I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas bahwa dapat kita ambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud adil?
2. Apa saja macam-macam keadilan?
3. Mengapa kita wajib berlaku adil?
4. Apa hikmah berperilaku adil?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kata adil sering disinonimkan dengan kata al musawah (persamaan) dan al qisth
(moderat/seimbang) dan kata adil dilawankan dengan kata dzalim.
Sebagai umat Islam yang beriman, kita dituntut untuk selalu menegakan
kebenaran karena Allah, bila kita menjadi saksi maka kita harus menjadi saksi
yang sebenar-benarnya, dan sejujur-jujurnya.Kita tidak boleh berbohong atau
memihak pada salah satu pihak, karena itu termasuk perbuatan yang tidak
adil.Kemudian yang selanjutnya, adalah nasihat bagi para pemimpin dan kita
semua.Dimana sebagai seorang pemimpin harus adil kepada seluruh rakyatnya
dan tidak terkecuali kepada musuhnya atau rakyat yang tidak memihak
kepadanya.
Contoh yang paling baik untuk berperilaku adil adalah pada diri Rasulullah
SAW. Nabi Muhammad SAW selalu berbuat adil dan menegakkan keadilan
kepada seluruh umatnya, dalam haditnya beliau bersabda yang artinya :
“Jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong
tangannya.”(HR. Bukhari)
Dari hadits ini dapat kita ambil kesimpulan bawa Nabi Muhammad tidak
membeda-bedakan, walaupun anaknya sendiri apabila Fatimah tertangkap
mencuri Nabi Muhammad SAWakan tetap memberikan sanksi yang tegas yaitu
akan memotong tangannya.
Pengertian adil menurut Ulama adalah sebagai berikut:
1. Adil dalam arti “sama”
Dalam arti memperlakukan sama terhadap orang-orang, tidak
membedakan hak-haknya.
۞ اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم ِ ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا
ِ َّت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن
صيرًا ِ َبِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا ب
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.Sesungguhnya Allah memberi
3
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.”(Q.S. An-Nisa : 58)
Artinya :
”Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah.Yang telah menciptakan
kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuhmu) seimbang.” (Q.S. Al-Infithar :6-7)
Kata دلyy عdalam ayat tersebut berarti seimbang. Tubuh manusia akan
normal selama bagian-bagian tubuh itu semua bekerja atau berfungsi
sesuai tujuan kehadirannya.
3. Adil dalam arti “Perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan
hak-hak itu kepada setiap pemiliknya”
Pengertian inilah yang didefinisikan dengan “menempatkan sesuatu pada
tempatnya” atau “memberi pihak lain haknya melalui jalan yang terdekat”.
Lawannya adalah kedzaliman dalam arti melanggar hak-hak pihak lain.
Pengertian ini melahirkan keadilan sosial.
4. Adil yang dinisbatkan kepada Ilahi
Adil disini artinya memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi,
tidak mencegah kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat sewaktu
terdapat banyak kemungkinan untuk itu”.Keadilan Ilahi merupakan rahmat
4
dan kebaikanNya.Keadilannya mengandung konsekwensi bahwa rahmat
Allah SWT tidak tertahan untuk diperoleh, sejauh makhluk itu dapat
meraihnya.
Jadi, adil yaitu keadilan secara mutlak dalam setiap keadaan yang dihadapi
oleh tiap individu dan masyarakat, baik ia seorang hakim atau yang dihakimi,
kaya atau miskin, kuat atau lemah, lelaki atau wanita, besar atau kecil, kerabat
atau orang jauh, lawan atau teman, karena melakukan keadilan termasuk amal
perbuatan yang paling utama dan termasuk kewajiban dalam agama.
5
2. Berlaku adil pada diri sendiri, yaitu menempatkan diri pribadi pada tempat
yang baik dan benar.Dimana kita harus memenuhi kebutuhan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan norma-norma syariat.Diri kita harus terjaga
dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak menganiaya diri
sendiri dengan menuruti hawa nafsu yang akibatnya dapat mencelakakan
diri sendiri.
Contoh berlaku adil terhadap diri sendiri, makan makanan yang halal
dan baik.Istirahat yang cukup, tidak menyiksa diri sendiri seperti mentato,
minum alkohol, narkoba, dan lain sebagainya.
3. Berlaku adil kepada orang lain, yaitu menempatkan orang lain pada tempat
yang sesuai, layak, benar, memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar
serta tidak menyakiti serta merugikan orang lain. Maksud dari berlaku adil
kepada orang lain artinya adalah meletakkan orang lain pada tempat yang
seharusnya. Berperilaku adil kepada orang lain harus kita lakukan, dan itu kita
lakukan kepada semuanya tidak terkecuali bahkan kepada musuh atau orang
yang kita benci sesuai dengan Q.S. Al-Maidah ayat 8.
Contoh berlaku adil kepada orang lain yaitu, tidak menghukum orang
lain dengan berlebihan (tidak sesuai dengan besar kesalahannya), tidak
mengejek dan menghina karena kita pasti juga tidak mau bila di ejek atau
dihina oleh orang lain.
4. Berlaku adil kepada makhluk lain, yaitu dapat memperlakukan makhluk
Allah yang lain dengan layak sesuai syariat dan menjaga kelestariannya
dengan merawat serta tidak merusaknya. Maksud dari berlaku adil yang ke
empat ini adalah kita harus menyayangi dan merawat hewan atau tumbuhan
serta lingkungan yang ada disekitar kita.Terlebih lagi apabila kita memelihara
hewan seperti burung, kelinci, kucing atau yang lainnya maka kita harus
berbuat adil, diantaranya dengan merawatnya dengan sebaik-baiknya,
memberikan makan dan minum setiap hari, tidak menyiksanya dan lain
sebagainya.
Perilaku adil adalah perilaku yang terpuji, kita dapat membiasakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara yang sederhana berikut ini :
6
1. Menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa saja yang telah di larang
oleh Allah SWT.
2. Memberikan rasa keadilan kepada orang lain, dari mulai keluarga, teman,
tetangga dan lain sebagainya.
3. Selalu mengargai dan menghormati orang lain, tanpa adanya sikap
diskriminasi (membeda-bedakan).
4. Memberikan hak-hak orang lain, misal : tidak merokok di samping orang yang
tidak merokok.
5. Menghormati orang yang sedang berbicara dengan cara mendengarkannya.
6. Tidak menyakiti diri sendiri, mabuk-mabukan, narkoba dan lain sebagainya.
7. Tidak suka menyiksa hewan, tidak mengadu hewan, dll.
8. Selalu merawat hewan dan tumbuhan dengan sebaik-baiknya, juga tidak
merusak lingkungan sekitar.
Cara menunjukkan sikap adil kepada orang lain dapat dilakukan dengan
hal-hal berikut :
1. Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah,sopan dan
santun.
2. Patuh pada perintah Allah dan melaksanakan serta menjauhi larangan-Nya.
3. Menjadi teladan dan menciptakan suasana yang kondusif, tenteram serta
rukun.
4. Bila bermitra harus saling menguntungkan dan memanfaatkan alam untuk
kemaslahatan dan kebaikan hidup didunia dan diakhirat.
5. Tidak sombong atau angkuh bila bergaul dengan masyarakat berbagai lapisan.
6. Berpikiran positif ( positive thinking ), yaitu berprasangka baik terhadap
orang-orang yang ada disekitarnya.
7. Selalu berbuat kebajikan atau kebaikan terhadap sesama, khususnya fakir
miskin.
8. Selalu menggunakan akal dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
9. Tidak pilih kasih bila berkawan.
10. Tidak membuat kerusakan, permusuhan dan kedengkian.
7
11. Tidak mendahulukan emosi didalam menghadapi masalah, kumpulkan
informasi selengkap mungkin dengan adil dan gunakan rujukan sesuai
kehendak Allah SWT.
8
berfirman : “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(pengganti nabi-nabi sebelumnya) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”. (QS. Shad:26) dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :Hakim itu ada tiga: dua di neraka
dan satu di surga. Hakim yang mengetahui kebenaran (Al-Qur’an dan As-Sunnah)
dan menetapkan dengannya maka ia di surga, Hakim yang mengetahui kebenaran
tetapi tidak berhukum dengannya dan ia dzalim dalam menetapkan hukum maka
ia di neraka, dan hakim yang tidak mengetahui kebenaran lalu menetapkan hukum
di atas kebodohannya maka ia di neraka”. (HR.Abu Dawud dan lainnya, shahih).
Akan tetapi apabila seorang hakim berniat adil dan mengikuti kebenaran serta
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya maka ia diberi pahala
seandainya ia salah karena ia tidak berniat salah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata:Jika seorang hakim menetapkan hukum dengan ijtihadnya
kemudian benar maka ia mendapatkan dua pahala dan bila menetapkan hukum
lalu salah maka ia mendapatkan satu pahala”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang tua juga wajib adil kepada semua anaknya dalam pemberiannya
apakah lelaki atau perempuan.Ia tidak boleh memberi salah seorang anaknya dan
membiarkan anaknya yang lain.
Suami diwajibkan adil dalam pemberian nafkah kepada istri-istrinya bila ia
mempunyai lebih dari satu istri. Allah SWT berfirman: “Dan pergaulilah istri-istri
dengan baik”. (QS. Al-An’am:152).Maka suami wajib menyamakan pembagian
nafkah, memberikan rumah dan hak-hak istri lainnya kepada istri-istrinya. Dan
bila ia takut tidak bisa berbuat adil maka nikahilah seorang wanita saja. (QS. An-
Nisaa :3)
Seorang muslim juga wajib adil dalam berkata. Allah SWT berfirman yang
artinya: “Dan apabila kamu berkata dan berbuat maka berlaku adillah (pada tiap
kondisi) kendatipun kepada kerabatmu”. (QS. Al-An’am :152) Yakni jika anda
berkata maka haruslah adil jangan zhalim bahkan katakanlah kebenaran walaupun
pahit apakah yang berkaitan dengan hak anda atau kewajiban anda, pada orang
yang paling dekat dan paling anda cintai sebagaimana Allah berfirman : “Hai
orang-orang yang beriman, menjadilah kamu orang-orang yang selalu
9
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil”. (QS. Al-
Maidah :8)
Allah تَ َعالَىmemerintahkan kita berbuat adil dalam perkataan dan perbuatan
terhadap diri, kerabat dekat dan kerabat jauh.Ia memerintahkan adil untuk semua
orang pada tiap waktu dan kondisi. Dan wajib bagi tiap muslim adil walau
terhadap musuh-musuh sebagaimana yang Allah تَ َعالَىkatakan : “Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi
kamu dari Masjidilharam (pada perang al-Hudaibiah), mendorongmu melanggar
hukum Allah dan mendzhalimi kepada mereka di luar batas”. (QS. Al-Maidah:2)
Yakni janganlah kebencian anda terhadap suatu kaum untuk meninggalkan
keadilan, karena adil itu wajib bagi tiap orang muslim pada seluruh kondisi.
Dengan keadilan langit-langit dan bumi menjadi tegak, keadilan itu dicintai oleh
tiap jiwa, teraturnya kemaslahatan dan manusia aman dari pembunuhan,
perampokan dan pelecehan kehormatan.Maka Allah الَىyy تَ َعmemerintahkan adil
dalam mengqishash, orang yang mendzalimi dihukum sesuai aturan tanpa
ditambah. Maka Ia berfirman “Dan balasan kejelekan adalah kejelekan yang
setimpal”. (QS. Asy-Syura:40) “Jika kamu memberikan balasan, maka balaslah
dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu”. (QS. An-
Nahl :126) “Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah
ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu”.(QS. Al-Baqarah :194) dan kaum
muslimin wajib mendamaikan di antara dua kelompok yang saling memerangi
dengan adil. Allah الَىyyتَ َعberfirman :” Jika ada dua golongan dari orang-orang
mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua
golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah
golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah
Allah dan Rasul-Nya, mendengar dan taat, jika golongan yang dzalim itu telah
kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil
(sampai golongan yang dzalim tidak berbuat dzalim lagi) dan berlaku adillah
dalam semua urusanmu.
َت ِإحْ دَاهُ َما َعلَى اُأْل ْخ َر ٰى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَب ِْغي َحتَّ ٰى ْ َوِإ ْن طَاِئفَتَا ِن ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِينَ ا ْقتَتَلُوا فََأصْ لِحُوا بَ ْينَهُ َما ۖ فَِإ ْن بَغ
َس ِطينِ ت فََأصْ لِحُوا بَ ْينَهُ َما بِ ْال َع ْد ِل َوَأ ْق ِسطُوا ۖ ِإنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْق
ْ تَفِي َء ِإلَ ٰى َأ ْم ِر هَّللا ِ ۚ فَِإ ْن فَا َء
10
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Al-
Hujurat : 9)
Dan kaum muslimin diperintahkan syariat memerangi para pemberontak
sampai mereka kembali menerima hukum Allah ta’ala, bila mereka telah
menerima hukum Allah maka kaum muslimin mendamaikan kedua kelompok
yang berperang itu dengan adil hingga terjadilah keamanan dan kaum muslimin
kembali saling mencintai dalam satu ikatan agama.
Islam tidak menetapkan kecurangan dan kedzaliman serta permusuhan serta
tidak tergantung oleh seorang pun bahkan ia selalu adil di mana saja ia berada. Ia
memerintahkan kita memenuhi janji meskipun dengan orang-orang kafir. Allah
ta’ala berfirman yang artinya:“Jika kamu khawatir akan (terjadinya)
pengkhianatan dari suatu golongan yang telah kamu adakan perjanjian dengan
mereka, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan terang-
terangan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat”.(QS.
Al-Anfal :58), Yakni jika anda takut pada suatu kaum akan menghianati
perjanjiannya maka batalkanlah perjanjian itu dengan cara anda mengabarkan
pembatalan itu sehingga mereka tidak dalam sangkaan masih dalam perjanjian itu
yang menyebabkan penghianatan dari pihak anda.
Oleh karena itu orang-orang kafir yang hidup di bawah naungan agama
Islam mereka mengakui keadilan, kesempurnaan dan kecocokannya dengan
jaman.Maka dengan melihat Islam, di antara mereka ada yang beriman dan ada
yang tetap memilih kekafiran setelah jelas kebenaran bagi mereka dikarenakan
kesombongan dan penentangan hati.Kisah yang berkaitan dengan hal ini panjang,
bagi yang ingin mengetahui dengan jelas maka bacalah buku-buku sejarah Islam
yang ditulis para ulam Islam dan lihatlah sebagian pendapat yang benar dari
pemikir-pemikir orang barat tentang Islam.
D. Hikmah Berperilaku Adil
Berperilaku adil pasti ada hikmahnya, dan berikut ini beberapa hikmah yang
akan kita dapatkan apabila kita berbuat adil yaitu :
1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, karena adil
lebih dekat dengan taqwa. (Q.S. Al-Maidah ayat 8)
2. Menjadi pemimpin dan teladan sekaligus pengayom bagi orang lain.
11
3. Disegani dan dipercaya oleh masyarakat sekitar.
4. Menumbuhkan rasa kepuasan, aman dan nyaman bagi orang lain.
5. Menciptakan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Mempererat tali persaudaraan dan pesatuan.
7. Doanya cepat dikabulkan oleh Allah swt, dan juga mendapatkan
perlindungan/pertolongan (naungan) dari Allah swt ketika di akhirat nanti, jika
kita menjadi pemimpin yang adil.
Nabi SAW bersabda yang artinya: ”Tiga orang yang tidak ditolak doanya:
orang yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang
teraniaya, Allah mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu
segala pintu langit. Seraya Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku
sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau pertolongan-Ku Aku berikan
pada masa kelak”. (HR. Ahmad)
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Adil menurut bahasa adalah tidak berat sebelah, tidak memihak atau
menyamakan yang satu dengan yang lain, meletakkan sesuatu pada tempatnya,
bersikap proporsional, dan memihak kepada yang benar.
Berlaku adil dapat diklasifikasikan kepada empat bagian, yaitu sebagai
berikut: 1. Berlaku adil kepada Allah SWT, 2. Berlaku adil kepada diri sendiri, 3.
Berlaku adil kepada orang lain, 4. Berlaku adil kepada makhluk lain.
Allah تَ َعالَىmemerintahkan kita berbuat adil dalam perkataan dan perbuatan
terhadap diri, kerabat dekat dan kerabat jauh.Ia memerintahkan adil untuk semua
orang pada tiap waktu dan kondisi. Dan wajib bagi tiap muslim adil walau
terhadap musuh-musuh.
Berperilaku adil pasti ada hikmahnya, dan berikut ini beberapa hikmah yang
akan kita dapatkan apabila kita berbuat adil yaitu :
1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, karena adil
lebih dekat dengan taqwa. (Q.S. Al-Maidah ayat 8)
2. Menjadi pemimpin dan teladan sekaligus pengayom bagi orang lain.
3. Disegani dan dipercaya oleh masyarakat sekitar.
4. Menumbuhkan rasa kepuasan, aman dan nyaman bagi orang lain.
5. Menciptakan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Mempererat tali persaudaraan dan pesatuan.
7. Doanya cepat dikabulkan oleh Allah swt, dan juga mendapatkan
perlindungan/pertolongan (naungan) dari Allah swt ketika di akhirat nanti, jika
kita menjadi pemimpin yang adil.
13
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Abdurrahman. (2010). Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Surabaya: PT. Karya
Agung.
14