Tujuan dari studi adalah untuk estimasi parameter. Sumber jawaban: materi pak Iwan “Session
13b_sampel untuk estimasi parameter”
Opsi yang b, proporsi remaja putri yang anemia, bisa di mana aja. Jalan bisa, rumah tangga bisa
Yang di luar kendali, berarti dari pustaka, a dan b. yang dibutuhkan adalah yang a.
Uji Z ONE TAILED, karena survey besar. Ada acuan. Berarti ada referensi. Dianggap sebagai
parameter
Koefesien determinan = Koefesien r kuadrat = R2 = 0.364 = 36.4%
Tidak dapat dihitung, karena desain studi adalah potong lintang. Kecuali kohort. Sumber: prof
Sabarinah “Analisa Regresi Logistik”
Skala numerik, diubah ke skala kategorik
Mentoring 1
1. Hipotesis one tailed, condong ke arah satu “sisi. Jadi, dalam membuat hipotesis,
perhatikan kata – kata yang digunakan. Dimulai dari pertanyaan penelitian, lalu
hipotesis penelitian, baru hipotesis statistic.
Dalam regresi linear, Ha adalah linier. Ho adalah tidak ada perbedaan (bukan tidak
linier). Linear = lurus. Pengujian regresi linier, diujinya garis lurus atau tidak. Linier di
pengujiannya, bukan di hipotesa
Dalam regresi linier, pola scatter plot ada 3. Linier (positif dan negative), non linier
(hiperbola dan parabola), tidak berpola
2. Hipotesis alternatif. Hati – hati dengan bentuk kalimat hipotesis dan pembacaan table
2x2. Misal, pembacaan table 2x2, proporsi pada kelompok X lebih besar dari kelompok
Y. Terkadang, bentuk kalimat suka membuat tertukar
3. a) Dalam membuat Ha, lihat pertanyaan penelitian bentuknya one tailed or two tailed
b) Independent T test, perbedaan mean antara kedua kelompok. Bukan lebih dari dua.
Diukur hanya satu kali, bukan dua kali. Bisa sebelum intervensi atau sesudah intervensi.
Antara dua variable, yang skala kategorik dan skala numerik. Skala numerik, skor yang
dinilai. Skala kategorik, kedua grup, grup intervensi dan grup control. Ingat, independen
T test, distribusi data harus normal. Apabila distribusi data tidak normal, uji mann
whitney.
c) α = alfa = kesalahan tipe 1 = significance level. Kesalahan tipe 1, menyatakan di
populasi ada perbedaan. Padahal, di populasi tidak ada perbedaan.
The King =
Alfa adalah robot di film power ranger. Di kehidupan nyata, Alfa tidak ada. Namun, anak
kecil beranggapan Alfa ini ada, padahal tidak ada. Beranggapan ada perbedaan di
sampel, padahal di populasi tidak ada.
Nilai p > Alfa, Ho GAGAL ditolak. Alfa ditentukan oleh tim peneliti. Bisa 1%, 5%, atau
10%. Apabila di soal ujian tidak ada keterangan angka Alfa, anggap Alfa 5%
4. Apabila ada soal multivariate, dan ditnyakan uji statistic apa, ingat! Sebelum
multivariate, bivariate dulu
a. Numerik – Kategorik (2 kelompok), independent T test, apabila distribusi tidak
normal, uji mann whitney. Apabila skala numerik mau jadi kategorik juga, agar
chi square, artinya power/kekuatannya diturunkan
b. Numerik – Kategorik (> 2 kelompok), one way Anova. Apabila distribusi tidak
normal, kruskall willis. Kalau mau paksa pakai independent test bisa, namun bisa
menyebabkan inflasi alfa atau peningkatan nilai alfa. Jadi, jangan dipaksa
c. Kategorik – kategorik, chi square. Apabila distribusi tidak normal, fisher test
d. numerik – numerik, uji korelasi pearson. Apabila distirbusi tidak normal, uji
korelasi spearman. Namun, bisa juga regresi linear. Tujuan regresi linear bukan
hanya asosiasi, namun memprediksi Y dari X. Kalau mau regresi linear, harus
dipastikan bahwa Y pasti didahului oleh X. karena, bukan asosiasi saja.
Apabila distribusi data tidak normal, bisa diturunkan jadi skala ordinal
Yang dimaksud two way, data berkelompok dari variable independen. Rata – berat bayi,
dari pendidikan ibu dan gaji ayah. Satu skala numerik dan dua skala kategorik
Melihat one way dan two way anova, dilihat dari jumlah variable-nya
Contoh 1: Seorang dokter ingin tahu perbedaan TD antara pasien yang diberi ACEi dan
CCB. TD pasien diukur sebelum dan sesudah
Contoh 2: Seorang dokter ingin membandingkan frekuensi nadi pasien yang diberi
salbutamol, teofilin, dan ipraproium bromide. Frekuensi nadi diukur pada kelompok pria
dan wanita.
multiple anova
Contoh 3: Seorang dokter ingin membandingkan frekuensi nadi dari tiga obat. BB,
Diltiazem, dan verapamil. Dibagi menjadi kelompok pria dan wanita
13. ANOVA, tidak ditekankan one tailed or two tailed. Cukup ada beda atau tidak ada beda.
Kalau mau tahu ada perebedaan, post hoc
14. Pada anova hitung mean square. Pada anova, nama ujinya adalah uji F. Kalau manual,
baca di table F.
Df numerator dan df denominator dicocokan dengan nilai alfa. Kita akan mendapatkan nilai F.
lalu, dapat nilai P. tidak bisa dapat pas angka berapa, karena manual
15. Pada soal Anova, baca. Yang ditnyakan berapa kelompok atau berapa subjek
Kelompok = df numerator + 1
Subjek =
16. Pada anova, untuk melihat ada perbedaan. Nilai p. kelanjutan dari anova, biasanya post
hoc. Lihat juga, nilai p di bawah alfa.
Barat tengah = 0.011. ada dua, barat tengah, tengah barat, karena dibolak – balik
pengukuran
17. Beda rata – rata adalah tujuan penelitian/tujuan hipotesis adalah fokus dari anova,
karean tidak lihat one tailed atau two tailed
Regresi linier, y = a + b x
Y = variable dependen
X = variable independen
a = intersep, y = a, apabila variable independen adalah 0
b = slope, nilai Y akan bertambah mengikuti nilai slope, setiap pertambahan variable
independen
Pada soal, yang ditanyakan adalah arti dari 113.98. Berarti, cara membaca slope. Berarti, setiap
kenaikan 1 kg BB ibu, berarti berat bayi bertambah 113.98 gram.
Umur ibu = - 2.48, berarti setiap kenaikan 1 tahun umur ibu, BB lahir turun 2.48 gram
Rokok = - 411.67, berarti ibu yang terpapar rokok, BB bayi lahir lebih rendah 411.67 gram
dibandingkan tidak merokok. Apabila membaca yang skala kategorik, lebih rendah dan lebih
tinggi interpretasi-nya. Yang diinterpretasikan juga adalah yang kodingnya lebih tinggi
Y=a+bX
22. ingat! Regresi linier, dapat memperikiraan atau memprediksi nilai Y yang didapat dari nilai X
Regresi linier Cox, biasa pada survival. Variable dependen adalah waktu
Hati – hati. Chi square ada dua macam, Chi square kontinuitas dan chi square pearson
35. menentukan besar sampel, tergantung tujuan penelitian. Uji hipotesis dan estimasi
36. lihat ppt. untuk estimasi proporsi, wajib mengetahui prevalensi dari penelitian sebelumnya.
Opsi D. “Ingin mengetahui proporsi kejadian diare di kota A”. Pada estimasi proporsi, tidak ada
variable independen dan variable dependen. Pahami P1 dan P2.
37. besar sampel mempengaruhi tingkat kepercayaan. Apabila tingkat kepercayaan diturunkan,
besar sampel juga berkurang
38. lihat ppt
Mentoring 2
1. lihat ppt
2. lihat ppt
3. lihat ppt
Parabolic = U = Quadratic
Naik, turun, naik., seperti gelombang, Cubic
Linear: Y = a + b X