Anda di halaman 1dari 58

Raharjo Sugeng Utomo, S.E., Ak., M.Ak.

, CA, CPA

UNDANG-UNDANG
PAJAK PENGHASILAN 1984
TERLENGKAP

Disertai:
Peraturan Pemerintah
Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Berlalu efektif 1 Januari 2020


Front / back Cover
Inside
UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984
TERLENGKAP
Berlaku Efektif 1 Januari 2020

Disertai:
► Peraturan Pemerintah
► Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
► Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Disusun oleh
Raharjo Sugeng Utomo, S.E., Ak., M.Ak., CA, CPA

Untuk menunjang perkuliahan di PKN STAN


Mata Kuliah : Perpajakan I
Perpajakan II
KATA PENGANTAR

Memahami Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan atau sering kita
sebut sebagai Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) beserta peraturan pelaksanaannya
merupakan tantangan bagi mereka yang sehari-hari berurusan dengan perpajakan. Bukan karena
banyaknya peraturan di bidang perpajakan mulai dari undang-undang hingga Peraturan/Keputusan
Direktur Jenderal Pajak, bahkan sampai Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak, tetapi juga karena
banyaknya peraturan yang terbit silih berganti.

Sering berubah dan banyaknya peraturan tersebut mendorong Penulis untuk menyusun buku ini,
dimana buku ini memiliki kelebihan yang tidak dijumpai dalam buku-buku kompilasi peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan, yaitu:
1. Peraturan perpajakan disusun sesuai topik atau urutan pasal-pasal dalam UU PPh, sehingga
memudahkan pencarian.
2. Hanya memuat peraturan perpajakan yang masih berlaku dan relevan per tanggal 1 Januari 2020.
3. Peraturan perpajakan lama yang sebenarnya masih berlaku dan tidak ada pencabutan oleh
pihak yang berwenang, tidak dimuat dalam buku ini karena sudah tidak relevan dengan kondisi
saat ini. Contah: penetapan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, perpajakan yang
berkaitan dengan restrukturisasi keuangan pada BPPN silam, perpajakan yang berkaitan
dengan perubahan nilai tukar rupiah yang ditetapkan pemerintah, dan lain-lain.
4. Semua peraturan perpajakan yang disebutkan dalam buku ini disediakan tautan (link online)
pada website sehingga sewaktu-waktu dapat diakses dengan mudah dan akan disertai
pembaharuan bila terdapat peraturan baru yang terbit.

Mencari ratusan bahkan ribuan peraturan di bidang perpajakan, khususnya Pajak Penghasilan, yang
masih berlaku saat ini dan relevan, adalah pekerjaan yang tidak mudah. Penulis menyadari bahwa
dalam rangka pencarian tersebut terdapat peraturan perpajakan yang terlewatkan. Tidak semua
tercakup dalam buku ini. Pun demikian, buku ini hanya sampai pada level Peraturan/Keputusan
Direktur Jenderal Pajak. Rujukan yang sering dipakai Wajib Pajak berupa Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak tidak Penulis sajikan dalam urutan pasal per pasal namun dibuatkan daftarnya dalam
bab terpisah. Selain itu, peraturan yang berkaitan dengan Undang-Undang Pengampunan Pajak serta
teknis pelaporan atau pembayaran yang terkait dengan Pajak Penghasilan (termasuk dalam Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan), juga tidak disajikan dalam buku ini.

Saran perbaikan atau penambahan peraturan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan, agar
disampaikan melalui email ke perpajakanSTAN@gmail.com. Penulis dapat ditemui via akun Instagram
@rsugengutomo. Diskusi dan pertanyaan seputar perpajakan, akuntansi, akuntansi perpajakan, dan
auditing dapat dilakukan melalui akun media sosial ini atau WhatsApp (WA) 0878 6 021-5000.

Semoga buku ini memberi manfaat kepada masyarakat dan menumbuhkembangkan kesadaran
bersama untuk berpartispasi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.

Depok, 20 Februari 2020


Daftar Isi
Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 MEMAHAMI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Isi Undang-Undang Pajak Penghasilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Sejarah Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan . . . . . . . . . . . . . . . 2
Susunan dalam Satu Naskah Undang-Undang Pajak Penghasilan . . . . . . . . . 5

Bab 2 MEMAHAMI PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK


PENGHASILAN
Peraturan Pelaksanaan UU PPh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Peraturan Turunan dari Pelaksanaan UU PPh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Peraturan Pajak Penghasilan Pasal per Pasal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

Bab 3 DAFTAR PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI PELAKSANAAN UU PPh 24

Bab 4 DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN SEBAGAI


PELAKSANAAN UU PPh 26

Bab 5 DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


SEBAGAI PELAKSANAAN UU PPh 30

Bab 6 DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN SEBAGAI


PELAKSANAAN DARI PERATURAN PEMERINTAH DI BIDANG PPh 31

Bab 7 DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


SEBAGAI PELAKSANAAN DARI PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI
KEUANGAN DAN PERATURAN PEMERINTAH DI BIDANG PPh 34

Bab 8 DAFTAR PERATURAN PERPAJAKAN LAINNYA DI BIDANG PPh 38


BAB I

MEMAHAMI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

Pendahuluan
Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) yang berlaku saat ini merupakan bagian dari reformasi
perpajakan pertama tahun 1983. Reformasi ini mengubah peraturan perpajakan peninggalan jaman
kolonial dan menjadikannya pilar penting dalam mendukung kemandirian bangsa. UU PPh yang
telah kita buat dan berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Disahkan tanggal 31 Desember 1983 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1984.
Undang-undang ini dapat disebut Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984.

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor


7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Disahkan tanggal 30 Desember 1991 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1992.

c. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang


Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991.
Disahkan tanggal 9 Nopember 1994 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995.
Undang-undang ini dapat disebut Undang-Undang Perubahan Kedua Undang-Undang Pajak
Penghasilan 1984.

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang


Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Disahkan tanggal 2 Agustus 2000 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001.

e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-


Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

Disahkan tanggal 23 September 2008 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.

Maka penyebutan ‘Undang-Undang Pajak Penghasilan’ atau disingkat ‘UU PPh’ dalam buku ini
adalah mengacu kepada semua ketentuan di atas. Jadi, UU PPh adalah:

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893); atau sering disingkat
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan;

Halaman 1
Isi Undang-Undang Pajak Penghasilan
Pada awalnya, sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, batang tubuh UU PPh terdiri dari 9
BAB, 36 Pasal.
BAB I Ketentuan Umum – Pasal 1
BAB II Subyek Pajak – Pasal 2 s.d. Pasal 3
BAB III Obyek Pajak – Pasal 4 s.d. Pasal 15
BAB IV Cara Menghitung Pajak – Pasal 16 s.d. Pasal 19
BAB V Pelunasan Pajak dalam Tahun Berjalan – Pasal 20 s.d. Pasal 27
BAB VI Kredit Pajak, Pelunasan Kekurangan Pembayaran Pajak, Surat Pemberitahuan
Tahunan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak – Pasal 28 s.d. Pasal 31
BAB VII Ketentuan Lain-Lain – Pasal 32
BAB VIII Ketentuan Peralihan – Pasal 33 s.d. Pasal 34
BAB IX Ketentuan Penutup – Pasal 35 s.d. Pasal 36

Seiring perubahan UU PPh pada tahun-tahun berikutnya, isi dan jumlah pasal tersebut mengalami
perubahan.

Sejarah Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan


a. Perubahan Pertama menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991
Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 hanya terdiri dari dua pasal, Pasal I dan Pasal II. Pasal I
terdiri dari 9 angka yang menyatakan perubahan-perubahan dalam ayat atau pasal UU PPh.
Pasal II tentang masa berlakunya undang-undang.

Ada pun pasal-pasal UU PPh yang berubah menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1991
adalah Pasal 4 ayat (1) huruf a dan b, Pasal (4) ayat (3) huruf d, g, l, m; Pasal 6 ayat (1) huruf
a; Pasal 9 ayat (1) huruf d; Pasal 13 ayat (3); serta Pasal 23 ayat (1). Selain itu terdapat
penambahan ayat baru yaitu Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16).

b. Perubahan Kedua menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994


Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 hanya terdiri dari tiga pasal, Pasal I, Pasal II, dan Pasal
III. Pasal I terdiri dari 40 angka yang menyatakan perubahan-perubahan dalam ayat atau
pasal UU PPh. Pasal II mengatur tentang penyebutan “Undang-Undang Perubahan Kedua
Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984”. Pasal III tentang masa berlakunya undang-
undang.

Setelah 10 tahun berlaku, inilah perombakan atau reformasi besar-besaran atas UU PPh.
Ada pun perubahan-perubahan tersebut adalah:
Perubahan isi pasal UU PPh: Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6,
Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal
17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25,
Pasal 26, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 32, Pasal 34, dan Pasal 35.
Perubahan isi pasal dapat berupa perubahan isi ayat atau penambahan ayat baru
beserta penjelasannya.

Halaman 2
Menambah pasal baru ke dalam UU PPh: Pasal 2A, Pasal 11A, Pasal 28A, Pasal
31A (bagian dari BAB VII), dan Pasal 33A (bagian dari BAB VIII) beserta
penjelasannya.
Menghapus pasal dari UU PPh: Pasal 12, Pasal 13, Pasal 27, Pasal 30, dan Pasal 31.
Mengubah judul bab, yaitu BAB VI menjadi “PERHITUNGAN PAJAK PADA AKHIR
TAHUN”

c. Perubahan Ketiga menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000


Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 hanya terdiri dari tiga pasal, Pasal I, Pasal II, dan Pasal
III. Pasal I terdiri dari 19 angka yang menyatakan perubahan-perubahan dalam ayat atau
pasal UU PPh. Pasal II mengatur tentang penyebutan “Undang-Undang Perubahan Ketiga
Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984”. Pasal III tentang masa berlakunya undang-
undang.

Perubahan UU PPh pada perubahan ketiga ini meliputi:


Perubahan isi pasal UU PPh: Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9,
Pasal 11, Pasal 11A, Pasal 14, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 21, Pasal 23, Pasal 25,
Pasal 26, Pasal 31A, dan Pasal 32.
Perubahan isi pasal dapat berupa perubahan isi ayat, menambah ayat baru, atau
mencabut ayat lama beserta penjelasannya.
Menambah pasal baru ke dalam UU PPh: Pasal 31B (bagian dari BAB VII), Pasal
31C (bagian dari BAB VII), dan Pasal 32A beserta penjelasannya.

d. Perubahan Keempat menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008


Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 hanya terdiri dari dua pasal, Pasal I dan Pasal II. Pasal
I terdiri dari 29 angka yang menyatakan perubahan-perubahan dalam ayat atau pasal UU
PPh. Pasal II tentang masa berlakunya undang-undang.

Perubahan UU PPh pada perubahan keempat ini meliputi:


Mengubah penjelasan: Pasal 1, Pasal 4 ayat (1) huruf k, Pasal 8 ayat (1), Pasal 9
ayat (1) huruf f, Pasal 11 ayat (1) s.d. ayat (4), Pasal 11A ayat (5), Pasal 14 ayat (4),
Pasal 16 ayat (4), Pasal 17 ayat (5) s.d. ayat (7), dan Pasal 18 ayat (1).
Perubahan isi pasal UU PPh: Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8,
Pasal 9, Pasal 11, Pasal 11A, Pasal 14, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19,
Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal Pasal 25, Pasal 26, Pasal 29, Pasal
31A, Pasal 31C, Pasal 32, dan Pasal 35.
Perubahan isi pasal dapat berupa perubahan isi ayat, menambah ayat baru, atau
mencabut ayat lama beserta penjelasannya.
Menambah pasal baru ke dalam UU PPh: Pasal 31D, Pasal 31E, dan 32B beserta
penjelasannya.
Menghapus pasal dari UU PPh: Pasal 31B.

Berdasarkan keempat perubahan (perubahan terakhir) tersebut, susunan batang tubuh UU PPh
menjadi sebagai berikut:

Halaman 3
BAB I Ketentuan Umum – Pasal 1
BAB II Subyek Pajak – Pasal 2, Pasal 2A, Pasal 3
BAB III Obyek Pajak – Pasal 4 s.d. Pasal 11, Pasal 11A, Pasal 14 s.d. Pasal 15
BAB IV Cara Menghitung Pajak – Pasal 16 s.d. Pasal 19
BAB V Pelunasan Pajak dalam Tahun Berjalan – Pasal 20 s.d. Pasal 26
BAB VI Perhitungan Pajak pada Akhir Tahun – Pasal 28, Pasal 28A, Pasal 29
BAB VII Ketentuan Lain-Lain – Pasal 31A, Pasal 31C, Pasal 31D, Pasal 31E, Pasal 32, Pasal 32A
BAB VIII Ketentuan Peralihan – Pasal 33, Pasal 33A, Pasal 34
BAB IX Ketentuan Penutup – Pasal 35 s.d. Pasal 36

Pasal-pasal yang pernah ada dalam UU PPh tapi sekarang tidak berlaku lagi karena dicabut adalah
Pasal 12, Pasal 13, Pasal 27, Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 31B.

Berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui pasal-pasal dalam UU PPh yang masih berlaku
saat ini berasal dari rumusan UU PPh Perubahan yang ke sekian. Misalnya, Pasal 2 UU PPh adalah
rumusan yang terdapat dalam Perubahan Keempat UU PPh (Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008). Karena terdapat dalam Undang-Undang Perubahan Keempat, maka rumusan beserta
penjelasan Pasal 2 dalam empat UU PPh sebelumnya tidak berlaku lagi. Adapun selengkapnya
tentang rumusan per pasal yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

Pasal 1 Berasal dari UU PPh Perubahan ke-2 (UU Nomor 10 Tahun 1994)
Pasal 2 Berasal dari UU PPh Perubahan ke-4 (UU Nomor 36 Tahun 2008)
Pasal 2A Perubahan ke-2
Pasal 3 Perubahan ke-4
Pasal 4 Perubahan ke-4
Pasal 5 Perubahan ke-2
Pasal 6 Perubahan ke-4
Pasal 7 Perubahan ke-4
Pasal 8 Perubahan ke-4
Pasal 9 Perubahan ke-4
Pasal 10 Perubahan ke-2
Pasal 11 Perubahan ke-4
Pasal 11A Perubahan ke-4
Pasal 12 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 13 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 14 Perubahan ke-4
Pasal 15 Perubahan ke-2
Pasal 16 Perubahan ke-4
Pasal 17 Perubahan ke-4
Pasal 18 Perubahan ke-4
Pasal 19 Perubahan ke-4
Pasal 20 Perubahan ke-2
Pasal 21 Perubahan ke-4

Halaman 4
Pasal 22 Perubahan ke-4
Pasal 23 Perubahan ke-4
Pasal 24 Perubahan ke-4
Pasal 25 Perubahan ke-4
Pasal 26 Perubahan ke-4
Pasal 27 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 28 Perubahan ke-2
Pasal 28A Perubahan ke-2
Pasal 29 Perubahan ke-4
Pasal 30 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 31 dihapus, Perubahan ke-2
Pasal 31A Perubahan ke-4
Pasal 31B dihapus, Perubahan ke-4
Pasal 31C Perubahan ke-4
Pasal 31D Perubahan ke-4
Pasal 31E Perubahan ke-4
Pasal 32 Perubahan ke-4
Pasal 32A Berasal dari UU PPh Perubahan ke-3 (UU Nomor 17 Tahun 2000)
Pasal 32B Perubahan ke-4
Pasal 33 Asli, UU Nomor 7 Tahun 1983
Pasal 33A Perubahan ke-2
Pasal 34 Perubahan ke-2
Pasal 35 Perubahan ke-4
Pasal 36 Asli, UU Nomor 7 Tahun 1983

Susunan dalam Satu Naskah Undang-Undang Pajak Penghasilan


Untuk memudahkan Pembaca memahami dan mencari ketentuan UU PPh pasal per pasal, buku ini
disusun dengan pendekatan susunan dalam satu naskah. Ketentuan penyusunan adalah sebagai
berikut:
Bagian konsiderans dan pendahuluan dalam penjelasan UU PPh yang dipakai adalah sesuai
rumusan awal sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983.
Isi batang tubuh berupa pasal per pasal diambil dari perubahan terakhir sesuai uraian
sebelumnya tentang sumber UU PPh.
Penjelasan pasal per pasal langsung disajikan di bawah pasal terkait, agar memudahkan
Pembaca memahami isi UU PPh. Penjelasan ini juga berasal dari perubahan terakhir yang
terkait.

Naskah Susunan Dalam Satu Naskah (SDSN) UU PPh serta UU PPh sesuai asalnya yang belum
disusun dalam satu naskah, yaitu UU PPh yang masih berdiri sendiri, selengkapnya terdapat di
http://bit.ly/pajakSTAN-UUPPh.

Halaman 5
BAB II

MEMAHAMI PERATURAN PELAKSANAAN


UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

Pasal 35 Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) menyatakan “Hal-hal yang belum cukup diatur
dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.”
Contoh lain misal Pasal 4 ayat (2) yang menyatakan bahwa atas Penghasilan tertentu dapat dikenai
pajak bersifat final “… yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah”. Hal ini
menyiratkan bahwa peraturan pelaksanaan UU PPh adalah Peraturan Pemerintah (PP). Namun
apabila kita membaca keseluruhan isi pasal UU PPh, UU PPh sebenarnya tidak hanya mengamanatkan
peraturan pelaksanaan berupa Peraturan Pemerintah. Produk peraturan pelaksanaan yang disebut
secara langsung dalam pasal-pasal UU PPh adalah Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan dan
Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Suatu peraturan pelaksanaan UU PPh juga melahirkan produk peraturan pelaksanaan yang lebih
rendah. PP melahirkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) atau bahkan langsung ke Peraturan
Direktur Jenderal Pajak (PDJP). PDJP pun bisa lahir karena memang untuk menjalankan atau memberi
petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci dari sebuah PMK.

A. Peraturan Pelaksanaan UU PPh

Peraturan pelaksanaan UU PPh, yang merupakan amanat langsung UU PPh adalah berupa :
a. Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan UU PPh adalah amanat yang secara jelas
tersurat dalam UU PPh. Sebagai contoh, Pasal 35 UU PPh menyatakan “Hal-hal yang
belum cukup diatur dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah”. Atas dasar tersebut pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan
Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan. Amanat menerbitkan PP dalam
rangka pelaksanaan UU PPh juga kita jumpai dalam beberapa pasal UU PPh.

Naskah lengkap PP dapat diunduh gratis melalui alamat website http://bit.ly/pajakSTAN-


PP berupa file pdf berawalan Huruf C. Lihat BAB III untuk penomoran atau urutan PP
pada link tersebut. Daftar PP dalam link tersebut, beserta peraturan terkait lainnya di
bidang PPh, akan Penulis perbaharui bulanan manakala terdapat peraturan baru dengan
tetap mempertahankan peraturan lama yang dicabut atau dinyatakan tidak berlaku lagi.

Selanjutnya, PP akan menciptakan peraturan turunan tentang perpajakan yaitu Peraturan


Menteri Keuangan (PMK). PMK di bidang perpajakan lahir karena amanat peraturan di
atasnya, baik melalui PP atau bahkan langsung amanat UU PPh.

b. Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan


Pada awal berlakukanya UU PPh, kita mengenal Keputusan Menteri Keuangan (KMK),
bukan Peraturan Menteri Keuangan. Sampai saat ini, produk peraturan berbentuk
‘keputusan’ tersebut masih ada yang berlaku efektif.

Halaman 7
Naskah lengkap PMK/KMK yang merupakan amanat langsung dari UU PPh (file pdf
berawalan Huruf D) dapat diunduh gratis melalui alamat website http://bit.ly/pajakSTAN-
PMK. Lihat BAB IV untuk penomoran atau urutan PMK/KMK pada link tersebut.

c. Peraturan/ Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Seperti halnya PMK/KMK, pada awal berlakukanya UU PPh, kita mengenal Keputusan
Direktur Jenderal Pajak (KDJP), bukan Peraturan Direktur Jenderal Pajak (PDJP).
Sampai saat ini, produk peraturan berbentuk ‘keputusan’ tersebut masih ada yang berlaku
efektif. PDJP/KDJP ini bersandar langsung kepada UU PPh baik dari amanat eksplisit
dalam pasal-pasal UU PPh maupun untuk alasan pemberian kepastian hukum, yaitu yang
tidak terlulis langsung dalam UU PPh namun tetap mengacu kepada UU PPh.

Naskah lengkap KDJP/PDJP yang merupakan amanat langsung dari UU PPh (file pdf
berawalan Huruf E) dapat diunduh gratis melalui alamat website http://bit.ly/pajakSTAN-
PDJP. Lihat BAB V untuk penomoran atau urutan KDJP/PDJP pada link tersebut.

UU PPh

a. Peraturan Pemerintah b. PMK/KMK c. PDJP/KDJP

B. Peraturan Turunan dari Pelaksanaan UU PPh

Peraturan Pemerintah merupakan peraturan pelaksanaan langsung dari UU PPh yang secara
hirarki memang langsung dibawah undang-undang. Kita akan menemui banyak pasal dalam UU
PPh yang mensyaratkan adanya suatu PP. UU PPh secara langsung juga mengamanatkan
terbitnya Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal
Pajak, sebagai bagian penting dalam pelaksanaan UU PPh saat ini.

Namun, dalam pelaksanaan sehari-hari UU PPh kita juga menemukan kehadiran suatu
peraturan yang tidak kita temui asal-muasalnya dalam UU PPh. Artinya, kehadiran peraturan
pelaksanaan tersebut tidak dijelaskan eksplisit dalam UU PPh. Hal ini dapat dimengerti sebab
bisa jadi terdapat PMK/KMK atau PDJP/KDJP yang merupakan turunan dari sebuah PP atau
PDJP/KDJP yang merupakan turunan dari PMK/KMK, dimana PMK/KMK ini pun bisa merupakan
amanat UU PPh atau PP.

Peraturan pelaksanaan UU PPh, baik ‘produk langsung’ maupun ‘produk turunan’ UU PPh dapat
digambarkan sebagai berikut:

UU PPh

Peraturan Pemerintah PMK/KMK PDJP/KDJP

PMK/KMK PDJP/KDJP PDJP/KDJP

PDJP/KDJP

Halaman 8
Berdasarkan ilustrasi di atas, maka sebuah PDJP/KDJP bisa lahir karena memang diamanatkan
langsung dalam UU PPh, karena peraturan di atasnya langsung (PMK/KMK), atau karena PP.
Demikian pula PMK/KMK yang lahir karena amanat langsung UU PPh atau karena peraturan
langsung di atasnya (PP). Untuk memberi penegasan atau pengaturan lebih rinci, kadang-
kadang sebuah PDJP/KDJP perlu dilengkapi dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
(SEDJP). Tentu, SEJDP ini bukan produk peraturan pelaksaaan UU PPh ‘secara resmi’, namun
dalam praktiknya bisa dijadikan acuan bagaimana menerapkan peraturan pelaksanaan UU PPh.

Naskah lengkap PMK/KMK yang merupakan pelaksanaan langsung dari PP (bukan pelaksanaan
langsung dari UU PPh), berupa file pdf berawalan Huruf F, dapat diunduh gratis melalui alamat
website http://bit.ly/pajakSTAN-PMK. Lihat BAB VI untuk penomoran atau urutan PMK/KMK
pada link tersebut.

Naskah lengkap PDJP/KDJP yang merupakan pelaksanaan langsung dari PP dan PMK/KMK
(bukan pelaksanaan langsung dari UU PPh), berupa file pdf berawalan Huruf G, dapat diunduh
gratis melalui alamat website http://bit.ly/pajakSTAN-PDJP. Lihat BAB VII untuk penomoran atau
urutan PDJP/KDJP pada link tersebut.

C. Peraturan Pajak Penghasilan Pasal per Pasal

Peraturan perpajakan yang kehadirannya merupakan amanat langsung dari UU PPh, berupa
PP, PMK/KMK, dan PDJP/KDJP beserta PMK/KMK yang merupakan ‘turunan’ dari PP,
PDJP/KDJP yang merupakan ‘turunan’ dari PMK/KMK, serta PDJP/KDJP yang merupakan
‘turunan’ dari PP, beserta daftar peraturan terkait, diuraikan berikut ini sesuai hirarki dalam urutan
Pasal per Pasal dari UU PPh.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur pengertian istilah/definisi yang dipakai dalam UU PPh.
Tidak ada peraturan pelaksanaan di bawahnya yang mengatur lebih lanjut Pasal tersebut.
BAB II SUBJEK PAJAK

Pasal 2 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur subjek pajak, jenis subjek pajak, dan pengertian badan usaha tetap (BUT).
E 01 → PDJP Nomor PER-12/PJ/2015: Penetapan Tempat Tinggal Orang Pribadi dan Tempat
Kedudukan Badan
E 02 → PDJP Nomor PER-43/PJ/2011: Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak
Luar Negeri
E 03 → PDJP Nomor PER-2/PJ/2009: Perlakuan Pajak Penghasilan bagi Pekerja Indonesia di
Luar Negeri
E 10 → PDJP Nomor PER-28/PJ/2018: Surat Keterangan Domisili bagi Subjek Pajak Dalam
Negeri Indonesia dalam Rangka Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda.

Pasal 2A (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur saat mulai dan berakhir kewajiban pajak subjektif.

Halaman 9
Pasal 3 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mengatur bukan subjek pajak.
D 01 → PMK Nomor 215/PMK.03/2008 Jo Nomor 15/PMK.03/2010 Jo Nomor
142/PMK.03/2010 Jo Nomor 166/PMK.011/2012 Jo Nomor 156/PMK.010/2015:
Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan Pejabat-Pejabat Perwakilan
Organisasi Internasional yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan

BAB III OBJEK PAJAK

Pasal 4 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur objek pajak, yaitu ayat (1) berupa penghasilan, ayat (2) penghasilan yang dikenai
pajak bersifat final (PPh Final), dan ayat (3) dikecualikan dari objek pajak (bukan objek
pajak).
Objek Pajak - Pasal 4 ayat (1) UU PPh
C 01 → PP Nomor 130 Tahun 2000: Pengecualian Sebagai Objek Pajak atas Keuntungan
Karena Pembebasan Utang Debitur Kecil
Objek Pajak Bersifat Final - Pasal 4 ayat (2) UU PPh
C 04 → PP Nomor 131 Tahun 2000 Jo PP Nomor 123 Tahun 2015: Pajak Penghasilan atas
Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
F 02 → PMK Nomor 212/PMK.03/2018: Pemotongan Pajak Penghasilan atas
Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
G 03 → PDJP Nomor PER-01/PJ/2013: Tata Cara Penerbitan Surat
Keterangan Bebas Pemotongan Pajak Penghasilan atas
Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat
Bank Indonesia yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun
yang Pendiriannya Telah Disahkan oleh Menteri Keuangan
G 11 → KDJP Nomor KEP-286/PJ/2002: Penggunaan Stempel
Tanda Tangan pada Bukti Pemotongan PPh Bunga
Deposito, Tabungan, Jasa Giro dan Diskonto Sertifikat Bank
Indonesia
C 12 → PP Nomor 41 Tahun 1994 Jo PP Nomor 14 Tahun 1997: Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
F 11 → KMK Nomor 282/KMK.04/1997: Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa
Efek
C 05 → PP Nomor 16 Tahun 2009 Jo PP Nomor 100 Tahun 2013 jo PP Nomor 55 Tahun 2019:
Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi
F 04 → PMK Nomor 85/PMK.03/2011 Jo Nomor 07/PMK.011/2012: Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Bunga
Obligasi
G 10 → KDJP Nomor KEP-147/PJ/2003: Pajak Penghasilan atas Penghasilan
yang Diterima atau Diperoleh KIK-EBA dan Para Investornya
C 09 → PP Nomor 27 Tahun 2008: Pajak Penghasilan atas Diskonto Surat Perbendaharaan
Negara
F 08 → PMK Nomor 63/PMK.03/2008: Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Atas Diskonto Surat Perbendaharaan Negara
G 08 → PDJP Nomor PER-18/PJ/2008: Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas
Diskonto Surat Perbendaharaan Negara

Halaman 10
G 09 → PDJP Nomor PER-171/PJ./2006: Penggunaan Stempel Tanda Tangan
pada Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) atas
Pembayaran Bunga kepada Nasabah Pemegang Surat Utang Negara
Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI)
C 11 → PP Nomor 132 Tahun 2000: Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian
F 10 → KMK Nomor 639/KMK.04/1994: Tata Cara Pemotongan atau
Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas
Hadiah Undian
G 01 → PDJP Nomor PER-11/PJ/2015: Pengenaan Pajak Penghasilan atas
Hadiah dan Penghargaan
C 10 → PP Nomor 34 Tahun 2017: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan
F 09 → KMK Nomor 394/KKMK.04/1996 Jo Nomor 120/KMK.03/2002:
Pelaksanaan Pembayaran dan Pemotongan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
G 13 → KDJP Nomor KEP-227/PJ./2002: Tata Cara Pemotongan
dan Pembayaran, Serta Pelaporan Pajak Penghasilan dari
Persewaan Tanah dan atau Bangunan
G 53 → KDJP Nomor KEP-50/PJ./1996: Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
C 07 → PP Nomor 51 Tahun 2008 Jo PP Nomor 40 Tahun 2009: Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
F 06 → PMK Nomor 187/PMK.03/2008 Jo Nomor 153/PMK.03/2009: Tatacara
Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan dan Penatausahaan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
C 03 → PP Nomor 34 Tahun 2016: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak
atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah
dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya
F 01 → PMK Nomor 261/PMK.03/2016: Tata Cara Penyetoran, Pelaporan, dan
Pengecualian Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta
Perubahannya
G 01b → PDJP Nomor PER-18/PJ/2017 jo Nomor PER-26/PJ/2018 jo
Nomor PER-21/PJ/2019: Tata Cara Penelitian Bukti
Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah
dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya
G 06 → PDJP Nomor PER-30/PJ/2009: Tata Cara Pemberian
Pengecualian dari Kewajiban Pembayaran atau
Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
G 07 → PDJP Nomor PER-28/PJ/2009: Pelaksanaan Ketentuan Peralihan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
C 08 → PP Nomor 15 Tahun 2009: Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan
oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi

Halaman 11
F 07 → PMK Nomor 112/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang
Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi
C 02 → PP Nomor 40 Tahun 2016: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Real
Estat dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu
F 03 → PMK Nomor 37/PMK.03/2017: Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Real Estat dalam
Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu
C 13 → PP Nomor 4 Tahun 1995: Pajak Penghasilan atas Penghasilan Perusahaan Modal
Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal pada
Perusahaan Pasangan Usahanya
C 06 → PP Nomor 23 Tahun 2018: Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
F 05 → PMK Nomor 99/PMK.03/2018: Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu
G 02 → PDJP Nomor PER-09/PJ/2019: Tata Cara Pembatalan dan
Pencabutan Surat Keterangan Pajak Penghasilan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
G 51 → PDJP Nomor PER-37/PJ/2013: Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan
atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Melalui Anjungan Tunai
Mandiri (ATM)
Bukan Objek Pajak – Pasal 4 ayat (3) UU PPh
C 14 → PP Nomor 18 Tahun 2009: Bantuan atau Sumbangan Termasuk Zakat atau
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dikecualikan dari Objek Pajak
Penghasilan
D 02 → PMK Nomor 245/PMK.03/2008: Badan-Badan dan Orang Pribadi yang Menjalankan
Usaha Mikro dan Kecil yang Menerima Harta Hibah, Bantuan, atau Sumbangan yang
Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan
G 30 → KDJP Nomor KEP-11/PJ./1995: Penetapan Dasar Penilaian Bagi yang
Menerima Pengalihan Harta yang Diperoleh dari Bantuan, Sumbangan,
Hibahan dan Warisan yang Memenuhi Syarat Sebagai Bukan Objek
Pajak Penghasilan dari Wajib Pajak yang Tidak Menyelenggarakan
Pembukuan
D 03 → PMK Nomor 234/PMK.03/2009: Bidang Penanaman Modal Tertentu yang
Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Dikecualikan Sebagai Objek
Pajak Penghasilan
D 04 → PMK Nomor 48/PMK.010/2018: Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal
Perusahaan Modal Ventura pada Perusahaan Mikro, Kecil, dan Menengah
D 05 → PMK Nomor 246/PMK.03/2008 Jo Nomor 154/PMK.03/2009: Beasiswa yang
Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan
D 06 → PMK Nomor 80/PMK.03/2009: Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau
Lembaga Nirlaba yang Bergerak dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian
dan Pengembangan, yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan
G 04 → PDJP Nomor PER-44/PJ./2009: Pelaksanaan Pengakuan Sisa Lebih yang
Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak
dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan
Pengembangan yang Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan

Halaman 12
D 07 → PMK Nomor 247/PMK.03/2008: Bantuan atau Santunan yang Dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak Tertentu yang Dikecualikan dari
Objek Pajak Penghasilan

Pasal 5 (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur objek pajak BUT, biaya-biaya BUT, dan penentuan besarnya laba BUT.
E 04 → KDJP Nomor KEP-62/PJ./1995: Jenis dan Besarnya Biaya Administrasi Kantor Pusat
yang Diperbolehkan untuk Dibebankan Sebagai Biaya Suatu Bentuk Usaha Tetap

Pasal 6 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur besarnya Penghasilan Kena Pajak (PhKP) yang ditentukan berdasarkan
besarnya penghasilan bruto dikurangi biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan (3M Ph, ‘biaya fiskal’), pengurang berupa kompensasi kerugian,
serta bagi Wajib Pajak Orang Pribadi pengurang berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP).
C 15 → PP Nomor 93 Tahun 2010: Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional,
Sumbangan Penelitian dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas Pendidikan,
Sumbangan Pembinaan Olahraga, dan Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
F 12 → PMK Nomor 76/PMK.03/2011: Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan
Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Penelitian
dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan
Pembinaan Olahraga, dan Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial
yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
C 16 → PP Nomor 60 Tahun 2010: Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib
yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
F 13 → PMK Nomor 254/PMK.03/2010: Tata Cara Pembebanan Zakat atau
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan
dari Penghasilan Bruto
G 16 → PDJP Nomor PER-05/PJ/2019: Badan/Lembaga yang
Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan
Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan
yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto
G 17 → PDJP Nomor PER-6/PJ/2011: Pelaksanaan Pembayaran
dan Pembuatan Bukti Pembayaran atas Zakat atau
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
D 08 → PMK Nomor 02/PMK.03/2010: Biaya Promosi yang Dapat Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto
D 09 → PMK Nomor 105/PMK.03/2009 Jo Nomor 57/PMK.03/2010 Jo Nomor
207/PMK.010/2015: Piutang yang Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
D 10 → PMK Nomor 101/PMK.010/2016: Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak

Pasal 7 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) per tahun.
D 10 → PMK Nomor 101/PMK.010/2016: Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak

Halaman 13
Pasal 8 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mengatur penggabungan penghasilan anggota keluarga bagi Wajib Pajak Orang Pribadi.

Pasal 9 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan saat menentukan besarnya PhKP (NDE
– non deductible expenses).
D 11 → PMK Nomor 81/PMK.03/2009 Jo Nomor 219/PMK.011/2012: Pembentukan atau
Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan Sebagai Biaya
D 12 → PMK Nomor 167/PMK.03/2018: Penyediaan Makanan dan Minuman bagi Seluruh
Pegawai Serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan di
Daerah Tertentu dan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja
G 18 → PDJP Nomor PER-51/PJ/2009: Tata Cara Pemberian dan Penetapan
Besaran Kupon Makanan dan/atau Minuman bagi Pegawai, Kriteria
dan Tata Cara Penetapan Daerah Tertentu, dan Batasan Mengenai
Sarana dan Fasilitas di Lokasi Kerja

Pasal 10 (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur tentang cara penilaian harta, termasuk persediaan, dalam rangka menghitung
penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta dalam perusahaan, menghitung
keuntungan atau kerugian apabila terjadi penjualan atau pengalihan harta, dan
penghitungan penghasilan dari penjualan barang dagangan.
D 13 → PMK Nomor 52/PMK.010/2017 jo Nomor 205/PMK.010/2018: Penggunaan Nilai Buku
atas Pengalihan dan Perolehan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan,
Pemekaran, atau Pengambilalihan Usaha
G 27 → PDJP Nomor PER-28/PJ./2008: Persyaratan dan Tata Cara Pemberian
Izin Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka
Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha

Pasal 11 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur tentang harta berwujud, termasuk penyusutan fiskal dan kelompok harta
berwujud.
D 14 → PMK Nomor 96/PMK.03/2009: Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok
Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan
G 22 → KDJP Nomor KEP-220/PJ./2002: Perlakuan Pajak Penghasilan atas
Biaya Pemakaian Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan
G 24 → PDJP Nomor PER-20/PJ/2014: Tata Cara Permohonan dan Penetapan
Masa Manfaat yang Sesungguhnya atas Harta Berwujud Bukan
Bangunan untuk Keperluan Penyusutan
G 29 → KDJP Nomor KEP-520/PJ./2002: Jenis-Jenis Harta yang Dipergunakan
dalam Usaha Jasa Telekomunikasi Seluler yang Termasuk dalam
Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan
Penyusutan
D 15 → PMK Nomor 249/PMK.03/2008 Jo Nomor 126/PMK.011/2012: Penyusutan atas
Pengeluaran untuk Memperoleh Harta Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan dalam
Bidang Usaha Tertentu
G 25 → PDJP Nomor PER-21/PJ/2012: Tata Cara Permohonan dan Penetapan
Masa Manfaat yang Sesungguhnya atas Harta Berwujud yang Dimiliki
dan Digunakan dalam Bidang Usaha Tertentu

Halaman 14
D 17 → KMK Nomor 521/KMK.04/2000: Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok
Harta Berwujud untuk Keperluan Penyusutan bagi Kontraktor yang Melakukan
Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil
dengan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina)
D 18 → KMK Nomor 83/KMK.04/1999: Penyusutan atas Harta Berwujud yang Dimiliki dan
Digunakan Kontraktor yang Melakukan Kontrak Bagi Hasil di Bidang Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerjasama Zona A Celah Timor
E 05 → PDJP Nomor PER-10/PJ/2014: Tata Cara Permohonan dan Penetapan atas Saat
Mulainya Penyusutan Harta Berwujud yang Dapat Dilakukan pada Bulan Digunakan
atau Bulan Mulai Menghasilkan

Pasal 11A (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur tentang harta tidak berwujud, termasuk amortisasi fiskal dan kelompok harta tidak
berwujud.
D 16 → PMK Nomor 248/PMK.03/2008: Amortisasi atas Pengeluaran untuk Memperoleh
Harta Tak Berwujud dan Pengeluaran Lainnya untuk Bidang Usaha Tertentu
G 20 → KDJP Nomor KEP-316/PJ./2002: Perlakuan Pajak Penghasilan atas
Pengeluaran/ Biaya Perolehan Perangkat Lunak (Software) Komputer

Pasal 12 (UU No. 10 Tahun 1994)


Dihapus.

Pasal 13 (UU No. 10 Tahun 1994)


Dihapus.

Pasal 14 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN).
D 27b → PMK Nomor 15/PMK.03/2018: Cara Lain untuk Menghitung Peredaran Bruto
E 06 → PDJP Nomor PER-17/PJ/2015: Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Pasal 15 (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur Norma Penghitungan Khusus.
D 19 → KMK Nomor 543/KMK.03/2002: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto dan
Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak yang Melakukan Kegiatan
Usaha Jasa Maklon (Contract Manufacturing) Internasional di Bidang Produksi
Mainan Anak-Anak
D 20 → KMK Nomor 475/KMK.04/1996: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi
Wajib Pajak Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri
D 21 → KMK Nomor 417/KMK.04/1996: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi
Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri
D 22 → KMK Nomor 416/KMK.04/1996: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi
Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
D 23 → KMK Nomor 248/KMK.04/1995: Perlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Pihak-Pihak
yang Melakukan Kerjasama dalam Bentuk Perjanjian Bangun Guna Serah ("Built
Operate and Transfer")
D 24 → KMK Nomor 634/KMK.04/1994: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi
Wajib Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
G 31 → KDJP Nomor KEP-667/PJ./2001: Norma Penghitungan Khusus
Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak Luar Negeri yang Mempunyai
Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia

Halaman 15
D 25 → KMK Nomor 433/KMK.04/1994: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Kena Pajak
atas Penghasilan dari Pekerjaan yang Diterima Tenaga Asing yang Bekerja pada Wajib
Pajak Badan di Bidang Pengeboran Minyak dan Gas Bumi di Indonesia
D 26 → KMK Nomor 88/KMK.04/1994: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Netto bagi
Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kerjasama dengan PT. Telkom Berdasarkan
Sistem Pola Bagi Hasil Tahap I serta Pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 25
G 32 → KDJP Nomor KEP-155/PJ/2000: Norma Penghitungan Khusus
Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kerjasama
Dengan PT. Telkom Berdasarkan Sistem Pola Bagi Hasil Tahap II dan
Selanjutnya Serta Pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 25
D 27 → KMK Nomor 628/KMK.04/1991: Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Netto bagi
Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kegiatan Usaha di Bidang Pengeboran Minyak
dan Gas Bumi Serta Angsuran Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan oleh Wajib
Pajak Sendiri

BAB IV CARA MENGHITUNG PAJAK

Pasal 16 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur cara menghitung Penghasilan Kena Pajak (PhKP) sesuai jenis Wajib Pajak.
C 30 → PP Nomor 94 Tahun 2010 jo PP Nomor 45 Tahun 2019: Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan
Pasal 17 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mengatur Tarif Pajak yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak (PhKP).
C 17 → PP Nomor 77 Tahun 2013 Jo PP Nomor 56 Tahun 2015: Penurunan Tarif Pajak
Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan
Terbuka
F 14 → PMK Nomor 238/PMK.03/2008: Tata Cara Pelaksanaan dan
Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif bagi Wajib Pajak Badan
Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka
C 18 → PP Nomor 19 Tahun 2009: Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
F 15 → PMK Nomor 111/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
G 42 → PDJP Nomor PER-15/PJ/2014: Penggunaan Stempel Tanda Tangan
pada Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan atas Pembayaran Dividen
Kepada Para Pemegang Saham

Pasal 18 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur perbandingan antara utang dan modal perusahaan untuk keperluan perpajakan,
saat perolehan dividen dari luar negeri, special purpose company, advance pricing
agreement, hubungan istimewa, dan lain-lain.
D 28 → PMK Nomor 169/PMK.010/2015: Penentuan Besarnya Perbandingan antara Utang
dan Modal Perusahaan untuk Keperluan Penghitungan Pajak Penghasilan
G 33b → PDJP Nomor PER-25/PJ/2017: Pelaksanaan Penentuan Besarnya
Perbandingan antara Utang dan Modal Perusahaan untuk Keperluan
Penghitungan Pajak Penghasilan dan Tata Cara Pelaporan Utang
Swasta Luar Negeri
D 29 → PMK Nomor 107/PMK.03/2017 jo Nomor 93/PMK.03/2019: Penetapan Saat
Diperolehnya Dividen dan Dasar Perhitungannya oleh Wajib Pajak Dalam Negeri atas
Penyertaan Modal pada Badan Usaha di Luar Negeri Selain Badan Usaha yang
Menjual Sahamnya di Bursa Efek
Halaman 16
G 33 → PDJP Nomor PER-59/PJ/2010: Tata Cara Pelaporan Penerimaan
Dividen, Penghitungan Besarnya Pajak yang Harus Dibayar, dan
Pengkreditan Pajak Sehubungan dengan Penetapan Saat Diperolehnya
Dividen oleh Wajib Pajak Dalam Negeri atas Penyertaan Modal pada
Badan Usaha di Luar Negeri Selain Badan Usaha yang Menjual
Sahamnya di Bursa Efek
D 30 → PMK Nomor 7/PMK.03/2015: Tata Cara Pembentukan dan Pelaksanaan Kesepakatan
Harga Transfer (Advance Pricing Agreement)
D 31 → PMK Nomor 140/PMK.03/2010: Penetapan Wajib Pajak Sebagai Pihak yang
Sebenarnya Melakukan Pembelian Saham atau Aktiva Perusahaan Melalui Pihak Lain
atau Badan yang Dibentuk untuk Maksud Demikian (Special Purpose Company) yang
Mempunyai Hubungan Istimewa dengan Pihak Lain dan Terdapat Ketidakwajaran
Penetapan Harga
D 32 → PMK Nomor 139/PMK.03/2010: Penentuan Kembali Besarnya Penghasilan yang
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dari Pemberi Kerja yang Memiliki
Hubungan Istimewa dengan Perusahaan Lain yang Tidak Didirikan dan Tidak
Bertempat Kedudukan di Indonesia
E 07 → PDJP Nomor PER-43/PJ/2010 Jo Nomor PER-32/PJ/2011: Penerapan Prinsip
Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa
E 08 → PDJP Nomor PER-69/PJ/2010: Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing
Agreement)

Pasal 19 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur penilaian kembali (revaluasi) aktiva untuk tujuan perpajakan.
D 33 → PMK Nomor 79/PMK.03/2008: Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk
Tujuan Perpajakan
G 26 → PDJP Nomor PER-12/PJ/2009: Tata Cara Pengajuan Permohonan dan
Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk
Tujuan Perpajakan
D 34 → PMK Nomor 191/PMK.010/2015 Jo Nomor 233/PMK.03/2015 Jo Nomor
29/PMK.03/2016: Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan bagi
Permohonan yang Diajukan pada Tahun 2015 dan Tahun 2016
G 23 → PDJP Nomor Per-37/PJ/2015: Tata Cara Pengajuan Permohonan dan
Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan
Perpajakan bagi Permohonan Yang Diajukan pada Tahun 2015 dan
Tahun 2016

BAB V PELUNASAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN

Pasal 20 (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui mekanisme pemotongan atau
pemungutan oleh pihak lain serta penyetoran sendiri.
C 30 → PP Nomor 94 Tahun 2010 jo PP Nomor 45 Tahun 2019: Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan
Pasal 21 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mmengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
C 19 → PP Nomor 41 Tahun 2016: Perlakuan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan
Pegawai dari Pemberi Kerja dengan Kriteria Tertentu

Halaman 17
F 16b → PMK Nomor 40/PMK.03/2017: Tata Cara Pelaporan dan Penghitungan
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai dari
Pemberi Kerja dengan Kriteria Tertentu
C 20 → PP Nomor 80 Tahun 2010: Tarif Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal
21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
F 16 → PMK Nomor 262/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota
POLRI, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah
C 21 → PP Nomor 68 Tahun 2009: Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa
Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua
yang Dibayarkan Sekaligus
F 17 → PMK Nomor 16/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang
Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang
Dibayarkan Sekaligus
C 22 → PP Nomor 47 Tahun 2003: Pajak Penghasilan yang Ditanggung oleh Pemerintah atas
Penghasilan Pekerja dari Pekerjaan
F 18 → KMK Nomor 486/KMK.03/2003: Pajak Penghasilan yang Ditanggung
oleh Pemerintah atas Penghasilan Pekerja Dari Pekerjaan
D 35 → PMK Nomor 250/PMK.03/2008: Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan
D 36 → PMK Nomor 102/PMK.010/2016: Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan
dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan Serta Pegawai Tidak Tetap
Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan
D 37 → PMK Nomor 252/PMK.03/2008: Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas
Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
G 34 → PDJP Nomor Per-16/PJ/2016 : Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan
Kegiatan Orang Pribadi
G 21 → KDJP Nomor KEP-173/PJ./2002: Pedoman Standar Gaji Karyawan Asing

Pasal 22 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur pemungutan pajak atas penyerahan barang atau kegiataan di bidang impor atau
kegiatan usaha di bidang lain, termasuk pemungutan pajak dari pembeli atas penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
C 23 → PP Nomor 10 Tahun 2012: Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Tata
Laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Serta Berada di Kawasan
yang Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
C 24 → PP Nomor 42 Tahun 1995 Jo PP Nomor 63 Tahun 1998 Jo PP Nomor 43 Tahun 2000 Jo
PP Nomor 25 Tahun 2001: Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman
Luar Negeri
F 20 → KMK Nomor 239/KMK.01/1996 Jo Nomor 463/KMK.01/1998 Jo Nomor
486/KMK.04/2000: Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 1995 Tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak

Halaman 18
Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang
Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri
G 41 → KDJP Nomor KEP-526/PJ./2000: Pelaksanaan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 239/KMK.01/1996 Tentang Bea
Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak
Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek
Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana
Pinjaman Luar Negeri Sebagaimana Telah Diubah Terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
486/KMK.04/2000
D 38 → PMK Nomor 253/PMK.03/2008 Jo Nomor 90/PMK.03/2015 jo Nomor
92/PMK.03/2019: Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak Penghasilan
dari Pembeli atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah
G 39 → PDJP Nomor PER-19/PJ/2015 Jo Nomor PER-24/PJ/2015: Tata Cara
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah
D 39 → PMK Nomor 34/PMK.010/2017 Jo Nomor 110/PMK.010/2018: Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan
Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
G 38 → PDJP Nomor PER-57/PJ/2010 Jo Nomor PER-15/PJ/2011 Jo Nomor PER-
06/PJ/2013 Jo Nomor PER-31/PJ/2015: Tata Cara Dan Prosedur
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan
Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor
atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain

Pasal 23 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur pemotongan pajak atas passive income (penghasilan berupa dividen, bunga,
royalti, hadiah, sewa) dan jasa-jasa tertentu.
D 40 → PMK Nomor 141/PMK.03/2015: Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal
23 Ayat (1) Huruf c Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008
D 41 → PMK Nomor 251/PMK.03/2008: Penghasilan atas Jasa Keuangan yang Dilakukan oleh
Badan Usaha yang Berfungsi Sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang
Tidak Dilakukan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
D 41b → PMK Nomor 200/PMK.03/2015: Perlakuan Perpajakan bagi Wajib Pajak dan
Pengusaha Kena Pajak yang Menggunakan Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu
Dalam Rangka Pendalaman Sektor Keuangan
E 13 → PDJP Nomor PER-33/PJ/2009: Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa
Royalti dari Hasil Karya Sinematografi
G 42 → PDJP Nomor PER-15/PJ/2014: Penggunaan Stempel Tanda Tangan pada Bukti
Pemotongan Pajak Penghasilan atas Pembayaran Dividen Kepada Para Pemegang
Saham
E 14 → KDJP Nomor KEP-50/PJ./1994: Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23

Pasal 24 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur pengkreditan pajak atas penghasilan yang pajaknya dibayar atau terutang di luar
negeri (kredit pajak luar negeri – KPLN).
D 42 → PMK Nomor 192/PMK.03/2018: Pelaksanaan Pengkreditan Pajak atas Penghasilan
dari Luar Negeri

Halaman 19
Pasal 25 (UU No. 36 Tahun 2008)
Mengatur angsuran pajak yang dibayar sendiri dalam tahun pajak berjalan.
D 43 → PMK Nomor 215/PMK.03/2018: Penghitungan Angsuran Pajak Penghasilan dalam
Tahun Pajak Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa, Wajib
Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan Keuangan
Berkala dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
E 09 → KDJP Nomor KEP-537/PJ./2000: Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak dalam Tahun
Pajak Berjalan dalam Hal-Hal Tertentu

Pasal 26 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan atas penghasilan dari Indonesia yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN).
D 44 → KMK Nomor 624/KMK.04/1994: Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas
Penghasilan Berupa Premi Asuransi dan Premi Reasuransi yang Dibayar kepada
Perusahaan Asuransi di Luar Negeri
D 45 → KMK Nomor 434/KMK.04/1999: Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas
Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri Selain Bentuk
Usaha Tetap atas Penghasilan Berupa Keuntungan dari Penjualan Saham
D 46 → PMK Nomor 258/PMK.03/2008: Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas
Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Saham Sebagaimana Dimaksud dalam
Pasal 18 Ayat (3c) Undang-Undang Pajak Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh
Wajib Pajak Luar Negeri
D 47 → PMK Nomor 82/PMK.03/2009: Peraturan Menteri Keuangan Tentang Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Harta di
Indonesia, Kecuali yang Diatur Dalam Pasal 4 Ayat (2) Undang-Undang Pajak
Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri Selain Bentuk
Usaha Tetap di Indonesia
G 46 → PDJP Nomor PER-52/PJ/2009 Penunjukan Pemotong, Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 26
atas Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Harta di Indonesia,
Kecuali yang Diatur dalam Pasal 4 Ayat (2) Undang-Undang Pajak
Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri
Selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia
D 48 → PMK Nomor 14/PMK.03/2011: Perlakuan Perpajakan atas Penghasilan Kena Pajak
Sesudah Dikurangi Pajak dari Suatu Bentuk Usaha Tetap
G 45 → PDJP Nomor PER-16/PJ/2011: Tata Cara Pemberitahuan Wajib Pajak
Bentuk Usaha Tetap atas Penanaman Kembali Penghasilan Kena Pajak
Sesudah Dikurangi Pajak

Pasal 27 (UU No. 10 Tahun 1994)


Dihapus.

BAB VI PERHITUNGAN PAJAK PADA AKHIR TAHUN

Pasal 28 (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur pajak yang terutang dengan kredit pajaknya.

Pasal 28A (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur kelebihan pembayaran pajak (Lebih Bayar- LB).

Halaman 20
Pasal 29 (UU No. 10 Tahun 1994)
Mengatur kekurangan pembayaran pajak (Kurang Bayar- KB).

Pasal 30 (UU No. 10 Tahun 1994)


Dihapus.

Pasal 31 (UU No. 10 Tahun 1994)


Dihapus.

BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 31A (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur fasilitas perpajakan atas penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu
dan/atau di daerah-daerah tertentu.
C 25 → PP Nomor 78 Tahun 2019: Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di
Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu
F 21 → PMK Nomor 11/PMK.010/2020: Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 78 Tahun 2019 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk
Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di
Daerah-Daerah Tertentu
F 32 → PMK Nomor 21/PMK.011/2010: Pemberian Fasilitas Perpajakan dan
Kepabeanan untuk Kegiatan Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan
C 26 → PP Nomor 20 Tahun 2000 Jo PP Nomor 147 Tahun 2000: Perlakuan Perpajakan di
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
F 22 → KMK Nomor 200/KMK.04/2000 Jo Nomor 11/KMK.04/2001: Perlakuan
Perpajakan dan Kepabeanan di Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu
G 40 → KDJP Nomor KEP-229/PJ./2001: Perlakuan Perpajakan di
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet)

Pasal 31B (UU No. 36 Tahun 2008)


Dihapus.

Pasal 31C (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur pembangian hasil pemotongan PPh Pasal 21 antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
C 31 → PP Nomor 115 Tahun 2000: Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21 antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
F 33 → KMK Nomor 6/KMK.04/2001 Jo Nomor 554/KMK.03/2002:
Pelaksanaan Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21 antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Pasal 31D (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur ketentuan khusus perpajakan untuk bidang-bidang usaha tertentu yaitu minyak
dan gas bumi, panas bumi, pertambangan umum, dan bidang usaha berbasis syariah.
C 27 → PP Nomor 79 Tahun 2010 jo PP Nomor 27 Tahun 2017: Biaya Operasi yang Dapat
Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi

Halaman 21
F 23 → PMK Nomor 79/PMK.02/2012 Jo Nomor 70/PMK.03/2015: Tata Cara
Penyetoran dan Pelaporan Penerimaan Negara dari Kegiatan Usaha
Hulu Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi dan Penghitungan Pajak
Penghasilan untuk Keperluan Pembayaran Pajak Penghasilan Minyak
Bumi dan/atau Gas Bumi Berupa Volume Minyak Bumi dan/atau Gas
Bumi
F 24 → PMK Nomor 256/PMK.011/2011: Batasan Pengeluaran Alokasi Biaya
Tidak Langsung Kantor Pusat yang Dapat Dikembalikan dalam
Penghitungan Bagi Hasil dan Pajak Penghasilan bagi Kontraktor
Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi
F 25 → PMK Nomor 257/PMK.011/2011: Tata Cara Pemotongan dan
Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan Lain Kontraktor
Berupa Uplift atau Imbalan Lain yang Sejenis dan/atau Penghasilan
Kontraktor dari Pengalihan Participating Interest
F 26 → PMK Nomor 258/PMK.011/2011: Batasan Maksimum Biaya
Remunerasi Tenaga Kerja Asing untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Minyak dan Gas Bumi
G 50 → PDJP Nomor PER-29/PJ/2011: Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan
Pembayaran Pajak Penghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumi dan Surat
Keterangan Pembayaran Pajak Penghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumi
Sementara
C 28 → PP Nomor 25 Tahun 2009: Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah
F 27 → PMK Nomor 136/PMK.03/2011: Pengenaan Pajak Penghasilan untuk
Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
F 28 → PMK Nomor 137/PMK.03/2011: Pengenaan Pajak Penghasilan untuk
Kegiatan Usaha Pembiayaan Syariah

Pasal 31E (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur fasilitas perpajakan berupa pengurangan tarif 50% dari tarif umum Pasal 17 UU
PPh bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Pasal 32 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur tata cara pengenaan dan sanksi-sanksi dilakukan sesuai UU KUP.

Pasal 32A (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur kewenangan pemerintah untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara
lain dalam rangka penghindaran pajak berganda (P3B) dan pencegahan pengelakan pajak.
D 49 → PMK Nomor 39/PMK.03/2017: Tata Cara Pertukaran Informasi Berdasarkan
Perjanjian Internasional
G 55 → PDJP Nomor PER-02/PJ/2020: Tata Cara Pelaksanaan Tax Examination
Abroad dalam rangka Pertukaran Informasi Berdasarkan Perjanjian
Internasional
E 10 → PDJP Nomor PER-28/PJ/2018: Surat Keterangan Domisili bagi Subjek Pajak Dalam
Negeri Indonesia dalam Rangka Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda
E 12 → PDJP Nomor PER-25/PJ/2018: Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda

Pasal 32B (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur pajak atas bunga/diskonto Obligasi Negara yang diperdagangkan di negara lain.

Halaman 22
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 33 (UU No. 7 Tahun 1983)


Mengatur masih berlakunya ketentuan perpajakan lama pada saat UU PPh ini berlaku.

Pasal 33A (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur fasilitas perpajakan yang diperoleh sebelum berlakunya UU PPh.

Pasal 34 (UU No. 10 Tahun 1994)


Mengatur masih berlakukan peraturan pelaksanaan di bidang PPh pada saat berlakunya
UU PPh ini sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam UU PPh.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35 (UU No. 36 Tahun 2008)


Mengatur peraturan pelaksanaan UU PPh yaitu berupa Peraturan Pemerintah.
C 29 → PP Nomor 73 Tahun 2016: Pajak Penghasilan atas Program Jaminan Sosial yang
Diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
F 35 → PMK Nomor 140/PMK.03/2017: Tata Cara Pengecualian Pemotongan
Pajak Penghasilan atas Hasil Investasi atau Penembangan Dana dari
Aset Dana Jaminan Sosial
C 30 → PP Nomor 94 Tahun 2010 jo PP Nomor 45 Tahun 2019: Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan
F 29 → PMK Nomor 150/PMK.010/2018: Pemberian Fasilitas Pengurangan
Pajak Penghasilan Badan
G 48 → PDJP Nomor PER-45/PJ/2011: Tata Cara Penetapan Saat
Dimulainya Berproduksi Secara Komersial bagi Wajib Pajak
Badan yang Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
G 49 → PDJP Nomor PER-44/PJ/2011: Tata Cara Pelaporan
Penggunaan Dana dan Realisasi Penanaman Modal bagi
Wajib Pajak Badan yang Mendapatkan Fasilitas
Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
F 30 → PMK Nomor 202/PMK.010/2017: Pelaksanaan Perlakuan Pajak
Penghasilan yang Didasarkan pada Ketentuan dalam Perjanjian
Internasional
F 31 → PMK Nomor 100/PMK.03/2011 Jo Nomor 86/PMK.010/2015: Tata Cara
Penghitungan dan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Surplus Bank
Indonesia
F 34 → KMK Nomor 1169/KMK.01/1991: Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing)
F 36 → PMK Nomor 128/PMK.010/2019: Pemberian Pengurangan Penghasilan
Bruto atas Penyelenggaraan Kegiatan Praktik Kerja, Pemagangan,
dan/atau Pembelajaran Dalam Rangka Pembinaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Tertentu
G 14 → KDJP Nomor KEP-184/PJ./2002: Pengakuan Penghasilan atas
Penghasilan Bank Berupa Bunga Kredit Non Performing
G 19 → KDJP Nomor KEP-390/PJ/2002: Perlakuan Pajak Penghasilan atas Dana
Jaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
G 54 → PDJP Nomor PER-29/PJ/2018: Perlakuan Pajak Penghasilan atas
Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

Halaman 23
G 52 → PDJP Nomor PER-1/PJ/2011 Jo Nomor PER-21/PJ/2014: Tata Cara
Pengajuan Permohonan Pembebasan dari Pemotongan dan/atau
Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak Lain

Pasal 36 (UU No. 7 Tahun 1983)


Mengatur mulai berlakunya UU PPh.

Pada bab terakhir buku ini akan dijelaskan beberapa ketentuan perpajakan berupa Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak (SEDJP) yang isinya masih relevan dan sering dipakai sebagai pegangan para
fiskus dan Wajib Pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Halaman 24
BAB III

DAFTAR PERATURAN PEMERINTAH


SEBAGAI PELAKSANAAN UU PPh

Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan Pemerintah (PP) sebagai
pelaksanaan UU PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf dari PP tersebut.

PASAL
KODE NOMOR PP TENTANG
UU PPN
C 01 PP Nomor 130 Tahun 2000 Pengecualian Sebagai Objek Pajak atas Keuntungan 4(1)
Karena Pembebasan Utang Debitur Kecil

C 02 PP Nomor 40 Tahun 2016 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan 4 (2)
Real Estat dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif
Tertentu

C 03 PP Nomor 34 Tahun 2016 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan 4 (2)
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan
Beserta Perubahannya

C 04 PP Nomor 131 Tahun 2000 Jo Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan 4 (2)
PP Nomor 123 Tahun 2015 Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia

C 05 PP Nomor 16 Tahun 2009 Jo Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga 4 (2)
PP Nomor 100 Tahun 2013 Jo Obligasi
PP Nomor 55 Tahun 2019

C 06 PP Nomor 23 Tahun 2018 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang 4 (2)
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu

C 07 PP Nomor 51 Tahun 2008 Jo Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa 4 (2)
PP Nomor 40 Tahun 2009 Konstruksi

C 08 PP Nomor 15 Tahun 2009 Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang 4 (2)
Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi
Orang Pribadi

C 09 PP Nomor 27 Tahun 2008 Pajak Penghasilan atas Diskonto Surat 4 (2)


Perbendaharaan Negara

C 10 PP Nomor 34 Tahun 2017 Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan 4 (2)
Tanah dan/atau Bangunan

C 11 PP Nomor 132 Tahun 2000 Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian 4 (2)

C 12 PP Nomor 41 Tahun 1994 Jo Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi 4 (2)
PP Nomor 14 Tahun 1997 Penjualan Saham di Bursa Efek

C 13 PP Nomor 4 Tahun 1995 Pajak Penghasilan atas Penghasilan Perusahaan 4 (2)


Modal Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau
Pengalihan Penyertaan Modal pada Perusahaan
Pasangan Usahanya

C 14 PP Nomor 18 Tahun 2009 Bantuan atau Sumbangan Termasuk Zakat atau 4 (3)
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang
Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan

C 15 PP Nomor 93 Tahun 2010 Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, 6


Sumbangan Penelitian dan Pengembangan,
Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan
Pembinaan Olahraga, dan Biaya Pembangunan
Infrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto
Halaman 25
C 16 PP Nomor 60 Tahun 2010 Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya 6
Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

C 17 PP Nomor 77 Tahun 2013 Jo Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak 17
PP Nomor 56 Tahun 2015 Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan
Terbuka

C 18 PP Nomor 19 Tahun 2009 Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau 17
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

C 19 PP Nomor 41 Tahun 2016 Perlakuan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas 21


Penghasilan Pegawai dari Pemberi Kerja dengan
Kriteria Tertentu

C 20 PP Nomor 80 Tahun 2010 Tarif Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan 21


Pasal 21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

C 21 PP Nomor 68 Tahun 2009 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan 21


Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,
Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang
Dibayarkan Sekaligus

C 22 PP Nomor 47 Tahun 2003 Pajak Penghasilan yang Ditanggung oleh Pemerintah 21


atas Penghasilan Pekerja dari Pekerjaan

C 23 PP Nomor 10 Tahun 2012 Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta 22


Tata Laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke
dan dari Serta Berada di Kawasan yang Telah
Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas

C 24 PP Nomor 42 Tahun 1995 Jo Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak 22


PP Nomor 63 Tahun 1998 Jo Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
PP Nomor 43 Tahun 2000 Jo Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
PP Nomor 25 Tahun 2001 Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri

C 25 PP Nomor 18 Tahun 2015 Jo Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di 31A
PP Nomor 9 Tahun 2016 Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-
Daerah Tertentu

C 26 PP Nomor 20 Tahun 2000 Jo Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan 31A


PP Nomor 147 Tahun 2000 Ekonomi Terpadu

C 27 PP Nomor 79 Tahun 2010 jo Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan 31D
PP Nomor 27 Tahun 2017 Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi

C 28 PP Nomor 25 Tahun 2009 Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah 31D

C 29 PP Nomor 73 Tahun 2016 Pajak Penghasilan atas Program Jaminan Sosial yang 35
Diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

C 30 PP Nomor 94 Tahun 2010 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan 35


Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan

C 31 PP Nomor 115 Tahun 2000 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Penghasilan Orang 31C
Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

C 32 PP Nomor 31 Tahun 2011 Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 4(2)


2009 Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka yang
Diperdagang di Bursa

Seluruh PP di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PP .

Halaman 26
BAB IV

DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN


SEBAGAI PELAKSANAAN UU PPh

Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
(PMK/KMK) sebagai pelaksanaan UU PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf dari
PMK/KMK tersebut.

PASAL
KODE NOMOR PMK/KMK TENTANG
UU PPN
D 01 215/PMK.03/2008 Jo Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan 3
Nomor 15/PMK.03/2010 Jo Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional
Nomor 142/PMK.03/2010 Jo yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan
Nomor 166/PMK.011/2012 Jo
Nomor 156/PMK.010/2015

D 02 245/PMK.03/2008 Badan-Badan dan Orang Pribadi yang Menjalankan 4 (3)


Usaha Mikro dan Kecil yang Menerima Harta Hibah,
Bantuan, atau Sumbangan yang Tidak Termasuk
Sebagai Objek Pajak Penghasilan

D 03 234/PMK.03/2009 Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan 4 (3)


Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Dikecualikan
Sebagai Objek Pajak Penghasilan

D 04 48/PMK.010/2018 Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal 4 (3)


Perusahaan Modal Ventura pada Perusahaan Mikro,
Kecil, dan Menengah

D 05 246/PMK.03/2008 Jo Beasiswa yang Dikecualikan dari Objek Pajak 4 (3)


Nomor 154/PMK.03/2009 Penghasilan

D 06 80/PMK.03/2009 Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau 4 (3)
Lembaga Nirlaba yang Bergerak dalam Bidang
Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan
Pengembangan, yang Dikecualikan dari Objek Pajak
Penghasilan

D 07 247/PMK.03/2008 Bantuan atau Santunan yang Dibayarkan oleh Badan 4 (3)


Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak
Tertentu yang Dikecualikan dari Objek Pajak
Penghasilan

D 08 02/PMK.03/2010 Biaya Promosi yang Dapat Dikurangkan dari 6


Penghasilan Bruto

D 09 105/PMK.03/2009 Jo Piutang yang Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih yang 6


Nomor 57/PMK.03/2010 Jo Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Nomor 207/PMK.010/2015

D 10 101/PMK.010/2016 Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak 6, 7

D 11 81/PMK.03/2009 Jo Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang 9


Nomor 219/PMK.011/2012 Boleh Dikurangkan Sebagai Biaya

D 12 167/PMK.03/2018 Penyediaan Makanan dan Minuman bagi Seluruh 9


Pegawai Serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk
Natura dan Kenikmatan di Daerah Tertentu dan yang
Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja

D 13 52/PMK.010/2017 jo Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan dan Perolehan 10


Nomor 205/PMK.010/2018 Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan,
Pemekaran, atau Pengambilalihan Usaha
Halaman 27
D 14 96/PMK.03/2009 Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok 11
Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan
Penyusutan

D 15 249/PMK.03/2008 Jo Penyusutan atas Pengeluaran untuk Memperoleh Harta 11


Nomor 126/PMK.011/2012 Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan dalam Bidang
Usaha Tertentu

D 16 248/PMK.03/2008 Amortisasi atas Pengeluaran untuk Memperoleh Harta 11A


Tak Berwujud dan Pengeluaran Lainnya untuk Bidang
Usaha Tertentu

D 17 521/KMK.04/2000 Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok 11


Harta Berwujud untuk Keperluan Penyusutan bagi
Kontraktor yang Melakukan Eksplorasi dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi
Hasil dengan Perusahaan

D 18 83/KMK.04/1999 Penyusutan atas Harta Berwujud yang Dimiliki dan 11


Digunakan Kontraktor yang Melakukan Kontrak Bagi
Hasil di Bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di
Wilayah Kerjasama Zona A Celah Timor

D 19 543/KMK.03/2002 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto dan 15


Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak
yang Melakukan Kegiatan Usaha Jasa Maklon
(Contract Manufacturing) Internasional di Bidang
Produksi Mainan Anak-Anak

D 20 475/KMK.04/1996 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi 15


Wajib Pajak Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri

D 21 417/KMK.04/1996 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi 15


Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran dan/atau
Penerbangan Luar Negeri

D 22 416/KMK.04/1996 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi 15


Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri

D 23 248/KMK.04/1995 Perlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Pihak-Pihak 15


yang Melakukan Kerjasama dalam Bentuk Perjanjian
Bangun Guna Serah ("Built Operate and Transfer")

D 24 634/Kmk.04/1994 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi 15


Wajib Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor
Perwakilan Dagang di Indonesia

D 25 433/KMK.04/1994 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Kena Pajak 15


atas Penghasilan dari Pekerjaan yang Diterima Tenaga
Asing yang Bekerja pada Wajib Pajak Badan di Bidang
Pengeboran Minyak dan Gas Bumi di Indonesia

D 26 88/KMK.04/1994 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Netto bagi 15


Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kerjasama dengan
PT. Telkom Berdasarkan Sistem Pola Bagi Hasil Tahap
I serta Pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 25

D 27 628/KMK.04/1991 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Netto bagi 15


Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kegiatan Usaha di
Bidang Pengeboran Minyak dan Gas Bumi Serta
Angsuran Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan
oleh Wajib Pajak Sendiri

D 27b 15/PMK.03/2018 Cara Lain untuk Menghitung Peredaran Bruto 14

D 28 169/PMK.010/2015 Penentuan Besarnya Perbandingan antara Utang dan 18


Modal Perusahaan untuk Keperluan Penghitungan
Pajak Penghasilan

Halaman 28
D 29 107/PMK.03/2017 Penetapan Saat Diperolehnya Dividen dan Dasar 18
Perhitungannya oleh Wajib Pajak Dalam Negeri atas
Penyertaan Modal pada Badan Usaha di Luar Negeri
Selain Badan Usaha yang Menjual Sahamnya di Bursa
Efek

D 30 7/PMK.03/2015 Tata Cara Pembentukan dan Pelaksanaan 18


Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing
Agreement)

D 31 140/PMK.03/2010 Penetapan Wajib Pajak Sebagai Pihak yang 18


Sebenarnya Melakukan Pembelian Saham atau Aktiva
Perusahaan Melalui Pihak Lain atau Badan yang
Dibentuk untuk Maksud Demikian (Special Purpose
Company) yang Mempunyai Hubungan Istimewa
dengan Pihak Lain dan Terdapat Ketidakwajaran
Penetapan Harga

D 32 139/PMK.03/2010 Penentuan Kembali Besarnya Penghasilan yang 18


Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dari
Pemberi Kerja yang Memiliki Hubungan Istimewa
dengan Perusahaan Lain yang Tidak Didirikan dan
Tidak Bertempat Kedudukan di Indonesia

D 33 79/PMK.03/2008 Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk 19


Tujuan Perpajakan

D 34 191/PMK.010/2015 Jo Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan 19


Nomor 233/PMK.03/2015 Jo Perpajakan bagi Permohonan yang Diajukan pada
Nomor 29/PMK.03/2016 Tahun 2015 dan Tahun 2016

D 35 250/PMK.03/2008 Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang 21


Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai
Tetap atau Pensiunan

D 36 102/PMK.010/2016 Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan 21


Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan Serta
Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan
Pemotongan Pajak Penghasilan

D 37 252/PMK.03/2008 Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas 21


Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan
Kegiatan Orang Pribadi

D 38 253/PMK.03/2008 Jo Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak 22


Nomor 90/PMK.03/2015 Jo Penghasilan dari Pembeli atas Penjualan Barang yang
Nomor 92/PMK.03/2019 Tergolong Sangat Mewah

D 39 34/PMK.010/2017 Jo Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan 22


Nomor 110/PMK.010/2018 dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan
Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di
Bidang Lain

D 40 141/PMK.03/2015 Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 23


23 Ayat (1) Huruf c Angka 2 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana
Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008

D 41 251/PMK.03/2008 Penghasilan atas Jasa Keuangan yang Dilakukan oleh 23


Badan Usaha yang Berfungsi Sebagai Penyalur
Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang Tidak Dilakukan
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23

D 41b 200/PMK.03/2015 Perlakuan Perpajakan bagi Wajib Pajak dan Pengusaha 23


Kena Pajak yang Menggunakan Skema Kontrak
Investasi Kolektif Tertentu Dalam Rangka Pendalaman
Sektor Keuangan

Halaman 29
D 42 192/PMK.03/2018 Pelaksanaan Pengkreditan Pajak atas Penghasian dari 24
Luar Negeri

D 43 255/PMK.03/2008 Jo Penghitungan Angsuran Pajak Penghasilan dalam 25


Nomor 208/PMK.03/2009 Tahun Pajak Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh
Wajib Pajak Baru, Bank, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa,
Wajib Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan
Diharuskan Membuat Laporan Keuangan Berkala dan
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu

D 44 624/KMK.04/1994 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas 26


Penghasilan Berupa Premi Asuransi dan Premi
Reasuransi yang Dibayar kepada Perusahaan Asuransi
di Luar Negeri

D 45 434/KMK.04/1999 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas 26


Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
Luar Negeri Selain Bentuk Usaha Tetap atas
Penghasilan Berupa Keuntungan dari Penjualan Saham

D 46 258/PMK.03/2008 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas 26


Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Saham
Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 18 Ayat (3c)
Undang-Undang Pajak Penghasilan yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak Luar

D 47 82/PMK.03/2009 Peraturan Menteri Keuangan Tentang Pemotongan 26


Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan dari
Penjualan atau Pengalihan Harta di Indonesia, Kecuali
yang Diatur Dalam Pasal 4 Ayat (2) Undang-Undang
Pajak Penghasilan

D 48 14/PMK.03/2011 Perlakuan Perpajakan atas Penghasilan Kena Pajak 26


Sesudah Dikurangi Pajak dari Suatu Bentuk Usaha
Tetap

D 49 39/PMK.03/2017 Tata Cara Pertukaran Informasi Berdasarkan Perjanjian 32A


Internasional

Seluruh PMK/KMK di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PMK .

Halaman 30
BAB V

DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


SEBAGAI PELAKSANAAN UU PPh

Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak
(PDJP/KDJP) sebagai pelaksanaan UU PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf dari
PDJP/KDJP tersebut.

PASAL
KODE NOMOR PDJP/KDJP TENTANG
UU PPN
E 01 PER-12/PJ/2015 Penetapan Tempat Tinggal Orang Pribadi dan Tempat 2
Kedudukan Badan

E 02 PER-43/PJ/2011 Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek 2


Pajak Luar Negeri

E 03 PER-2/PJ/2009 Perlakuan Pajak Penghasilan bagi Pekerja Indonesia di 2


Luar Negeri

E 04 KEP-62/PJ./1995 Jenis dan Besarnya Biaya Administrasi Kantor Pusat 5


yang Diperbolehkan untuk Dibebankan Sebagai Biaya
Suatu Bentuk Usaha Tetap

E 05 PER-10/PJ/2014 Tata Cara Permohonan dan Penetapan atas Saat 11


Mulainya Penyusutan Harta Berwujud yang Dapat
Dilakukan pada Bulan Digunakan atau Bulan Mulai
Menghasilkan

E 06 PER-17/PJ/2015 Norma Penghitungan Penghasilan Neto 14

E 07 PER-43/PJ/2010 Jo Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha 18


Nomor PER-32/PJ/2011 dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa

E 08 PER-69/PJ/2010 Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing 18


Agreement)

E 09 KEP-537/PJ./2000 Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak dalam Tahun 25


Pajak Berjalan dalam Hal-Hal Tertentu

E 10 PER-35/PJ/2010 Surat Keterangan Domisili bagi Subjek Pajak Dalam 2, 32A


Negeri Indonesia dalam Rangka Penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda

E 12 PER-25/PJ/2018 Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak 32A


Berganda

E 13 PER-33/PJ/2009 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa 23


Royalti dari Hasil Karya Sinematografi

E 14 KEP-50/PJ./1994 Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri 23


Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal
23

Seluruh PDJP/KDJP di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PDJP .

Halaman 31
BAB VI

DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN


SEBAGAI PELAKSANAAN DARI PERATURAN PEMERINTAH DI BIDANG PPh

Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
(PMK/KMK) sebagai pelaksanaan langsung dari Peraturan Pemerintah di bidang PPh, yang disusun
berdasarkan urutan kode files pdf dari PMK/KMK tersebut.

PASAL
KODE NOMOR PMK/KMK TENTANG
UU PPN
F 01 261/PMK.03/2016 Tata Cara Penyetoran, Pelaporan, dan Pengecualian 4 (2)
Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau
Bangunan Beserta Perubahannya

F 02 51/KMK.04/2001 Jo Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito 4 (2)


Nomor 26/PMK.010/2016 dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia

F 03 37/PMK.03/2017 Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan Pajak 4 (2)


Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Real
Estat dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu

F 04 85/PMK.03/2011 Jo Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan 4 (2)


Nomor 07/PMK.011/2012 Pajak Penghasilan atas Bunga Obligasi

F 05 99/PMK.03/2018 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 4 (2)


2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu

F 06 187/PMK.03/2008 Jo Tatacara Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan dan 4 (2)


Nomor 153/PMK.03/2009 Penatausahaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Usaha Jasa Konstruksi

F 07 112/PMK.03/2010 Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan 4 (2)


Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang
Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi
Orang Pribadi

F 08 63/PMK.03/2008 Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Atas 4 (2)


Diskonto Surat Perbendaharaan Negara

F 09 394/KKMK.04/1996 Jo Pelaksanaan Pembayaran dan Pemotongan Pajak 4 (2)


Nomor 120/KMK.03/2002 Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan

F 10 639/KMK.04/1994 Tata Cara Pemotongan atau Pemungutan, Penyetoran, 4 (2)


dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian

F 11 282/KMK.04/1997 Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas 4 (2)


Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa
Efek

F 12 76/PMK.03/2011 Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Sumbangan 6


Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan
Penelitian dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas
Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olahraga, dan
Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

F 13 254/PMK.03/2010 Tata Cara Pembebanan Zakat atau Sumbangan 6


Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Halaman 33
F 14 238/PMK.03/2008 Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian 17
Penurunan Tarif bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri
yang Berbentuk Perseroan Terbuka

F 15 111/PMK.03/2010 Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan 17


Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

F 16 262/PMK.03/2010 Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 21


bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota
POLRI, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang
Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah

F 16b 40/PMK.03/2017 Tata Cara Pelaporan dan Penghitungan Pemotongan 21


Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai
dari Pemberi Kerja dengan Kriteria Tertentu

F 17 16/PMK.03/2010 Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 21


atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang
Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan
Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus

F 18 486/KMK.03/2003 Pajak Penghasilan yang Ditanggung oleh Pemerintah 21


atas Penghasilan Pekerja Dari Pekerjaan

F 19 102/PMK.011/2011 Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak atas 22


Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari
Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah Pabean Berupa
Film Cerita Impor dan Penyerahan Film Cerita Impor,
serta Dasar Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
atas Kegiatan Impor Film Cerita Impor

F 20 239/KMK.01/1996 Jo Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 22


Nomor 463/KMK.01/1998 Jo 1995 Tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan,
Nomor 486/KMK.04/2000 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri

F 21 11/PMK.010/2020 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 31A


2019 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk
Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu
dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu

F 22 200/KMK.04/2000 Jo Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan di Kawasan 31A


Nomor 11/KMK.04/2001 Pengembangan Ekonomi Terpadu

F 23 79/PMK.02/2012 Jo Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan Penerimaan 31D


Nomor 70/PMK.03/2015 Negara dari Kegiatan Usaha Hulu Minyak Bumi
dan/atau Gas Bumi dan Penghitungan Pajak
Penghasilan untuk Keperluan Pembayaran Pajak
Penghasilan Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi Berupa
Volume Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi

F 24 256/PMK.011/2011 Batasan Pengeluaran Alokasi Biaya Tidak Langsung 31D


Kantor Pusat yang Dapat Dikembalikan dalam
Penghitungan Bagi Hasil dan Pajak Penghasilan bagi
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi

F 25 257/PMK.011/2011 Tata Cara Pemotongan dan Pembayaran Pajak 31D


Penghasilan atas Penghasilan Lain Kontraktor Berupa
Uplift atau Imbalan Lain yang Sejenis dan/atau
Penghasilan Kontraktor dari Pengalihan Participating
Interest

F 26 258/PMK.011/2011 Batasan Maksimum Biaya Remunerasi Tenaga Kerja 31D


Asing untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak
dan Gas Bumi

Halaman 34
F 27 136/PMK.03/2011 Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha 31D
Perbankan Syariah

F 28 137/PMK.03/2011 Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha 31D


Pembiayaan Syariah

F 29 150/PMK.010/2018 Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan 35


Badan

F 30 202/PMK.010/2017 Pelaksanaan Perlakuan Pajak Penghasilan yang 35


Didasarkan pada Ketentuan dalam Perjanjian
Internasional

F 31 100/PMK.03/2011 Jo Tata Cara Penghitungan dan Pembayaran Pajak 35


Nomor 86/PMK.010/2015 Penghasilan atas Surplus Bank Indonesia

F 32 21/PMK.011/2010 Pemberian Fasilitas Perpajakan dan Kepabeanan untuk 31A


Kegiatan Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan

F 33 6/KMK.04/2001 Jo Pelaksanaan Pembagian Hasil Penerimaan Pajak 31C


Nomor 554/KMK.03/2002 Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak
Penghasilan Pasal 21 antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah

F 34 1169/KMK.01/1991 Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) 35

F 35 140/PMK.03/2017 Tata Cara Pengecualian Pemotongan Pajak 35


Penghasilan atas Hasil Investasi atau Pengembangan
Dana dari Aset Dana Jaminan Sosial

F 36 128/PMK.010/2019 Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto atas 35


Penyelenggaraan Kegiatan Praktik Kerja, Pemagangan,
dan/atau Pembelajaran Dalam Rangka Pembinaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis
Kompetensi Tertentu

Seluruh PMK/KMK di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PMK .

Halaman 35
BAB VII

DAFTAR PERATURAN/KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


SEBAGAI PELAKSANAAN DARI PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI
KEUANGAN DAN PERATURAN PEMERINTAH DI BIDANG PPh

Berdasarkan uraian pada BAB II, berikut ini adalah daftar Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Pajak
(PDJP/KDJP) sebagai pelaksanaan langsung dari Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan
(PMK/KMK) dan Peraturan Pemerintah di bidang PPh, yang disusun berdasarkan urutan kode files pdf
dari PDJP/KDJP tersebut.

PASAL
KODE NOMOR PDJP/KDJP TENTANG
UU PPN
G 01 PER-11/PJ/2015 Pengenaan Pajak Penghasilan atas Hadiah dan 4 (2)
Penghargaan

G 01b PER-18/PJ/2017 jo Tata Cara Penelitian Bukti Pemenuhan Kewajiban 4 (2)


Nomor PER-26/PJ/2018 jo Penyetoran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Nomor PER-21/PJ/2019 Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau
Bangunan Beserta Perubahannya

G 02 PER-32/PJ/2013 Tata Cara Pembebasan dari Pemotongan dan/atau 4 (2)


Pemungutan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak yang
Dikenai Pajak Penghasilan Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima
atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran
Bruto Tertentu

G 03 PER-01/PJ/2013 Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas 4 (2)


Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito
dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang
Pendiriannya Telah Disahkan oleh Menteri Keuangan

G 04 PER-44/PJ./2009 Pelaksanaan Pengakuan Sisa Lebih yang Diterima atau 4 (3)


Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak
dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan
Pengembangan yang Dikecualikan Dari Objek Pajak
Penghasilan

G 05 PER-33/PJ/2009 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa 23


(menjadi E 13) Royalti dari Hasil Karya Sinematografi

G 06 PER-30/PJ/2009 Tata Cara Pemberian Pengecualian dari Kewajiban 4 (2)


Pembayaran atau Pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau
Bangunan

G 07 PER-28/PJ/2009 Pelaksanaan Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah 4 (2)


Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang
Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

G 08 PER-18/PJ/2008 Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan 4 (2)


Pajak Penghasilan atas Diskonto Surat Perbendaharaan
Negara

Halaman 37
G 09 PER-171/PJ./2006 Penggunaan Stempel Tanda Tangan pada Bukti 4 (2)
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) atas
Pembayaran Bunga kepada Nasabah Pemegang Surat
Utang Negara Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI)

G 10 KEP-147/PJ/2003 Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang Diterima atau 4 (2)


Diperoleh KIK-EBA dan Para Investornya

G 11 KEP-286/PJ/2002 Penggunaan Stempel Tanda Tangan pada Bukti 4 (2)


Pemotongan PPh Bunga Deposito, Tabungan, Jasa Giro
dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia

G 12 Tidak Berlaku

G 13 KEP-227/PJ./2002 Tata Cara Pemotongan dan Pembayaran, Serta 4 (2)


Pelaporan Pajak Penghasilan dari Persewaan Tanah dan
atau Bangunan

G 14 KEP-184/PJ./2002 Pengakuan Penghasilan atas Penghasilan Bank Berupa 35


Bunga Kredit Non Performing

G 15 Tidak Berlaku

G 16 PER-11/PJ/2018 Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh 6


Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat
atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

G 17 PER-6/PJ/2011 Pelaksanaan Pembayaran dan Pembuatan Bukti 6


Pembayaran atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan
yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto

G 18 PER-51/PJ/2009 Tata Cara Pemberian dan Penetapan Besaran Kupon 9


Makanan dan/atau Minuman bagi Pegawai, Kriteria dan
Tata Cara Penetapan Daerah Tertentu, dan Batasan
Mengenai Sarana dan Fasilitas di Lokasi Kerja

G 19 KEP-390/PJ/2002 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Dana Jaminan 35


Penyelesaian Transaksi Bursa

G 20 KEP-316/PJ./2002 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pengeluaran/ Biaya 35


Perolehan Perangkat Lunak (Software) Komputer

G 21 KEP-173/PJ./2002 Pedoman Standar Gaji Karyawan Asing 21

G 22 KEP-220/PJ./2002 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Biaya Pemakaian 35


Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan

G 23 Per-37/PJ/2015 Tata Cara Pengajuan Permohonan dan 19


Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk
Tujuan Perpajakan bagi Permohonan Yang Diajukan
pada Tahun 2015 dan Tahun 2016

G 24 PER-20/PJ/2014 Tata Cara Permohonan dan Penetapan Masa Manfaat 11


yang Sesungguhnya atas Harta Berwujud Bukan
Bangunan untuk Keperluan Penyusutan

G 25 PER-21/PJ/2012 Tata Cara Permohonan dan Penetapan Masa Manfaat 11


yang Sesungguhnya atas Harta Berwujud yang Dimiliki
dan Digunakan dalam Bidang Usaha Tertentu

G 26 PER-12/PJ/2009 Tata Cara Pengajuan Permohonan dan 19


Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan

G 27 PER-28/PJ./2008 Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin Penggunaan 10


Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka
Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha

Halaman 38
G 28 Tidak Berlaku

G 29 KEP-520/PJ./2002 Jenis-Jenis Harta yang Dipergunakan dalam Usaha Jasa 11


Telekomunikasi Seluler yang Termasuk dalam Kelompok
Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan
Penyusutan

G 30 KEP-11/PJ./1995 Penetapan Dasar Penilaian Bagi yang Menerima 4 (3)


Pengalihan Harta yang Diperoleh dari Bantuan,
Sumbangan, Hibahan dan Warisan yang Memenuhi
Syarat Sebagai Bukan Objek Pajak Penghasilan dari
Wajib Pajak yang Tidak Menyelenggarakan Pembukuan

G 31 KEP-667/PJ./2001 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi 15


Wajib Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor
Perwakilan Dagang di Indonesia

G 32 KEP-155/PJ/2000 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi 15


Wajib Pajak Badan yang Melakukan Kerjasama Dengan
PT. Telkom Berdasarkan Sistem Pola Bagi Hasil Tahap II
dan Selanjutnya Serta Pelunasan Pajak Penghasilan
Pasal 25

G 33 PER-59/PJ/2010 Tata Cara Pelaporan Penerimaan Dividen, Penghitungan 18


Besarnya Pajak yang Harus Dibayar, dan Pengkreditan
Pajak Sehubungan dengan Penetapan Saat
Diperolehnya Dividen oleh Wajib Pajak Dalam Negeri
atas Penyertaan Modal pada Badan Usaha di Luar
Negeri Selain Badan Usaha yang Menjual Sahamnya di
Bursa Efek

G 33b PER-25/PJ/2017 Pelaksanaan Penentuan Besarnya Perbandingan antara 18


Utang dan Modal Perusahaan untuk Keperluan
Penghitungan Pajak Penghasilan dan Tata Cara
Pelaporan Utang Swasta Luar Negeri

G 34 Per-16/PJ/2016 Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran 21


dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau
Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi

G 35 Tidak Berlaku

G 36 Tidak Berlaku

G 37 Tidak Berlaku

G 38 PER-57/PJ/2010 Jo Tata Cara Dan Prosedur Pemungutan Pajak Penghasilan 22


Nomor PER-15/PJ/2011 Jo Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran atas
Nomor PER-06/PJ/2013 Jo Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau
Nomor PER-31/PJ/2015 Kegiatan Usaha di Bidang Lain

G 39 PER-19/PJ/2015 Jo Tata Cara Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas 22


Nomor PER-24/PJ/2015 Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah

G 40 KEP-229/PJ./2001 Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan 31A


Ekonomi Terpadu (Kapet)

G 41 KEP-526/PJ./2000 Pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 22


239/KMK.01/1996 Tentang Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan
dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang
Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri
Sebagaimana Telah Diubah Terakhir dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.04/2000

G 42 PER-15/PJ/2014 Penggunaan Stempel Tanda Tangan pada Bukti 17, 23


Pemotongan Pajak Penghasilan atas Pembayaran
Dividen Kepada Para Pemegang Saham

Halaman 39
G 43 KEP-50/PJ./1994 Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri 23
Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23

G 44 PER-32/PJ/2010 Pelaksanaan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 25 25


(tidak berlaku, dicabut bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
dengan PER-14/PJ/2019

G 45 PER-16/PJ/2011 Tata Cara Pemberitahuan Wajib Pajak Bentuk Usaha 26


Tetap atas Penanaman Kembali Penghasilan Kena Pajak
Sesudah Dikurangi Pajak

G 46 PER-52/PJ/2009 Penunjukan Pemotong, Tata Cara Pemotongan, 26


Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 26
atas Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Harta di
Indonesia, Kecuali yang Diatur dalam Pasal 4 Ayat (2)
Undang-Undang Pajak Penghasilan yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri Selain Bentuk Usaha
Tetap di Indonesia

G 47 Tidak Berlaku

G 48 PER-45/PJ/2011 Tata Cara Penetapan Saat Dimulainya Berproduksi 35


Secara Komersial bagi Wajib Pajak Badan yang
Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan
Pajak Penghasilan Badan

G 49 PER-44/PJ/2011 Tata Cara Pelaporan Penggunaan Dana dan Realisasi 35


Penanaman Modal bagi Wajib Pajak Badan yang
Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan
Pajak Penghasilan Badan

G 50 PER-29/PJ/2011 Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pembayaran 31D


Pajak Penghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumi dan Surat
Keterangan Pembayaran Pajak Penghasilan Minyak
Bumi dan Gas Bumi Sementara

G 51 PER-37/PJ/2013 Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan atas 4 (2)


Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh
Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

G 52 PER-1/PJ/2011 Jo Tata Cara Pengajuan Permohonan Pembebasan dari 35


Nomor PER-21/PJ/2014 Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan
oleh Pihak Lain

G 53 KEP-50/PJ./1996 Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri 4 (2)


Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

G 54 PER-29/PJ/2018 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Dukungan Kelayakan 35


pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

G 55 PER-02/PJ/2020 Tata Cara Pelaksanaan Tax Examination Abroad dalam 32A


rangka Pertukaran Informasi Berdasarkan Perjanjian
Internasional

Seluruh PDJP/KDJP di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-PDJP .

Halaman 40
BAB VIII

DAFTAR PERATURAN PERPAJAKAN LAINNYA DI BIDANG PPh

Dalam menjalankan hak dan kewajiban perpajakan, baik fiskus maupun wajib pajak masih banyak yang
berpegang pada sebuah ‘peraturan palaksanaan’ di bidang perpajakan yang banyak dituangkan dalam
bentuk Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak (SEDJP). Surat Edaran ini sejatinya tidak bisa lagi
dikualifikasikan sebagai peraturan perundang-undangan meskipun kehadiranya dijadikan pedoman
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. SEDJP biasanya memuat ketentuan rinci atau
memberi penegasan atau penjelasan atas suatu masalah di bidang perpajakan agar tidak terdapat lagi
perbedaan penafsiran atas pelaksanaan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Berikut adalah beberapa SEDJP yang dapat dijadikan referensi dalam mempelajari ketentuan di bidang
PPh:

PASAL
KODE NOMOR SE-DJP TENTANG
UU PPN
H 01 SE - 26/PJ.42 /1999 Perlakuan Perpajakan bagi Partai Politik 2

H 02 SE - 89/PJ/2010 Tata Cara Penerbitan/Pengesahan dan Pemanfaatan 2


Surat Keterangan Domisili bagi Subjek Pajak Dalam
Negeri Indonesia dalam Rangka Penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda

H 03 SE - 06/PJ.313/1994 Perlakuan PPh atas WP Pengusaha Lapangan Golf 4

H 04 SE - 34/PJ.4/1995 jo Perlakuan Pajak Penghasilan Bagi Yayasan Atau 4


SE - 39/PJ.4/1995 Organisasi Yang Sejenis (Seri Pph Umum Nomor 15)

H 05 SE - 34/PJ.42/1996 Perlakuan PPh Atas Uang Jaminan Keanggotaan Club 4


Membership. (Seri Pph Umum Nomor 39)

H 06 SE - 03/PJ.43/1998 Perlakuan Perpajakan Penghasilan Bunga (Bunga 4


Deposito) Terhadap Premi Swap Dan Forward

H 07 SE - 03/PJ.42/2000 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Premi Asuransi yang 4


Berjangka Waktu Lebih Dari 1 (Satu) Tahun

H 08 SE - 29/PJ/2015 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan 4


Nomor 43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai
Buku atas Pengalihan Harta Dalam Rangka
Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha

H 09 SE - 38/PJ.4/1995 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan 4


Sehubungan dengan Perjanjian Bangun Guna Serah
(Seri PPh Umum Nomor 17)

H 10 SE - 30/PJ/2013 Pelaksanaan Pajak Penghasilan Yang Bersifat Final 4


atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah
dan/atau Bangunan yang Diterima atau Diperoleh Wajib
Pajak yang Usaha Pokoknya Melakukan Pengalihan
Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan dan Penentuan
Jumlah Bruto Nilai Pengalihan Hak Atas Tanah
Dan/Atau Bangunan oleh Wajib Pajak yang Melakukan
Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan

H 11 SE - 30/PJ/2014 Pengawasan atas Transaksi Pengalihan Hak Atas 4


Tanah dan/atau Bangunan Melalui Jual Beli

Halaman 41
H 12 SE - 40/PJ/2017 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal 4
Pajak Nomor Per-18/PJ/2017 Tentang Tata Cara
Penelitian Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan
Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan
Beserta Perubahannya

H 13 SE - 05/PJ.4/1995 Badan-Badan dan Pengusaha Kecil yang Menerima 4


Harta Hibahan yang Tidak Termasuk sebagai Objek
Pajak Penghasilan (Seri PPh Umum No. 1)

H 14 SE - 33/PJ.4/1995 Perusahaan Kecil dan Menengah Pasangan Usaha 4


Modal Ventura dan Perlakuan Perpajakan atas
Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura (Seri
PPh Umum No. 14)

H 15 SE - 57/PJ/2009 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Warga 4


Negara Indonesia yang Bekerja Sebagai Official pada
Badan-Badan Internasional dari Perserikatan Bangsa-
Bangsa

H 16 SE - 20/PJ/2015 Pemberian Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan 4


atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah
dan/atau Bangunan karena Warisan

H 17 SE - 13/PJ.43/1999 Perlakuan Perpajakan atas Stock Option 4

H 18 SE - 27/PJ.22/1986 Biaya "Entertainment" dan Sejenisnya (Seri PPh Umum 6, 9


18)

H 19 SE - 46/PJ.4/1995 Perlakuan Biaya Bunga yang Dibayar atau Terutang 6, 9


dalam Hal Wajib Pajak Menerima atau Memperoleh
Penghasilan Berupa Bunga Deposito atau Tabungan
Lainnya.(Seri PPh Umum No. 20)

H 20 SE - 16/PJ.43/1999 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penjualan Barang 6, 9


atau Pemberian Kredit dengan Fasilitas Khusus tang
Diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawannya

H 21 SE - 22/PJ.42/1999 Perlakuan PPh atas Biaya Bunga dan Biaya Overhead 6


dalam Masa Konstruksi

H 22 SE - 08/PJ.42/2000 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Laba/Rugi Selisih 5, 6


Kurs atas Perkiraan Hutang kepada Kantor Pusat Bagi
BUT

H 23 SE - 01/PJ.42/2002 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pengeluaran untuk 6, 11A


Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan
(BPHTB) dan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
sebagai Biaya/Pengurang Penghasilan Bruto

H 24 SE - 02/PJ.42/2002 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pengeluaran untuk 6


Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

H 25 SE - 04/PJ.42/2002 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pemberian Imbalan 4, 6


Bunga kepada Wajib Pajak

H 26 SE - 07/PJ.42/2002 Penghitungan Penyusutan atas Komputer, Printer, 6, 11


Scanner dan Sejenisnya

H 27 SE - 08/PJ.42/2002 Pengakuan Penghasilan atas Penghasilan Bank Berupa 4


Bunga Kredit Non-Performing

H 28 SE - 09/PJ.42/2002 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Biaya Pemakaian 6, 11


Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan

H 29 SE - 03/PJ.31/2004 Kompensasi Kerugian Fiskal dalam Penghitungan 6


Pajak Penghasilan

Halaman 42
H 30 SE - 97/PJ/2011 Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pembentukan atau 6, 9
Pemupukan Dana Cadangan Premi Bagi Wajib Pajak
yang Bergerak di Bidang Usaha Asuransi Jiwa yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

H 31 SE - 75/PJ/2015 Penegasan Perlakuan Perpajakan atas Piutang Yang 6, 9


Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih yang Dapat
Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

H 32 SE - 10/PJ.41/1996 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Bagi Subjek 7


Pajak Dalam Negeri Berbentuk Warisan Yang Belum
Terbagi (Seri PPh Umum Nomor 27)

H 33 SE - 100/PJ/2009 Penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto 14


bagi Petugas Dinas Luar Asuransi dan Distributor
Perusahaan Multilevel Marketing Atau Direct Selling

H 34 SE - 32/PJ.4/1996 Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi 15


Wajib Pajak yang Bergerak di Bidang Usaha Pelayaran
dan/atau Penerbangan Luar Negeri. (Seri PPh Umum
No. 37)

H 35 SE - 10/PJ.43/1999 Bukti Pemotongan PPh Final atas Jasa Pelayaran 15


dan/atau Penerbangan Luar Negeri dengan
Menggunakan Sistem Q.Q

H 36 SE - 2/PJ.03/2008 Penegasan atas Penerapan Norma Penghitungan 15


Khusus Penghasilan Neto Bagi Wajib Pajak Luar Negeri
yang Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang
(Representative Office/Liaison Office) di Indonesia

H 37 NOMOR SE - 19/PJ/2016 Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Perpajakan 18


Internasional

H 38 SE - 41/PJ/2017 Pemotongan Pajak atas Penghasilan yang Diterima 18


dan/atau Diperoleh Oleh Suatu Transparent Entity
Belanda atas Penghasilan Dari Investasi Di Indonesia

H 39 SE - 56/PJ/2009 Penyampaian dan Penegasan atas Pelaksanaan 19


Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-
12/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan
dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan

H 40 SE - 16/PJ.44/1992 Pembagian Bonus, Gratifikasi, Jasa Produksi dan 21


Tantiem

H 41 SE - 15/PJ.41/1993 Penjelasan Biaya Jabatan untuk Pegawai Tetap yang 21


Bekerja Pada Dua Pemberi Kerja atau Lebih

H 42 SE - 56/PJ.42/1999 Perlakuan PPh Pasal 21 atas Pemberian Hadiah 21


Saham kepada Pegawai

H 43 SE - 02/PJ.03/2007 Penegasan Pemotongan PPh Pasal 21 Pimpinan dan 21


Anggota Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan
Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum
Kaupaten/Kota dan Anggota Kepanitiaan Sehubungan
Dengan Pemilihan Umum atau Pemilihan Kepala
Daerah

H 44 SE - 28/PJ.43/1998 PPh Pasal 22 atas Impor Barang untuk Kegiatan/Jasa 22


yang atas Imbalannya Semata-Mata Dikenakan PPh
Final

H 45 SE - 70/PJ/2015 Penegasan Pelaksanaan Pemungutan Pajak 22


Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan
Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan
di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain

Halaman 43
H 46 SE - 53/PJ/2009 Jumlah Bruto Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 23 23
Ayat (1) Huruf C Angka 2 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana
Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008

H 47 SE - 58 /PJ/2009 Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 23


Per-33/PJ/2009 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan
Atas Penghasilan Berupa Royalti Dari Hasil Karya
Sinematografi

H 48 SE - 35/PJ/2010 Pengertian Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan 23


dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa
Manajemen, dan Jasa Konsultan Sebagaimana
Dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan

H 49 SE - 06/PJ/2015 Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan 23


atas Transaksi E-Commerce

H 50 SE - 62/PJ/2013 Penegasan Ketentuan Perpajakan atas Transaksi E- 23


Commerce

H 51 SE - 36/PJ/2013 Penghitungan Angsuran Pajak dalam Tahun Berjalan 25


Bagi Wajib Pajak yang Menjalankan Usaha di Bidang
Pertambangan Mineral atau Batubara dalam Rangka
Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau Perjanjian
Kerjasama Pengusahaan Pertambangan

H 52 SE - 22/PJ.22/1988 PPh Pasal 26 atas Bunga Kredit Luar Negeri 26

H 53 SE - 25/PJ.4/1995 Pemotongan PPh Pasal 26 atas Pembayaran Premi 26


Asuransi ke Luar Negeri (Seri PPh Pasal 23/26 Nomor
5)

H 54 SE - 04/PJ.34/2005 Petunjuk Penetapan Kriteria "Beneficial Owner" 26


Sebagaimana Tercantum dalam Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia
dengan Negara Lainnya

H 55 SE - 04/PJ/2017 Penentuan Bentuk Usaha Tetap bagi Subjek Pajak Luar 26


Negeri yang Menyediakan Layanan Aplikasi dan/atau
Layanan Konten Melalui Internet

H 56 SE - 15/PJ/2015 Penegasan atas Pelaksanaan Peraturan Direktur 31A


Jenderal Pajak Nomor Per-41/PJ/2013 Tentang Tata
Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan,
Penetapan Realisasi Penanaman Modal, Penyampaian
Kewajiban Pelaporan, dan Pencabutan Keputusan
Persetujuan Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan
Untuk Wajib Pajak yang Melakukan Penanaman
Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di
Daerah-Daerah Tertentu

H 57 SE - 02/PJ/2015 Penegasan atas Pelaksanaan Pasal 31e Ayat (1) 31E


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah
Terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008

H 58 SE - 24/PJ/2018 Perlakuan Perpajakan atas Imbalan yang Diterima 35


oleh Pembeli Sehubungan dengan Kondisi Tertentu
dalam Transaksi Jual Beli

Seluruh SEDJP di atas dapat diunduh file pdf-nya pada tautan: http://bit.ly/pajakSTAN-SEDJP .

Halaman 44
RAHARJO SUGENG UTOMO, Pak RSU
AKUNTAN, DOSEN
Terpilih sebagai pemenang kategori DOSEN INSPIRATIF PKN STAN 2017
pada acara Civitas Award 2017

PENGALAMAN KERJA
1992–1995 dan 1998-1999
Auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP)

2000 – 2001
Internal Auditor pada PT Timah Tbk.

2002 – 2006
Auditor/konsultan pajak/konsultan manajemen pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) S. Mannan, Sumantri, dan Rekan

2007 – 2012
General Manager Akuntansi dan Pajak pada perusahaan
TENTANG SAYA pertambangan batubara terintegrasi

Saya adalah seorang Bapak dari 2010 – sekarang


4 orang anak, yang juga bekerja Partner/Managing Partner pada Kantor Akuntan Publik (KAP RS
sebagai Partner pada kantor Utomo, KAP Basyiruddin Nur dan Rekan, dan terakhir pada KAP
AR Utomo – www.ARUtomo-cpa.com)
akuntan publik. Meluangkan
waktu sehari untuk menjadi 2013 – sekarang
dosen di almamaternya, Direktur Utama perusahaan: “Semanu Consulting” (perusahaan
konsultan manajemen, perpajakan, dan jasa akuntansi)
kampus PKN STAN. Lahir di
Gunungkidul, 4 Juli 1969.

Meskipun seorang akuntan “1988 – Mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
yang menekuni dunia Pemilihan Pelajar Teladan SMA Tingkat Nasional”.
akuntansi dan perpajakan, saya “Pada http://www.pknstan.ac.id/home/reformasi-pkn-stan-
adalah pemegang sertifikat dosen-stan-sang-penjaga-tradisi-keilmuan-dan-pekerti.html
international dunia jaringan terdapat kisah yang salah satu pelakunya adalah Raharjo Sugeng
komputer yang diterbitkan oleh Utomo, ketika menjadi mahasiswa STAN, 1991 ☺”
Mikrotik: MTCNA, MTCRE, Ketua Panitia Bazaar, yang hampir DO ☺
MTCTCE. “Semasa kuliah di STAN aktif dalam kegiatan pers mahasiswa:
Majalah Kampus Purnawarman, Ketua Panitia Album Wisuda
1992, pemimpin bagian produksi majalah MBM, pemimpin bagian
produksi buku USM STAN Senat Mahasiswa (pionir buku-buku
USM STAN ☺ ), dan tentu seperti kisah dengan dosen di atas ☺”
PENGALAMAN MENGAJAR/DOSEN
Kavling UI Sektor Barat, 2006-2011
Blok G No. 1A, RT 08/12,
Tanah Baru, Beji, DEPOK Kursus Brevet Pajak pada beberapa lembaga: LPAM Universitas
Trisakti, Ikatan Akuntan Indonesia, PPAK STAN
raharjosugengutomo
@gmail.com Mata ajar: PPN, PPh Badan dan Orang Pribadi,
Akuntansi Perpajakan

2013 s.d. sekarang


0878 6 021-5000
021-7720 2876 Dosen STAN/PKN STAN

Mata ajar: AKM, Perpajakan I (PPh PotPut dan PPN),


@rsugengutomo Perpajakan II (PPh Badan dan Orang Pribadi), dan
Akuntansi Perpajakan.

@rsugengutomo
PENDIDIKAN
1989 – 1992 dan 1995 - 1998
Raharjo Sugeng Utomo Diploma III dan Diploma IV STAN (Jakarta)

2007 – 2009
Sarjana Akuntansi – Fakultas Ekonomi Universitas
Mercubuana (Jakarta)

2010 – 2012
Magister Akuntansi – Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (Jakarta)

Raharjo Sugeng Utomo, adalah 2015 – saat ini


Sarjana Hukum – Universitas Terbuka (Jakarta)
dosen PKN STAN, meskipun
bukan dosen tetap ☺, yang
KEAHLIAN/KEANGGOTAAN PROFESI
tidak pernah terlambat masuk Akuntan Publik sesuai Keputusan Menteri Keuangan No.
ke kelas. Selalu sudah sampai 627/KM.1/2012, memperbaharui KMK No.628/KM.1/2009
di kampus sejam sebelum Akuntan Register Negara Nomor RNA-9414 (D-19.932)
perkuliahan dimulai. Chartered Accountant (CA), Anggota Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) Nomor 11.D19932
Kalau pun terpaksa, meski Certified Public Accountant (CPA), Anggota Institut Akuntan
jarang sekali, prinsipnya tidak Publik Indonesia Nomor Reg.1624
mau mengganti hari mengajar Bersertifikat Konsultan Pajak (BKP) Ikatan Konsultan Pajak
yang ditinggalkan pada hari Indonesia: Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) B (lulus
2002) dan USKP C (lulus 2011)
yang sama (mengggabungkan
International Certification in Computer Networks dari Mikrotik:
pada hari yang sama berturut-
Mikrotik Certified Network Associate (MTCNA), 2013
turut) atau mengajar dalam
hari yang berurutan. Harus ada Mikrotik Certified Routing Engineer (MTCRE), 2014
jeda minimal satu hari. Mikrotik Certified Traffic Control Engineer (MTCTCE),
2014

Siapakah orang yang paling bahagia?


Ia lah orang yang tidak pernah melawan dan senantiasa selaras dengan hati nurani. Bukankah hati nurani tidak bisa dibohongi?
Semakin tidak ada pemberontakan dari hati nurani, maka kita akan semakin bahagia. Enak di hati, sebab jujur, sederhana, apa adanya.
Front / back Cover
Inside
Desain sampul oleh Mega Rizky Febriyanti
Mahasiswi Prodi D-III Akuntansi – STAN2018

Anda mungkin juga menyukai