Anda di halaman 1dari 24

1

Assalamualaikum - Selamat Pagi!


Saya : Dr. Ir. Mochamad Zaed Yuliadi, M.Sc
1. Universitas Muhammadiyah Surabaya
2, Kampuh Indonesia (Laboratorium Uji Bahan)
Sharing :

Petunjuk Praktis
Pengelasan Lambung Kapal
Aluminium 5083
Daftar isi
I. Pendahuluan
II. Material Al 5083
III. Pengelasan Al 5083
IV. Petunjuk Praktis
V. Kesimpulan
4
I. Pendahuluan

Image perusahaan dapat Khususnya konstruksi


diukur dari kualitas produk kapal Alumunium, sifat
yang dihasilkan. mekanik maupun fisiknya
berbeda dengan pelat baja.
Kualitas produk kapal
dapat diukur dari jumlah Pengelasan pelat
cacat las (welding defect aluminium relatif lebih sulit
rate) dbandingkan dengan
pengelasan pelat baja.
Pengelasan memegang
peran yang sangat penting
dalam pembangunan
konstruksi kapal
5
I. Pendahuluan

Prosedur pengelasan Ada dua aspek yang


harus diikuti membuat pengelasan
Prosedur perlakuan aluminium berbeda dari
(treatment) juga harus pengelasan baja :
dipatuhi a.l.: :peralatan,
lingkungan, penyimpanan § Penyimpanan pelat
materilal sd persiapan aluminium sangat
pengelasannya. penting untuk
menghindari oksidasi
6
I. Pendahuluan

§ Perhatian ekstra harus


dilakukan untuk
menghindari hembusan
angin di area pengelasan Diperlukan perubahan mindset
(pada umumnya bekerja pada material
lingkungan kerja Aluminium khususnya
pembangunan kapal) pengelasan
II. Material Aluminium
1. Alloy systems (Sistim Paduan)
a. Non heat treatable alloys
(Tidak dapat diperlakukan dengan pemanasan)
b. Heat treatable alloys
(Dapat diperlakukan dengan pemanasan)
2. Physical Properties (Sifat-sifat fisik)
3. Chemical Composition (Komposisi kimia)
4. Mechanical Properties (Sifat-sifat mekanik)
II. Material Aluminium
1. Alloy system
Wrought alloys and their designations
International notation wrought alloys based on the American system of
notation, which it was developed in the 1950s.
This system uses the designation, which consist of four digits. The numbers
on the spot "X" is used for the units within the series alloys.
1xxx - Technically pure aluminum with controlled chemical composition.
2xxx - main alloying element is copper, although other elements, such as
magnesium, They may also be present. Widely used in aircraft, due to their
high strength (yield strength up to 455 MPa).
3xxx - Manganese, It is the main alloying element. Used as a general
purpose alloy construction and a variety of consumer products, including
aluminum cans for soft drinks and beer.
II. Material Aluminium
4xxx - main alloying element is silicon. Used in welding rods and wires, as well as
sheets for brazing.

5xxx - main alloying element is magnesium. It is used in ship hulls, ladders and
other products, are exposed to the marine atmosphere.

6XXX - The main alloying elements are magnesium and silicon. Usually used for
building profiles and automotive parts. examples

7xxx - main alloying element is zinc, although other elements, such as copper,
magnesium,, chromium, and zirconium, They may also be present. Used in load-
bearing elements of the aircraft and other high structures and products. This
series is the strongest aluminum alloys with a tensile strength of more than 500
Mpa

8xxx - Various main alloying elements. 8xxx series alloys may contain appreciable
quantities of tin, lithium and / or iron.
9xxx: Reserved for future use.
II. Material Aluminium
a. Non heat treatable alloys
(Tidak dapat diperlakukan dengan pemanasan)

Definisi non heat-treatable alloys adalah material Al tersebut tidak


dapat ditngkatkan kekuatannya melalui perlakuan panas.
Non-heat-treatable alloys adalah kelompok yg sifat-sifat mekaniknya
ditentukan oleh pekerjaan dingin (cold working) misalnya dengan
pekerjaan pengerolan setelah proses annealing.
Sifat mekanik yang dihasilkan oleh pekerjaan dingin akan menurun
oleh pekerjaan panas dan tidak dapat dikembalikan ke sifatnya
semula kecuali dengan pekerjaan dingin lagi.
Kelompok Al paduan yg Non-heat-treable adalah: 1000, 3000, 4000,
& 5000
II. Material Aluminium
b. Heat-treatable alloys
Paduan yang dapat diperlakukan dng panas
Heat-treatable alloys adalah kelompok Al paduan yang sifat
mekaniknya dapat diperbaiki dengan perlakuan panas.
Kekuatan dapat ditingkatkan, namun keuletannya akan menurun.
Sifat mekaniknya dapat dikembalikan ke semula dengan perlakuan
panas
II. Material Aluminium
2. Physical Properties (Sifat-sifat fisik)

Berat Jenis = 2,7 gr/cm3 (1/3X dari berat jenis baja =7,85 gr/cm3 )
Titik lebur Al murni (Al) = 660°C ( Aluminium Oksida / Al2 O3) =  2,072 °C
Koef mulur panas = 23,8 x 10-6 /°C ( 2X dari baja = 11,7 x 10-6 /°C )
Penghantar Panas = 244 W/mK (5X dari baja = 54 W/mK)

3. Chemical Compostion (Komposisi Kimia)


Komposisi Kimia Pelat Kapal Al 5083 (BKI 2021 - Part 1 Vol 5 sect.10-A)
Material Aluminium
4. Mechanical Properties (Sifat-sifat mekanik)
Sifat mekanik Pelat Kapal Al 5083 (BKI 2021 - Part 1 Vol 5 sect.10-A )

Sifat mekanik Pelat Kapal Grade A (BKI 2021 - Part 1 Vol 5 sect.4-B)
14
III. Pengelasan Pelat Lambung Kapal Al5083

Pada umumnya pemilhan proses :


1). Metal Inert Gas (MIG) / 131
2) Tungsten Inert Gas (TIG) / 141
15
III. Pengelasan Pelat Lambung Kapal Al5083
Pemilihan Logam las:
Al 5083 dapat menggunakan 3 logam las : filler 5356, 5183, atau 5556

Filler 5356 sering digunakan pada paduan Al 5083 namun dengan kekuatan yang sedikit
lebih rendah dari kekuatan tarik minimum (240MPa).

Filler 5183 dan 5556 pada umumnya memenuhi persyaratan kekuatan tarik pada Al
5083.

Filler 5556, dengan sifat mekanik yang sedikit lebih tinggi daripada 5183, akan
memenuhi persyaratan minimum untuk Al 5083. (285MPa)

Rekomendasi :
Untuk pengelasan lambung kapal Al 5083 direkomendasikan menggunakan filler 5183
16
III. Pengelasan Pelat Lambung Kapal Al5083

Welding Procedure Specification (WPS)


17
IV Petunjuk Praktis
Kebersihan adalah faktor utama yang sangat penting
Pengelasan Aluminium yang kotor adalah langkah awal yang sangat salah.
Seorang pakar solusi pengelasan, ketika ditanya “apa faktor terpenting untuk las
aluminium yang sukses”, jawabannya adalah "bersih, bersih, bersih, bersih ...
dan bersih."
Pengelasan material aluminium memiliki tantangan tersendiri yang sangat
berbeda dan lebih sulit dari pengelasan material baja– khususnya oksidasi yang
mana Aluminium sangat sensitif bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan
aluminium oksida (Al2O3).
18
IV Petunjuk Praktis
Aluminium memiliki potensi yang lebih besar dari baja dengan permasalahan :
- Kurangnya lebur (lack of fusion) karena lapisan oksida yang keras
- Kurangnya penetrasi karena konduktivitas termal yang tinggi,
- Kelarutan hidrogen yang tinggi dalam aluminium cair menyebabkan porositas.
Untuk meminimasi resiko-resiko cacat las tsb di atas maka
- Kelembaban dan hidrokarbon harus dihilangkan,
- Lapisan oksida harus dbersihkan.

Aluminium Oksida / Al2 O3 =  2,072 °C


Titik lebur Al murni (Al) = 660°C
19
IV Petunjuk Praktis
- a). Penyimpanan dan Penanganan Pelat dan Filler Aluminium

- Oksida pada pelat dan logam pengisi dapat menyebabkan sejumlah masalah,
termasuk busur yang tidak stabil, jelaga, dan pengumpanan yang buruk.

- Hal-hal yang harus dilakukan adalah:


- - :Simpan pelat dan logam pengisi las di tempat yang kering dengan fluktuasi
- suhu minimum (untuk meminimalkan pengembunan).
- -.Simpan potongan aluminium secara vertikal untuk meminimalkan kondensasi
- dan penyerapan kontaminasi air antar lapisan.
- - Jaga agar logam pengisi selalu tertutup sebelum pengelasan.
- Filler TIG dalam pak dan penutup rol kawat MIG.
20
IV Petunjuk Praktis
- b). Persiapan sambungan las (edge welding joint preparation)
-
- - Jangan gunakan pemotongan gas oxy-fuel, pemotongan busur karbon atau
proses gouging, atau nyala api oxy-fuel untuk pemanasan awal. Proses ini
merusak area yang terkena panas dan mendorong pertumbuhan dan hidrasi
lapisan oksida yang ada di permukaan.

- - Gunakan pemotongan dengan busur plasma untuk mencegah masuknya


hidrogen dan uap air ke lapisan oksida.

- - Jika memungkinkan, untuk membersihkan sambungan sebelum pengelasan


gunakan pelarut, diikuti dengan membersihkan sejkaligus mengeringkan
sambungan las dengan kain tipis (ini lebih disukai karena berpori dan akan
menyerap lebih banyak minyak/kelembaban).
21
IV Petunjuk Praktis
- b). Persiapan sambungan las (edge welding joint preparation)
-
- - Bersihkan permukaan dengan sikat kawat stainless steel

- - Gunakan batu gerinda khusus Aluminium

Batu gerinda potong Sikat kawat Stainless Steel


Batu gerinda Aluminium
Aluminium

c). Selama pekerjaan pengelasan harus sesuai dengan Approved WPS


22
IV Petunjuk Praktis
- c). Gunakan mesin las DC untuk MIG/131 dengan polaritas DC+/ DCRP,
sedangkan TIG/141 cukup dengan AC hal tersebut dapat membersihkan lapisan
aluminium oksida (cleaning effect)

- d). Gunakan mesin las dengan tipe pendinginan air (water cooled) pada lambung
kapal.

- e). Selama pekerjaan pengelasan harus sesuai dengan Approved WPS


-
23
V Kesimpulan
• Pengelasan lambung kapal Aluminium 5083 lebih sulit dari pengelasan lambung
kapal pelat baja
• Penyimpanan material dan logam las pengisi harus diruangan atau tempat yang
bersih dan kering
• Mesin las MIG/131 DC dengan polaritas DC+ dan TIG/141 – AC
• Logam las pengisi rekomendasi dengan spesifikasi Al 5183
• Mindset BERSIH, BERSIH, BERSIH dan BERSIH
24

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai