UTS - 01 - Indri Maranatha Siringoringo - 165080100111039
UTS - 01 - Indri Maranatha Siringoringo - 165080100111039
NIM : 165080100111039
Absen : 01
Kelas : Sosiologi Perikanan A3
Kesimpulan
Rumah tangga perikanan di Desa Tanjung Pasir memiliki
ciri sebagai berikut: pertama, istri/perempuan rata-rata
berusia 40 tahun, sedangkan suami/laki-laki rata-rata
berusia 45 tahun. Status pendidikan baik perempuan
maupun laki-laki mayoritas hanya sampai tamat sekolah
dasar. Status bekerja/ kedudukan responden perempuan
dalam pengolahan ikan sebagai pemilik, sedangkan
mayoritas responden lakilaki dalam penangkapan dan
pembudidayaan sebagai penggarap. Pemahaman
masyarakat setempat mengenai gender tergolong masih
rendah sehingga memunculkan ketimpangan dan
kesenjangan dalam rumah tangga perikanan di Desa
Tanjung Pasir
ARTIKEL 2
Judul Analisis Gender Pada Usaha Perikanan Tangkap Pukat
Pantai Di Kelurahan Tandurusa Kecamatan Aertembaga
Kota Bitung.
Penulis Stacey M.J Tambani1 ; Steelma V. Rantung2 ; Martha P.
Wasak.
Jurnal Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan
Volume (no.): Vol. 8 No. 2
Halaman
Tahun 2013
Hasil Review
Pendahuluan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dan
karakteristikrumah tangga yang berhubungan dengan
peran gender dalam rumah tangga perikanan fimana pada
kenyataannya perempuan masih belum memiliki akses
dan kontrol terhadap sumberdaya. Perempuan dalam
kontribusinya cenderung untuk melakukan kegiatan
penunjang. Salah satu contohnya adalah kehidupan
perempuan pengolah hasil perikanan.
Metode Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif.
Prosedur pengumpulan data .
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan cara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar populasi rumah
tangga di desa ini melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan bidang perikanan meliputi penangkapan ikan,
pengolahan hasil perikanan, dan budidaya perikanan.
Penelitian dilaksanakan dalam waktu enam bulan, yaitu
Mei - Desember 2012
3. Teknik Sampling
Jumlah populasi rumah tangga nelayan sebanyak 241 RT
dengan sampel 10 persen yaitu 25 RT. Pengambilan
sampel menggunakan teknik sampel gugus sederhana
(cluster sampling). Jumlah rumah tangga pengolah hasil
perikanan sebanyak 10 RT dan seluruhya dijadikan
sampel dengan menggunakan sensus
4. Teknik Pengolahan dan analisis
Unit analisis penelitian ini adalah rumah tangga dengan
subjek penelitiannya adalah perempuan dan laki-laki
dalam rumah tangga perikanan di lokasi penelitian. Data
kuantitatif diolah dengan menggunakan tabulasi silang
untuk melihat hubungan antara variabel. Data disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang.
Selanjutnya, data-data yang sudah diolah, dianalisis
dengan menggunakan analisis gender. Penyimpulan hasil
penelitian dilakukan dengan merujuk hasil analisis data
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil dan Pembahasan
Terlihat bahwa pencari nafkah pada bidang perikanan di
Karakteristik Dan desa ini mayoritas berada pada masa usia pertengahan.
Kondisi Sosial Penduduk dengan usia pada masa awal dewasa cenderung
Ekonomi Rumah melakukan pekerjaan dalam bidang non perikanan seperti
Tangga Perikanan bidan, ABRI, kuli panggul, satpam, buruh pabrik, dan
Di Desa Tanjung sebagainya. anak cenderung tidak ingin melakukan
pekerjaan yang sama dengan orang tuanya karena melihat
nasib dalam rumah tangganya yang cukup kekurangan.
Pasir
Kesimpulan
Rumah tangga perikanan di Desa Tanjung Pasir memiliki
ciri sebagai berikut: pertama, istri/perempuan rata-rata
berusia 40 tahun, sedangkan suami/laki-laki rata-rata
berusia 45 tahun. Status pendidikan baik perempuan
maupun laki-laki mayoritas hanya sampai tamat sekolah
dasar. Status bekerja/ kedudukan responden perempuan
dalam pengolahan ikan sebagai pemilik, sedangkan
mayoritas responden lakilaki dalam penangkapan dan
pembudidayaan sebagai penggarap. Pemahaman
masyarakat setempat mengenai gender tergolong masih
rendah sehingga memunculkan ketimpangan dan
kesenjangan dalam rumah tangga perikanan di Desa
Tanjung Pasir
ARTIKEL 3
Judul Kesenjangan Gender Pada Pemanfaatan Perikanan Skala
Kecil Di Kabupaten Natuna
Penulis Armen Zulham, Rani Hafsaridewi, Hikmah, Permana Ari
Soejarwo, dan Bayu Vita Indah Yanti
Jurnal Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Perikanan
Volume (no.): Vol. 6 No. 2
Halaman
Tahun 2020
Hasil Review
Pendahuluan Ketidaksetaraan gender terkait dengan akses serta kontrol
laki-laki dan perempuan pada masyarakat perikanan di
Kabupaten Natuna perlu diidentifikasi paska
implementasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu
(SKPT) Selat Lampa yang dibangun untuk
mengembangkan perekonomian dan perikanan skala kecil
di Kabupaten Natuna dan memberikan kesempatan kerja
dan meningkatkan pendapatan masyarakat perikanan.
penelitian ini fokus pada 2 (dua) tujuan utama, yaitu 1)
menganalisis kesenjangan gender pada aktivitas
perikanan skala kecil di Kabupaten Natuna; 2)
merumuskan strategi untuk mencapai kesetaraan gender
pada masyarakat perikanan skala kecil di Kabupaten
Natuna.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2019 di 5 (lima)
kecamatan di Kabupaten Natuna, yaitu; Bunguran
Selatan, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut,
Bunguran Utara, dan Pulau Tiga. Data yang dikumpulkan
adalah data primer terpilah gender yang dikumpulkan dari
52 responden yang dipilih secara acak untuk mendapat
informasi tentang akses dan kontrol, serta partisipasi laki-
laki dan perempuan terhadap berbagai aktivitas pada
perikanan skala kecil.
Hasil dan Pembahasan
KESENJANGAN 1. Kesenjangan gender pada persiapan penangkapan ikan
GENDER PADA Tabel 1 menunjukkan fenomena akses dan kontrol
AKTIVITAS perempuan tentang pengambilan keputusan penentuan
PERIKANAN lokasi penangkapan ikan, menentukan alat tangkap
SKALA KECIL ikan, membeli alat tangkap ikan baru, serta mengelola
investasi penangkapan ikan.
2. Kesenjangan gender pada kegiatan penangkapan ikan.
Keputusan menentukan lama melaut dan jumlah tenaga
kerja yang melaut di Kecamatan Bunguran Selatan dan
Bunguran Timur menunjukkan kuatnya dominasi laki-
laki. Akses (kesempatan) dan kontrol (kewenangan)
perempuan terhadap hal itu dapat dikatakan tidak ada.