Anda di halaman 1dari 2

Kadar Abu

Hasil Perhitungan % Kadar Abu Pada F2


( c−a )
Kadar Abu F3 (%bb) = ×100 %
(b−a)
( 11,042−10,99 )
= ×100 %
(15,47−10,99)
( 0,052 )
= ×100 %
( 4,48)
= 1,16%
Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dalam produk pie vla dengan substiusi ubi ungu pada F2
menunjukkan % kadar abu sebesar 1,16%
Pembahasan : Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang
terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air,
sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau
kadar abu.
Kadar abu pada pie ubi ungu sebesar 1,16%. Dinyatakan bahwa ubi jalar ungu memiliki
kadar bahan kering yang tinggi dan sesuai untuk bahan baku tepung karena akan
menghasilkan rendemen yang tinggi.Standar SNI yang dikeluarkan oleh Badan
Standardisasi Nasional pada tahun 2013 untuk produk sejenis, yaitu tepung mocaf, di mana
kadar abu maksimum untuk produk ini adalah 1,5%. Pada pie ubi ungu kadar abu lebih
rendah yaitu 1,16% . Dalam pembuatan pie ubi ungu , komposisi adonan tidak hanya dari
tepung ubi jalar ungu, tetapi juga dari bahan pembantu, seperti mentega, telur, santan dan
gula sehingga bagian tepung disubstitusi oleh bahan-bahan pembantu tersebut yang bahan
keringnya lebih sedikit dari ubi jalar ungu, Berdasarkan Food Chemical Codex (1981),
spesifikasi mutu dari tepung ubi ungu mempunyai kisaran kadar abu yaitu maksimal 3%. Hal ini
menunjukkan bahwa, kadar abu yang diperoleh dari masing-masing sampel masih memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Semakin tinggi nilai kadar abu maka semakin banyak kandungan
bahan anorganik didalam bahan pangan. Kandungan mineral bisa disebut menguntungkan atau
kurang menguntungkan daripada yang lain. Semua mineral sangat penting untuk berfungsinya
tubuh kita. Sebagian besar mineral berguna bagi metabolisme tubuh, keseimbangan kadar air dan
kesehatan tulang. Akan tetapi mineral juga bisa berperan kedalam ratusan fungsi kecil lainnya
untuk mendukung kesehatan. Sebaliknya apabila kekurangan mineral maka akan mengakibatkan
tubuh tidak dapat membangun jaringan tubuh, otot-otot tidak bisa berkontraksi, gangguan fungsi
saraf dan lain-lain. Agar tubuh dapat melakukan metabolismenya dengan baik dan cepat, maka
tubuh membutuhkan asupan mineral yang seimbang. Kadar abu dari suatu bahan pangan
menunjukkan kandungan mineral yang terkandung dalam bahan pangan tersebut.
Daftar Pustaka

Kusumastuty, I., Fandianty, L., Rio Julia, A., Ambarsari, I., Sarjana, Choliq, A., Fatmala, I. A.,
Adi, A. C., Hermayanti, M. E., Rahmah, N. L., Wijana, S., Luthfiyanti, R., Ekafitri, R., &
Desnilasari, D. (2016). Pengaruh Perbandingan Tepung dan Pure Pisang Nangka pada
Proses Pembuatan Food Bars Berbasis Pisang sebagai Pangan Darurat. Jurnal Teknologi
Dan Manajemen Agro Industri, 5(2), 103–110.
http://www.nap.edu/catalog/10347%0Ahttp://download.portalgaruda.org/article.php?
article=308991&val=7350&title=PEMANFAATAN BAHAN LOKAL DALAM
PEMBUATAN FOODBARS (KAJIAN RASIO TAPIOKA : TEPUNG KACANG HIJAU
DAN PROPORSI CMC) [IN PRESS JANUARI 2014]%0Ahttp://

Anda mungkin juga menyukai