Kata dasar hukum “Torah” muncul kira-kira 20 kali dan berasal dari kata “yarah”
yang berarti mengarahakn dan mengajarkan. Jadi arti dasarnya ialah
“pengajaran”. Pengajaran disini sama sekali tidak terbatas pada lingkungan
hukum, pengajaran ini diberikan oleh para ayah (Amsal 3:1; 1:8), oleh orang bijak
(Amsal 13:14) oleh nabi-nabi (Yesaya 1:10), tetapi terutama oleh Allah dengan
Musa sebagai perantara (2 Taw 33:8).
Jadi hukum Taurat menunjukkan kepada bangsa itu perilaku bagaimana yang
sesuai dengan kedudukan mereka sebagai kepunyaan Allah. Namun Israel
bukan dengan mematuhi hukum Taurat agar menjadi umat Allah melainkan oleh
karena anugerah Allah sendiri mereka menjadi umatNya. Maka Allah
memberikan suatu hukum kepada mereka (bangsa Israel) untuk hiudp dalam
ketaatan yang terus-menerus. Dalam satu hal janji Allah mempunyai syarat,
yaitu: berkat perjanjian diperoleh berdasarkan tanggapan bangsa itu sendiri.
1
adalah pengumpulan dan penyusunan kelima kitab Musa
Tidak mungkin bagi kita untuk meninjau semua materi tentang hukum dalam
Perjanjian Lama, namun penting untuk dibicarakan secara singkat beberapa
bagian utama, yang pertama dan paling dasar adalah daftar hukum taurat
yang terkenal dengan nama sepuluh Hukum taurat (keluaran 20:1-
17;Ulangan 5:6-21) menyusul pernyataan tentang perjanian dalam keluaran,
intruksi-intruksi ini mengerti sebagai ketetapan-ketetapan perjanjian. Semua
hukum tersebut menyatakan hubungan Allah dengan umatNya dalam
syarat-syarat yang konkrit. Hukum ini berkenan dengan sikap seseorang
terhadap Allah maupun sesamanya.
Tak dapat dipungkiri bahwa terdapat persamaan yang sepintas lalu antara
hukum Perjanjian Lama dan hukum yang lain. Mereka tahu bahwa Allah
“tidak berbuat demikian kepada segala bangsa” (Mazmur 147:20) akan
tetapi, pada saat yang sama terdapat persamaan-persamaan yang
mencolok dengn bangsa tetangga. Hal itu mencerminkan pinjaman
melainkan “pengaruh suatu hukum adat yang tersebar luas”.
1. Keutamaan perjanjian
Hukum secara khusus dipercayakan kepada para imam, akan tetapi yang
ditekankan ialah pengajaran hukum itu sehingga umat itu mengerti apa yang
inginkan Allah (ulangan 33:10).
Dengan para nabi tercapai suatu tingkat yang baru. Dalam pengertian
mengenai kekudusan Allah dan arti hukum Taurat. Akan tetapi mereka tidak
berfungsi sebagai pembaharuan hukum melainkan lebih sebagai orang yang
menyerahkan pelanggaran-pelanggaran terhadap perjanjian kuno itu dan
syarat-syaratnya sah. Disini paling tidak dapat dikatakan bahwa nabi-nabi ini
mempunyai visi yang begitu luar biasa tentang kekudusan Allah serta
tuntunan-tuntunannya sehingga, jika dibandingkan dengan upacara-upacara
ibadah terlihat menjadi kurang penting. Sesungguhnya tanpa disertai cara
hidup yang penuh kebenaran, ibadah mereka dapat disebut ibadah yang keji
(Yes 1 dan Amos 5:21-24) jadi dalam Perjanjian Lama sudah terasa gerak
hati, bukan untuk menyingkirkan hukum melainkan meneguhkannya dalam
cara yang lebih dalam daripada yang dapat diperkirakan Israel.
3
Selama masa pembuangan, perubahan-perubahan yang sangat penting telah
terjadi dalam kehidpuan Israel. Semua lembaga yang mendukung hukum
Taurat telah musnah. Karena hukum yang tertulis itu merupakan peninggalan
penting yang masih menghubungkan mereka dengan masa lalu, maka
mereka mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Pada masa itu
perhimpunan orang-orang yang mempelajari hukum Taurat merupakan hal
yang biasa (Yhezkiel 33:30-33). Perhimpunan-perhimpunan ini yang bakal
menjadi lembaga Sinagog.
3. Kekuatan mutlak
4. Penerapan universal
Akhirnya, kita harus mengerti bahwa Hukum Taurat berlaku untuk umum.
Memang Hukum Taurat adalah suatu yang unik diantara Hukum Taurat
bangsa-bangsa Israel di bumi . tetapi hal itu bukan karena kaitannya terbatas,
melainkan karena tak ada bangsa lain yang mengenal imam yang serupa.
Israel tidak selalu setia dalam peranannya sebagai terang dan berkat bagi
semua bangsa. Akan tetapi, bangsa itu dan perjanjiannya yang mendasarinya
berbicara mengenai hari, ketika semua orang dari hal yang paling hina hingga
paling mulia akan mengenal Tuhan.
KESIMPULAN
5
Hukum adalah pengajaran yang berisi cerminan hidup yang diberikan oleh Tuhan
kepada umatNya. Dalam hukum tersebut umatNya mengenal tata cara hidup yang
yang mengatur hubungan antara manusia dengan Dia dan manusia dengan
sesamanya. Dalam hukum ini juga Tuhan megajarkan bahwa Dia adalah Tuhan
yang penuh kasih dan adil dimana tidak sekali-sekali membiarkan umat yang
melakukan dosa, sehingga dalam hukum yang diberikanNya setiap pelanggaran ada
selalu diserta dengan hukuman atau denda.
Daftar Pustaka
1. Alkitab
OLEH:
Yunueli Gulo
Kristina siregar
Jimmy Walalohun