Anda di halaman 1dari 50

PENELITIAN

EKSPERIMEN
Kelompok 3:
MASPUPAH (22309251033)
FADLINA RUHAMA (22309251039)
01

01 02

03

04
Sejarah dan Pengertian
EKSPERIMEN 05

06
SEJARAH PENELITIAN EKSPERIMEN
Penelitian eksperimental dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20 dengan eksperimen psikologis
Pada tahun 1903, Schuyler melakukan eksperimen dan menggunakan
kontrol grup

Tahun 1916, McCall menggunakan penugasan random dalam eksperimen

Semenjak ilmu statistik berkembang, penggunaan eksperimen mulai banyak


diterapkan berbagai disiplin ilmu
PENGERTIAN
Eksperimen
Menemukan hubungan sebab-akibat/Kausalitas
Pemberian treatment guna memperoleh hasil yang
diinginkan

“Desain Penelitian Eksperimen merupakan pendekatan tradisional


untuk melakukan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui dampak treatment terhadap variabel terikat (Creswell,
2012)”
Kapan kita menggunakan Eksperimen?

Ketika peneliti ingin menetapkan kemumngkinan sebab


dan akibat antara variabel bebas dan terikat (independen
dan dependen).

Seperti: Seorang Guru Mata Pelajaran Matematika ingin


mengetahui mana yang lebih efektif suatu model
pembelajaran dengan metode diskusi atau ceramah
terhadap prestasi belajar peserta didik
Masalah dalam Penelitian Eksperimen

Practical-Based Problem: masalah yang berasal dari


praktek atau pengalaman empiris tertentu

Misalnya: • Studi sebelumnya memperlihatkan bahwa


rendahnya hasil belajar mata pelajaran X
disebabkan oleh strategi guru yang kurang tepat.

• Maka eksperimen yang dibuat adalah menguji


satu strategi baru dengan yang biasa digunakan
guru sebelumnya (dalam kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Masalah dalam Penelitian Eksperimen
Replication-Based Problem: masalah penelitian merupakan
replikasi/pengulangan terhadap penelitian sebelumnya tetapi
diterapkan pada latar atau konteks yang berbeda

Misalnya: • Eksperimen sebelumnya yang dibuat di sebuah


sekolah perkotaan memperlihatkan bahwa ada
pengaruh kuat metode X terhadap sikap
terhdapa pluralism agama

• Masalah eksperimen berikutnya: bagaimana


pengaruh metode X terhadap sikap terhadap
pluralism agama bagi siswa di pedesaan
Beberapa Contoh Penelitian Eksperimen
 Pengaruh strategi konstruktivisme terhadap hasil belajar Bahasa
Inggris
 Pengaruh metode diskusi terbimbing (guided discussion) terhadap
hasil belajar PKn
 Pengaruh strategi pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar
PPKn dengan mempertimbangkan kemampuan komunikasi
interpersonal
 Efektivitas pengaruh strategi pembelajaran Problem-based dan
kreativitas terhadap hasil belajar Matematika
 Efektivitas pengaruh pendekatan CTL terhdap Hasil Belajar Sains
di SD
 Pengaruh pendekatan Naratif Eksperiensial dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama katolik di SD
01

02 02

03

04
KARAKTERISTIK
EKSPERIMEN 05

06
(Ide kunci dari penelitian eksperimen)

Random Assignment Outcome measures


01 ( penugasan acak) 04 (Ukuran Hasil)

Control over extraneous Group Comparisons


02 variables 05 (Perbandingan Kelompok)
(Kontrol variabel Asing)

Manipulation of the Threats to Validity


03 treatment conditions 06 (Ancaman terhadap validitas)
(Manipulasi Kondisi
Perlakuan)
Random Assignment
01
(Penugasan acak)
02

03
Tugas acak adalah proses menugaskan individu secara kelompok atau kelompok yang berbeda
dalam percobaan. 04
Dalam penelitian eksperimen, peneliti memilih sampel secara acak terhadap populasi, sehingga
hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap populasi ,. Dengan dilakukan penempatan secara 05
acak itu, peneliti dapat mengontrol karakteristik dari peserta (variabel asing) yang mungkin
mempengaruhi hasil penelitian (misalnya, kemampuan siswa, rentang perhatian, motivasi). Istilah 06
eksperimental untuk proses ini adalah “equating” the groups (menyamakan kelompok).
Control over extraneous variables
01
(Kontrol Variabel asing)
02

Faktor asing adalah setiap pengaruh dalam pemilihan peserta, prosedur, statistik, atau desain
yang mungkin mempengaruhi hasil dan memberikan penjelasan alternatif untuk hasil dari yang 03
diharapkan.
Semua eksperimen memiliki beberapa kesalahan random (acak), dimana skor tidak 04
mencerminkan “true” scores atau skor sebenarnya dari populasi yang tidak dapat kita kendalikan,
namun kita dapat mencoba mengendalikan faktor asing sebanyak mungkin. Penugasan acak adalah
keputusan yang dibuat oleh peneliti sebelum eksperimen dimulai. 05

Prosedur kontrol lainnya yang dapat kita digunakan sebelum dan selama eksperimen
06
adalah pretes dan post-test, kovariat, pencocokan peserta, sampel homogen, dan variabel blocking
01
Pretest : Pretest dapat digunakan untuk menyamakan karakteristik kelompok.
Prestest memberikan ukuran pada beberapa karakteristik yang di nilai untuk
Pretest & 02
peserta dalam eksperimen sebelum mereka menerima perlakuan.
Postest Postest : dapat diberikan untuk peserta setelah mendapatkan perlakuan.
03

04
variabel yang peneliti kendalikan dengan menggunakan statistik dan yang berhubungan
Kovariat dengan variabel dependen tetapi tidak berhubungan dengan variabel independen.
Ex: Pengaruh model A terhadap kemampuan komunikasi 05

06

proses mengidentifikasi satu atau lebih karakteristik pribadi yang memengaruhi hasil dan
menugaskan individu dengan karakteristik tersebut secara setara ke dalam kelompok
Pencocokan
eksperimen dan kontrol. Biasanya, peneliti eksperimental mencocokkan satu atau dua
peserta karakteristik berikut: jenis kelamin, skor pretest, atau kemampuan individu.
01
Pemilihan sampel dengan karakteristik (nilai rata-rata nilai akademik
mereka, jenis kelamin, kelompok ras berbeda)
Sampel 02
Ex: dua kelas dengan satu kelas diberikan perlakuan dan tidak
homogen
semakin mirip siswa dalam karakteristik , semakin banyak karakteristik atau
atribut ini yang dikontrol dalam eksperimen. 03

Membagi peserta menjadi subkelompok yang homogen dengan memilih 04


Pemblokiran karateristik yang umum untuk semua peserta dalam penelitian (misal:jenis
variabel kelamin, rentang usia) ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok 05
kontrol dengan jumlah yang sama.

06
Manipulation of the treatment conditions
01
(Manipulasi kondisi perlakuan)

Setelah memilih partisipan, kita akan secara acak menugaskan mereka ke salah satu kondisi 02
perlakuan atau kelompok eksperimen, peneliti akan ikut secara fisik mengubah kondisi yang dialami
oleh unit eksperimen. 03
contoh: peneliti akan memanipulasi satu bentuk instruksi dikelas kewarganegaraan khusus
(memberikan kegiatan tentang bahaya merokok bagi kesehatan). prosedurnya akan menjadi: 04
a. Identifikasi variabel perlakuan: jenis instruksi ruang kelas di kelas kewarganegaraan.
05
b. Identifikasi kondisi (level) dari variabel: instruksi ruang kelas bisa berupa (i) topik reguler atau ii)
topik terkait bahaya merokok bagi kesehatan.
06
c. Memanipulasi kondisi perlakuan: pemberian kegiatan khusus tentang bahaya kesehatan karena
merokok pada satu kelas dan tidak diberikan pada kelas lainnya.
Variabel Kondisi
Perlakuan 01
Misal, kita memiliki dua kategori dalam setiap
variabel perlakuan. Dalam eksperimen, 02
Dalam eksperimen, kita perlu fokus pada
variabel perlakuan harus memiliki dua atau
variabel independen. Variabel-variabel
lebih kategori, atau level. Dalam sebuah
tersebut mempengaruhi variabel dependen 03
eksperimen, level adalah kategori dari variabel
dalam suatu penelitian kuantitatif. Dua jenis
perlakuan. Misalnya, kita dapat membagi jenis
utama variabel independen adalah variabel
perlakuan dan variabel terukur. Dalam
pengajaran menjadi (a) kelas PKn standar, (b) 04
kelas PKn standar ditambah diskusi tentang
eksperimen, variabel perlakuan adalah
bahaya kesehatan, dan (c) kelas PKn standar
variabel bebas yang dimanipulasi peneliti 05
ditambah diskusi tentang bahaya kesehatan
untuk menentukan pengaruhnya terhadap
dan slide paru-paru yang rusak. Dalam contoh
hasil, atau variabel terikat.
ini, kita memiliki variabel perlakuan tiga
06
tingkat.
Intervensi dalam kondisi
perlakuan 01

Peneliti eksperimental memanipulasi satu atau lebih kondisi variabel perlakuan. Dengan kata lain, dalam
sebuah eksperimen, peneliti secara fisik mengintervensi (atau memanipulasi dengan intervensi) dalam satu 02
atau lebih kondisi sehingga individu mengalami sesuatu yang berbeda dalam kondisi eksperimen daripada
dalam kondisi kontrol. Singkatnya, peneliti eksperimental memanipulasi atau mengintervensi dengan satu 03
atau lebih kondisi dari variabel perlakuan.

04

05

06
Outcome measures 01
(Ukuran Hasil)
02

Dalam eksperimen, hasil (respon, kriteria, atau posttest) adalah variabel dependen yang 03
merupakan efek yang diduga dari variabel perlakuan. Ini juga merupakan efek yang
diprediksi pada hipotesis dalam persamaan sebab-akibat. Contoh variabel dependen dalam
eksperimen: 04
1. Skor pencapaian pada tes yang mengacu pada kriteria
2. Nilai tes pada suatu tes bakat 05
Ukuran hasil yang baik sensitif terhadap perlakuan, karena mereka merespons jumlah
intervensi terkecil. Ukuran hasil (serta variabel perlakuan) juga harus valid sehingga peneliti 06
eksperimental dapat menarik kesimpulan yang valid darinya.
Group Comparisons
(Perbandingan Kelompok) 01
Dalam sebuah eksperimen, kita juga membandingkan skor untuk perlakuan yang berbeda pada suatu hasil.
Perbandingan kelompok (group comparasions) adalah proses seorang peneliti memperoleh skor untuk individu 02
atau kelompok pada variabel dependen dan membandingkan rata-rata dan varians, baik di dalam kelompok
maupun di antara kelompok.
03
Threats to Validity
(Ancaman terhadap validitas) 04

Ancaman terhadap validitas mengacu pada alasan spesifik mengapa kita bisa salah ketika membuat kesimpulan dalam 05
suatu eksperimen karena kovarians, konstruksi sebab-akibat, atau apakah hubungan sebab akibat berlaku atas variasi
orang, pengaturan, perlakuan, dan hasil (Shadish, Cook, & Chambell, 2002). Empat jenis validitas yang dibahas:
06
1. Validitas kesimpulan statistik
2. Validitas konstruk
3. Validitas internal
4. Validitas eksternal
01

02
1. Validitas kesimpulan statistik, yang mengacu pada penggunaan statistik yang tepat (misalnya,
melanggar asumsi statistik, rentang terbatas pada variabel, daya rendah) untuk 03
menyimpulkan apakah diduga variabel independen dan dependen covary di percobaan.
2. Validitas konstruk, yang berarti validitas kesimpulan tentang konstruk (atau variabel) dalam 04
penelitian.
3. Validitas internal, yang berkaitan dengan validitas kesimpulan yang ditarik tentang
05
penyebabnya dan efek hubungan antara variabel independen dan dependen.
4. Validitas eksternal, yang mengacu pada validitas hubungan sebab-akibat digeneralisasikan
untuk orang lain, pengaturan, variabel pengobatan, dan tindakan 06
Ancaman pada Validitas Internal Ancaman pada Validitas Eksternal
01

Ancaman terhadap validitas internal adalah masalah


dalam menarik kesimpulan yang benar tentang apakah
Ancaman terhadap validitas eksternal adalah masalah 02
kovarian (yaitu, variasi dalam satu variabel yang mengancam kemampuan kita untuk menarik
berkontribusi terhadap variasi dalam variabel lain) kesimpulan yang benar dari data sampel ke orang lain,
antara variabel perlakuan yang dianggap dan hasilnya pengaturan, variabel perlakuan, dan pengukuran. 03
mencerminkan hubungan kausal (Shadish, Cook, & Menurut Cook dan Campbell (1979), tiga ancaman
Campbell, 2002. Contohnya dilustrasikan menggunakan dapat mempengaruhi generalisasi ini:
situasi hipotetis dari eksperimen merokok warga 04
negara. Kategori pertama membahas ancaman terkait a. Interaksi seleksi dan perlakuan
dengan peserta dalam studi dan pengalaman mereka:
b. Interaksi pengaturan dan perlakuan 05
a. Sejarah
b. Pematangan c. Interaksi riwayat dan perlakuan
c. Regresi
d. Pilihan 06
e. Kematian
f. Interaksi
01

03 02

03

JENIS DESAIN 04

PENELITIAN 05
EKSPERIMEN
06
Desain yang paling umum dalam penelitian pendidikan adalah:

Between Group Design (Desain Antar Kelompok

True Experiments (Eksperimen Sejati)

Quasi Experiments (Eksperimen Semu)

Factorial Design (Desain Faktorial)


Desain yang paling umum dalam penelitian pendidikan adalah:

Within Group or Individual Designs (Desain Antar Kelompok


atau Individual)

Time Series Experiments (Eksperimen


Rangkaian Waktu)

Repeated Measures (Pengukuran Berulang)

Single Subject Experiments (Eksperimen


Subjek Tunggal)
Between Group Design (Desain Antar Kelompok)

01 True Experiments (Ekspeimen Sejati)

• Untuk meneliti hubungan sebab-akibat di


antara variabel dengan beberapa kelompok
dan beberapa macam kondisi perlakuan
• Ciri utama: Penugasan random dan control
• Keunggulan:
Validitas Internal Tinggi: yakin bahwa variabel
dependen dipengaruhi oleh variabel independent
• Kelemahan:
Validitas Eksternal Rendah: generalisasi hasil
penelitian kepada subjek yang lebih luas
Lanjutan
Beberapa Desain Penelitian Eksperimen Antar Kelompok
Jenis Desain Model
True Exp Randomized posttest only control group design T=R X O
C=R O
Randomized pretest-posttest control group T=R O X O
design C=R O O

Randomized Solomon four group design =R O X O


=R O O
=R X O
=R O

Ket:
T = Kel. Eksperimen
C = Kel. Kontrol
O = Pengamatan
X = Perlakuan
R = Pengacakan
Lanjutan

Jenis Desain Model


True Exp Randomized posttest only control group design T=R M X O
using matched subject C=R M O
Randomized pretest-posttest control group T=R O M X O
design using matched subject C=R O M O

Ket:
T = Kel. Eksperimen
C = Kel. Kontrol
O = Pengamatan
X = Perlakuan
R = Pengacakan
M = Matching
Between Group Design (Desain Antar Kelompok)

02 Quasi Experiments (Ekspeimen Semu)

• Tidak ada penugasan random


• Kontrol rendah
• Misalkan: pengaruh pelatihan EQ
terhadap Stres
• Subjek 40 mhs, dibagi 2 kelompok
• Pembagian subjek tidak menggunakan
penugasan random
• Peneliti tidak mengontrol atribut yang
dapat mempengaruhi stress subjek. (IQ)
Lanjutan
Beberapa Desain Penelitian Eksperimen Antar Kelompok
Jenis Desain Model
Quasi Posttest only control group design T= X O
Exp C= O
Pretest-Posttest only control group design T= O X O
C= O O

Matching-only posttest control group design T= M X O


C= M O

Matching-only pretest-posttest control group T= O M X O


design C= O M O

Ket : tidak ada pengacakan


Ket:
T = Kel. Eksperimen
C = Kel. Kontrol
O = Pengamatan
X = Perlakuan
R = Pengacakan
Between Group Design (Desain Antar Kelompok)

03 Factorial Design (Desain Faktorial)

• Tidak ada penugasan random


• Kontrol rendah
• Misalkan: pengaruh pelatihan EQ
terhadap Stres
• Subjek 40 mhs, dibagi 2 kelompok
• Pembagian subjek tidak menggunakan
penugasan random
• Peneliti tidak mengontrol atribut yang
dapat mempengaruhi stress subjek. (IQ)
Lanjutan
Jenis Desain Model
Factorial 2x2 Factorial Design T= R O X O
Design C= R O O
T= R O X O
C= R O O
3x3 Factorial Design T= R O X O
C= R O O
T= R O X O
C= R O O
T= R O X O
C= R O O

Ket:
T = Kel. Eksperimen
C = Kel. Kontrol
O = Pengamatan
X = Perlakuan
R = Pengacakan
Y = Var. Moderator
Contoh Desain Faktorial 2x2

Motivasi Belajar (B) Strategi Pembelajaran (A)

Induktif Deduktif

Tinggi

Rendah

Total

Judul Penelitian:
Pengaruh Strategi Induktif dan Deduktif Terhadap Hasil Belajar
Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa
Contoh Desain Faktorial 3x3

Sikap terhadap Strategi Pembelajaran (A)


Mapel (B)
Induktif Deduktif Konvensional

Netral

Negatif

Total

Judul Penelitian:
Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Sains dengan
Mempertimbangkan Sikap terhadap Mapel
Contoh Desain Faktorial 2x2 dengan 2 variabel outcome
Komunikasi Strategi Pembelajaran (A)
Interpersonal
(B) Kolaboratif Deduktif
Konvensional

Tinggi

Rendah

Total
= Hasil Belajar PPKn Ranah Kognitif
= Hasil Belajar PPKn Ranah Afektif

Judul Penelitian:
Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kolaboratif & Kompetitif) dan Komunikasi
Interpersonal Terhadap Hasil Belajar PPKn Ranah Kognitif dan Afektif
Within-Group or Individual Designs (Desain Antar Kelompok atau Individual)

1. Time Series Experiments (Interrupted,Equivalent) :


penelitian yang dilakukan terhadap satu kelompok dalam periode waktu
tertentu dengan menggunakan satu/lebih intervensi

2. Repeated Measures: penelitian eksperimen yang dilakukan


terhadap satu kelompok dengan menggunakan satu/lebih intervensi

3. Single subject: eksperimen yang dilakukan terhadap satu orang


Within-Group or Individual Designs (Desain Antar Kelompok atau Individual)
Lanjutan
Jenis Desain Model
Individual Interupted time series design
Design
Satu kali perlakuan tapi beberapa
kali pengamatan

Equivalent time series design

Perlakuan pengamatan – perlakuan


pengamatan (Selang seling)

Repeated Measures Experiment

Counterbalanced design I:
II :
III :

Single-subject designs

Contoh: oleh Jean Piaget


Percobaan kepada anak Lawrrence, subjeknya
hanya satu orang
01

04 02

03

04
Potensi Masalah Etis
Penelitian Eksperimen 05

06
Potensi masalah etis yang dapat terjadi pada
penelitian eksperimen

Masalah 1 Masalah 2
01 Siswa dalam kelompok kontrol 02 Muncul pemikiran apakah
bisa saja dirugikan karena penugasan acak ( memilih
tidak diberikan perlakuan siapa yang menjadi kelompok
“terbaik” kontrol atau kelompok
eksperimen) adalah hal yang
ertis.
01

05 02

03

04
Langkah-langkah
penelitian Eksperimen 05

06
Langkah-langkah Melakukan Penelitian Eksperimen

1. Menetapkan apakah Eksperimen mengatasai Masalah penelitian

2. Menentukan Hipotesis untuk Menguji Hubungan Sebab-Akibat

3. Memilih unit eksperimen dan mengidentifikasi peserta penelitian

4. Memilih perlakuan penelitian dan memahaminya dengan baik

5. Memilih tipe desain penelitian

6. Melakukan percobaan

7. Mengorganisasi dan menganalisis data

8. Mengembangkan laporan penelitian eksperimen (jurnal, skripsi,


tesis, disertasi)
01

06 02

03

04
EVALUSI
PENELITIAN 05
EKSPERIMEN
06
Bagaimana cara melakukan evaluasi pada penelitian eksperimental?
01

02

03

04

05

06
01

06 02

03

04
Penelitian Eksperimen
dalam 05
Pendidikan Matematika
06
1) Contoh Jurnal dengan Jenis True Experimental Design
01

02

03

04

05

06
2. Contoh Jurnal dengan Jenis Quasi Experimental Design 01

02

03

04

05

06
01
3. Contoh Jurnal dengan Jenis Factorial Design
02

03

04

05

06
4. Contoh Jurnal dengan Jenis Time Series Experiments 01

02

03

04

05

06
01
5. Contoh Jurnal dengan Jenis Repeated Measures
02

03

04

05

06

Anda mungkin juga menyukai