Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul “Al-’Adl”
tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya.
Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang
sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-
aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya
pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi
penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-
makalah berikutnya.
AL-ADL

A. PENDAHULUAN
Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti
nama penyebutan dan husna berarti baik atau indah. Asmaul Husna, berasal dari
bahasa arab yang merupakan gabungan dari 2 kata yaitu al-Asma’ & al-Husna. Al-
Asma’ merupakan bentuk jama’ dari ismun yang artinya adalah nama. Sedangkan al-
Husna ialah bentuk mashdar dari al-Ahsan yang artinya baik, bagus atau indah.
Asma'ul Husna merupakan nama-nama, gelar, sebutan Allah yang baik dan agung,
sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah menjadi satu kesatuan yang menyatu
dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah SWT.

Iman menurut bahasa adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid
iman adalah kepercayaan yangdiyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara
lisan dan dipraktekkan/ direalisasikan dalam perbuatan.
Asmaul Husna menurut bahasa artinya nama-nama yang baik. Menurut istilah ilmu
tauhid yaitu nama-nama yang baik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, sebagai
bukti akan keagungan Allah SWT. Iman kepada Allah SWt melalui asmaul husna
adalah kita meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan
segala kesempurnaan-Nya, Rasa percaya/yakin ini dapat di tumbuhkan melalui
berbagai cara salah satunya melalui Asmaul Husna.

Adil, kata ini begitu sering terdengar dalam telinga kita, terlebih lagi di negara
Indonesia, yang mana telah tercantum dalam Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Namun, pada kenyataannya tidak semua rakyat Indonesia bisa
merasakan apa yang disebutkan dalam ideologi negara tadi. Bagi orang-orang yang
tidak mengenyam pendidikan yang tinggi mungkin akan salah persepsi dengan kata
adil ini, namun bagi para sarjana dan orang-orang yang pendidikannya lebih tinggi
sungguh keterlalulan jika tidak mengetahui definisi dari adil ini. Kata adil sendiri
berasal dari bahasa arab yang artinya berada di tengah-tengah, jujur, lurus dan tulus.
Secara terminologi, adil memiliki makna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi dan
ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang perilakunya
sesuai dengan standar hukum, baik hukum agama, hukum positif (hukum negara).
B. MAKNA DAN PENJELASAN YANG MEMILIKI KETERKAITAN PADA
ASMAUL HUSNA AL ‘ADL

Al-‘Adl artinya Maha Adil. Al-‘Adl bearasal dari kata ‘adala yang berarti


lurus dan sama. Keadillan Allah SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apapun
dan oleh siapapun. Allah Maha Adil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada
tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Maha Sempurna. Dia
bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di
antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah bahwa tidak ada bagi
manusia itu kecuali apa yang ia usahakan, dan hasil dari segala usahanya itu akan
dilihatnya. Secara normal, orang-orang yang saleh akan ditempatkan di surga yang
penuh dengan kenikmatan, sedangkan orang-orang yang mengabaikan perintah Allah
akan dimasukkan ke dalam neraka yang penuh dengan penderitaan.

Keadilan Allah SWT juga didasari dengan ilmu Allah SWT yang Maha Luas,
sehingga tidak mungkin keputusan-Nya itu salah. Walaupun jikalau dilihat dari sudut
pandang manusia hal itu rasanya kurang adil, namun bila dipahami, direnungkan, dan
dihayati dengan penuh rasa iman dan takwa, maka apa yang diputuskan Allah itu
merupakan keputusan yang sangat adil. Jadi, seorang yang‘adl adalah seorang yang
berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran
yang ganda. Dari sinilah kita mengetahui bahwa orang yang adil tidak berpihak
kepada salah seorang yang berselisih, dan seorang yang adil selalu berpihak kepada
yang benar, karena baik yang benar maupun yang salah sama-sama harus memperoleh
haknya. Maka orang yang adil akan melakukan sesuatu yang patut, tidak sewenang-
wenang dan berusaha memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku,
tidak memihak kepada siapapun dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan
yang benar, dan menyalahkan yang salah.

Allah SWT adalah Sang Pencipta segala keindahan, keburukan, kebaikan,


maupun kejahatan. Allah SWT bersifat adil pada ciptaan-Nya, dalam hal ini ada
rahasia yang sulit dimengerti. Maka dari itu, kita perlu memahami bahwa seringkali
orang harus mengenal lawan kata dari sesuatu untuk memahaminya. Orang yang tidak
pernah merasakan kesedihan, tidak akan mengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang
buruk, kita tidak akan mengenal keindahan. Baik dan buruk sama pentingnya. Allah
menunjukkan yang satu dengan yang lain, yang benar dengan yang salah, dan
menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masingnya. Dia memperlihatkan pahala
sebagai lawan kata dari siksaan. Lalu dipersilakan-Nya kita untuk menggunakan
penilaian kita sendiri. Sesuai dengan takdirnya, masing-masing mendapatkan
keselamatan dalam penderitaan dan rasa sakit, atau kutukan dalam kekayaan. Allah
mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-Nya. Hanya Alloh yang mengetahui nasib
kita. Perwujudan dari nasib itu adalah keadilan-Nya.

Secara umum, adil adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan haknya atau
semestinya dengan tidak melanggar hak dan kewajiban lainya. Dalam bahasa yang
lain, adil adalah memutuskan perkara sesuai dengan ketentuan Allah SWT dalam al-
Quran dan ketentuan Rasulullah SAW dalam as-Sunnah, bukan hanya sekedar
bergantung kepada akal manusia semata. Adil dapat diartikan sebagai perbuatan yang
sesuai dengan norma-norma atau aturan-aturan yang berlaku. Contohnya, kalau
datang terlambat untuk membeli tiket misalnya, maka tidak lazim untuk langsung
menerobos ke depan, hendaknya menempati posisi di belakang, lalu mengikuti antrian
untuk sampai ke loket. Secara umum, seseorang yang sesuai dangan aqidah keadilan
memiliki ciri sebagai berikut:

1. Yang pertama Adil terhadap Allah Ta’ala, yaitu dengan tidak berbuat syirik dalam
beribadah kepadaNya, mengimani nama-namaNya dan sifat-sifat-Nya, menaatiNya
dan tidak bermaksiat kepadaNya, senantiasa berdzikir dan tidak melupakanNya serta
mensyukuri nikmat-nikmatNya dan tidak mengingkarinya.

2. Yang kedua Adil terhadap sesama manusia, yaitu dengan memberikan hak-hak
mereka dengan sempurna tanpa menzhaliminya, sesuai dengan apa yang menjadi
haknya.

3. Yang ketiga Adil terhadap keluarga (anak dan istri), yaitu dengan tidak melebihkan
dan mengutamakan salah seorang di antara mereka atas yang lainnya atau kepada
sebagian atas sebagian yang lainnya.

4. Yang keempat Adil dalam perkataan, yaitu dengan berkata baik dan jujur tidak
berdusta, berkata kasar, bersumpah palsu, mengghibah saudara seiman dan lain-lain.

5. Yang kelima Adil dalam berkeyakinan, yaitu dengan meyakini perkara-perkara


yang disebutkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih dengan keyakinan yang
pasti tanpa keraguan sedikitpun dan tidak meyakini hal-hal yang tidak benar yang
menyelisihi keduanya.

6. Yang keenam Adil dalam menetapkan hukum dan memutuskan perselisihan yang
terjadi antara sesama manusia, yaitu dengan menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah
sebagai sumber hukum dan pemutus perkara tersebut.

Perilaku terpuji siswa yang mencerminkan Asma Allah Al-Adl berupa salah
satunya adalah belajar. Dengan belajar siswa telah berperilaku adil terhadap dirinya
sendiri karena mendapatkan ilmu adalah hak dan kewajiban setiap orang. Belajar juga
merupakan suatu kebutuhan bagi siswa itu sendiri dalam menjalani kehidupannya
sehari-hari. Manusia itu sendiri terdiri dari beberapa bagian atau organ yang
senantiasa harus terpenuhi haknya. Misalnya dengan tidur kita memberikan keadilan
kepada mata dan orang tubuh lainnya untuk berisitirahat. Jika tidak tidur maka tubuh
manusia tidak berfungsi dengan baik. Artinya Dengan belajar juga seorang siswa
mampu mempertimbangkan sesuatu sesuai kemampuannya untuk memutuskan suatu
perkara yang memerlukan keadilan. Cara supaya adil yaitu mempunyai iman yang
kukuh dan bertakwa kepada Allah SWT, menguasai ilmu syariat dan ilmu Aqidah,
melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab, ikhlas dan bertakwa kepada
Allah SWT, memiliki pribadi yang mulai (tidak mementingkan diri sendiri, memiliki
belas kasihan, bijak/tegas dan berani mengambil resiko).

Perilaku siswa lainnya yang menunjukkan keadilan adalah menjalan ibadah


sholat zuhur bersama secara berjamaah di mushalla sekolah sesuai perintah Allah
SWT. Artinya para siswa telah belajar berlaku adil kepada pencipta-Nya. Contoh
perilaku lainnya adalah siswa yang menjadi seorang ketua kelas, keputusan yang
diambil sangat penting jika terjadi perkelahian antar teman di dalam kelas serta
keadilan dalam memberikan informasi kepada siswa lainnya.
Kegagalan bersikap adil terhadap masyarakat berawal dari gagalnya bersikap adil
terhadap diri sendiri, dan gagalnya bersikap adil terhadap diri sendiri karena tidak
mampu menjadi saksi bagi dirinya sendiri. Hal itu disebabkan karena manusia sudah
tidak jujur kepada dirinya sendiri, manusia sudah membohongi dirinya sendiri,
dengan menggadaikan kehidupan akhirat yang abadi dan kehidupan duniawi yang
terlihat indah namun mengotori hati sehingga menghalangi nur Ilahi untuk bersinar
dalam hati yang terpancar dari baiknya budi pekerti.

C. AYAT-AYAT YANG MENGUTKAN TENTANG AL-ADL

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-An’am ayat 115:

‫ص ْدقًا َو َع ْدال ال ُمبَ ِّد َل لِ َكلِ َماتِ ِه َوهُ َو ال َّس ِمي ُع ْال َعلِي ُم‬ َ ِّ‫ت َكلِ َمةُ َرب‬
ِ ‫ك‬ ْ ‫َوتَ َّم‬
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an, sebagai kalimat yang benar
dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-
lah     yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Maa’idah (5) ayat 8:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu


menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahuiapa yang kamu kerjakan.”

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Fushshilat (41) ayat 46:


ِ‫ربُّكَ بِظَاَّل ٍم لِّ ْل َعبِيد‬
َ ‫َو َم ْن َأ َساء فَ َعلَ ْيهَا َو َما‬ ‫صالِحا ً فَلِنَ ْف ِس ِه‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk
dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk
dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya.”

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al- Hujurat ayat 9:

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi
sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara
keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nisaa’ ayat 135:


“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau
ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.”

D.  MENELADANI SIFAT AL-ADL

- Menghindari perbuatan yang tidak adil dan keluar dari yang telah digariskan allah.
- Berbicara dan berbuat dengan penuh keadilan meskipun dirasakan pahit serta dapat
merugikan diri kita sendiri ataupun keluarga.
- Menyadari bahwa keadilan dapat mendekatkan diri pada takwa.
- Adil terhadap diri sendiri dengan cara mengendalikan hawa nafsu.
- Tidak membeda-bedakan derajat seseorang, berteman dengan siapa saja.
- Husnudhon (positif thingking) kepada allah terhadap semua ketentuan allah swt”,
- Senantiasa bersyukur kepada allah swt. Atas ketentuan – Nya yang adil.”,
- Meneladani sikap al-adlu dengan memerapkan sikap adil terhadap sesama

Anda mungkin juga menyukai