Anda di halaman 1dari 6

Nama : Indri Maranatha Siringoringo

NIM : 165080100111039
Absen : 01
Kelas : Sosiologi Perikanan A3 

TUGAS UTS REVIEW 3 ARTIKEL


 Artikel 1
Judul Peranan Gender Dalam Rumah Tangga Perikanan Di
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten
Tangerang
Penulis Siti Maulina Nuryani Karnaen dan Siti Amanah
Jurnal Jurnal Sosiologi Pedesaan
Volume (no.): Vol. 01, No. 02
Halaman
Tahun 2020
Hasil Review
Pendahuluan Usaha perikanan tangkap pukat pantai yang ada di
Kelurahan Tandurusa telah melalui proses mulai dari
penangkapan, penanganan, pendaratan, dan pengangkutan
untuk dipasarkan. Proses ini dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan pada berbagai peran (gender). Perbedaan
peran ini membentuk berbagai tipe pekerjaan dengan
tanggung jawab dan konsekuensi dari peran diberikan dan
atau diambil baik oleh laki-laki dan perempuan.
Metode Penelitian a. Metode Penelitian
Metode dasar yang digunakan adalah metode survei.
b. Teknik Sampling
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
mengunakan metode Purposive Sampling.
c. Teknik Pengolahan dan analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif
Hasil dan Pembahasan

Hasil atau upah dari tangkapan yang dijual tidak


membedakan nelayan laki-laki dan nelayan perempuan,
yang membedakan upah adalah posisi dan tanggung jawab
disaat bekerja. Nelayan yang posisi pekerjaannya sebagai
tonaas, walaupun ada tonaas laki-laki dan tonaas
perempuan, mereka tetap digaji sama rata. Dari tabel diatas
dapat dilihat bahwa dari 100% hasil tangkapan yang dijual,
50% berhak diperoleh pemilik usaha, selain karena alasan
yang memiliki usaha itu, tapi upah itu untuk perbaikan
perahu atau jaring yang digunakan. Kesempatan kerja
dalam usaha pukat pantai yang diperoleh baik nelayan laki-
laki maupun nelayan perempuan adalah sama.

Kesimpulan
Rumah tangga perikanan di Desa Tanjung Pasir memiliki
ciri sebagai berikut: pertama, istri/perempuan rata-rata
berusia 40 tahun, sedangkan suami/laki-laki rata-rata
berusia 45 tahun. Status pendidikan baik perempuan
maupun laki-laki mayoritas hanya sampai tamat sekolah
dasar. Status bekerja/ kedudukan responden perempuan
dalam pengolahan ikan sebagai pemilik, sedangkan
mayoritas responden lakilaki dalam penangkapan dan
pembudidayaan sebagai penggarap. Pemahaman
masyarakat setempat mengenai gender tergolong masih
rendah sehingga memunculkan ketimpangan dan
kesenjangan dalam rumah tangga perikanan di Desa
Tanjung Pasir
 ARTIKEL 2
Judul Analisis Gender Pada Usaha Perikanan Tangkap Pukat
Pantai Di Kelurahan Tandurusa Kecamatan Aertembaga
Kota Bitung.
Penulis Stacey M.J Tambani1 ; Steelma V. Rantung2 ; Martha P.
Wasak.
Jurnal Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan
Volume (no.): Vol. 8 No. 2
Halaman
Tahun 2013
Hasil Review
Pendahuluan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dan
karakteristikrumah tangga yang berhubungan dengan
peran gender dalam rumah tangga perikanan fimana pada
kenyataannya perempuan masih belum memiliki akses
dan kontrol terhadap sumberdaya. Perempuan dalam
kontribusinya cenderung untuk melakukan kegiatan
penunjang. Salah satu contohnya adalah kehidupan
perempuan pengolah hasil perikanan. 
Metode Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif.
Prosedur pengumpulan data .
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan cara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar populasi rumah
tangga di desa ini melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan bidang perikanan meliputi penangkapan ikan,
pengolahan hasil perikanan, dan budidaya perikanan.
Penelitian dilaksanakan dalam waktu enam bulan, yaitu
Mei - Desember 2012
3. Teknik Sampling
Jumlah populasi rumah tangga nelayan sebanyak 241 RT
dengan sampel 10 persen yaitu 25 RT. Pengambilan
sampel menggunakan teknik sampel gugus sederhana
(cluster sampling). Jumlah rumah tangga pengolah hasil
perikanan sebanyak 10 RT dan seluruhya dijadikan
sampel dengan menggunakan sensus
4. Teknik Pengolahan dan analisis
Unit analisis penelitian ini adalah rumah tangga dengan
subjek penelitiannya adalah perempuan dan laki-laki
dalam rumah tangga perikanan di lokasi penelitian. Data
kuantitatif diolah dengan menggunakan tabulasi silang
untuk melihat hubungan antara variabel. Data disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang.
Selanjutnya, data-data yang sudah diolah, dianalisis
dengan menggunakan analisis gender. Penyimpulan hasil
penelitian dilakukan dengan merujuk hasil analisis data
kuantitatif dan kualitatif. 
Hasil dan Pembahasan
Terlihat bahwa pencari nafkah pada bidang perikanan di
Karakteristik Dan desa ini mayoritas berada pada masa usia pertengahan.
Kondisi Sosial Penduduk dengan usia pada masa awal dewasa cenderung
Ekonomi Rumah melakukan pekerjaan dalam bidang non perikanan seperti
Tangga Perikanan bidan, ABRI, kuli panggul, satpam, buruh pabrik, dan
Di Desa Tanjung sebagainya. anak cenderung tidak ingin melakukan
pekerjaan yang sama dengan orang tuanya karena melihat
nasib dalam rumah tangganya yang cukup kekurangan.

Pasir

Hasil pengambilan menunjukkan tingkat pemahaman


mengenai peran gender dalam ketiga jenis rumah tangga
perikanan di Desa Tanjung Pasir masih relatif rendah.
Hubungan
Karakteristik Rumah
Tangga Dan Kondisi
Sosial Ekonomi
Dengan Peran
Gender Dalam
Rumah Tangga
Perikanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembagian peran


yang rendah terjadi ketika tingkat usia sedang atau pada
masa pertengahan. Pembagian peran yang dilakukan dari
masingmasing tingkatan usia serupa, yaitu hanya
perempuan yang melakukan aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan bidang reproduktif. Akses perempuan
terbatas dalam pencarian nafkah untuk meningkatkan
ekonomi rumah tangga karena cenderung laki-laki lebih
mendominasi untuk bidang produktif.

Kesimpulan
Rumah tangga perikanan di Desa Tanjung Pasir memiliki
ciri sebagai berikut: pertama, istri/perempuan rata-rata
berusia 40 tahun, sedangkan suami/laki-laki rata-rata
berusia 45 tahun. Status pendidikan baik perempuan
maupun laki-laki mayoritas hanya sampai tamat sekolah
dasar. Status bekerja/ kedudukan responden perempuan
dalam pengolahan ikan sebagai pemilik, sedangkan
mayoritas responden lakilaki dalam penangkapan dan
pembudidayaan sebagai penggarap. Pemahaman
masyarakat setempat mengenai gender tergolong masih
rendah sehingga memunculkan ketimpangan dan
kesenjangan dalam rumah tangga perikanan di Desa
Tanjung Pasir

 ARTIKEL 3
Judul Kesenjangan Gender Pada Pemanfaatan Perikanan Skala
Kecil Di Kabupaten Natuna
Penulis Armen Zulham, Rani Hafsaridewi, Hikmah, Permana Ari
Soejarwo, dan Bayu Vita Indah Yanti
Jurnal Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Perikanan
Volume (no.): Vol. 6 No. 2
Halaman
Tahun 2020
Hasil Review
Pendahuluan Ketidaksetaraan gender terkait dengan akses serta kontrol
laki-laki dan perempuan pada masyarakat perikanan di
Kabupaten Natuna perlu diidentifikasi paska
implementasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu
(SKPT) Selat Lampa yang dibangun untuk
mengembangkan perekonomian dan perikanan skala kecil
di Kabupaten Natuna dan memberikan kesempatan kerja
dan meningkatkan pendapatan masyarakat perikanan.
penelitian ini fokus pada 2 (dua) tujuan utama, yaitu 1)
menganalisis kesenjangan gender pada aktivitas
perikanan skala kecil di Kabupaten Natuna; 2)
merumuskan strategi untuk mencapai kesetaraan gender
pada masyarakat perikanan skala kecil di Kabupaten
Natuna.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2019 di 5 (lima)
kecamatan di Kabupaten Natuna, yaitu; Bunguran
Selatan, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut,
Bunguran Utara, dan Pulau Tiga. Data yang dikumpulkan
adalah data primer terpilah gender yang dikumpulkan dari
52 responden yang dipilih secara acak untuk mendapat
informasi tentang akses dan kontrol, serta partisipasi laki-
laki dan perempuan terhadap berbagai aktivitas pada
perikanan skala kecil.
Hasil dan Pembahasan
KESENJANGAN 1. Kesenjangan gender pada persiapan penangkapan ikan
GENDER PADA Tabel 1 menunjukkan fenomena akses dan kontrol
AKTIVITAS perempuan tentang pengambilan keputusan penentuan
PERIKANAN lokasi penangkapan ikan, menentukan alat tangkap
SKALA KECIL ikan, membeli alat tangkap ikan baru, serta mengelola
investasi penangkapan ikan.
2. Kesenjangan gender pada kegiatan penangkapan ikan.
Keputusan menentukan lama melaut dan jumlah tenaga
kerja yang melaut di Kecamatan Bunguran Selatan dan
Bunguran Timur menunjukkan kuatnya dominasi laki-
laki. Akses (kesempatan) dan kontrol (kewenangan)
perempuan terhadap hal itu dapat dikatakan tidak ada.

3. Kesenjangan gender paska panen (penangkapan) ikan


Relasi gender pada kegiatan paska panen ikan terkait
dengan penentuan lokasi mendaratkan ikan, alokasi
penjualan hasil tangkapan, dan sistem penjualan hasil
tangkapan. Perempuan, walaupun tidak melaut namun
partisipasinya mempengaruhi kegiatan tersebut. Akses dan
kontrol perempuan yang lemah dalam penentuan lokasi
pendaratan ikan pada lima kecamatan di Natuna
menunjukkan perempuan tidak diberi akses di dalam
keputusan menentukan lokasi pendaratan ikan, tetapi
dipengaruhi oleh toke ikan
Kesimpulan Relasi laki-laki dan perempuan menjadi bagian penting
dalam membangun perekonomian dan pengembangan
perikanan skala kecil di Kabupaten Natuna. Kontribusi
perempuan pada berbagai aktivitas di dalam kegiatan
persiapan penangkapan ikan, penangkapan ikan, dan paska
penangkapan ikan masih terbatas.

Anda mungkin juga menyukai