Anda di halaman 1dari 5

Struktur sistem reproduksi laki-laki terdiri dari :

 (a). Penis terdiri dari bagian akar, badan, dan glans penis. Lubang uretra (saluran tempat
keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis. Pada pria yang tidak disunat
(sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis;
 (b). Skrotum, merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara
normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke
tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat);
 (c) Testis, terletak di dalam skrotum, menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Berfungsi membentuk spermatozoa (di
Tubulus seminiferous) dan menghasilkan hormon testosteron (dilakukan oleh sel interstial /sel
leydig);
 (h) Epididimis, merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi
dan belakang dari testis. Epididimis berfungsi sebagai saluran penghantar testis, mengatur
sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen;
 (e). Uretra, berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung
kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen;
 (g). Vesikula seminalis, menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di
dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis adalah mensekresi cairan basa yang mengandung
nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen;
 (f).Kelenjar Prostat, terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian
tengah dari uretra. Mengeluarkan sekret cairan yang bercampur sekret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Fungsi Prostat: Menambah
cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat
asam yang terapat pada uretra dan vagina.
 (d). Vas deferens, merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini
berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius;
 (i). Duktus Deferens, merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian
duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung
kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjutnya membentuk
ejakulatorius dan bermuara di prostat.

ANATOMI ALAT REPRODUKSI PRIA

. Aterm adalah istilah untuk mendefinisikan kehamilan yang berjalan selama 37-40 minggu.

EKSTERNAL
1. Penis

Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan pars libera. Pars occulta yang
disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah bagian penis yang tidak bergerak, terletak dalam spatium
perinea superfisialis. Pars occulta merupakan jaringan erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis dan
bulbus penis.Crus penis melekat pada bagian kaudal sebelah dalam dari ramus inferior ossis ischii
ventral dari tuber iskiadum.Masing-masing crus penis ini tertutup oleh muskulus ischiokavernosus dan
selanjutnya kaudal dari simfisis pubis, kedua crus penis tersebut bergabung disebut sebagai corpora
kavernosa penis Sedangkan, bulbus penis terletak antara kedua crus penis dalam spatium perinea
superfisialis. Fascies superiror melekat pada fasia diafragma urogenital inferior, sedangkan fascies
lateralis dan inferior tertutup oleh muskulus bulbokavernosus. Ke arah kaudal berubah menjadi korpus
spongiosum penis yang juga ikut membentuk korpus penis.

2. Skrotum

Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang terletak dorsal
dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Skrotum juga terbagi atas dua bagian dari luar oleh raphe
scrota dan dari dalam oleh septum skrotum scrota. Masing-masing skrotum membungkus testis,
epididimis, dan sebagai funikulus spermatikus. Skrotum sinistra lebih rendah rendah daripada dekstra.
Lapisan skrotum terdiri atas lapisan cutis dan lapisan subcutis.

Lapisan cutis merupakan lapisan kulit yang sangat tipis mengandung pigmen lebih banyak
daripada kulit sekitarnya sehingga lebih gelap warnanya. Terdapat sedikit rambut, tetapi memiliki
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang lebih banyak. Yang kedua dalah lapisan subcutis disebut
juga tunika dartos. Lapisan ini terdiri atas serabut- serabut otot polos dan tidak didapatkan jaringan
lemak. Lapisan subcutis melekat erat pada jaringan cutis superficial dan merupakan lanjutan dari fasia
superfisialis dan fasia penis superfisialis.

INTERNAL

1. Testis

Testis memiliki dua fungsi yaitu sebagai penghasil sperma dan juga merupakan organ endokrin (Kimball,
1983: 369). Testis terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum, sepasang kelenjar
yang berbentuk oval (Syaifuddin, 2006: 264). Testis dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat dan
terdiri dari banyak saluran yang menggulung. Saluran tersebut adalah tubulus seminiferus berfungsi
tempat sperma terbentuk. Diantara tubulus seminiferus, tersebar el-sel leydig yang berfungsi
menghasilkan testosteron dan androgen lainnya (Campbell et al., 2010: 172).

2. Duktus (Saluran Reproduksi)


Sperma dari testis ke luar tubuh melalui saluran reproduksi. Saluran reproduksi meliputi epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang panjangnya lebih kurang 6
cm terletak disepanjang atas tepi dan belakang testis (Syaifuddin, 2006: 266). Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju
vas deferens (Campbell et al., 2010: 172). Vas SISTEM REPRODUKSI MODUL deferens berfungsi sebagai
saluran tempat keluarnya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis. Vas deferens menjulur di
sekeliling dan di belakang kandung kemih. Tempat vas deferens bergabung dengan vesika seminalis
membentuk duktus ejakulasi. Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan vas
deferens dengan uretra. Fungsi saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra (Campbell
et al., 2010: 172). Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kontraksi
prostat (Syaifuddin, 2006: 267). Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat didalam
penis. Uretra membentang melalui penis dan membuka ke luar pada ujung penis (Campbell et al., 2010:
172).

3. Kelenjar Aksesoris

Kelenjar aksesoris yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretra/cowper menghasilkan sekresi yang berkombinasi dengan sperma untuk membentuk
semen, cairan yang diejakulasikan (Campbell et al., 2010: 172).

1. Vesikula Seminalis Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang panjangnnya 5-10 cm berupa
kantong seperti huruf S berbelok-belok (Syaifuddin, 2006: 265). Vesikula seminalis dibatasi oleh
epitel yang menyekresikan zat mukoid yang mengandung fruktosa dan prostaglandin (Guyton,
1990: 731).
2. Kelenjar Prostat Kelenjar prostat terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah
vesika urinaria di sekitar uretra bagian atas. Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur
sekret dari testis (Syaifuddin, 2006: 265). Kelenjar prostat menyekresikan cairan alkali yang
encer seperti susu yang mengandung asam sitrat, kalsium, dan beberapa zat lain (Guyton, 1990:
731). Produk dari kelenjar prostat langsung masuk ke dalam uretra melalui beberapa saluran
kecil (Campbell et al., 2010: 173).
3. Kelenjar Bulbouretra Kelenjar bulbouretra adalah sepasang kelenjar kecil di sepanjang uretra di
bawah prostat (Campbell et al., 2010: 173). Kelenjar bulbouretra menetralisir suasana asam
dalam saluran uretra.

STRUKTUR SPERMA

Kepala Sperma

Kepala sperma berbentuk oval, berukuran sekitar 4,5 x 3 μm, mengandung inti dengan jumlah
kromosom haploid dan kromatin yang padat. Kondensasi kromatin terdiri dari kompleks DNA yang
mengandung protamin. Bagian ujung anterior dari kepala sperma diliputi oleh akrosom, sebuah kantong
dengan membran dua lapis yang mengandung enzim digunakan sebagai "bor enzim" untuk menembus
ovum.
Bagian Tengah

Mitokondria Menghasilkan energy yang terkonsentrasi untuk ditransfer ke bagian ekor sehingga
menghasilkan mobilitas

Ekor Sperma

Ekor sperma terdiri dari leher, middle, principal, dan end piece.

1. Leher atau connecting piece yang berukuran sekitar 0,5 μm, membentuk plat basal, sentriol. Plat
basal berlanjut ke posterior dengan 9 serabut luar padat/kasar yang berproyeksi ke seluruh ekor.

2. Middle Piece Middle piece berukuran sekitar 3,5 μm. Pada bagian pusatnya bersama dengan
keseluruhan panjang ekor terdapat aksonema. aksonema sendiri tersusun dari 9 pasang mikrotubulus
yang tersusun secara radial mengelilingi dua filamen sentral. Aksonema dikelilingi 9 serat kasar/ padat
luar. Aksonema dan serat padat pada middle piece diselubungi oleh sejumlah mitokondria. Mitokondria
menyediakan energi (ATP) yang dibutuhkan untuk motilitas sperma.

3. Principal Piece Principal piece merupakan kelanjutan posterior dari anulus dan menyebar hingga
mendekati bagian ujung ekor, tersusun dari aksonema sentral dan serat kasar. Selaput fibrous
memberikan stabilitas untuk elemen kontraktil dari ekor.

4. End Piece/Terminal Piece End piece berukuran sekitar 3 μm, merupakan kelanjutan posterior dari
bagian akhir selubung fibrous yang hanya mengandung aksonema sentral yang diselubungi oleh
membran plasma. Aksonema bertanggung jawab untuk motilitas. Pasangan mikrotubulus luar dari pola
9 + 2 menghasilkan gelombang pada ekor melalui gerakan meluncur antara pasangan yang berdekatan

https://www.slideshare.net/hartinisriutami/alat-reproduksi-pria

http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/7894/3/Modul%20Sistem%20Reproduksi%20FIX.pdf

http://eprints.undip.ac.id/50717/3/Koo_Melyza_Hartono_22010112130069_Lap.KTI_BAB_2.pdf

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=XkpKEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA6&dq=sistem+reproduksi+pria&ots=H2oA100roC&sig=wPa
Z7LV7YhkrcRo5yIBtL8qCyro&redir_esc=y#v=onepage&q=sistem%20reproduksi%20pria&f=false

https://repository.unair.ac.id/95965/3/Biologi%20Reproduksi%20Pria.pdf

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=XkpKEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA6&dq=sistem+reproduksi+pria&ots=H2oA100roC&sig=wPa
Z7LV7YhkrcRo5yIBtL8qCyro&redir_esc=y#v=onepage&q=sistem%20reproduksi%20pria&f=false

SPERMATOGENESIS
adalah suatu proses kompleks ketika sel germinativum primordial yang relatif belum dife-
rensiasi (primitif atau awal), spermatogonia (masing-masing mengandung komplemen diploid 46
kromosom), berproliferasi dan diubah menjadi spermatozoa yang sangat khusus dan motil (sperma),
masing-masing mengandung set haploid 23 kromosom yang diterima secara acak.

1. PROLIFERASI MITOTIK

Spermatogonia yang terletak di lapisan terluar tubulus terus menerus bermitosis, dengan semua sel
baru yang mengandung komplemen lengkap 46 kromosom identik dengan sel induk. Proliferasi ini
menghasilkan pasokan sel germinativum baru yang terus menerus. Setelah pembelahan mitotik sebuah
spermatogonium, salah satu sel anak tetap di tepi luar tubulus sebagai spermatogonium tak-
berdiferensiasi, sehingga turunan sel germinativum tetap terpelihara. Sel anak yang lain mulai bergerak
ke arah lumen sambil menjalani berbagai tahap yang dibutuhkan untuk membentuk sperma, yang
kemudian akan dibebaskan ke dalann lumen. Pada manusia, sel anak penghasil sperma membelah
secara mitotic dua kali lagi untuk menghasilkan empat spermatosit primer identik. Setelah pembelahan
mitotik terakhir, spermatosit primer masuk ke fase istirahat ketika kromosom-kromosom terduplikasi
dan untai-untai rangkap tersebut tetap menyatu sebagai persiapan untuk pembelahan meiosis pertama.

2. MEIOSIS

Selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan jumlah diploid 46 kromosom rangkap)
membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masing dengan jumlah haploid 23 kromosom rangkap)
selama pembelahan meiosis, akhirnya menghasilkan empat spermatid (masingmasing dengan 23
kromosom tunggal) akibat pembelahan meiosis kedua

3. Pengemasan

Pembentukan spermatozoa yang sangat khusus dan bergerak dari spermatid memerlukan proses
remodeling, atau pengemasan, ekstensif elemen-elemen sel, suatu proses yang dikenal sebagai
spermiogenesis.

ANATOMI SPERMA

Sekitar 80% massa testis terdiri dari tubulus seminiferosa yang berkelok-kelok dan menjadi tempat
berlangsungnya spermatogenesis (Gambar 20-7b). Sel-sel endokrin yang menghasilkan testosteron-sel
Leydig, atau sel interstisiumterletak di jaringan ikat (jaringan interstisium) antara tubulus-tubulus
seminiferus (Gambar 20-7b). Karena itu, bagian-bagian testis yang menghasilkan sperma da

Anda mungkin juga menyukai