Anda di halaman 1dari 10

Judul : Mikrozonasi Kerentanan Likuifaksi Di Kecamatan Selebar Kota

Bengkulu Menggunakan Metode LPI (Liquefaction Potential


Index)
Pengusul : Hanifatu Safira
NPM : G1B016024

ABSTRAK
Bengkulu adalah kota yang rawan terhadap bencana alam dalam bentuk banjir,
gempa bumi dan angin kencang. Letak Kota Bengkulu berada pada pertemuan
lempeng tektonik Samudera Hindia dan lempeng tektonik Asia menyebabkan
Kota Bengkulu rawan bencana gempa dan tsunami (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, 2012). Terjadinya gempa merupakan salah salah satu
pemicu terjadinya likuifaksi. Penelitian kerentanan likuifaksi ini dilakukan dengan
menggunakan pengukuran kecepatan gelombang geser (Vs). Daerah yang
berpotensi terjadi likuifaksi ditentukan berdasarkan faktor aman (FS) terhadap
likuifaksi dengan menggunakan metode Simplified Procedure. Seberapa besar
tingkat kerentanan likuifaksi dilakukan dengan menghitung nilai LPI
(Liquefaction Potential Index) menggunakan persamaan Iwasaki dkk. (1981).
Hasil akhir yang didapatkan dari penelitian ini berupa mikrozonasi kecamatan
yang diharapkan digunakan sebagai acuan pembangunan dan mitigasi bencana
likuifaksi yang dapat terjadi di Kota Bengkulu khususnya Kecamatan Selebar.

Kata kunci : likuifaksi, kecepatan gelombang geser (Vs), faktor aman (SF),
LPI (Liquefaction Potential Index).

A. Latar Belakang
Bencana merupakan suatu kejadian alam yang tidak dapat diprediksi waktu
terjadinya (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2007). Berbagai macam
bencana yang sering terjadi salah satunya yaitu gempa bumi. Bengkulu adalah
kota yang rawan terhadap bencana alam dalam bentuk banjir, gempa bumi dan
angin kencang. Letak Kota Bengkulu berada pada pertemuan lempeng tektonik
Samudera Hindia dan lempeng tektonik Asia menyebabkan Kota Bengkulu rawan
bencana gempa dan tsunami (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kuningsih dan Wulansari (2018) dalam
pemetaan likuifaksi di kompleks Candi Prambanan, fenomena likuifaksi terjadi
pada lapisan tanah granuler (kepasiran) yang jenuh air dan menerima beban siklik
akibat gempa. Hal tersebut memicu naiknya tekanan air pori pada tanah.
Gempa bumi sering melanda Bengkulu, pada tanggal 12 September 2007
terjadi gempa berkekuatan 8,6 Mw yang mengguncang Bengkulu menimbulkan
bencana paling besar di Bengkulu (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
2010). Gempa bumi biasanya berlangsung sangat cepat. Terjadinya gempa
merupakan salah salah satu pemicu terjadinya likuifaksi. Likuifaksi itu sendiri
merupakan suatu fenomena kehilangan kekuatan geser tanah pada lapisan tanah
pasir yang jenuh air akibat getaran gempa bumi. Peristiwa tersebut menyebabkan
tanah mengalami keruntuhan dan berperilaku seperti cairan (Mase dkk., 2017).
Berbagai studi penelitian mengenai likuifaksi di daerah Kota Bengkulu
pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa
Kota Bengkulu memiliki beberapa daerah yang berpotensi terkena likuifaksi.
Penyebaran titik penelitian yang berpotensi terkena likuifaksi tersebut tidak
tersebar merata se-Kota Bengkulu sehingga dapat dikatakan belum cukup baik.
Kurang tersebarnya titik penelitian sebelumnya menjadi tujuan dari penulis untuk
mengembangkan penyebaran studi potensi likuifaksi di Kecamatan Selebar yang
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pembangunan di Kecamatan
Selebar kedepannya.
Penelitian kerentanan likuifaksi ini dilakukan dengan menggunakan
pengukuran kecepatan gelombang geser (Vs). Daerah yang berpotensi terjadi
likuifaksi ditentukan berdasarkan faktor aman terhadap likuifaksi dengan
menggunakan metode Simplified Procedure yang diusulkan oleh Idriss &
Boulanger (2008). Seberapa besar tingkat kerentanan likuifaksi dilakukan dengan
menghitung nilai LPI menggunakan persamaan Iwasaki dkk. (1981). Hasil akhir
yang didapatkan dari penelitian ini berupa mikrozonasi kecamatan yang dapat
digunakan sebagai acuan pembangunan dan mitigasi bencana likuifaksi yang
dapat terjadi di Kota Bengkulu khususnya Kecamatan Selebar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menganalisis kerentanan likuifaksi yang terjadi di
Kecamatan Selebar?
2. Bagaimana kondisi dan penggolongan lapisan tanah pada Kecamatan
Selebar?
3. Bagaimana pemetaan mikrozonasi kerentanan likuifaksi yang terjadi di
Kecamatan Selebar?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode analisis kerentanan likuifaksi yang terjadi di
Kecamatan selebar.
2. Untuk mengetahui kondisi dan golongan lapisan tanah pada Kecamatan
Selebar.
3. Untuk memberikan gambaran berupa pemetaan mikrozinasi kerentanan
likuifaksi yang terjadi di Kecamatan Selebar.

D. Batasan Masalah
1. Pengambilan data dibatasi pada lingkup Kecamatan Selebar.
2. Metode pengambilan data menggunakan alat ukur kecepatan gelombang
mikrotremor.
3. Pengolahan data korelasi kerentanan likuifaksi hasil pengukuran mikrotremor
menggunakan metode HVSR.
4. Data gempa yang digunakan dalam analisis adalah data gempa terbesar di
Bengkulu sebesar 8,4 Mw pada tanggal 12 September 2007.

E. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya Kecamatan Selebar
tentang pemetaan atau penyebaran daerah yang memiliki potensi likuifaksi
dan sebagai petunjuk mitagasi bencana yang terjadi.
2. Menjadi bahan acuan pembangunan di daerah Kecamatan Selebar
kedepannya.
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian tentang potensi likuifaksi di daerah Kota Bengkulu telah
dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut dapat dilihat pada table
berikut.

No. Peneliti Metode Hasil Kelemahan


1 Sugalang &  Pengumpulan data Hampir semua daerah  Analisis FS tidak
Buana primer uji sondir dan data penyelidikan di Kota menggunakan
(2012) sekunder dari instansi Bengkulu menunjukkan metode yang paling
terkait. potensi likuifaksi yang mendekati dalam
tinggi terutama pada
 Analisis FS menggunakan mengestimasi dan
daerah pesisir. menganalisis
metode Youd & Idriss
(2001). likuifaksi.
 Tidak menggunakan
 Analisis tigkat kerentanan percepatan tanah
likuifaksi menggunakan maksimum di Kota
metode LPI oleh Iwasaki Bengkulu.
dkk. (1984).
 Akurasi pemetaan
zonasi bahaya
likuifaksi belum baik
2 Misliniyati  Pengumpulan data Kelurahan Lempuing  Titik investigasi
dkk. (2013) dilakukan dengan termasuk dalam wilayah masih sedikit.
menggunakan CPT. dengan potensi likuifaksi  Tidak dilakukan
tinggi hingga kedalaman
 Analisis FS menggunakan analisis tingkat
2 meter. kerentanan
metode Idriss &
Boulanger (2008). likuifaksi.
 Kondisi perlapisan
tanah pada daerah
penelitian tidak
dijelaskan.
 Belum dibuat peta
zonasi bahaya
likuifaksi.

3 Mase &  Penyelidikan tanah Akibat PGA kritis rata-  Titik investigasi
Somantri dilakukan dengan alat rata, nilai faktor aman masih sedikit.
(2016a) CPT yang dilakukan di 3 yang dihasilkan berkisar  Tidak dilakukan
titik penyelidikan yang 0,503 dan 2,64. analisis tingkat
tersebar di Kelurahan Analisis probabilitas kerentanan
Lempuing. likuifaksi menunjukkan likuifaksi pada
bahwa semakin besar
 Analisis balik dilakukan daerah penelitian.
dengan menggunakan
faktor aman, maka  Belum dibuat peta
probabilitas likuifaksi zonasi bahaya
persamaan CSR oleh
menjadi semakin kecil. likuifaksi di daerah
Seed & Idriss (1971)
Nilai FS yang diperoleh penelitian.
untuk memperoleh
dari hasil penelitian ini
besaran nilai percepatan
memberikan gambaran
maksimum kritis (PGA
bahwa nilai PGA kritis
kritis).
mampu memicu
likuifaksi pada lapisan
batuan yang
dangkal.
4 Mase &  Memvariasikan nilai Daerah Pantai Panjang  Titik investigasi
Somantri PGA untuk pada titik penelitian masih sedikit.
(2016b) mendapatkan FS berpotensi rendah  Analisis FS tidak
maksimum dan terjadi likuifaksi, menggunakan
minimum. sedangkan daerah titik metode yang paling
penelitian di Lempuing
 Analisis FS menggunakan mendekati dalam
dan Anggut memiliki mengestimasi
metode Seed & Idriss
tingkat kerentanan kesesuaian prediksi
(1971).
likuifaksi sangat tinggi dan kejadian di
Analisis tigkat kerentanan
khususnya ketika Mw lapangan dalam
likuifaksi menggunakan
6. menganalisis
metode LPI oleh Iwasaki
dkk. (1984). likuifaksi.
 Belum dibuat peta
zonasi
5 Suhartini  Analisis likuifaksi Hasil analisis  Titik investigasi
(2019) menggunakan metode diinterpretasikan ke masih sedikit.
MASW dan mikrotremor. dalam peta mikrozonasi  Titik investigasi
untuk keperluan
 Analisis tigkat kerentanan belum rata.
likuifaksi menggunakan
mitigasi bencana  Investigasi hanya
likuifaksi. berpusat pada satu
metode LPI oleh Iwasaki
dkk. (1984). Kecamatan.

G. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
1.1 Data Primer
Pengumpulan data primer pada penelitian ini menggunakan metode
survei, yaitu penyelidikan tanah menggunakan sondir dan survei
mikrotremor. Survei mikrotremor menggunakan alat Seismograph
Portable Short Period dilakukan di Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu.
1.2 Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan berupa data penyelidikan tanah
terdahulu, seperti sondir dan survei mikrotremor pada 32 titik
pengujian yang tersebar di seluruh Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode investigasi lapangan dan analisis
data yang dilakukan di Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu. Penelitian ini
telah mengumpulkan data CPT (Cone Penetration Test) yang berada pada
Kecamatan selebar kemudian dilakukan survei geofisika menggunakan alat
digital portable seismometer dan seismograph. Studi pustaka dilakukan
untuk memperoleh pengetahuan dan refrensi tentang analisis profil
kecepatan gelombang geser (Vs) menggunakan data mikrotremor dan CPT
(Cone Penetration Test). Hasil investigasi geoteknik berupa informasi
perlapisan permukaan tanah dan ketahanannya digunakan sebagai acuan
model awal dalam menentukan kecepatan gelombang geser (Vs).
Data yang diperoleh dari lapangan hasil rekaman Seismograph
Portable Short Period diolah menggunakan Software Geopsy dengan
beberapa tahapan menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral
Ratio (HVSR). Proses selanjutnya dilakukan smoothing menghasilkan
kurva H/V yang akan di simpan dalam format *.hv. Setelah itu, dilakuksn
analisa inversi dilakukan dengan metode iterasi yang dipadukan dengan
konsep. Inversi kurva HVSR bertujuan untuk mengestimasikan parameter
fisis batuan yang tidak diketahui sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah
menurunkan parameter tersebut kedalam profil kecepatan gelombang geser
(Vs).
Apabila segala parameter yang dibutuhkan sudah diketahui, setelah itu
dapat dilakukan analisis likuifaksi. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi perlapisan tanah, kedalaman tanah yang dapat
terlikuifaksi dan kemampuan tanah dalam menahan likuifaksi dari profil
nilai kecepatan gelombang geser (Vs). Nilai faktor aman terhadap
likuifaksi dari metode Simplified Procedure berfungsi untuk menentukan
potensi likuifaksi di daerah penelitian, ketika FS ≤ 1 likuifaksi berpotensi
terjadi dan sebaliknya apabila FS > 1 likuifaksi tidak berpotensi terjadi.
Jika dalam analisis didapat nilai FS ≤ 1, maka daerah tersebut akan
dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode Liquefaction Potential
Index. Dari hasil analisis didapatkan nilai Liquefaction Potential Index
yang dapat sesuaikan dengan rentan nilai 0 < LPI ≤ 5, maka tingkat
kerusakan akibat likuifaksi adalah rendah, ketika rentan nilainya 5 < LPI ≤
15, maka tingkat kerusakan tersebut tinggi; dan sangat tinggi ketika rentan
nilainya adalah > 15.
3. Bagan Alir

Mulai

Studi Pustaka

Pengumpulan data primer Pengumpulan data sekunder

1. Survei geofisika menggunakan 1. Data CPT di Lokasi Penelitian


mikrotremor 2. Data Mikrotremor di Lokasi Penelitian
3. Peta Administrasi Kota Bengkulu (*.shp)

Pengolahan Data

1. Proses pengolahan data mikrotremor menggunakan software geopsy untuk mendapatkan


kurva H/V.
2. Proses inversi data mikrotremor untuk memperoleh profil kecepatan gelombang geser (V s)
menggunakan model dari perlapisan tanah data CPT menggunakan HV-Invers.

Analisis Data

1. Analisis kondisi perlapisan tanah dengan nilai kecepatan gelombang geser (V s).
2. Analisis potensi likuifaksi menggunakan nilai LPI
3. Analisis Tingkat kerentanan likuifaksi

Validasi

Selesai

Bengkulu, Juni 2020


Menyetujui,
Dosen Bidang Ilmu Pengusul

Lindung Zalbuin Mase, Ph.D. Hanifatu Safira


NIP. 19880413 201504 1 001 NPM. G1B016074
Disetujui dan ditetapkan sebagai :
Pembimbing Utama :
Pembimbing Pendamping :

Bengkulu, Juni 2020

Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil Koordinator Skripsi

Besperi, S.T., M.T. Lindung Zalbuin Mase, Ph.D.


NIP. 19690417 200012 1 001 NIP. 19880413 201504 1 001
SURAT REKOMENDASI DOSEN BIDANG ILMU

Setelah menelaah outline proposal skripsi dengan:


Judul : Mikrozonasi Kerentanan Likuifaksi Di Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu Menggunakan Metode LPI (Liquefaction Potential
Index)
Pengusul : Hanifatu Safira
NPM : G1B016074

Kami merekomendasikan bahwa judul tersebut diatas:


a. Dapat dilanjutkan kepada pembimbing proposal
b. Dapat dilanjutkan
dengan cara:
Penambahan Variabel:
-
-
-
c. Tidak dapat dilanjutkan karena:
-
-
-

Demikianlah rekomendasi ini kami berikan agar dapat dipergunakan sebagai mana
mestinya.
Bengkulu, Juni 2020

Dosen Bidang Ilmu

Lindung Zalbuin Mase, Ph.D.


NIP. 19880413 201504 1 001
SURAT PERNYATAAN TERLIBAT PENELITIAN DOSEN

Bersama surat ini saya Lindung Zalbuin Mase, Ph.D. sebagai dosen yang
melakukan “Research Liquefaction” menyatakan bahwa :

Nama NPM
Rexy Julianto (G1B016006)
Suci Luthfiani Zain (G1B016034)
Nurul Fadila (G1B016040)
Aldy (G1B016054)
Hanifatu Safira (G1B016074)

terlibat langsung pada “Research Liquefaction” yang dilakukan di Kota Bengkulu.


Demikianlah surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

Bengkulu, Maret 2020

Dosen Peneliti

Lindung Zalbuin Mase,Ph.D.


NIP. 19880413 201504 1 001

Anda mungkin juga menyukai