Anda di halaman 1dari 4

SOSIAL BUDAYA DASAR

NAMA: Nabila Putri Kinanti


PRODI: D3 KEBIDANAN
NIM: 222003
Teori Perubahan Sosial Menurut Moore:
Wilbert E Moore : Perubahan sosial merupakan evolusi rektilinier yang sederhana dimana fungsi
waktu berbanding lurus dengan perubahan peradaban
Wilbert Moore mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial, dan
yang dimaksud dengan struktur sosial ialah pola-pola perilaku dan interaksi sosial.Dalam perspektif
Gunawan pengertian penting dari kalimat “perubahan sosial yang penting” seperti yang disebutkan
di atas, mengacu pada situasi atau keadaan bahwa perubahan yang dimaksudkan membawa
konsekuensi tertentu yang dianggap atau dinilai penting terhadap struktur sosial atau bahkan sistem
sosial secara lebih luas. Oleh karena itu pula pengertian penting di sini juga mengandung dimensi
penilaian dan pendapat dari para pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan proses
perubahan yang bersangkutan. Dengan pemahaman ini lanjut Gunawan, maka permasalahan
perubahan sosial pada intinya bukanlah terutama permasalahan ada atau tidak adanya perubahan,
tetapi lebih penting adalah seberapa jauh perubahan sosial itu terjadi, bagaimana arahnya, dan
tentu saja pada akhirnya, apa konsekuensi dan hasilnya terhadap perkembangan struktur sosial yang
ada.
Pembahasan :

1. Evolusi Rektilinear yang sangat sederhana


Evolusi rektilinear yang sangat sederhana adalah model evolusi yang mengasumsikan bahwa
organisme berevolusi secara konstan dan linier selama jangka waktu yang lama. Model ini
mengasumsikan bahwa organisme tidak mengalami perubahan signifikan dalam adaptasi mereka
terhadap lingkungan selama proses evolusi. Oleh karena itu, evolusi rektilinear yang sangat
sederhana tidak dapat digunakan sebagai model yang akurat dalam memahami proses evolusi pada
tingkat biologi yang lebih kompleks. Sebagai gantinya, model yang lebih realistis dan kompleks harus
digunakan untuk memahami evolusi organisme.

2. Evolusi melalui tahap-tahap


Evolusi organisme terjadi melalui serangkaian tahapan atau proses yang berbeda-beda, yang
dapat disederhanakan menjadi beberapa tahap umum berikut ini:

1.Variasi genetik: Organisme memiliki variasi genetik dalam populasi yang merupakan hasil dari
mutasi, rekombinasi genetik, dan perubahan lingkungan. Variasi ini adalah bahan mentah untuk
proses evolusi.

Seleksi alam: Organisme dengan sifat-sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup dalam lingkungan
tertentu memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Organisme yang
kurang cocok atau kurang mampu bertahan hidup lebih cenderung mati sebelum berhasil
berkembang biak.

2.Reproduksi diferensial: Organisme yang memiliki sifat-sifat yang lebih baik untuk bertahan hidup
dan berkembang biak lebih cenderung berhasil memproduksi keturunan yang memilikinya. Variasi
genetik yang menguntungkan dapat menyebar dalam populasi melalui reproduksi diferensial.
3.Akumulasi perubahan: Proses seleksi alam dan reproduksi diferensial dapat menghasilkan
perubahan genetik dalam populasi yang menjadi semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Akumulasi perubahan ini dapat menghasilkan spesies yang berbeda dari spesies asalnya.

Spesiasi: Spesiasi terjadi ketika perubahan genetik yang diakumulasi dalam suatu populasi
menyebabkan

4.kelompok organisme tersebut menjadi terpisah dari populasi asal mereka, dan kemudian menjadi
spesies baru.

3. Evolusi yang terjadi pada tahap kelanjutan yang tidak serasi


Evolusi adalah proses perubahan yang terjadi pada populasi organisme dari waktu ke waktu.
Proses evolusi dapat terjadi melalui berbagai tahapan, dan kadang-kadang, tahapan-tahapan ini
tidak selalu berjalan serasi atau seimbang. Salah satu contoh evolusi dengan tahap kelanjutan yang
tidak serasi adalah evolusi manusia. Proses evolusi manusia terjadi dalam rentang waktu yang sangat
panjang, dimulai dari sekitar 7 juta tahun yang lalu hingga masa kini.

4. Evolusi bercabang yang mewu-judkan perubahan


Evolusi bercabang merupakan salah satu konsep penting dalam teori evolusi. Konsep ini
menggambarkan bagaimana satu spesies dapat berkembang menjadi beberapa spesies yang
berbeda melalui proses adaptasi dan seleksi alam. Organisme yang mampu bertahan dan
berkembang dengan baik dalam lingkungan yang berubah kemudian akan memiliki keuntungan
selektif dan cenderung lebih banyak bereproduksi. Sedangkan organisme yang tidak mampu
bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang berubah cenderung akan punah.

5. Evolusi menurut siklus-siklus tertentu yang kemunduran dengan


kemunduran jangka pendek
Saya harus mengatakan bahwa saya tidak dapat mengidentifikasi konsep evolusi yang mengikuti
siklus tertentu yang kemunduran dengan kemunduran jangka pendek. Evolusi adalah proses
perubahan dan perkembangan yang kompleks, dan tidak ada siklus atau pola yang pasti dalam
evolusi. Evolusi melibatkan berbagai faktor, termasuk mutasi genetik, seleksi alam, perubahan
lingkungan, interaksi antar spesies, dan faktor-faktor lain yang kompleks. Setiap spesies dan populasi
organisme memiliki perjalanan evolusi yang unik dan kompleks, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
ini.

6. Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungan


Teori siklus sosial Moore mengajukan bahwa perubahan sosial terjadi dalam siklus berulang yang
tidak memiliki kecenderungan atau arah yang pasti. Teori ini menyatakan bahwa setiap periode
perubahan sosial diikuti oleh periode stabil atau konservatif, dan setiap periode stabil diikuti oleh
periode perubahan sosial baru. Menurut teori Moore, setiap siklus perubahan sosial dimulai dengan
tahap transformasi, di mana terdapat perubahan besar dalam nilai-nilai, institusi, dan pola perilaku
sosial. Tahap ini kemudian diikuti oleh tahap perencanaan atau pengaturan ulang, di mana sistem
sosial dan institusinya disesuaikan dengan nilai-nilai baru dan kondisi sosial yang berubah.

7. Perubahan logistis yang ter-balik yang tergambar;angka motivasi


Teori perubahan sosial Moore mengajukan bahwa perubahan sosial terjadi ketika masyarakat
mengalami pergeseran nilai dan norma yang mendasar, yang kemudian mempengaruhi struktur
sosial dan organisasi. Moore membagi perubahan sosial menjadi tiga jenis: perubahan inkremental
(kecil), perubahan transformatif (besar), dan perubahan disonan (disebabkan oleh konflik atau
ketegangan). Ketika menggabungkan kedua konsep ini, mungkin terjadi perubahan sosial yang
disebabkan oleh perubahan motivasi dalam kelompok atau masyarakat. Misalnya, jika sebuah
kelompok mengalami penurunan motivasi, ini bisa mengarah pada perubahan sosial inkremental di
mana kelompok berusaha untuk meningkatkan motivasi anggota. Jika penurunan motivasi
berlangsung lebih lama dan lebih mendalam, ini bisa mengarah pada perubahan sosial transformatif
di mana kelompok menciptakan sistem baru yang memotivasi anggota dengan cara yang berbeda.
Namun, jika perubahan motivasi terjadi sebagai akibat dari konflik atau ketegangan di antara
anggota kelompok, ini bisa mengarah pada perubahan sosial disonan di mana kelompok
memutuskan untuk mengubah nilai dan norma yang mendasari struktur sosial dan organisasi
mereka.

8. Pertumbuhan eksponarisial yang tergambar melalui tan-da –tanda


Teori perubahan sosial Moore mengajukan bahwa perubahan sosial terjadi ketika masyarakat
mengalami pergeseran nilai dan norma yang mendasar, yang kemudian mempengaruhi struktur
sosial dan organisasi. Moore membagi perubahan sosial menjadi tiga jenis: perubahan inkremental
(kecil), perubahan transformatif (besar), dan perubahan disonan (disebabkan oleh konflik atau
ketegangan). Sementara itu, pertumbuhan eksponensial merujuk pada pertumbuhan yang
meningkat secara eksponensial seiring waktu, yang dapat terlihat dalam berbagai bidang seperti
populasi, teknologi, dan ekonomi. Tanda-tanda pertumbuhan eksponensial dapat bervariasi
tergantung pada konteksnya, tetapi dalam umumnya, tanda-tanda tersebut mungkin mencakup
peningkatan yang tajam dan cepat dalam jumlah atau ukuran suatu hal, seperti:

Peningkatan drastis dalam jumlah populasi atau jumlah pengguna internet dalam waktu yang relatif
singkat.

Peningkatan yang cepat dan signifikan dalam penjualan produk baru atau adopsi teknologi baru.

Peningkatan tajam dalam tingkat pertumbuhan ekonomi atau peningkatan besar dalam nilai pasar
sebuah perusahaan.

9. Pertumbuhan logistis yang di-gambarkan oleh populasi


Teori perubahan sosial Moore mengajukan bahwa perubahan sosial terjadi ketika masyarakat
mengalami pergeseran nilai dan norma yang mendasar, yang kemudian mempengaruhi struktur
sosial dan organisasi. Moore membagi perubahan sosial menjadi tiga jenis: perubahan inkremental
(kecil), perubahan transformatif (besar), dan perubahan disonan (disebabkan oleh konflik atau
ketegangan). Dalam hal ini, pertumbuhan logistik dan teori perubahan sosial Moore dapat digunakan
bersama-sama untuk membantu memahami bagaimana perubahan sosial dalam masyarakat terkait
dengan pertumbuhan populasi dan bagaimana perubahan tersebut tergantung pada faktor-faktor
lingkungan dan sumber daya yang tersedia. Dalam hal ini, pertumbuhan logistik dapat membantu
dalam memahami batas-batas sumber daya dan lingkungan yang ada, sedangkan teori perubahan
sosial Moore dapat membantu dalam memahami bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dan
berubah dalam menghadapi perubahan tersebut.

10.Primitivisme
Dalam hal ini, teori perubahan sosial Moore dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana
nilai dan norma masyarakat dapat berubah seiring waktu, dan bagaimana perubahan sosial dapat
terjadi ketika masyarakat mengalami pergeseran nilai dan norma yang mendasar. Moore membagi
perubahan sosial menjadi tiga jenis: perubahan inkremental (kecil), perubahan transformatif (besar),
dan perubahan disonan (disebabkan oleh konflik atau ketegangan). Dalam konteks primitivisme,
perubahan transformatif dapat terjadi ketika masyarakat yang menganggap masyarakat primitif
sebagai lebih baik atau lebih murni mengalami pergeseran nilai dan norma yang mendasar, dan
beralih untuk mengadopsi nilai dan norma yang dianggap lebih modern atau maju. Primitivisme
adalah pandangan atau kecenderungan untuk memandang kehidupan manusia di zaman prasejarah
atau masyarakat tradisional sebagai lebih murni, lebih baik, dan lebih manusiawi daripada kehidupan
manusia dalam masyarakat modern. Pandangan ini seringkali dikaitkan dengan romantisme atas
kehidupan yang lebih sederhana dan alami.

Primitivisme dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti dalam seni, musik, atau pemikiran politik.
Beberapa seniman atau intelektual menganggap bahwa seni atau pemikiran dari masyarakat primitif
atau tradisional lebih murni, lebih otentik, dan lebih manusiawi daripada hasil karya modern yang
dianggap terlalu teknis, terlalu berorientasi pada uang, atau terlalu komersial. Dalam konteks
perkembangan masyarakat, pandangan primitivisme juga dapat menentang kemajuan dan inovasi
yang seringkali diperlukan untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi manusia.
Pandangan ini juga seringkali mengabaikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat modern yang
berbeda dengan masyarakat primitif atau tradisional.

Anda mungkin juga menyukai