Anda di halaman 1dari 10

Bahasa kongruensi ditemukan oleh ahli matematika Jerman yang hebat Gauss.

Ini
memungkinkan kita untuk bekerja dengan hubungan keterbagian dengan cara yang hampir sama karena
kami bekerja dengan kesetaraan. Kami akan mengembangkan sifat dasar kongruensi dalam hal ini bab,
menjelaskan bagaimana melakukan aritmatika dengan kongruensi, dan mempelajari kongruensi yang
melibatkan tidak diketahui, seperti kongruensi linier. Contoh yang mengarah ke kongruensi linier adalah
masalah menemukan semua bilangan bulat x sehingga ketika 7x dibagi dengan 11, sisanya adalah 3.
Kami juga akan mempelajari sistem kongruensi linier yang muncul dari masalah seperti teka-teki cina
kuno yang menanyakan angka yang menyisakan sisa 2, 3, dan 2, jika dibagi dengan 3, 5, dan 7 berturut-
turut. Kita akan belajar bagaimana menyelesaikan sistem linier kongruensi dalam satu yang tidak
diketahui, seperti sistem yang dihasilkan dari teka-teki ini, menggunakan a metode terkenal yang
dikenal sebagai teorema sisa Cina. Kami juga akan belajar caranya memecahkan kongruensi polinomial.
Terakhir, kami akan memperkenalkan metode pemfaktoran, yang dikenal sebagai metode Pollard rho,
yang kami gunakan kongruensi untuk ditentukan.

4.1 Pengantar ke Kongruensi

Bahasa khusus kongruensi yang kami perkenalkan di bab ini, sangat luar biasa berguna dalam
teori bilangan, dikembangkan pada awal abad kesembilan belas oleh Karl Friedrich Gauss, salah satu ahli
matematika paling terkenal dalam sejarah.

Bahasa kongruensi memungkinkan untuk bekerja dengan hubungan keterbagian sama seperti
kita bekerja dengan kesetaraan. Sebelum pengenalan kongruensi, notasi yang digunakan untuk
hubungan keterbagian terasa canggung dan sulit untuk dikerjakan. Itu pengenalan notasi yang nyaman
membantu mempercepat pengembangan teori bilangan.

Definisi. Misalkan m bilangan bulat positif. Jika a dan b adalah bilangan bulat, a disebut kongruen
dengan b modulo m, jika dan hanya jika m I (a - b).

Jika a kongruen dengan b modulo m, ditulis a≡ b (mod m). Jika m ∤ (a - b), maka ditulis a ≢b (mod
m ), dibaca a tidak kongruen dengan b modulu m. Bilangan bulat m disebut modulus kongruensi. Bentuk
jamak dari modulus adalah moduli.

Contoh 4.1
22 ≡ 4 (mod 9) sebab 9│ 22 – 4 =18 atau 9 │ 18
3 ≡ -6 (mod 9) sebab 9 │ 3– (-6)=9 atau 9│ 9
107 ≡ 2 (mod 15) sebab 15 │ (107 – 2)=105 atau 15 │ 105
Sebaliknya, 13 ≢ 5 (mod 9) sebab 9 ∤ (13-5)=8 atau 9 ∤ 8
Kesesuaian sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jam bekerja baik modulo 12 atau 24
selama berjam-jam dan modulo 60 selama menit dan detik; kalender berfungsi modulo 7 untuk hari
dalam seminggu dan modulo 12 untuk bulan. Meter utilitas sering mengoperasikan modulo 1000, dan
odometer biasanya mengoperasikan modulo 100.000.
Dalam bekerja dengan kongruensi, terkadang kita perlu menerjemahkannya menjadi persamaan.
Teorema berikut membantu kita melakukan ini.
Teorema 4.1. Jika a dan b bilangan bulat, maka a ≡ b (mod m) jika dan hanya jika ada bilangan bulat k
sehingga a = b + km.
Bukti:

Jika a ≡ b (mod m), maka m│a – b . Ini berarti ada suatu bilangan bulat k sehingga km ≡ a – b atau a=b
+ km.

Sebaliknya, jika ada suatu bilangan bulat k yang memenuhi a = b + km, maka dapat ditunjukkan
bahwa km = a – b, dengan demikian m│a – b , dan akibatnya berlaku a ≡ b (mod m).
Contoh 4.2
19 ≡ -2 (mod 7) dan 19 = -2+ 3.7
23 ≡ -17 (mod 8) dan 23 = -17 + 5.8

Sekarang kita menunjukkan bahwa kongruensi memenuhi sejumlah sifat penting.

Teorema 4.2. Misalkan m bilangan bulat positif. Kongruensi modulo m memenuhi sifat-sifat berikut:

Ditentukan m adalah suatu bilangan positif.


Kongruensi modulo m memenuhi sifat-sifat berikut:
(a) Sifat Refleksif.
Jika p adalah suatu bilangan bulat, maka a ≡ a (mod m).
(b) Sifat Simetris.
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat sedemikian hingga a ≡ b (mod m), maka b ≡ a (mod
m).
(c) Sifat Transitif.
Jika a, b, dan c adalah bilangan-bilangan bulat sedemikian hingga a ≡ b (mod m) dan b≡ c (mod
m), maka a ≡ c (mod m).
Bukti:
(a) Kita tahu bahwa mǀ0, atau mǀ (a – a), berarti a ≡ a (mod m).
(b) Jika a ≡ b(mod m), maka mǀ (a – b), dan menurut definisi keterbagian , ada suatu bilangan bulat k
sehingga km ≡ a – b, atau (k) m = b– a, berarti mǀ (b– a). Dengan demikian b ≡ a (mod m).
(c) Jika a ≡ b (mod m),dan b ≡ c (mod m), maka mǀ( a – b )dan mǀ (b – c), dan menurut definisi
keterbagian, ada bilangan-bilangan bulat k dan l sehingga km = a – b dan lm = b – c. Dengan
demikian dapat ditunjukkan bahwa a – c = (a– b) + (b– c) = km + lm = (k+ l) m.
Jadi mǀ (a– c), dan akibatnya a≡ c (mod m).
Berdasarkan Teorema 4.2, kita melihat bahwa himpunan bilangan bulat dibagi menjadi m
himpunan yang berbeda yang disebut kelas kongruensi modulo m, masing-masing berisi bilangan
bulat yang saling kongruen modulo m. Perhatikan bahwa ketika m = 2, ini memberi kita dua kelas
bilangan bulat genap dan ganjil.
Jika kita sudah familiar dengan pengertian relasi pada suatu himpunan, Teorema 4.2
menunjukkan bahwa modulo m kongruensi, di mana m adalah bilangan bulat positif, adalah
relasi ekivalensi dan kelas kongruensi modulo m adalah kelas ekuivalen dari relasi ekivalensi yang
ditentukan oleh relasi ini .
Contoh 4.3 Empat kelas kongruensi modulo 4 diberikan oleh
... ≡ -8 ≡ -4 ≡ 0 ≡ 4 ≡ 8 ≡ … (mod 4)
... ≡ -7 ≡ -3≡ 1≡ 5 ≡ 9 ≡ … (mod 4)
... ≡ -6 ≡ -2 ≡ 2 ≡ 6≡ 10 ≡ … (mod 4)
... ≡ -5 ≡ -1 ≡ 3 ≡ 7 ≡ 11 ≡ … (mod 4)

-8 ≡ -4 (mod 4) dan 4 ≡ 8 (mod 4) sebab 4ǀ -8 – (-4) dan 4ǀ 4 – 8.


-7 ≡ -3 (mod 4) dan 5 ≡ 9 (mod 4) sebab 4ǀ -7 – (-3) dan 4ǀ 5 – 9.
-6 ≡ -2 (mod 4) dan 6 ≡ 10 (mod 4) sebab 4ǀ -6– (-2) dan 4ǀ 6– 10.
-5≡ -1 (mod 4) dan 7 ≡ 11 (mod 4) sebab 4ǀ -5– (-1) dan 4ǀ 7– 11.

Misalkan m adalah bilangan bulat positif. Diberi bilangan bulat a, dengan algoritma pembagian kita
memiliki a = bm + r, di mana 0 ≤r≤ m - 1. Kita menyebut r residu nonnegatif terkecil dari modulo m. Kita
sebut bahwa r adalah hasil pengurangan modulo m. Demikian pula, ketika kita mengetahui bahwa a
tidak habis dibagi m, kita menyebut r residu positif terkecil dari modulo m .

Notasi lain yang umum digunakan, khususnya dalam ilmu komputer, adalah mod m = r, yang
menyatakan bahwa r adalah sisa yang diperoleh jika a dibagi dengan m. Misalnya, 17 mod 5 = 2 dan -8
mod 7 = 6. Perhatikan bahwa mod m adalah fungsi dari himpunan bilangan bulat ke himpunan {O, 1,
2, ... , m - 1}.

Teorema 4.3. Jika a dan b bilangan bulat dan m bilangan bulat positif, maka a = b (mod m) jika dan
hanya jika a mod m = b mod m

Sekarang perhatikan bahwa dari persamaan a = bm + r, maka a = r (mod m). Oleh karena itu, setiap
bilangan bulat kongruen modulo m dengan salah satu bilangan bulat 0, sisa 1, ..., ketika m - 1, dibagi
yaitu dengan m. Karena tidak ada dua bilangan bulat 0, 1, ... , m -1 yang kongruen modulo m, memiliki
kita m bilangan bulat sehingga setiap bilangan bulat kongruen dengan tepat salah satu dari m bilangan
bulat ini.

Defenisi. Sistem residu lengkap modulo m adalah himpunan bilangan bulat sehingga setiap bilangan bulat
kongruen modulo m dengan tepat satu bilangan bulat dari himpunan.

Contoh 4.4. Algoritma pembagian menunjukkan bahwa himpunan bilangan bulat 0, 1, 2, ... , m -1 adalah
sistem residu modulo m yang lengkap. Ini disebut himpunan modulo m residu nonnegatif terkecil.

Contoh 4.5. Misalkan m bilangan bulat positif ganjil. Kemudian himpunan bilangan bulat

{−m−1
2
,−
m−3
2
, … ,−1 , 0 , 1, … ,
2
,
2 }
m−3 m−1

himpunan residu terkecil absolut modulo m, adalah sistem residu yang lengkap.

Kita akan sering melakukan aritmatika dengan kongruensi, yang disebut aritmatika modular.Kongruensi
memiliki banyak sifat yang sama dengan kesamaan. Pertama, kami menunjukkan bahwa penambahan,
pengurangan, atau perkalian pada kedua sisi kongruensi mempertahankan kongruensi tersebut.

Teorema 4.4. Jika a , b , c , dan m adalah bilangan-bilangan bulat dan m > 0 sedemikian sehingga a ≡ b
(mod m), maka :

(a) a+ c ≡ b+c (mod m)


(b) a−c ≡b−c (mod m)
(c) ac ≡bc (mod m)

Bukti :

(a) Diketahui a ≡ b(mod m), maka m|(a−b) .


Selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa dari identitas a−b ≡ ( a+c )−(b+ c), sehingga m|
( a+ c )−(b+c ). Dengan demikian a+ c ≡ b+c (mod m).
(b) Diketahui a ≡ b(mod m), maka m|(a−b) .
Selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa a−b ≡ ( a−c ) −(b−c ), sehingga m|( a−c )−(b−c) .
Dengan demikian a−c ≡b−c (mod m).
(c) Diketahui a ≡ b(mod m), maka m|(a−b), dan menurut Teorema Keterbagian , m|c(a−b) untuk
sebarang bilangan bulat c, dengan demikian m|ac−bc. Jadi ac ≡bc (mod m).
Contoh 4.6. karena 19 ≡ 3 (mod 8), maka dari Teorema 4.4 bahwa

26 = 19 +7 ≡ 3 +7 = 10 (mod 8)

15 = 19-4 ≡ 3-4 =-1 (mod 8)

38 = 19.2 ≡ 3.2 = 6 (mod 8)

Contoh 4.7 CKami memiliki 14 = 7 · 2 = 4 · 2 = 8 (mod 6). Tetapi kita tidak dapat menghilangkan
faktor persekutuan dari 2, karena 7 ¢=. 4 (mod 6).

Perhatikan bahwa Teorema 4.4.(c) tidak bisa dibalik, artinya jika ac ≡bc (mod m), maka belum tentu
bahwa a ≡ b (mod m), misalnya 14 = 7.2 ≡ 4.2 =8 (mod 6) 4.6 ≡ 4.3 (mod 6), Tetapi kita tidak dapat
menghilangkan faktor persekutuan dari 2, karena 7 ≢ 4 ( mod 6 ) .

Contoh ini menunjukkan bahwa tidak selalu benar bahwa kita mempertahankan kongruensi ketika kita
membagi kedua ruas dengan bilangan bulat yang sama. Namun, teorema berikut memberikan
kongruensi yang valid ketika kedua sisi kongruensi dibagi dengan bilangan bulat yang sama.

Teorema 4.5. Jika diketahui bilangan-bilangan bulat a , b , c , m, dan m>0 , d=(c , m) dan ac ≡bc (mod
m) jika dan hanya jika a ≡ b (mod m/d)

Bukti:

Bukti Jika ac = bc (mod m), diketahui bahwa m I (ac - bc) = c(a - b). Oleh karena itu, ada bilangan bulat k
dengan c(a - b) = km. Dengan membagi kedua ruas dengan d, diperoleh (c/d)(a - b) = k(m/d). Karena
(m/d, c/d) = 1 menurut Lemma 3.4, maka a Ic, maka m/d I (a - b). Oleh karena itu, a ≡ b (mod m/d)

Contoh 4.8. Karena 50 ≡ 20 (mod 15) dan (10, 15) = 5, kita melihat bahwa 50/10 ≡ 20/10 (mod 15/5),
atau 5 ≡2 (mod 3).

Konsekuensi berikut, merupakan kasus khusus dari Teorema 4.5, sering digunakan; memungkinkan kita
untuk membatalkan bilangan yang relatif prima terhadap modulus m dalam kongruensi modulo m.

Corollary 4.5.1 Jika a, b, c, dan m bilangan bulat sehingga m > 0, (c, m) = 1, dan ac ≡bc (mod m), maka a
≡ b (mod m).

Contoh 4.9. Karena 42≡7 (mod 5) dan (5, 7) = 1, kita dapat menyimpulkan bahwa 42/7 ≡7/7 (mod 5),
atau 6 ≡1 (mod 5).
Teorema berikut, yang lebih umum dari Teorema 4.4, juga bermanfaat. Pembuktiannya mirip dengan
pembuktian Teorema 4.4.

Teorema 4.6. Jika a , b , c , d , dan m adalah bilangan-bilangan bulat dan m>0 sedemikian sehingga
a ≡ b (mod m) dan c ≡d (mod m), maka :

(a) a+ c ≡ b+d (mod m)


(b) a−c ≡b−d (mod m)
(c) ac ≡bd (mod m)

Bukti : Karena a≡b (mod m) dan c ≡d (mod m), kita mengetahui bahwa m I (a - b) dan m I (c - d).
Jadi, ada bilangan bulat k dan l dengan km= a - b dan lm = c - d.

(a ¿ Perhatikanbahwa , ( a+ c )−( b+ d )=( a−b ) + ( c−d )=k m+l m=(k +l) m. Dengan demikian

m∨[ ( a+c )−(b+d ) ] ¿ , atau a+ c ≡ b+d (mod m).

(b) Perhatikan bahwa, ( a−c )−( b−d ) =( a−b )−( c−d )= k m−l m=(k −l)m. Dengan demikian

m∨[ ( a−c )−(b−d ) ], atau a−c ≡b−d (mod m).

(c) Perhatikanbahwa , ac−bd=ac−bc +bc−bd=c ( a−b )+ b ( c−d )=ck m+ blm=m ( ck + bl ) .


dengan demikian m∨(ac−bd ), atau ac ≡bd (mod m).

Contoh 4.10. Karena 13 ≡3 (mod 5) dan 7≡2 (mod 5), dengan menggunakan Teorema 4.6 kita
melihat bahwa 20 = 13 + 7≡3 + 2 = 5 (mod 5), 6 = 13 - 7 ≡3 - 2 = 1 (mod5), dan 91 = 13 · 7 ≡ 3 · 2 =
6 (mod 5).

Lemma berikut membantu kita untuk menentukan apakah himpunan bilangan m membentuk
himpunan lengkap residu modulo m

Lemma 4.1. Satu set m bilangan bulat yang tidak kongruen modulo m membentuk satu set lengkap
modulom residu.

Bukti. Misalkan satu set m bilangan bulat tidak kongruen modulo m tidak membentuk satu set
lengkap residu modulo m. Ini menyiratkan bahwa setidaknya satu bilangan bulat a tidak kongruen
dengan bilangan bulat mana pun di himpunan. Oleh karena itu, tidak ada bilangan bulat dalam
himpunan modulo m yang kongruen dengan sisa a ketika dibagi dengan m. Oleh karena itu, paling
banyak terdapat m -1 sisa bilangan bulat yang berbeda ketika dibagi dengan m. Ini mengikuti
(dengan prinsip sarang merpati, yang mengatakan bahwa jika lebih dari n objek didistribusikan ke
dalam n kotak, setidaknya dua objek berada di kotak yang sama) bahwa setidaknya dua bilangan
bulat dalam himpunan memiliki modulo m sisa yang sama. Ini tidak mungkin, karena bilangan
bulat ini adalah modulo m yang tidak sesuai. Oleh karena itu, setiap m bilangan bulat yang tidak
kongruen modulo m membentuk sistem residu lengkap modulo m.

Teorema 4.7. Jika r1, r2, ... , rm adalah sistem residu lengkap modulo m, dan jika a adalah bilangan
bulat positif dengan (a, m) = 1, maka

ar 1 + b, ar2 + b, ... , arm + b

adalah sistem lengkap residu modulo m untuk sembarang bilangan bulat b.

Bukti. Pertama, kita menunjukkan bahwa tidak ada dua bilangan bulat

ar 1 + b, ar2 + b, ... , arm + b

adalah kongruen modulo m. Untuk melihat ini, perhatikan bahwa jika

ar j + b = ark + b (mod m),

kemudian, dengan (ii) Teorema 4.4, kita mengetahui bahwa

arj = ark (mod m).

Karena (a, m) = 1, Corollary 4.5.1 menunjukkan bahwa

r j = rk (mod m).

Mengingat bahwa rj ≢rk (mod m) jika j ≠ k, kami menyimpulkan bahwa j = k.

Menurut Lemma 4.1, karena himpunan bilangan bulat yang dimaksud terdiri dari m bilangan bulat
inkongruen modulo m, bilangan bulat ini membentuk sistem residu modulo m yang lengkap.

Teorema berikut menunjukkan bahwa kongruensi dipertahankan ketika kedua sisinya sama dinaikkan

menjadi pangkat integral positif yang sama.

k
Teorema 4.8. Jika a, b, k, dan m bilangan bulat sehingga k > 0, m > 0, dan a ≡ b (mod m), maka a =
k
b
k k k-1 k-2 k-2
Bukti. Karena a≡ b (mod m), kita punya m I (a -b), dan karena a -b = (a -b) (a +a b + ... + ab +
k-1
b ),3

k k k k k k
kita melihat bahwa (a -b) I (a -b ). Oleh karena itu, menurut Teorema 4.8, m I (a -b ). Karena a = b
(mod m).

3 3
Contoh 4.11. Karena 7 ≡2 (mod 5), Teorema 4.8 menyatakan bahwa 343 = 7 ≡ 2 = 8 (mod 5).

Hasil berikut menunjukkan cara menggabungkan kongruensi dua bilangan ke moduli yang berbeda.

Teorema 4.9. Jika a≡ b (mod m1), a≡ b (mod m2), ... , a ≡ b (mod mk), di mana a, b, m1, m2, ... , mk

adalah bilangan bulat dengan m1, m2, ... , mk positif, lalu

a ≡ b (mod [ m1 ,m2 ,... , mk ],

Dimana, [ m1 ,m2 ,... , mk ] menunjukkan kelipatan persekutuan terkecil dari m 1, m2, ... , mk. Dengan
Latihan 39 dari Bagian 3.5, kita melihat bahwa

[ m1 ,m2 ,... , mk ] I (a-b).


Akibatnya,

a ≡ b (mod [ m1 ,m2 ,... , mk ].

Hasil berikut adalah konsekuensi langsung dan guna dari teorema ini.

Corollary 4.9.1. Jika a= b (mod m 1), a≡ b (mod m 2), ... , a≡ b (mod m k ), di mana a dan b adalah

bilangan bulat dan m1, m2, ... , mk. adalah bilangan bulat positif yang relatif prima berpasangan,
maka,

a≡ b (mod m1, m2, ... , mk).

Bukti. Karena m1, m2, ... , mk berpasangan relatif prima, Latihan 64 dari Bagian 3.5 memberitahu kita
bahwa

[ m1 ,m2 ,... , mk ]=¿ m1, m2, ... , mk

Oleh karena itu, dengan Teorema 4.9, kita mengetahui bahwa


a ≡ b (mod m1, m2, ... , mk).

Eksponensial Modular Cepat

Dalam studi kita selanjutnya, kita akan bekerja dengan kongruensi yang melibatkan pangkat besar
644
bilangan bulat. Sebagai contoh, kita akan mencari residu positif terkecil dari 2 Jika kita
mencoba untuk menemukan residu yang paling tidak positif ini dengan terlebih dahulu
644
menghitung 2 kita akan memiliki bilangan bulat dengan 194 digit desimal, pemikiran yang
paling tidak diinginkan. Sebagai gantinya, untuk menemukan 2 modulo 645, pertama-tama kita
nyatakan eksponen 644 dalam notasi biner:

(644) 10 = (1010000100)2 .

Selanjutnya, kita menghitung residu positif terkecil dari 2, 2 2, 24, 28, …., 2512 secara berturut-turut
mengkuadratkan dan mereduksi modulo 645. Ini memberikan kongruensi

2 ≡2 (mod 645)
_

2 ≡4 (mod 645)
2

24 ≡16 (mod 645)


28 ≡256 (mod 645)
216≡ 391 (mod 645)
2 2 ≡ 16 (mod 645)
3
-

264 ≡256 (mod 645)


2128≡ 391 (mod 645)
2256 ≡16 (mod 645)
2512 ≡ 256 (mod 645).

Kita sekarang mendapat 2644 modulo 645 dengan mengalikan residu paling ppositif dari menghitung 2
pangkat 2 yang sesuai.

2644 = 2 512+128+4 = 2512 212824 ≡ 256. 391. 16 ≡1,601,536 ≡1 (mod 645).

Kita mengilustrasikan prosedur umum untuk eksponensial modular, yaitu untuk menghitung b N modulo
m, di mana b, m, dan N adalah bilangan bulat positif. Pertama-tama dinyatakan eksponen N dalam
notasi biner, sebagai N = (ak ak - 1... a1 a0)2. kemudian menemukan mengurangi residu modulo secara b,
k
bberturut- 2 , b 4, ….b 2 modulo turut m .Terakhir, dengan kita mengkuadratkan mengalikan residu dan
j

positif terkecil modulo m darib 2 dengan modulo m untuk j dengan aj = 1,tersebut dengan modulo m
pereduksi setelah setiap perkalian.

Anda mungkin juga menyukai