, CA, CPA
UNDANG-UNDANG
PAJAK PENGHASILAN 1984
TERLENGKAP
Disertai:
Peraturan Pemerintah
Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Disertai:
► Peraturan Pemerintah
► Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
► Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Disusun oleh
Raharjo Sugeng Utomo, S.E., Ak., M.Ak., CA, CPA
Memahami Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan atau sering kita
sebut sebagai Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) beserta peraturan pelaksanaannya
merupakan tantangan bagi mereka yang sehari-hari berurusan dengan perpajakan. Bukan karena
banyaknya peraturan di bidang perpajakan mulai dari undang-undang hingga Peraturan/Keputusan
Direktur Jenderal Pajak, bahkan sampai Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak, tetapi juga karena
banyaknya peraturan yang terbit silih berganti.
Sering berubah dan banyaknya peraturan tersebut mendorong Penulis untuk menyusun buku ini,
dimana buku ini memiliki kelebihan yang tidak dijumpai dalam buku-buku kompilasi peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan, yaitu:
1. Peraturan perpajakan disusun sesuai topik atau urutan pasal-pasal dalam UU PPh, sehingga
memudahkan pencarian.
2. Hanya memuat peraturan perpajakan yang masih berlaku dan relevan per tanggal 1 Januari 2020.
3. Peraturan perpajakan lama yang sebenarnya masih berlaku dan tidak ada pencabutan oleh
pihak yang berwenang, tidak dimuat dalam buku ini karena sudah tidak relevan dengan kondisi
saat ini. Contah: penetapan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, perpajakan yang
berkaitan dengan restrukturisasi keuangan pada BPPN silam, perpajakan yang berkaitan
dengan perubahan nilai tukar rupiah yang ditetapkan pemerintah, dan lain-lain.
4. Semua peraturan perpajakan yang disebutkan dalam buku ini disediakan tautan (link online)
pada website sehingga sewaktu-waktu dapat diakses dengan mudah dan akan disertai
pembaharuan bila terdapat peraturan baru yang terbit.
Mencari ratusan bahkan ribuan peraturan di bidang perpajakan, khususnya Pajak Penghasilan, yang
masih berlaku saat ini dan relevan, adalah pekerjaan yang tidak mudah. Penulis menyadari bahwa
dalam rangka pencarian tersebut terdapat peraturan perpajakan yang terlewatkan. Tidak semua
tercakup dalam buku ini. Pun demikian, buku ini hanya sampai pada level Peraturan/Keputusan
Direktur Jenderal Pajak. Rujukan yang sering dipakai Wajib Pajak berupa Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak tidak Penulis sajikan dalam urutan pasal per pasal namun dibuatkan daftarnya dalam
bab terpisah. Selain itu, peraturan yang berkaitan dengan Undang-Undang Pengampunan Pajak serta
teknis pelaporan atau pembayaran yang terkait dengan Pajak Penghasilan (termasuk dalam Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan), juga tidak disajikan dalam buku ini.
Saran perbaikan atau penambahan peraturan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan, agar
disampaikan melalui email ke perpajakanSTAN@gmail.com. Penulis dapat ditemui via akun Instagram
@rsugengutomo. Diskusi dan pertanyaan seputar perpajakan, akuntansi, akuntansi perpajakan, dan
auditing dapat dilakukan melalui akun media sosial ini atau WhatsApp (WA) 0878 6 021-5000.
Semoga buku ini memberi manfaat kepada masyarakat dan menumbuhkembangkan kesadaran
bersama untuk berpartispasi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.
Pendahuluan
Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) yang berlaku saat ini merupakan bagian dari reformasi
perpajakan pertama tahun 1983. Reformasi ini mengubah peraturan perpajakan peninggalan jaman
kolonial dan menjadikannya pilar penting dalam mendukung kemandirian bangsa. UU PPh yang
telah kita buat dan berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Disahkan tanggal 31 Desember 1983 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1984.
Undang-undang ini dapat disebut Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984.
Disahkan tanggal 23 September 2008 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.
Maka penyebutan ‘Undang-Undang Pajak Penghasilan’ atau disingkat ‘UU PPh’ dalam buku ini
adalah mengacu kepada semua ketentuan di atas. Jadi, UU PPh adalah:
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893); atau sering disingkat
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan;
Halaman 1
Isi Undang-Undang Pajak Penghasilan
Pada awalnya, sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, batang tubuh UU PPh terdiri dari 9
BAB, 36 Pasal.
BAB I Ketentuan Umum – Pasal 1
BAB II Subyek Pajak – Pasal 2 s.d. Pasal 3
BAB III Obyek Pajak – Pasal 4 s.d. Pasal 15
BAB IV Cara Menghitung Pajak – Pasal 16 s.d. Pasal 19
BAB V Pelunasan Pajak dalam Tahun Berjalan – Pasal 20 s.d. Pasal 27
BAB VI Kredit Pajak, Pelunasan Kekurangan Pembayaran Pajak, Surat Pemberitahuan
Tahunan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak – Pasal 28 s.d. Pasal 31
BAB VII Ketentuan Lain-Lain – Pasal 32
BAB VIII Ketentuan Peralihan – Pasal 33 s.d. Pasal 34
BAB IX Ketentuan Penutup – Pasal 35 s.d. Pasal 36
Seiring perubahan UU PPh pada tahun-tahun berikutnya, isi dan jumlah pasal tersebut mengalami
perubahan.
Ada pun pasal-pasal UU PPh yang berubah menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1991
adalah Pasal 4 ayat (1) huruf a dan b, Pasal (4) ayat (3) huruf d, g, l, m; Pasal 6 ayat (1) huruf
a; Pasal 9 ayat (1) huruf d; Pasal 13 ayat (3); serta Pasal 23 ayat (1). Selain itu terdapat
penambahan ayat baru yaitu Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16).
Setelah 10 tahun berlaku, inilah perombakan atau reformasi besar-besaran atas UU PPh.
Ada pun perubahan-perubahan tersebut adalah:
Perubahan isi pasal UU PPh: Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6,
Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal
17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25,
Pasal 26, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 32, Pasal 34, dan Pasal 35.
Perubahan isi pasal dapat berupa perubahan isi ayat atau penambahan ayat baru
beserta penjelasannya.
Halaman 2
Menambah pasal baru ke dalam UU PPh: Pasal 2A, Pasal 11A, Pasal 28A, Pasal
31A (bagian dari BAB VII), dan Pasal 33A (bagian dari BAB VIII) beserta
penjelasannya.
Menghapus pasal dari UU PPh: Pasal 12, Pasal 13, Pasal 27, Pasal 30, dan Pasal 31.
Mengubah judul bab, yaitu BAB VI menjadi “PERHITUNGAN PAJAK PADA AKHIR
TAHUN”
Berdasarkan keempat perubahan (perubahan terakhir) tersebut, susunan batang tubuh UU PPh
menjadi sebagai berikut:
Halaman 3
BAB I Ketentuan Umum – Pasal 1
BAB II Subyek Pajak – Pasal 2, Pasal 2A, Pasal 3
BAB III Obyek Pajak – Pasal 4 s.d. Pasal 11, Pasal 11A, Pasal 14 s.d. Pasal 15
BAB IV Cara Menghitung Pajak – Pasal 16 s.d. Pasal 19
BAB V Pelunasan Pajak dalam Tahun Berjalan – Pasal 20 s.d. Pasal 26
BAB VI Perhitungan Pajak pada Akhir Tahun – Pasal 28, Pasal 28A, Pasal 29
BAB VII Ketentuan Lain-Lain – Pasal 31A, Pasal 31C, Pasal 31D, Pasal 31E, Pasal 32, Pasal 32A
BAB VIII Ketentuan Peralihan – Pasal 33, Pasal 33A, Pasal 34
BAB IX Ketentuan Penutup – Pasal 35 s.d. Pasal 36
Pasal-pasal yang pernah ada dalam UU PPh tapi sekarang tidak berlaku lagi karena dicabut adalah
Pasal 12, Pasal 13, Pasal 27, Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 31B.
Berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui pasal-pasal dalam UU PPh yang masih berlaku
saat ini berasal dari rumusan UU PPh Perubahan yang ke sekian. Misalnya, Pasal 2 UU PPh adalah
rumusan yang terdapat dalam Perubahan Keempat UU PPh (Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008). Karena terdapat dalam Undang-Undang Perubahan Keempat, maka rumusan beserta
penjelasan Pasal 2 dalam empat UU PPh sebelumnya tidak berlaku lagi. Adapun selengkapnya
tentang rumusan per pasal yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
Pasal 1 Berasal dari UU PPh Perubahan ke-2 (UU Nomor 10 Tahun 1994)
Pasal 2 Berasal dari UU PPh Perubahan ke-4 (UU Nomor 36 Tahun 2008)
Pasal 2A Perubahan ke-2
Pasal 3 Perubahan ke-4
Pasal 4 Perubahan ke-4
Pasal 5 Perubahan ke-2
Pasal 6 Perubahan ke-4
Pasal 7 Perubahan ke-4
Pasal 8 Perubahan ke-4
Pasal 9 Perubahan ke-4
Pasal 10 Perubahan ke-2
Pasal 11 Perubahan ke-4
Pasal 11A Perubahan ke-4
Pasal 12 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 13 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 14 Perubahan ke-4
Pasal 15 Perubahan ke-2
Pasal 16 Perubahan ke-4
Pasal 17 Perubahan ke-4
Pasal 18 Perubahan ke-4
Pasal 19 Perubahan ke-4
Pasal 20 Perubahan ke-2
Pasal 21 Perubahan ke-4
Halaman 4
Pasal 22 Perubahan ke-4
Pasal 23 Perubahan ke-4
Pasal 24 Perubahan ke-4
Pasal 25 Perubahan ke-4
Pasal 26 Perubahan ke-4
Pasal 27 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 28 Perubahan ke-2
Pasal 28A Perubahan ke-2
Pasal 29 Perubahan ke-4
Pasal 30 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 31 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 31A Perubahan ke-4
Pasal 31B dihapus, Perubahan ke-4
Pasal 31C Perubahan ke-4
Pasal 31D Perubahan ke-4
Pasal 31E Perubahan ke-4
Pasal 32 Perubahan ke-4
Pasal 32A Berasal dari UU PPh Perubahan ke-3 (UU Nomor 17 Tahun 2000)
Pasal 32B Perubahan ke-4
Pasal 33 Asli, UU Nomor 7 Tahun 1983
Pasal 33A Perubahan ke-2
Pasal 34 Perubahan ke-2
Pasal 35 Perubahan ke-4
Pasal 36 Asli, UU Nomor 7 Tahun 1983
Naskah Susunan Dalam Satu Naskah (SDSN) UU PPh serta UU PPh sesuai asalnya yang belum
disusun dalam satu naskah, yaitu UU PPh yang masih berdiri sendiri, selengkapnya terdapat di
http://bit.ly/pajakSTAN-UUPPh.
Halaman 5
BAB II
Pasal 35 Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) menyatakan “Hal-hal yang belum cukup diatur
dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.”
Contoh lain misal Pasal 4 ayat (2) yang menyatakan bahwa atas Penghasilan tertentu dapat dikenai
pajak bersifat final “… yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah”. Hal ini
menyiratkan bahwa peraturan pelaksanaan UU PPh adalah Peraturan Pemerintah (PP). Namun
apabila kita membaca keseluruhan isi pasal UU PPh, UU PPh sebenarnya tidak hanya mengamanatkan
peraturan pelaksanaan berupa Peraturan Pemerintah. Produk peraturan pelaksanaan yang disebut
secara langsung dalam pasal-pasal UU PPh adalah Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan dan
Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
Suatu peraturan pelaksanaan UU PPh juga melahirkan produk peraturan pelaksanaan yang lebih
rendah. PP melahirkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) atau bahkan langsung ke Peraturan
Direktur Jenderal Pajak (PDJP). PDJP pun bisa lahir karena memang untuk menjalankan atau memberi
petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci dari sebuah PMK.
Peraturan pelaksanaan UU PPh, yang merupakan amanat langsung UU PPh adalah berupa :
a. Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan UU PPh adalah amanat yang secara jelas
tersurat dalam UU PPh. Sebagai contoh, Pasal 35 UU PPh menyatakan “Hal-hal yang
belum cukup diatur dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah”. Atas dasar tersebut pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan
Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan. Amanat menerbitkan PP dalam
rangka pelaksanaan UU PPh juga kita jumpai dalam beberapa pasal UU PPh.
Halaman 7
Naskah lengkap PMK/KMK yang merupakan amanat langsung dari UU PPh (file pdf
berawalan Huruf D) dapat diunduh gratis melalui alamat website http://bit.ly/pajakSTAN-
PMK. Lihat BAB IV untuk penomoran atau urutan PMK/KMK pada link tersebut.
Seperti halnya PMK/KMK, pada awal berlakukanya UU PPh, kita mengenal Keputusan
Direktur Jenderal Pajak (KDJP), bukan Peraturan Direktur Jenderal Pajak (PDJP).
Sampai saat ini, produk peraturan berbentuk ‘keputusan’ tersebut masih ada yang berlaku
efektif. PDJP/KDJP ini bersandar langsung kepada UU PPh baik dari amanat eksplisit
dalam pasal-pasal UU PPh maupun untuk alasan pemberian kepastian hukum, yaitu yang
tidak terlulis langsung dalam UU PPh namun tetap mengacu kepada UU PPh.
Naskah lengkap KDJP/PDJP yang merupakan amanat langsung dari UU PPh (file pdf
berawalan Huruf E) dapat diunduh gratis melalui alamat website http://bit.ly/pajakSTAN-
PDJP. Lihat BAB V untuk penomoran atau urutan KDJP/PDJP pada link tersebut.
UU PPh
Peraturan Pemerintah merupakan peraturan pelaksanaan langsung dari UU PPh yang secara
hirarki memang langsung dibawah undang-undang. Kita akan menemui banyak pasal dalam UU
PPh yang mensyaratkan adanya suatu PP. UU PPh secara langsung juga mengamanatkan
terbitnya Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal
Pajak, sebagai bagian penting dalam pelaksanaan UU PPh saat ini.
Namun, dalam pelaksanaan sehari-hari UU PPh kita juga menemukan kehadiran suatu
peraturan yang tidak kita temui asal-muasalnya dalam UU PPh. Artinya, kehadiran peraturan
pelaksanaan tersebut tidak dijelaskan eksplisit dalam UU PPh. Hal ini dapat dimengerti sebab
bisa jadi terdapat PMK/KMK atau PDJP/KDJP yang merupakan turunan dari sebuah PP atau
PDJP/KDJP yang merupakan turunan dari PMK/KMK, dimana PMK/KMK ini pun bisa merupakan
amanat UU PPh atau PP.
Peraturan pelaksanaan UU PPh, baik ‘produk langsung’ maupun ‘produk turunan’ UU PPh dapat
digambarkan sebagai berikut:
UU PPh
PDJP/KDJP
Halaman 8
Berdasarkan ilustrasi di atas, maka sebuah PDJP/KDJP bisa lahir karena memang diamanatkan
langsung dalam UU PPh, karena peraturan di atasnya langsung (PMK/KMK), atau karena PP.
Demikian pula PMK/KMK yang lahir karena amanat langsung UU PPh atau karena peraturan
langsung di atasnya (PP). Untuk memberi penegasan atau pengaturan lebih rinci, kadang-
kadang sebuah PDJP/KDJP perlu dilengkapi dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
(SEDJP). Tentu, SEJDP ini bukan produk peraturan pelaksaaan UU PPh ‘secara resmi’, namun
dalam praktiknya bisa dijadikan acuan bagaimana menerapkan peraturan pelaksanaan UU PPh.
Naskah lengkap PMK/KMK yang merupakan pelaksanaan langsung dari PP (bukan pelaksanaan
langsung dari UU PPh), berupa file pdf berawalan Huruf F, dapat diunduh gratis melalui alamat
website http://bit.ly/pajakSTAN-PMK. Lihat BAB VI untuk penomoran atau urutan PMK/KMK
pada link tersebut.
Naskah lengkap PDJP/KDJP yang merupakan pelaksanaan langsung dari PP dan PMK/KMK
(bukan pelaksanaan langsung dari UU PPh), berupa file pdf berawalan Huruf G, dapat diunduh
gratis melalui alamat website http://bit.ly/pajakSTAN-PDJP. Lihat BAB VII untuk penomoran atau
urutan PDJP/KDJP pada link tersebut.
Peraturan perpajakan yang kehadirannya merupakan amanat langsung dari UU PPh, berupa
PP, PMK/KMK, dan PDJP/KDJP beserta PMK/KMK yang merupakan ‘turunan’ dari PP,
PDJP/KDJP yang merupakan ‘turunan’ dari PMK/KMK, serta PDJP/KDJP yang merupakan
‘turunan’ dari PP, beserta daftar peraturan terkait, diuraikan berikut ini sesuai hirarki dalam urutan
Pasal per Pasal dari UU PPh.
Halaman 9
Pasal 3 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mengatur bukan subjek pajak.
D 01 → PMK Nomor 215/PMK.03/2008 Jo Nomor 15/PMK.03/2010 Jo Nomor
142/PMK.03/2010 Jo Nomor 166/PMK.011/2012 Jo Nomor 156/PMK.010/2015:
Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan Pejabat-Pejabat Perwakilan
Organisasi Internasional yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan
Halaman 10
G 09 → PDJP Nomor PER-171/PJ./2006: Penggunaan Stempel Tanda Tangan
pada Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) atas
Pembayaran Bunga kepada Nasabah Pemegang Surat Utang Negara
Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI)
C 11 → PP Nomor 132 Tahun 2000: Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian
F 10 → KMK Nomor 639/KMK.04/1994: Tata Cara Pemotongan atau
Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas
Hadiah Undian
G 01 → PDJP Nomor PER-11/PJ/2015: Pengenaan Pajak Penghasilan atas
Hadiah dan Penghargaan
C 10 → PP Nomor 34 Tahun 2017: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan
F 09 → KMK Nomor 394/KKMK.04/1996 Jo Nomor 120/KMK.03/2002:
Pelaksanaan Pembayaran dan Pemotongan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
G 13 → KDJP Nomor KEP-227/PJ./2002: Tata Cara Pemotongan
dan Pembayaran, Serta Pelaporan Pajak Penghasilan dari
Persewaan Tanah dan atau Bangunan
G 53 → KDJP Nomor KEP-50/PJ./1996: Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
C 07 → PP Nomor 51 Tahun 2008 Jo PP Nomor 40 Tahun 2009: Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
F 06 → PMK Nomor 187/PMK.03/2008 Jo Nomor 153/PMK.03/2009: Tatacara
Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan dan Penatausahaan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
C 03 → PP Nomor 34 Tahun 2016: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak
atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah
dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya
F 01 → PMK Nomor 261/PMK.03/2016: Tata Cara Penyetoran, Pelaporan, dan
Pengecualian Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta
Perubahannya
G 01b → PDJP Nomor PER-18/PJ/2017 jo Nomor PER-26/PJ/2018 jo
Nomor PER-21/PJ/2019: Tata Cara Penelitian Bukti
Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah
dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya
G 06 → PDJP Nomor PER-30/PJ/2009: Tata Cara Pemberian
Pengecualian dari Kewajiban Pembayaran atau
Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
G 07 → PDJP Nomor PER-28/PJ/2009: Pelaksanaan Ketentuan Peralihan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
C 08 → PP Nomor 15 Tahun 2009: Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan
oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi
Halaman 11
F 07 → PMK Nomor 112/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang
Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi
C 02 → PP Nomor 40 Tahun 2016: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Real
Estat dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu
F 03 → PMK Nomor 37/PMK.03/2017: Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Real Estat dalam
Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu
C 13 → PP Nomor 4 Tahun 1995: Pajak Penghasilan atas Penghasilan Perusahaan Modal
Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal pada
Perusahaan Pasangan Usahanya
C 06 → PP Nomor 23 Tahun 2018: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
F 05 → PMK Nomor 99/PMK.03/2018: Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu
G 02 → PDJP Nomor PER-09/PJ/2019: Tata Cara Pembatalan dan
Pencabutan Surat Keterangan Pajak Penghasilan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
G 51 → PDJP Nomor PER-37/PJ/2013: Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan
atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Melalui Anjungan Tunai
Mandiri (ATM)
Bukan Objek Pajak – Pasal 4 ayat (3) UU PPh
C 14 → PP Nomor 18 Tahun 2009: Bantuan atau Sumbangan Termasuk Zakat atau
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dikecualikan dari Objek Pajak
Penghasilan
D 02 → PMK Nomor 245/PMK.03/2008: Badan-Badan dan Orang Pribadi yang Menjalankan
Usaha Mikro dan Kecil yang Menerima Harta Hibah, Bantuan, atau Sumbangan yang
Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan
G 30 → KDJP Nomor KEP-11/PJ./1995: Penetapan Dasar Penilaian Bagi yang
Menerima Pengalihan Harta yang Diperoleh dari Bantuan, Sumbangan,
Hibahan dan Warisan yang Memenuhi Syarat Sebagai Bukan Objek
Pajak Penghasilan dari Wajib Pajak yang Tidak Menyelenggarakan
Pembukuan
D 03 → PMK Nomor 234/PMK.03/2009: Bidang Penanaman Modal Tertentu yang
Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Dikecualikan Sebagai Objek
Pajak Penghasilan
D 04 → PMK Nomor 48/PMK.010/2018: Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal
Perusahaan Modal Ventura pada Perusahaan Mikro, Kecil, dan Menengah
D 05 → PMK Nomor 246/PMK.03/2008 Jo Nomor 154/PMK.03/2009: Beasiswa yang
Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan
D 06 → PMK Nomor 80/PMK.03/2009: Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau
Lembaga Nirlaba yang Bergerak dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian
dan Pengembangan, yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan
G 04 → PDJP Nomor PER-44/PJ./2009: Pelaksanaan Pengakuan Sisa Lebih yang
Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak
dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan
Pengembangan yang Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan
Halaman 12
D 07 → PMK Nomor 247/PMK.03/2008: Bantuan atau Santunan yang Dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak Tertentu yang Dikecualikan dari
Objek Pajak Penghasilan
Halaman 13
Pasal 8 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mengatur penggabungan penghasilan anggota keluarga bagi Wajib Pajak Orang Pribadi.
Halaman 14
D 17 → KMK Nomor 521/KMK.04/2000: Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok
Harta Berwujud untuk Keperluan Penyusutan bagi Kontraktor yang Melakukan
Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil
dengan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina)
D 18 → KMK Nomor 83/KMK.04/1999: Penyusutan atas Harta Berwujud yang Dimiliki dan
Digunakan Kontraktor yang Melakukan Kontrak Bagi Hasil di Bidang Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerjasama Zona A Celah Timor
E 05 → PDJP Nomor PER-10/PJ/2014: Tata Cara Permohonan dan Penetapan atas Saat
Mulainya Penyusutan Harta Berwujud yang Dapat Dilakukan pada Bulan Digunakan
atau Bulan Mulai Menghasilkan
Halaman 15
D 25 → KMK Nomor 433/KMK.04/1994: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Kena Pajak
atas Penghasilan dari Pekerjaan yang Diterima Tenaga Asing yang Bekerja pada Wajib
Pajak Badan di Bidang Pengeboran Minyak dan Gas Bumi di Indonesia
D 26 → KMK Nomor 88/KMK.04/1994: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Netto bagi
Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kerjasama dengan PT. Telkom Berdasarkan
Sistem Pola Bagi Hasil Tahap I serta Pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 25
G 32 → KDJP Nomor KEP-155/PJ/2000: Norma Penghitungan Khusus
Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kerjasama
Dengan PT. Telkom Berdasarkan Sistem Pola Bagi Hasil Tahap II dan
Selanjutnya Serta Pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 25
D 27 → KMK Nomor 628/KMK.04/1991: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Netto bagi
Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kegiatan Usaha di Bidang Pengeboran Minyak
dan Gas Bumi Serta Angsuran Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan oleh Wajib
Pajak Sendiri
Halaman 17
F 16b → PMK Nomor 40/PMK.03/2017: Tata Cara Pelaporan dan Penghitungan
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai dari
Pemberi Kerja dengan Kriteria Tertentu
C 20 → PP Nomor 80 Tahun 2010: Tarif Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal
21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
F 16 → PMK Nomor 262/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota
POLRI, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah
C 21 → PP Nomor 68 Tahun 2009: Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa
Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua
yang Dibayarkan Sekaligus
F 17 → PMK Nomor 16/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang
Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang
Dibayarkan Sekaligus
C 22 → PP Nomor 47 Tahun 2003: Pajak Penghasilan yang Ditanggung oleh Pemerintah atas
Penghasilan Pekerja dari Pekerjaan
F 18 → KMK Nomor 486/KMK.03/2003: Pajak Penghasilan yang Ditanggung
oleh Pemerintah atas Penghasilan Pekerja Dari Pekerjaan
D 35 → PMK Nomor 250/PMK.03/2008: Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan
D 36 → PMK Nomor 102/PMK.010/2016: Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan
dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan Serta Pegawai Tidak Tetap
Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan
D 37 → PMK Nomor 252/PMK.03/2008: Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas
Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
G 34 → PDJP Nomor Per-16/PJ/2016 : Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan
Kegiatan Orang Pribadi
G 21 → KDJP Nomor KEP-173/PJ./2002: Pedoman Standar Gaji Karyawan Asing
Halaman 18
Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang
Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri
G 41 → KDJP Nomor KEP-526/PJ./2000: Pelaksanaan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 239/KMK.01/1996 Tentang Bea
Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak
Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek
Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana
Pinjaman Luar Negeri Sebagaimana Telah Diubah Terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
486/KMK.04/2000
D 38 → PMK Nomor 253/PMK.03/2008 Jo Nomor 90/PMK.03/2015 jo Nomor
92/PMK.03/2019: Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak Penghasilan
dari Pembeli atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah
G 39 → PDJP Nomor PER-19/PJ/2015 Jo Nomor PER-24/PJ/2015: Tata Cara
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah
D 39 → PMK Nomor 34/PMK.010/2017 Jo Nomor 110/PMK.010/2018: Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan
Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
G 38 → PDJP Nomor PER-57/PJ/2010 Jo Nomor PER-15/PJ/2011 Jo Nomor PER-
06/PJ/2013 Jo Nomor PER-31/PJ/2015: Tata Cara Dan Prosedur
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan
Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor
atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
Halaman 19
Pasal 25 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mengatur angsuran pajak yang dibayar sendiri dalam tahun pajak berjalan.
D 43 → PMK Nomor 215/PMK.03/2018: Penghitungan Angsuran Pajak Penghasilan dalam
Tahun Pajak Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa, Wajib
Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan Keuangan
Berkala dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
E 09 → KDJP Nomor KEP-537/PJ./2000: Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak dalam Tahun
Pajak Berjalan dalam Hal-Hal Tertentu
Halaman 20
Pasal 29 (UU No. 10 Tahun 1994)
Mengatur kekurangan pembayaran pajak (Kurang Bayar- KB).
Halaman 21
F 23 → PMK Nomor 79/PMK.02/2012 Jo Nomor 70/PMK.03/2015: Tata Cara
Penyetoran dan Pelaporan Penerimaan Negara dari Kegiatan Usaha
Hulu Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi dan Penghitungan Pajak
Penghasilan untuk Keperluan Pembayaran Pajak Penghasilan Minyak
Bumi dan/atau Gas Bumi Berupa Volume Minyak Bumi dan/atau Gas
Bumi
F 24 → PMK Nomor 256/PMK.011/2011: Batasan Pengeluaran Alokasi Biaya
Tidak Langsung Kantor Pusat yang Dapat Dikembalikan dalam
Penghitungan Bagi Hasil dan Pajak Penghasilan bagi Kontraktor
Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi
F 25 → PMK Nomor 257/PMK.011/2011: Tata Cara Pemotongan dan
Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan Lain Kontraktor
Berupa Uplift atau Imbalan Lain yang Sejenis dan/atau Penghasilan
Kontraktor dari Pengalihan Participating Interest
F 26 → PMK Nomor 258/PMK.011/2011: Batasan Maksimum Biaya
Remunerasi Tenaga Kerja Asing untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Minyak dan Gas Bumi
G 50 → PDJP Nomor PER-29/PJ/2011: Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan
Pembayaran Pajak Penghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumi dan Surat
Keterangan Pembayaran Pajak Penghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumi
Sementara
C 28 → PP Nomor 25 Tahun 2009: Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah
F 27 → PMK Nomor 136/PMK.03/2011: Pengenaan Pajak Penghasilan untuk
Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
F 28 → PMK Nomor 137/PMK.03/2011: Pengenaan Pajak Penghasilan untuk
Kegiatan Usaha Pembiayaan Syariah
Halaman 22
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN
Halaman 23
G 52 → PDJP Nomor PER-1/PJ/2011 Jo Nomor PER-21/PJ/2014: Tata Cara
Pengajuan Permohonan Pembebasan dari Pemotongan dan/atau
Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak Lain
Pada bab terakhir buku ini akan dijelaskan beberapa ketentuan perpajakan berupa Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak (SEDJP) yang isinya masih relevan dan sering dipakai sebagai pegangan para
fiskus dan Wajib Pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Halaman 24
BAB III
Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan Pemerintah (PP) sebagai
pelaksanaan UU PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf dari PP tersebut.
PASAL
KODE NOMOR PP TENTANG
UU PPN
C 01 PP Nomor 130 Tahun 2000 Pengecualian Sebagai Objek Pajak atas Keuntungan 4(1)
Karena Pembebasan Utang Debitur Kecil
C 02 PP Nomor 40 Tahun 2016 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan 4 (2)
Real Estat dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif
Tertentu
C 03 PP Nomor 34 Tahun 2016 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan 4 (2)
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan
Beserta Perubahannya
C 04 PP Nomor 131 Tahun 2000 Jo Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan 4 (2)
PP Nomor 123 Tahun 2015 Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
C 05 PP Nomor 16 Tahun 2009 Jo Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga 4 (2)
PP Nomor 100 Tahun 2013 Jo Obligasi
PP Nomor 55 Tahun 2019
C 06 PP Nomor 23 Tahun 2018 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang 4 (2)
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu
C 07 PP Nomor 51 Tahun 2008 Jo Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa 4 (2)
PP Nomor 40 Tahun 2009 Konstruksi
C 08 PP Nomor 15 Tahun 2009 Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang 4 (2)
Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi
Orang Pribadi
C 10 PP Nomor 34 Tahun 2017 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan 4 (2)
Tanah dan/atau Bangunan
C 11 PP Nomor 132 Tahun 2000 Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian 4 (2)
C 12 PP Nomor 41 Tahun 1994 Jo Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi 4 (2)
PP Nomor 14 Tahun 1997 Penjualan Saham di Bursa Efek
C 14 PP Nomor 18 Tahun 2009 Bantuan atau Sumbangan Termasuk Zakat atau 4 (3)
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang
Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan
C 17 PP Nomor 77 Tahun 2013 Jo Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak 17
PP Nomor 56 Tahun 2015 Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan
Terbuka
C 18 PP Nomor 19 Tahun 2009 Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau 17
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
C 25 PP Nomor 18 Tahun 2015 Jo Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di 31A
PP Nomor 9 Tahun 2016 Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-
Daerah Tertentu
C 27 PP Nomor 79 Tahun 2010 jo Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan 31D
PP Nomor 27 Tahun 2017 Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi
C 28 PP Nomor 25 Tahun 2009 Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah 31D
C 29 PP Nomor 73 Tahun 2016 Pajak Penghasilan atas Program Jaminan Sosial yang 35
Diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
C 31 PP Nomor 115 Tahun 2000 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Penghasilan Orang 31C
Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Halaman 26
BAB IV
Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
(PMK/KMK) sebagai pelaksanaan UU PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf dari
PMK/KMK tersebut.
PASAL
KODE NOMOR PMK/KMK TENTANG
UU PPN
D 01 215/PMK.03/2008 Jo Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan 3
Nomor 15/PMK.03/2010 Jo Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional
Nomor 142/PMK.03/2010 Jo yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan
Nomor 166/PMK.011/2012 Jo
Nomor 156/PMK.010/2015
D 06 80/PMK.03/2009 Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau 4 (3)
Lembaga Nirlaba yang Bergerak dalam Bidang
Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan
Pengembangan, yang Dikecualikan dari Objek Pajak
Penghasilan
Halaman 28
D 29 107/PMK.03/2017 Penetapan Saat Diperolehnya Dividen dan Dasar 18
Perhitungannya oleh Wajib Pajak Dalam Negeri atas
Penyertaan Modal pada Badan Usaha di Luar Negeri
Selain Badan Usaha yang Menjual Sahamnya di Bursa
Efek
Halaman 29
D 42 192/PMK.03/2018 Pelaksanaan Pengkreditan Pajak atas Penghasian dari 24
Luar Negeri
Seluruh PMK/KMK di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PMK .
Halaman 30
BAB V
Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak
(PDJP/KDJP) sebagai pelaksanaan UU PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf dari
PDJP/KDJP tersebut.
PASAL
KODE NOMOR PDJP/KDJP TENTANG
UU PPN
E 01 PER-12/PJ/2015 Penetapan Tempat Tinggal Orang Pribadi dan Tempat 2
Kedudukan Badan
Seluruh PDJP/KDJP di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PDJP .
Halaman 31
BAB VI
Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
(PMK/KMK) sebagai pelaksanaan langsung dari Peraturan Pemerintah di bidang PPh, yang disusun
berdasarkan urutan kode files pdf dari PMK/KMK tersebut.
PASAL
KODE NOMOR PMK/KMK TENTANG
UU PPN
F 01 261/PMK.03/2016 Tata Cara Penyetoran, Pelaporan, dan Pengecualian 4 (2)
Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau
Bangunan Beserta Perubahannya
Halaman 34
F 27 136/PMK.03/2011 Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha 31D
Perbankan Syariah
Seluruh PMK/KMK di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PMK .
Halaman 35
BAB VII
Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak
(PDJP/KDJP) sebagai pelaksanaan langsung dari Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
(PMK/KMK) dan Peraturan Pemerintah di bidang PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf
dari PDJP/KDJP tersebut.
PASAL
KODE NOMOR PDJP/KDJP TENTANG
UU PPN
G 01 PER-11/PJ/2015 Pengenaan Pajak Penghasilan atas Hadiah dan 4 (2)
Penghargaan
Halaman 37
G 09 PER-171/PJ./2006 Penggunaan Stempel Tanda Tangan pada Bukti 4 (2)
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) atas
Pembayaran Bunga kepada Nasabah Pemegang Surat
Utang Negara Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI)
G 12 Tidak Berlaku
G 15 Tidak Berlaku
Halaman 38
G 28 Tidak Berlaku
G 35 Tidak Berlaku
G 36 Tidak Berlaku
G 37 Tidak Berlaku
Halaman 39
G 43 KEP-50/PJ./1994 Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri 23
Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23
G 47 Tidak Berlaku
Seluruh PDJP/KDJP di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PDJP .
Halaman 40
BAB VIII
Dalam menjalankan hak dan kewajiban perpajakan, baik fiskus maupun wajib pajak masih banyak yang
berpegang pada sebuah ‘peraturan palaksanaan’ di bidang perpajakan yang banyak dituangkan dalam
bentuk Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak (SEDJP). Surat Edaran ini sejatinya tidak bisa lagi
dikualifikasikan sebagai peraturan perundang-undangan meskipun kehadiranya dijadikan pedoman
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. SEDJP biasanya memuat ketentuan rinci atau
memberi penegasan atau penjelasan atas suatu masalah di bidang perpajakan agar tidak terdapat lagi
perbedaan penafsiran atas pelaksanaan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Berikut adalah beberapa SEDJP yang dapat dijadikan referensi dalam mempelajari ketentuan di bidang
PPh:
PASAL
KODE NOMOR SE-DJP TENTANG
UU PPN
H 01 SE - 26/PJ.42 /1999 Perlakuan Perpajakan bagi Partai Politik 2
Halaman 41
H 12 SE - 40/PJ/2017 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal 4
Pajak Nomor Per-18/PJ/2017 Tentang Tata Cara
Penelitian Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan
Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan
Beserta Perubahannya
Halaman 42
H 30 SE - 97/PJ/2011 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pembentukan atau 6, 9
Pemupukan Dana Cadangan Premi Bagi Wajib Pajak
yang Bergerak di Bidang Usaha Asuransi Jiwa yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Halaman 43
H 46 SE - 53/PJ/2009 Jumlah Bruto Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 23 23
Ayat (1) Huruf C Angka 2 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana
Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008
Seluruh SEDJP di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-SEDJP .
Halaman 44
RAHARJO SUGENG UTOMO, Pak RSU
AKUNTAN, DOSEN
Terpilih sebagai pemenang kategori DOSEN INSPIRATIF PKN STAN 2017
pada acara Civitas Award 2017
PENGALAMAN KERJA
1992–1995 dan 1998-1999
Auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP)
2000 – 2001
Internal Auditor pada PT Timah Tbk.
2002 – 2006
Auditor/konsultan pajak/konsultan manajemen pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) S. Mannan, Sumantri, dan Rekan
2007 – 2012
General Manager Akuntansi dan Pajak pada perusahaan
TENTANG SAYA pertambangan batubara terintegrasi
Meskipun seorang akuntan “1988 – Mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
yang menekuni dunia Pemilihan Pelajar Teladan SMA Tingkat Nasional”.
akuntansi dan perpajakan, saya “Pada http://www.pknstan.ac.id/home/reformasi-pkn-stan-
adalah pemegang sertifikat dosen-stan-sang-penjaga-tradisi-keilmuan-dan-pekerti.html
international dunia jaringan terdapat kisah yang salah satu pelakunya adalah Raharjo Sugeng
komputer yang diterbitkan oleh Utomo, ketika menjadi mahasiswa STAN, 1991 ☺”
Mikrotik: MTCNA, MTCRE, Ketua Panitia Bazaar, yang hampir DO ☺
MTCTCE. “Semasa kuliah di STAN aktif dalam kegiatan pers mahasiswa:
Majalah Kampus Purnawarman, Ketua Panitia Album Wisuda
1992, pemimpin bagian produksi majalah MBM, pemimpin bagian
produksi buku USM STAN Senat Mahasiswa (pionir buku-buku
USM STAN ☺ ), dan tentu seperti kisah dengan dosen di atas ☺”
PENGALAMAN MENGAJAR/DOSEN
Kavling UI Sektor Barat, 2006-2011
Blok G No. 1A, RT 08/12,
Tanah Baru, Beji, DEPOK Kursus Brevet Pajak pada beberapa lembaga: LPAM Universitas
Trisakti, Ikatan Akuntan Indonesia, PPAK STAN
raharjosugengutomo
@gmail.com Mata ajar: PPN, PPh Badan dan Orang Pribadi,
Akuntansi Perpajakan
@rsugengutomo
PENDIDIKAN
1989 – 1992 dan 1995 - 1998
Raharjo Sugeng Utomo Diploma III dan Diploma IV STAN (Jakarta)
2007 – 2009
Sarjana Akuntansi – Fakultas Ekonomi Universitas
Mercubuana (Jakarta)
2010 – 2012
Magister Akuntansi – Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (Jakarta)