Anda di halaman 1dari 1

C.

Dasar Hukum Tax planning


Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang yang mengatur setiap
permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan
lain (Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden, Keputusan digunakan Menteri Keuangan dan Direktur
Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan mencapai tujuan yang
lain yang ingin dicapainya. Keadaan ini menyebabkan munculnya celah (loopholes) bagi wajib Pajak
untuk menganalisis dengan cermat atas kesempatan tersebut untuk perencanaan pajak yang baik.

1. Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
dinyatakan bahwa: Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan
benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.
2. Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Mengatur tentang Objek
Pajak Penghasilan.
3. Pasal 4 ayat (3) Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Mengatur tentang Yang
Bukan Objek Penghasilan.
4. Pasal 21 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Mengatur tentang pemotongan
pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan
dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.
5. Pasal 17 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Mengatur tentang Tarif Pajak
Penghasilan
6. Peraturan Dirjen Pajak Nomor 31/PJ./2009 Jo Peraturan Dirjen Pajak Nomor 57/PJ/2009
tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan
Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan
Orang Pribadi.
7. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-536/PJ./2000 tentang Norma Penghitungan
Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak yang dapat menghitung norma penghasilan neto dengan
norma penghitungan.

Anda mungkin juga menyukai