Anda di halaman 1dari 5

Apa yang Dimaksud dengan Bekisting?

Berikut Penjelasan Lengkapnya

A. Pendahuluan
Membangun hunian yang kokoh dan dapat bertahan dalam waktu lama tentu membutuhkan
perhitungan yang terukur dan matang. Perhitungan tersebut, misalnya, dilakukan sejak
menggambar sketsa, mengalkulasi kebutuhan bahan, dan lain-lain.
Banyak bangunan yang hanya bertahan beberapa saat saja pasca ia rampung pengerjaan
sebelum akhirnya benar-benar tumbang dan terkapar. Namun, di lain pihak, terdapat
bangunan yang justru tetap tegak dengan kokoh setelah melewati ratusan musim. Dengan kata
lain, salah membuat kalkulasi di awal akan berdampak buruk di kemudian hari. Korbannya,
tentu saja, si pemilik hunian atau bangunan sendiri.
Nah, agar tidak keliru dalam membuat langkah awal, berikut ini akan diuraikan secara
lengkap tentang salah satu unsur pokok dalam konstruksi, yakni bekisting. Uraian mengenai
bekisting ini akan diberikan secara lengkap, mulai dari pengertian hingga pemasangannya.

B. Apa Itu Bekisting?


Di Indonesia, bekisting (formwork) dikenal dengan beragam istilah, misalnya cetakan, mal,
dan acuan. Dan dari beragam istilah populer yang mengacu kepada bekisting tersebut
sebetulnya telah tersirat pengertian dasarnya.
Namun demikian, apa itu bekisting? Secara sederhana, bekisting adalah sebuah cetakan yang
berfungsi sebagai penahan beton pada proses pengecoran. Karena fungsi utamanya sebagai
penahan, maka bekisting akan dibuka atau dibongkar kembali manakala beton yang dituang
ke dalamnya sudah mencapai tingkat kepadatan standar.
Di samping sebagai penahan beton cair, tentu saja bekisting dapat pula dijadikan sebagai
peletak atau pembentuk pola dasar bagi struktur pembuatan model konstruksi tertentu pasca
pengecoran. Oleh sebab itu, bentuk bekisting dapat dipola berdasarkan keinginan bentuk-
bentuk artistik tertentu. Namun secara umum, pola bangun/struktur bekisting sebaiknya
memenuhi unsur berikut:
1. Struktur bekisting memungkinkan untuk dipasangi tulangan
2. Memungkinkan pengecoran dan pemadatan bahan cor
3. Tidak merusak beton saat bekisting dilepas
C. Fungsi Bekisting pada Proses Konstruksi
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa bekisting adalah penahan beton cair pada saat
pengecoran, maka dalam proses konstruksi ia berfungsi untuk membentuk dan mempola
beton padat. Dengan kata lain, jika bentuk beton padat yang dikehendaki balok, maka
pembuatan bagian “interior” bekisting pun harus berbentuk balok.
Fungsi bekisting yang demikian sebetulnya sangat membantu pekerja dalam proses
pengerjaan bangunan lanjutan.

D. Bekisting Terbuat dari Apa?


Secara tradisional, bekisting terbuat dari triplek (plywood) dan kayu. Namun, sejak
ditemukannya plat besi (knockdown) sebagai bahan pengganti keduanya dalam berbagai
pemanfaatannya pada konstruksi bangunan, bekisting tidak lagi kita kenal dalam bentuknya
yang tradisional. Bekisting juga dimungkinkan dirangkai menggunakan plat besi.
Plat besi telah menggantikan kayu, bahkan secara lebih ringkas dan portable sekaligus. Plat
besi memiliki keunggulan tersebut, karena dari plat besi yang sama kita dapat menyesuaikan
pola yang kita kehendakaki. Pun tanpa harus membuang bagian yang tidak perlu, atau
menyusun bekisting baru dari bahan yang ukurannya juga baru. Sebaliknya, kayu dan triplek
tidak bisa diperlakukan demikian. Kayu jelas tidak tahan air dan semen dalam waktu lama,
juga tidak portable dan ringkas.
Namun, tentu saja pembuatan bekisting amat tergantung pada kebutuhan dan budget.
Bekisting untuk keperluan sendiri, misalnya, orang pasti lebih memilih bekisting dari kayu;
bukannya yang terbuat dari plat besi. Jadi, secara umum bekisting terbuat dari bahan-bahan
tradisional (misalnya triplek dan kayu) dan bekisting yang berbahan plat besi.

E. Apa itu Bekisting Balok?


Sesuai dengan namanya, bekisting balok adalah bekisting yang tersusun dari balok-balok
persegi panjang dan biasanya dipasang dengan posisi berdiri. Berikut ini tahap-tahap tata
kerja bekisting balok, yaitu;
1. Pembuatan
Pada tahap pembuatan (building) ini, material papan atau multiplek yang sesuai ukuran
disiapkan. Lalu, diadakan pemotongan alas dan panel balok sesuai dengan jarak dan
ukuran yang telah direncanakan sejak awal.
2. Pemasangan
Dalam tahap pemasangan ini, sekurangnya terdapat beberapa tahap pengerjaan yang harus
dilewati, misalnya menentukan ukuran ketinggian dari dasar bekisting balok, memasang
dasar untuk tiang perancah, menyiapkan perancah untuk dipasang, memasang balok engkel
(gelagar panjang), dan seterusnya.
3. Pembongkaran
Pembongkaran (strip) adalah proses membuka bakisting balok setelah cor beton dianggap
telah mencapai batas kepadatan standar. Dalam tahap ini, mula-mula dengan melepas skoor
pada pipi balok secara efisien dan berhati-hati, dilanjutkan dengan pembongkaran alas
serta gelagar panjang dan balok surinya, lalu pembukaan penyanggah dikerjakan secara
teratur.

F. Jenis-Jenis Bekisting yang Biasa Digunakan


Terdapat beberapa jenis bekisting yang dikenal masyarakat hingga dewasa ini. Namun, tidak
semua jenis bekisting itu lumrah atau umum dipakai dalam proses pengerjaan konstruksi. Dua
jenis bekisting berikut merupakan bekisting yang paling lumrah kita jumpai.
1. Bekisting Tradisional (Berbahan Kayu)
Jenis bekisting yang ini agaknya masih menjadi yang dominan di tengah masyarakat.
Sekalipun butuh lebih banyak tenaga dalam pengerjaannya, namun bekisting tradisional
masih dianggap jauh lebih murah ketimbang jenis bekisting yang lebih modern. Dengan
kata lain, biasa sewa bekisting modern masih jauh di atas biaya yang harus dikeluarkan
untuk membeli kayu, paku, dan seterusnya.
Bekisting tradisional dengan bahan kayu ini, dengan demikian, dibuat demi kebutuhan
temporal atau sementara. Pengerjaan gedung bertingkat dalam skala kebutuhan yang
panjang tentu membutuhkan jenis bekisting yang lebih kokoh dan portable ketimbang
kayu.
2. Bekisting Plat Besi (Knockdown)
Bekisting plat besi merupakan pilihan terbaik bagi mereka yang mengerjakan proyek
konstruksi dalam skala besar. Lalu, material apa sajakah yang diasosiasikan sebagai
bekisting plat besi? Menurut berbagai sumber, materi bekisting ini terbuat dari besi hollow
dan plat baja.
Karena materialnya yang kokoh, tahan lama, dan ukurannya mudah dimodifikasi,
bekisting jenis ini memang umumnya dipakai dalam pembangunan konstruksi yang
jumbo. Jadi, untuk mengerjakan berbagai bentuk beton balok, pekerja tidak harus
membuat ulang bekisting. Mereka cukup memanfaatkan bekisting yang sudah sejak awal
disediakan, dan itu akan bertahan hingga pengerjaan konstruksi mencapai titik rampung.
Bekisting ini biasanya dipakai untuk, misalnya sebagai cetakan box culvert, u ditch dan
tutupnya, kanstin beton, saluran buis beton, dan pagar beton panel.

G. Bagaimana Cara Memasang Bekisting?


Bagaimanakah tata cara pemasangan pemasangan (erect) bekisting yang benar? Berikut
uraiannya.
 Terlebih dahulu tentukan ukuran ketinggian dari dasar bekisting. Lalu, tariklah dua titik
yang sudah ditentukan ukurannya menggunakan waterpass. Hasil ukuran ini akan menjadi
dasar bekisting.
 Pasang papan yang akan dijadkan sebagai alas bagi perancah.
 Pasang balok atau stempel kaso/perancah berdasarkan jarak antar-tiang yang sudah
ditentukan dalam gambar kerja. Pasang juga pengaku jika dibutuhkan.
 Pasanglah balok engkel (gelagar memanjang) di mana gelagar atas menempel atau
menyentuh benang hasil pengukuran dari waterpass.
 Pasanglah balok suri persis di atas balok engkel.
 Pasanglah bodeman (rangka alas balok) yang acuannya adalah titik tengah atau as balok
yang telah telah diberi tanda.
 Jika pemasangan alas balok sudah benar, sekarang mulai kerjakan perangkaian panel pada
pipi-pipi balok. Usahakan bahwa posisi atau letak pipi balok tersebut tegak lurus dengan
alas balok.
 Lalu pasang juga skoor akan berfungsi sebagai penahan ketegakan pipi balok dan penahan
beban cor beton dituangkan.

Sumber Tulisan
https://www.dekoruma.com/artikel/128096/serba-serbi-bekisting
https://asiacon.co.id/blog/pengertian-bekisting-adalah
https://sipil.uma.ac.id/bekisting-atau-formwork-dan-jenisnya/
http://repository.untag-sby.ac.id/6776/3/Bab%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai