z = f(x,y)
1. f ( x , y )=6−x−2 y
Jika disketsakan dalam grafik maka akan seperti di gambar dibawah ini.
2. f ( x , y )=√ 16−4 x 2− y 2
Jika disketsa dalam bentuk grafik maka akan seperti gambar di bawah ini.
3. f ( x , y )=2 x2 y 3−x 3 y 5
Jika dibuat
sketsa
grafiknya
maka akan
seperti
gambar di
bawah ini.
1.2. Turunan untuk Fungsi Dua Variabel
Turunan parsial dari fungsi dua peubah/variabel bertujuan untuk menghitung
gradien/laju ketinggian dari kurva yang merupakan perpotongan permukaan
z=f ( x , y ) dengan bidang yang sejajar dengan bidang xoz atau bidang yoz . Maka
dikenal ada dua macam turunan parsial, yaitu;
a. Turunan parsial terhadap x , berarti variabel y dari f (x , y ) dianggap tetap dan
didefinisikan sebagai berikut :
∂ f (x , y) f ( x + ∆ x , y )−f ( x , y )
f x ( x , y )= = lim
∂x ∆ x →0 ∆x
b. Turunan parsial terhadap y , berarti variabel x dari f (x , y ) dianggap tetap dan
didefinisikan sebagai berikut :
∂ f (x , y) f ( x , y + ∆ y ) −f ( x , y)
f y ( x , y )= = lim
∂y ∆ y→ 0 ∆y
Lambang ∂ adalah lambang khas dalam matematika dan disebut tanda turunan
∂ ∂
parsial. Lambang-lambang dan menyatakan operator linear , sama seperti
∂x ∂y
d
operator linear D x dan .
dx
Dari ketiga contoh sebelumnya akan dihitung turunan parsialnya dan gambar
grafiknya sebagai berikut.
1. f ( x , y )=6−x−2 y .
Turunan parsial terhadap x :
∂ f ( x , y) 6−x−2 y
f x ( x , y )= = =6−1−2 y =5−2 y
∂x ∂x
Turunan parsial terhadap y :
∂ f ( x , y ) 6−x−2 y
f y ( x , y )= = =6−x−2=4−x
∂y ∂y
2. f ( x , y )=√ 16−4 x 2− y 2
Turunan parsial terhadap x :
1
∂ f ( x , y) √ 16−4 x 2− y 2 ( 16−4 x − y )
2 2 2
f x ( x , y )= = =
∂x ∂x ∂x
−1
1
¿ ( 16−4 x − y ) −4 x
2 2 2
2
−2 x
¿
√16−4 x2 − y 2 .
−y
¿
√16−4 x2 − y 2 .
3. f ( x , y )=2 x2 y 3−x 3 y 5
Turunan parsial terhadap x :
∂ f ( x , y) 2 x 2 y 3−x 3 y 5 3 2 5
f x ( x , y )= = =4 x y −3 x y
∂x ∂x
∂ f ( x , y ) 2 x 2 y 3 −x3 y 5 2 2 3 4
f y ( x , y )= = =6 x y −5 x y
∂y ∂y
BARISAN DAN DERET
2.1.Barisan
Barisan bilangan adalah bilangan-bilangan yang diurutkan dengan aturan atau pola
tertentu. Suku dari barisan bilangan adalah setiap bilangan pada barisan bilangan
tersebut. Jika barisan bilangan tadi dijumlahkan maka terbentuklah deret bilangan.
Barisan Aritmatika
Suatu barisan dikatakan sebagai barisan aritmetika jika selisih antara dua suku yang
berurutan selalu tetap. Bilangan (selisih) tetap tersebut disebut sebagai beda. Biasanya
diberi simbol b. Suatu barisan dengan suku pertama dan beda b maka rumus umum
suku ke-n barisan aritmatika ditentukan oleh :
Un=a+(n−1) b
Keterangan :
Un = rumus suku ke-n
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
b=¿ beda
Contoh Soal :
a. Rumus suku ke-n dari pola 1 ,10 , 25 , 46 , .. . adalah ...
Penyelesaian :
Dari sini kita mengetahui bahwa barisan berikut adalah
1 ,10 , 25 , 46 , ...
barisan aritmatika tingkat dua, langkah berikutnya
adalah seperti di bawah ini.
9 15 21
66
Kemudian eliminasi persamaan (1) dan (2)
2
Un=an +bn+ c sehingga didapatkan hasil 3 a+ b=9 (Persamaan 4 ).
Eliminasi persamaan (2) dan (3) sehingga
U 1=a+ b+c=1… … ..(1)
didapatkan hasil 5 a+b=15 . (Persamaan 5 ¿
U 2=4 a+2 b+ c=10 …(2) Eliminasi persamaan (4) dan (5) dan dari sini
didapatkan nilai a=3.
U 3=9 a+3 b+ c=25 …(3)
Barisan bilangan yang mempunyai rasio (pembanding) yang tetap antara dua suku
yang berurutan dan dinotasikan dengan r.
n−1
Un=a r
Keterangan :
Un=¿ rumus suku ke-n
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
r =¿ rasio
Contoh Soal :
1
Tentukan suku ke-7 pada barisan , 1 ,12 , 576 , …
3
Penyelesaian :
1
, 1 ,12 , 576 , … Karena rasio sudah konstan ketika terbentuk 3 barisan,
3
berarti barisan ini merupakan barisan geometri
tingkat dua.
3 12 48
44
a ²=4a=2 atau −2
()
3 n 4
2
n
U n =2 × ×
1 3
abc= 2
3 8 ()
c=1 /3 atau −2 ( )
−3
8
1
c= Jadi,
3
3
4
c= ()1
3 atau
8 9
c=4 /9
( )
−3 n 4
2
n
U n =(−2) × ×
8 9
Karena yang ditanya adalah suku ke-7 maka
7
49 3 4
U 7 =2 × ×
87 9
49 37
¿ 2 × ¿¿ ¿ ¿
251 3 7
¿ 21
× 2
2 3
30 5
¿2 ×3
Jadi, suku yang ke-7 adalah 230 × 35 (rumus dengan a=−2 dan b=−3/8 juga
menghasilkan hasil yang sama).
2.2. Deret
Deret Aritmatika
Telah diketahui bahwa penjumlahan dari barisan bilangan dikenal sebagai deret
bilangan. Jika menjumlahkan suatu barisan aritmatika maka akan mendapatkan
suatu deret aritmatika. Misalkan U 1 ,U 2 , U 3 ..., U n adalah barisan aritmatika maka
penjumlahan U 1 +U 2 +U 3 +...+U n adalah deret aritmatika.
Jika jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , maka Sn
dapat dicari dengan menggunakan rumus :
n
Sn= ( a+ ( n−1 ) b)
2
Keterangan :
Sn=¿ rumus jumlah suku ke-n
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
b=¿ beda
Contoh Soal :
Penyelesaian :
36 36 36 36
Selanjutnya bilangan-bilangan pertama masing-masing kita beri nama a , b , c , dan d
d=36 3636 36
Jadi, a=3 , b=24 , c=54 , d=36
U 101 =3+(100).24+(100)(99).27+(100)(99)(98).6
Deret Geometri
Deret geometri didefinisikan sebagai jumlah n buah suku pertama dari barisan
geometri. Misalkan U 1 ,U 2 , U 3 ..., U n adalah barisan geometri maka penjumlahan
U 1 +U 2 +U 3 +...+U n adalah deret geometri. Nilai dari n suku pertama dari sebuah
barisan geometri dapat ditentukan dengan rumus :
n
a (r −1)
Sn= ; untuk r >1
(r −1)
n
Keterangan : a (1−r )
Sn= ; untuk r ≤ 1
Sn=¿ rumus jumlah suku ke-n (1−r)
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
r =¿ rasio
Contoh Soal :
Tentukan:
Penyelesaian :
4 + 12 + 36 + 108 …
(r ¿¿ n−1)
a. Sn=a ¿
r−1
(3¿¿ n−1)
¿4 ¿
3−1
(3¿¿ n−1)
¿ 4 ¿
2
¿ 2(3¿¿ n−1)¿
Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama deret tersebut adalah ¿ 2(3¿¿ n−1)¿
(z ¿¿ 0)
dengan a n=f (n ) … … … … ( n=0,1,2, … . ) ¿
n!
atau dituliskan :
' ''
f ( z0 ) f ( z0 )
( z−z 0 ) +…(| z−z 0|< R0 )¿
2
f ( z )=f (z ¿¿ 0)+
1!
( z−z 0 ) +
2!
Deret diatas disebut Deret Taylor di titik z 0 dan daerah |z−z 0|< R 0 disebut daerah
kekonvergenan atau keanalitikan deret. Bila f(z) fungsi entire maka daerah
keanalitikan deret yaitu : |z−z 0|< ∞
Contoh Soal :
k=0 k !
Dari perderetan tersebut terlihat bahwa deret konvergen untuk setiap nilai riil x atau
selang konvergensi deret adalah R .
1
2. Perderetkan fungsi f ( x )= dengan pusat x=1 ke dalam deret taylor.
x
Penyelesaian :
1
karena f ( x )= tidak diferensiabel di x=0 dan fungsi akan diperderetkan ke dalam
x
deret taylor dengan pusat x=1 maka tempat kedudukan titik-titik |x−1|< 1 merupakan
1
selang konvergensinya. Oleh karena itu, perderetan fungsi f ( x )= dalam deret taylor
x
dengan pusat x=1 yaitu :
∞
1 1
f ( x )= = =∑ (−1)k ( x−1)k .
x 1+(x−1) k=0
FUNGSI DUA VARIABEL SERTA BARISAN DAN DERET
OLEH:
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS UDAYANA
2018