Pada tahun 1994, perusahaan tempat Monthy bekerja mulai mengembangkan aplikasi
berbasis web. Kemudian berencana untuk menyandingkan aplikasi tersebut dengan database
UNIREG cipataan Monthy. Sayangnya, setelah dilihat bahwa database UNIREG tersebut
tidak cocok untuk sebuah aplikasi berbasis web yang dinamis.
Selang beberapa waktu kemudian TcX mencari alternatif lain yakni dengan menggunakan
database mSQL (miniSQL). Namun ditemukan kekurangan pada database tersebut yakni
tidak mendukung adanya indexing, sehingga performa database tersebut menjadi kurang
bagus. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan performa mSQL akhirnya Monthy menghubungi
David Hughes seorang programmer yang mengembangkan mSQL. Monthy mengajukan
penawaran kepada David Hughes apakah tertarik untuk mengembangkan sebuah konektor di
mSQL yang dapat dihubungkan dengan UNIREG ISAM dengan maksud agar mSQL bisa
atau mendukung indexing. Akan tetapi tawaran Monthy tersebut ditolak oleh Hughes karena
ia pada saat itu juga sedang mengembangkan teknologi indexing untuk mSQL versi 2.
Setelah penolakan tersebut, TcX dan David Hughes memutuskan untuk merancang dan
mengembangkan sendiri konsep database baru. Sistem database yang dikembangkan tersebut
merupakan gabungan antaran UNIREG dan mSQL yang souce code-nya bebas digunakan.
Sehingga pada tahun 1995, TcX merilis sebuah database baru yang mereka beri nama
MySQL. Pada tahun bersamaan TcX juga mengubah nama perusahaannya menjadi MySQL
AB dimana pendirinya sendiri terdiri dari Michael “Monthy” Wildenius, David Axmark dan
Allan Larsson. AB dibelakang MySQL tersebut merupakan singkatan dari “Aktiebolag”,
yang merupakan istilah PT pada perusahaan Swedia.
Pada bulan Oktober selanjutnya MySQL kembali merilis versi 3.11.0 yang dilepas ke publik.
Namun pada awal mulanya kode ini tidak diberikan dibawah lisensi GPU (General Public
License), melainkan lisensi khusus yang intinya kurang lebih bahwa source code MySQL
dapat dilihat dan gratis, serta server MySQL dapat dipakai tanpa biaya tapi hanya untuk
kebutuhan nonkomersial. Untuk kebutuhan komersial, maka diwajibkan untuk membayar
lisensinya.
Sepanjang tahun 1998-1999 pada versi-versi akhir seri 3.22 MySQL menjadi semakin
populer dan banyak diminati orang mengingat stabilitasnya yang semakin baik dan diikuti
dengan peningkatan kecepatan. Pada versi ini juga sudah lintas platform, termasuk windows
sendiri.
Kemudian pada tahun 2000 MySQL AB mengumumkan bahwa sejak versi 3.23.19 MySQL
adalah software bebas berlisensi GPL yang artinya bahwa source code MySQL dapat dilihat
dan gratis, serta server MySQL dapat dipakai tanpa biaya untuk kebutuhan apapun
(komersial ataupun nonkomersial).
Pada Agustus 2002, muncullah MySQL dengan versi terbarunya yakni MySQL 4.0 beta yang
dirilis pada bulan Maret 2003, kemudian versi 4.0 beta kembali dikembangkan menjadi versi
4.1 beta yang dirilis pada bulan Juli 2004. Untuk tahun selanjutnya MySQL AB kembali
merilis MySQL versi 5.0 pada bulan Maret 2005 dan kemudian versi 5.1 pada bulan
November 2005 untuk selanjutnya terus mengalami perbaikan dan peningkatan versi.
MySQL AB sendiri pada 16 Januari 2008 sempat diakusisi oleh Sun Microsystems, Inc.
Dengan akusisi tersebut menjadikan Sun sebagai salah satu perusahaan dengan produk
platform open source terbesar seperti Java, OpenSolaris dan terakhir adalah MySQL.
Namun berselang setahun kemudian, pada 20 April 2009 perusahaan Oracle melakukan
akusisi terhadap Sun Microsystems. Semenjak akusisi itu, beredar isu bahwa Oracle yang
memiliki produk database yang berkompetisi dengan MySQL akan mematikan MySQL.
Namun sampai saat ini hal tersebut belum juga dilakukan.
Perkembangan MySQL di Indonesia juga sangat bagus. Hal ini terlihat dari banyak sekali
komunitas-komunitas terutama dikalangan web developer yang membahas dan menyarankan
MySQL sebagai database dari website yang dibuat. Ini juga didukung dengan banyaknya
web hosting Indonesia yang menyediakan MySQL sebagai database untuk website klien
mereka.