Anda di halaman 1dari 22

Jigs & Fixtures (Basic Design)

Dasar Dasar Perancangan JF


1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

a) Tuntutan Fungsi
b) Tuntutan Penanganan / Pengoperasian
c) Tuntutan Ekonomi
d) Tuntutan Konstruksi
e) Tuntutan Keamanan
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

a) Tuntutan Fungsi

 Tuntutan fungsi yang utama adalah bentukan dan


toleransi yang diharapkan dapat tercapai
 Keseragaman ukuran pada produk masal tercapai
 Waktu proses sebelum penggunaan JF yang panjang
akibat penyetingan dan penangan benda kerja berkurang
secara nyata
 Pada penggunaan Checking Fixture ukuran atau
bentukan yang diterima (GO) dan tidak diterima (NG)
dapat segera dikenali
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

a) Tuntutan Fungsi
b) Tuntutan Penanganan / Pengoperasian
c) Tuntutan Ekonomi
d) Tuntutan Konstruksi
e) Tuntutan Keamanan
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

b) Tuntutan Penanganan / Pengoperasian

 JF harus dapat dioperasikan dengan mudah dan cepat


oleh operator awam sekalipun
 Penggunaan aspek ergonomi diperhatikan
 Elemen operasi mudah dikenali dan dimengerti cara
kerjanya
 Perlu mempertimbangkan aspek pengguna misalnya :
wanita untuk pertimbangan berat, alat bantu khusus jika
menggunakan operator cacat, dll.
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

a) Tuntutan Fungsi
b) Tuntutan Penanganan / Pengoperasian
c) Tuntutan Ekonomi
d) Tuntutan Konstruksi
e) Tuntutan Keamanan
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

c) Tuntutan Ekonomi

 Biaya pembuatan JF tidak terlampaui.


 Target pencapaian BEP ( Break Even Point ) tercapai
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

a) Tuntutan Fungsi
b) Tuntutan Penanganan / Pengoperasian
c) Tuntutan Ekonomi
d) Tuntutan Konstruksi
e) Tuntutan Keamanan
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

d) Tuntutan Konstruksi

 Optimalisasi penggunaan elemen standar


 Rancangan hendaknya logis dan tidak berlebihan (over design)
 Penggunaan elemen yang lepas pasang mempertimbangkan
waktu penanganan
 Elemen yang lepas pasang harus diikat agar tidak jatuh / hilang
 JF yang bergerak / berputar harus diseimbangkan terlebih dahulu
 Penggunaan elemen yang mengunci sendiri (self locking) pada
mesin yang memiliki getaran tinggi atau tergesernya benda kerja
akibat kerusakan alat potong perlu dipertimbangkan masak
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

a) Tuntutan Fungsi
b) Tuntutan Penanganan / Pengoperasian
c) Tuntutan Ekonomi
d) Tuntutan Konstruksi
e) Tuntutan Keamanan
1. Pertimbangan Umum Pembuatan JF

e) Tuntutan Keamanan
 Aspek umum keselamatan ditempat kerja diperhatikan
 Pengamanan terhadap bahaya listrik, mekanik dan
tekanan yang berlebihan
 Pengamanan pada saat proses pemesinan atau
kegagalan pemesinan
 Pengamanan terhadap kegagalan sumber tenaga
pencekaman
 Keamanan terhadap benda kerja akibat kesalahan
peletakan, pencekaman dan saat proses
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
Untuk menghasilkan peralatan penepat yang baik
sejumlah persyaratan teknis perlu dipenuhi yaitu :

a) Peletakan Benda Kerja (Location)


b) Pencekaman (Clamping)
c) Penanganan (Handling)
d) Kelonggaran (Clearance)
e) Kekakuan / Stabilitas (Rigidity/Stability)
f) Bahan (Material)
g) Toleransi (Tolerance)
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
a) Peletakan Benda Kerja (Location)
 Benda kerja memiliki ruang yang cukup pada
peletakannya
 Tidak memungkinkan benda terbalik / salah pasang
untuk menghindari kesalahan pengerjaan
 Titik peletakan cukup jelas terlihat oleh operator
 Dalam hal benda kerja memiliki ukuran mentah seperti
benda tuangan (casting) dimungkinkan peletakan
yang dapat diatur (adjustable) untuk menjaga keausan
lokator atau variasi ukuran benda kerja
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
b) Pencekaman (Clamping)
 Peletakan posisi pencekam dan penentuan besar
gaya pencekaman harus dapat meniadakan gaya
luar akibat pemotongan benda kerja / proses
 Gaya pencekaman tidak menyebabkan benda kerja
terdeformasi atau merusak permukaannya
 Pencekaman haruslah logis dan mudah
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
c) Penanganan (Handling)

 Komponen kontrol dan JF keseluruhan harus ringan dan


mudah untuk dinaikturunkan dari dan ke mesin
 Tersedia elemen untuk memegang dan memindahkan JF
 Tidak ada sisi tajam pada JF
 Benda kerja yang kecil dan sulit dalam pemasangan /
pelepasan diberikan kemudahan
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
d) Kelonggaran (Clearance)

 Tersedia cukup ruang untuk pembuangan beram hasil


pemotongan jika beram tidak diinginkan terbuang keluar
melalui arah yang sama dengan pemotongan
 Penggunaan celah untuk tangan operator / alat bantu
untuk mengeluarkan beram yang tersumbat sangat
dimungkinkan
 Terdapat ruang untuk melakukan modifikasi jika
diperlukan
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
e) Kekakuan / Stabilitas (Rigidity/Stability)

 Diperlukan proporsionalitas antara besar benda kerja


dan gaya luar yang bekerja.
 Meskipun JF diharapkan seringan mungkin, tetap perlu
mempertimbangkan kestabilan
 Jika perlu dapat menggunakan pengikatan baut – mur
terhadap mesin
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
f) Bahan (Material)

 Komponen utama yang mendapatkan gesekan dan atau


tumbukan gaya menggunakan material Tool Steel atau
mendapatkan perlakuan pengerasan
 Penggunaan material sisipan (insert) pada komponen
yang bergesekan untuk mempermudah penggantian
 Jika digunakan komponen yang dilas perlu dilakukan
perlakuan stress relief setelah pengelasan atau
sebelum pemesinan untuk menghindari tegangan dalam
maupun pelentingan akibat las
2. Aspek Teknis Pembuatan JF
g) Toleransi (Tolerance)

Toleransi pengerjaan komponen JF yang berhubungan


dengan hasil proses adalah sepertiga dari toleransi benda
kerja.

Misalnya :
Jarak lubang yang akan diproses pada benda kerja memiliki toleransi
 0.3 mm, Maka toleransi pada JF-nya untuk seting jarak antar
pengarah (bush) adalah 0.1 mm.
3. DASAR KEBEBASAN GERAK BK

Benda kerja dapat bergerak ke dalam enam arah gerak berbeda atau enam
derajat kebebasan (lih gbr ) yaitu :
 Gerak translasi sepanjang a-a
 Gerak translasi sepanjang b-b
 Gerak translasi sepanjang c-c
 Gerak rotasi sumbu x-x
 Gerak rotasi sumbu y-y
 Gerak rotasi sumbu z-z

Untuk melakukan operasi yang sempurna pada benda kerja berarti


menghilangkan tiga derajat kebebasan, misalnya : dua kebebasan gerak
translasi dan satu kebebasan gerak rotasi.
3. DASAR KEBEBASAN GERAK BK
Studi disamping (lihat gbr.) menunjukan dengan
meletakan dua pena dalam lubang BK, dua kebebasan
gerak translasi a - a dan b - b hilang sedangkan
kebebasan gerak yang ketiga diperoleh dari bidang alas (
bed mesin).

Keadaan yang sama diperoleh pula dari penggunaan


sangkar sebagian (partial nest) yang menghasilkan
kondisi sama.

Penggunaan kombinasi tiga pena dapat menghasilkan


kondisi seperti diatas pula.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

ADA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai