Anda di halaman 1dari 3

MELACAK AKAR TERORISME

Judul : Melawan Negara Teroris: Dominasi Negara Amerika Serikat


terhadap Irak dan Kedaulatan Dunia (terjemahan dari Full sp
ectrum dominance: IJ_S. power in Iraq and beyond).
Penulis : Rahul Mahajan
Penerjemah : Anom
Penerbit : PT Mizan Publika, Jakarta
Tahun : 2005
Halaman : 260
Bahasa : Indonesia

1. Buku ini merupakan terjemahan dari buku Full Spectrum Dominance: U.S. p
ower in Iraq and beyond (2005) yang ditulis oleh Rahul Mahajan. Penerjema
han buku ini memberikan pengetahuan yang menarik dan bermanfaat bagi pe
mbaca berbahasa Indonesia.
2. Rahul Mahajan adalah seorang penulis The new crusade: “America's War O
n Terrorism” (2002) dan seorang doktor dari University of Texas. la juga ad
alah seorang aktivis antiperang, baik pada tingkat Iokal maupun nasional, pe
ndiri "No War Collective", dan anggota National Board of Peace Action
yaitu sebuah organisasi perdamaian yang paling besar dan paling mengakar d
i Amerika Serikat. Dalam buku ini, Rahul Mahajan memaparkan penilaian ya
ng brilian dan gambaran utuh tentang perang terhadap terorisme.
3. Pengalaman Rahul Mahajan sebagai seorang aktivis anti sanksi terhadap Irak
serta pemahamannya yang begitu mendalam tentang kebijakan luar negeri A
merika Serikat pada masa Pemerintahan George W. Bush membuatnya dapat
menguraikan perdebatan panjang tentang terorisme dan gerakan negara yang
melawannya dengan baik.
4. Terorisme adalah perkara yang paling mengemuka dalam perbincangan publ
ik dan media pada dekade ini. Istilah “teror”, “teroris", ataupun "terorisme" p
un menjadi topik yang sangat populer namun menimbulkan polemik yang lu
ar biasa. Di Indonesia, istilah ini bahkan diidentikkan dengan agama tertentu
sebab berbagai peristiwa pengeboman, antara lain ledakan bom dahsyat di L
egian, Bali pada 11 September 2002 yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang mengidentifikasikan dirinya sebagai "Islam".
5. Respon pemerintahan Amerika Serikat terhadap serangan menara kembar
World Trade Center dan Pentagon pada 11 September, terutama setelah peng
eboman atas Afganistan, secara tajam telah mengubah kebijakan luar negeri
Amerika Serikat dan peta politik global. Terhadap peristiwa-peristiwa itu da
n implikasi-implikasi yang ditimbulkannya, maka buku “Melawan Negara
Teroris” hadir untuk membeberkan hasil penelitian yang objektif dan menari
k.
6. Rahul Mahajan secara terperinci memaparkan bagaimana Pemerintahan Bus
h menangani "Perang Melawan Terorisme" dan menjalankan Invasi militerny
a kepada Irak. Jika di dalam buku pertamanya, The New Crusade (Perang Sal
ib Baru), Mahajan mengupas perang Amerika Serikat melawan Afganistan, t
entang ekspansi militer Amerika di Asia Tengah, dan tentang rationale resmi
atas "Perang Melawan Terorisme" secara luas, buku Melawan Negara Terori
s ini menyajikan kritik yang persuasif atas penaklukan Irak dan kebohongan-
kebohongan serta distorsi-distorsi yang digunakan Pemerintahan Amerika da
lam menjustifikasi perangnya.
7. Buku ini terdiri atas dua bagian, yang tiap bagian memuat tiga dan enam
bab ulasan, dengan satu tambahan bab simpulan. Sebagaimana judul besa
rnya, buku ini berfokus pada dua kupasan utama, yakni "Perang Terhadap
Terorisme" (hlm. 1) dan "Perang Irak" (him. 53). Rahul Mahajan meman
dang 'Perang Terhadap Terorisme' bukan sekadar sebuah perang terhadap
terorisme (hlm 1). Dengan ini, Rahul hendak mengatakan bahwa tindakan
militer Pemerintahan Bush di Afganistan, Irak, dan barangkali negara-neg
ara Iain pada masa yang akan datang mungkin saja bukan menurunkan te
gangan, tapi malah memperburuk keaadaan ancaman kekerasan terhadap
Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya. Dengan ini, penulis meng
kritik kebijakan sang Presiden beserta para bawahannya karena mengabai
kan upaya-upaya diplomatis. Rahul menyodorkan bukti-bukti untuk mem
perlihatkan bahwa wacana Pemerintahan Presiden Bush tentang "perang t
erhadap terorisme" hanya suatu "rhetorical justification for militaristic so
lutions" (hlm. 41
8. Pada bagian lain, Rahul menekankan bahwa perekonomian Amerika Seri
kat tidaklah bergantung pada minyak Irak. Akan tetapi, penulis menjelask
an bagimana dominasi Amerika Serikat atas cadangan minyak terbesar ke
dua akan sangat memberikan keuntungan bagi korporasi-korporasi raksas
a miliknya dan mampu memfasilitasi investasi petrodolar di dalam penjua
lan senjata dan peningkatan sektor-sektor lain dalam perekonomian Amer
ika Serikat (hlm. 53). Selain itu, diketahui dari buku “Melawan Negara T
eroris” ini, bahwa peristiwa 11 September dijadikan sebagai prima facie a
tas ekspansi imperialistik Amerika Serikat atas negara Iain yang berdaulat
penuh, dan peristiwa itu menjadi titik awal bermulanya sebuah zaman im
perialisme baru.
9. Buku “Melawan Negara Teroris” merupakan sebuah kritik atas "Perang T
erhadap Terorisme" dan invasi terhadap negara Irak yang disajikan secara
memukau dan luar biasa. Penulis berhasil dalam membeberkan sejumlah i
nformasi tanpa kesan melebih-lebihkan. Selain itu, analisis dalam buku in
i juga sangat meyakinkan. Singkat kata, buku ini dapat dikatakan sebagai
sebuah introduksi yang luar biasa terhadap bangkitnya imperialisme baru.
10. Penulis tidak membiaskan aksi terorisme dengan agama tertentu, berbeda
dari wacana terorisme di Indonesia yang sering dikaitkan dengan agama,
misalnya Islam. Dengan kata lain, bagi pembaca yang hendak mencari bu
kti bahwa tindakan terorisme berkaitan erat dengan agama tertentu tidak
akan menemukan apa-apa. Tindakan terorisme jauh dari gambaran-
gambaran seperti itu dan tidak mewakili agama tertentu.
11. Dalam ulasannya atas buku “Terror in the mind of God: The Global Rise
of Religious Violence” (2000) yang ditulis oleh Mark Juergensmey, [edisi
bahasa Indonesia oleh M. Sadat Ismail, Teror atas nama Tuhan: Kebangk
itan Global Kekerasan Agama (2002, Nizam Press)], Samsuri memperlih
atkan bahwa "Perang terhadap Terorisme" yang dikumandangkan Preside
n George W. Bush, jelas merupakan babak baru dari sebuah "Perang Kos
mis", yaitu sebuah perjuangan besar yang tidak pernah berakhir. Dalam P
idato Presiden George W. Bush di depan Kongres AS pada tanggal 27 Se
ptember 2001, dikatakan bahwa lawan perang Amerika Serikat lebih mer
upakan untuk merebut simpati melawan jaringan Al-Qaeda dan Pemerint
ah Taliban di Afghanistan yang diyakini melindungi pimpinan Al-Qaeda,
Osama bin Laden, namun "perang terhadap terorisme" sama sekali tidak a
da kaitannya dengan perang terhadap agama tertentu. Hal itu diperluas de
ngan pernyataan berikut:

...“to destruction and to the defeat of global terror network We will


starve terrorists of funding, turn them one against another, drive th
em from place to place until there is no refuge and no rest And we
will pursue nations that provide aid or safe haven to terorism. Ever
y nation in every region now has a decision to make: Either you ar
e with us or you are with terrorists. From this day forward, any nat
ion that continues to harbor or support terrorism will be regarded
by the United States as a hostile regime”. ...(Stein, 2002).

12. Buku “Melawan Negara Teroris” sangat informatif dan tegas dalam mengko
nfrontasi realitas-realitas penting dari dominasi global Amerika Serikat saat i
ni. Buku “Melawan Negara Teroris” adalah alat analisis yang tajam dalam m
emberikan pemahaman yang komprehensif terhadap yang dimaksud dengan
perang melawan terorisme dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku
ini memberi pemahaman baru, terutama pemahaman bahwa perang terhadap
terorisme tidaklah identik dengan perang terhadap agama tertentu.

Anda mungkin juga menyukai