Anda di halaman 1dari 2

Prospective Biology Teachers’ Digital Literacy: A Preliminary Analysis on

Realizing Sustainable Biology Education for the Social 5.0 Era

(Literasi Digital Calon Guru Biologi: Analisis Awal Mewujudkan Pendidikan Biologi
Berkelanjutan untuk Era Sosial 5.0)

1. Latar Belakang (Artikel yang dikembangkan dari Skripsi dan disesuaikan)


Era sosial 5.0 (Supersmart Society) merupakan pengembangan konsep industri 4.0
(Nirmala J, 2016). Pada era sosial 5.0, individu dituntut untuk dapat memecahkan
masalah sosial dengan mengintegrasikan ruang fisik dan virtual. Penggunaan kemajuan
teknologi berupa robot, kecerdasan buatan, AR dan teknologi lainnya bukan hanya untuk
kemajuan, akan tetapi untuk keuntungan dan kenyamanan (Skobelev & Borovik, 2017).
Selain itu, era 5.0 menuntut individu untuk menemukan solusi, mengatasi masalah sosial,
menguasai sains dan teknologi, serta mampu meningkatkan ekonomi dan intelektual
dalam konteks kesejahteraan berkelanjutan (Salgues, 2018; Raharja, 2019; Salimova et
al., 2019; Alvarez-Cedillo et al., 2019).
Pendidikan berkelanjutan
Saat ini penggunaan media digital di dunia sudah menjadi gaya hidup, sehingga
kecerdasan dalam memanfaatkan media sangat dibutuhkan. Jika informasi di media sosial
tidak dipadukan dengan kecerdasan dalam menggunaan media untuk menganalisis
informasi yang ada, memungkinkan terjadinya keterbukaan informasi. Literasi digital
ditujukan untuk mengedukasi masyarakat, baik dari golongan siswa, remaja maupun yang
sudah tua untuk dapat memanfaatkan teknologi dan komunikasi, mencari, mengevaluasi,
mengelola dan menciptakan informasi secara bebas dengan bijak. Kemampuan literasi
digital menjadi modal utama setiap orang untuk dapat memilih dan mengevaluasi setiap
informasi yang didapatkan guna untuk memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan. [1, 2]
Literasi digital diperlukan dalam setiap dimensi kehidupan manusia, terlebih di
bidang pendidikan (Saripudin et al., 2019). Adapun tujuan literasi digital di bidang
pendidikan yaitu memahami penggunaan media digital secara efektif, menguasai
penggunaan media digital untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah, memahami
dampak media digital dalam kehidupan modern dan dapat meningkatkan perilaku positif
dalam pemanfaatan media digital (Athanassios Jimayiannis & Maria Gravani, 2011).
Survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
mengenai usia pengguna internet terbanyak di Indonesia yaitu berkisar 20-24 tahun
(Aditya Wicaksono Irawan et al., 2020). Usia 18-25 tahun merupakan rata-rata kisaran
umur mahasiswa (Wenny Hulukati & Moh. Rizki Djibran, 2018). Hal ini menunjukkan
mahasiswa berada pada kalangan pengguna internet terbanyak berdasarkan laporan
survey oleh APJII. Banyaknya pengguna internet di kalangan mahasiswa seharusnya
menjadi preferensi untuk bisa menggunakan media digital dengan baik.
Perkembangan teknologi digital yang begitu cepat dan berkelanjutan, menuntut
mahasiswa untuk menggunakan keterampilan kognitif, motorik dan sosiologis untuk
dapat menyelesaikan tugas serta memecahkan masalah di lingkungan digital (Yoram
Eshet-AlKalai, 2004). Mahasiswa yang memiliki kemampuan literasi digital mampu
memanfaatkan peluang baru di masa yang akan datang terkait teknologi digital dan juga
waspada terhadap berbagai tantangan di masa depan. Mahasiswa yang memiliki
kemampuan literasi digital dapat menggunakan database elektronik dengan baik, mampu
meningkatkan kepercayaan diri dalam menggunakan teknologi, literasi informasi, literasi
media, dan literasi TIK (Azeez Adebamgbola Adeoye, 2017).
Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran di Jurusan Tadris IPA Biologi UIN
Mataram menunjukkan tingkat literasi digital mahasiswa yang masih rendah. Rendahnya
literasi digital membuat mahasiswa kesulitan dalam memanfaatkan teknologi; baik untuk
mendapatkan informasi, menganalisis materi, melakukan kegiatan di laboratorium
maupun untuk menyelesaikan tugas. Rendahnya kemampuan literasi digital mahasiswa
(calon guru) akan berdampak pada kesuksesan belajar peserta didik yang nantinya akan
mereka ajarkan dan memungkinkan terjadinya miskonsepsi pada hasil belajar kognitif,
afektif maupun psikomotorik peserta didik nantinya. Untuk meningkatkan kemampuan
literasi digital peserta didik yang nantinya akan diajarkan, maka guru yang mengajarkan
harus memiliki pengetahuan yang lebih baik.
Calon guru biologi seharusnya memiliki literasi digital yang baik agar dapat
mengakses internet dan menggunakan informasi secara optimal dari berbagai sumber.
Calon guru biologi juga dituntut untuk beradaptasi dengan tren digital agar dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik di era digital (Kurniawati & Baroroh, 2016).
Pentingnya literasi digital dalam menentukan keberhasilan guru dalam meningkatkan
hasil belajar peserta didik di era digital, maka literasi digital bagi calon guru sangat
penting untuk ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui kemampuan literasi
digital calon guru biologi di Universitas Islam negeri Mataram.

Anda mungkin juga menyukai