Anda di halaman 1dari 34

UJIAN TENGAH SEMESTER ANALISIS

BISNIS LAPORAN KEUANGAN

ISABELLA 20180104041

DOSEN : DR. SUDARWAN, AKT, MACC, CIA, CCSA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI TAHUN 2018 / 2019
Neraca per 31 Desember 2019 dan 2018 ANALISIS COMMON SIZE
31-Des-2019 31-Des- 31-Des-2017 % DARI SUB TOTAL % DARI TOTAL
2018
2019 2018 2017 2019 2018 2017
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 1.457.276 1.094.239 853.500
15,12 17,41 17,33 9,37 9,40 8,34
Deposito 350.000 825.000 750.000
3,63 13,12 15,23 2,25 7,09 7,33
Instrumen 376.000 330.000 275.000
Keuangan 3,90 5,25 5,58 2,42 2,83 2,69
Persediaan Bahan 686.538 476.539 279.684
7,12 7,58 5,68 4,42 4,09 2,73
Pekerjaan dalam 1.080.174 1.209.414 1.410.260
Penyelesaian 11,21 19,24 28,63 6,95 10,39 13,79
Persediaan Barang 1.896.883 764.863 673.110
Jadi 19,69 12,17 13,67 12,20 6,57 6,58
Piutang Kepada 1.250.000 750.974 364.876
Pihak Ketiga 12,97 11,95 7,41 8,04 6,45 3,57
Piutang Kepada 1.876.529 500.985 123.687
Pihak Berelasi 19,47 7,97 2,51 12,07 4,30 1,21
Piutang Lain-lain 45.698 40.769 34.785
0,47 0,65 0,71 0,29 0,35 0,34
Uang Muka 186.965 79.574 53.487
Kepada Sub Kon 1,94 1,27 1,09 1,20 0,68 0,52
Uang Muka Pajak 98.486 87.524 58.763
1,02 1,39 1,19 0,63 0,75 0,57
Tagihan PPn 331.200 126.500 48.500
Kepada Pelanggan 3,44 2,01 0,98 2,13 1,09 0,47

Jumlah Aktiva 9.635.749 6.286.381 4.925.652


lancar 100,00 100,00 100,00 61,97 53,99 48,16

Aktiva Tidak
Lancar

Persediaan Bahan 120.652 42.983 35.487


2,04 0,80 0,67 0,78 0,37 0,35
Persediaan Barang 189.652 98.385 56.742
Jadi 3,21 1,84 1,07 1,22 0,84 0,55
Investasi Pada 600.549 350.875 295.762
Perusahaan Afiliasi 10,16 6,55 5,58 3,86 3,01 2,89
Lisensi 307.500 332.500 357.500
5,20 6,21 6,74 1,98 2,86 3,50
Tanah 1.500.000 1.500.000 1.500.000
25,37 28,00 28,29 9,65 12,88 14,67
Bangunan 1.987.500 1.875.000 2.000.000
33,61 35,00 37,72 12,78 16,10 19,55
Infrastruktur 135.000 105.000 120.000
2,28 1,96 2,26 0,87 0,90 1,17
Mesin dan 1.045.000 1.025.000 900.000
Peralatan 17,67 19,13 16,97 6,72 8,80 8,80
Kendaraan 12.000 8.000 12.000
0,20 0,15 0,23 0,08 0,07 0,12
Aset Tidak Lancar 15.000 20.000 25.000
lainnya 0,25 0,37 0,47 0,10 0,17 0,24

Jumlah Aset Tidak 5.912.853 5.357.743 5.302.491


Lancar 100,00 100,00 100,00 38,03 46,01 51,84
Jumlah Aset 15.548.602 10.228.143
11.644.124 100,00 100,00 100,00
Kewajiban dan
Modal
Kewajiban Jangka
Pendek
Utang Usaha
1.874.659 895.487 580.748
40,61 27,60 19,71 12,06 7,69 5,68
Beban Akrual
36.967 34.875 25.749
0,80 1,07 0,87 0,24 0,30 0,25
Pinjaman Bank
550.000 450.000 375.000
11,91 13,87 12,73 3,54 3,86 3,67
Utang Pembelian
210.000 175.000 154.000
Leasing 4,55 5,39 5,23 1,35 1,50 1,51
Surat Hutang yang
Segera Jatuh 650.000 500.000 450.000
14,08 15,41 15,27 4,18 4,29 4,40
Tempo
Uang Muka dari
350.000 475.000 835.000
Pelanggan 7,58 14,64 28,34 2,25 4,08 8,16
Hutang Kepada
525.000 382.500 278.000
Sub Kon 11,37 11,79 9,44 3,38 3,28 2,72
PPn yang telah
dipunggut tapi 36.958 31.875 27.965
0,80 0,98 0,95 0,24 0,27 0,27
Belum Disetor
Utang Dividen
- 125.000 135.000
- 3,85 4,58 - 1,07 1,32
Imbalan Pasca
51.500 48.700 36.500
Kerja jngka Pendek 1,12 1,50 1,24 0,33 0,42 0,36
Hutang PPn yang
Belum dipunggut 331.200 126.500 48.500
7,17 3,90 1,65 2,13 1,09 0,47
dari Pelnggan

Jumlah Kewajiban
4.616.284 3.244.937 2.946.462
Jangka Pendek 100,00 100,00 100,00 29,69 27,87 28,81

Kewajban Jangka
Panjang
Pinjaman Bank
3.750.000 2.500.000 2.325.000
47,65 50,88 52,36 24,12 21,47 22,73
Utang Pembelian
1.050.000 875.000 725.000
Leasing 13,34 17,81 16,33 6,75 7,51 7,09
Surat Hutang
2.750.000 1.250.700 1.137.000
34,94 25,46 25,61 17,69 10,74 11,12
Imbalan Pasca
kerja Jangka 320.000 287.500 253.500
4,07 5,85 5,71 2,06 2,47 2,48
Panjang

Junlah Kewajiban
7.870.000 4.913.200 4.440.500
Jangka Panjang 100,00 100,00 100,00 50,62 42,19 43,41
12.486.284 8.158.137 7.386.962
Jumlah Kewajiban
Ekuitass
Modal saham
1.500.000 1.500.000 1.500.000
Disetor 48,98 43,03 52,79 9,65 12,88 14,67
Saldo Laba Ditahan
1.562.318 1.985.987 1.341.181
51,02 56,97 47,21 10,05 17,06 13,11
Jumlah Ekuitas
3.062.318 3.485.987 2.841.181
100,00 100,00 100,00 19,70 29,94 27,78

Jumlah Kewajiban
15.548.602 10.228.143
dan Ekuitas 11.644.124 100,00 100,00 100,00

Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan aktiva lancar PT Bapak Darwan

berturut-turut dari tahun 2017 sampai dengan 2019 mengalami peningkatan sebesar 48,16%,

53,99%, dan 61,97% dari total asset perusahaan. Komposisi asset lancar pada tahun 2017

mengalami penurunan dibandingkan posisi tahun 2018 dan 2019 berturut-turut mengalami

kenaikan. Sebaliknya komposisi asset tidak lancar mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar

51,84%, dibandingkan dengan asset tidak lancar thn 2018 yaitu sebesar 46,01% dan tahun 2019

sebesar 38,03%. PT Bapak Darwan menginvestasikan sebagian besar asetnya pada persediaan

bahan dan persediaan barang jadi berturut-turut sebesar 6,58%, 6,57%, dan 12,20% untuk

persediaan barang jadi sedangkan untuk persediaan bahan yaitu sebesar 2,73%, 4,09% dan

4,42% dari total nilai asset perusahaan dari tahun 2017 sampai dengan 2019. Penurunan

komposisi asset tidak lancar dari total asset PT Bapak Dawan pada tahun 2019 turut di pengaruhi

dengan kenaikan total asset lancar perusahaan. Total asset PT Bapak Dawan Tbk sesungguhnya

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, komposisi di atas menggambarkan pergeseran jenis

investasi dari asset PT Bapak Dawan.

Sementara pada pos pasiva, kewajiban jangka panjang lebih mendominasi dari total

liabilitas perusahaan. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2018 yang semula 43,41% menjadi

42,19%. Sementara pada tahun 2019 meningkat sebesar 50,62%. Persentase kewajiban jangka
pendek tahun 2017 hingga 2019 mengalami penurunan ditahun 2018 sebesar 27,87% dan

meningkat dithn 2019 sebesar 29,69%. Kenaikan kewajiban jangka panjang dithn 2019

didominasi oleh adanya peningkatan pada nilai pinjaman bank yaitu sebesar 24,12%, hal ini

dikarenakan perusahan membutuhkan penambahan dana untuk membiayai kegiatan operasional

perusahaannya, yang dapat terlihat juga dalam laporan arus kas kegiatan pendanaan dithn 2019

total penerimaan pinjaman bank adalah sebesar 2.850.000 sedangkan dithn 2018 sebesar

1.375.000, ada kenaikan sebesar 1.475.000 dari tahun 2018 ke 2019.

Untuk jumlah ekuitas, komposisi ekuitas lebih rendah daripada komposisi liabilitas di pos

passive ini. Total ekuitas dari tahun 2017 hingga 2019 bervariasi. Tahun 2018 terjadi

peningkatan yang semula 27,78% menjadi 29,94%. Di tahun 2019 terjadi penurunan menjadi

19,70%. Besarnya komposisi permodalan di PT Bapak darwan tidak menggambarkan kuatnya

posisi perusahaan, hal ini dikarenakan total kewajiban perusahaan lebih besar dibandingkan

dengan total ekuitas, sehingga ini memperlihatkan bahwa PT Bapak darwan dalam menjalankan

perusahaannya untuk pendanaan lebih banyak berasal dari hutang atau pinjaman – pinjaman.
Analisis common size pada laporan laba rugi diaats menunjukkan perubahan yang

signifikan. Laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan yang cukup drastis bahkan

perusahan mengalami kerugian. Pada thn 2018 PT Bapak darwan memperoleh laba

komprehensif sebesar 969.806 dan dithn 2019 mengalami kerugian komprehensif sebesar

423.669, penurunan laba komprehensif thn 2018 ke 2019 adalah sebesar (143,69%) dan

penurunan sebesar (3,17%) jika dibandingkan dengan nilai penjualannya.

Penurunan-penurunan tersebut terjadi karena adanya peningkatan terhadap beban pokok

penjualan dan beban operasi perusahaan. Peningkatan beban pokok penjualan dari thn 2018 ke

2019 cukup signifikan, nilai beban pokok penjualan dithn 2018 dan 2019 jika dibandingkan

dengan nilai penjualan adalah sebesar 65,75% dan 74,03%. Sedangkan untuk nilai beban

operasi perusahaan dithn 2018 adalah sebesar 23,99% dan dithn 2019 sebesar 29,65%, dengan

peningkatan beban pokok operasi dr thn 2018 ke 2019 adalah sebesar 25,40%.

Jika ditelusuri lebih lanjut pada penjelasan di laporan keuangan PT. Bapak darwan,

peningkatan beban pokok penjualan disebabkan oleh adanya peningkatan yang signifikan untuk

pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja, maupun biaya overhead. Adanya peningkatan bahan

baku dikarenakan adanya peningkatan pada penjualan, dimana jika terjadi peningkatan penjualan

maka perusahaan menjual lebih banyak barang kepada konsumen atau permintaan konsumen

terhadap produk lebih banyak sehingga perusahan akan lebih membutuhkan banyak bahan dan

tenaga kerja untuk mensupport produksi, kenaikan penjualan dithn 2019 adalah sebesar

1.043.000 atau setara dengan 7,80% jika dibandingkan dengan penjualan dithn 2018.

Namun kenaikan penjualan yang terjadi dithn 2019 tidak sebanding dengan beban pokok

penjualan yang di keluarkan oleh perusahaan untuk mensupport penjualan tersebut, kenaikan
penjualan dithn 2019 hanya sebesar 7,80%, sedangkan besarnya kenaikan beban pokok

penjualan mencapai 18,11% sehingga terlihat beban yang dikeluarkan untuk penjualan tidak

sebanding dengan penjualan yang didapatkan perusahaan.

Laporan Arus Kas Untuk Tahun Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember
2019 dan 2018 Naik atau (Turun)
(Dalam Jutaan Rupiah)
2019 2018 RP %
Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
Penerimaan Kas Dari Pelanggan dan Agen 1,47
11.369.798 11.202.514
Penjualan 167.284
6,67
Pembayaran Kas Kepada Vendor 5.249.709 4.899.797
349.912
64,44
Pembayaran Kepada Sub Kon 745.800 265.200
480.600
63,16
Pencairan Deposito 475.000 175.000
300.000
(100,00)
Setoran Deposito - 250.000
(250.000)
Pembayaran Kepada Manajemen dan 32,86
4.734.345 3.178.409
Karyawan 1.555.936
(96,82)
Pembayaran Pajak PPh 10.962 344.863
(333.901)
(5,09)
Penerimaan Punggutan PPn 730.300 769.500
(39.200)
(5,27)
Pembayaran Setoran PPn 725.217 765.590
(40.373)
38,47
Penerimaan Dividen 59.772 36.775
22.997
(62,69)
Pembayaran Dividen 125.000 335.000
(210.000)
20,92
Pembelian Instrumen Keuangan 215.000 170.025
44.975
33,01
Penjualan Instrumen Keuangan 227.500 152.400
75.100
53,66
Pembayaran Ovverhead Produksi 1.534.718 711.130
823.588
3,75
Pembayaran Overhead Pemasaran 400.000 385.000
15.000
Pembayaran Overhead Umum 697.908 566.674 18,80
131.234
56,80
Pembayaran Imbalan Pasca Kerja 35.300 15.250
20.050

127,88
Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Operasi (1.611.589) 449.252
(2.060.840)

Arus Kas Dari Kegiatan Pendanaan


67,28
Penjualan Surat Hutang 2.399.300 785.000
1.614.300
25,00
Pembayaran Pinjaman Bank 1.500.000 1.125.000
375.000
51,75
Penerimaan Pinjaman Bank 2.850.000 1.375.000
1.475.000
17,16
Pelunasan Surat Hutang 750.000 621.300
128.700
28,57
Penerimaan Pembiayaan Leasing 350.000 250.000
100.000
43,57
Pembayaran Angsuran Leasing 140.000 79.000
61.000
10,40
Pembayaran Bunga Bank dan Leasing 475.200 425.800
49.400
16,89
Pembayaran Provisi dan Biaya Adm Bank 14.800 12.300
2.500

94,61
Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Pendanaan 2.719.300 146.600
2.572.700

Arus Kas Dari Kegiatan Investasi


100,00
Pengembangan Infrastuktur 50.000 -
50.000
100,00
Pembangunan Gudang 250.000 -
250.000
Pengadaan Mesin dan Peralatan Baru 250.000 300.000
(50.000)
100,00
Pembelian Kendaraan 10.000 -
10.000
Penjualan Mesin dan Peralatan yang Tidak 100,00
65.000 -
Digunakan 65.000
Tambahan Investasi Pada Perusahaan 77,93
249.674 55.113
Afiliasi 194.561

52,31
Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Pendanaan (744.674) (355.113)
(389.561)
33,69
Surplus (Defisit) Kas Tahun Berjalan 363.037 240.739
122.299

Saldo Kas dan Setara Awal Tahun 22,00


1.094.239 853.500
Berjalan 240.739

Saldo Kas dan Setara Akhir Tahun 24,91


1.457.276 1.094.239
Berjalan 363.037

Analisis common size pada laporan arus kas tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun

2019. Aktivitas dari kegiatan operasi mengalami kerugian yaitu minus Rp 1.611.589. Hal ini

karena peningkatan penerimaan kas dari pelanggan lebih kecil daripada peningkatan pembayaran

kas kepada pemasok dan karyawan, ditambah lagi pembayaran terhadap overhead untuk kegiatan

produksi di tahun 2019 merupakan jumlah yang paling tinggi dibanding tahun 2018 dengan

peningkatan pembayaran terhadap overhead dr thn 2018 ke 2019 mencapai 30 – 50% .

sedangkan untuk penerimaan kas dari pelanggan peningkatan yang terjadi dari thn 2018 ke 2019

hanya sebesar 1,47% atau senilai 167.284 jt. Sehingga jumlah penerimaan kas yang lebih rendah

tidak mampu mengcover nilai pembayaran yang dilakukan perusahaan dalam melaksanakan

kegiatan operasinya.

Sementara pada aktivitas pendanaan, penjualan surat hutang mendominasi kegiatan dari

pendanaan PT Bapak darwan dithn 2019 dengan peningkatan yang cukup signifikan sebesar

1.614.300 atau setara dengan 67,28%. Perusahaan banyak melakukan pinjaman untuk aktivitas

operasional perusahaan, kegiatan pendanaan perusahan didapatkan melalui pinjaman. baik

kepada bank, pihak leasing maupun dana yang berasal dari penjualan surat hutang. Sehingga

adanya peningkatan yang signifikan dalam kegiatan pendanaan di 2019 sebesar 2.719.300

dibandingkan dengan thn 2018 yaitu sebesar 146.600 atau peningkatan dalam aktivitas

pendanaan ini setara dengan 94,61%.


Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap terus mengalami peningkatan dari tahun

2018 hingga 2019 berturut-turut sebesar 52,31% atau sebesar 289.351. Terlihat dalam arus kas

untuk aktivitas investasi perusahaan melakukan perkembangan terhadap kegiatan produksi

dengan melakukan pembelian terhadap mesin – mesin, kendaraan, maupun investasi lainnya.

Berdasarkan analisis arus kas untuk ketiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas

investasi dan aktivitas pendanaan, dapat disimpulkan bahwa terjadi surplus di thn 2019 sebesar

363.037 dengan selisih peningkatan surplus dr thn 2018 ke 2019 sebesar 122.299 atau sebesar

33,69%. Kenaikan ini didominasi oleh adanya peningkatan signifikan untuk kegiatan pendanaan

yang paling tinggi diantara kenaikan pada aktivitas kegiatan operasi maupun kegiatan investasi.
ANALISIS RASIO KEUANGAN PT BAPAK DARWAN

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Keterangan 31-Des-18 31-Jan-19 Average

Aktiva Lancar 6.286.381 9.635.749 7.961.065

Hutang Lancar 3.244.937 4.616.284 3.930.611

Current Ratio 193,73% 208,73% 201,23%

Analisis rasio lancar PT Bapak Darwan, Tbk. tahun 2019 menunjukkan angka yang

paling tinggi dari 2 periode pelaporan perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu

mengelola/memanajemen asset lancar tahun 2019 lebih baik daripada tahunsebelumnya.

Tahun 2019 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya lebih besar daripada tahun sebelumnya yang menunjukkan risiko

likuiditas yang tinggi. Namun, di samping itu rasio lancar yang tinggi menunjukkan

adanya kelebihan asset lancar yang akan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap

profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar secara umum menghasilkan tingkat return

yang lebih rendah dibandingkan dengan asset tetap.

b. Acid Test Ratio (Rasio Cepat/quick ratio)

Keterangan 31-Des-18 31-Des-19 Average


Aktiva Lancar 6.286.381 9.635.749 7.961.065
Persediaan 1.241.726 2.583.421 1.912.574
Hutang Lancar 3.244.937 4.616.284 3.930.611
Quick Ratio 155,46% 152,77% 154,12%
Di antara komponen asset lancar, persediaan biasanya dianggap sebagai asset yang paling

tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk

sampai menjadi kas dan juga terjadi ketidakpastian nilai persediaan. Dengan alasan di

atas, persediaan dikeluarkan dari asset lancar untuk perhitungan rasio cepat. Rasio cepat

PT Bapak Darwan tahun 2018 lebih besar dari tahun 2019. Dalam hal ini, perusahaan

mampu mempergunakan asset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tahun

2018 lebih baik daripada tahun-tahun sesudahnya, tanpa memanfaatkan persediaan.

Dapat dilihat pula pada laporan keuangan bahwa investasi asset lancar pada persediaan,

tahun 2018 memang paling rendah dari tahun-tahun sesudahnya. Tingginya rasio cepat

pada tahun 2018 juga didukung dengan jumlah utang lancar yang lebih kecil pada tahun

2018dibandingkan dengan tahun 2019. Tahun 2019 terjadi kenaikan persediaan sehingga

mengakibatkan turunnya rasio cepat, Namun demikian, rasio cepat yang rendah

menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi

c. Net working capital

Keterangan 31-Des-18 31-Des-19 Average

Aktiva Lancar 6.286.381 9.635.749 7.961.065

Hutang Lancar 3.244.937 4.616.284 3.930.611

Net Working Capital 3.041.444 5.019.465 4.030.454

Hasil dapat dilihat dari rata-rata net working capital dalam 2 tahun sebesar 4.030.454.

yang mengartikan bahwa aktiva lancar mampu menjamin hutang lancar. Dari tabel di atas

dapat dijelaskan bahwa net working capital pada 2018 aebesar 3.041.444 dan pada 2019
net working capital mampu mengalami tren positif dengan kenaikan yang cukup

signifikan menjadi 5.019.465. Working capital yang bernilai positif mencerminkan

bahwa perusahaan mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya. Sedangkan working

capital yang bernilai negative menandakan bahwa perusahaan tidak mampu untuk

membayar hutang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari cash,

piutang (account receivables), dan persediaan (inventory).

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset (DAR)

Keterangan 31-Des-18 31-Des-19 Average

Total Hutang 3.244.937 4.616.284 3.930.611

Total Aktiva 11.644.124 15.548.602 13.596.363

Debt to Asset Ratio 27,87% 29,69% 28,78%

Rasio DAR pada PT Bapak Darwan tahun 2018 menghasilkan angka yang rendah

dibandingkan dengan tahun selanjutnya. Namun, untuk tahun selanjutnya terjadi

kenaikan rasio DAR yang disebabkan oleh meningkatnya total utang dan total aktiva.

Meskipun hanya menggunakan dana dari kreditur di bawah 50%, jumlah asset tetap

mengalami peningkatan
b. Rasio Total Utang terhadap Total Ekuitas (DER)

Keterangan 31-Des-18 31-Des-19 Average

Total Hutang 3.244.937 4.616.284 3.930.611

Total Modal 3.063.318 3.062.318 3.062.818

Debt to Equity Ratio 105,93% 150,74% 128,34%

Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan lemahnya struktur permodalan PT

Bapak darwan. Hal ini dikarenakan total modal perusahaan ini lebih kecil dibandingkan

dengan total hutang perusahaan, hal ini menunjukan bahwa kegiatan operasional

perusahaan lebih didominasi oleh pendanaan yang berasal dari hutang. meskipun pada

tahun 2018 menghasilkan rasio DER yang kecil namun untuk tahun-tahun selanjutnya

terus mengalami peningkatan hingga 150,74%.

3. Rasio Profitabilits

a. Net profit margin

Keterangan 2018 2019 Average

Laba Setelah Pajak 644.806 -423.669 110.569

Penjualan Bersih 12.325.910 13.369.368 12.847.639

Net Profit Margin 5,23% -3,17% 1,03%


Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sedangkan NPM yang rendah menunjukkan

penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau kombinasi dari

kedua hal tersebut, yang secara umum rasio yang rendah bisa menujukkan

ketidakefisienan manajemen. Untuk industry manufaktur cenderung memiliki rasio net

profit margin yang tinggi. Pada PT Bapak Darwan, rasio net profit margin (NPM)

mengalami penurunan dithn 2019 yang semula sebesar 5,23% menjadi ( 3,17% ).

Terjadinya penurunan yang signifikan untuk nilai NPM perusahan dr thn 2018 ke 2019..

hal ini meunjukan bahwa adanya kerugian PT Bapak darwan pada thn 2019, walaupun

nilai penjualan dithn 2019 meningkat namun peningkatan penjualan dithn 2019 tidak

signifikan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

b. Return on Asset (ROA)

Keterangan 2018 2019 Average

Laba Setelah Pajak 1.264.408 -491.669 386.370

Total Aktiva 11.644.124 15.548.602 13.596.363

Return Of Asset 10,86% -3,16% 3,85%

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi

manajemen. Pada PT Bapak darwan, Rasio return on asset (ROA) dari tahun 2018 ke

2019 mengalami penurunan. Tahun 2019 PT bapak darwan mengalami penurunan

sebesar (16,06%). Hasil dapat dilihat dari rata-rata return of asset dalam 2 tahun yang
artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah aktiva yang

digunakan untuk meghasilkan keuntungan adalah sebesar 3,85%. Nilai rasio sebesar ini

bisa dikatakan kurang baik, karena perusahaan belum mampu menghasilkan laba yang

besar melalui investasi yang dilakukan terhadap aset.

c. Return on equity (ROE)

Keterangan 2018 2019 Average

Laba Setelah Pajak 1.264.408 -491.669 386.370

Total Modal 3.485.987 3.062.318 3.274.153

Return Of Equity 36,27% -16,06% 10,11%

Hasil dapat dilihat dari rata-rata return of equity dalam 2 tahun yang artinya kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah modal yang digunakan untuk

meghasilkan keuntungan adalah sebesar 10,11%. Nilai rasio sebesar ini bisa dikatakan

kurang baik, karena perusahaan belum mampu menghasilkan laba yang besar melalui

investasi yang dilakukan terhadap modal. Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut

pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain

untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return pemegang saham

yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.

Pada PT Bapak Darwan, Rasio return on equity (ROE) dari tahun 2018 hingga 2019

mengalami penurunan yang signifikan. Dithn 2018 nilai ROE yang dihasilkan adalah

36,27% sedangkan untuk thn 2019 adalah sebesar ( 16,06%), terlihat dari hasil ROE di

thn 2018 ke 2019 adalah adanya penurunan nilai roe.


d. Gross Profit Margin

Keterangan 31-Des-18 31-Des-19 Average

Laba Kotor 4.221.218 3.472.134 3.846.676

Penjualan Bersih 12.325.910 13.369.368 12.847.639

Gross Profit Margin 34,25% 25,97% 30,11%

Pada rasio GPM diatas selama 2 thn didapatkan nilai rasio GPM thn 2018 sebesar

34,25%, dan tahun 2019 sebesar 25,97%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan PT

Bapak darwan untuk menghasilkan penjualan menjadi laba kotor mengalami penurunan

di thn 2019, sehingga menunjukan bahwa manajemen kurang bagus dalam melakukan

penekanan terhadap beban pokok penjualan sehingga terjadi pembengkakan terlalu tinggi

terhadap beban pokok penjualan tersebut.

4. Rasio Aktivitas

a. Inventory Turn Over

Keterangan 2018 2019 Average

Penjualan Bersih 8.104.692 9.897.234 9.000.963

Persedian 1.382.770 2.893.770 2.138.270

Inventory Turnover 5,86 3,42 4,64

Hasil dapat dilihat dari rata-rata inventory turnover dalam 2 tahun yang artinya secara

rata-rata, kemampuan perusahaan untuk memutar persedian setiap 4,64 kali dalam

setahun. Semakin tinggi rasio inventory turnover, maka perusahaan dapat menjual
persediaan dan barang tidak terlalu lama menumpuk di gudang. Pada PT Bapak darwan

Rasio perputaran persediaan mengalami penurunan. Tahun 2019 mengalami penurunan

yang semula 5,86 kali menjadi 3,42 kali. Hal ini menunjukkan perputaran persediaan

yang rendah akibat kurangnya pengendalian persediaan yang efektif padahal tingkat

persediaan perusahaan relative besar dan terus meningkat setiap tahun.

b. Fixed asset turnover

Keterangan 2018 2019 Average

Penjualan Bersih 12.325.910 13.369.368 12.847.639

Total Aktiva Tetap 5.357.743 5.912.853 5.635.298

Fixed Asset Turnover 2,30 2,26 2,28

Hasil dapat dilihat dari rata-rata fixed asset turnover dalam 2 yang artinya kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih 2,28 kali lebih besar dari pada total

aktita tetap yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan

aktiva tetap tersebut. Pada PT Bapak Darwan, Rasio perputaran asset tetap mengalami

penurunan ditahun 2018 yang semula 2,30 kali menjadi 2,26 kali. Dalam hal ini perlu

dilakukan evaluasi terkait dengan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset tetap

untuk mendukung penjualan.


c. Total asset turnover

Keterangan 2018 2019 Average

Penjualan Bersih 12.325.910 13.369.368 12.847.639

Total Aktiva 11.644.124 15.548.602 13.596.363

Total Asset Turnover 1,06 0,86 0,96

Hasil dapat dilihat dari rata-rata total asset turnover dalam 2 tahun yang artinya

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih 0,96 kali lebih besar dari

pada total aktita yang dimiliki. Pada PT Bapak Darwan Rasio perputaran total asset

mengalami penurunan. Pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 0,86% . Dilihat

dari hasilnya, perputaran asset perusahaan rendah dan perlu adanya evaluasi manajemen

terkait dengan strategi dan pengeluaran modalnya.

d. Receivable turnover

Keterangan 2018 2019 Average

Penjualan Bersih 12.325.910 13.369.368 12.847.639

Piutang 1.292.728 3.172.227 2.232.478

Receivable Turnover 9,53 4,21 6,87

Hasil dapat dilihat dari rata-rata receivable turnover dalam 2 tahun yang artinya

perputaran piutang adalah 6,87 kali dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi

perputaran piutang, maka piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan makin banyak.

Sehingga akan memperkecil adanya piutang yang tak tertagih. PT Bapak darwan
mengalami penurunan yang signifikan untuk receivable turn over dithn 2019, nilai

receivable turn over dithn 2018 sebesar 9,53% sedangkan dithn 2019 adalah sebesar

4,21% sehingga besarnya penurunan yang terjadi dr thn 2018 ke 2019 adalah sebesar

5,32%. Hal ini dipicu oleh adanya peningkatan pada nilai piutang sebesar 1.879.499.

walaupun nilai penjualannya meningkat di thn 2019 namun tidak berpengaruh signifikan

karena peningkatan penjualan di ikuti dengan peningkatan pada nilai piutang dagang

perusahaan dithn 2019.

Berdasarkan analisa common size dan analisa rasio terhadap laporan keuangan PT Bapak

darwan, maka dapat disimpulkan bahwa PT Bapak darwan dalam menjalankan

bisnisnya dengan melakukan beberapa strategi yaitu dengan melakukan penambahan

persediaan, dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan penjualan atau mendukung

permintaan yang lebih terhadap produk yang dijual. Namun hasil yang didapatkan

perusahaan adalah kerugian, dimana perusahaan menimbulkan beban pokok atas

penjualan yang lebih tinggi dan beban operasional meningkat pesat, jika dibandingkan

dengan nilai penjualan maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan beban yang

dikeluarkan. Selain itu strategi yang dijalankan oleh PT Bapak darwan di thn 2019

adalah dengan melakukan investasi, investasi yang dilakukan adalah sebanyak 78% lebih

besar dari investasi di thn 2018. Investasi dilakukan agar perusahaan dapat memperoleh

return yang lebih besar dibandingkan thn sebelumnya. Namun seharusnya perusahaan

tidak melakukan investasi besar – besaran karena kondisi keuangan perusahaan dithn

2019 menurun dan perusahaan memperoleh rugi, seharusnya perusahaan melakukan

berbagai pertimbangan sebelum melakukan investasi tersebut.


Strategi peningkatan penjualan yang dilakukan PT Bapak darwan adalah strategi yang

salah dikarenakan perusahaan terlihat hanya mengejar kenaikan penjualan saja tanpa

memikirkan berbagai aspek lainnya, misalnya seharusnya perusahaan tidak membiarkan

terjadinya penumpukan piutang , didalam laporan thn 2019 terlihat jelas bahwa

meskipun penjualan meningkat namun tingkat piutang perusahaan pun juga ikut

meningkat secara signifikan sehingga hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan tidak

memperhatikan system penagihan piutangnya,seharusnya peningkatan penjualan di

imbangi dengan penerimaan uang yang masuk untuk perusahaan. sehingga perputaran

uang yang dikeluarkan untuk beban penjualan dengan uang yang masuk untuk

keuntungan perusahaan menjadi balance. Dalam hal ini perusahaan harus memperbaiki

system penjualan maupun system piutang yang mereka jalankan, sehingga strategi yang

dilakukan akan mendukung kegiatan perusahaan dan bukan menyebabkan kerugian yang

lebih besar.

Peningkatan pendapatan perusahaan di thn 2019 menjadi peristiwa yang penting bagi

perusahaan dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi dan kinerja

bisnis keuangan perusahaan, nilai hpp perusahaan di thn 2018 sebesar 61% dari total

penjualan, namun dithn 2019 nilai hpp tersebut meningkat secara signifikan sebesar 74%

dari total penjualan. Sedangkan untuk beban perusahaan juga mengalami kenaikan dithn

2019 dibandingkan dengan nilai dithn 2018 beban operasional perusahaan dithn 2018

adalah sebesar 22% dari penjualan, sedangkan dithn 2019 beban tersebut meningkat

menjadi 30%, hal ini menunjukan adanya peningkatan beban operasional perusahaan

sebesar 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan nilai HPP di thn 2019

menunjukan bahwa adanya ketidakefisienan perusahaan dalam mengatur dan mengelola


beban perusahaan yaitu sebesar 13% selama thn 2019. Buruknya system penagihan

piutang perusahaan juga menjadi peristiwa penting yang akan berpengaruh terhadap

kondisi keuangan perusahaan.

Resiko utama yang dapat dihadapi oleh perusahaan dan dapat mempengaruhi kondisi

keuangan perusahaan yaitu terkait dengan bahan baku, bahan baku adalah factor utama

yang paling penting dalam mendukung proses produksi perusahaan, PT Bapak darwan

merupakan perusahaan furniture rumah tangga, yang membutuhkan banyak bahan baku

kayu,. Bahan baku kayu saat ini semakin sulit didapatkan karena adanya regulasi terkait

dengan hal tersebut, pemerintah juga memperketat untuk penggunaan bahan baku yang

berbahan dasar kayu hal ini dikarenakan untuk melindungi sumber daya alam agar tidak

cepat habis, dikarenakan proses untuk melakukan pemulihan terhadap hutan – hutan

membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan biaya yang besar. Namun apabila

perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku,, maka Ketiadaan bahan baku

tersebut akan mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses produksi, pengadaan

bahan baku dengan cara tersebut akan membawa konsekuensi bertambah tingginya harga

beli bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan.

selain itu juga resiko yang akan di hadapkan pada perusahan adalah resiko banyaknya

produk substitute atau barang pengganti, dimana persaingan dagang saat ini semakin

meningkat banyak perusahaan competitor yang menjual barang dengan kualitas yang

sama namun harga yang jauh lebih murah, hal ini dikarenakan oleh perusahaan

competitor kemungkinan mendapatkan bahan baku yang lebih murah harganya namun

kualitas yang dihasilkan sama, sehingga perusahaan akan kalah saing dari segi harga,

dan konsumen akan lebih banyak memilih dengan melihat harga yang murah.
Sumber yang menjadi penyebab resiko diatas adalah perdagangan internasional,

perdagangan internasional menyajikan penawaran bahan baku yang murah, missal

banyak impor impor bahan seperti kayu, namun kayu tersebut adalah kayu olahan atau

kayu sintetis yang dibentuk mirip seperti kayu yang kualitasnya baik, hal ini yang

membuat perusahaan menjadi kalah saing dan kesulitan untuk bersaing dalam hal bahan

baku, dimana banyak perusahaan yang menjual produk mereka dengan bahan baku yang

murah namun terlihat seperti kualitas mahal.

Selain itu yang menjadi resiko utama adalah Pada tahun 2019 HPP produk standar

prosentasenya sebesar 78% dari penjualannya. Pada tahun 2018 HPP yang sama hanya

sebesar 66% terhadap nilai penjualannya sehingga terdapat in efisiensi sebesar 12% .

Produk standar sebagian dikerjakan oleh sub kontraktor perusahaan. Penggunaan sub

kontraktor kemungkinan mengalami in efisiensi yang disebabkan oleh kurangnya

pengawasan dan quality control. Hal ini dapat menekan perolehan laba perusahaan. Pada

tahun 2019 HPP produk pesanan prosentasenya sebesar 61% dari penjualannya. Pada

tahun 2018 HPP yang sama hanya sebesar 56% terhadap nilai penjualannya sehingga

terdapat in efisiensi sebesar 5. Pada tahun 2019 beban umum perusahaan meningkat 5%

dari tahun sebelumnya, namun jika asumsi tingkat inflasi sebesar 10% per tahun, hal itu

merupakan kenaikan yang wajar.

Resiko utama signifikan perusahaaan akan tertuju pada beban pokok penjualannya atau

nilai HPP. Berbagai faktor dapat terjadi pada bagian ini. Mulai dari pesanan pembelian,

proses produksi ,hingga kualitas yang diberikan oleh hasil produksi tersebut. Industri

manufaktur furniture, sangat erat hubungannya dengan peraturan pemerintah (karena hal

ini menyangkut dengan tata niaga kayu yang diatur dan dibatasi karena menyangkut
ekosistem/ exploitasi hasil hutan), kualitas bahan baku, aspek legalitas bahan baku,

pengawasan proses produksi dan seleksi kualitas hasil produksi. Apalagi jika letak

pabrik jauh dari sumber bahan baku , dapat menyebabkan perputaran produksi menjadi

lebih lama atau bahkan perusahaan dapat menjadi tidak berproduksi akibat kurangnya

bahan baku atau tidak tersedianya bahan baku yang dibutuhkan. Dalam proses produksi

furniture, pemilihan kualitas bahan baku adalah hal yang utama. Proses produksi yang

tidak tepat dapat menyebabkan bahan tersebut menjadi terbuang (afkir) karena salah

spesifikasi maupun kualitas yang tidak sesuai dengan pesanan. Bahan baku yang terbuang

akibat salah proses/ salah kualitas , tidak dapat didaur ulang.

Rekomendasi prioritas penanganan risiko beserta analisis cost benefit dari penanganan

risiko tersebut Adalah dengan melakukan perbaikan pada system penagihan piutang,

system penjualan dan manajemen pengelolaan bahan baku. Berikut adalah analisis yang

dilakukan pada PT bapak darwan untuk cost benefit :

Tahun % Tahun %
2019 2018

Penjualan Produk Standar 7.104.296 100% 7.443.065 100%

Penggunaan Bahan Baku produk 3.575.849 50% 2.875.435 39%


standar

Surplus 3.528.447 50% 4.567.630 61%


Jika perusahaan mampu untuk mempertahankan persentase pemakaian bhaan baku

seperti dithn 2018, maka analisis cost dan benefit thn 2019 yang dimiliki perusahaan

adalah sebagai berikut

Tahun 2019 %

Penjualan Produk Standar 7.104.296 100%


Pemakaian Bahan Bahu produk standar 2.744.560 39%
Surplus 4.359.736 61%
Efisiensi 831.289 12%

Misalkan perusahaan tidak dapat melakukan efisiensi seperti dithn 2018, dan

diasumsikan bahwa perusahaan pada tahun 2019 dapat melakukan efisiensi sebesar 70%

saja dari tahun 2018 maka perusahaan akan menghasilkan penghematan biaya bahan

sebesar 70% x 831.289 = 581.902, dan itu sudah lebih dari cukup untuk menutup

kerugian pada tahun 2019 yang hanya sebesar 423.669.-


Berikut terdapat gambaran yang dilakukan pada laba rugi jika efisiensi

manajemen pemakaian bahan baku dapat dilakukan :

TAHUN TAHUN
2019 2019 Efisiensi
Setelah
Aktual efisiensi

Penjualan 13.369.368 13.369.368

Penjualan Produk Standar 7.104.296 7.104.296

Penjualan Produk Pesanan Khusus 7.200.072 7.200.072

PPn 935.000 935.000

Beban Pokok Penjualan 9.897.234 9.065.945

Beban Pokok Penjualan Produk 5.537.176 4.705.887 (831.289)


Standar
Beban Pokok Penjualan Produk
Pesanan Khusus 4.360.058 4.360.058 -

Laba Kotor 3.472.134 4.303.423 831.289

Beban Opesional 3.963.803 3.963.803 -

Laba Rugi Usaha (491.669) 339.620 831.289

Jika saya sebagai CEO yang dihadapkan pada posisi seperti ini, maka saya akan

memperbaiki system perusahaan dibagian penjualan, pengadaan dan penggunaan bahan

baku untuk produksi, serta pada bagian penagihan piutang. Untuk penjualan saya akan

melakukan evaluasi rutin untuk memonitor pergerakan penjualan yang dilakukan

perusahaan dan hal ini terkait dengan divisi penjualan dan marketing. Untuk
memperbaiki manajemen pengadaan bahan dan efisiensi proses produksi dengan

melakukan seleksi kualitas yang lebih baik terhadap bahan baku, mengingat pemakaian

bahan itu merupakan komponen biaya terbesar dalam industri furniture. Setiap 1%

perbaikan / efisiensi pada bagian ini , sangat signifikan mempengaruhi perolehan laba

usaha. Dan untuk system penagihan piutang, apabila customer yang ingin melakukan

pembelian barang kepada perusahaan akan dilakukan controlling, apakah perusahaan

tersebut telah melunasi piutang – piutangnya paling tidak 60%, sehingga piutang

customer tersebut tidak menumpuk dan mecegah adanya resiko kerugian akibat cust tidak

mampu melunasi hutangnya karena kebangkrutan atau menurunnya kondisi keuangan

cust tersebut, dan jika cust tersebut belum melunasi setidaknya 60% dari piutangnya

maka perusahaan PT Bapak Darwan tidak akan melakukan penjualan terhadap

perusahaan atau cust tersebut karena apabila tetap dilakukan penjualan terhadap customer

seperti ini maka akan mengakibatkan penumpukan piutang customer. Dan perputaran

uang yang dimiliki perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik.

Penjualan akan dilakukan kepada customer dengan memperhatikan berbagai aspek

customer tersebut seperti melihat kondisi perusahaan tersebut, dan mengukur resiko –

resiko yang mungkin dihadapi jika perusahaan melakukan penjualan kepada setiap cust,

sehingga di masa mendatang perusahana tidak mengalmai kendala seperti dithn 2019

yaitu adanya peningkatan penjualan namun perusahaan mengalami kerugian, yang

disebabkan oleh meningkatknya jumlah piutang perusahaan dan meningkatnya beban

yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.


LAMPIRAN UNTUK PERHITUNGAN
Neraca per 31 Desember 2019 dan 2018 ANALISIS COMMON SIZE
31-Des-2019 31-Des-2018 31-Des-2017 % DARI SUB TOTAL % DARI TOTAL
2019 2018 2017 2019 2018 2017
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 1.457.276 1.094.239 853.500 15,12 17,41 17,33 9,37 9,40 8,34
Deposito 350.000 825.000 750.000 3,63 13,12 15,23 2,25 7,09 7,33
Instrumen Keuangan 376.000 330.000 275.000 3,90 5,25 5,58 2,42 2,83 2,69
Persediaan Bahan 686.538 476.539 279.684 7,12 7,58 5,68 4,42 4,09 2,73
Pekerjaan dalam 1.080.174 1.209.414 1.410.260
11,21 19,24 28,63 6,95 10,39 13,79
Penyelesaian
Persediaan Barang Jadi 1.896.883 764.863 673.110
19,69 12,17 13,67 12,20 6,57 6,58
Piutang Kepada Pihak 1.250.000 750.974 364.876
12,97 11,95 7,41 8,04 6,45 3,57
Ketiga
Piutang Kepada Pihak 1.876.529 500.985 123.687
19,47 7,97 2,51 12,07 4,30 1,21
Berelasi
Piutang Lain-lain 45.698 40.769 34.785 0,47 0,65 0,71 0,29 0,35 0,34
Uang Muka Kepada Sub 186.965 79.574 53.487
1,94 1,27 1,09 1,20 0,68 0,52
Kon
Uang Muka Pajak 98.486 87.524 58.763 1,02 1,39 1,19 0,63 0,75 0,57
Tagihan PPn Kepada 331.200 126.500 48.500
3,44 2,01 0,98 2,13 1,09 0,47
Pelanggan

Jumlah Aktiva lancar 9.635.749 6.286.381 4.925.652 100,00 100,00 100,00 61,97 53,99 48,16

Aktiva Tidak Lancar

Persediaan Bahan 120.652 42.983 35.487 2,04 0,80 0,67 0,78 0,37 0,35
Persediaan Barang Jadi 189.652 98.385 56.742
3,21 1,84 1,07 1,22 0,84 0,55
Investasi Pada Perusahaan 600.549 350.875 295.762
10,16 6,55 5,58 3,86 3,01 2,89
Afiliasi
Lisensi 307.500 332.500 357.500 5,20 6,21 6,74 1,98 2,86 3,50
Tanah 1.500.000 1.500.000 1.500.000 25,37 28,00 28,29 9,65 12,88 14,67
Bangunan 1.987.500 1.875.000 2.000.000 33,61 35,00 37,72 12,78 16,10 19,55
Infrastruktur 135.000 105.000 120.000 2,28 1,96 2,26 0,87 0,90 1,17
Mesin dan Peralatan 1.045.000 1.025.000 900.000 17,67 19,13 16,97 6,72 8,80 8,80
Kendaraan 12.000 8.000 12.000 0,20 0,15 0,23 0,08 0,07 0,12
Aset Tidak Lancar lainnya 15.000 20.000 25.000
0,25 0,37 0,47 0,10 0,17 0,24

Jumlah Aset Tidak Lancar 5.912.853 5.357.743 5.302.491


100,00 100,00 100,00 38,03 46,01 51,84

Jumlah Aset 15.548.602 11.644.124 10.228.143 100,00 100,00 100,00


Kewajiban dan Modal
Kewajiban Jangka Pendek

Utang Usaha 1.874.659 895.487 580.748 40,61 27,60 19,71 12,06 7,69 5,68
Beban Akrual 36.967 34.875 25.749 0,80 1,07 0,87 0,24 0,30 0,25
Pinjaman Bank 550.000 450.000 375.000 11,91 13,87 12,73 3,54 3,86 3,67
Utang Pembelian Leasing
210.000 175.000 154.000 4,55 5,39 5,23 1,35 1,50 1,51
Surat Hutang yang Segera
650.000 500.000 450.000 14,08 15,41 15,27 4,18 4,29 4,40
Jatuh Tempo
Uang Muka dari
350.000 475.000 835.000 7,58 14,64 28,34 2,25 4,08 8,16
Pelanggan
Hutang Kepada Sub Kon
525.000 382.500 278.000 11,37 11,79 9,44 3,38 3,28 2,72
PPn yang telah dipunggut
tapi Belum Disetor 36.958 31.875 27.965 0,80 0,98 0,95 0,24 0,27 0,27

Utang Dividen - 125.000 135.000 - 3,85 4,58 - 1,07 1,32


Imbalan Pasca Kerja jngka
51.500 48.700 36.500 1,12 1,50 1,24 0,33 0,42 0,36
Pendek
Hutang PPn yang Belum
dipunggut dari Pelnggan 331.200 126.500 48.500 7,17 3,90 1,65 2,13 1,09 0,47

Jumlah Kewajiban Jangka


4.616.284 3.244.937 2.946.462 100,00 100,00 100,00 29,69 27,87 28,81
Pendek

Kewajban Jangka Panjang

Pinjaman Bank 3.750.000 2.500.000 2.325.000 47,65 50,88 52,36 24,12 21,47 22,73
Utang Pembelian Leasing
1.050.000 875.000 725.000 13,34 17,81 16,33 6,75 7,51 7,09
Surat Hutang 2.750.000 1.250.700 1.137.000 34,94 25,46 25,61 17,69 10,74 11,12
Imbalan Pasca kerja
320.000 287.500 253.500 4,07 5,85 5,71 2,06 2,47 2,48
Jangka Panjang

Junlah Kewajiban Jangka


7.870.000 4.913.200 4.440.500 100,00 100,00 100,00 50,62 42,19 43,41
Panjang
Jumlah Kewajiban 12.486.284 8.158.137 7.386.962

Ekuitass
Modal saham Disetor
1.500.000 1.500.000 1.500.000 48,98 43,03 52,79 9,65 12,88 14,67
Saldo Laba Ditahan 1.562.318 1.985.987 1.341.181 51,02 56,97 47,21 10,05 17,06 13,11
Jumlah Ekuitas 3.062.318 3.485.987 2.841.181 100,00 100,00 100,00 19,70 29,94 27,78

Jumlah Kewajiban dan


15.548.602 11.644.124 10.228.143 100,00 100,00 100,00
Ekuitas
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Untuk Tahun Buku
Naik atau ANALISIS
Yang Berkhir Pada Tanggal % RASIO
(Turun) COMMON SIZE
31 Desember 2019 Dan 2018
2019 2018 RP 2019 2018

Penjualan 13.369.368 12.325.910 1.043.458 7,80 1,08 100,00 100,00


Penjualan Produk
Standar (Termasuk 7.104.296 7.443.065 (338.769)
PPn)
Penjualan Produk
Pesanan Khusus 7.200.072 5.730.345 1.469.727
(Termasuk PPn)
PPn (935.000) (847.500) (87.500)

Beban Pokok
(9.897.234) (8.104.692) (1.792.542) 18,11 1,22 (74,03) (65,75)
Penjualan
Beban Pokok
Penjualan Produk 5.537.176 4.918.113 619.063
Standar
Beban Pokok
Penjualan Produk 4.360.058 3.186.579 1.173.479
Pesanan Khusus

Laba Kotor 3.472.134 4.221.218 (749.084) -17,75 0,82 25,97 34,25

(Beban)/Pendapatan
(3.963.803) (2.956.811) (1.006.992) 25,40 1,34 (29,65) (23,99)
Operasi
Beban Umum dan
(2.327.882) (1.623.227) (704.655)
Administrasi
Beban penjualan (1.123.092) (856.683) (266.409)
(Beban)/Pendapatan
(43.100) (61.450) 18.350
Lain-lain, Neto
Beban Keuangan (475.200) (425.800) (49.400)
Pendapatan Keuangan 50.272 52.650 (2.378)
Amortisasi Lisensi (25.000) (25.000) -
Penysutan Aktiva Tidak
(5.000) (5.000) -
Lancar Lainnya
Provisi dan
(14.800) (12.300) (2.500)
Administrasi Bank

Laba (Rugi) Operasi


Tahun Berjalan
(491.669) 1.264.408 (1.756.076) -138,89 -0,39 (3,68) 10,26
Sebelum Pajak
Penghasilan

Pajak Penghasilan - (316.102) 316.102 -100,00 0,00 0,00 (2,56)

Laba (Rugi) Operasi


(491.669) 948.306 (1.439.974) -151,85 -0,52 (3,68) 7,69
Tahun Berjalan

Pendapatan
Komprehensif dari
68.000 21.500 46.500 68,38 3,16 0,51 0,17
Penilaian Instrumen
Keuangan
Laba (Rugi)
Komprehensif Tahun (423.669) 969.806 (1.393.474) -143,69 -0,44 (3,17) 7,87
Berjalan

Pembagian Dividen - (325.000) 325.000 -100,00 0,00 0,00 (2,64)

Laba Ditahan (423.669) 644.806 (1.068.474) -165,70 -0,66 (3,17) 5,23


Laporan Arus Kas Untuk Tahun Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2019 dan 2018 Naik atau (Turun)
2019 2018 RP %
Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
Penerimaan Kas Dari Pelanggan dan Agen Penjualan 11.369.798 11.202.514 167.284 1,47
Pembayaran Kas Kepada Vendor 5.249.709 4.899.797 349.912 6,67
Pembayaran Kepada Sub Kon 745.800 265.200 480.600 64,44
Pencairan Deposito 475.000 175.000 300.000 63,16
Setoran Deposito - 250.000 (250.000) (100,00)
Pembayaran Kepada Manajemen dan Karyawan 4.734.345 3.178.409 1.555.936 32,86
Pembayaran Pajak PPh 10.962 344.863 (333.901) (96,82)
Penerimaan Punggutan PPn 730.300 769.500 (39.200) (5,09)
Pembayaran Setoran PPn 725.217 765.590 (40.373) (5,27)
Penerimaan Dividen 59.772 36.775 22.997 38,47
Pembayaran Dividen 125.000 335.000 (210.000) (62,69)
Pembelian Instrumen Keuangan 215.000 170.025 44.975 20,92
Penjualan Instrumen Keuangan 227.500 152.400 75.100 33,01
Pembayaran Ovverhead Produksi 1.534.718 711.130 823.588 53,66
Pembayaran Overhead Pemasaran 400.000 385.000 15.000 3,75
Pembayaran Overhead Umum 697.908 566.674 131.234 18,80
Pembayaran Imbalan Pasca Kerja 35.300 15.250 20.050 56,80

Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Operasi (1.611.589) 449.252 (2.060.840) 127,88

Arus Kas Dari Kegiatan Pendanaan


Penjualan Surat Hutang 2.399.300 785.000 1.614.300 67,28
Pembayaran Pinjaman Bank 1.500.000 1.125.000 375.000 25,00
Penerimaan Pinjaman Bank 2.850.000 1.375.000 1.475.000 51,75
Pelunasan Surat Hutang 750.000 621.300 128.700 17,16
Penerimaan Pembiayaan Leasing 350.000 250.000 100.000 28,57
Pembayaran Angsuran Leasing 140.000 79.000 61.000 43,57
Pembayaran Bunga Bank dan Leasing 475.200 425.800 49.400 10,40
Pembayaran Provisi dan Biaya Adm Bank 14.800 12.300 2.500 16,89

Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Pendanaan 2.719.300 146.600 2.572.700 94,61

Arus Kas Dari Kegiatan Investasi


Pengembangan Infrastuktur 50.000 - 50.000 100,00
Pembangunan Gudang 250.000 - 250.000 100,00
Pengadaan Mesin dan Peralatan Baru 250.000 300.000 (50.000)
Pembelian Kendaraan 10.000 - 10.000 100,00
Penjualan Mesin dan Peralatan yang Tidak Digunakan 65.000 - 65.000 100,00
Tambahan Investasi Pada Perusahaan Afiliasi 249.674 55.113 194.561 77,93

Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Pendanaan (744.674) (355.113) (389.561) 52,31

Surplus (Defisit) Kas Tahun Berjalan 363.037 240.739 122.299 33,69

Saldo Kas dan Setara Awal Tahun Berjalan 1.094.239 853.500 240.739 22,00

Saldo Kas dan Setara Akhir Tahun Berjalan 1.457.276 1.094.239 363.037 24,91

Anda mungkin juga menyukai