Anda di halaman 1dari 4

Nama Taruna Muda : Muhammad Talqip Almuqoif

Notar/absen : 2001288/14

Jurusan :Transportasi Darat

Kelas : 1.7

Dosen : Nomin,M.Pd

UTS Agama

1. Hubungan Manusia, Tuhan, dan Alam

a. Hubungan Manusia dengan Tuhan

Hubungan manusia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala disebut Hablum minallah. Hamblum minallah
adalah hubungan yang baik kepada Allah. Yaitu hubungan yang mengatur antara manusia dengan
Tuhannya dalam hal Ibadah. Jadi hablum minallah disini dapat diartikan segala sesuatu bentuk
peribadahan yang mendekatkan dan mengingatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

b. Hubungan Manusia dengan Manusia

Hamlum minannas adalah hubungan yang baik dengan manusia. Yaitu hubungan yang mengatur
manusia dengan makhluk yang lainnya dalam wujud amaliyah. Jadi hablum minannas disini dapat di
artikan segala sesuatu bentuk kebaikan kepada sesame manusia yang mendatangkan ridha Allah dan
membuat Allah mencintai hamba-Nya karena saling berbuat baik kepada sesama.

c. Hubungan Manusia dengan Alam

Manusia sangat membutuhkan alam untuk kebutuhannya, dan alam sangat membutuhkan manusia
untuk menjaga kelangsungan hidup alam yang mempengaruhi kehidupanmanusia.

2. Membina Toleransi dan Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama.

• Memberi kebebasan bagi lawan dalam agama dan aqidahnya serta tidak memaksa dengan
kekuatan untuk mengikuti ajarannya

• Memberinya hak untuk mempercayai agama dan kepercayaan yang dianggap benar, kemudian
tidak memaksanya meninggalkan kewajibannya

• Tidak mempersempit gerak lawan dalam melakukan hal-hal yang mereka percayai halal dalam
agama atau mazhab mereka walaupun kita percaya bahwa hal tersebut diharamkan dalam agama atau
mazhab kita sendiri

3. Tuhan itu Esa

Dalil naqli yang menunjukkan bahwa Allah itu esa adalah surah al ikhlas ayat ke 1. Lafadz firman Allah
yang terdapat dalam surah al ikhlas ayat ke 1 adalah ‫ قُلْ ه َُو هّٰللا ُ اَ َح ۚ ٌد‬. Terjemahan dari lafadz firman Allah
yang terdapat dalam surah al ikhlas ayat ke 1 adalah Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang
Maha Esa.

Salah satu asmaul husna Allah adalah al `ahad. Asmaul husna Al `ahad secara bahasa dalam bahasa
indonesia artinya adalah maha esa. Asmaul husna Al `ad memiliki makna yang sama secara bahasa
dengan sifat wajib pada Allah yaitu sifat wajib wahdaniyyah yang juga artinya esa. Hal ini menunjukkan
bahwa Allah mustahil berbilang ( mustahil Allah memiliki sifat ta'addud).

4. Islam bertauhid kepada Allah dan dapat melahirkan manusia yang merdeka dan memiliki
semangat etos kerja yang tinggi

Aqidah mempunyai arti sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan
menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Jika dikaitkan dengan melahirkan
manusia yang merdeka dan memiliki semangat etos kerja yang tinggi adalah sangat tepat sekali.

Selain itu, aqidah juga dapat memengaruhi Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri.
Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi. Membentuk
pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan dan optimisme. Menanamkan sifat ksatria, semangat dan
berani tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut kepada maut.

Oleh karena itu juga sesorang bertauhid kepada allah dan memiliki aqidah yang kuat akan dipastikan
melahirkan melahirkan manusia yang merdeka dan memiliki semangat etos kerja yang tinggi.

5. Tingkatan-tingkatan Aqidah dalam Islam

• TAKLID

Yaitu tingkatan keyakinan yang didasarkan atas pendapatorang yang diikutinya tanpa dipikirkan.

• YAKIN

Tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan
hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dengan keyakinan yang diperolehnya.

• AINUL YAKIN

Yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas atas dalil dalil rasional, ilmiah dan mndalam sehingga
mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil serta mampu memberikan
argumentasi yang rasional thd sanggahan-sanggahan yang datang.

• HAQULYAKIN

Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang disamping berdasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah, dan
mendalam dan mampu membuktikan hubungan dgn obyek keyakinan dengan dalil-dalil,serta dapat
menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman agamanya.

6. dengan memperdalam ilmu agama agar tidak terjerumus dalam kenohongan yang terjadi di
jaman sekarang. Agama berperan penting sebagai filter bagi fenomena globalisasi yang kini hadir di
setiap sudut geografis, sektor dan lini kehidupan masyarakat kita di Indonesia. Namun, diperlukan
pemahaman agama yang tepat sekaligus pengamalan secara utuh dan konsisten, agar peran dan
pengaruh agama dapat dirasakan oleh masyarakat dan umat secara menyeluruh

7. Implentasi Shalat dalam kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa, sehingga dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar.

Sebenarnya, shalat itu demikian yaitu jika orang bertekad untuk bermaksiat atau hatinya condong pada
maksiat, lalu ia lakukan shalat, maka terhapuslah semua keinginan jelek tersebut.

Namun tentu saja hal itu dengan syarat, shalat itu adalah shalat yang sempurna. Wajib kita meminta
pada Allah agar kita diberi pertolongan untuk mendapat bentuk shalat seperti itu. Marilah kita
sempurnakan shalat tersebut sesuai dengan kemampuan kita dengan memenuhi rukun, syarat, wajib,
dan hal-hal yang menyempurnakan shalat. Karena memang shalat itu bisa mencegah dari perbuatan keji
dan mungkar.

Implementasi Shalat dalam kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa :

1) Anjuran untuk belajar tentang dasar suatu ilmu agar tingkatan-tingkatan ilmu diatasnya tidak
rusak

2) Perintah untuk disiplin dalam mengatur waktu

3) Hendaknya melakukan sesuatu secara berurutan mulai dari yang paling utama

4) Perintah untuk tepat dalam ucapan dan perbuatan

5) Perintah untuk mentaati sesuatu yang ia lebih berkuasa daripada kita (pimpinan tertinggi atau
pemerintahan negara)

8. Akhlak pada Diri Sendiri

1. Setia (Amanah) yaitu sikap setia & jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan
kepadanya

2. Benar (shidiq) yaitu berlaku benar baik perkataan maupun perbuatan.

3. Adil (al-adlu), yaitu menempatkan sesutu pada tempatnya, tanpa memandang latarnya

4. Memelihara kesucian diri (Ifafah), yaitu menjaga dan memelihara kehormatan diri

5. Malu (al-haya), yaitu malu terhadap Allah dan dirinya sendiri dari perbuatan melanggar

6. Kekuatan (al-quwwah), kekuatan jiwa adalah ketangguhan menerima cobaan

7. Kesabaran (as-sabru) yaitu sabar ketika ditimpa musibah dan mengerjakan sesuatu.
8. Kasih Sayang (arrahman) yaitu sikap mengasihi terhadap diri dan sesama mahluk.

9. Hemat (al-iqtishad) yaitu sikap hemat, tidak boros.

Akhlak pada Keluarga

1. Ahlaq terhadap orang Tua, orang tua menjadi sebab adanya anak-anak, oleh karenanya wajib
dan patuh terhadap keduanya, antara lain

2. Ahlaq terhadap Suami-Istri. suami istri merupakan hubungan kasih sayang terhadap, ayah, ibu
dan anak yang membutuhkan kesabaran, dan menjadi contoh bagi anak-anaknya

3. Ahlaq terhadap anak, Ahlak terhadap anak adalah dengan jalan memberi perhatian dan kasih
saying dibutuhkan oleh anaknya, merawat, mengasuh, membimbing, dan mengarahkan kepada ahlak
yang mulia, bagaimanapun perilaku, perkataan dan perbuatan orang tua selalu dicontoh anaknya.

Akhlak pada Lingkungan

Misi agama Islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada
alam dan lingkungan hidup sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Anbiya : 107, yang artinya :
“Tidaklah Kami mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”

Misi tersebut tidak terlepas dari tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu
sebagai wakil Allah yang bertugas memakmurkan, mengelola, dan melestarikan alam.

Anda mungkin juga menyukai