TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan1Pustaka
5
6
Dalam pegoperasian drill ada tiga macam komponen gaya yang bekerja,
yaitu :
Fz = gaya potong
Fv = gaya vertical
Fh = gaya horizontal
7
Gerakan drill dihalangi oleh gaya gesekan pada rusuk mata bor (drill
margin) dan gaya gesekan Ft karena gerakan chip. Untuk memasuki benda kerja,
gaya thrust drill (thrust force) F’ yang diberikan oleh mesin akan mengatasi
beberapa gaya tahanan yang bekerja sepanjang proses drill:
Semua gaya tahanan yang bekerja pada arah aksial disebut gaya axial thrust (F atau
feed force). Gaya axial thrust dapat ditentukan dengan rumus:
F = Cf . D .S .K ...[2]
dimana :
K = faktor koreksi
. .
P = K. D ...[3]
dimana :
Benda keja harus ditempatkan pada posisi yang tepat, sehingga proses
pemesinan dapat berjalan dengan baik. Penempatan benda kerja itu tergantung dari
bentuk dan permukaanya. Bentuk-bentuk itu antara lain adalah datar, silinder.
9
Locator yang digunakan harus mempunyai lead (chamfer) yang lebar untuk
memudahkan masuknya benda kerja dan tidak boleh terlalu panjang untuk
mencegah terjadinya kemacetan masuknya benda kerja. Tetapi bila penempat itu
harus panjang, maka hal ini dapat diatasi dengan membuat relief di tengah-tengah
penempat itu.
10
Bila ada dua lubang yang harus memakai penempat, maka lubang yang
kurang penting menggunakan penempat berbentuk diamond, lubang yang penting
menggunakan penempat yang utuh. Biasanya diameter yang lebih kecil atau yang
lebih penting, penempatnya dibuat lebih tinggi dari penempat yang bentuknya
diamond. Semuanya itu dibuat untuk keakuratan penempatan, kemudahan
pemasangan dan pengambilan benda kerja. iioooyh8yiuiiiiggu
11
Untuk menempatkan benda kerja dengan bentuk silinder dapat juga menggunakan
sistem penempat tirus. Sistem ini menggunakan tirus untuk menempatkan benda kerja.
Biasanya digunakan untuk menempatkan benda kerja kasar dan mempunyai pengatur
eksial dengan sekerup yang dapat dipakai untuk sekaligus menjepit benda kerja pada
posisinya
Jika suatu benda kerja akan mengalami proses pemesinan, maka diperlukan suatu
gaya untuk memegangnya dan melawan gaya-gaya pemotongan yang bekerja padanya.
Gaya ini disebut gaya pencekaman, sedangkan mekanisme untuk mencekam benda kerja
itu disebut pencekam atau klem.
Banyak jenis dan macam pencekaman, untuk itu pemilihan jenis pencekam
disesuaikan dengan bentuk dan gaya pencekaman benda kerja. Tetapi baik pencekaman
yang sederhana maupun rumit haruslah memenuhi persyaratan penting, yaitu:
1. Benda kerja harus terpegang kuat selama proses pemesinan.
2. Waktu yang diperlukan untuk pemasangan dan pembongkaran benda kerja harus
sesingkat mungkin.
3. Pencekaman tidak boleh menyebabkan kerusakan pada benda kerja.
4. Pencekaman tidak boleh menghalangi dan mengganggu proses pemesinan.
Alat pencekaman harus dapat menimbulkan gaya gesek yang cukup diantara benda kerja
dan penyangga untuk menghindari bergesernya benda kerja.
Gaya pencekaman benda kerja yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus :
F = ...[5]
dimana :
F = gaya pencekaman
Fa = gaya geser
μ = koefisien gesek (diambil 0,1)
Ada berbagai jenis penjepitan benda kerja, karena itu dalam memilihnya harus sesuai
dengan benda kerja. salah satu contoh jenis lem adalah screw clamp. Penggunaan jenis
klem ini sederhana, dimana benda kerja
Gaya yang ditimbulkan oleh screw clamp dapat dihitung dengan rumus :
.
F = . ( )
...[6]
dimana :
F = gaya yang timbul (N)
Fℎ = tarikan atau dorongan dari tuas (N)
14
Sedangkan panjang ulir yang diperlukan supaya tidak terjadi dol (keausan ulir)
dengan rumus :
.
H = . .
dimana :
Bodi, base, frame merupakan bagian utama jig dan fixture. Pada bodi ini
semua elemen dipasang menurut keperluan dan desainnya. Untuk itu bodi harus
kuat dan kokoh, sehingga mampu menahan gaya-gaya yang timbul dari proses
pemesinan. bodi juga harus stabil tidak bergetar selama proses pemesinan, sehingga
pemesinan dapat berjalan dengan baik. Selain itu bodi harus mampu menempatkan
benda kerja secara tepat. Dengan demikian benda kerja akan mudah dikerjakan dan
dapat mencapai keakuratan tinggi.
Beram yang terjadi akibat penyayatan benda kerja harus dapat diarahkan
oleh bodi, yaitu dengan membuat celah dan lubang pada bodi untuk pembuangan
beram itu. Dengan pembuangan beram yang lancar, maka tidak akan merusak benda
kerja dan menghambat pemesinan.
Untuk membuat bodi yang kokoh dan stabil, perlu diperhatikan cara
pembuatannya. Pembuatan bodi ini dapat dilakukan dengan pengecoran,
pengelasan, built up ataupun membentuknya dari bahan utuh (solid body). Untuk
menentukan pembuatan body ini tergantung dari jumlah, ukuran, keekonomisan
dan keperluan jig and fixture yang perlu dibongkar pasang.
Secara umum ada dua macam penandaan yaitu Liniear Indexing dan Rotary
Indexing adalah indeksi untuk penandaa lurus. Sedangkan rotary indexing adalah
indeksi untuk menempatkan kedudukan secara akurat untuk bentuk-bentuk
melingkar.
16
Contoh1yang mudah adalah rotary indexing pada drill jig untuk membuat
empat lubang yang sama jaraknya. Benda1kerja dibor, kemudian benda diputar.
Sementara itu dari arah tegak lurus dengan drill bush dan segaris dengan titik pusat
lingkaran terdapat pen1indeksi.
Benda kerja diputar sampai lubang1pertama tepat pada pin dan pin dapat
dimasukkan ke dalam lubang. Lalu dilakukan pemboran lagi, setelah itu diputar
seperti yang pertama, demikian seterusnya, maka benda kerja dapat dikerjakan
sesuai target dengan cepat dan tepat. Tetapi sebelum pemboran dilakukan, benda
kerja harus dalam keadaan tercekam.
Untuk indeksi yang lebih presisi, benda kerja ditempatkan dan diklem pada
plat indeksi (indexing plate)1yang akurat dan pada akhirnya bergerak besama benda
kerja. Plat indeksi biasanya untuk rotary indexing dan dilengkapi denganbush
ataupun slot untuk memudahkan mengatur gerakan1dengan adanya pengulangan
operasi pada produksi masal.
17
Plat indeksi dapat diputar pada porosnya dan diklem pada waktu proses
pemesinan. Slot dan bush digunakan untuk tempat masuk atau indeksi yang
dilakukan pin seperti dalam roatary indexing. Dengan demikian plat indeksi dapat
berputar kemudian berhenti dengan tepat.
Untuk1mengindeksi plat indeksi dengan pin, dapat dilakukan dengan
memasukkannya ke dalam lubang atau slot pada plat indeksi.1Cara memasukkan
pin itu dapat dengan cara manual atau dengan pegas. Untuk memasukkan dengan
pegas,1pin ang digunakan dibentuk tirus (taper) atau menggunakan bola. Taper atau
bila ditekan dengan pegas, ketika plat1indeksi diputar, maka taper akan menekan
pegas.
Tetapi begitu sampai pada lubang indeksi, pegas akan mendorongnya masuk, maka
dapat dikatakan bahwa plat telah terindeksi.1Demikian eterusnya plat indeksi harus
diputar untuk indeksi selanjutnya. Setelah terjadi indeksi itu, plat harus diklem dan
baru dilaksanakan proses pemesinan. Tetapi pada waktu proses ineksi, plat indeksi
harus dalam keadaan bebas.
Drill jig menggunakan bush untuk mengarahkan drill, reamer dalam proses
pemesinan. Bush ini dibuat dari baja karbon yang dikraskan antar 62-65 HRC.
Diameter dalamnya dibuat dengan suaian running fit1(F7) dengan drill atau reamer.
Sedangkan diameter luarnya dibuat press fit (p6), sliding (h6) atau running fit (f6),
tergantung fungsi dan aplikasinya.
Dengan adanya fungsi dan aplikasi yang berbeda maka bush pun bermacam-
macam enisnya. Tetapi secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
bush yang dpat diganti dan bush tetap.
Bush dapat diganti, artinya bussh itu dapat diganti-ganti dengan bush lain
pada kedudukan yang sam. Hal ini digunakan untuk proses drilling yang
memerlukan beberapa macam ukuran drill. Jenis-jenis bush ini diantaranya adalah:
- Renewable Bush : bush dengan suaian running fit atau sliding.
- Slip bush : bush dengan suaian running fit atau sliding, tetapi
pemasangannya dengan linier.
- Threaded bush : bush yang berulir.
Untuk renewable dan slip bush, dengan suaian seperti itu, maka
kemungkinan bush dapat ikut berputar ada waktu proses drilling berjalan dan
terangkat pada waktu drill diangkat. Hal ini tidak boleh terjadi, untuk mencegahnya
digunakan shoulder screw atau arrestor rod sebagai penahan.
Untuk1jenis bush tetap, digunakan suaian press fit. Press fit bush ini
merupakan jenis yang banyak dipakai. Pemasangannya ialah dengan menekannya
di lubang pada plat bush. Ada dua jenis bush ini yaitu bush dengan kepala dan bush
tanpa kepala. Bush berkepala lebih dipilih, karena dengan adanya kepala dapat
mencegah terlepasnya ush dari plat bila ditekan kebawah. Meskipun suaiannya
press fit, pada bush tanpa kepalakemungkinan terlepasnya dari plat lebih besar.
Tetapi bila tempat bush itu tidak memungkinkan dengan kepala atau permukaan
atas plat dikehendaki rata, maka bush tanpa kepala dapat digunakan.
Untuk kondisi tertentu diperlukan bush tertentu pula. Untuk proses drilling
pada bidang miring atau kurva digunakan bush yang dibentuk sesuai bidang itu.
Sedangkan bila ada dua lubang yang berdekatan, yang tidak mungkin dibuat dua
bush maka digunakan bush dengan modifikasi-modifikasi.
Leaf Jig
Jenis jig ini dikenal dengan penutupnya yang berengsel. Penutup ini dapat
dibuka dan itutup untuk meletakkan benda kerja. Drill bush dipasang pada penutup
atau pada bodi.
Nama box jig diambil daribentuknya yaitu kotak. Benda kerja diletakkan di
dalam kotak jig. Bila box jig ini terdapat dua atau lebih drill bush pada sisi-sisi yang
berbeda, maka jig ini disebut tumble jig.
Template Jig
Jig ini merupakan pengarah drill yang sederhana.drill bush diletakkan pada plat.
Plat ini bisa mempunyai penempat untuk benda kerja atau diletakkan pada benda
kerja dengan cara mengukur.
Indexing Jig
Pada jig untuk pembuatan lubang secara linier, benda kerja dapat langsung
digeserdengan melewati pengarah linier di sampingnya. Sedangkan pada jig untuk
pembuatan lubang secara melingkar, terdapat suatu poros yang digunakan sebagai
22
pusat putaran. Pada ujung poros diberi bantalan, yang berguna untuk menghindari
gesekan anatara poros dengan frame. Pada poros ini diletakkan plat indeksi.
Sedangkan benda kerja biasanya dijepit diantara penjepit denganplat indeksi.
Sehingga baik plat indeksi maupun penjepit akan ikut berputar bersama benda kerja
bila poros diputar. Pada plat indeksi terdapat lubang atau celah yang digunakan
untuk indeksi. Sedangkan pengindeksi biasanya dipasang pada frame.
Biasanya jig jenis ini dicekam pada meja mesin drilling. Untuk
mencekamnya haruslah diperhatikan, bahwa bush harus lurus dengan drill.
Pencekaman ini berguna, supaya jig tidak bergeser saat proses terjadi dan saat
ndeksi, sehingga kedudukan drill tetap lurus terhadap drill bush.
Universal Jig
Jig ini diproduksi ecara komersial dan dapat digunakan untuk mengerjakan
proses drilling secara umum. Dengan sedikit pengfaturan jig ini dapat
digunakanuntuk mengerjakan proses drilling yang khusus.
Vise Jig
Adalah jig yang pemakaiannya adalah dicekampada ragum jig ini biasanya
digunakn untuk benda kerja dengan volume kecil dengan produksi sedikit atau
benda kerja untuk prosuksi banyak tercapai sederhana pengerjaanya.
2.6 Pengelasan
Banyak jenis pengelasan dalam industry, tetapi yang palaing penting ada
tiga macam, yaitu las gas (gas welding), las busur (arc welding) dan las tahanan
(resistant welding).
Tabel 2.3 Tabel Kampuh Las (Sumber : Jensen, Haisel. 1983. Hal 233)
24
Pada suhu kestabilan ini austenite lunak, ulet dan mudah dibentuk. Pada saat
suhu ini tercapai dan telah benar-benar stabil, bila didinginkan akan menghasilkan
26
struktur ferit dan karbit (perlit). Bila pendinginannya lambat, yang terbentuk adalah
perlit kasar, bila agak cepat yang terbentuk adalah perlit halus. Tetapi bila
pendinginan itu sangat cepat maka yang terbentuk adalah martensit.
Pada pendinginan yang sangat cepat ini yang terjadi adalah suatu pergeseran
struktur, bukan difusi. Hal ini terjadi dengan cepat sehingga semua karbon
tertinggal di dalam larutan padat. Struktur yang terbentuk adalah tetragonal
sehingga karbon terperangkap dalam kisi-kisi dan slip sulit terjadi, karena itu
martensit keras, kuat dan rapuh.
Tegangan tarik terjadi akibat adanya gaya aksial pada elemen. Besarnya tegangan
tarik dapat dihitung dengan rumus :
dimana :
= tegangan tarik (N/mm )
F = gaya tarik (N)
A = luasan (mm )
Dari rumus diatas dapat dikembangkan untuk mencari dimensi elemen jika
tegangan tarik elemen itu diketahui.
.
=
4
.
D = .
l . h =
tegangan geser terjadi karena suatu luasan terkena beban tangensial. Besarnya
tegangan geser dihitung dengan rumus :
T =
dimana :
T = tegangan geser (N/mm )
F = gaya (N)
A = luasan (mm )
29
Dari rumus diatas dapat dikembangkan untuk mencari dimensi elemen jika
tegangan tarik elemen itu diketahui.
.
=
.
d = .
l .h =
= (0,5 – 0,7)
=F.L
dimana :
.
= /
30
dimana :
dari rumus diatas dapat dikembangkan untuk mencari dimensi elemen jika tegangan
tarik elemen itu diketahui.
Karena : I =
Maka :
. .
= .
. .
d =
karena :
.
I =
maka,
. .
= .
. .
h = .