ISABELLA 20180104041
Aktiva Tidak
Lancar
Jumlah Kewajiban
4.616.284 3.244.937 2.946.462
Jangka Pendek 100,00 100,00 100,00 29,69 27,87 28,81
Kewajban Jangka
Panjang
Pinjaman Bank
3.750.000 2.500.000 2.325.000
47,65 50,88 52,36 24,12 21,47 22,73
Utang Pembelian
1.050.000 875.000 725.000
Leasing 13,34 17,81 16,33 6,75 7,51 7,09
Surat Hutang
2.750.000 1.250.700 1.137.000
34,94 25,46 25,61 17,69 10,74 11,12
Imbalan Pasca
kerja Jangka 320.000 287.500 253.500
4,07 5,85 5,71 2,06 2,47 2,48
Panjang
Junlah Kewajiban
7.870.000 4.913.200 4.440.500
Jangka Panjang 100,00 100,00 100,00 50,62 42,19 43,41
12.486.284 8.158.137 7.386.962
Jumlah Kewajiban
Ekuitass
Modal saham
1.500.000 1.500.000 1.500.000
Disetor 48,98 43,03 52,79 9,65 12,88 14,67
Saldo Laba Ditahan
1.562.318 1.985.987 1.341.181
51,02 56,97 47,21 10,05 17,06 13,11
Jumlah Ekuitas
3.062.318 3.485.987 2.841.181
100,00 100,00 100,00 19,70 29,94 27,78
Jumlah Kewajiban
15.548.602 10.228.143
dan Ekuitas 11.644.124 100,00 100,00 100,00
Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan aktiva lancar PT Bapak Darwan
berturut-turut dari tahun 2017 sampai dengan 2019 mengalami peningkatan sebesar 48,16%,
53,99%, dan 61,97% dari total asset perusahaan. Komposisi asset lancar pada tahun 2017
mengalami penurunan dibandingkan posisi tahun 2018 dan 2019 berturut-turut mengalami
kenaikan. Sebaliknya komposisi asset tidak lancar mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar
51,84%, dibandingkan dengan asset tidak lancar thn 2018 yaitu sebesar 46,01% dan tahun 2019
sebesar 38,03%. PT Bapak Darwan menginvestasikan sebagian besar asetnya pada persediaan
bahan dan persediaan barang jadi berturut-turut sebesar 6,58%, 6,57%, dan 12,20% untuk
persediaan barang jadi sedangkan untuk persediaan bahan yaitu sebesar 2,73%, 4,09% dan
4,42% dari total nilai asset perusahaan dari tahun 2017 sampai dengan 2019. Penurunan
komposisi asset tidak lancar dari total asset PT Bapak Dawan pada tahun 2019 turut di pengaruhi
dengan kenaikan total asset lancar perusahaan. Total asset PT Bapak Dawan Tbk sesungguhnya
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, komposisi di atas menggambarkan pergeseran jenis
Sementara pada pos pasiva, kewajiban jangka panjang lebih mendominasi dari total
liabilitas perusahaan. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2018 yang semula 43,41% menjadi
42,19%. Sementara pada tahun 2019 meningkat sebesar 50,62%. Persentase kewajiban jangka
pendek tahun 2017 hingga 2019 mengalami penurunan ditahun 2018 sebesar 27,87% dan
meningkat dithn 2019 sebesar 29,69%. Kenaikan kewajiban jangka panjang dithn 2019
didominasi oleh adanya peningkatan pada nilai pinjaman bank yaitu sebesar 24,12%, hal ini
perusahaannya, yang dapat terlihat juga dalam laporan arus kas kegiatan pendanaan dithn 2019
total penerimaan pinjaman bank adalah sebesar 2.850.000 sedangkan dithn 2018 sebesar
Untuk jumlah ekuitas, komposisi ekuitas lebih rendah daripada komposisi liabilitas di pos
passive ini. Total ekuitas dari tahun 2017 hingga 2019 bervariasi. Tahun 2018 terjadi
peningkatan yang semula 27,78% menjadi 29,94%. Di tahun 2019 terjadi penurunan menjadi
posisi perusahaan, hal ini dikarenakan total kewajiban perusahaan lebih besar dibandingkan
dengan total ekuitas, sehingga ini memperlihatkan bahwa PT Bapak darwan dalam menjalankan
perusahaannya untuk pendanaan lebih banyak berasal dari hutang atau pinjaman – pinjaman.
Analisis common size pada laporan laba rugi diaats menunjukkan perubahan yang
signifikan. Laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan yang cukup drastis bahkan
perusahan mengalami kerugian. Pada thn 2018 PT Bapak darwan memperoleh laba
komprehensif sebesar 969.806 dan dithn 2019 mengalami kerugian komprehensif sebesar
423.669, penurunan laba komprehensif thn 2018 ke 2019 adalah sebesar (143,69%) dan
penjualan dan beban operasi perusahaan. Peningkatan beban pokok penjualan dari thn 2018 ke
2019 cukup signifikan, nilai beban pokok penjualan dithn 2018 dan 2019 jika dibandingkan
dengan nilai penjualan adalah sebesar 65,75% dan 74,03%. Sedangkan untuk nilai beban
operasi perusahaan dithn 2018 adalah sebesar 23,99% dan dithn 2019 sebesar 29,65%, dengan
peningkatan beban pokok operasi dr thn 2018 ke 2019 adalah sebesar 25,40%.
Jika ditelusuri lebih lanjut pada penjelasan di laporan keuangan PT. Bapak darwan,
peningkatan beban pokok penjualan disebabkan oleh adanya peningkatan yang signifikan untuk
pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja, maupun biaya overhead. Adanya peningkatan bahan
baku dikarenakan adanya peningkatan pada penjualan, dimana jika terjadi peningkatan penjualan
maka perusahaan menjual lebih banyak barang kepada konsumen atau permintaan konsumen
terhadap produk lebih banyak sehingga perusahan akan lebih membutuhkan banyak bahan dan
tenaga kerja untuk mensupport produksi, kenaikan penjualan dithn 2019 adalah sebesar
1.043.000 atau setara dengan 7,80% jika dibandingkan dengan penjualan dithn 2018.
Namun kenaikan penjualan yang terjadi dithn 2019 tidak sebanding dengan beban pokok
penjualan yang di keluarkan oleh perusahaan untuk mensupport penjualan tersebut, kenaikan
penjualan dithn 2019 hanya sebesar 7,80%, sedangkan besarnya kenaikan beban pokok
penjualan mencapai 18,11% sehingga terlihat beban yang dikeluarkan untuk penjualan tidak
Laporan Arus Kas Untuk Tahun Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember
2019 dan 2018 Naik atau (Turun)
(Dalam Jutaan Rupiah)
2019 2018 RP %
Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
Penerimaan Kas Dari Pelanggan dan Agen 1,47
11.369.798 11.202.514
Penjualan 167.284
6,67
Pembayaran Kas Kepada Vendor 5.249.709 4.899.797
349.912
64,44
Pembayaran Kepada Sub Kon 745.800 265.200
480.600
63,16
Pencairan Deposito 475.000 175.000
300.000
(100,00)
Setoran Deposito - 250.000
(250.000)
Pembayaran Kepada Manajemen dan 32,86
4.734.345 3.178.409
Karyawan 1.555.936
(96,82)
Pembayaran Pajak PPh 10.962 344.863
(333.901)
(5,09)
Penerimaan Punggutan PPn 730.300 769.500
(39.200)
(5,27)
Pembayaran Setoran PPn 725.217 765.590
(40.373)
38,47
Penerimaan Dividen 59.772 36.775
22.997
(62,69)
Pembayaran Dividen 125.000 335.000
(210.000)
20,92
Pembelian Instrumen Keuangan 215.000 170.025
44.975
33,01
Penjualan Instrumen Keuangan 227.500 152.400
75.100
53,66
Pembayaran Ovverhead Produksi 1.534.718 711.130
823.588
3,75
Pembayaran Overhead Pemasaran 400.000 385.000
15.000
Pembayaran Overhead Umum 697.908 566.674 18,80
131.234
56,80
Pembayaran Imbalan Pasca Kerja 35.300 15.250
20.050
127,88
Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Operasi (1.611.589) 449.252
(2.060.840)
94,61
Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Pendanaan 2.719.300 146.600
2.572.700
52,31
Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Pendanaan (744.674) (355.113)
(389.561)
33,69
Surplus (Defisit) Kas Tahun Berjalan 363.037 240.739
122.299
Analisis common size pada laporan arus kas tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun
2019. Aktivitas dari kegiatan operasi mengalami kerugian yaitu minus Rp 1.611.589. Hal ini
karena peningkatan penerimaan kas dari pelanggan lebih kecil daripada peningkatan pembayaran
kas kepada pemasok dan karyawan, ditambah lagi pembayaran terhadap overhead untuk kegiatan
produksi di tahun 2019 merupakan jumlah yang paling tinggi dibanding tahun 2018 dengan
sedangkan untuk penerimaan kas dari pelanggan peningkatan yang terjadi dari thn 2018 ke 2019
hanya sebesar 1,47% atau senilai 167.284 jt. Sehingga jumlah penerimaan kas yang lebih rendah
tidak mampu mengcover nilai pembayaran yang dilakukan perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan operasinya.
Sementara pada aktivitas pendanaan, penjualan surat hutang mendominasi kegiatan dari
pendanaan PT Bapak darwan dithn 2019 dengan peningkatan yang cukup signifikan sebesar
1.614.300 atau setara dengan 67,28%. Perusahaan banyak melakukan pinjaman untuk aktivitas
kepada bank, pihak leasing maupun dana yang berasal dari penjualan surat hutang. Sehingga
adanya peningkatan yang signifikan dalam kegiatan pendanaan di 2019 sebesar 2.719.300
dibandingkan dengan thn 2018 yaitu sebesar 146.600 atau peningkatan dalam aktivitas
2018 hingga 2019 berturut-turut sebesar 52,31% atau sebesar 289.351. Terlihat dalam arus kas
dengan melakukan pembelian terhadap mesin – mesin, kendaraan, maupun investasi lainnya.
Berdasarkan analisis arus kas untuk ketiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan, dapat disimpulkan bahwa terjadi surplus di thn 2019 sebesar
363.037 dengan selisih peningkatan surplus dr thn 2018 ke 2019 sebesar 122.299 atau sebesar
33,69%. Kenaikan ini didominasi oleh adanya peningkatan signifikan untuk kegiatan pendanaan
yang paling tinggi diantara kenaikan pada aktivitas kegiatan operasi maupun kegiatan investasi.
ANALISIS RASIO KEUANGAN PT BAPAK DARWAN
1. Rasio Likuiditas
Analisis rasio lancar PT Bapak Darwan, Tbk. tahun 2019 menunjukkan angka yang
paling tinggi dari 2 periode pelaporan perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu
jangka pendeknya lebih besar daripada tahun sebelumnya yang menunjukkan risiko
likuiditas yang tinggi. Namun, di samping itu rasio lancar yang tinggi menunjukkan
adanya kelebihan asset lancar yang akan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap
profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar secara umum menghasilkan tingkat return
tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk
sampai menjadi kas dan juga terjadi ketidakpastian nilai persediaan. Dengan alasan di
atas, persediaan dikeluarkan dari asset lancar untuk perhitungan rasio cepat. Rasio cepat
PT Bapak Darwan tahun 2018 lebih besar dari tahun 2019. Dalam hal ini, perusahaan
mampu mempergunakan asset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tahun
Dapat dilihat pula pada laporan keuangan bahwa investasi asset lancar pada persediaan,
tahun 2018 memang paling rendah dari tahun-tahun sesudahnya. Tingginya rasio cepat
pada tahun 2018 juga didukung dengan jumlah utang lancar yang lebih kecil pada tahun
2018dibandingkan dengan tahun 2019. Tahun 2019 terjadi kenaikan persediaan sehingga
mengakibatkan turunnya rasio cepat, Namun demikian, rasio cepat yang rendah
Hasil dapat dilihat dari rata-rata net working capital dalam 2 tahun sebesar 4.030.454.
yang mengartikan bahwa aktiva lancar mampu menjamin hutang lancar. Dari tabel di atas
dapat dijelaskan bahwa net working capital pada 2018 aebesar 3.041.444 dan pada 2019
net working capital mampu mengalami tren positif dengan kenaikan yang cukup
bahwa perusahaan mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya. Sedangkan working
capital yang bernilai negative menandakan bahwa perusahaan tidak mampu untuk
membayar hutang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari cash,
2. Rasio Solvabilitas
Rasio DAR pada PT Bapak Darwan tahun 2018 menghasilkan angka yang rendah
kenaikan rasio DAR yang disebabkan oleh meningkatnya total utang dan total aktiva.
Meskipun hanya menggunakan dana dari kreditur di bawah 50%, jumlah asset tetap
mengalami peningkatan
b. Rasio Total Utang terhadap Total Ekuitas (DER)
Bapak darwan. Hal ini dikarenakan total modal perusahaan ini lebih kecil dibandingkan
dengan total hutang perusahaan, hal ini menunjukan bahwa kegiatan operasional
perusahaan lebih didominasi oleh pendanaan yang berasal dari hutang. meskipun pada
tahun 2018 menghasilkan rasio DER yang kecil namun untuk tahun-tahun selanjutnya
3. Rasio Profitabilits
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sedangkan NPM yang rendah menunjukkan
penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut, yang secara umum rasio yang rendah bisa menujukkan
profit margin yang tinggi. Pada PT Bapak Darwan, rasio net profit margin (NPM)
mengalami penurunan dithn 2019 yang semula sebesar 5,23% menjadi ( 3,17% ).
Terjadinya penurunan yang signifikan untuk nilai NPM perusahan dr thn 2018 ke 2019..
hal ini meunjukan bahwa adanya kerugian PT Bapak darwan pada thn 2019, walaupun
nilai penjualan dithn 2019 meningkat namun peningkatan penjualan dithn 2019 tidak
Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi
manajemen. Pada PT Bapak darwan, Rasio return on asset (ROA) dari tahun 2018 ke
sebesar (16,06%). Hasil dapat dilihat dari rata-rata return of asset dalam 2 tahun yang
artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah aktiva yang
digunakan untuk meghasilkan keuntungan adalah sebesar 3,85%. Nilai rasio sebesar ini
bisa dikatakan kurang baik, karena perusahaan belum mampu menghasilkan laba yang
Hasil dapat dilihat dari rata-rata return of equity dalam 2 tahun yang artinya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah modal yang digunakan untuk
meghasilkan keuntungan adalah sebesar 10,11%. Nilai rasio sebesar ini bisa dikatakan
kurang baik, karena perusahaan belum mampu menghasilkan laba yang besar melalui
investasi yang dilakukan terhadap modal. Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut
pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain
untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return pemegang saham
yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.
Pada PT Bapak Darwan, Rasio return on equity (ROE) dari tahun 2018 hingga 2019
mengalami penurunan yang signifikan. Dithn 2018 nilai ROE yang dihasilkan adalah
36,27% sedangkan untuk thn 2019 adalah sebesar ( 16,06%), terlihat dari hasil ROE di
Pada rasio GPM diatas selama 2 thn didapatkan nilai rasio GPM thn 2018 sebesar
34,25%, dan tahun 2019 sebesar 25,97%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan PT
Bapak darwan untuk menghasilkan penjualan menjadi laba kotor mengalami penurunan
di thn 2019, sehingga menunjukan bahwa manajemen kurang bagus dalam melakukan
penekanan terhadap beban pokok penjualan sehingga terjadi pembengkakan terlalu tinggi
4. Rasio Aktivitas
Hasil dapat dilihat dari rata-rata inventory turnover dalam 2 tahun yang artinya secara
rata-rata, kemampuan perusahaan untuk memutar persedian setiap 4,64 kali dalam
setahun. Semakin tinggi rasio inventory turnover, maka perusahaan dapat menjual
persediaan dan barang tidak terlalu lama menumpuk di gudang. Pada PT Bapak darwan
yang semula 5,86 kali menjadi 3,42 kali. Hal ini menunjukkan perputaran persediaan
yang rendah akibat kurangnya pengendalian persediaan yang efektif padahal tingkat
Hasil dapat dilihat dari rata-rata fixed asset turnover dalam 2 yang artinya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih 2,28 kali lebih besar dari pada total
aktita tetap yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan
aktiva tetap tersebut. Pada PT Bapak Darwan, Rasio perputaran asset tetap mengalami
penurunan ditahun 2018 yang semula 2,30 kali menjadi 2,26 kali. Dalam hal ini perlu
dilakukan evaluasi terkait dengan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset tetap
Hasil dapat dilihat dari rata-rata total asset turnover dalam 2 tahun yang artinya
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih 0,96 kali lebih besar dari
pada total aktita yang dimiliki. Pada PT Bapak Darwan Rasio perputaran total asset
mengalami penurunan. Pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 0,86% . Dilihat
dari hasilnya, perputaran asset perusahaan rendah dan perlu adanya evaluasi manajemen
d. Receivable turnover
Hasil dapat dilihat dari rata-rata receivable turnover dalam 2 tahun yang artinya
perputaran piutang adalah 6,87 kali dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi
perputaran piutang, maka piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan makin banyak.
Sehingga akan memperkecil adanya piutang yang tak tertagih. PT Bapak darwan
mengalami penurunan yang signifikan untuk receivable turn over dithn 2019, nilai
receivable turn over dithn 2018 sebesar 9,53% sedangkan dithn 2019 adalah sebesar
4,21% sehingga besarnya penurunan yang terjadi dr thn 2018 ke 2019 adalah sebesar
5,32%. Hal ini dipicu oleh adanya peningkatan pada nilai piutang sebesar 1.879.499.
walaupun nilai penjualannya meningkat di thn 2019 namun tidak berpengaruh signifikan
karena peningkatan penjualan di ikuti dengan peningkatan pada nilai piutang dagang
Berdasarkan analisa common size dan analisa rasio terhadap laporan keuangan PT Bapak
persediaan, dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan penjualan atau mendukung
permintaan yang lebih terhadap produk yang dijual. Namun hasil yang didapatkan
penjualan yang lebih tinggi dan beban operasional meningkat pesat, jika dibandingkan
dengan nilai penjualan maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan beban yang
dikeluarkan. Selain itu strategi yang dijalankan oleh PT Bapak darwan di thn 2019
adalah dengan melakukan investasi, investasi yang dilakukan adalah sebanyak 78% lebih
besar dari investasi di thn 2018. Investasi dilakukan agar perusahaan dapat memperoleh
return yang lebih besar dibandingkan thn sebelumnya. Namun seharusnya perusahaan
tidak melakukan investasi besar – besaran karena kondisi keuangan perusahaan dithn
salah dikarenakan perusahaan terlihat hanya mengejar kenaikan penjualan saja tanpa
terjadinya penumpukan piutang , didalam laporan thn 2019 terlihat jelas bahwa
meskipun penjualan meningkat namun tingkat piutang perusahaan pun juga ikut
meningkat secara signifikan sehingga hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan tidak
imbangi dengan penerimaan uang yang masuk untuk perusahaan. sehingga perputaran
uang yang dikeluarkan untuk beban penjualan dengan uang yang masuk untuk
keuntungan perusahaan menjadi balance. Dalam hal ini perusahaan harus memperbaiki
system penjualan maupun system piutang yang mereka jalankan, sehingga strategi yang
dilakukan akan mendukung kegiatan perusahaan dan bukan menyebabkan kerugian yang
lebih besar.
Peningkatan pendapatan perusahaan di thn 2019 menjadi peristiwa yang penting bagi
perusahaan dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi dan kinerja
bisnis keuangan perusahaan, nilai hpp perusahaan di thn 2018 sebesar 61% dari total
penjualan, namun dithn 2019 nilai hpp tersebut meningkat secara signifikan sebesar 74%
dari total penjualan. Sedangkan untuk beban perusahaan juga mengalami kenaikan dithn
2019 dibandingkan dengan nilai dithn 2018 beban operasional perusahaan dithn 2018
adalah sebesar 22% dari penjualan, sedangkan dithn 2019 beban tersebut meningkat
menjadi 30%, hal ini menunjukan adanya peningkatan beban operasional perusahaan
sebesar 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan nilai HPP di thn 2019
piutang perusahaan juga menjadi peristiwa penting yang akan berpengaruh terhadap
Resiko utama yang dapat dihadapi oleh perusahaan dan dapat mempengaruhi kondisi
keuangan perusahaan yaitu terkait dengan bahan baku, bahan baku adalah factor utama
yang paling penting dalam mendukung proses produksi perusahaan, PT Bapak darwan
merupakan perusahaan furniture rumah tangga, yang membutuhkan banyak bahan baku
kayu,. Bahan baku kayu saat ini semakin sulit didapatkan karena adanya regulasi terkait
dengan hal tersebut, pemerintah juga memperketat untuk penggunaan bahan baku yang
berbahan dasar kayu hal ini dikarenakan untuk melindungi sumber daya alam agar tidak
cepat habis, dikarenakan proses untuk melakukan pemulihan terhadap hutan – hutan
membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan biaya yang besar. Namun apabila
perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku,, maka Ketiadaan bahan baku
bahan baku dengan cara tersebut akan membawa konsekuensi bertambah tingginya harga
selain itu juga resiko yang akan di hadapkan pada perusahan adalah resiko banyaknya
produk substitute atau barang pengganti, dimana persaingan dagang saat ini semakin
meningkat banyak perusahaan competitor yang menjual barang dengan kualitas yang
sama namun harga yang jauh lebih murah, hal ini dikarenakan oleh perusahaan
competitor kemungkinan mendapatkan bahan baku yang lebih murah harganya namun
kualitas yang dihasilkan sama, sehingga perusahaan akan kalah saing dari segi harga,
dan konsumen akan lebih banyak memilih dengan melihat harga yang murah.
Sumber yang menjadi penyebab resiko diatas adalah perdagangan internasional,
banyak impor impor bahan seperti kayu, namun kayu tersebut adalah kayu olahan atau
kayu sintetis yang dibentuk mirip seperti kayu yang kualitasnya baik, hal ini yang
membuat perusahaan menjadi kalah saing dan kesulitan untuk bersaing dalam hal bahan
baku, dimana banyak perusahaan yang menjual produk mereka dengan bahan baku yang
Selain itu yang menjadi resiko utama adalah Pada tahun 2019 HPP produk standar
prosentasenya sebesar 78% dari penjualannya. Pada tahun 2018 HPP yang sama hanya
sebesar 66% terhadap nilai penjualannya sehingga terdapat in efisiensi sebesar 12% .
Produk standar sebagian dikerjakan oleh sub kontraktor perusahaan. Penggunaan sub
pengawasan dan quality control. Hal ini dapat menekan perolehan laba perusahaan. Pada
tahun 2019 HPP produk pesanan prosentasenya sebesar 61% dari penjualannya. Pada
tahun 2018 HPP yang sama hanya sebesar 56% terhadap nilai penjualannya sehingga
terdapat in efisiensi sebesar 5. Pada tahun 2019 beban umum perusahaan meningkat 5%
dari tahun sebelumnya, namun jika asumsi tingkat inflasi sebesar 10% per tahun, hal itu
Resiko utama signifikan perusahaaan akan tertuju pada beban pokok penjualannya atau
nilai HPP. Berbagai faktor dapat terjadi pada bagian ini. Mulai dari pesanan pembelian,
proses produksi ,hingga kualitas yang diberikan oleh hasil produksi tersebut. Industri
manufaktur furniture, sangat erat hubungannya dengan peraturan pemerintah (karena hal
ini menyangkut dengan tata niaga kayu yang diatur dan dibatasi karena menyangkut
ekosistem/ exploitasi hasil hutan), kualitas bahan baku, aspek legalitas bahan baku,
pengawasan proses produksi dan seleksi kualitas hasil produksi. Apalagi jika letak
pabrik jauh dari sumber bahan baku , dapat menyebabkan perputaran produksi menjadi
lebih lama atau bahkan perusahaan dapat menjadi tidak berproduksi akibat kurangnya
bahan baku atau tidak tersedianya bahan baku yang dibutuhkan. Dalam proses produksi
furniture, pemilihan kualitas bahan baku adalah hal yang utama. Proses produksi yang
tidak tepat dapat menyebabkan bahan tersebut menjadi terbuang (afkir) karena salah
spesifikasi maupun kualitas yang tidak sesuai dengan pesanan. Bahan baku yang terbuang
Rekomendasi prioritas penanganan risiko beserta analisis cost benefit dari penanganan
risiko tersebut Adalah dengan melakukan perbaikan pada system penagihan piutang,
system penjualan dan manajemen pengelolaan bahan baku. Berikut adalah analisis yang
Tahun % Tahun %
2019 2018
seperti dithn 2018, maka analisis cost dan benefit thn 2019 yang dimiliki perusahaan
Tahun 2019 %
Misalkan perusahaan tidak dapat melakukan efisiensi seperti dithn 2018, dan
diasumsikan bahwa perusahaan pada tahun 2019 dapat melakukan efisiensi sebesar 70%
saja dari tahun 2018 maka perusahaan akan menghasilkan penghematan biaya bahan
sebesar 70% x 831.289 = 581.902, dan itu sudah lebih dari cukup untuk menutup
TAHUN TAHUN
2019 2019 Efisiensi
Setelah
Aktual efisiensi
Jika saya sebagai CEO yang dihadapkan pada posisi seperti ini, maka saya akan
baku untuk produksi, serta pada bagian penagihan piutang. Untuk penjualan saya akan
perusahaan dan hal ini terkait dengan divisi penjualan dan marketing. Untuk
memperbaiki manajemen pengadaan bahan dan efisiensi proses produksi dengan
melakukan seleksi kualitas yang lebih baik terhadap bahan baku, mengingat pemakaian
bahan itu merupakan komponen biaya terbesar dalam industri furniture. Setiap 1%
perbaikan / efisiensi pada bagian ini , sangat signifikan mempengaruhi perolehan laba
usaha. Dan untuk system penagihan piutang, apabila customer yang ingin melakukan
tersebut telah melunasi piutang – piutangnya paling tidak 60%, sehingga piutang
customer tersebut tidak menumpuk dan mecegah adanya resiko kerugian akibat cust tidak
cust tersebut, dan jika cust tersebut belum melunasi setidaknya 60% dari piutangnya
perusahaan atau cust tersebut karena apabila tetap dilakukan penjualan terhadap customer
seperti ini maka akan mengakibatkan penumpukan piutang customer. Dan perputaran
customer tersebut seperti melihat kondisi perusahaan tersebut, dan mengukur resiko –
resiko yang mungkin dihadapi jika perusahaan melakukan penjualan kepada setiap cust,
sehingga di masa mendatang perusahana tidak mengalmai kendala seperti dithn 2019
Jumlah Aktiva lancar 9.635.749 6.286.381 4.925.652 100,00 100,00 100,00 61,97 53,99 48,16
Persediaan Bahan 120.652 42.983 35.487 2,04 0,80 0,67 0,78 0,37 0,35
Persediaan Barang Jadi 189.652 98.385 56.742
3,21 1,84 1,07 1,22 0,84 0,55
Investasi Pada Perusahaan 600.549 350.875 295.762
10,16 6,55 5,58 3,86 3,01 2,89
Afiliasi
Lisensi 307.500 332.500 357.500 5,20 6,21 6,74 1,98 2,86 3,50
Tanah 1.500.000 1.500.000 1.500.000 25,37 28,00 28,29 9,65 12,88 14,67
Bangunan 1.987.500 1.875.000 2.000.000 33,61 35,00 37,72 12,78 16,10 19,55
Infrastruktur 135.000 105.000 120.000 2,28 1,96 2,26 0,87 0,90 1,17
Mesin dan Peralatan 1.045.000 1.025.000 900.000 17,67 19,13 16,97 6,72 8,80 8,80
Kendaraan 12.000 8.000 12.000 0,20 0,15 0,23 0,08 0,07 0,12
Aset Tidak Lancar lainnya 15.000 20.000 25.000
0,25 0,37 0,47 0,10 0,17 0,24
Utang Usaha 1.874.659 895.487 580.748 40,61 27,60 19,71 12,06 7,69 5,68
Beban Akrual 36.967 34.875 25.749 0,80 1,07 0,87 0,24 0,30 0,25
Pinjaman Bank 550.000 450.000 375.000 11,91 13,87 12,73 3,54 3,86 3,67
Utang Pembelian Leasing
210.000 175.000 154.000 4,55 5,39 5,23 1,35 1,50 1,51
Surat Hutang yang Segera
650.000 500.000 450.000 14,08 15,41 15,27 4,18 4,29 4,40
Jatuh Tempo
Uang Muka dari
350.000 475.000 835.000 7,58 14,64 28,34 2,25 4,08 8,16
Pelanggan
Hutang Kepada Sub Kon
525.000 382.500 278.000 11,37 11,79 9,44 3,38 3,28 2,72
PPn yang telah dipunggut
tapi Belum Disetor 36.958 31.875 27.965 0,80 0,98 0,95 0,24 0,27 0,27
Pinjaman Bank 3.750.000 2.500.000 2.325.000 47,65 50,88 52,36 24,12 21,47 22,73
Utang Pembelian Leasing
1.050.000 875.000 725.000 13,34 17,81 16,33 6,75 7,51 7,09
Surat Hutang 2.750.000 1.250.700 1.137.000 34,94 25,46 25,61 17,69 10,74 11,12
Imbalan Pasca kerja
320.000 287.500 253.500 4,07 5,85 5,71 2,06 2,47 2,48
Jangka Panjang
Ekuitass
Modal saham Disetor
1.500.000 1.500.000 1.500.000 48,98 43,03 52,79 9,65 12,88 14,67
Saldo Laba Ditahan 1.562.318 1.985.987 1.341.181 51,02 56,97 47,21 10,05 17,06 13,11
Jumlah Ekuitas 3.062.318 3.485.987 2.841.181 100,00 100,00 100,00 19,70 29,94 27,78
Beban Pokok
(9.897.234) (8.104.692) (1.792.542) 18,11 1,22 (74,03) (65,75)
Penjualan
Beban Pokok
Penjualan Produk 5.537.176 4.918.113 619.063
Standar
Beban Pokok
Penjualan Produk 4.360.058 3.186.579 1.173.479
Pesanan Khusus
(Beban)/Pendapatan
(3.963.803) (2.956.811) (1.006.992) 25,40 1,34 (29,65) (23,99)
Operasi
Beban Umum dan
(2.327.882) (1.623.227) (704.655)
Administrasi
Beban penjualan (1.123.092) (856.683) (266.409)
(Beban)/Pendapatan
(43.100) (61.450) 18.350
Lain-lain, Neto
Beban Keuangan (475.200) (425.800) (49.400)
Pendapatan Keuangan 50.272 52.650 (2.378)
Amortisasi Lisensi (25.000) (25.000) -
Penysutan Aktiva Tidak
(5.000) (5.000) -
Lancar Lainnya
Provisi dan
(14.800) (12.300) (2.500)
Administrasi Bank
Pendapatan
Komprehensif dari
68.000 21.500 46.500 68,38 3,16 0,51 0,17
Penilaian Instrumen
Keuangan
Laba (Rugi)
Komprehensif Tahun (423.669) 969.806 (1.393.474) -143,69 -0,44 (3,17) 7,87
Berjalan
Saldo Kas dan Setara Awal Tahun Berjalan 1.094.239 853.500 240.739 22,00
Saldo Kas dan Setara Akhir Tahun Berjalan 1.457.276 1.094.239 363.037 24,91