PANJI ANJASWARA
048321524
Email : panjianjaswara10@gmail.com
UPBJJ : 17/JAMBI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRERBUKA
2023
PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS BERDASARKAN PSAK
69 PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VI JAMBI
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis Aset biologis dan perlakuan aset biologis berdasarkan
PSAK No.69 di PT Perkebunan Nusantara VI Jambi. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Dalam analisis data penelitian ini, penulis melakukan pendekatan
deskriptif. Untuk penulisan penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
yang akan dilakukan dengan cara wawancara, observasi agar melengkapi data yang
bersangkutan. PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi merupakan salah satu perusahaan atau
entitas yang membidangi dalam bidang perkebunan. Teh, kopi, kelapa sawit dan pohon karet
merupakan jenis-jenis aset yang termasuk dalam aset biologis. Perlakuan Akuntansi aset
biologisi yaitu pengukuran yang digunakan, kebijakan akuntansi yang diterapkan, dam jumlah
nilai tercatat dari aset biologis. Pemgukuran berdasarkan atas nilai pasar atau nilai wajar
penyajian dalam neraca disajikan sebagai investasi/ asset tetap. Atas analisa perbandingan
perlakuan akuntansi aset biologis antara entitas yaitu PT Perkebunan Nusantara VI Jambi
dengan PSAK 69 bahwasanya perusahaan sudah sesuai dalam penerapan perlakuan akuntansi
aset biologisnya.
PENDAHULUAN
Di Indonesia perusahaan perkebunan memiliki peran penting atas perekonomian
negara sehingga memberikan kontribusi terhadap ekspor. Dalam industri perkebunan,
indonesia mempunyai sejarah panjang dan dikenal sebagai produsen terbesar di dunia atas
komoditas perkebunan seperti teh, kopi, kelapa sawit, kakao, karet, dan berbagai rempah-
rempah lainnya. Indonesia dengan perusahaan perkebunannya merupakan entitas bisnis yang
bergerak dalam produksi dan pengelolaan tanaman komersial yang terutama di sektor
pertanian. Beberapa perusahaan besar perkebunan indonesia memiliki kebun yang sangat luas
hingga mencakup ribuan hektar dan biasanya telibat dalam segala aspek produksi, dimulai
dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan hingga panen dan mengelola hasil panen.
Beberapa perusahaan besar ini menggunakan metode-metode modern dalam proses budidaya
tanaman termasuk teknologi untuk petanian, pemupukan, perlindungan tanaman, serta
pengolahan lahan.
Perusahaan agrikultur perkebunan yaitu perusahaan yang berfokus pada produksi dan
pengolahan tanaman pertanian skala besar, terutama tanaman yang menghasilkan untuk
keperluan komersial. Bidang agrikutur menjadi salah satu sektor perkebunan yang mengalami
pertumbuhan konsisten dibanding sektor lainnya. Di Indonesia sendiri, perusahaan agrikultur
perkebunan sering memperkerjakan banyak pekerja sehingga mereka berperan penting pada
penyediaan lapangan pekerjaan dan mendorong hasil pertumbuhan ekonomi lokal. Salah satu
aset yang dimiliki perusahaan agrikultur ialah aset biologis. Aset biologis adalah organisme
hidup yang memiliki siklus hidup dan mengalami pertumbuhan serta perkembangan dari
waktu ke waktu. Aset biologis merujuk pada aset hidup dalam bentuk hewan maupun
tanaman yang dikelola oleh sebuah entitas bisnis. Nilai aset biologis tergantung pada potensi
hasil produksi yang dapat diperoleh dari organisme hidup tersebut seperti panen atau hasil
yang lain. Penilaian aset biologis biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor seperti usia tanman, perkiraan hasil tanaman, kondisi lingkungan dan faktor lainnya
yang relavan.
Perusahaan agrikultur perkebunan juga dihadapkan dengan beberapa tantangan dan
masalah. Penting bagi perusahaan agrikultur perkebunan untuk melaksanakan praktik
pertanian berkelanjutan dan bertanggungjawab dengan mematuhi peraturan yang berlaku.
Pemerintah mempunyai peran penting dalam industri perkebunan yang berkelanjutan serta
perusahaan juga dituntut untuk mematuhi peraturan dan standar yang berlaku sehingga
berperan untuk menningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan hidup.
Secara umum, PSAK 69 adalah singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 69. PSAK 69 berjudul “Aset Biologis” dan pedoman tentang
pengakuan, pengukuran serta penyajian aset biologis pada laporan keuangan entitas atau
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian praktik akuntansi indonesia
dengan standar internasional yang relavan terutama International Financial Reporting
Standards (IFRS). PSAK 69 penting untuk memberikan pedoman akuntansi yang relavan dan
konsisten untuk aset biologis di indonesia. Standar ini membantu entitas dalam melaporkan
aset biologis dengan cara transparan dan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku. Perlakuan
akuntansi dan pengungkapan akuntansi yang terkait dengan aktivitas agrikultur yang
merupakan hasil panen dari aset biologis milik entitas, pada titik panen diatur dalam PSAK
69. Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam produksi tanaman. Ini mencakup berbagai kegiatan seperti pengolahan, penanaman,
pemeliharaan, serta pemrosesan (IAI, 2015).
Perusahaan di provinsi jambi yang bergerak dibagian agrikultur salah satunya yaitu PT
Perkebunan Nusantara VI. Perusahaan ini termasuk salah satu anak perusahaan dari PT
Perkebunan Nusantara (PTPN), yang merupakan perusahaan pelat merah yang mengelola
perusahaan perkebunan seluruh indonesia. PT Perkebunan Nusantara VI Jambi memiliki
fokus pada mengelola perkebunan teh, kopi, karet, kelapa sawit, serta sebagainya yang
terhubung erat dengan aktivitas perkebunan yang berkelangsungan. Agar perusahaan
perkebunan ini berkelanjutan, pihak perusahaan harus melakukan pengungkapan informasi
keuangan yang transparansi.
Berdasarkan Hasniati (2017), Transparansi adalah prinsip yang mengacu pada
keterbukaan dan aksesibilitas yang jelas, akurat dan terpercaya. Keterbukaan pengungkapan
aset biologis dapat memberikan kontribusi aset biologis pada perusahaan agar bisa memahami
seberapa besar nilai aset tersebut yang perlu dipaparkan dilaporan keuangan sehingga
menunjukan nilai yang real. Fokus penelitian ini ialah mengenai penjelasan secara singkat
bagaimana perlakuan akuntansi aset biologis pada PT Perkebunan Nusantara VI Jambi serta
bagaimana perbandingan antara perlakuan akuntansi aset biologis pada PT Perkebunan
Nusantara VI Jambi dengan PSAK 69.
METODE PENELITIAN
Penelitian adalah proses mengeksplorasi sesuatu secara sistematis dari waktu ke waktu
dengan menggunakan metode dan kaidah ilmiah yang diterapkan untuk menghasilkan
penelitian yang baik. Penelitian ini melakukan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif
berfokus pada pengumpulan data, analisis, dan penyajian informasi secara terperinci tentang
karakteristik dan aspek yang diamati dalam penelitian. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang semata-mata melakukan akumulasi data dasar dan tidak mencoba menjelaskan hubungan
sebab akibat atau menguji hipotesis, tetapi lebih fokus pada pengumpulan data yang akurat,
sistematis, dan objektif untuk menggambarkan fenomena yang sedang diteliti
(Aslichati,L.,Bambang,H.I,dkk 2021).
Data yang dipergunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui dokumentasi
dan laporan keuangan PTPN VI Jambi. Sedangkan data primer dilakukan dengan
menggunakan Teknik wawancara dalam melakukan klarifikasi atas semua yang ada.
Data yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan perlakuan akuntansi berdasarkan
PSAK No.69 dan dilakukan analysis tentang perlakuan akuntansi seperti pengakuan,
pengukuran,penyajian atau pengungkapan aset biologis di PTPN VI sehingga dapatkan
jawaban dari masalah yang diajukan.
Perubahan nilai wajar aset biologis dalam laba rugi adalah sebagai berikut :
2018 2017
Rp Rp
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Ikhsan, dkk. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Medan: CV. Madenatera Indonesia.
Aji Dedi Mulawarman, Rendra. (2016). Inspirasi dari Ladang: Akuntansi Pertanian
Nusantara. Malang: Rumah peneleh.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Baridman, Zaki. (2013). Intermediate Accounting Theory. Edisi alih bahasa. Yogyakarta: AK
Group.
Fuad, S. dan M.W. Abdullah. (2017). Tinjauan Kritis Aset Biologis PSAK 69 dalam
Perspektif Syariah. Jurnal Assets, 7(2): 277-291
IAI. (2015). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Agrikultur (PSAK
No.69). www.iaiglobal.or.id
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Ridwan, Achmad ABD. (2011). Perlakuan Akuntansi Aset Biologis PT. Perkebunan
Nusantara XIV Makassar (Persero). Universitas Hasanuddin.
Sucipto, T., Moelyati dan Sumardi. (2011). Akuntansi 2 - Siklus Akuntansi Tingkat Menengah
(Intermediate). Jakarta Timur: Yudhistira.
Sujarweni, V.Wiratna. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta