DISUSUN OLEH:
1. Siti yulaikah
2. Neila farkha hamida
3. Nadya Amalia
4. Badi'ul Ulya
5. Raihan Aliek G.P
6. Ira sagita
MAN 02 GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Masalah
Zaman sekarang yang semakin berkembangnya teknologi berdampak pada pola pikir
yang serba cepat dan instan. Memang semakin maju dan semakin baik, tetapi disisi lain ada
dampak negatif yang sedang melanda negara kita, tentunya Negara Indonesia tercinta.
Masalahnya ialah bencana korupsi, kolusi, nepotisme.
Salah satu faktor bencana korupsi tersebut karena tidak adanya sikap berlaku adil
dan jujur dari dalam diri para pejabat pemerintahan, yang serba instan membuat
sikap tersebut jarang diterapkan.
Menerapkan sikap adil dan jujur sebenarnya tidaklah sulit. Dimulai dengan niat yang
sungguh-sungguh dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, maka sifat itu akan tertanam
pada diri kita dengan sendirinya.
Untuk itu, dengan sulitnya sikap adil dan jujur zaman sekarang karena berbagai faktor,
kami akan membahas sedikit tentang “Bersikap Adil da jujur” dengan berbagai sumber-
sumber yabg kami peroleh, agar mengetahui lebih dalam tentang sikap berlaku adil dan jujur.
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Berlaku adil dan Jujur ?
2.Apa keutamaan berlaku adil dan jujur ?
3.Apa Hikmah Berbuat adil dan jujur ?
BAB II
PEMBAHASAN
Berlaku Adil dan Jujur
A. Pengertian sifat keadilan
Keadilan barasal dari kata adil, artinya dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Misalnya dalam menetapkan hukum, yang salah disalahkan dan yang benar di benarkan,
dengan tidak membedakan yang diadili. Sifat adil artinya, suatu sifat yang teguh, kukuh yang
tidak menunjukkan memihak kepada seorang atau golongan. Adil itu sikap mulia dan sikap
yang lurus tidak terpengaruh karena factor keluarga, hubungan kasih sayang, kerabat karib,
golongan dan sebagainya.
Sesungguhnya ALLAH SWT. maha adil dan ALLAH SWT menetapkan bahwa setiap
manusia masing-masing bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Seseorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan tidak memperoleh pahalah selain apa yang
diusahakannya sendiri. Terhadap semua hasil seseorang itu, nantinya ALLAH SWT akan
membalas dengan yang setimpal dan penuh keadilan.
Sebagaimana dalam firman ALLAH SWT yang artinya :
(yaitu) bahwasanya seorang berdosa tidak akan memikul dosa orang ain dan
bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakan. dan
bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasanm yang paling sempurna dan bahwasanya kepada
tuhanmulaqh kesudahan (segala sesuatu).
Sesungguhnya ALLAH SWT menyuruh manusia untuk berlaku adil sebagaimana
firmannya yang artinya:
Sesungguhnya ALLAH menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberikan kepada kaum kerabat, dan ALLAH melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.
Berlaku adil dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu
1. Berlaku adil kepada ALLAH SWT.
Berlaku adil kepada ALLAH SWT. artinya harus dapat menempatkan ALLAH pada
tempat-Nya yang benar, yakni sebagai makhluk ALLAH SWT, dengan teguh melaksanaka
apa yang diwajibkan kepada kita, sehingga benar-benar ALLAH sebagai tuhan kita.
Untuk mewujudkan keadilan kita kepada allah, maka kita wajib beriman kepada
ALLAH SWT, tidak menyekutukanNya dengan sesuatu yang lain, mengimani Nabi
Muhammad SAW sebagai utusannya. menjunjung tinggi petunjuk dan kebenaran dari
padanya, yaitu mengimani Al Qur’an sebagai wahyu ALLAH, menaati ketentuannya yaitu
melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangan-larangannya. Menyembah kepadanya
yaitu melaksanakan Shalat, Zakat, Puasa dan sebagainya.
2. Berlaku adil pada diri sendiri
Artinya menempati diri pribadi pada tempat yang baik dan benar. Untuk itu kita harus
teguh, kukuh menempatkan diri kita agar tetap terjaga dan terpelihara daam kebaikan dan
keselamatan. Jangan menganiayah diri sendiri dengan mengikuti hawa nafsu, minum-
minuman keras, dusta, enggan berbuat baik dan jangan berbuat kemudharatan (keburukan)
yang akibatnya akan buruk pula pada kesehatan, jiwa harta dan kehormatan diri. kita harus
menjaga dan memelihara agar diri sendiri hidup selamat bahagia didunia dan diakhirat kelak.
Kita harus jujur- terhadap diri sendiri, jika diri kita berbuat salah, kita harus berani
mengoreksi.
3. Berlaku adil kepada orang lain
Artinya menempatkan orang lain pada tempat yang sesuai, layak dan benar. Kita harus
memberi hak orang lain dengan jujur dan benar, tidak mengurangi sedikitpun hak yang harus
diterimah. Tidak boleh menyakiti dan merugikan orang lain, baik berupa material maupun
non material. Kalau kita menjadi hakim, putuskanlah perkara yang adil. Kalau menjadi
pelayan masyarakat, maka layanilah itu dengan baik dan adeil.
4. Berlaku adil kepada makhluk lain.
Artinya dapat menempatkan pada tempat yang sesuai, misalnya adil pada binatang,
harus menempatkannya pada tempat yang layak menurut kebiasaan binatang tersebut. Jika
memelihara binatang harus disediakan tempat dan maka nannya yang memadai. Jika binatang
itu akan dimanfaatkan untuk kendaraan atau usaha pertanian, hendaknya dengan cara yang
wajar, jangan member beban yang malampaui batas. demikian pua jika hendak dimakan,
maka hendaklah disembelih dengan cara yang telah ditentukan oleh ajaran agama, dengan
cara yang baik yang tidak menimbulkan kesakitan bagi binatang itu. Menjaga kelestarian
lingkungan juga termasuk berbuat adil kepada makhluk lain.
B. Keutamaan Berbuat Adil
Keutamaan berbuat adil adalah
1. Terciptanya rasa aman, tenang dan tentram dalam jiwa dan ada rasa khawatir
kepada orang lain, karena tidak pernah melakukan perbuatan yang merugikan atau menyakiti
orang lain.
2. Membentuk pribadi yang dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, taat dan
patuh kepada ALLAH SWT, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
3. Menciptakan ketenteraman dan kerukunan hidup, hubungan yang harmonis dan
tertib dengan orang lain.
4. Dalam memanfaatkan alam sekitar untuk kemasyalatan dan kebaikan hidup di
dunia dan di akhirat.[1]
C.Kewajiban Berlaku Adil
wahai manusia bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah ta’ala
memerintahkan berbuat adil dan mengabarkan bahwa Ia mencintai orang-orang yang adil.
Allah ta’ala berfirman :”Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil dan baik”.
(AnNahl : 90) “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil”. (AlMaidah :42) Adil
adalah sikap tengah-tengah dalam segala sesuatu dan keadilan adalah karakter yang
mengharuskan seseorang menjaga diri dari hilangnya kehormatannya. Rasulullah berkata
“Orang yang adil di sisi Allah di atas mimbar dari cahaya, mereka adalah orang-orang yang
adil dalam hokum dan keluarga”. (HR. Muslim) Sungguh kedudukan adil dalam Islam sangat
agung dan pahalanya banyak di sisi Allah. Keadilan itu banyak macamnya dan tiap orang
haruslah adil sesuai dengan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini. Maka seorang
pemimpin wajib adil terhadap rakyatnya. Allah ta’ala berfirman :
D. Pengertian Jujur
Kata jujur sudah tidak asing lagi bagi kita, karena hampir setiap hari mendengar kata
jujur. Namun belum tentu tahu makna jujur dan tentunya sudah banyak yang tahu atau
mengerti tentang makna jujur, ada juga di kalangan masyarakat kalau ditanya tentang jujur, ia
tahu tetapi tidak bisa mengartikan jujur dengan merangkai kata-kata untuk menjadi kalimat
yang mendefinisikan tentang jujur.
“Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah
mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut.
Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara
samar-samar. Berikut saya akan mencoba memberikan pemahaman sebatas mampu saya
tetang makna dari kata jujur ini”
Jujur itu merupakan sifat yang tertanam dalam diri manusia antara menyampaikan
dengan kenyataan itu sama tanpa ada tambahan atau kurang satu patah kata pun. Maka jika
apapun yang terjadi seseorang tersebut talah mengakuinya, entah itu membuat orang lain
senang atau justru membuat orang lain tersakiti.
Ada pepatah jawa mengatakan “Jujur ajur” atau dalam bahasa Indonesia “Jujur akan
hancur” maksudnya dari kata-kata tersebut ialah jika seseorang bersikap jujur tetapi justru
membuatnya hancur dengan apa yang telah menjadi tujuannya. Pepatah tersebut memang
mengunutngkan tetapi yang namanya jujur pasti akan ketahuan juga. Maka sebaiknya kita
selalu bersikap jujur walaupun itu pahit.
“Jika kejujuran kita membuat resah hati seseorang, jika keterusterangan kita
mengganggu tidur malam seseorang, jika apa yang keluar dari suara hati ini menjadikan diri
orang lain tersakiti. Maka mohonlah maaf pafanya, atas ketidakkuasaan hati untuk
memendam perasaan. Kejujuran memang berat, dan terkadang kita dibuat tidak berdaya dan
serba salah dengan kejujuran itu sendiri. Antara ya dan tidak, antara suka dan benci, antara
menerima dan menolak, antara mengakui dan menutupi, sulit memang untuk bisa
mengatakan “tidak” tanpa harus menyakiti kesucian hati. Kalau penulis sendiri ditanya
seperti itu, sementara hati ini belum berpikir ke situ, penulis pun akan.”
Jika tidak sama antara penyampaian dan kenyataan maka dapat dikatakan berdusta atau
bohong. Sebenarnya jika tidak jujur, sama saja tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri
atau boleh di bilang tidak ada rasa kepercayaan diri, dan telah membohongi diri sendiri dan
juga orang lain yang bersangkutan. Hal itu tidak baik untuk kebiasaan sehari hari jika tidak
ada rasa kejujuran, dan hidup ini akan selalu menggantungkan kepada orang lain untuk
menjalani kehidupan sehari-hari.
“Jujur adalah tidak berbohong. Ya benar sekali, jujur adalah tidak berbohong.
Sesederhana itu saja. Meskipun dalam prakteknya, kadang sesuatu yang simpel itu tiba tiba
berubah menjadi rumit. Penyebabnya macam macam. Dan saya rasa, kita bisa menalarnya
sendiri tentang itu”.[3]
Jujur dalam bertutur kata adalah bentuk kejujuran yang paling populer di tengah
masyarakat. Orang yang selalu berkata jujur akan dikasihi oleh Allah swt. dan dipercaya oleh
orang lain. Sebaliknya, orang yang berdusta, meski hanya sekali apalagi sering berdusta maka
akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Rasulullah mengingatkan:
« اضْ َمنُوا لِى ِستًّا ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأضْ َمنُ لَ ُك ُم ْال َجنَّةَ اصْ ُدقُوا ِإ َذا: -صلى هللا عليه وسلم- ِ ال َرسُو ُل هَّللا
َ َال ق
َ َت ق
ِ ع َْن ُعبَا َدةَ ْب ِن الصَّا ِم
ار ُك ْم َو ُكفُّوا َأ ْي ِديَ ُك ْم
َ صَ َح َّد ْثتُ ْم َوَأوْ فُوا ِإ َذا َو َع ْدتُ ْم َوَأ ُّدوا ِإ َذا اْؤ تُ ِم ْنتُ ْم َواحْ فَظُوا فُرُو َج ُك ْم َو ُغضُّوا َأ ْب
"Jaminlah kepadaku enam perkara dari dirt kalian, niscaya aku men-jamin bagi kalian surga:
jujurlah jika berbicara, pemihilah jika berjanji, tunaikan jika dipercaya, jagalah kemahian
kalian, tiinduk-kanlah pandangan, dan tahanlah tangan kalian" (HR. Ahmad)
"Barangsiapa berkata kepada anak kecil, kemari soya beri korma ini, kemudian dia
tidak memberinya, maka dia telah melakukan kebo-hongan" (HR. Ahmad) Orang yang sering
mengingkari janji juga akan kehilangan kepercayaan orang lain, bahkan akan mendapatkan
label munafik, sebagaimana sabda Rasulullah:“Ciri-ciri orang munafik ada tiga, yaitu: jika
berkata ia dusta, jika berjanji, ia ingkar, dan jika dipercaya, ia berkhianat” (HR. Bukhari
Muslim)
Sementara itu, Allah memberi pujian orang-orang yang jujur dalam berjanji. Dia
memuji Nabi Ismail a.s. yang menepati janji-nya sebagai berikut:
ق ْال َو ْع ِد َو َكانَ َرسُوالً نَّبِيًّا ِ َو ْاذ ُكرْ فِي ْال ِكتَا
َ َب ِإ ْس َما ِعي َل ِإنَّهُ َكان
َ صا ِد
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ismail di dalam al-Qur 'an. Sesungguhnya ia
adalah seorang yang jujur janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi” (Qs. Maryam:
54)
Ketika ia menjual tidak akan me-ngurangj takaran dan timbangan. Pada saat membeli
tidak akan memperberat timbangan dan menambah takaran. Orang yang jujur dalam
bermu'amalah juga senantiasa bersikap santun, tidak sombong dan tidak pamer (riya). Jika
orang tersebut melakukan atau meninggalkan sesuatu, semuanya da¬lam koridor Allah swt.Ia
tidak tamak dan serakah dalam bermu'amalah. Barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam
bermu'amalah maka dia akan menjadi kepercayaan masya¬rakat. Semua orang akan merasa
nyaman dan aman berinteraksi dan bermu'amalah dengannya.
Seorang yang jujur akan senantiasa menampilkan diri apa adanya sesuai kenyataan
yang sebenarnya. Ia tidak memakai topeng dan baju kepalsuan, tidak mengada-ada dan
menampilkan diri secara bersahaja. Rasulullah saw. bersabda:
3. Dengan bertindak maupun berkata jujur. Kita tidak akan membohongi diri sendiri maupun
orang lain.
4. Dengan jujur hidup kia tidak akan terasa was-was. Karena tidak di tutupi oleh kebohongan.
5. Kalau kita pernah berbohong sekali, maka kita akan berbohong lagi untuk menutupi
kebohongan sebelumnya.
6. Orang jujur lebih tinggi kehormatannya dibandingakan dengan orang yang tidak jujur atau
berbohong.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat adil artinya, suatu sifat yang teguh, kukuh yang tidak menunjukkan memihak kepada
seorang atau golongan. Adil itu sikap mulia dan sikap yang lurus tidak terpengaruh karena
factor keluarga, hubungan kasih sayang, kerabat karib, golongan dan sebagainya.Berlaku adil
dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu
1. Berlaku adil kepada ALLAH SWT.
2. Berlaku adil pada diri sendiri
3. Berlaku adil kepada orang lain
4. Berlaku adil kepada makhluk lain.
Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya
kemauan pada diri manusia itu sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri
yang kuat akan cenderung berdampak positif dari pada negative. Jika menerapkan sikap jujur,
secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita. Sampai dimana kemampuan kita?
Itu pernyataan yang akan timbul dan terjawab sendiri dengan hasil yang di peroleh.
DAFTAR PUSTAKA