http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ucej
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6293
Gedung C4 Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ppknunnes@gmail.com
33
Bahrain Dwi Masitho, dkk / Unnes Civic Education Journal 2 (2) (2013)
keabsahan data dilakukan dengan teknik jawab yang telah perempuan nelayan lakukan
triangulasi sumber. Analisis data dalam dalam posisi sosial dan peran ekonomi cukup
penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap kuat dan mendominasi.
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dan verifikasi data. dikemukakan oleh Kusnadi (2012:103) yakni
peran yang dilakukan oleh perempuan nelayan
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah: 1) Peran domestik, peranan ini
dilaksanakan perempuan nelayan dalam
Kehidupan Sosial Ekonomi Perempuan Dalam kedudukannnya sebagai istri dari suami dan ibu
Masyarakat Nelayan Di Desa Panjang Baru dari anak-anaknya. Pekerjaan yang menjadi
Kecamatan Pekalongan Utara tanggung jawabnya adalah pekerjaan-pekerjaan
Perempuan nelayan yang bekerja di Desa seputar rumah tangga, seperti menagani
Panjang Baru Kecamatan Pekalongan Utara, pekerjaan dapur, membersihkan rumah,
biasanya bekerja sebagai pedangang, penjual mengasuh dan mendidik anak, menyediakan
ikan sampai sebagai grayak wedok di Tempat kebutuhan sekolah anak-anak, dan menyiapkan
Pelelangan Ikan, walaunpun ada perempuan bekal suami melaut. Bagi rumah tangga nelayan
nelayan yang hanya mengandalkan penghasilan yang mampu, mereka akan meminta bantuan
suami saja untuk memenuhi kebutuhan sehari- kerabatnya untuk meringankan tanggung jawab
hari. domestik ini bersifat “membantu semata”, jika
Dilihat dari kehidupan sosial ekonomi kesempatan memungkinkan. Peranan domestik
mereka bahwa perempuan nelayan yang hanya adalah kewajiban pertama perempuan nelayan,
sebagai ibu rumah tangga dapat menjalankan 2) Peran produktif, adalah peran perempuan
perannya dengan baik karena dapat mengurus nelayan untuk memperoleh penghasilan
pekerjaan rumah dengan baik, tapi hal ini ekonomi dalam upaya memenuhi kebutuhan
berbeda dengan perempuan nelayan yang harus rumah tangga sehari-hari. Usaha yang dilakukan
ikut bekerja mencari nafkah untuk memenuhi perempuan nelayan untuk mendapatkan
kebutuhan sehari-hari. Mereka harus bisa pendapatan ekonomi ini adalah dengan jalan
membagi waktu antara bekerja dengan menjual hasil tangkapan (ikan) suami, bekerja
mengurus rumah. Hal ini menyebabkan pada orang lain, seperti menjadi buruh pada
perempuan nelayan memiliki beban ganda dan usaha pemindangan ikan; dan atau memiliki
terlebih lagi perempuan nelayan juga harus unit usaha sendiri, seperti membuka
berperan dalam kehidupan bermasyarakat. toko/warung, pedagang perantara, dan memiliki
Beban ganda yang dimiliki oleh usaha pengolahan hasil perikanan, dan 3) Peran
perempuan nelayan bekerja yang ada di Desa ketiga adalah ikut mengelola potensi komunitas,
Panjang Baru, mengakibatkan beban kerja yang yang hasil akhirnya juga untuk kepentingan
ditanggungnya semakin berat karena ia harus ekonomi dan investasi sosial rumah tangga
bekerja dan juga mengurus rumah tangga seperti masyarakat nelayan. Peranan ini diwujudkan
memasak, menyuci, mengepel, menyapu dan dalam bentuk keterlibatan kaum perempuan
lain-lain. Hal ini sependapat dengan Astuti dalam mengikuti arisan, simpan-pinjam,
(2012:86) menyatakan bahwa beban kerja simpanan, sumbangan timbal-balik hajatan, dan
menjadi dua kali lipat terlebih lagi bagi kegiatan gotong-royong lainnya. Hal ini
perempuan yang bekerja di luar rumah. Selain membuat perempuan nelayan dapat
bekerja mereka juga harus bertanggung jawab berpartisipasi dalam mengelola potensi sumber
untuk keseluruhan pekerjaan rumah tangga. daya sosial ekonomi masyarakat yang suatu saat
Perempuan nelayan di Desa Panjang Baru dapat dimanfaatkan untuk menopang kebutuhan
juga berperan dalam kegiatan sosial seperti rumah tangga, seperti ketika penghasilan dari
mengikuti arisan, PKK, pengajian dan lain melaut menurun, didera sakit, biaya hajatan
sebagainya. Hal ini membuktikan tanggung
35
Bahrain Dwi Masitho, dkk / Unnes Civic Education Journal 2 (2) (2013)
keluarga, membeli keperluan sekolah anak, dan menjadi dinomorduakan dalam keluarga.
kebutuhan mendadak lainnya. Pernomorduaan pada dasarnya adalah
keyakinan salah satu jenis kelamin dianggap
Kualitas Hidup Perempuan Dalam Masyarakat lebih penting atau lebih utama dibandingkan
Nelayan Di Desa Panjang Baru Kecamatan jenis kelamin lain, misalnya mengurus pekerjaan
Pekalongan Utara rumah tangga dianggap kodrat perempuan
World Health Organization mendefinisikan (Astuti, 2011:90). Hal ini yang mengakibatkan
quality of life atau kualitas hidup sebagai persepsi perempuan selalu dinomorduakan, 3)
individu terhadap kehidupannya di masyarakat Kesehatan, selain itu dilihat dari kesehatannya,
dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada perempuan nelayan di Desa Panjang Baru sudah
yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, sadar akan pentingnya kesehatan. Hal ini
dan juga perhatian terhadap kehidupan. Kualitas terlihat dari banyaknya perempuan nelayan
hidup dalam hal ini merupakan suatu konsep yang jika mereka sakit memerisakan dirinya ke
yang sangat luas yang dipengaruhi oleh kondisi puskesmas, tetapi jika sakit yang diderita tidak
fisik individu, psikologi, tingkat kemandirian parah, perempuan nelayan lebih memilih untuk
dan hubungan sosial individu dengan membeli obat di warung seperti jika mereka
lingkungannya (Fahrudin, 2012:44). sakit kepala atau panas badan, 4) Pemukiman,
Dalam penelitian ini yang menjadi tolak banyak pemukiman perempuan nelayan yang
ukur dalam kualitas hidup adalah: 1) kurang layak karena tempatnya yang sempit,
Pendidikan, dilihat dari tingkat pendidikan hanya ada satu dan dua kamar tidur dan dihuni
perempuan di Desa Panjang Baru Kecamatan oleh 5-6 orang, serta ditambah dengan keadaan
Pekalongan Utara yang hanya lulusan Sekolah kamar mandi yang jauh dari layak dan tidak
Dasar berjumlah 1200 orang lebih banyak dari adanya WC untuk membuang air besar,
jumlah laki-lakinya yakni 833 orang (Sumber: walaupun ada WC umum tapi WC umum
Data Monografi Desa Panjang Baru Bulan keadaannya juga tidak layak karena hanya
Januari s.d Juni 2012). Hal ini membuat terbuat dari gedek (anyaman bambu) dan
rendahnya kualitas sumber daya manusia letaknya yang di pinggir jalan. Hal ini yang
sehingga berdampak terhadap kualitas hidup membuat kualitas hidup mereka kurang baik,
mereka, 2) Makanan, dilihat dari konsumsi dan 5) Relasi-relasi terhadap lingkungan, kondisi
pangan setiap harinya, perempuan nelayan di alam laut yang tidak menentu membuat
Desa Panjang Baru yang bekerja dan yang perempuan nelayan harus berhati-hati. Hal ini
hanya sebagai ibu rumah tangga menyiapkan disebabkan karena air laut yang terkadang
makanan untuk keluarga tiga kali sehari dengan pasang, membuat sebagian daerah di dekat
menu makanan yang terkadang hanya masak pantai menjadi terendam air laut. Sehingga
tempe, tahu, tetapi jika ada uang lebih terjadi banjir rob yang mengkibatkan lingkungan
perempuan nelayan ini menyiapkan makanan tempat tinggal perempuan nelayan menjadi
untuk keluarga dengan memasak ayam atau kotor dan banyak penyakit. Hal ini dapat
dading tapi hal ini hanya waktu tertentu saja. mengganggu kesehatan para perempuan nelayan
Memasak merupakan suatu keharus bagi dan mengganggu aktivitas sehari-hari
perempuan karena kodrat perempuan adalah perempuan nelayan baik dalam mengurus
mengurus pekerjaan rumah seperti memasak, rumah atau saat bekerja.
menyapu, mengepel, mencuci, mendidik anak, Kualitas hidup perempuan nelayan
dan lain-lain, tetapi ketika perempuan nelayan kurang baik dilihat dari pendidikan, makanan,
menghidangkan makan untuk keluarganya dan kesehatan, pemukiman dan relasi-relasi terhadap
menyantap makanan tersebut bersama-sama, lingkungan. Mengapa demikian karena
suaminnya dulu yang makan lalu anaknya pemukiman mereka yang sempit dan tidak
setelah itu baru perempuan nelayan tersebut. adanya WC ditambah dengan lingkungan alam
Hal ini yang membuat perempuan nelayan yang sering terjadi banjir rob membuat kualitas
36
Bahrain Dwi Masitho, dkk / Unnes Civic Education Journal 2 (2) (2013)
37