Anda di halaman 1dari 5

1.

         PENGERTIAN AL’ADL


A.     Menurut Bahasa
 Menurut bahasa al’Adl artinya Yang Maha Adil . Secara terminologis adil
bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran.
B.     Menurut Istilah
Menurut istilah al’Adl mempunyai arti bahwa Allah SWT adalah Dzat yang
maha adil, yaitu dia maha adil dalam memberikan hukuman pada hambanya yang
bersalah, tanpa pilih kasih, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. DIALAH Yang
memiliki keadilan yang bersifat Mutlak. Keadilan lawan dari kezaliman yang
menyebabkan penderitaan, kerusakan dan sakit hati, sedangkan keadilan menjamin
adanya kedamaian keseimbangan, kesetaraan dan keselarasan. Allah yang Maha
Adil adalah musuh orang orang yang zalim. Dia akan membenci orang orang yang
mendukung kezaliman. Adil adalah kemuliaan dan pertanda kebaikan seorang
muslim.                                                                                                                             
Apa yang di perbuat Allah adalah sesuatu yang adil, karena Allah Maha Melihat
yang telah dan akan terjadi di kemudian hari yang nyata atau yang tersembunyi.
Disamping itu, dialah yang Maha Mengetahui, Yang Maha Pengasih, Yang Maha
Penyayang, semua yang diciptakan-NYA adalah untuk membuat kita lebih bersyukur
atas segala yang kita miliki dan yang terjadi kepada diri kita. Allah mengetahui apa
yang terbaik bagi mahluk-NYA, dan hanya Allah yang mengetahui nasib kita,
perwujudan dari nasib itu adalah keadilan-NYA.                                       Menurut
penelitian M. Quraish Shihab, al’Adl berarti       :
1.    Pertama, al’adl dalam arti “sama”. Pengertian ini yang paling banyak terdapat di
dalam al-Qur‟an. al’ Adl dengan arti sama (persamaan) pada ayat-ayat tersebut
yang dimaksud adalah persamaan dalam hak.
2.    Kedua, al’Adl dalam arti “seimbang”. Pengertian ini ditemukan di dalam Surat al-
Infithar (82):7.
3.    Ketiga, al’Adl dalam arti “perhatian terhadap hak individu dan memberikan hak itu
kepada setiap pemiliknya”. Pengertian inilah yang didefinisikan dengan
“menempatkan sesuatu pada tempatnya”atau “memberi pihak lain haknya melalui
jalan yang terdekat”. Lawannya adalah kezaliman, yakni pelanggaran terhadap
hak pihak lain.
4.    Keempat, al’Adl dalam arti yang dinisbahkan kepada Allah. al’Adl di sini berarti
memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah kelanjutan
eksistensi dan perolehan rahmat saat terdapat banyak kemungkinan untuk itu. 

2.         PENJELASAN MENGENAI AL’ADL


A.   Q.S dan ayat yang berkaitan dengan al’Adl.
1.         QS. Al-Hadid [57]: 25
Terjemahan               :
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti
yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya
manusia dapat menegakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hadid [57]: 25)
Makna kandungan  :
Ayat di atas menyebutkan bahwa beban untuk menciptakan keadilan sosial
dalam masyarakat itu merupakan tugas yang dibebankan kepada para utusan Allah,
termasuk Muhammad SAW, sang nabi akhir zaman. “Sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami
turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca” dengan tujuan “supaya manusia
dapat menegakan keadilan”. Selain itu, ayat di atas juga mengungkapkan kalimat
“Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia…” sebagai landasan akan adanya suatu kekuasaan hukum
untuk memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar aturan dan mengkhianati
keadilan.
Islam tidak hanya mengurusi satu aspek saja dari kehidupan manusia, akan
tetapi semua aspek kehidupan manusia, ini menunjukan Islam sebagai rahmatan lil
‘alamin. Bukan hanya adil dalam masalah moral dan spiritualitas saja, tetapi benar-
benar meliputi seluruh dimensi kehidupan umat manusia.Dan itu sudah bukan hal
yang bisa ditawar-tawar lagi, hal itu adalah niscaya adanya.Mencakupi aspek
ekonomi, etika, hukum, politik, dan lain sebagainya. Karena hanya dengan adanya
suatu sinergitas antara seluruh aspek tersebutlah, jaminan atas suatu stabilitas
sosial itu akan terjaga dan lestari. Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa
selain adil , Allah juga Maha kuat dan Perkasa.

2.      Q.S ASH-SHURAA [42] : 17

            Terjemahan               :
Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan)
neraca (keadilan).Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?”
( Q.S Ash-Shuraa [42] :17).
Makna kandungan  :
Allah menurunkan kitab dengan membawa kebenaran dan neraca keadilan.
Maksudnya  wahyu yang sesungguhnya merupakan neraca untuk menimbang
semua persoalan moral dengan standar keadilannya yang mutlak yang merupakan
sumber yang abdi bagi keadilan.Di dalam ayat tersebut juga menyakan apakah kita
tahu bahwa hari kiamat sudah dekat (sudah akan terjadi ?)

B.   Penjelasan umum al’Adl


Kata ini adalah kata dasar, di mana Allah menyifatkan diri-Nya sebagai
sifat mubalaghah, yakni bersifat adil yang sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya,
baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya
mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah, bahwasanya tidak ada bagi manusia
itu kecuali apa yang dia usahakan, dan bahwa hasil dari segala usahanya itu
akan dilihatnya.
Apa yang di perbuat Allah adalah sesuatu yang adil, karena Allah Maha
Melihat yang telah dan akan terjadi di kemudian hari yang nyata atau yang
tersembunyi. Disamping itu, dialah yang Maha Mengetahui, Yang Maha Pengasih,
Yang Maha Penyayang, semua yang diciptakan NYA adalah untuk membuat kita
lebih bersyukur atas segala yang kita miliki dan yang terjadi kepada diri kita. Allah
mengetahui apa yang terbaik bagi mahluk NYA, dan hanya Allah yang mengetahui
nasib kita, perwujudan dari nasib itu adalah keadilan NYA.
Selain nama indah Allah al 'Adl,  kita harus belajar menjadi orang yang lebih
bersyukur, tawakkal kepada Allah dan ridha atas segala ketentuannya, berserah diri
kepada-NYA yaitu menerima tanpa prasangka atau keluhan nasib nasib yang
nampak kurang baik. Insya Allah keadilan Allah akan terungkap kepada kita.
Hamba yang memiliki sifat al’Adl adalah orang yang senantiasa
memperlakukan ketentuan terhadap dirinya apa apa yang ingin diberlakukannya
kepada orang lain. Tindakannya tidak dilakukan atas dasar rasa marah, dendam
atau kepentingan dirinya sendiri dan perbuatannya tidak pernah merugikan orang
lain. Dia bertindak dan berbuat sesuai hukum Allah dan memberikan hak hak orang
lain sesuai dengan hak yang mereka miliki, implikasinya adalah keadilan harus
ditegakkan baik kepada musuh musuh yang kita miliki.
Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam surga yang penuh
dengan kenikmatan, dan bahwa orang-orang durhaka akan dimasukkan ke dalam
api neraka jahanam, harus adil, tidak memihak  untuk menyesuaikan dengan
benar, untuk membuat bahkan untuk meluruskan, memperbaiki, menegakkan
keadilan untuk menyeimbangkan, mengimbangi, untuk membuat yang sama,
seragam  untuk mengaktifkan salah satu dari sesuatu, benar langsung
untuk membuat nyaman dengan apa yang benar.
Demikian pula bahwa orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan
standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum
sosial (hukum adat) yang berlaku. Dalam Al Quran, kata ‘adl disebut juga dengan
qisth (QS Al Hujurat 49:9).
Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang
tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan,
persamaan suku, bangsa maupun agama. Keberpihakan karena faktor-faktor
terakhir—bukan berdasarkan pada kebenaran– dalam Al Quran disebut sebagai
keberpihakan yang mengikuti hawa nafsu dan itu dilarang keras (QS An Nisa’
4:135). Dengan sangat jelas Allah menegaskan bahwa kebencian terhadap suatu
golongan, atau individu, janganlah menjadi pendorong untuk bertindak tidak adil (QS
Al Maidah 5:8).
Mengapa Islam menganggap sikap adil itu penting? Salah satu tujuan utama
Islam adalah membentuk masyarakat yang menyelamatkan; yang membawah
rahmat pada seluruh alam –rahmatan lil alamin (QS Al Anbiya’ 21:107). Ayat ini
memiliki sejumlah konsekuensi bagi seorang muslim:
1.    Pertama, seorang muslim harus bersikap adil dan jujur pada diri sendiri, kerabat
dekat , kaya dan miskin. Hal ini terutama terkait dengan masalah hukum (QS An-
Nisa’ 4:135). Penilaian, kesaksian dan keputusan hukum hendaknya berdasar pada
kebenaran walaupun kepada diri sendiri, saat di mana berperilaku adil terasa berat
dan sulit.
2.    Kedua, keadilan adalah milik seluruh umat manusia tanpa memandang suku,
agama, status jabatan ataupun strata sosial. Oleh karena itu, seorang muslim wajib
menegakkan keadilan hukum dalam posisi apapun dia berada; baik sebagai hakim,
jaksa, polisi maupun saksi.
3.    Ketiga, di bidang yang selain persoalan hukum, keadilan bermakna bahwa seorang
muslim harus dapat membuat penilaian obyektif dan kritis kepada siapapun.
Mengakui adanya kebenaran, kebaikan dan hal-hal positif yang dimiliki kalangan lain
yang berbeda agama, suku dan bangsa dan dengan lapang dada membuka diri
untuk belajar (Q.S Yusuf 16:109) serta dengan bijaksana memandang kelemahan
dan sisi-sisi negatif mereka. Pada saat yang sama, seorang muslim dengan tanpa
ragu mengkritisi tradisi atau perilaku negatif yang dilakukan umat Islam.
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa seorang individu muslim yang
berperilaku adil akan memiliki citra dan reputasi yang baik serta integritas yang tinggi
di hadapan manusia dan Tuhan-nya. Karena, sifat dan perilaku adil merupakan
salah satu perintah Allah (Qs Asy Syuro 42:15) dan secara explisit mendapat pujian
(QS Al A’raf 7:159).
Perilaku adil, sebagaimana disinggung di muka, merupakan salah satu tiket
untuk mendapat kepercayaan orang; untuk mendapatkan reputasi yang baik. Karena
dengan reputasi yang baik itulah kita akan memiliki otoritas untuk berbagi dan
menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dengan orang lain (QS Ali Imran
3:104). Tanpa itu, kebaikan apapun yang kita bagi dan sampaikan hanya akan
masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan. Karena, perilaku adil itu
identik dengan konsistensi antara perilaku dan perkataan (QS As Saff 61:3).
Adil menurut salah seorang tokoh dibagi menjadi 2 yakni, Adil yang
berhubungan dengan perseorangan dan adil yang berhubungan dengan
kemasyarakatan.
Adil perseorangan adalah tindakan memihak kepada yang mempunyai hak,
bila seseorang mengambil haknya tanpa melewati batas, atau memberikan hak
orang lain tanpa menguranginya itulah yang dinamakan tidak adil.
Adil dalam segi kemasyarakatan dan pemerintahan misalnya tindakan hakim
yang menghukum orang-orang jahat atau orang-orang yang bersengketa sepanjang
neraca keadilan.Jika hakim menegakan neraca keadilanya dengan lurus
dikatakanlah dia hakim yang adil dan jika dia berat sebelah maka dipandanglah dia
zalim.Pemerintah dipandang adil jika dia mengusahakan kemakmuran rakyat secara
merata, baik di kota-kota maupun di desa-desa.

Tanda-Tanda Allah Bersifat Al'Adl

      I.        Kejadian Manusia;


a)    Allah jadikan kejadian manusia sempurna dengan tubuh badan & akal fikiran supaya
mereka dapat menjalani kehidupan normal
b)    Walaupun ada kalangan manusia yang dijadikan cacat namun Allah yang Maha adil
tidak membebankan mereka dengan tugas & tanggungjawab seperti orang
sempurna. 
c)    Kedudukan segala anggota manusia dicipta Allah sesuai dengan fungsinya untuk
kebaikan manusia.
    II.        Iklim
a)  Keadilan Allah teserlah melalui ciptaan muka bumi dengan pelbagai iklim yang
sesuai dengan keperluan setempat.
Contohnya penduduk di iklim khatulistiwa menjadikan nasi sebagai makanan asasi
mereka kerana iklim & muka bumi mereka sesuai utk tanaman padi. Manakala roti
menjadi makanan asasi bagi penduduk di kawasan medeterenean kerana iklim &
mukabumi mereka sesuai untuk tanaman gandum.

   III.        Hukum & Peraturan


a)    Semua hukum & peraturan yang ditetapkan Allah kepada manusia adalah adil &
seksama untuk mewujudkan keadilan & kesejahteraan hidup manusia & masyarakat
Contohnya : Allah mewajibkan orang kaya mengeluarkan zakat & orang miskin pula
berhak menerima zakat
Ciri-Ciri Orang Yang Bersifat Adil 
      I.        Diri Sendiri
a.  Menggunakan nikmat Allah, seperti : (akal, penglihatan,.pendengaran, tangan &
kaki) dengan cara terbaik.
b.  Menunaikan hak diri sendiri, seperti : menetapkan masa bekerja/belajar, beribadat,
beriadah & berehat.
c.   Melaksanakan tanggungjawab yg terpikul di bahu dengan seksama.

    II.        Masyarakat


a.    Tenang membuat keputusan setelah menyiasat & alasan.
b.    Menggunakan harta awam dengan cermat & teliti.
c.    Memberi hak orang lain tanpa memandang status. 

   III.        Negara
a.    Menggunakan kemahiran untuk membangun tamadun gemilang.
b.    Memelihara kesetabilan ekonomi dengan perbelanjaan berhemat .
c.    Agihkan segala kekayaan keistimewaan kepada masyarakat

Kesan Melaksanakan Sifat Adil

1.    Negara Aman tentram.


2.    Masyarakat hidup Bersatu padu.
3.    Wujud pakar-pakar dalam berbagai bidang.
4.    Diberkati & dirahmati oleh Allah.
5.    Dihormati & disegani oleh orang lain.

Akibat Tidak Berlaku Adil


1.    Kehidupan tidak Aman.
2.    Berlaku perpecahan dalam Masyarakat.
3.    Keharmonian kaum terhakis dan Rosak.
4.    Tidak mendapat pengHormatan orang lain.
5.    Kestabilan Ekonomi negara tergugat.

6.    Mendapat Kemurkaan Allah.

Anda mungkin juga menyukai