum di lingkungan Pemerintah Daerah.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah.
-11-
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk bimbi an
teknis, semiloka, penyuluhan, rapat koordtnasi dan penyebaran info;si
hukum dan peraturan perundang-undangan.
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan d
bentuk advokasi, monitoring, pemantauan penanganan perkara an
pemantauan persidangan.
BAB IV
PELAPORAN
Pasal 22
(1) Pelaporan penanganan Perkara Hukum di lingkungan Pemerintah Da
disampaikan kepada Bupati.
(2) Pelaporan penanganan Perkara Hukum sebagaimana dimaksud p da
ayat ( 1) disampaikan pada setiap Bulan April, Bulan Agustus, dan B
Desember.
BABV
PENDANAAN
Pasal 23
Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan penanganan Perkara Huku di
lingkungan Pemerintah Daerah dibebankan pada:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
b. Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.
BAB VI
KETENTUAN
LAIN-LAIN
Pasal 24
Selain Bagian Hukum, Jaksa Pengacara Negara dapat melakukan penang an
perkara perdata dan tata usaha negara.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
-12-
Ditetapkan di Wonogiri
pada tanggal 9 April 2021
BUPATI WONOGIRI,
ttd.
JOKO SUTOPO
Diundangkan di wonogtri
pada tanggal 9 April 2021
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WONOGIRI,
ttd.
HARYONO