Anda di halaman 1dari 12

KD. 3.

3
MATERI PERTEMUAN PERTAMA

Pengertian Keadilan

Adil menurut KBBI, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar dan tidak sewenang-wenang.
Sementara Keadilan diartikan sebagai suatu sifat atau perbuatan atau perlakuan yang adil.

Secara umum arti adil adalah suatu sikap yang jujur dan tidak memihak, juga bertindak secara objektif berdasarkan
kebenaran yang ada. Dari segi sejarah dan bahasa, kata adil berasal dari bahasa Arab dimana berarti di tengah-tengah,
jujur, dan tulus.
Pengertian Keadilan Menurut Alkitab

Alkitab pun meletakkan keadilan sebagai bagian vital dalam kehidupan sosial manusia.


Deskripsi Alkitab mengungkapkan bahwa Allah adalah pribadi yang adil dan tidak ada kecurangan dalam diri
Allah
Menurut Baker, dalam Perjanjian Lama ada dua kata yang menggambarkan pengertian mengenai “adil” yaitu:
“tsedeq” dan “mishpat”, keadilan yang dimaksudkan itu tidak berdiri sendiri namun berkaitan dengan kebenaran
dan hukum. Artinya, keadilan itu tidak terlepas dari kebenaran dan penerapan hukum yang benar, yang sesuai.
Dalam bahasa Yunani keadilan disebut dengan kata: dikaiosyne. Kata-kata tersebut dalam Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru dipakai untuk melukiskan suatu penerapan hukum yang benar, memakai timbangan yang
benar, perilaku yang adil, jujur, dan benar.
Keadilan artinya, apa yang benar dan sesuai (dengan kenyataan), misalnya, hukuman terhadap
ditetapkan berdasarkan kebenaran yang ada sebagaimana Allah menyatakan diri sebagai Allah yang adil, Allah yang
berada di pihak mereka yang benar, mereka yang tertindas dan hak-haknya dirampas, mereka yang miskin, janda
anak yatim piatu. 
Dalam pengertian ini, Allah yang adil itu adalah Allah yang “membebaskan”. Jadi, pengertian adil tidak
hanya ditujukan pada perwujudan hukum yang benar namun pada “pembebasan” atau kemerdekaan. Allah yang adil
itu adalah Allah yang membebaskan. Melalui tindakan yang adil, maka shalom Allah dinyatakan dan diwujudkan.
Dengan demikian, keadilan juga mengandung makna memperbaiki atau merestorasi apa yang telah rusak
menjadi normal kembali. Keadilan memiliki makna yang luas dan dalam, keadilan merupakan ibadah yang
berkenan kepada Allah (Kitab Amos 5:7-13; 21-27, dan Yeremia 9:24).
Ayat-ayat berikut ini menunjukkan kebenaran tersebut:
Mazmur 145:17: “Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Zefanya 3:5: “Tetapi Tuhan adil di tengah-tengahnya, tidak berbuat kelaliman. Pagi demi pagi Ia memberi hukum-
Nya; itu tidak pernah ketinggalan pada waktu fajar. Tetapi orang lalim tidak kenal malu!”. 
Dari berbagai pemaparan tersebut di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa adil berarti bertindak dengan
benar sesuai dengan standar kebenaran atau ketetapan hukum yang berlaku. Allah itu adil, artinya, Allah akan
selalu berlaku benar sesuai dengan prinsip kebenaran-Nya. Dia tidak akan pernah melanggar ketetapan-
ketetapan hukum yang telah dibuat-Nya.
Keadilan Allah dapat kita rasakan dalam berbagai cara, antara lain:
1. Allah mencintai kebenaran dan menolak kejahatan, Allah mencintai mereka yang taat dan setia pada jalan-Nya.
2. Allah menghukum orang-orang yang tidak hidup dalam jalan-Nya, mereka yang tidak taat pada perintah-Nya.
Menghukum tidak berarti Allah adalah Allah penghukum, Ia menghukum karena keadilan-Nya. keadilan Allah
dinyatakan dengan menjatuhkan hukuman atas setiap pelanggaran dan dosa. Dia tidak akan membiarkan
pelanggaran dan dosa berlalu begitu saja dari hadapan-Nya. Dia akan mengganjarnya dengan hukuman. 
3. Allah memberikan tempat bagi mereka yang taat dan setia pada perintahNya. Semua yang dilakukan oleh
manusia tidak luput dari penilaian Allah. Jika setiap kejahatan memperoleh ganjaran atau hukuman, maka setiap
kebaikan dan pekerjaan baik yang kita lakukan dihargai oleh-Nya.  

Keadilan Salomo dalam Alkitab

Dalam 1 Raja-raja 3:16-28. Ada persoalan hukum, permasalahan pelik dihadapi Salomo bagaimana ia
mengetahui ibu yang asli dari antara dua ibu yang berebutan bayi. Masing-masing mengaku ibu kandung dari satu
bayi. kedua ibu itu adalah pelacur; sedangkan Pengetahuan Salomo sangat minim tentang latar belakang kedua kubu
yang bersengketa itu; Salomo sulit menentukan mana yang benar dan yang salah. Bayi yang diperebutkan masih
terlalu kecil untuk mengenali wajahnya mirip dgn ibu yang mana, dan siapa ibu yang sebenarnya. dan tidak ada
saksi fakta yang melihat, mengalami,  mengetahui, peristiwa pertukaran bayi itu,  untuk  memperkuat argumentasi
masing-masing.
 Hikmat Allah nyata dalam diri Salomo. Salomo mengungkap motivasi dari masing-masing ibu itu dan dapat
menemukan kebenaran materil yang mana ibu yang asli. Salomo melakukan sok terapi, ia mengunakan pendekatan
psikologi, dan gesture (menganalisis gerak-gerik) memerintahkan supaya bayi itu dipenggal/mutilasi bagi dua saja
dan masing-masing ibu mendapatkan separuh anak. Respons atau sikap setiap ibu menunjukkan motivasi masing-
masing 1Raj 3:26. Salomo akhirnya berhasil menunjukkan  siapa ibu kandung bayi itu, dalam waktu singkat. (1Raj
3:27). Salomo berhasil menyelesaikan masalah pelik dengan metode yang kreatif dan unik untuk menyingkapkan
fakta yang sebenarnya.
Peristiwa ini tidak hanya menjadikan Salomo diakui sebagai raja yang berhikmat, bahkan Allah juga mendapatkan
pengakuan sebagai Allah yang mengaruniakan hikmat kepada Salomo untuk menegakkan kebenaran dan keadilan
dengan menelanjangi kebohongan. (1Raj 3:28). Salomo dihormati karena hikmat Allah ada di dalam dirinya, dan
Allah sebagai hakim yang maha mulia dipermuliakan melalui dirinya.
Di balik pemecahan suatu masalah, orang akan menilai siapa sang hakim dan akan mengetahui siapa Allah sang
hakim itu. Bila hakim berhasil memecahkan masalah dengan benar, nama Tuhan yang dipuji dan dimuliakan,
sebaliknya bila tidak, nama Tuhan dipermalukan oleh keputusan hakim itu. Oleh karena itu, hakim walaupun
dipersidangan kerap disapa sebagai yang mulia, jangan bangga dulu  karena ada  yang maha mulia di Sorga. hakim
jangan bersandar kepada kepandaian sendiri, sebaliknya harus memohon hikmat Allah dalam setiap pemecahan
masalah.
MATERI PERTEMUAN DUA

Keadilan Dan Demokrasi Yang Mengacu Pada Alkitab

Demokrasi menurut pandangan Kristen mengarah pada sikap dan teladan Yesus Kristus semasa hidupnya
yang seturut dengan kehendak Allah. Beberapa ayat yang secara tidak langsung membicarakan proses yang
mengarah ke proses demokrasi, beberapa ayat alkitab tentang demokrasi yakni :

 Mazmur 146:5-9
Ayat alkitab tentang demokrasi dapat kita lihat dalam perjanjian lama yakni dalam Mazmur 146:5-9, dalam ayat
alkitab tentang demokrasi ini menekankan jika Tuhan merupakan tempat pertolongan bagi orang yang tertindas
dan lemah, Allah yang adil bagi orang yang tertindas dan terperas, Allah yang menegakan kepala orang yang
tertunduk dan menjaga anak-anak yatim dan janda
Dalam demokrasi digambarkan secara nyata jika semua manusia tertutama rakyat memiliki hak yang sama dalam
menentukan hidupnya karena Tuhan tentunya akan memberikan yang terbaik kepada kita, bukan apa yang kita
inginkan namun apa yang kita perlukan. Semua itu telah direncanakan dan ditetapkan Tuhan bahkan sebelum
seseorang ada di dunia ini, Tuhan adalah Alfa dan juga Omega.
Demokrasi ada dalam peradaban manusia semata-mata sebagai bukti nyata bahwa manusia merupakan mahluk
ciptaan Tuhan yang paling di sukai sehingga berpendapat dan suara yang diutarakan boleh disalurkan dan
didengarkan kepada orang lainnya.
 Markus 12:13-17 ini menceritakan beberapa orang yang bertanya kepada Yesus perihal membayar pajak, Yesus
menegaskan kepada kita sekali lagi hendaknya kita melakukan kewajiban yang telah diberikan atas diri pribadi.
Apa yang seharusnya diberikan dan dipersembahkan kepada Allah maka perbuatlah demikian, apa yang
seharusnya diberikan kepada Negara seperti pajak hendaklah kita juga taat untuk melakukannya seperti
halnya karakter Kristus yang selalu menaati keinginan Bapa. Pajak merupakan iuran yang dipungut oleh Negara
dari orang-orang yang telah memiliki atau memenuhi persyaratan tertentu baik itu melalui segi usia atau jumlah
pendapatan.
Pajak dalam demokrasi memiliki peranan yang besar dalam proses berjalannya administrasi Negara dalam
pembiayaannya dalam jangka waktu tertentu. Pajak yang diterima dari rakyat akan di salurkan dan dipungut
melalui rakyat lainnya sebagai wakil yang mana seterusnya digunakan demi pembangunan dan kesejahteraan
rakyat itu sendiri. Cara hidup gereja modern dapat seperti membayar pajak dan memahami ayat alkitab tentang
hari sabat serta melakukannya, gereja juga harus taat kepada pemerintah yang sedang berlangsung karena
pemerintahan yang berlangsung juga ada karena kuasa Tuhan di dalamnya.
 Nehemia 2:17
Dalam kitab ini dapat diketahui bahwa manusia haruslah dan berkewajiban untuk bersatu dalam membangun
atau melakuakan sesuatu. Membangun kembali atau memulai suatu hal yang baru dari awal lagi membutuhkan
tenaga dan usaha yang tidak sedikit. Demokrasi haruslah dilakukan oleh semua rakyat dengan seksama, rakyat
yang bersatu yang mana akhirnya menentukan suatu kesepakatan selanjutnya hal ini diharapkan oleh mereka
dapat terwujud. Jerih payah berdirinya suatu Negara atau bangsa bukan hanya dilakukan oleh satu atau dua orang
yang berpengaruh saja karena di belakang mereka terdapat banyak orang yang juga sepikir dan sepaham.
 Galatia 5:13-15
Dalam ayat alkitab tentang demokrasi ini berisi “Saudara-saudara memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Negara yang berdemokrasi tentunya membebaskan
semua rakyatnya untuk bebas dalam mengemukaan pendapat dan lain sebagainya, meskipun semua orang bebas
untuk berpendapat bukan berarti nilai kesopanan dan saling mengasihi dapat kita singkirkan.
Seperti ada istilah bebas bukan berarti bebas dalam melakukan semua hal yang di inginkan, bebas yang
sejati memiliki cara dan seni nya tersendiri yang akan selalu terikat dengan semua hal yang ada
dikehidupan kita ke depannya.
Sejatinya demokrasi boleh ada hingga saat ini semata-mata sebagai bentuk kasih Allah terhadap manusia
sehingga apa yang terbaik dan diperlukan oleh manusia akan Allah berikan namun itu semua haruslah kembali
berakar kepada Allah dan untuk Allah.
Keadilan, demokrasi dan HAM dalam perspektif iman Kristen sudah ditunjukkan oleh Allah sendiri dimana
Yesus yang menjadi manusia. Keadilan, demokrasi dan HAM sudah sering kali di tunjukkan/diperlihatkan oleh
Tuhan sendiri maupun muridnya dan umatNya. Dimana Allah menyamakan derajat manusia tanpa memandang
apa yang dimiliki manusia. Keadilan di dunia harus dikembangkan karena sangat berpengaruh besar terhadap
Hak Asasi Manusia yang tinggal/berdiam di negara demokrasi.

MATERI PERTEMUAN TIGA

Keadilan dalam lingkungan Gereja, Keluarga, Sekolah dan Masyarakat


https://www.youtube.com/watch?v=NuweVvbnr6c
link video pebelajaran tentang keadilan dan perdamaian
Keadilan di lingkungan Gereja
Gereja juga turut serta dalam memperjuangkan keadilan, dilandasi oleh 10 perintah Allah yang tertulis dalam
keluaran 20: 15 dan Ulangan 5: 19. Para Paus juga tidak berhenti menyerukan masalah keadilan, seperti dalam
Ensiklik Rerum Novarum oleh Paus Leo XIII serta Quadragesimo Anno oleh Paus Pius XI yang membicarakan
keadilan terhadap para buruh; Ensiklik Pacem in terris oleh Paus Yohanes XXIII – seruan tentang perdamaian
antara bangsa-bangsa dalam kebenaran, keadilan dan kemerdekaan; serta dalam Ensiklik Populorum Progressio
oleh Paus Paulus yang membicarakan kesenjangan antar negara kaya dan negara miskin dunia.
Berbagai cara dilakukan gereja untuk memperjuangkan keadilan, sebab hukum kasih dalam Alkitab berisi
tentang keadilan; dan dimana ada kasih maka disitu akan ada keadilan. Alkitab juga sangat menitik beratkan
keadilan. Kita dapat menemukan tulisan keadilan sebanyak 700 kali dalam Alkitab Perjanjian Lama serta
Perjanjian Baru. Oleh karena itu dirasakan wajib bagi gereja untuk memperjuangkan keadilan. Berikut ini cara
gereja memperjuangkan keadilan dalam masyarakat:

1. Jujur Tulus dan Benar Tanpa Memihak


Allah itu adil, dan gagasan keadilan-Nya harus diterapkan secara jujur, tulus, dan benar tanpa memihak. Gereja
memusatkan perhatian pada upaya menegakkan keadilan ditengah masyarakat, dan melakukannya berlandaskan
keadilan Allah yang memelihara, melindungi, serta menyelamatkan tanpa pandang bulu.
2. Kepedulian dan Solidaritas Terhadap Sesama
Keadilan diterapkan oleh gereja dalam solidaritas terhadap orang miskin, tertindas dan terbelakang. Hukum
kasih Tuhan Yesus dengan tegas menegakkan keadilan dengan menegakkan kepedulian terhadap sesama yang
berkekurangan, sakit, tertindas, terpenjara, serta terasing (Mat. 25:31-46).

3. Jalan Cinta Kasih


Usaha-usaha untuk memperjuangkan keadilan hendaknya dilandasi cinta kasih. Kabar gembira kerajaan Allah
yang menjadi tujuan hidup orang kristen adalah amanat cinta kasih, penebusan manusia dalam Kristus.  
Sehingga apabila amanat cintakasih tersebut tidak memperlihatkan kedayagunaannya melalui tindakan keadilan;
maka ajaran cinta kasih yang gereja bagikan itu sia-sia belaka, tak akan dipercaya.

4. Kooperatif
Pola yang tepat untuk dilakukan gerja dalam memperjuangkan keadilan adalah pola kooperatif. Dalam pola ini,
gereja bersama-sama memperjuangkan keadilan dengan masyarakat yang membutuhkannya dengan melakukan
langkah berikut: (1)mempelajari dengan baik persoalan hak-hak manusia, sehinggga dapat menentukan dengan
benar mana yang perlu dilindungi atau ditegasi. (2) memberdayakan korban ketidakadilan, sehingga mereka
menyadari situasi yang dihadapi dan kemudian sama-sama berjuang. (3) bertindak tepat, memberi kesaksian
hidup dengan terlibat secara langsung, dimulai dari diri sendiri.

5. Membela Kepentingan Kaum Tertindas, Miskin, Lemah dan Tersingkir


Dalam prinsip ajaran sosial gereja, didorong oleh panggilan profefisnya, gereja harus turut serta
memperjuangkan keadilan dalam masyarakat. Yaitu dengan cara menceburkan diri dalam kancah realitas dan
pergulatan hidup manusia. Membela kepentingan kaum tertindas, miskin, lemah, dan tersingkir, terutama kaum
yang tidak bersuara. Cinta dan keadilan tidak dapat dipisahkan, sebab keadilan mencapai kepenuhannya dalam
cinta.
Ketidakadilan di lingkungan masyarakat
Tindak perampasan dan penggusuran hak milik orang , pencurian , perampokan dan korupsi
Tindakan pemerasan , KKN dan rekayasa
Tindakan atau keengganan membayar utang , termasuk kredit macet yang berbuntut merugikan rakyat kecil
Sikap diskriminatif dan tidak berprimanusiaan terhadap kaum perempuan , pendatang / imigran
Penganiayaan karena asal – usul etnis ataupun atas dasar kesukuan yang berakibat pemunuhan massal .
Penganiayaan terhadap orang – orang yang memiliki kepercayaan tertentu oleh partai-partai penguasa karena
ingin mempertahankan kepercayaan yang mereka anut
Perlakuan yang sewena-wena terhadap orang – orang dari aliran politik .
Ketidak pedulian terhadap orang jompo , yatim piatu , orang sakit dan cacat
Semua tindakan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat kita sadar atau tidak sadar menghormati hak milik
orang , termasuk hak milik masyarakat dan Negara.
Akar masalah ketidakadilan
Berbagai ketidakadilan yang menyengsarakan dam memiskinkan mayoritas bangsa kita lebih banyak
disebabkan Sistem dan struktur sosial ,politik , ekonomi dan budaya yang diciptakan oleh penguasa
Sistem sosial , politik dan ekonomi yang dibangun oleh penguasa dan pengusaha sering mencitapkan
ketergantungan rakyat kecil .
Pembangunan ekonomi ,social , politik dunia dewasa ini belum menciptakan kesempatan yang luas bagi
orang – orang kecil .
Landasan memperjuangkan keadilan
Nabi Amos dengan tegas menyerang ketidakadilan yang diciptakan oleh orang – orang kaya pada zamannya .
Amos 5:7-13
Gereja pun menunjukkan keberpihakan pada kaum minkin karena segala bentuk ketidakadilan hanya akan
menyengsarakan rakyat kecil .
Perintah ke tujuh dan sepuluh dalam sepuluh perintah Allah melindungi hak milik artinya mewajibkan kita
mengamalkan keadilan , merelakan dan memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya.

Gereja
Apakah gereja sudah melakukan tugastugasnya?
1. Terkadang gereja masih terjebak dalam dikotomi pemikiran antara yang sakral (kudus) dan yang sekuler.
Seolah-olah peran sosial kemasyarakatan merupakan urusan duniawi yang bukan merupakan tugas gereja.
Padahal gereja ada dalam dunia dan bergumul dengan dunia, termasuk di dalamnya berbagai persoalan sosial
kemasyarakatan da masalah politik. Gereja turut bertanggung jawab mendidik umatnya untuk memiliki
kesadaran politik dan mendukung pemerintahan yang baik dan benar serta bersikap kritis secara objektif
terhadap pemerintahan yang ada.
2. Berlawanan dengan sikap pertama di atas, terkadang gereja terjebak pada praktik politik praktis. Gereja yang
seharusnya aktif dalam kegiatan membela rakyat miskin, malah aktif mendukung partai politik tertentu,
berkampanye untuk calon-calon tertentu. Keadaan seperti ini dapat berbahaya bagi gereja. Gereja dapat
menutup mata ketika pihak yang didukungnya melakukan hal-hal yang negatif, seperti korupsi, membohongi
rakyat dengan janji-janji kosong, atau bahkan merampas hak-hak rakyat baik secara halus maupun terang-
terangan. Hendaknya gereja tidak bersifat partisan atau membela salah satu partai politik.
3. Gereja harus berada di atas semua golongan jemaat yang mendukung berbagai partai politik, sehingga gereja
dapat melaksanakan perannya sebagai alat kontrol terhadap kekuasaan, kebenaran dan keadilan. Jika gereja
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 127 teridentiikasi dengan suatu kekuatan politik tertentu,
kemudian kekuatan itu korup, gereja pun dituduh korup. Posisi seperti ini akan mempesulit gereja dalam
menyuarakan suara kenabiannya.
4. Gereja tidak boleh sibuk hanya memikirkan dirinya sendiri, karena tugasnya di dunia justru untuk menjadi
pelayan Allah dan sesama. Gereja hadir di dunia justru untuk ikut serta menghadirkan tanda-tanda Kerajaan
Allah. Artinya, gereja dipanggil untuk mewujudnyatakan kehendak Allah di tengah-tengah dunia, yakni turut
serta mewujudkan demokrasi dan pemerintahan yang bersih. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain memperlengkapi dan mendidik warga gereja untuk memiliki kesadaran politik, mewujudkan
tanggung jawab politik, memiliki intergitas, dan iman dalam memimpin. Disamping itu,
5. gereja dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap kebenaran dan keadilan.
TB.Simatupang yang mengatakan bahwa partisipasi kristen dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah seperti berikut.
o Positif artinya selalu berusaha memberikan sumbangsih yang baik bagi pemerintah dan warga lainnya.
o Konstruktif artinya umat Kristen harus ikut ambil bagian dalam pembangunan bangsanya,
o Kritis artinya orang Kristen juga tidak boleh takut untuk memberikan masukan dan koreksi kepada
pemerintah demi kebaikan rakyat dan diberlakukannya hukum Tuhan.
o Realistis, disatu sisi seseorang adalah pelayan kehidupan yang loyal kepada atasannya atau orang yang
dipimpin sepanjang si tuan itu benar dan adil, di sisi lain ia adalah seorang pengawas yang dengan berani
tetapi lembut menegur pemerintah kalau pemerintah itu lalai dan tidak menjalankan fungsinya secara
baik.
Materi KD 3.4
Matius 5:9 : “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”.

Yoh 14:27

I. ‘Orang yang membawa damai’.


1) Kata ‘damai’ dalam bahasa Yunani adalah EIRENE, dan dalam bahasa Ibrani adalah SHALOM. Kata ini tidak
sekedar berarti ‘tidak bertengkar’, tetapi juga harus ada hubungan yang benar / baik.

2) Kata-kata ‘orang yang membawa damai’ seharusnya lebih tepat diterjemahkan ‘orang-orang yang
mengusahakan damai’ (peacemakers).
Lawan dari ‘mengusahakan damai’: mengadu domba, memecah belah, memfitnah dan sebagainya.

Pengertian Damai Sejahtera Menurut Alkitab Dalam kitab Imamat 26:1-46 dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
(1). Ayat 1-13 memuat janji-janji berkat dan penyertaan Allah bila bangsa Israel taat dan menjalankan
perintah-perintah-Nya. Hal ini terlihat dalam ayat 6:“Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu,
sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari
negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.”
(2). Ayat 14-39 memuat peringatan akan penghukuman Allah jika bangsa Israel lalai atau menyimpang dari
perintah-perintah Allah. Peringatan ini kita temukan dalam ayat14-19“Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan
Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,... maka ... Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu... Aku
sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, ... Aku akan lebih keras menghajar
kamu sampai tujuh kali lipat karena dosamu, ... dan Aku akan mematahkan kekuasaanmu yang kaubanggakan dan
akan membuat langit di atasmu sebagai besi dan tanahmu sebagai tembaga.”
3) Ayat 40-46 berisi janji-janji Allah untuk mengampuni dan menerima mereka kembali sebagai umat-Nya.
Allah itu setia, dan selalu ingat akan perjanjian-Nya dengan leluhur Israel. Seperti yang dikatakan Allah, “Tetapi
bila mereka mengakui kesalahan mereka dan kesalahan nenek moyang mereka dalam hal berubah setia yang
dilakukan mereka terhadap Aku ... maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan Yakub; juga perjanjian
dengan Ishak dan perjanjian-Ku dengan Abraham pun akan Kuingat dan negeri itu akan Kuingat juga”(ayat 40-
42).
Memahami Makna “Syalom” orang Kristen yang mengucapkan kata “syalom” sebagai ungkapan salamnya.
Tampaknya praktik ini dilakukan untuk menanggapi kebiasaan serupa yang dilakukan oleh saudara-saudara kita
yang beragama Islam, yang mengucapkan “assalam mu’alaikum” kepada sesamanya. Tapi apakah arti kata
“syalom” yang sesungguhnya,
Apa artinya jika kita mengucapkan kata itu kepada sesama kita? Apa yang kamu pahami sebagai “damai” atau
keadaan damai? Kata syalom dalam bahasa Ibrani biasanya diterjemahkan menjadi ”damai” atau ”damai
sejahtera”. Dalam bahasa Yunani, bahasa yang digunakan dalam penulisan Perjanjian Baru, kata ini
diterjemahkan menjadi eirene. Kata syalom atau “damai sejahtera” sering dipergunakan untuk
memberikan salam kepada sesama. Dalam bahasa Ibrani orang mengucapkan syalom aleikhem, yang
artinya “damai sejahtera bagimu”. Ucapan ini dijawab dengan kata-kata aleikhem syalom. Kata ini mirip
sekali dengan kata “salam alaikum” atau “assalamu alaikum” dan “wa alaikum salam” dalam bahasa
Arab, bukan?
Di kalangan masyarakat Yahudi, kebiasaan memberi salam seperti ini sangat lazim. Dalam Lukas 10:5 Tuhan
Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk memberikan salam ini apabila mereka mengunjungi rumah
seseorang. “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.”
(Lukas 10:15). Salam ini juga diucapkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia menampakkan diri-Nya ke tengah-tengah
muridmurid-Nya setelah kebangkitan-Nya: “Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus
tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas
24:36). Dalam ungkapan kata syalom aleikhem memang terkandung sebuah doa yaitu “kiranya damai sejahtera
menyertaimu.” Sejauh ini kita sudah membahas bagaimana kata “damai sejahtera” digunakan dalam kehidupan
sehari-hari bagi orang Yahudi. Tetapi, apakah arti “damai sejahtera” itu sendiri? Alkitab menerjemahkan kata
“syalom” menjadi “damai sejahtera”. Bukan semata-mata “damai” saja, meskipun kata syalom itu sendiri memang
berarti “damai” atau “perdamaian”. Arti kata “syalom” memang jauh lebih luas daripada sekadar “damai” saja.
Berikut ini adalah sejumlah kata dan konsep yang digunakan untuk menerjemahkan kata “syalom”, sehingga kita
dapat membayangkan kekayaan makna yang dikandungnya:
1. Persahabatan Syalom antara sahabat berkaitan dengan hubungan yang akrab (Zakharia 6:13). Dalam Mazmur
28:3 orang diingatkan akan sahabat yang mulutnya manis, tetapi niatnya jahat:“Janganlah menyeret aku
bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan
teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan.” Kata “ramah” di sini merujuk kepada ucapan yang
penuh syalom.
2. Dalam 1 Raja-raja 2:13 dikisahkan pula tentang Adonia yang menghadap kepada Batsyeba, ibu Salomo, dan
ditanyai, “Apakah engkau datang dengan maksud damai?” Ia menjawab,“Ya, damai!” Namun pada
kenyataannya tidak demikian. Ia datang dengan niat jahat.
3. Kesejahteraan Kata syalom juga berarti kesejahteraan yang menyeluruh, termasuk kesehatan dan kemakmuran
yang semuanya berasal dari Tuhan. Hal ini dapat kita temukan dalam 2 Raja-raja 4:26 ketika hamba Elisa
bertanya kepada perempuan Sunem dalam cerita ini, “Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah
anak itu?”Dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, pertanyaan ini berbunyi, “Apakah engkau memiliki damai
[sejahtera]?” Maksud pertanyaan ini mirip dengan menanyakan kesejahteraan orang lain seperti dalam
pertanyaan, “Apa kabar?” Maksudnya tentu bukan hanya sekadar menanyakan berita tentang orang yang
dimaksudkan, melainkan menanyakan keberadaan menyeluruh orang tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh
pemazmur dalam Mazmur 38:4 ketika ia meratap: “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena
amarahMu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku”. Maksud pemazmur, dosa-
dosanya telah mengganggu dirinya sehingga ia tidak memiliki syalom, kedamaian, di dalam dirinya. Oleh
karena itulah ia mengatakan, “tidak ada yang sehat pada dagingku”, karena syalom memang mempengaruhi
kesejahteraan bahkan juga kesehatan dan kedamaian dalam diri seseorang.
4. Keamanan Dalam Hakim-hakim 11:31, Yefta mengucapkan kaulnya bahwa bila ia kembali dari medan perang
“dengan selamat” (dengan aman, dalam syalom), maka makhluk pertama yang keluar dari pintu rumahnya
untuk menemuinya akan dipersembahkannya kepada Tuhan sebagai korban bakaran. Dalam Yesaya 41:3,
Tuhan berbicara tentang utusan-Nya yang akan mengalahkan lawan-lawannya. “Ia akan mengejar mereka dan
dengan selamat (dengan syalom) ia melalui jalan yang belum pernah diinjak kakinya.” Dalam kitab yang
sama, Yesaya juga melukiskan hubungan antara hidup yang benar di hadapan Allah yang akan menghasilkan
keamanan dan ketenteraman. Yesaya melukiskan demikian, “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh
damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku
akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman.(Yesaya
32: 17-18) Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan, “Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap
bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah [en eirene – bhs. Yunani]segala miliknya.” (Lukas
11:21) 4. Keselamatan Akhirnya kata syalom juga digunakan dalam kaitan dengan “keselamatan”. Dalam
Yesaya 57:19 dikatakan, “Aku akan menciptakan pujipujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh
dan bagi mereka yang dekat -- irman TUHAN -- Aku akan menyembuhkan dia!” Berita “damai sejahtera”
yang diberitakan berkaitan erat dengan kesembuhan yang Tuhan janjikan. Keselamatan yang utuh dapat
dilihat dari penggunaan kata “damai sejahtera” dalam hubungannya dengan “keadilan” (Yesaya 60:17) atau
seperti dalam Mazmur 85:11 yang menyatakan “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai
sejahtera akan bercium-ciuman.” Hubungan antara keselamatan dan perdamaian menjadi lebih jelas lagi
apabila kita melihat bagaimana Perjanjian Baru memaknai karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan
Yesus, Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah
Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi
satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk
memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan
pada salib itu. Ia Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 137 datang dan memberitakan damai sejahtera
kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak
dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. (Efesus 2: 13-18) Di sini jelas bahwa keselamatan yang
diberikan oleh Tuhan Yesus bagi kita telah menciptakan juga pendamaian antara orang-orang yang dahulunya
“jauh” dan saling terasing serta bermusuhan. Keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah
keselamatan yang utuh, yang meliputi kehidupan jasmani dan rohani, yang mencakup masa depan tetapi juga
berlaku di masa kini dan sekarang juga.
Hubungan antara pembawa damai sejahtera dengan murid Kristus
sebagai umat Kristen tentu yang paling penting salah satunya yaitu berusaha menjadi contoh perilaku sebagai
terang dan garam dunia dengan jalan melakukan berbagai macam perbuatan yang berkenan di hadapan Tuhan.
berikut ini beberapa ciri-ciri pembawa damai menurut iman Kristen yang tentunya harus dipahami dan dicontoh
oleh orang percaya selaku murid Kristus.
1. Penuh Kasih
Umumnya ciri pertama yang dibawa oleh orang yang cinta damai adalah sikap yang penuh hukum kasih
dalam Alkitab kepada seluruh sesamanya. Kasih ini juga tidak berbeda-beda antara dengan orang yang satu
dan yang lain. Melalui perbuatan yang penuh kasih ini, maka umat Kristen akan lebih mudah memberikan
damai pada sekelilingnya. Karena seperti firman Tuhan ajarkan bahwa kasih akan sanggup mendatangkan
damai bagi semua orang. Oleh sebab itu jika berbuat penuh kasih pada sesama tentu akan membantu
membawa kedamaian pada umat manusia.
2. Sabar
Orang yang umumnya dapat membawa damai adalah orang yang pandai dalam bersabar. Hal ini karena orang
yang sabar selalu dapat mengendalikan emosinya sehingga tidak mudah marah ataupun membawa pada
kebencian. Oleh sebab itu orang yang sabar dapat pula dikatakan sebagai pembawa kedamaian pada orang
lain di sekitarnya.
Dengan perbuatan yang sabar dan baik hati, maka tentu tidak mudah mendatangkan musuh dan disukai oleh
banyak orang. Sehingga secara tidak landung hidupnya ini juga akan berkenan di hadapan Allah. Tentunya ini
semua dapat dilakukan dengan bantuan penyertaan Roh Kudus.
3. Rendah Hati
Selanjutnya, ciri-ciri orang pembawa damai menurut iman Kristen berikutnya yaitu selalu berusaha rendah
hati kepada semua sesamanya. Dengan demikian maka dihindari sikap yang sombong dan tidak disukai oleh
Allah. Karena itu jika ingin membawa damai pada lingkungan sekitar sebaiknya berlakulah rendah hati
seorang akan yang lain. Sehingga tidak mudah menjadikan amarah dan senantiasa berkenan di hadapan Allah.
Bila perlu berdoa supaya dapat menerapkan ciri-ciri rendah hati menurut Alkitab ini kepada semua orang yang
ada di sekitar kita dengan baik dan merata.
4. Tidak Mudah Emosi
Pembawa damai yang sejati tentunya adalah orang yang mudah untuk mengontrol emosi. Hal ini terlihat dari
perilaku sehari-hari yang lebih sabar dan berusaha memahami kesulitan orang lain sebaik mungkin. Orang
yang tidak mudah terpancing emosinya umumnya akan lebih mampu melakukan hal-hal secara bijaksana.
Oleh sebab itu dalam kebijaksanaan juga tersimpan kebaikan dan kedamaian yang menyeluruh. Sehingga
tidak melukai perasaan orang lain dan bahkan dapat mampu menyenangkan hati orang lain di sekitarnya.
Inilah yang menjadi salah satu ciri pembawa damai sejati yang sebaiknya ditiru dan dilakukan oleh seluruh
umat Kristen.
5. Tidak Pemarah
Jika ingin menciptakan damai secara maksimal, maka sebaiknya hindari sikap yang mudah marah. Karena
kemarahan akan mendatangkan pertengkaran dan menjauhkan kita dari rasa damai. Menjadi pemarah akan
penuh dengan emosi dan pada akhirnya hanya mampu menyakiti orang lain di sekitar kita. Karena itu
kendalikan emosi dan halangi keinginan untuk marah supaya berkenan dan membawa damai yang sejati ke
sekitar kita sehari-hari.
6. Mengampuni
Pembawa damai tentunya juga lebih mudah untuk mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Hal ini
memang tidak pernah mudah. Tetapi dengan jalan demikian maka akan mudah tercipta damai di seluruh
sekitar umat Kristen. Tentunya sangat sulit melakukan hal ini tanpa bantuan karunia Roh Kudus. Karena itu
selalu berdoa dan minta kekuatan saat disakiti oleh orang lain supaya dapat memaafkan dan mengampuni
perbuatan orang lain tersebut.
7. Murah Hati
Terakhir, tentunya orang yang membawa damai akan selalu dapat bersikap murah hati kepada sesamanya.
Oleh sebab itu selalu berlaku murah hati pada setiap orang supaya dapat menciptakan suasana damai yang
kondusif dan tidak berseteru satu dengan yang lain. Jika merasa susah berbuat demikian hendaknya
lakukan cara berdoa dalam Roh supaya diberi kekuatan Allah untuk lebih murah hati pada sesama.

Anda mungkin juga menyukai