Anda di halaman 1dari 13

Makalah Tentang "Adalah (Adil)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kami semua dapat menyusun,
menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di samping itu, kami
mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yan telah banyak membantu kami
dalam menyelesaikan pembuatan sebuah  makalah ini, baik dalam bentuk moril
maupun dalam bentuk materi sehinggadapat terlaksana denan baik.

Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini memang masih banyak
kekurangan serta amat  jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami semua telah
berusaha semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping itu,
kami sangatt  mengharapkan kritik serta saran nya dari semua teman-teman demi
tercapainya kesempurnaan yang di harapkan dimasa akan datang.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Islam adalah agama yang benar, agama yang paling sempurna di antara agama
samawi yang diturunkan Allah SWT. kesempurnaannya dapat dilihat dari syariatnya,
tidak ada satu sendi kehidupan pun melainkan semua itu telah terliputi oleh hukum atau
syariat Islam, termasuk dalam keadilan.
Keadilan dalam Islam meliputi semua hal, mulai pada diri sendiri, dalam kehidupan
rumah tangga, masyarakat hingga kehidupan bernegara. Keadilan dalam Islam
bukanlah keadilan yang dibuat-buat atau hasil pemikiran manusia, melainkan
berlandaskan Al-Qur’an yang telah diturunkan oleh Allah Rabb semesta alam baik
dalam Al-Qur’an maupun yang  dilhamkan kepada manusia pilihan Allah, Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam (Al-Hadits).
Rumusan Masalah

1.         Apa Pengertian adil?


2.         Bentuk bentuk Adil?

Tujuan

1.         Mengetahui pengertian adil


2.         Mengetahui bentuk bentuk Adil

BAB II
PEMBAHASAN

Menegakkan Sikap ’Adalah

1.         Pengertian

Pengertian adil menurut bahasa adalah sebagai berikut.

Meletakkan sesuatu pada tempatnya

Adil juga berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang satu
dengan yang lain.

Berlaku adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak
memihak, dan tidak merugikan pihak mana pun. Adil dapat berarti tidak berat sebelah
serta berarti sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
Jamil Shaliba, penulis kamus Filsafat Arab, mengatakan bahwa, menurut bahasa adil
berarti al-Istiqamah yang berarti tetap pada pendirian, sedangkan dalam syari'at adil
berarti tetap dalam pendirian dalam mengikuti jalan yang benar serta menjauhi
perbuatan yang dilarang serta kemampuan akal dalam menundukkan hawa nafsu.
Sebagaimana firman di bawah ini.

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat,  dan  Allah  melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil 
pelajaran.  (QS. an-NaŽl [16] : 90)

2.         Bentuk-Bentuk Adil

a.         Adil terhadap Allah, artinya menempatkan Allah pada tempatnya yang benar,
yakni sebagai makhluk Allah dengan teguh melaksanakan apa yang diwajibkan kepada
kita, Sehingga benar-benar Allah sebagai Tuhan kita.
b.         Adil terhadap diri sendiri, yaitu menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik
dan benar. Untuk itu kita harus teguh, kukuh menempatkan diri kita agar tetap terjaga
dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan. Untuk mewujudkan hal tersebut kita
harus memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta menghindari segala perbuatan
yang dapat mencelakakan diri.
c.         Adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang lain pada tempatnya yang
sesuai, layak, dan benar. Kita harus memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar
tidak mengurangi sedikitpun hak yang harus diterimanya.
d.         Adil terhadap makhluk lain, artinya dapat menempatkan makhluk lain pada
tempatnya yang sesuai, misalnya adil kepada binatang, harus menempatkannya pada
tempat yang layak menurut kebiasaan binatang tersebut.

3.         Kedudukan dan Keutamaan adil


a.         Terciptanya rasa aman dan tentram karena semua telah merasa diperlakukan
dengan adil.
b.         Membentuk pribadi yang melaksanakan kewajiban dengan baik
c.         Menciptakan kerukunan dan kedamaian
d.         Keadilanadalahdambaansetiaporang.Alangkahbahagianyaapabila keadilan bisa
ditegakkan demi masyarakat, bangsa dan negara, agar masyarakat merasa tentram
dan damai lahir dan batin.
e.         Begitu mulianya orang yang berbuat adil sehingga Allah tidak akan menolak
doanya. Demikian pula  Allah sangat mengasihi  orang

yang dizalimi (tidak diperlakukan secara adil) sehingga Allah tidak akan menolak
doanya.

“Tiga orang yang tidak tertolak doanya, yaitu orang yang sedang berpuasa hingga
berbuka, pemimpin yang adil dan orang yang teraniaya”(HR. Ahmad)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus.
Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi,
ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan
standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum
sosial (hukum adat) yang berlaku.
Konsep keadilan dalam Islam yaitu:
a.         Keadilan Intelektual
b.        Keadilan Terhadap Diri Sendiri
c.         Adil Kepada Orang Lain
d.        Berlaku Adil Kepada Makhluk Lain.
Berlaku adil memerlukan kejelian dan ketajaman, di samping mutlak adanya mizan
(standar) yang dipergunakan untuk menilai keadilan atau kezaliman seseorang. Mizan
keadilan dalam Islam adalah Al Qur’an. Dengan bersikap adil akan tercipta
keharmonisan dalam kehidupan.

Saran
Sebagai seorang muslim kita harus taat menjalankan apa yang telah disyariatkan oleh
agama tanpa pengecualian termasuk untuk berbuat adil dalam kehidupan
Kalimat efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.

Contoh:

 Andi membelikan pulsa adiknya. (kalimat tidak efektif)


o Andi membeli pulsa untuk adiknya. (kalimat efektif)
 Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif)
o Setiap kali bertemu, mereka saling berpandangan. (kalimat efektif)
 Ia sedang menginventarisir perabot-perabot kantor. (kalimat tidak efektif)
o Ia sedang menginventarisasi perabotan kantor. (kalimat efektif)
 Para wanita perlu hati-hati jika melewati lorong. (kalimat tidak efektif)
o Para wanita perlu berhati-hati jika melewati lorong. (kalimat efektif)
 Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama. (kalimat tidak efektif)
o Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama. (kalimat efektif)
 Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat menderita kelaparan. (kalimat tidak efektif)
o Karena harga terus melambung tinggi, rakyat menderita kelaparan. (kalimat efektif)
 Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks
dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak efektif)
o Kunjana  (2009) menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks
dalam pragmatik. (kalimat efektif)
o Menurut Kunjana, konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik
(2009). (kalimat efektif)
 Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat tidak efektif)
o Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)
 Adalah merupakan tugas peneliti untuk menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat tidak
efektif)
o Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat efektif)
 Berbagai kendala penelitian harus dapat diselesaikan oleh kita. (kalimat tidak efektif)
o Kita harus menyelesaikan berbagai kendala penelitian. (kalimat efektif)
 Setiap hari Jum’at selalu berpramuka. (kalimat tidak efektif)
o Setiap hari Jum’at anak-anak selalu berpramuka. (kalimat efektif)
 Sesampainya di rumah nenek langsung berkebun dengan kakek. (kalimat tidak efektif)
o Sesampainya di rumah nenek, Riko langsung berkebun dengan kakek. (kalimat efektif)
 Pada siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat tidak efektif)
o Siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat efektif)
 Dalam rapat itu membahas cara memajukan pariwisata daerah. (kalimat tidak efektif)
o Rapat itu membahas cara memajukan pariwisata daerah. (kalimat efektif)
 Pada bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa. (kalimat tidak efektif)
o Bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa. (kalimat efektif)
 Pada hari Jum’at apel kepramukaan yang diikuti oleh seluruh siswa SMP Mandala mulai dari kelas VII
sampai kelas IX. (kalimat tidak efektif)
o Pada hari Jum’at apel kepramukaan diikuti oleh seluruh siswa SMP Mandala mulai dari kelas VII sampai
kelas IX. (kalimat efektif)
 Saat itu malam yang penuh bintang. (kalimat tidak efektif)
o Saat itu malam penuh bintang. (kalimat efektif)
 Yang menjadi sebab banjir adalah pembuangan sampah di hilir sungai. (kalimat tidak efektif)
o Penyebab banjir adalah pembuangan sampah di hilir sungai. (kalimat efektif)
 Kami membedah tentang buku itu. (kalimat tidak efektif)
o Kami membedah buku itu. (kalimat efektif)
 Mereka menyetujui daripada keputusan itu. (kalimat tidak efektif)
o Mereka menyetujui keputusan itu. (kalimat efektif)
 Film itu saya sudah tonton. (kalimat tidak efektif)
o Film itu sudah saya tonton. (kalimat efektif)
 Soal itu kita harus pecahkan. (kalimat tidak efektif)
o Soal itu harus kita pecahkan. (kalimat efektif)
 Dia bukan guru, tetapi pelayan. (kalimat tidak efektif)
o Dia bukan guru, melainkan pelayan. (kalimat efektif)
 Mereka tidak menggambar, melainkan melukis. (kalimat tidak efektif)
o Mereka tidak menggambar, tetapi melukis. (kalimat efektif)
 Sungai itu akan diperlebarkan. (kalimat tidak efektif)
o Sungai itu akan diperlebar. (kalimat efektif)
o Sungai itu akan dilebarkan. (kalimat efektif)
 Dalam seminar itu membicarakan tentang pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat tidak efektif)
o Dalam seminar itu dibicarakan pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat efektif)
o Seminar itu membicarakan pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat efektif)
o Seminar itu berbicara tentang pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat efektif)
 Kepada pembicara disilakan. (kalimat tidak efektif)
o Pembicara disilakan. (kalimat efektif)

Kalimat baku.

Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki keseuaian dengan kaidah berbahasa Indonesia
baik dalam hal diksi (pilihan kata), stuktur kalimat, dan ejaannya. Kalimat baku juga
memiliki kesamaan dengan kalimat efektif jika diperhatikan dari sisi bentuknya. 

Contoh:

Persyaratan Kalimat Baku


Sebuah kalimat baku harus memenuhi beberapa syarat sesuai kaidah dalam Bahasa Indonesia. Syarat-
syarat yang harus dipenuhi dalam kalimat baku adalah:

1. Logis
Sebuah kalimat dikatakan baku jika kalimat tersebut logis atau dapat diterima dalam akal sehat pembaca
atau pendengarnya. Aspek komunikatif bukanlah penentu dalam kalimat baku. Kalimat yang komunikatif
dan sering digunakan belum jaminan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat baku. Berikut adalah contoh
kalimat logis:

 Pengunjung yang membawa telepon genggam harap segera mematikan telepon genggamnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut:

 Pengunjung yang membawa telepon genggam harap segera dimatikan.

Kalimat ke-2 ini justru meminta mematikan pengunjung yang membawa telepon genggam.

2. Hemat
Kalimat baku adalah kalimat yang tidak boros kata. Perhatikan kalimat berikut:

 Para mahasiswa saling pandang-memandang dengan mata kepala mereka masing-masing dalam games
unik ini.

Kalimat di atas mengandung pemborosan kata dengan penggunaan kata “saling” dan “pandang-
memandang”, serta “mata kepala mereka masing-masing”. Kalimat tersebut dapat menjadi lebih efektif
jika diubah menjadi:

 Para mahasiswa saling pandang dalam games unik ini.

3. Padu
Padu dalam suatu kalimat dapat diartikan sebagai  kesesuaian antar unsur kalimat agar tidak terjadi
kesalahan penafsiran. Contoh:

 Dari hasil rapat menunjukkan bahwa keputusan PHK berdampak buruk bagi perekonomian rakyat.

Kalimat di atas tidak padu karena tidak memiliki unsur subjek. Agar menjadi kalimat yang padu dan baku
maka dapat diubah menjadi:

 Keputusan PHK berdampak buruk bagi perekonomian rakyat.

4. Kesesuaian Struktur
Kesesuaian struktur menjadi penting dalam suatu kalimat agar tidak terjadi kerancuan makna. Kalimat
baku memiliki struktur yang sesuai. Perhatikan contoh berikut:

 Ibu membelikan baju ayah untuk kado ulang tahun.

Kalimat di atas justru mengandung makna yang rancu. Yang dibelikan oleh Ibu bukanlah baju akan tetapi
ayah. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi:

 Ibu membelikan ayah baju untuk kado ulang tahun.

Kesalahan dalam Kalimat Tidak Baku


Suatu kalimat dinyatakan menjadi kalimat tidak baku jika tidak memenuhi persyaratan suali kalimat baku.
Beberapa kesalahan dalam suatu kalimat yang menyebabkannya menjadi tidak baku antara lain:

Kesalahan Kalimat Tidak Baku Kalimat Baku

Ketidaktepatan Ayah bertanya,”Kenapa kau tidak Ayah bertanya,”Kenapa kau tidak


Penulisan Tanda Baca belajar dengan sungguh-sungguh ? belajar dengan sungguh-sungguh?”

Ketidaktepatan Andi dan ani adalah saudara kembar Andi dan Ani adalah saudara kembar
Penulisan Huruf Kapital yang sudah lama terpisah. yang sudah lama terpisah.

Ketidaktepatan Struktur Dalam masyarakat Jawa mengenal Masyarakat Jawa mengenal tradisi
dan Tatabahasa tradisi mitoni untuk kehamilan. mitoni untuk kehamilan.
Contoh Kalimat Baku vs Kalimat Tidak Baku
Berikut disajikan contoh kalimat baku dan kalimat tidak baku:

No. Kalimat Baku Kalimat Tidak Baku

1. Kiriman dari ayah sudah saya terima Saya sudah terima kiriman dari ayah

2. Teman saya, Kevin, cerdik sekali. Teman saya Kevin cerdik sekali.

Kalian semua dipersilahkan masuk


3. Kalian dipersilahkan masuk sekarang.
sekarang.

4. Paman mempunyai mobil baru. Mobil paman baru.

5. Kakak mengontrak rumah kecil di desa. Kakak ngontrak rumah kecil di desa.

6. Mereka saling bersalaman. Mereka semua saling bersalam-salaman.

Aku melihat kejadian itu dengan mata


7. Aku melihat kejadian itu dengan mataku.
kepalaku sendiri.

Ayah naik ke atas untuk melihat genteng


8. Ayah naik untuk melihat genteng yang bocor.
yang bocor.

9. Kakak menyukai mobil hitam. Kakak menyukai mobil berwarna hitam.

Ibu merawat bayi terlantar itu kemudian mendidiknya Ibu merawat bayi terlantar itu kemudian
10.
hingga besar. dididik hingga besar.

11. Kakak akan menikah di Masjid An Nur. Kakak akan menikah diMasjid An Nur.

12. Pemenang diminta untuk ke depan. Pemenang diminta untuk maju ke depan.

Ayah mengantar ibu pulang dengan menaiki sepeda


13. Ayah mengantar pulang ibu naik motor.
motor.

14. Kita akan berlibur ke Bali pekan depan. Kita akan berlibur ke bali pekan depan.

15. Adik membaca novel romantis di kamarnya Adik mbaca novel romantis di kamarnya

Lina mundur ke belakang untuk


16. Lina mundur untuk bersembunyi.
bersembunyi.

17. Preman berteriak saat mengejar pencuri di pasar. Preman triak saat ngejar pencuri dipasar.

18. Harap memarkir kendaraan dengan benar. Harap markir kendaraan dengan benar.

19. Mereka saling dorong dalam keramaian pameran. Mereka saling dorong mendorong dalam
keramaian pameran.

Bagi pengendara kendaraan bermotor harap Bagi yang membawa kendaraan bermotor
20.
memarkir kendaraan di area pinggir. harap dipinggirkan.

Home » Contoh Kalimat » 20 Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat, Pengertian, dan Cirinya 20
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat, Pengertian, dan Cirinya AdministratorAdd
CommentContoh KalimatSenin, 16 Januari 2017 Melanjutkan pembahasan pada artikel
sebelumnya, di kesempatan artikel kali ini kita akan membahas tentang kalimat majemuk
bertingkat. Apakah yang dimaksud dengan kalimat mejemuk bertingkat itu? Apa saja jenis-jenis
dari kalimat majemuk yang satu ini? Seperti apa contoh kalimat majemuk bertingkat yang sering
kita gunakan dalam percakapan sehari-hari? Berikut jawabannya untuk Anda pahami! Contoh
Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terdiri
dari 2 atau lebih klausa dengan tingkat yang berbeda. Satu klausa kalimat bertindak sebagai
induk kalimat, sedangkan klausa lainnya bertindak sebagai anak kalimat. Anak kalimat pada
kalimat majemuk bertingkat merupakan sebuah perluasan dari induk kalimat sehingga ia tidak
dapat berdiri sendiri sebagai satu kalimat. Untuk memudahkan pemahaman Anda tentang
pengertian kalimat majemuk bertingkat, silakan simak contoh berikut. Feril sengaja tidur siang
(induk kalimat) Ia bisa bangun pagi (anak kalimat) Feril sengaja tidur siang agar ia bisa bangun
pagi. (kalimat majemuk bertingkat). Pada contoh kalimat majemuk bertingkat di atas, kita bisa
melihat bahwa kalimat majemuk ini terdiri dari 2 klausa dengan tingkat yang berbeda. Klausa
utama atau induk kalimat merupakan pokok atau inti dari dari kalimat tersebut, sementara anak
kalimatnya hanya berfungsi sebagai keterangan tujuan saja. Sekalipun tidak terdapat anak
kalimat, induk kalimat tetap dapat menyampaikan pesan yang dimiliki. Sementara, jika induk
kalimat tidak ada, maka anak kalimat tidak dapat menggambarkan pesan secara utuh. Sudah
cukup jelas bukan? Jenis-Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat dan Contohnya Berdasarkan
konjugasi atau kata penghubung yang menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat, kalimat
majemuk bertingkat dapat dibedakan menjadi 10 jenis. Berikut ini jenis-jenik kalimat majemuk
bertingkat lengkap dengan contohnya.

1. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Waktu Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan keterkaitan atau hubungan waktu dengan induk kalimatnya. Ciri-ciri
kalimat majemuk ini adalah adanya kata penghubung yang menyatakan waktu, seperti ketika,
sebelum, sesudah, tatkala, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk
bertingkat ini. Saya sedang buang air kecil, ketika ayahku berangkat. Saya sudah selesai
mengerjakan tugas, sebelum kalian datang ke sini. Saya membersihkan semua ruang kelas
sebelum ibu guru datang ke sekolah.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan keterkaitan atau hubungan syarat dengan induk kalimatnya. Ciri-ciri
kalimat majemuk ini adalah adanya kata penghubung yang menyatakan suatu syarat, seperti
jika, seandainya, misal, apabila, andaikan, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh
kalimat majemuk bertingkat ini. Saya akan segera pulang ke rumah jika saya sudah
menyelesaikan tugas ini. Kita berangkat segera apabila hujan sudah reda. Saya pasti tak akan
mendengar semua saranmu seandainya saya tahu kamu penipu.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Tujuan Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan tujuan dari pola induk kalimatnya. Ciri-ciri kalimat majemuk ini adalah
adanya kata penghubung seperti agar, supaya, biar, dan lain sebagainya. Berikut beberapa
contoh kalimat majemuk bertingkat ini. Shafira sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi.
Reni mengerjakan semua pekerjaan rumahnya supaya besok ia tidak kelupaan. Ragil mengisi
bensin di pertamini agar ia tidak kehabisan bensin di tengah perjalanan. Contoh Kalimat
Simpleks dan Kompleks Contoh Kalimat Majemuk Setara Contoh Kalimat Majemuk Campuran
Contoh Kalimat Majemuk Rapatan

4. Kalimat Majemuk Bertingkat Konsensip Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak kalimat yang
menyatakan keterkaitan atau hubungan konsensip (pertentangan) dengan induk kalimatnya.
Ciri-ciri kalimat majemuk ini adalah adanya kata penghubung yang menyatakan suatu
pertentangan, seperti kendati, biarpun, kendatipun, meskipun, meski, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat ini. Dia tetap selalu tersenyum, walaupun
dia sedang sedih. Dia selalu tampil mewah meski keluarganya hidup dalam keterbatasan. Danu
selalu giat belajar meskipun tanggung jawabnya cukup banyak di rumah.

5. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Penyebab Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan keterkaitan atau hubungan sebab dengan induk kalimatnya. Ciri-ciri
kalimat majemuk ini adalah adanya kata penghubung yang menyatakan suatu sebab, seperti
sebab, karena, oleh karena, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk
bertingkat ini. Dia sedang sedih, sebab orang yang dia sayangi tidak menyayanginya kembali.
Dia buru-buru membuat kopi karena ayahnya sudah menyuruhnya sedari tadi. Rangga pergi ke
pasar sendiri sebab ibunya telah meninggal dunia

. 6. Kalimat Mejemuk Bertingkat Hubungan Perbandingan Jenis kalimat majemuk ini memiliki
anak kalimat yang perbandingan dengan induk kalimatnya. Ciri-ciri kalimat majemuk ini adalah
adanya kata penghubung yang menyatakan suatu perbandingan, seperti ibarat, laksana,
seperti, dibandingkan, sebagaimana, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kalimat
majemuk bertingkat ini. Saya lebih baik belajar dari pada saya ikut bermain. Dia sedang
kebingungan seperti anak ayam kehilangan induknya. Intan lebih rajin membaca buku
dibandingkan Neti yang kerjaannya hanya bergaya.

7. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Akibat Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan keterkaitan atau hubungan akibat dengan induk kalimatnya. Ciri-ciri
kalimat majemuk ini adalah adanya kata penghubung yang menyatakan suatu akibat, seperti
akibatnya, sehingga, sampai-sampai, maka, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh
kalimat majemuk bertingkat ini. Rita rajin belajar, sehingga ia dapat menjuarai lomba cerdas
cermat itu. Riski suka membersihkan rumah, akibatnya teman-teman nyaman bermain ke
rumahnya. Nyamuk betah tinggal di rumahnya gara-gara dia jarang bersih-bersih.
8. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Cara Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak kalimat
yang menyatakan keterangan cara dari induk kalimatnya. Ciri-ciri kalimat majemuk ini adalah
adanya kata dengan. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat ini. Qadir menyapu
halaman rumah dengan sapu yang dibeli ibunya. Insan berhasil menjuarai lomba catur dengan
rajin berlatih bersama ayahnya. Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk
menghidupi keluarganya.

9. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Sangkalan Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan sangkalan terhadap induk kalimatnya. Ciri-ciri kalimat majemuk ini
adalah adanya kata penghubung yang menyatakan suatu syarat, seperti seolah, seolah-olah,
seakan, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat ini. Indah
diam saja, seolah-olah semuanya baik-baik saja. Rika selalu tampil glamor seakan-akan ia
berasal dari keluarga ningrat. Dia terlihat tanpa beban seolah tak mau peduli dengan masalah
keluarganya.

10. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Kenyataan Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan sesuatu sebenarnya dari makna yang dimiliki induk kalimatnya. Ciri-
ciri kalimat majemuk ini adalah adanya kata penghubung padahal dan sedangkan. Berikut
beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat ini. Regina terus belajar, padahal dia sedang
sakit. Safei memenangkan pertandingan, padahal ia jarang berlatih. Risma berhasil
menurunkan berat badannya padahal dia tidak melakukan diet ketat.

12. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Penjelasan Jenis kalimat majemuk ini memiliki anak
kalimat yang menyatakan penjelasan makna dari induk kalimatnya. Ciri-ciri kalimat majemuk ini
adalah adanya kata penghubung bahwa. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat
ini. Ayah menjelaskan kepada kami bahwa Bunda Rita berhalangan hadir malam ini. Rika tidak
pernah menyangka bahwa ia akan diusir dari rumahnya sendiri. Sujatmiko berkata kepada kami
bahwa ia tidak bisa masuk sekolah hari ini. Nah, demikianlah penjelasan yang dapat kami
sampaikan tentang contoh kalimat majemuk bertingkat, jenis-jenis, dan pengertiannya. Semoga
dapat dengan mudah dipahami, namun bila dirasa sulit, silakan baca pembahasan ini berkali-
kali hingga Anda mengerti. Setelah itu, lanjutkan membaca artikel berikutnya tentang contoh
kalimat majemuk campuran.

Lamaran pekerjaan

1. .Surat lamaran harus impresif


Isi surat lamaran hendaknya memunculkan kesan simpatik, intinya uraikan jati
diri secara menarik

2. Surat lamaran harut menarik minat calon atasan


Buatlah surat lamaran kerja yang ketika orang mulai membacanya, akan
langsung tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seperti apakah criteria kita, ingat
kesan pertama sangatlah penting
3. Sebutkan kualifikasi yang diraih dalam surat lamaran
Prestasi pendidikan dan pengalaman kerja harus disebutkan, dengan tujuan
untuk menunjukkan bahwa kita memiliki prestasi dan pengalaman yang patut
dipertimbangkan

4. Gunakan bahasa yang enak dibaca, ringkas dan padat


Gunakan bahasa yang sederhana dan ringkas, kita mempunyai kesempatan lain
untuk menjelaskan semua kelebihan yang kita miliki pada saat wawancara nanti,
maka dari itu gunakan penjelasan yang singkat dan efektif

5. Perhatikan kalimat dalam surat lamaran


Dalam pembuatan surat lamaran kerja hendaknya gunakan kalimat yang tidak
efektif, kalimat yang diulang-ulang tanpa alas an, ejaan yang salah, maupun
penggunaa tata bahasa yang buruk.

6. Tujuan dan alasan melamar


Pada surat lamaran kerja yang kita buat cantumkan tujuan dan alasan kita
melamar di perusahaan tersebut

7. Kerapihan surat
Agar lamaran mudah dibaca jangan menulis dengan tinta yang tipis dan hindari
penggunaan tipp-ex, gunakan kertas yang bagus, bersih, tidak kusut dan tidak
mudah terkoyak

8. Buat surat lamaran dengan tulisan tangan atau ketikan komputer


Jika memungkinkan buat surat lamaran kerja dengan ketikan komputer, kecuali
jika dipersyaratkan ditulis dengan tangan. Jika ketikan komputer menggunakan
tipe tulisan Time New Roman, gunakan jenis font standard font 12 untuk
memberi kesan formal
Teks sejarah dan novel

Novel sejarah adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku yang berhubungan
dengan sejarah.
Pembahasan

Perbedaan dari novel sejarah dan teks cerita sejarah adalah:

Tokoh pada novel sejarah tidak nyata, sedangkan tokoh pada teks cerita sejarah nyata.

1. Kejadian pada novel sejarah tidak sepenuh nyata (dapat berupa imajinasi penulisnya),
sedangkan kejadian pada teks cerita nyata sepenuhnya nyata dan benar-benar terjadi.
2. Sumber atau data pada novel sejarah sebagian besar berasal dari penulisnya (hanya sebagian
kecil yang benar-benar nyata dan biasanya hanya merupakan inspirasi saja), sedangkan sumber
atau data pada teks cerita nyata benar-benar berasal dari fakta yang relevan dan valid.
3. Novel sejarah termasuk dalam karya sastra, sedangkan teks cerita sejarah termasuk dalam karya
ilmiah.

Persamaan novel sejarah dengan teks cerita sejarah adalah

Isi dari novel sejarah dan teks cerita sejarah berkaitan dengan sejarah.

Informasi pada novel sejarah dan teks cerita sejarah berdasarkan pada fakta.

Anda mungkin juga menyukai