Anda di halaman 1dari 16

FUNGSI DUA VARIABEL

1.1. Pengertian Fungsi Dua Variabel


Suatu fungsi f dua variabel adalah suatu aturan yang memadankan setiap pasangan
terurut (x,y) ∈ D ke tepat suatu bilangan real z ∈ R yang dinyatakan sebagai z = f
(x,y). Himpunan D adalah daerah asal fungsi f dan daerah hasilnya adalah himpunan
nilai-nilai z ∈ R, ditulis;
{ z|z=f ( x , y ) , ( x , y ) ∈ D }

x dan y disebut variabel bebas

z disebut variabel non bebas

z = f(x,y)

Daerah Asal Daerah Nilai

Contoh Fungsi Dua Variabel

1. f ( x , y )=6−x−2 y
Jika disketsakan dalam grafik maka akan seperti di gambar dibawah ini.
2. f ( x , y )=√ 16−4 x 2− y 2
Jika disketsa dalam bentuk grafik maka akan seperti gambar di bawah ini.

3. f ( x , y )=2 x2 y 3−x 3 y 5
Jika dibuat
sketsa
grafiknya
maka akan
seperti
gambar di
bawah ini.
1.2. Turunan untuk Fungsi Dua Variabel
Turunan parsial dari fungsi dua peubah/variabel bertujuan untuk menghitung
gradien/laju ketinggian dari kurva yang merupakan perpotongan permukaan
z=f ( x , y ) dengan bidang yang sejajar dengan bidang xoz atau bidang yoz . Maka
dikenal ada dua macam turunan parsial, yaitu;
a. Turunan parsial terhadap x , berarti variabel y dari f (x , y ) dianggap tetap dan
didefinisikan sebagai berikut :
∂ f (x , y) f ( x + ∆ x , y )−f ( x , y )
f x ( x , y )= = lim
∂x ∆ x →0 ∆x
b. Turunan parsial terhadap y , berarti variabel x dari f (x , y ) dianggap tetap dan
didefinisikan sebagai berikut :
∂ f (x , y) f ( x , y + ∆ y ) −f ( x , y)
f y ( x , y )= = lim
∂y ∆ y→ 0 ∆y

Lambang ∂ adalah lambang khas dalam matematika dan disebut tanda turunan
∂ ∂
parsial. Lambang-lambang dan menyatakan operator linear , sama seperti
∂x ∂y
d
operator linear D x dan .
dx

Dari ketiga contoh sebelumnya akan dihitung turunan parsialnya dan gambar
grafiknya sebagai berikut.

1. f ( x , y )=6−x−2 y .
 Turunan parsial terhadap x :

∂ f ( x , y) 6−x−2 y
f x ( x , y )= = =6−1−2 y =5−2 y
∂x ∂x
 Turunan parsial terhadap y :

∂ f ( x , y ) 6−x−2 y
f y ( x , y )= = =6−x−2=4−x
∂y ∂y

2. f ( x , y )=√ 16−4 x 2− y 2
 Turunan parsial terhadap x :
1
∂ f ( x , y) √ 16−4 x 2− y 2 ( 16−4 x − y )
2 2 2
f x ( x , y )= = =
∂x ∂x ∂x
−1
1
¿ ( 16−4 x − y ) −4 x
2 2 2
2
−2 x
¿
√16−4 x2 − y 2 .

 Turunan parsial terhadap y :


1
∂ f ( x , y ) √16−4 x − y ( 16−4 x − y )
2 2 2 2 2
f y ( x , y )= = =
∂y ∂y ∂y
−1
1
¿ ( 16−4 x − y ) −2 y
2 2 2
2

−y
¿
√16−4 x2 − y 2 .

3. f ( x , y )=2 x2 y 3−x 3 y 5
 Turunan parsial terhadap x :
∂ f ( x , y) 2 x 2 y 3−x 3 y 5 3 2 5
f x ( x , y )= = =4 x y −3 x y
∂x ∂x

 Turunan parsial terhadap y :

∂ f ( x , y ) 2 x 2 y 3 −x3 y 5 2 2 3 4
f y ( x , y )= = =6 x y −5 x y
∂y ∂y
BARISAN DAN DERET

2.1.Barisan
Barisan bilangan adalah bilangan-bilangan yang diurutkan dengan aturan atau pola
tertentu. Suku dari barisan bilangan adalah setiap bilangan pada barisan bilangan
tersebut. Jika barisan bilangan tadi dijumlahkan maka terbentuklah deret bilangan.
 Barisan Aritmatika
Suatu barisan dikatakan sebagai barisan aritmetika jika selisih antara dua suku yang
berurutan selalu tetap. Bilangan (selisih) tetap tersebut disebut sebagai beda. Biasanya
diberi simbol b. Suatu barisan dengan suku pertama dan beda b maka rumus umum
suku ke-n barisan aritmatika ditentukan oleh :

Un=a+(n−1) b

Keterangan :
Un = rumus suku ke-n
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
b=¿ beda

Contoh Soal :
a. Rumus suku ke-n dari pola 1 ,10 , 25 , 46 , .. . adalah ...

Penyelesaian :
Dari sini kita mengetahui bahwa barisan berikut adalah
1 ,10 , 25 , 46 , ...
barisan aritmatika tingkat dua, langkah berikutnya
adalah seperti di bawah ini.
9 15 21

66
Kemudian eliminasi persamaan (1) dan (2)
2
Un=an +bn+ c sehingga didapatkan hasil 3 a+ b=9 (Persamaan 4 ).
Eliminasi persamaan (2) dan (3) sehingga
U 1=a+ b+c=1… … ..(1)
didapatkan hasil 5 a+b=15 . (Persamaan 5 ¿
U 2=4 a+2 b+ c=10 …(2) Eliminasi persamaan (4) dan (5) dan dari sini
didapatkan nilai a=3.
U 3=9 a+3 b+ c=25 …(3)

Subtitusi a ke salah satu persamaan sehingga kita mendapatkan nilai b dan c


adalah 0 dan −2.

Sehingga diperoleh rumus suku ke-n adalah : Un=3 n2−2.


 Barisan Geometri

Barisan bilangan yang mempunyai rasio (pembanding) yang tetap antara dua suku
yang berurutan dan dinotasikan dengan r.
n−1
Un=a r

Keterangan :
Un=¿ rumus suku ke-n
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
r =¿ rasio

Contoh Soal :
1
Tentukan suku ke-7 pada barisan   , 1 ,12 , 576 , …
3
Penyelesaian :
1
, 1 ,12 , 576 , … Karena rasio sudah konstan ketika terbentuk 3 barisan,
3
berarti barisan ini merupakan barisan geometri
tingkat dua.
3 12 48

44
a ²=4a=2 atau −2

Subtitusi a ke Un=a 4−1 b


8 b=3 atau −8 b=3
3 3
Jadi, b=  atau  –
8 8 Berarti rumusnya adalah :

()
3 n 4
2
n
U n =2 × ×
1 3
abc= 2
3 8 ()
c=1 /3  atau  −2 ( )
−3
8
1
c= Jadi,
3
3
4
c= ()1
3 atau
8 9

c=4 /9
( )
−3 n 4
2
n
U n =(−2) × ×
8 9
Karena yang ditanya adalah suku ke-7 maka
7
49 3 4
U 7 =2 × ×
87 9

49 37
¿ 2 × ¿¿ ¿ ¿

251 3 7
¿ 21
× 2
2 3
30 5
¿2 ×3

Jadi, suku yang ke-7 adalah 230 × 35 (rumus dengan a=−2 dan b=−3/8 juga
menghasilkan hasil yang sama).

2.2. Deret

Deret bilangan adalah penjumlahan dari suku-suku barisan bilangan.

 Deret Aritmatika
Telah diketahui bahwa penjumlahan dari barisan bilangan dikenal sebagai deret
bilangan. Jika menjumlahkan suatu barisan aritmatika maka akan mendapatkan
suatu deret aritmatika. Misalkan U 1 ,U 2 , U 3 ..., U n adalah barisan aritmatika maka
penjumlahan U 1 +U 2 +U 3 +...+U n adalah deret aritmatika.
Jika jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , maka Sn
dapat dicari dengan menggunakan rumus :

n
Sn= ( a+ ( n−1 ) b)
2

Keterangan :
Sn=¿ rumus jumlah suku ke-n
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
b=¿ beda

Contoh Soal :

Semua bilangan asli kelipatan 3 dikelompokkan sebagai berikut

( 3 ) , ( 6 , 9 ,12 ) , ( 15 ,18 , 21 ,24 , 27 ) , ( 30 , 33 , 36 ,39 , 42, 45 , 48 ) ,

(51 ,54 ,57 ,60 , 63 , 66 , 69 ,72 , 75), … . .

Jumlah bilangan pada kelompok ke 101 adalah ……

Penyelesaian :

Jika kita lanjutkan kelompok berikutnya adalah

(78 , 81 ,84 , 87 , 90 , 93 ,96 , 99 ,102 ,105 , 108)


(111 ,114 ,117 ,120 , 123 ,126 ,129 , 132, 135 , 138 ,141 , 144 , 147)
U 1=3
U 2=6+9+12=27
U 3=15+ 18+21+24+27=105
U 4 =30+33+36+ 39+42+ 45+48=273
U 5=51+54 +57+60+ 63+66+69+72+75=567
U 6 =78+81+84+ 87+90+ 93+96+ 99+102+ 105+108=1023
U 7 =111+114 +117+120+123+126 +129+132+135+138+141+144+147=1677

Suku-suku ini kita cari selisihnya sebagai berikut

3 27 105 273567 1023 1677

24 78 168 294 456 654

54 90 126 162 198

36 36 36 36
Selanjutnya bilangan-bilangan pertama masing-masing kita beri nama a , b , c , dan d

a=3 27 105 273567 1023 1677

b=24 78 168 294 456 654

c=54 90 126162 198

d=36 3636 36
Jadi, a=3 , b=24 , c=54 , d=36

U n =3+(n – 1) 24+(n – 1)(n – 2)54/2+(n – 1)(n – 2)(n – 3)36 /6

U 101 =3+(100).24+(100)(99).27+(100)(99)(98).6

U 101 =3+2400+267.300+5.821 .200=6.090.903

Jadi, jumlah bilangan pada kelompok ke 101 adalah 6.090 .903

 Deret Geometri
Deret geometri didefinisikan sebagai jumlah n buah suku pertama dari barisan
geometri. Misalkan U 1 ,U 2 , U 3 ..., U n adalah barisan geometri maka penjumlahan
U 1 +U 2 +U 3 +...+U n adalah deret geometri. Nilai dari n suku pertama dari sebuah
barisan geometri dapat ditentukan dengan rumus :

n
a (r −1)
Sn= ; untuk r >1
(r −1)

n
Keterangan : a (1−r )
Sn= ; untuk r ≤ 1
Sn=¿ rumus jumlah suku ke-n (1−r)
n=¿ suku ke-n
a=¿ suku pertama
r =¿ rasio

Contoh Soal :

Diketahui deret 4 + 12 + 36 + 108 …

Tentukan:

a. rumus jumlah n suku pertama,

b. jumlah 7 suku pertamanya

Penyelesaian :

4 + 12 + 36 + 108 …

Dari deret tersebut diketahui a = 4 dan r = 12/4 = 3

(r ¿¿ n−1)
a. Sn=a ¿
r−1
(3¿¿ n−1)
¿4 ¿
3−1
(3¿¿ n−1)
   ¿ 4 ¿
2

¿ 2(3¿¿ n−1)¿

Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama deret tersebut adalah ¿ 2(3¿¿ n−1)¿

b. Jumlah 7 suku pertama


S7 =2(3¿¿ 7−1) ¿
¿ 2 ( 2187 – 1 )
¿ 4372

Jadi, jumlah 7 suku pertamanya adalah 4.372 .

 Deret Taylor Dan Mac Laurin


Misal fungsi f (x) analitik pada |z−z 0|< R 0 ( lingkaran dengan pusat di z 0 dan jari-jari
R0 ). Maka untuk setiap titik z pada lingkaran itu, f(z) dapat dinyatakan sebagai :

f ( z )=∑ an ( z−z 0 )n … … … … … … .(|z −z 0|< R0)
n=0

(z ¿¿ 0)
dengan a n=f (n ) … … … … ( n=0,1,2, … . ) ¿
n!

atau dituliskan :
' ''
f ( z0 ) f ( z0 )
( z−z 0 ) +…(| z−z 0|< R0 )¿
2
f ( z )=f (z ¿¿ 0)+
1!
( z−z 0 ) +
2!

Deret diatas disebut Deret Taylor di titik z 0 dan daerah |z−z 0|< R 0 disebut daerah
kekonvergenan atau keanalitikan deret. Bila f(z) fungsi entire maka daerah
keanalitikan deret yaitu : |z−z 0|< ∞

Bila z 0=0 maka deret disebut Deret Mac Laurin, berbentuk :


∞ (n )
f (0) n
f ( z )= ∑ z … … … … … ….(|z|< R0 )
n=0 n!

Contoh Soal :

1. Perderetkan fungsi f ( x )=e xke dalam deret Mac Laurin.


Penyelesaian :
x
f ( x )=e
f (n) ( x )=e x
(n)
f ( 0 ) =1
∞ k
x
Sehingga deret mac laurin dari f ( x )=e yaitu, e =∑
x x

k=0 k !

Dari perderetan tersebut terlihat bahwa deret konvergen untuk setiap nilai riil x atau
selang konvergensi deret adalah R .

1
2. Perderetkan fungsi f ( x )= dengan pusat x=1 ke dalam deret taylor.
x
Penyelesaian :
1
karena f ( x )= tidak diferensiabel di x=0 dan fungsi akan diperderetkan ke dalam
x
deret taylor dengan pusat x=1 maka tempat kedudukan titik-titik |x−1|< 1 merupakan
1
selang konvergensinya. Oleh karena itu, perderetan fungsi f ( x )= dalam deret taylor
x
dengan pusat x=1 yaitu :

1 1
f ( x )= = =∑ (−1)k ( x−1)k .
x 1+(x−1) k=0
FUNGSI DUA VARIABEL SERTA BARISAN DAN DERET

OLEH:

KELOMPOK 2

Made Ayugia Bunga Nirmala 1608541039

Ni Made Santiningsih 1608541040

Putu Widya Astuti 1608541046

I.G.A Ayu Suci Wiratni 1608541052

Ni Made Ary Darma Widyastuti 1608541053

Hellena Endarta 1608541058

Salsabiela Rania Putri 1608541064

Kimberly Rose 1608541066

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

Anda mungkin juga menyukai