Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA SUB

BAGIAN KEARSIPAN BADAN PERTANAHAN


NASIONAL KOTA CIMAHI

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan : 03 Agustus s.d 03 Oktober 2021


Diajukan sebagai syarat penyelesaian mata kuliah
Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Disusun oleh:
Reska Aulia
D211811014

PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Reska Aulia
D211811014

Program Studi Komputerisasi Akuntansi


Politeknik TEDC Bandung
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diterima, disetujui, dan disahkan
sebagai syarat penyelesaian mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
Cimahi, 01 April 2022

Disetujui oleh

Pembimbing Lapangan PJS. Jurusan Akuntansi

Ari Supryatna Ari Sudrajat,S.ST.,M.Kom


NIP : 910500034 NIDN : 0407028808
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Reska Aulia
NIM : D211811014
Judul : “Laporan Praktik Kerja Lapangan pada Sub Bagian Kearsipan
Badan Pertanahan Nasional Kota Cimahi”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan laporan praktik kerja


lapangan ini berdasarkan hasil pengalaman, pemikiran, dan pemaparan asli dari
penulis. Jika terdapat karya orang lain, saya mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan tidak benar dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Politeknik
TEDC Bandung.

Cimahi, 01 April 2022


Yang membuat pernyataan,
Penulis
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat diselesaikan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini di susun sebagai bukti telah
melaksanakan praktik kerja di Badan Pertanahan Nasional Kota Cimahi (Bagian
Kearsipan) disusun guna melengkapi persyaratan mengikuti mata kuliah praktik
kerja lapangan sebagai syarat kelulusan Program Studi D3 Akuntansi Politeknik
TEDC Bandung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak akan selesai
tanpa adanya do’a, dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasihat dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Supriyono, M.SI selaku Kepala BBPPMPV BMTI yang telah
mengizinkan penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di
BBPPMPV BMTI.
2. Bapak Wanto, S.T., M.Eng. selaku Kepala Bagian Tata Usaha BBPPMPV
BMTI sekaligus pembimbing PKL yang telah memberikan fasilitas guna
mendukung dan membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan di BBPPMPV BMTI.
3. Bapak Dr. Gerinata Ginting, S.E., M.M selaku Direktur Politeknik TEDC
Bandung.
4. Ibu Ayu Yudiani Lestari, MM. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Akuntansi Politeknik TEDC Bandung sekaligus Dosen Pembimbing Praktik
Kerja Lapangan.
5. Bapak Deni Solihin, S.Pd., MM. selaku Dosen Wali D3 Akuntansi 2018
Politeknik TEDC Bandung.
6. Seluruh Staff pengajar Program Studi Akuntansi Politeknik TEDC Bandung.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka yang telah
diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan PKL ini masih jauh
dari kata sempurna baik keterbatasan waktu, kemampuan, penulisan dan bahasa.
Maka dari itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan serta berharap kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini memberikan manfaat positif bagi kita semua
di masa yang akan datang, Aamiin.

Cimahi, 01 April 2022


Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.............................


LEMBAR PERNYATAAN PENULIS....................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTARISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)........................................................
B. Tujuan Program PKL.................................................................................................
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan PKL........................................................
BAB II TINJAUAN UMUM/OBJEK PKL..............................................................................
A. Sejarah Kantor Pertanahan Kota Cimahi...................................................................
B. Logo Badan Pertanahan Nasional Kota Cimahi........................................................
C. Arti Logo...................................................................................................................
D. Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional..............................................................
E. Tugas Dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional.......................................................
F. Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi..................................................................
BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL.................................................................................
A. Proses Kerja.............................................................................................................
B. Pembahasan.............................................................................................................
C. Kendala Kerja dan Pemecahan Masalah..................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Perkembangan suatu negara tidak bisa hanya dinilai dari aspek ekonomi
saja, Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada juga menjadi bagian penting.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk bisa
menyamakan posisi SDM dalam tingkat nasional maupun internasional, juga
guna memberikan perhatian lebih kepada pengembangan SDM yang menjadi
aspek dari pertumbuhan suatu negara. Selain itu, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendesak seluruh
masyarakat untuk siap menghadapinya, khususnya para kawula muda yang
akan menjadi generasi penerus. Sebagai generasi muda tentunya perlu
mempunyai keterampilan dan pengalaman yang layak sebelum akhirnya
akan memasuki dunia industri.
Perkembangan dunia teknologi saat ini sangat pesat seiring dengan
peningkatan kebutuhan layanan yang cepat dan efisien. Hal ini dapat
mempengaruhi kriteria SDM yang dibutuhkan oleh perusahaan. SDM
diharapkan mampu memanfaatkan pesatnya peningkatan teknologi yang ada.
Dengan ini,dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan
modal utama dalam kegiatan operasional perusahaan. Maka dari itu, kualitas
SDM harus dikembangkan dengan baik. Salah satu caranya ialah dengan
memberikan kesempatan kepada para pelajar atau mahasiswa untuk lebih
mengenal dunia kerja dengan mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan.
Proses pembelajaran di bangku perkuliahan seharusnya diimbangi
antara praktik dan teori, supaya mahasiswa bisa menerapkannya kedalam
dunia kerja. Ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di bangku
perkuliahan dan suatu pengalaman aplikatif yang bisa membagikan
gambaran tentang kehidupan lingkungan kerja serta implementasi ilmu
pengetahuan dalam bidang yang telah ditekuni merupakan suatu paduan
yang baik agar mahasiswa dapat mencapai standar kompetensi calon pekerja
siap kerja.
Politeknik TEDC Bandung adalah salah satu institusi yang
menyelenggarakan kegiatan pendidikan, memiliki tanggung jawab untuk
menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dalam dunia kerja. Artinya,
setiap lulusan harus memiliki kompetensi seperti pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku profesional, sehingga dapat bersaing dalam
dunia kerja. Adanya program Praktik Kerja Lapangan (PKL) diharapkan
dapat membantu mahasiswa untuk mengenal, mengetahui dan memperoleh
pengalaman dari dunia kerja sebagai bekal persiapan mahasiswa untuk
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Praktik Kerja Lapangan merupakan suatu proses pemagangan bagi
mahasiswa di dunia kerja baik di bidang industri maupun pemerintahan dan
merupakan mata kuliah yang wajib untuk ditempuh oleh seluruh mahasiswa
Politeknik TEDC Bandung. Kegiatan ini memiliki maksud agar mahasiswa
mendapatkan pengalaman sebelum mamasuki dunia kerja yang
sesungguhnya, sehingga mahasiswa akan mendapatkan bekal dari Praktik
Kerja Lapangan yang sudah di laksanakan. Dengan adanya Praktik Kerja
Lapangan, Mahasiswa akan mengetahui keterampilan dan pengetahuan yang
perlu dikembangkan dan perlu dipertahankan di dalam dunia kerja kelak.

B. Tujuan Program PKL


Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dalam pelaksanaannya
tentu mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dari dilaksanakannya
program PKL ini ialah sebagai berikut
1. Untuk mengenalkan kepada Mahasiswa pada dunia usaha.
2. Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan
Mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.
3. Meluaskan wawasan dan pandangan Mahasiswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan
C. Manfaat Program PKL
Manfaat yang dapat diperoleh mahasiswa dari kegiatan Program Kerja
Lapangan (PKL) sebagai berikut :
1. Mahasiswa
a. Melatih Mahasiswa agar mampu beradaptasi dengan dunia kerja.
b. Memberikan pengalaman kepada Mahasiswa tentang sistem kerja di
instansi pemerintah atau swasta.
c. Memberikan pengalaman kepada Mahasiswa tentang penerapan teori
yang telah dipelajari dibangku kuliah pada permasalahan rill di dunia
kerja.
2. Bagi Program Studi
a) Dapat menjadi tolak ukur pencapaian kinerja program studi khususnya
untuk mengevaluasi hasi pembelajaran oleh instansi tempat PKL.
b) Dapat menjalin kerjasama dengan instansi tempat PKL.
3. Bagi Instansi
Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk menentukan
kebijakan perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan hasil
pengkajian dan analisis yang dilakukan Mahasiswa selama PKL.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan PKL


Kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan pada :
Waktu : 03 Agustus 2021 s/d 03 Oktober 2021
Tempat : Badan Pertanahan Nasional Kota Cimahi
Alamat : Jl. Encep Kartawiria No.21A. Citeureup, Kota
Cimahi, Jawa Barat 40512

E. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan setiap minggu yang berlangsung di tempat PKL
terhitung sejak awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan PKL
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Jadwal KegiatanPKL
Jam Jam Jumlah
No Hari Istirahat
Masuk Pulang Jam
1 Senin 09.00 12.00 16.00 7
2 Selasa 09.00 12.00 16.00 7
3 Rabu 09.00 12.00 16.00 7
4 Kamis 09.00 12.00 16.00 7
5 Jumat 09.00 11.00 16.00 7
6 Sabtu Libur
7 Minggu Libur
Jumlah Jam 35
BAB II
TINJAUAN UMUM/OBJEK PKL

A. Sejarah Kantor Pertanahan Kota Cimahi


Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah
Non Kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden dan dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 63 Tahun
2013) Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Periode 2015 –
Sekarang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia berubah menjadi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agraria yang berfungsi Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun
2015 tentang Badan Pertanahan Nasional yang ditetapkan pada 21 Januari
2015.
Periode 2000 – 2006 Pada periode ini Badan Pertanahan Nasional
beberapa kali mengalami perubahan struktur organisasi. Keputusan Presiden
Nomor 95 Tahun 2000 tentang Badan Pertanahan Nasional mengubah
struktur organisasi eselon satu di Badan Pertanahan Nasional. Namun yang
lebih mendasar adalah Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2001 tentang
Pelaksanaan Otonomi Daerah Dibidang Pertanahan. Disusul kemudian terbit
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003
tentang Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan memposisikan BPN
sebagai lembaga yang menangani kebijakan nasional di bidang pertanahan.
Periode 1999 – 2000 Pada 1999 terbit Keputusan Presiden Nomor
154 Tahun 1999 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun
1988. Kepala Badan Pertanahan Nasional dirangkap oleh Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia. Pelaksanaan pengelolaan pertanahan sehari-
harinya dilaksanakan Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Periode 1999 – 2000 Pada 1999 terbit Keputusan Presiden Nomor
154 Tahun 1999 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun
1988. Kepala Badan Pertanahan Nasional dirangkap oleh Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia. Pelaksanaan pengelolaan pertanahan sehari-
harinya dilaksanakan Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Pada 1994, Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional menerbitkan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1994, tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Staf Kantor Menteri Negara Agraria.
Berdirinya BPN dan Masa Sesudahnya, 1988 – 1993 Tahun 1988
merupakan tonggak bersejarah karena saat itu terbit Keputusan Presiden
Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Sejalan dengan
meningkatnya pembangunan nasional yang menjadi tema sentral proyek
ekonomi – politik Orde Baru, kebutuhan akan tanah juga makin meningkat.
Persoalan yang dihadapi Direktorat Jenderal Agraria bertambah berat dan
rumit. Untuk mengatasi hal tersebut, status Direktorat Jenderal Agraria
ditingkatkan menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan nama
Badan Pertanahan Nasional. Dengan lahirnya Keputusan Presiden Nomor 26
Tahun 1988 tersebut, Badan Pertanahan Nasional bertanggung jawab
langsung kepada Presiden.
Orde Baru, 1965 – 1988 Pada 1965, Departemen Agraria kembali
diciutkan secara kelembagaan menjadi Direktorat Jenderal. Hanya saja,
cakupannya ditambah dengan Direktorat bidang Transmigrasi sehingga
namanya menjadi Direktorat Jenderal Agraria dan Transmigrasi, di bawah
Departemen Dalam Negeri. Penciutan ini dilakukan oleh Pemerintah Orde
Baru dengan alasan efisiensi dan penyederhanaan organisasi.
Masih di tahun yang sama, terjadi perubahan organisasi yang
mendasar. Direktorat Jenderal Agraria tetap menjadi salah satu bagian dari
Departemen Dalam Negeri dan berstatus Direktorat Jenderal, sedangkan
permasalahan transmigrasi ditarik ke dalam Departemen Veteran,
Transmigrasi, dan Koperasi.
Pada 1972, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 145 Tahun
1969 dicabut dan diganti dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88
Tahun 1972, yang menyebutkan penyatuan instansi Agraria di daerah. Di
tingkat provinsi, dibentuk Kantor Direktorat Agraria Provinsi, sedangkan di
tingkat kabupaten/kota dibentuk Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/
Kotamadya.
Lahirnya UUPA dan Masa Sesudahnya, 1960 – 1965 Titik tolak
reformasi hukum pertanahan nasional terjadi pada 24 September 1960. Pada
hari itu, rancangan Undang-Undang Pokok Agraria disetujui dan disahkan
menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960. Dengan berlakunya UUPA
tersebut, untuk pertama kalinya pengaturan tanah di Indonesia menggunakan
produk hukum nasional yang bersumber dari hukum adat.
Pada 1964, melalui Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 Tahun
1964, ditetapkan tugas, susunan, dan pimpinan Departemen Agraria.
Peraturan tersebut nantinya disempurnakan dengan Peraturan Menteri Agraria
Nomor 1 Tahun 1965 yang mengurai tugas Departemen Agraria serta
menambahkan Direktorat Transmigrasi dan Kehutanan ke dalam organisasi.
Pada periode ini, terjadi penggabungan antara Kantor Inspeksi Agraria-
Departemen Dalam Negeri, Direktorat Tata Bumi-Departemen Pertanian,
Kantor Pendaftaran Tanah-Departemen Kehakiman.
Masa Kemerdekaan 1945 – 1960 Pasca proklamasi kemerdekaan,
sesuai dengan semangat membentuk negara baru yang merdeka, Pemerintah
Republik Indonesia bertekad membenahi dan menyempurnakan pengelolaan
pertanahan. Landasan hukum pertanahan yang masih menggunakan produk
hukum warisan pemerintah Belanda mulai diganti. Melalui Departemen
Dalam Negeri, pemerintah mempersiapkan landasan hukum pertanahan yang
sesuai dengan UUD 1945.
Pada 1948, berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 16 Tahun
1948, Pemerintah membentuk Panitia Agraria Yogyakarta. Tiga tahun
kemudian, terbit Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1951, yang
membentuk Panitia Agraria Jakarta, sekaligus membubarkan Panitia Agraria
Yogyakarta. Pembentukan kedua Panitia Agraria itu sebagai upaya
mempersiapkan lahirnya unifikasi hukum pertanahan yang sesuai dengan
kepribadian Bangsa Indonesia.
Selanjutnya, lewat Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1955,
Pemerintah membentuk Kementerian Agraria yang berdiri sendiri dan
terpisah dari Departemen Dalam Negeri. Pada 1956, berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 1 Tahun 1956 dibentuk Panitia Negara Urusan Agraria
Yogyakarta yang sekaligus membubarkan Panitia Agraria Jakarta. Tugas
Panitia Negara Urusan Agraria ini antara lain adalah mempersiapkan proses
penyusunan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).
Pada 1 Juni 1957, Panitia Negara Urusan Agraria selesai menyusun
rancangan UUPA. Pada saat yang sama, berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 190 Tahun 1957, Jawatan Pendaftaran Tanah yang semula berada di
Kementerian Kehakiman dialihkan ke Kementerian Agraria. Tahun 1958,
berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 97 Tahun 1958, Panitia Negara
Urusan Agraria dibubarkan. Selanjutnya pada 24 April 1958, Rancangan
Undang Undang Agraria Nasional diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat.
Masa Kolonial Belanda – Jepang Sejak berlakunya Agrarische Wet
tahun 1870, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan Ordonansi Staatblad
1823 Nomor 164 yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan kadasteral
diserahkan kepada lembaga yang diberi nama Kadasteral Dient. Perannya
yang strategis membuat pejabatnya diangkat dan diberhentikan langsung oleh
Gubernur Jenderal. Ketika masa penjajahan Belanda digantikan oleh Jepang
pada 1942, tidak diadakan perombakan besar atas peraturan pertanahan.
Kadasteral Dient, misalnya, masih tetap di bawah Departemen Kehakiman,
hanya namanya diganti menjadi Jawatan Pendaftaran Tanah dan kantornya
bernama Kantor Pendaftaran Tanah. Namun demikian, pada masa penjajahan
Jepang dikeluarkan peraturan yang melarang pemindahan hak atas benda
tetap/ tanah (Osamu Sierei Nomor 2 Tahun 1942). Penguasaan tanah
partikelir juga dihapuskan oleh pemerintahan Dai Nippon.

B. Logo Badan Pertanahan Nasional Kota Cimahi


Di bawah ini merupakan logo dari Badan Pertanahan Nasional Kota
Cimahi

Gambar 2.1
Logo Badan Pertanahan Nasional

C. Arti Logo
Berikut ini ialah arti atau makna dari logo Badan Pemerintah Daerah
Kota Cimahi
Tabel 2.1
Arti Logo Badan Pemerintah Daerah Kota Cimahi

Gambar Keterangan Makna Penjelasan


4 Butir Kemakmuran Memaknai atau
Padi dan melambangkan 4 tujuan
Kesejahteraan penataan pertanahan yang
telah dilakukan BPN RI yaitu:
 Kemakmuran
 Keadilan
 Keberlanjutan, dan
 Harmoni Sosial
Lingkaran Sumber Melambangkan wadah atau
kehidupan area untuk berkarya bagi BPN
manusia RI yang berhubungan
langsung dengan unsur-unsur
yang ada di dalam bumi yang
meliputi Tanah, Air dan Udara
Sumbu Poros 3 Garis Lintang dan 3 Garis
keseimbanga Bujur memaknai atau
n melambangkan pasal 33 ayat 3
Undang Undang Dasar 1945
yang mendasari lahirnya
Undang-undang Pokok
Agraria (UUPA) No. 5 Tahun
1960
11 Bidang 11 agenda 11 bidang bumi memaknai
Grafis yang akan atau melambangkan
Bumi dan telah  Warna
dilakukan Coklat melambangkan
BPN RI bumi, alam raya dan
cerminan dapat dipercaya
dan teguh.
 Warna Kuning
Emas melambangkan
kehangatan, pencerahan,
intelektual dan
kemakmuran.
 Warna Abu-
abu melambangkan
kebijaksanaan,
kedewasaan serta
keseimbangan.
(Sumber : Data sekunder, diolah)

D. Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional


1. Visi
Adapun Visi Kantor Pertanahan kota Cimahi dalam rangka
menunjang visi Kota Cimahi serta sejalan dengan Rencana Strategis
(RENSTRA) kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi Jawa Barat dan
Badan Pertanahan Republik Indonesia di bidang pertanahan adalah
terdaftar dan tertatanya pemilikan, penguasaan dan
penggunaan/pemanfaatan seluruh bidang tanah di wilayah kota cimahi
menuju tercapainya catur tertib pertanahan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Visi tersebut dimaksudkan dalam rangka
mewujudkan kondisi untuk menjawab tuntutan masyarakat khususnya di
bidang pertanahan serta mencapai penggunaan tanah, tertib pemeliharaan
tanah dan lingkungan hidup.
Visi tersebut dimaksudkan dalam rangka mewujudkan kondisi
untuk menjawab tuntutan masyarakat khususnya di bidang pertanahan
serta mencapai penggunaan tanah, tertib pemeliharaan tanah dan
lingkungan hidup.
2. Misi
Adapun Misi yang diemban Kantor Pertanahan Kota Cimahi
adalah:
a. Mewujudkan kepastian hukum baik secara fisik maupun yuridis atas
tanah melalui pelayanan prima
b. Mewujudkan data dan informasi pertanahan yang akurat guna
pemanfaatan tanah dan pembangunan.

E. Tugas Dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional


1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang,
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum
keagrariaan/pertanahan, penataan agraria/pertanahan, pengadaan tanah,
pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, serta
penanganan masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang dan tanah.
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukung
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kemmentrian
Agraria dan Tata Ruang.
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementrian Agraria dan Tata Ruang.
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementrian Agraria
dan Tata Ruang.
5. Pelaksaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang di daerah.
6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

F. Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi


Gambar di bawah ini merupakan Bagan Organisasi Badan Pertanahan
Nasional Cimahi:
Gambar 2.2
Struktur Organisasi
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL

A. Proses Kerja
Dalam melaksanakan kegiatan PKL, penulis diberikan pengarahan
terlebih dahulu oleh pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Cimahi
pada bagian Kearsipan. Pengarahan tersebut mengenai pengenalan
lingkungan kerja dan penempatan departemen yang di arahkan pada bagian
Kearsipan. Lalu penulis mendapatkan bimbingan dan pembagian tugas oleh
pembimbing PKL pada bagian Kearsipan.
Adapun bidang pekerjaan yang dilakukan oleh penulis selama
melakukan kegiatan PKL dalam jangka waktu 2 bulan di bagian Kearsipan
Badan Pertanahan Nasional (BPPN) Kota Cimahi, diantaranya :
1. Mencatat proses peminjaman buku tanah
2. Mencatat proses pengembalian buku tanah
3. Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan kelurahan
4. Menginput data roya dalam bentuk Microsoft Excel
5. Mengescan buku tanah dengan target 100 buku tanah per hari
6. Mengescan warkah
7. Mengupload hasil scan ke aplikasi kkp2.atrbpn.go.id

Tabel 3.1
Daftar Kegiatan PKL di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Cimahi Bagian Kearsipan

Minggu Tanggal Kegiatan


Ke-
1 03 s/d 06 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
Agustus - Mencatat proses pengembalian buku tanah
2021 - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
keluarahan
2 09 s/d 13 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
Agustus - Mencatat proses pengembalian buku tanah
2021 - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
keluarahan
3 16 s/d 20 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
Agustus - Mencatat proses pengembalian buku tanah
2021 - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
keluarahan
- Menginput data roya di Microsoft Excel
4 23 s/d 27 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
Agustus - Mencatat proses pengembalian buku tanah
2021 - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
keluarahan
- Mengescan buku tanah dengan target 100 buku
tanah per hari
5 30 Agustus - Mencatat proses peminjaman buku tanah
s/d 03 - Mencatat proses pengembalian buku tanah
September - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
2021 keluarahan
- Mengescan buku tanah dengan target 100 buku
tanah per hari
6 6 s/d 10 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
September - Mencatat proses pengembalian buku tanah
2021 - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
keluarahan
- Mengescan buku tanah dan warkah
7 13 s/d 17 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
September - Mencatat proses pengembalian buku tanah
2021 - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
keluarahan
- Mengescan buku tanah dan warkah
8 20 s/d 24 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
September
2021 - Mencatat proses pengembalian buku tanah
- Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
keluarahan
- Mengescan buku tanah dan warkah
9 27 - Mencatat proses peminjaman buku tanah
September - Mencatat proses pengembalian buku tanah
s/d 01 - Mengklasifikasikan buku tanah berdasarkan
Oktober keluarahan
2021 - Mengescan buku tanah dan warkah
(Sumber : Data diolah)

B. Pembahasan
Bagian Kearsipan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Cimahi
adalah suatu bagian yang mengenai urusan penyimpanan arsip seperti buku
tanah, warkah, dan blangko. Selama melaksanakan praktik kerja lapangan,
kami melakukan beberapa pekerjaan sebagai berikut :
1. Mencatat Proses Peminjaman Buku Tanah/Warkah/Blangko
Dalam mengerjakan proses pencatatan peminjaman buku tanah
kami melakukan pencatatan untuk setiap buku tanah yang dipinjam oleh
bagian lain, hal-hal yang dicatat yaitu:
a. Tanggal Peminjaman
b. Nama Peminjam
c. Nomer Buku Tanah/Warkah/Blangko
d. Jam/Waktu Peminjaman
e. Keterangan (keperluan)
Pencatatan ini dilaksanakan untuk meminimalisir hilangnya buku
tanah/warkah/blangko yang telah dipinjam oleh bagian lain dan sebagai
rekam jejak siapa saja yang pernah menggunakan buku
tanah/warkah/blangko tersebut.
2. Mencatat Proses Pengembalian Buku Tanah/Warkah
Dalam mengerjakan proses pencatatan pengembalian buku tanah
kami melakukan pencatatan untuk setiap buku tanah yang sebelumnya
telah dipinjam oleh bagian lain, hal-hal yang dicatat yaitu:
a. Tanggal pengembalian
b. Nomer Buku Tanah/Warkah
c. Nama peminjam
d. Keterangan (keperluan)
3. Mengklasifikasi Buku Tanah Berdasarkan Kelurahan
Dalam proses pengklasifikasian buku tanah, kami menyortir
setiap buku tanah sesuai dengan kelurahannya masing-masing dengan
tujuan agar memudahkan pada saat penyimpanan ke setiap bundel
kelurahan.
4. Mengescan Buku Tanah dan Warkah
Setiap buku tanah dan warkah discan dan dinomori sesuai dengan
nomer buku tanah dan warkah tersebut. Proses penomoran ini berguna
pada saat proses upload.
5. Mengupload Hasil Scan ke Aplikasi KKP2.ATR.GO.ID
Kkp2.atrbpn.go.id merupakan website resmi milik BPN yang
dipergunakan untuk segala jenis keperluan/kepentingan pegawai BPN.
Kami menggunakan id pembimbing untuk log in ke website tersebut dan
mengupload hasil scan ke website tersebut sesuai dengan nomor berkas.

C. Kendala Kerja dan Pemecahan Masalah


1. Kendala
Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan ini tentunya tidak lepas
dari berbagai macam kendala. Adapaun kendala yang dihadapi oleh
penulis ialah
a. Website resmi kkp yang sering error, sehingga dalam proses
penguploadan dokumen yang telah discan memakan waktu yang
sangat lama.
b. Scanner yang kurang responsif, sehingga menyulitkan proses scan
dokumen
c. Banyaknya jumlah buku tanah yang ada di bagian arsip cukup
menyulitkan proses pencarian buku tanah yang diperlukan. Sehingga
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan buku tanah
yang sesuai.
2. Pemecahan Masalah
Dengan adanya kendala yang telah disebutkan di atas, penulis
menemukan solusi untuk menghadapi kendala tersebut diantaranya ialah
dengan mencoba mengakses website kkp dengan menggunakan akun
yang berbeda, hal ini memberikan perubahan yang cukup signifikan,
proses mengupload dokumen menjadi lebih singkat dari sebelumnya.
Untuk permasalahan scanner yang kurang responsif, penulis berinisiatif
menggunakan alat tambahan berupa alas hitam untuk memancing respon
scanner. Sedangkan untuk masalah mengenai banyaknya buku tanah, hal
yang bisa dilakukan penulis ialah dengan menghapalkan posisi rak dari
masing-masing kecamatan agar proses pencarian dapat dilakukan dengan
cepat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan praktik kerja lapangan ini memberikan manfaat yang cukup
besar bagi para mahasiswa Politeknik TEDC dan terutama penulis karena
dapat memberikan pengalaman kepada para mahasiswa yang belum
melaksanakan kegiatan PKL tentang bagaimana dunia kerja itu sendiri,
sehingga dapat membuat mahasiswa untuk siap bekerja ketika sudah lulus
dari Politeknik TEDC. Berbeda dengan pada saat di bangku perkuliahan yang
hanya mempelajari tentang teori-teori dan materi, di tempat PKL kita bisa
belajar mengenai bagaimana seluk beluk dunia pekerjaan walaupun tidak
sepenuhnya. Kegiatan PKL sangat berguna untuk mengembangkan apa yang
telah diajarkan selama di kampus. Kemudian PKL dapat membuat
mahasiswa/i memiliki kesiapan mental untuk bersaing di dunia kerja.

B. Saran
Terdapat beberapa saran yang penulis hendak berikan untuk pihak
kampus dan pihak perusahaan/instansi. Penulis berharap saran yang diberikan
penulis dapat memberikan manfaat untuk pihak-pihak yang terkait. Penulis
menyadari betul bahwa penulis belum pantas untuk memberikan saran kepada
pihak kampus maupun instansi. Saran yang diberikan penulis bertujuan untuk
meningkatkan kemajuan kampus dan perusahaan.
1. Saran untuk Pihak Kampus
Saran yang ingin pemulis berikan kepada pihak kampus,
diantaranya sebagai berikut :
a. Pembimbing PKL secara rutin dapat memantau mahasiswa yang
sedang melaksanakan kegiatan PKL, agar pihak kampus dan pihak
intansi dapat menjalin hubungan yang baik.
b. Sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL, sebaiknya pihak
kampus memberikan arahan agar mahasiswa merasa siap baik secara
mental maupun fisik.
c. Sebaiknya dibuatkan tanggal khusus untuk pelaksanaan PKL agar
lebih efektif sehingga pelaksanaan PKL dilakukan secara serentak.
2. Saran untuk Pihak Perusahaan
Penulis juga ingin memberikan saran untuk Perusahaan diantaranya
sebagai berikut:
a. Diharapkan agar kerjasama antara kampus dengan perusahaan tetap
terjalin dengan baik dengan tetap memberi peluang kepada
mahasiswa/i untuk melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan.
b. Hubungan pegawai dengan mahasiswa/i diharapkan tetap terjaga
keharmonisannya agar selalu tercipta suasana kerjasama yang baik.
LAMPIRAN
HASIL DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai