Evolusi Rektilinear Yang Sangat Sederhana: Teori Perubahan Sosial Menurut Moore
Evolusi Rektilinear Yang Sangat Sederhana: Teori Perubahan Sosial Menurut Moore
1.Variasi genetik: Organisme memiliki variasi genetik dalam populasi yang merupakan hasil dari
mutasi, rekombinasi genetik, dan perubahan lingkungan. Variasi ini adalah bahan mentah untuk
proses evolusi.
Seleksi alam: Organisme dengan sifat-sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup dalam lingkungan
tertentu memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Organisme yang
kurang cocok atau kurang mampu bertahan hidup lebih cenderung mati sebelum berhasil
berkembang biak.
2.Reproduksi diferensial: Organisme yang memiliki sifat-sifat yang lebih baik untuk bertahan hidup
dan berkembang biak lebih cenderung berhasil memproduksi keturunan yang memilikinya. Variasi
genetik yang menguntungkan dapat menyebar dalam populasi melalui reproduksi diferensial.
3.Akumulasi perubahan: Proses seleksi alam dan reproduksi diferensial dapat menghasilkan
perubahan genetik dalam populasi yang menjadi semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Akumulasi perubahan ini dapat menghasilkan spesies yang berbeda dari spesies asalnya.
Spesiasi: Spesiasi terjadi ketika perubahan genetik yang diakumulasi dalam suatu populasi
menyebabkan
4.kelompok organisme tersebut menjadi terpisah dari populasi asal mereka, dan kemudian menjadi
spesies baru.
Peningkatan drastis dalam jumlah populasi atau jumlah pengguna internet dalam waktu yang relatif
singkat.
Peningkatan yang cepat dan signifikan dalam penjualan produk baru atau adopsi teknologi baru.
Peningkatan tajam dalam tingkat pertumbuhan ekonomi atau peningkatan besar dalam nilai pasar
sebuah perusahaan.
10.Primitivisme
Dalam hal ini, teori perubahan sosial Moore dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana
nilai dan norma masyarakat dapat berubah seiring waktu, dan bagaimana perubahan sosial dapat
terjadi ketika masyarakat mengalami pergeseran nilai dan norma yang mendasar. Moore membagi
perubahan sosial menjadi tiga jenis: perubahan inkremental (kecil), perubahan transformatif (besar),
dan perubahan disonan (disebabkan oleh konflik atau ketegangan). Dalam konteks primitivisme,
perubahan transformatif dapat terjadi ketika masyarakat yang menganggap masyarakat primitif
sebagai lebih baik atau lebih murni mengalami pergeseran nilai dan norma yang mendasar, dan
beralih untuk mengadopsi nilai dan norma yang dianggap lebih modern atau maju. Primitivisme
adalah pandangan atau kecenderungan untuk memandang kehidupan manusia di zaman prasejarah
atau masyarakat tradisional sebagai lebih murni, lebih baik, dan lebih manusiawi daripada kehidupan
manusia dalam masyarakat modern. Pandangan ini seringkali dikaitkan dengan romantisme atas
kehidupan yang lebih sederhana dan alami.
Primitivisme dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti dalam seni, musik, atau pemikiran politik.
Beberapa seniman atau intelektual menganggap bahwa seni atau pemikiran dari masyarakat primitif
atau tradisional lebih murni, lebih otentik, dan lebih manusiawi daripada hasil karya modern yang
dianggap terlalu teknis, terlalu berorientasi pada uang, atau terlalu komersial. Dalam konteks
perkembangan masyarakat, pandangan primitivisme juga dapat menentang kemajuan dan inovasi
yang seringkali diperlukan untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi manusia.
Pandangan ini juga seringkali mengabaikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat modern yang
berbeda dengan masyarakat primitif atau tradisional.