Anda di halaman 1dari 19

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

Disusun oleh Kelompok 3 (tiga):


Fanisia Aysuryani 205030400111051
Tiara Maulidah 205030400111059
Leony Clara Brighita Sinaga 205030407111018
Rizqi Amalia Shafira 205030407111005
Harisma Jayakusuma Halim 205030407111020
Muhammad Patrio Hidayat 205030400111013
Zahra Eksagy Falreza 205030407111053

Program Studi Perpajakan


Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
2021
Kata Pengantar

Puji Syukur yang sebesar-besarnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat-Nya yang melimpah, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan
malakah kami yang berjudul “Desain Kebijakan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi” dapat selesai dengan tepat waktu sebagai salah satu persyaratan
permenuhan nilai pada mata kuliah Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Kami
sudah berusaha semaksimal mungkin dapat pemenuhan makalah ini, namun
tentu saja akan masih banyak hal yang kurang sempurna pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun guna kemajuan di
masa yang akan datang. Atas perhatian dan waktunya, kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

Malang, Maret 2021


Penulis
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Definisi PTKP dan Aturan yang Mengatur


PTKP diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan.

PTKP pada dasarnya merupakan pengurang penghasilan neto bagi wajib pajak orang
pribadi dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP). PTKP sendiri ditentukan
berdasarkan keadaan pada 1 Januari dari tahun pajak yang bersangkutan.

PTKP adalah besarnya penghasilan yang menjadi batasan tidak kena pajak bagi wajib
pajak orang pribadi, ini berarti apabila penghasilan neto wajib pajak orang pribadi yang
menjalankan usaha dan/atau pekerjaan bebas jumlahnya dibawah PTKP tidak akan dikenakan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 dan apabila berstatus sebagai pegawai atau penerima
penghasilan sebagai objek PPh Pasal 21, maka penghasilan tersebut tidak akan dilakukan
pemotongan PPh Pasal 21.

Selain aturan yang tertera dalam pasal 7 UU No 36 Tahun 2008, terdapat juga Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) RI No. 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian PTKP. Dalam aturan
baru ini, jumlah PTKP untuk wajib pajak orang pribadi adalah Rp54.000.000,00 setahun atau Rp
Rp4.500.000,00 per bulan. Sementara cara penghitungannya diuraikan secara detail melalui
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

2.2. Faktor Pembentuk PTKP

Dalam hal PPh, Indonesia menganut tarif progresif yakni semakin tinggi penghasilan
semakin besar pula tarif pajaknya.

Untuk mengetahui jumlah PKP, terlebih dahulu harus dilakukan pengurangan terhadap
penghasilan bruto. Dari sejumlah Komponen pengurang tersebut, salah satunya adalah PTKP.

Diadakannya ptkp adalah untuk melindungi masyarakat berpenghasilan rendah agar


masyarakat dengan penghasilan rendah tidak harus berkewajiban membayar pajak lagi. Secara
ekonomi pengenaan pajak tidak seharusnya menyebabkan berkurangnya kesejahteraan atau
memiskinkan masyarakat, menghalangi upaya peningkatan kesejahteraan, menghambat proses
produksi dan distribusi barang/jasa kebutuhan masyarakat. Pemajakan berdasarkan kemampuan
bayar harus membebaskan sejumlah pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan dasar minimal
yang layak bagi kemanusiaan dalam mempertahankan kehidupan masyarakat. Contohnya ada
masyarakat Indonesia yang penghasilannya untuk makan saja masih kurang, tentu tidak
memungkinkan lagi untuk diminta pajaknya.

Faktor yang mempengaruhi besaran PTKP diantarnya penghasilan per kapita, upah
mininmum regional/nasional, pengeluaran per kapita warga miskin, kebutuhan fisik minimum
sosial, informasi negara sekitar, keperluan penerimaan negara, dan pertimbangan sosial, politis
ekonimi dan budaya.

2.3. Sejarah PTKP di Indonesia

PTKP merupakan pengurangan penghasilan netto yang diperkenankan oleh undang-


undang Nomor 7 tahun 1983. Sejarah perkembangan PTKP telah diatur sejak peraturan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 dan terus mengalami perubahan hingga saat
ini. pemerintah menaikkan besaran PTKP salah satunya untuk menyesuaikan besaran
penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menghitung pajak terutang.
Kebijakan mengenai perubahan PTKP di Indonesia dapat diatur melalui Peraturan
Menteri Keuangan atau Keputusan Menteri Keuangan walaupun sebelumnya jumlah PTKP telah
tertera di dalam Peraturan perundang - undangan Pajak Penghasilan. Pasal 7 ayat (3) Undang –
Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan mengemukakan
bahwa ”penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan”.
1. PTKP menurut Undang - Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan.
Pasal 6 ayat (2) Undang - Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan menjelaskan bahwa “Kepada orang pribadi atau perseorangan
sebagai Wajib Pajak dalam negeri diberikan pengurang berupa Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) sebagaimana dimaksud dalam pasal 7”. Pada saat berlakunya Undang -
Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, besarnya
PTKP diatur dalam pasal 7 yang isinya adalah sebagai berikut :
Pasal 7
(1) Kepada orang pribadi atau perseorangan sebagai Wajib Pajak dalam negeri
diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak yang besarnya :
a. Rp 960.000,00 (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah) untuk diri Wajib
Pajak ;
b. Rp 480.000,00 (empat ratus delapan puluh ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin ;
c. Rp 960.000,00 (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah) tambahan untuk
seorang istri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau dari pekerjaan yang
tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lain;
d. Rp 480.000,00 (empat ratus delapan puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga.
(2) Penerapan ayat (1) ditentukan oleh keadaan pada permulaan tahun pajak atau pada
permulaan menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri.
(3) Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak tersebut dalam ayat (1) akan disesuaikan
dengan suatu faktor penyesuaian yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan.
Tahun pajak berlaku PTKP ini adalah dari tahun 1984 sampai dengan tahun 1989.
2. PTKP menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor
1209/KMK.04/1989
Tidak sesuai lagi dengan perkembangan di bidang ekonomi dan moneter, pemerintah
menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 1209/KMK.04/1989
tanggal 31 Oktober 1989 tentang Besarnya Faktor penyesuaian untuk Menentukan PTKP.
Keputusan ini dalam pelaksanaannya berlaku dari tahun 1990 sampai 1993. Dalam
Keputusan Menteri Keuangan tersebut dinyatakan bahwa faktor penyesuaian besarnya PTKP
adalah 1,5 (satu lima persepuluh atau satu setengah) kali dari PTKP yang berlaku pada
peraturan sebelumnya. Besarnya PTKP menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia nomor 1209/KMK.04/1989 adalah sebagai berikut :
- tambahan untuk pegawai yang kawin dan tambahan untuk setiap orang keluarga
sedarah dan semenda dalam garis lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya masing – masing Rp 720.000 setahun atau Rp 60.000 sebulan.

3. PTKP menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor


928/KMK.04/1993
Atas dasar wewenang yang diberikan oleh Undang – Undang Pajak Penghasilan,
Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor
928/KMK.04/1993 tanggal 8 agustus 1993 tentang faktor penyesuaian besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak (yang juga tercantum dalam pasal 7 Undang - Undang Republik
Indonesia nomor 10 tahun 1994 mengenai perubahan atas Undang – Undang Republik
Indonesia nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan
Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1991), dan berlaku sejak tahun pajak
1994. Faktor yang melatar belakangi disesuaikannya besaran PTKP tersebut adalah
besarnya PTKP yang berlaku dipandang tidak sesuai lagi dengan perkembangan di bidang
perekonomian dan moneter.

Besarnya PTKP yang berlaku mulai tahun pajak 1994 adalah sebagai berikut :

Pasal 1
Faktor penyesuaian untuk menyesuaikan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (3) Undang – Undang No.7 tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang No.7 tahun 1991 ditetapkan
sebesar 1,8 (satu delapan persepuluh) kali.

Pasal 2
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak berdasarkan besarnya faktor penyesuaian
sebagaimana dalam Pasal 1 adalah :
a. Rp 1.728.000,00 (satu juta tujuh ratus dua puluh delapan ribu rupiah) untuk
Wajib Pajak ;
b. Rp 864.000,00 (delapan ratus enam puluh empat ribu rupiah) tambahan untuk
Wajib Pajak yang kawin ;
c. Rp 1.728.000,00 (satu juta tujuh ratus dua puluh delapan ribu rupiah)
tambahan untuk seorang istri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau
pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota
keluarga lain ;
d. Rp 864.000 (delapan ratus enam puluh empat ribu rupiah) tambahan untuk
setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluarga.

Pasal 3
Pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh direktur Jenderal Pajak.
Pasal 4
Keputusan ini mulai berlaku Tahun Pajak 1994.
4. PTKP menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 361/KMK.04/1998
Perkembangan ekonomi dan moneter serta meningkatnya harga kebutuhan pokok,
menyebabkan Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan Republik Indonesia nomor
361/KMK.04/1998 tanggal 27 Juli 1998 tentang faktor penyesuaian besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak (yang juga tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia nomor
17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan mengenai perubahan ketiga atas Undang – Undang
Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan).
Keputusan tersebut menyatakan bahwa faktor penyesuaian besarnya PTKP
ditetapkan sebesar 1 2/3 (satu dua pertiga) kali dari PTKP yang diberlakukan sejak tahun
1994. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak menurut Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia nomor 361/KMK.04/1998 ini berlaku mulai tahun 1999 yang isinya
sebagai berikut :
Pasal 1
Faktor penyesuaian untuk menyesuaikan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (3) Undang – Undang No.7 tahun 1983
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang
– Undang No.10 tahun 1994 ditetapkan sebesar 1 2/3 (satu dua pertiga) kali.

Pasal 2
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak berdasarkan besarnya faktor penyesuaian
sebgaimana dalam Pasal 1 adalah :
a. Rp 2.880.000,00 (dua juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) untuk diri
Wajib Pajak ;

b. Rp 1.440.000,00 (satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan
untuk Wajib Pajak yang kawin ;
c. Rp 2.880.000,00 (dua juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) tambahan
untuk seorang istri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau pekerjaan
yang tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lain ;
d. Rp 1.440.000,00 (satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan
lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak
3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Pasal 3
Pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh direktur Jenderal Pajak.

Pasal 4
Keputusan ini mulai berlaku Tahun Pajak 1999.
5. PTKP menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 564/KMK.03/2004
Pada tahun 2004, Pemerintah kembali mengubah besaran PTKP dengan alasan bahwa
besarnya PTKP yang selama ini berlaku dipandang tidak sesuai lagi dengan perkembangan di
bidang perekonomian dan moneter serta harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat.
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak menurut Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia nomor 564/KMK.03/2004 ini berlaku mulai tahun pajak 2005 yang
isinya sebagai berikut :

Pasal 1
(4) Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (3) Undang – Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang
Nomor 17 tahun 2000, diubah menjadi sebagai berikut :
a. Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak ;
b. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin ;
c. Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) tambahan untuk seorang istri
yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami ;
d. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan
lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mulai berlaku sejak tahun pajak
2005.

Pasal 2
Ketentuan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan peraturan Menteri Keuangan
ini diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
Pasal 3
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

6. PTKP menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 137/PMK.03/2005


Pemerintah kembali mengubah besaran PTKP dengan alasan bahwa besarnya PTKP yang
berlaku saat ini berdasarkan KMK Republik Indonesia nomor 564/KMK.03/2004 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan di bidang ekonomi dan moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok
yang semakin meningkat.
Pasal 1
(1) Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak disesuaikan menjadi sebagai berikut :
a. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib
Pajak Orang Pribadi ;
b. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin ;
c. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk
seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami ;
d. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluarga.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mulai berlaku sejak tahun pajak
2006.

Pasal 2
Ketentuan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan peraturan Menteri
Keuangan ini diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 564/KMK.03/2004 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 4
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2006.

7. PTKP yang berlaku pada Undang – Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan
PTKP yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan di bidang
ekonomi dan moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok yang semakin
meningkat, maka melalui pasal 7 Undang – Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan ditetapkan besaran PTKP yang baru, yang isinya adalah
sebagai berikut :
Pasal 7
(6) Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun diberikan paling sedikit sebesar :
a. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)
untuk Wajib Pajak orang pribadi ;
b. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk
Wajib Pajak yang kawin ;
c. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)
tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung

dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dengan pasal 8 ayat


(1) ;
d. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk
setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan
lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak
3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
(7) Penerapan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh
keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak.
(8) Penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

8. PTKP Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 122 /PMK.010/2015


dengan mempertimbangkan perkembangan di bidang ekonomi dan moneter serta
perkembangan harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat, maka pemerintah
mengeluarkan perubahan yang berisi :
Pasal 1
Besarnya penghasilan tidak kena pajak disesuaikan menjadi sebagai berikut:
(1) Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;
(2) Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
(3) Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan l)ndarig-Undang Nomor 36
Tahun 2008
(4) Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Pasal 2
Ketentuan yang diperlukan mengenai tata cara penghitungan besarnya Penghasilan Tidak
Kena Pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak.
Pasal 3
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyesuaian besarnya penghasilan tidak kena pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 mulai berlaku pada Tahun Pajak 2015.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
hingga saat ini peraturan tentang PTKP didasarkan pada PMK No. 101/PMK.010/2016 dan
perhitungannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

2.4. Status, Tanggungan, dan Tarif PTKP

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian


Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, terdapat beberapa ketentuan
1) Besar PTKP untuk Wajib Pajak Orang Pribadi adalah Rp 54.000.000,00 pertahun.
2) Untuk Wajib Pajak yang sudah menikah akan mendapat tambahan sebesar Rp
4.500.000,00
3) Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
sebesar Rp 54.000.000,00
4) Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus, termasuk anak angkat sebesar Rp 4.500.000,00 dengan paling banyak
tiga orang untuk setiap keluarga.

 Wajib Pajak Tidak Kawin

Keterangan Status Besar Tarif PTKP


Wajib Pajak Tidak Kawin Tanpa
Tidak Kawin / TK0 Rp54.000.000,00
Tanggungan
Wajib Pajak Tidak Kawin
Tidak Kawin / TK1 Rp58.500.000,00
dengan Satu Tanggungan
Wajib Pajak Tidak Kawin
Tidak Kawin / TK2 Rp63.000.000,00
dengan Dua Tanggungan
Wajib Pajak Tidak Kawin
Tidak Kawin / TK3 Rp67.500.000,00
dengan Tiga Tanggungan

 Wajib Pajak Kawin

Keterangan Status Besar Tarif PTKP


Wajib Pajak Kawin Tanpa
Kawin / K0 Rp58.500.000,00
Tanggungan
Wajib Pajak Kawin dengan Satu
Kawin / K1 Rp63.000.000,00
Tanggungan
Wajib Pajak Kawin dengan Dua
Kawin / K2 Rp67.500.000,00
Tanggungan
Wajib Pajak Kawin dengan Tiga
Kawin / K3 Rp72.00.000,00
Tanggungan

 Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri Digabung dengan Penghasilan Suami

Keterangan Status Besar Tarif PTKP

Wajib Pajak Kawin dan


Penghasilan Istri Digabung
Kawin / K/I/0 Rp112.500.000,00
Penghasilan Suami, Tanpa
Tanggungan
Wajib Pajak Kawin dan Kawin / K/I/1 Rp117.000.000,00
Penghasilan Istri Digabung
Penghasilan Suami, Satu
Tanggungan
Wajib Pajak Kawin dan
Penghasilan Istri Digabung
Kawin / K/I/2 Rp121.500.000,00
Penghasilan Suami, Dua
Tanggungan
Wajib Pajak Kawin dan
Penghasilan Istri Digabung
Kawin / K/I/3 Rp126.00.000,00
Penghasilan Suami, Tiga
Tanggungan

2.5. Konsep PTKP Wanita Menikah


Pada lampiran PER-19/PJ/2014 dijelaskan maksud dari status kewajiban perpajakan
tersebut adalah :
1). Status perpajakan KK (Kepala Keluarga) : kewajiban perpajakan suami-istri digabung, istri
dapat menggunakan NPWP suami sebagai sarana perpajakannya. Adapun kewajiban pelaporan
SPT Tahunan PPh WPOP hanya dilakukan oleh wajib pajak yang berstatus sebagai kepala
keluarga alias suami.
2). Status perpajakan HB (Hidup Berpisah) : WP yang memiliki status perpajakan HB dikenai
pajak secara terpisah, karena suami istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan Hakim. Dalam
status ini, maka perhitungan PPh terutang, pelaporan harta, dan pelaporan SPT Tahunan PPh
7OP dilakukan secara masing-masing.
3). Status perpajakan PH (Pisah Harta) : penghasilan suami-istri dikenai pajak secara terpisah
karena dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.
Status ini membuat istri memperoleh NPWP sendiri yang berbeda dengan suaminya.
4). Status perpajakan MT (Memilih Terpisah) : penghasilan suami-istri dikenai pajak secara
terpisah karena dikehendaki oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri. Status ini membuat istri memiliki NPWP sendiri yang berbeda dengan
suami tanpa membuat perjanjian pisah harta.

2.6. Menghitung penghasilan netto selama setahun


a. Penghitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
- Jika seorang wanita menikah memiliki suami yang berpenghasilan maka hanya
dikenakan PTKP sejumlah dirinya sendiri yaitu Rp.54.000.000
- Jika seorang wanita menikah memiliki suami yang tidak memiliki penghasilan, maka
PTKP wanita tersebut adalah untuk dirinya sendiri Rp.54.000.000 ditambah PTKP
untuk status kawin dan jika memiliki tanggungan keluarga sedarah maksimal 3
orang, perorang Rp. 4.500.000
b. Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari penghasilan netto yang dikurangi PTKP
c. Menghitung besarnya PPh 21 dengan menggunakan tarif pasal 17
- 5% x Rp. 0-50.000.000
- 15% x Rp. 50.000.000-250.000.000
- 25% x Rp. 250.000.000-500.000.000
- 35% x > Rp. 500.000.000

Setelah mengkalkulasi jumlah Pajak Penghasilan dari tarif diatas, jumlah Pajak Penghasilan
setahun dibagi 12 bulan untuk mengetahui jumlah PPh 21 terutang per bulan.
d. Contoh Penghitungan
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai