Anda di halaman 1dari 24

(Silangit International Airport)

Ind: Bandara Internasional Silangit atau Bandara Sisingamangaraja XII dengan


kode AirPort DTB, gerbang yang menyambutku menjelajahi Kabupaten
Humbang Hasundutan atau lebih dikenal dengan Humbahas!
Eng: Silangit International Airport or Sisingamangaraja the Twelfth Airport,
code-name DTB, is the gate that welcomed me for the exploration of
Humbang Hasundutan regency, or the locals say Humbahas!

(Sipinsur Geopark Kaldera Toba)


Ind: Taman Wisata Sipinsur dengan jarak 18.9 km dalam waktu 20 menit dari
Bandara Silangit, terletak di Desa Pearung Kecamatan Paranginan. Sipinsur
merupakan salah satu Geosite Geopark Kaldera Toba di Humbahas.
Wisata alam berupa panorama alam indah yaitu area konservasi hutan pinus
di pinggiran selatan Danau Toba dengan ketinggian 1432 Mdpl.

Sepanjang mata memandang dari fasilitas outbound untuk wisata keluarga,


saya dimanjakan pula oleh pemandangan luasnya Kaldera Toba, bukit hijau
nya yang elegan terutama panorama pulau Sibandang, serta menawarkan
matahari terbit dan terbenam terbaik.

Di taman ini tersedia pula open stage dan tahun 2018 keluar sebagai juara 1
dataran tinggi terpopuler pada anugerah pesona Indonesia (API) 2018.
Eng: Sipinsur Tourist Park distanced 18,9 km within 20 minutes from Silangit
Airport, located in Pearung Village of Paranginan Districts, is one of the Toba
Caldera Geopark Geosite in Humbahas. Tourism includes beautiful natural
panorama such as pine forest conservation area on the southern edge of
Lake Toba of 1432 masl.

For as long as the area on our site, we will be spoiled by the family-friendly
outbound facility. I myself am also mesmerized by the vast view of Toba
Caldera green hill, especially the panorama of Sibandang isle. The area also
presents the best sunrise and sunset experience.

There is an open stage in the park. Back in 2018, the park earned first
place as the most popular highland in Anugerah Pesona Indonesia 2018.

(Dolok Sanggul)
Ind: Ibukota Humbahas yaitu Dolok Sanggul, berjarak 22 km dari Sipinsur, 32 km
dari Bandara Silangit telah memiliki fasilitas penginapan seperti hotel dan
homestay untuk para traveller.
Eng: The capital of Humbahas, Dolok Sanggul, 22 km from Sipincur and 32 km
from Silangit Airport, offers lodging facilities such as hotels and homestays
for travelers.
(Bakara Valley View)
Ind: Sejauh 14.1 km dari ibukota Humbahas yaitu Kecamatan Baktiraja, Pesona
alam yang disajikan seperti mata air, sungai, air terjun, danau, dan bebatuan
menjadi daya tarik yang dimiliki oleh lembah Bakara. Pedesaan yang diapit
oleh perbukitan di lembah ini memiliki penduduk yang mayoritas bertani dan
menangkap ikan. (Scene naik ke pembatas jalan). Di setiap belokan menuruni
lembah Bakara, saya swafoto untuk mendapatkan latar bukit dan danau dari
sisinya yang menakjubkan.
Eng: Parted 14,1 km from the capital of Humbahas is Baktiraja Districts. The
natural beauty it presents including the water springs, rivers, waterfalls,
lakes, and rocks become the attraction that Bakara valley can offer. The
village flanked by hills on this valley has a majority of its population who
grow crops and catch fish for a living. On every turn on the way down
through the Bakara valley, I take a selfie to get stunning views of the hills and
the lake.

(Simamora River Tubing)


1. Scene 1: 02:09 - 02:19
Ind: Setelah melewati turunan, terdapat sungai di sebelah jalan dengan aliran
cukup deras dan ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk olahraga air.
Eng: After passing through the downhill path, we'll encounter a river with
moderate flow next to the road. The locals use it for water sports.

2. Scene 2: 2:20 - 02:28


Ind: Terlihat beberapa pria di seberang jalan yang sedang menumpukkan ban.
Saya penasaran dan menghampiri mereka. Rasa penasaran saya pun
terjawab, ternyata mereka menyediakan jasa river tubing.
Eng: There are several men across the road who are piling tires. I grow my
curiosity and then approach them. I find my answer. It turns out they provide
river tubing services.

3. Scene 3: 02:29 - 03:19


Ind: Kalian gak perlu khawatir dengan barang bawaan, karena Simamora River
Tubing menyediakan fasilitas untuk penitipan barang. Untuk menunjang
keamanan & keselamatan,
perlengkapan seperti pelampung, …
helm, …
pelindung kaki, …
dan terakhir, pelindung lengan
Setiap pengunjung wajib memakai perlengkapan tersebut dengan benar dan
sudah ada yang memandu pada wahana tersebut.
Eng: Put your worries over your luggage aside, for the Simamora River Tubing
provides luggage (lagec) storage facilities. To support security and safety,
¥ equipment such as buoys (buis), ...
¥ helmets , ...
¥ arm guards ...
¥ and lastly, foot guards for elbow protection are available.
Every visitor must wear the equipment procedurally. Some people will guide
the ride.

4. Scene 4: 03:20 - 03:30


Ind: Pemandu akan melakukan briefing sebelum memulai keseruan di air nanti.
Untuk membakar semangat, yel-yel dulu yuk!
Eng: The guide will conduct a briefing before starting the fun on the water. To light
the spirit up, let's do the yells first!

5. Scene 5: 03:35 - 03:59


Ind: Berjalan beriringan sambil memegang ban dan dayung, lokasi yang dituju
sebagai titik awal petualangan ini tidak terlalu jauh. Rasanya tidak sabar
dengan air dan arus yang akan dilalui.
¥ Asyik, lokasinya sudah di depan mata, nih! Semangat berjalan kian
bertambah!
Eng: Walking hand in hand while carrying the tires and paddle, the intended
location as the starting point of his adventure draws near. We already feel
impatient for the water and the fun that awaits.
¥ At last, we are almost arriving on the spot! Our spirits are awakening.

6. Scene 6: 04:00 - 5:54


Ind: *diam*
Eng: *silent*

7. Scene 7: 04.00 - 04.20


Satu per satu kami turun melalui batu besar yang menjadi tumpuan melangkah.
Ban ditahan dahulu di tepi sungai. Khusus pemula, ban harus bergandengan
dengan pemandu sehingga saya perlahan naik dengan membelakangi arah
aliran arus.
¥ Ban diputar menghadap aliran arus, saatnya bersiap-siap, dan mulai!
One by one, we hop off of the big stone. We put the tires on the river banks.
For beginners, the tires must be held together with the guide. I slowly get on
with my back facing the current.
¥ Rotate the tire facing the current. Get ready, and go!

8. Scene 8: 04:21 - 05:16


Sampan pun berdayung, ban pun mengikuti irama air yang mengalir. Sejuk dari
udara dan gemercik air yang membasahi tubuh membuat tenang seiring
menikmati pemandangan bebatuan yang menghiasi sungai. Sesekali ban
bersinggungan dengan batu sehingga arus memutar saya ke belakang. Saya
tidak lupa mengabadikan pengalaman bermain river tubing agar suatu saat
saya bisa melihat momen ini. Tumbuhan dan pepohonan yang kami lewati juga
menambah suasana alam yang menyegarkan. Sepertinya, ban saya tertinggal
jauh dari ban pendahulu. Yuk kita kejar dengan dayung lebih kuat sambil
menikmati suara air serta keseruan kami bersama Simamora River Tubing!
The boat flees. The tires follow the rhythm of the water. The chill air and the
gurgling water that wets the body create a calmness while we enjoy the view of
rocks that adorn the river. Sometimes the tires bump into each other the
current push me back. I don’t forget to capture the moment on the river tubing
so that I can cherish this moment. Plantations and Trees add freshness to the
day. It seems like I’m way behind the others. Let us after them. Row faster, and
don’t forget to enjoy the sound of the water. There is more fun awaiting us with
Simamora River Tubing.

9. Scene 9: 04:34 - 05:27


(*silent*)

10. Scene 10: 05:32 - 05:55


Akhirnya sampailah kami di perhentian bersama: (yel yel)
Finally we’ve arrived at the spot together with: SIMAMORA RIVER TUBING?
YES! YES! YES!

(Barani Rafting)
1. Scene 1: 5:56 - 6:00
Untuk menguji adrenalin selepas river tubing, sungai yang disebut Aek Silang
ini,
To test our adrenaline after the river tubing, continuing our trip on the Aek
Silang river,
2. Scene 2: 6:01 - 6:05
memiliki potensi arung jeram dengan grade 3. Kami bersama-sama membawa
perahu karet ke tepi sungai.
there is a rafting section with grade 3. We eventually carry the rubber boat to
the river bank.
3. Scene 3: 6:06 - 6:09
kami satu per satu masuk ke perahu dan mengatur posisi duduk.
We hop up onto the boat person by person and adjust our seats.
4. Scene 4: 6:10 - 6:16
Saya dan teman-teman sudah bersedia untuk uji nyali bersama Barani Rafting.
We are ready to test our guts (re: gats) through this Barani Rafting.
5. Scene 5: 6:17 - 6:23
Sungai Aek Silang memiliki keunikan yaitu airnya yang coklat bukan berarti
kotor ya karena aman untuk kulit dan sangat dingin. Hmm… Siap…? Mulai!!!
Aek Silang river is unique, as its brown color is not indicating its dirty. The
water is safe for the skin and also very cold. Hmm… Ready...? GO!!!
6. Scene 6: 6:24 - :36
Pantun dulu yuk!
Mendayung di Aek Silang
Nikmati sungainya dan tetap tenang
Jangan takut kena tilang
Kecuali bebatuannya hilang!
Hehehe, ini adalah pengalaman pertamaku bermain fun rafting.
Let’s have a rap phrase (re: freis)!
Rowing in Aek Silang
Enjoy the river, keep on going
Fear not of the tone
Unless you lost the stone!
Hehehe, this is my first time doing a fun rafting.
7. Scene 7:6:37 - 6:44
Tenang aja, pemandu sudah mengikuti pelatihan loh. Mulai dari pengenalan
potensi arung jeram,
Let go of your worries, for the guides have received immersive training.
Starting from the intro to rafting potential,
8. Scene 8:6:45 - 7:04
renang, teknik dasar, peralatan, penyelamatan, kepemanduan, serta
pengelolaan arung jeram oleh Federasi Arung Jeram Indonesia. Menabrak batu
sudah biasa, pemandu akan membantu koordinasi cara mendayung, jadi
jangan lupa menikmati pemandangan ya! ini sudah balik lagi searah arus,
keren kan?
swimming, basic techniques, equipment, rescue, scouting, and rafting
management by the Indonesian Rafting Federation. Bumping the rocks is daily,
and the guide will help with how to paddle, so keep enjoying the view! Now
back to the current. Cool, right?
9. Scene 9: 7:05 - 7:14
“Semangat! Ayo dayung bersamaan!” kata pemandu! Kamu tahu tidak? kalau
arung jeram Aek Silang adalah satu-satunya lokasi yang bermuara ke danau
Toba
'Keep up! Let us row together!' said the guide. Do you know that Aek Silang
rafting is the only location that ends up on Toba Lake?
10. Scene 10: 7:15 - 7:28
Satu-satunya di dunia yang akhir pengarungan di sebuah danau bukan di
sungai. Edukasi olahraga, rekreasi, dan atraksi wisata yang ditawarkan oleh
Barani Rafting bikin ketagihan! Menikmati pesona alam dengan latar
pegunungan, persawahan,
The only one in the world where the rafting sport ends up on a lake instead of
a river. Sports, recreations and tourism attractions education offered by Barani
Rafting are addictive! Enjoying the natural charm of mountains, rice fields,
11. Scene 11: 7:29 - 7:36
dan kebun bawang ditambah lagi keterampilan serta kekuatan fisik untuk
mendayung perahu karet melawan derasnya aliran sungai aek silang.
and shallot fields while challenging ourselves in the game of skill and physical
strength for rafting against the swift currents of the Aek Silang river.
12. Scene 12: 7:37 - 7:53
Sensasinya beda deh! Ada info lagi nih buat kamu si pecinta olahraga ekstrem.
Aek silang dapat meluap 1 hingga 3 meter lebih tinggi dan 4 kali lebih deras
dari kecepatannya menjadi 1 m/s. Kamu datang saat musim penghujan ke Desa
Siunong-unong Julu, Kecamatan Baktiraja bersama Barani Rafting!
We're going to feel a different sensation! More information for you extreme
sports lovers. Aek Silang can overflow 1 to 3 meters higher and four times
more swiftly to 1 m/s (read: sekens). You can come in the rainy season to the
Siunong-unong Julu Village, Baktiraja District, accompanied by Barani Rafting.
13. Scene 13: 7:55 - 8:06
Kalau pemula seperti saya, fun rafting di musim kemarau aja! Kita berhenti di
bawah jembatan dulu yuk, masih ada keseruan lain menanti! Ini saya kasih
suara aliran sungainya ya
For beginners like me, we do fun rafting in the dry season. Let us stop by
under the bridge. There is other fun awaiting! Let me let you hear the river
flow.
14. Scene 14: 8:07 - 8:13
(*silent*)
15. Scene 15: 8:14 - 8:26
(*silent*)
16. Scene 16: 8:27 - 8:30
(*silent*)

(SUP Topi Ni Tao)


1. Scene 1: 8:31 - 8:49
Selamat datang di “SUP Topi Ni Tao” yang terletak di Desa Simangulampe
Kecamatan Baktiraja. stand up paddle-board atau stand up paddling yang
menjadi tren baru di kawasan Danau Toba, magnet wisata olahraga air.
Welcome to the SUP Topi Ni Tao in Simangulampe Village, Baktiraja District.
Stand-up paddle-board or stand-up paddling is a new trend in the Toba Lake
region, becoming the magnet of water sports tourism.
2. Scene 2: 8:50 - 8:58
Fakta yang perlu kamu tahu, paddling berasal dari Hawaii tahun 1976 yang
awalnya digunakan untuk membantu navigasi laut. Paddling mengadopsi
teknik berdiri dari selancar dan teknik mendayung dari kayak.
Facts for you, paddling originated in Hawaii in 1976. Paddling was first used
back then for supporting sea navigation. Paddling adopted standing
techniques from surfing and rowing techniques from kayaking.
3. Scene 3: 9:03 - 9:15
Pelatih dari SUP Topi Ni Tao mengajarkan untuk memegang dayung dengan
siku membentuk sudut 90 derajat. Tetap tenang saat naik dan posisikan kaki
saat berdiri secara paralel di tengah paddle.
The trainer of SUP Topi Ni Tao teaches how to hold a paddle by forming the
elbow at a 90-degree angle. Stay calm when hopping on, and then stand your
legs parallel in the middle of the paddle.
4. Scene 4: 9:16 - 9:46
Hal ini bertujuan agar saya nyaman dan tidak mudah lelah bermain paddle.
Paddle-board memiliki beberapa jenis.Untuk pemula seperti saya,
menggunakan single blade paddle dengan ujung melengkung adalah pilihan
yang tepat. Olahraga satu ini unik. Tidak butuh batasan umur artinya siapapun
bisa mencoba dan tingkat kebugaran bukan menjadi masalah. Namun alangkah
lebih baik jika kamu telah berusia 15 tahun dan mampu berenang.
The training goal is to make me comfortable and adapt me to exhaustion on
doing the paddle. Paddle-boards have several kinds. For beginners like me,
using a single-blade paddle with a curved edge is the right option. No age limit,
which means everybody can try. Fitness level is also not a barrier. But, for
safety, better if you are above 15 years old and can swim.
5. Scene 5: 9:47 - 10:06
Jika kamu tidak bisa berenang seperti saya, hal ini cukup menantang namun
kamu tetap diawasi pelatih. “SUP Topi ni Tao” mewajibkan wisatawan
menggunakan pelampung dan kamu sebaiknya memakai pakaian renang.
Sekiranya kamu jatuh, kamu tetap aman.
If you cannot swim as I do, this stuff is challenging. In addition, you are under
the monitor of the trainer. Sup Topi Ni Tao obliges the tourists to use a buoy. It
is also better for them to wear swimsuits. In case you fall, you will be safe.
6. Scene 6: 10:06 - 10:26
Keuntungan yang didapatkan dari aktivitas ini adalah melatih kekuatan, kardio,
keseimbangan, dan fleksibilitas di seluruh bagian tubuh. Sangat
menyenangkan berada di atas air serta menikmati pemandangan perbukitan di
kawasan Danau Toba. Rasanya tidak seperti olahraga apalagi ditambah angin
semilir dan ombak kecil yang menyambutmu.
The benefits of this activity are gaining strength, cardiovascular health, body
balance, and flexibility over all our bodies. It's so fun to be on the water while
we enjoy the hills view in the Toba Lake region. It does not feel like doing
workouts, but more like breezy wind and small waves welcoming us.
7. Scene 7: 10:27 - 10:37
Setelah lebih berani untuk bermain paddle, saya mencoba mendayung lebih
kencang dengan teknik forward stroke (artinya bergerak lurus) ternyata teknik
yang saya lakukan adalah forward sweep stroke(berbelok).
After I gather more courage to do the paddle, I row faster with the forward
stroke technique. But after I realize it, I do the forward sweep stroke.
8. Scene 8: 10:38 - 10:53
Sehingga paddle saya bersinggungan dengan pelatih, duh! Tapi pengalaman
ini tidak terlupakan karena pengalaman pertama di hidup saya, cocok untuk
membuang stress dengan menikmati panorama indah yang tak habis-habisnya
membuat saya takjub.
It causes my paddle to bump with the trainer. Duh! An unforgettable
experience because it was the very first time in my life. Perfect for relieving
stress by enjoying an astonishing panorama that never ceases to amaze me.
9. Scene 9: 10:54 - 11:15
Selain berdiri, saya telah berlutut, duduk, dan terakhir berbaring di paddle
sambil bersyukur atas cuaca yang indah di sore ini. Butuh lebih banyak
vitamin D, kamu bisa bermain paddle bersama “SUP Topi ni Tao” di waktu pagi
ya. Hehehe!
Besides just standing on the paddle, I also do some kneeling, seating, and
even laying on it as I pledge my gratitude over the beautiful weather this
afternoon. If you need to absorb more vitamin D, you can play paddle with SUP
Topi Ni Tao on a glorious morning. Hehe!

(Silaban Bicycle, Homestay Marbun, Desa Marbun Toruan, Kecamatan Baktiraja) 2m


14s (5)
1. Scene 1: 11:16 - 11:34
Kali ini saya menginap di Homestay Marbun toruan di Kecamatan Baktiraja.
Kamu pasti tahu dong, kalau outfit seperti yang saya pakai untuk bermain apa?
Ya benar, saya akan bermain sepeda. Sebelumnya kita pakai helm dulu ya.
Jaga-jaga agar kita aman di jalan!
This time I'm taking my stay at the Homestay Marbun Toruan in Baktiraja
District. Can you guys guess what kind of outfits I wear right now? True, i am
going to ride a bike. Now let’s put our helmet first for safety!
2. Scene 2: 11:35 - 11:44
Mari gowes! Oh iya saya lupa. Saya menyewa sepeda dan helmnya dari Silaban
Bicycle. Hati-hati kita nyebrang dulu!
Let’s take a bike riding! I almost forget. I rent a bike and a helmet from Silaban
Bicycle. Be careful when we cross the road!
3. Scene 3: 11:45 - 12:03
Di kanan dan dikiriku adalah Homestay Marbun Toruan juga loh! Terlihat warga
lokal sangat ramah dan ikutan kepo lagi ada apa nih di luar? ternyata saya
main sepeda aja tuh! Adik-adik AKAMSI atau (Anak Kampung Sini) pada ramai
di gapura! Awas jatuh loh!
On my left and my right is the Homestay Marbun Toruan! There are local
residents, being very friendly, rising up with their curiosity on what is
happening here. I am just riding a bike here! The local youngsters are
crowding the gate! Watch your steps!
4. Scene 4: 12:04 - 12:20
Saya bermain sepeda melewati pelabuhan baktiraja. Pelabuhan ini pun telah
diresmikan oleh Presiden Jokowi tahun ini dan beroperasi untuk menunjang
Destinasi Wisata Super Prioritas Danau Toba.
I ride my bike through the harbor of Baktiraja. This harbor has been
inaugurated by President Jokowi this year and has been operating to support
the Lake Toba Super Priority Tourism Destination.
5. Scene 5: 12:21 - 12:25
Desa Marbun Toruan dikelilingi oleh persawahan dan ladang warga.
Marbun Toruan Village is surrounded by rice fields and plantations belong to
the denizens.
6. Scene 6: 12:26 - 12:37
Saat ini lagi musim tanam, teman-teman! Cuaca yang mendukung dan
pemandangan alam disekitar membuat saya perlahan mengayuh apalagi ada
Ibu yang sedang beristirahat, menanam padi, dan mencangkul yang menarik
perhatian mata saya!
Planting season is now, my friends! The nice weather and natural view around
make me pedal my bike slowly. Moreover, there are some ladies who take their
rest, plant rice and hoe the soil. They are really eye-catching!
7. Scene 7: 12:38 - 12:57
Jalanan yang kulalui menurun, namun suguhan keindahan kian meningkat
karena panorama Danau Toba di sore hari sungguh hangat.
On my way down, I get mesmerized by the increasing beauty of the panorama
of Toba lake. It is a warm afternoon.
8. Scene 8: 12:58 - 13:30
Bermain sepeda tanpa beban, bersama sepeda Silaban! Kalau begitu, aku
lanjut dulu ya, teman-teman!
Ride your bike without burden, together with Silaban Bicycle! Okay, folks. Let
us continue our ride!
(Pulau Simamora, Panorama dari Desa Tipang) 10s
13:31 - 13:41
Pulau tak berpenghuni berupa gundukan hijau menawan nan eksotis berbentuk
seperti kura-kura berenang ini, dipercaya pemberian Raja Lontung kepada
anaknya (wanita) Simamora yang menjadi tempat persembunyian dari penjajah.
An uninhabited in the form of a green mound. A captivating yet exotic location.
The turtle-like island is believed to be the gift of King Lontung to his daughter
Simamora and was a secret hideout from the invaders.

(Silaban Bicycle, Sibara-Bara Desa Tipang) 58m


1. Scene 1: 13:42 - 14:05
Inilah terasering Sibara-bara yang beken di Desa Tipang, Desa di tepi danau
Toba. Dengan ketinggian 900-1200 mdpl, kamu tidak melulu melihat danau dan
perbukitan. Pemandangan lanskap persawahan hijau sering dijuluki Ubudnya
Danau Toba. Sawah bertingkat-tingkat untuk mengatasi kontur tanah yang
miring ini dulunya tempat menambatkan kerbau peliharaan, loh!
This stuff is the terracing of Sibara-bara in Tipang Village. At the altitude of 900
up to 1200 masl. Not just the lake and hills, you can witness the green fields
landscape views well-known as Toba lake's Ubud that has stages for
overcoming the sloping land contour that used to be a place for tethering the
buffaloes!
2. Scene 2: 14:06 - 14:40
Namun sekarang ditata sedemikian rupa untuk pertanian. Seperti yang sedang
kita lihat bersama, jalan setapak terbuat dari beton untuk menjelajah di tengah
hamparan sawah. Ingin melihat warna hijau yang menyegarkan mata tak kalah
indah ditopang panorama danau dan bukitnya. Berminat untuk prewedding dan
membuat video? datanglah saat belum musim panen. Tanahnya yang subur
saat padi sedang tumbuh yang daunnya senantiasa menghijau sebelum panen.
Jika hari cerah, mayapada hijau dan danau toba yang biru siap menjadi latar
belakang foto terbaikmu di lokasi ini!
Nowadays, Sibara-bara is laid out in such a way as agriculture needs. As we
can see, there is a concrete-walking trail meant to be a path to explore a vast
expanse of fields. Do you want to see greens to refresh your eyes? It is equally
beautiful with lake and hills scenery. Are you interested in taking pre-weddings
and making a video? Come before the harvest season. The fertile ground is
when the rice grows with a rice leaf that is always green before the harvest. On
a bright day, greens will be everywhere and the Toba lake will reflect its blue
color. Those will be fabulous photo backgrounds here!
(Desa Tipang) 2s
14:41 - 14:43
Desa 50 besar ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) 2021
Top 50 Indonesian Tourism Village Award 2021

(Air Terjun Simangira, Desa Siunong-unong Julu) 1m 30s (4)


1. Scene 1: 14:48 - 14:57
Berada di Desa Siunong-unong julu, Kecamatan Baktiraja. Perjalanan ke air
terjun pertama di eksplor Humbahas ini melalui rerumputan tinggi, akar
gantung dan akar yang menjalar di tanah.
Located in Siunong-unong Julu Village, Baktiraja District. The first waterfall
exploration in Humbahas was through the pastures, aerial roots, and toe-
trapping roots.
2. Scene 2: 14:58 - 15:12
Selain itu, melewati bebatuan kecil penuh lumut ini, kamu harus ekstra hati-hati
karena licin. Jadi, kamu cari pijakan yang nyaman ya. Perjalanan ini pun juga
dipenuhi oleh batu besar seperti tempat aku berdiri disini.
Furthermore, you'll through small stones upholstered with mildew. Watch out
for slippery steps. Find a comfortable footrest. This exploration is full of large
stones, like the one I stand on now.
3. Scene 3: 15:13 - 15:22
Tidak begitu jauh kok! Itu dia air terjun Simangira yang kita nantikan bersama!
Tetap perhatikan langkah karena kali ini kita menyeberangi aliran air dingin
nan sejuk, dijamin ketagihan deh!
Not so far ahead! The Simangira Waterfall that we wait for! Keep your steps out
because we will cross the cold water stream. you will crave it!
4. Scene 4: 15:23 - 15:37
Setelah melewati bebatuan dan aliran air, kembali kita melewati rerumputan.
Intinya nikmati saja perjalanan menuju air terjun indah satu ini! Kamu juga
akan bertemu dengan batu yang jauh lebih besar dari sebelumnya! Kalau
katanya penuh dengan kejutan deh! Kan, apa aku bilang? Kita sudah tiba di air
terjunnya! Mari mendekat ke sumber air!
After passing the stones and the water streams, we are back passing the
pastures. Remind yourself to enjoy this beautiful waterfall! You will find stones
bigger than the previous ones! Full of surprises! What did I tell you? We finally
arrive! Let us hop to the water spring!
5. Scene 5: 15:38 - 16:18
Mari mendengar irama air terjun yang berdenyut mulai dari tingkatnya yang
pertama, … kedua, ketiga.. hingga yang ketiga belas dari atas perbukitan di
desa Siunong-unong julu yang ditutupi oleh pepohonan yang melindungi
keasriannya dan menjadi permata tersembunyi dan dicari orang!
Bring yourself to hear the rhythm of the waterfall beating from the first,
second, and third until the thirteenth stage from the uphill of Siunong-unong
Julu covered by trees holding its beauty as a hidden gem for someone to find.
(Air Terjun Sigota-gota, Desa Tipang) 2m 20s (6)
1. Scene 1: 16:19 - 16:23
Sedikit ke tepi danau, air terjun kedua dari desa tipang siap kujelajahi.
Move a bit to the lakeside: the second waterfall of Tipang village is ready to be
explored.
2. Scene 2: 16:24 - 16:30
Air terjun yang tersembunyi dengan tantangan ekstrim menyimpan kisah
mengharukan di balik keindahannya.
The hidden waterfall and its challenging trail on the way keep a touching story
behind its beauty.
3. Scene 3: 16:31 - 16:36
Tujuh orang disuruh orang tuanya berburu karena kelaparan tiga hari tiga
malam tidak makan. Mereka berdoa
Seven persons were ordered by their parents to hunt because they had been
suffering from starvation for three days and three nights. They pray
4. Scene 4: 16:37 - 16:44
kepada ‘mula jadi nabolon’ untuk meminta bantuan, hingga muncul seekor
rusa besar.
Rusa itu lalu ditombak dan darahnya mengalir ke sungai,
to the Mula Jadi Nabolon, asking for His help until a large deer appears.
Then they spear the deer and spill its blood into the river.
5. Scene 5: 16:45 - 16:53
Sejak itulah disebut sebagai Sipultak Hoda dan air terjunnya disebut sigota-
gota. Air Terjun Sipultak Hoda kemudian membagi dua sungai yaitu
The location was then called Sipultak Hoda, while the waterfall was called
Sigota-gota. The waterfall of Sipultak Hoda then separates the river into two:
6. Scene 6: 16:54 - 17:00
Sungai Aek Toba yang mengaliri persawahan bagian hilir dan Sungai Aek
Dolok mengaliri persawahan bagian hulu Danau Toba.
The river of Aek Toba flows the rice fields downstream; the river of Aek Dolok
flows the rice fields upstream of Toba lake.
7. Scene 7: 17:01 - 17:10
Air Terjun Sipultak Hoda berjarak sekitar 600 meter dari jalan raya Bakara-
Tipang dan sekitar 20 Km dari Kota Dolok Sanggul. Seperti indahnya bunga
yang saya lihat menuju lokasi,
The waterfall of Sipultak Hoda distance around 600 meters from the great road
of Bakara-Tipang; and around 20 km from the city of Dolok Sanggul. The road
is full of flowers.
8. Scene 8: 17:11 - 17:26
air terjun ini memiliki nilai sejarah bagi masyarakat setempat, karena menurut
tetua, air terjun ini adalah pemberian dari Raja Lontung kepada putrinya Si
Amak Pandan Nauli yang kawin dengan Raja Sumba dengan harapan agar
dapat dipergunakan sebagai jalan kehidupan.
The waterfall has a historical value to the locals. As told by the elders, it was
the gift from King Lontung to his daughter, Amak Pandan Nauli, who married
Raja Sumba, with the hope that it becomes a life path.
9. Scene 9: 17:27 - 17:36
Air Terjun ini sebelah utaranya adalah perladangan Tipang, sebelah timur
adalah Sungai Aek Toba, serta barat dan selatan adalah lereng bukit Pollung,
The northern part of the waterfall is the Tipang fields. The eastern part holds
the river of Aek Toba. The western and southern hold the slope of Pollung
hills.
10. Scene 10: 17:37 - 17:47
Kelanjutan cerita ini, Raja Sumba dan Si Amak Pandan Nauli kemudian
memperanakkan Simamora dan Sihombing. Simamora memperanakkan Purba,
Manalu, Debata Raja, sedangkan Sihombing memperanakkan Silaban,
Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit.
Following the story, King Sumba and Amak Pandan Nauli gave birth to
Simamora and Sihombing. Simamora gave birth to Purba, Manalu, and
Debataraja, while Sihombing gave birth to Silaban, Lumbantoruan, Nababan,
and Hutasoit.
11. Scene 11: 17:48 - 17:59
Kisah yang penuh kasih bukan? Perjalanan yang saya tempuh menjadi
bayangan yang saya bawa ke tempat ini. Indah dan takjub tentang cerita rakyat
dan pemandangan yang menjadi destinasi wisata dari Desa Tipang.
A story is full of love and compassion. The journey becomes the image of this
place. The amazement of the story; the beauty of the location; carves the
beauty of this tourist destination of Tipang Village.
12. Scene 12: 18:00 - 18:14
Jangan lupa untuk abadikan momen dan menikmati deburan embun air yang
membasahi wajah! Bersyukur untuk nikmat dari sang Pencipta!
Take time to capture the moment and to enjoy the water dew that splashes our
faces. Pledge our gratitude to The Creator!

(Istana Sisingamangaraja, Desa Simamora) 5m 12s (11)


1. Scene 1: 18:40 - 18:43
Situs Istana Sisingamangaraja XII yang berdasarkan sejarah merupakan
Palace of Sisingamangaraja the Twelfth, according to history, was
2. Scene 2: 18:44 - 19:00
tempat lahirnya Raja Sisingamangaraja XII. Dapat dilihat, Rumah ini terlihat
terawat dan warnanya didominasi warna merah, putih dan hitam. Ornamen
Batak atau dikenal gorga turut menghiasi dindingnya. Bendera yang berkibar
memiliki 3 elemen yaitu Piso gajah Dompak, “Manodange unia” atau bulan dan
“Mangodange Potigon” atau Bintang.
the birthplace of King Sisingamangaraja the Twelfth. As you can see, the
house looks charming because its color is dominated by reds, whites, and
blacks. The Bataknese ornament, the Gorga, is also decorating its wall. The
flying flag has three elements, resembling Piso Gajah Dompak, 'Manodange
Unia' or moon, and 'Mangodange Potigon' or star.
3. Scene 3: 19:01 - 19:11
14 km dari Dolok sanggul 30 menit tidak terlalu lama untuk mengunjungi cagar
budaya yang sarat akan kisah dan nilai yang bisa dibawa menjadi pegangan
hidup sehari-hari.
Parted 14 km from Dolok Sanggul, it takes 30 minutes to visit this cultural
heritage full of stories and values for everyday life.
4. Scene 5: 19:12 - 19:24
Tulisan selamat datang menyambutku. Tak sabar rasanya. Saya menyeberang
jalan menuju tangga pintu masuk istana yang dikenal Rajanya mendirikan
kepercayaan lokal yaitu Ugamo Malim yang masih dianut oleh sebagian
masyarakat Batak.
Perceive a welcome the first time I came. My heart is pumping so fast. I cross
the road to the stairs as the entry to the palace. The King here is known for
establishing a local belief. It's called Ugamo Malim. The belief is still embraced
by some Bataknese people today.
5. Scene 5: 19:25 - 19:32
Saya pun tiba di depan gerbang Istana peninggalan tahun 1530-1907 yang telah
berusia 172 tahun. Ada puluhan anak tangga.
I bring myself before the gate of the 172-year-old palace heritage of 1530-1907.
There are dozens of stairs.
6. Scene 6: 19.33 - 19.56
Sembari naik tangga, saya melayangkan pandangan ke area sekitar tangga.
Saya mengambil gambar dari rumah yang ada di luar areal istana ini.
As I climb the stairs, I look around the area around it. I take a picture of the
house that stands outside the palace.
7. Scene 7: 19:57 - 20:03
Semakin dekat, saya memastikan baterai saya cukup untuk mengabadikan
situs bersejarah satu ini. Mari kita mulai!
The closer I get, I ensure that my battery is sufficient for capturing this
historical site. Let us go!
8. Scene 8: 20:04 - 20:18
Untuk berziarah, kita harus lepas alas kaki, menjaga kebersihan dan sopan
santun saat berada di area kompleks istana. Saya kembali mengabadikan
tulisan aksara Batak, lambang Sisingamangaraja, dan stempelnya.
For pilgrimage purposes, we have to put off our footwear, keep the area clean
and keep our chivalry around the palace area. Then I capture the Bataknese
script, the Sisingamangaraja symbol, and the stamp.
9. Scene 9: 20:19 - 20:29
Saya mengambil satu bunga yang terjatuh di rumput. Ternyata area ini adalah
makam dari Raja Sisingamangaraja ke X dan XI karena Raja ke XII tidak
dimakamkan disini. Ia dimakamkan di Soposurung Balige tahun 1953.
I pick up one of the flowers that have fallen to the grass. It seems this area is
the tomb of King Sisingamangaraja Tenth and the Eleventh. The Twelfth King
is not buried here. His body is in Soposurung, Balige, buried in 1953.
10. Scene 10: 20:30 - 20:54
Dengan luas mencapai 1 hektar, komplek istana ini tampak elegan dengan aura
tradisional yang kental. Seluruh area dibatasi dengan batu yang disusun
menyerupai tembok. Saya penasaran dengan kayu di atas batu ini. Ternyata
dahulu digunakan untuk menumbuk padi. Saya pun duduk di batu lain di
dekatnya. Kembali saya melihat gopro untuk melihat jepretan foto yang sudah
saya kumpulkan.
With an area up to a hectare, the palace area is surrounded by a thick
traditional aura, completing its elegancy. The rocks in the place form walls that
surround the palace. My curiosity begins to rise up when I see a wooden bar
on a rock. It turns out to be a rice pounder. Then I sit on the other rock nearby,
checking the results of my photo capture in the GoPro.
11. Scene 11: 20:55 - 21:10
Sekeliling istana bernuansa hijau. Setiap sudut ditanami dengan berbagai jenis
tanaman. Saya kembali mengabadikan momen swafoto berlatarkan rumah si
Raja Batak yang tersohor akan kegigihan mengusir penjajah. Udara disini
sangat sejuk dan dapat membayangkan bangsa Batak zaman dahulu masih
berjuang untuk merdeka untuk alam dan rumahnya sendiri.
The palace surroundings are green alike. Every corner is full of various plants.
I capture selfies with the house of the Bataknese King in the background, who
is famous for his persistence in repelling the invaders. The air is so mild. Here
I can imagine how the Bataknese in the past still fought for their independence
for their nature and homeland.
12. Scene 12: 21:11-21:19
Saya mendekat ke salah satu rumah di areal istana. Saya tertarik melihat dua
ornamen yang melekat di dinding rumah ini. Ornamen cicak di dinding
melambangkan orang Batak mampu beradaptasi dimanapun tempat
perantauannya seperti cicak yang dapat menempel dimanapun dia mau.
I come closer to one of the houses in the palace area. I couldn't take my eyes
off the two ornaments attached to the wall. The ornament of a house lizard
symbolizes that Bataknese is able to adapt everywhere they come, just like the
house lizard that clings anywhere as it wishes.
13. Scene 13: 21:20 - 21:30
Sedangkan empat payudara melambangkan ibu yang penuh kasih sayang dan
diyakini menjadi sumber kehidupan karena dapat memberi ASI berlimpah
untuk anaknya.
The ornament of four breasts symbolizes a mother full of love. It is believed
that be the source of life because she can give plenty of breastmilk to her
children.
14. Scene 14: 21:31 - 21:48
Jika digabungkan kedua ornamen itu artinya orang Batak tidak pernah lupa
pulang ke tanah kelahirannya sejauh apapun perantauannya. Mengetahui hal
ini, saya bangga menjadi orang Batak. Oh kamu lihat disana? Ada perempuan
berbaju putih dengan ulos di bahunya sedang menari.
If both of the ornaments are combined, it will reveal that Bataknese never
forgets their homeland no matter how far they go overseas. Knowing this
makes me proud as a Bataknese. Do you see it there? A woman in white
wearing Ulos on her shoulders is dancing.
15. Scene 15: 21:49 - 22:21
Dari tadi saya sudah mengumpulkan banyak foto, kali ini saya akan mengambil
video tarian tor tor dari perempuan ini. Dia tampak mahir menari dan
tersenyum ramah kepadaku. Saya kian mendekat karena momen ini sangat
tepat untuk mengambil foto medium close up dari si penari. Swafoto lagi dong
untuk menambah koleksi foto sebagai kenang-kenangan. hm, kemana penari
itu pergi? Ternyata dia mengambil ulos dan memberikannya kepadaku. Penari
ini ternyata ingin mengajariku beberapa gerakan dalam tarian tor tor. Gerakan
pertama yang diajarkan adalah pangurdot adalah gerakan yang menggunakan
seluruh badan sebagai pusat gerakannya. Tari Tortor sangatlah sederhana
sehingga mudah dipelajari oleh semua kalangan.
I have been collecting lots of photos, and now I will capture the Tor-tor dance
of this woman. She dances fluently. She also smiles at me. When the moment
is perfect, I come closer to take her medium close-up. And then some selfies to
add to my photo collection. But wait, where did the dancer go? It turns out she
grabs the Ulos and hands it to me. The dancer wants to teach me some moves
in Tor-tor. The first move, called Pangurdot, is a move where we use all of our
body parts as the core of the move. Tor-tor is so simple that everybody can
learn it.
16. Scene 16: 22:22 - 22:37
Tampaknya saya sudah mulai menguasai beberapa gerakan tor - tor bukan?
Saya sangat menikmati sesi berlatih tor-tor bersama penari ini. Tari tortor
adalah sarana penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur, orang yang
dihormati (tamu-tamu) dan tarian yang menunjukkan rasa hormat
It looks like I finally hit some of the Tor-tor moves. I really enjoy the Tor-tor
learning session with the dancer. Tor-tor is a medium of commencing
spirituality to the ancestors' spirit and honored guests. The dance also
expresses respect.
17. Scene 17: 22:38 - 23:06
Setiap dari rumah yang menjadi bangunan utama memiliki fungsi kegunaannya
tersendiri
Sopo Godang adalah sanggar kebudayaan dan kesenian yang menjadi lokasi
perkembangan kerajinan tangan serta tempat silaturahmi para muda mudi.
Sopo Parsaktian rumah atau tempat tinggal raja beserta keluarga.
Ruma Bolon tempat untuk pertemuan dan menjamu para tamu kerajaan.
Sopo Bolon merupakan tempat penyimpanan dari alat dan hasil pertanian
kerajaan.
Pemerintah Indonesia juga sudah menetapkan area sakral ini sebagai cagar
budaya.
Every single house in the main building has its own function.
Sopo Godang is a cultural and art studio where handcrafts develop and the
young stay in touch.
Sopo Parsaktian is the residence of the King and his family.
Ruma Bolon is a gathering place and banquet for royal guests. Sopo Bolon is
the storage of royal crops and agricultural equipment. The government of
Indonesia has set the sacred area as a cultural heritage.
18. Scene 18: 23:06 - 23:52
Istana ini juga sempat dibakar oleh pasukan Tuanku Rao (Bonjol) saat invasi
perang padri tahun 1825 dan dibakar kembali oleh pasukan Belanda tahun
1878. Bentuk Istana Sisingamangaraja yang sekarang adalah hasil renovasi
tekstur dan postur asli rumah adat Batak kuno oleh Pemerintah Republik
Indonesia tahun 1978.
Sisingamangaraja menunjukkan dirinya sangat anti penjajahan dan
perbudakan. Dipercaya memiliki kekuatan gaib yang dapat bersembunyi di
balik sehelai daun, berita ini pun tersebar kemana-mana. Nilai dan makna yang
terkandung pada nama Simamora (yang kaya-berjaya), dan Baktiraja (raja
pengayom dan pengabdi), adalah pesona dan marwah yang takkan berubah
oleh era apapun.
Layak menerima Juara Pesona Situs Budaya dan Sejarah Terpopuler pada
acara Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019. Personifikasi gagah beraninya
orang Batak dari zaman dahulu sehingga disebut” Tanah para Raja”
The palace had burned twice. First by the army of Tuanku Rao (Bonjol) on the
event of the Padri War in 1825. Second by the army of the Netherlands in 1878.
The present palace of Sisingamangaraja is the result of the renovation of the
original texture and posture of the custom house of the ancient Bataknese.
The government of the Republic of Indonesia did it in 1978.

Sisingamangaraja declared himself anti-colonialism and anti-slavery.


Rumor said that The King possessed a magic power hidden on a leaf. This
news spreads everywhere. The values and meanings in the name of Simamora
(The rich-gets glory), and Baktiraja (the protecting and conserving King), are
an unchangeable charm and dignity throughout the era. It was awarded the
Most Popular Cultural and Historical Site Enchantment Champion at Anugerah
Pesona Indonesia (API) in 2019. The personification of the Bataknese bravery
from the past concludes the name of The Land of The Kings.

(Panorama Indah Sileme-leme, Desa Paringguran 2, Kecamatan Pollung) 3m


20s (10)
1. Scene 1: 23:53 - 24:02
Berkunjung ke Panatapan Si Leme-leme di dusun VII sipariama, desa
parsingguran II yang dikata orang adalah desa paling jauh di Kecamatan
Pollung.
Now we are visiting Panatapan Sileme-leme in Sipariama Seventh village, the
Second Parsingguran village, said by the people as the furthest village in
Pollung district.
2. Scene 2: 24:03 - 25:00
Mutiara terpendam dengan ketinggian 1600 mdpl ini menyajikan lanskap objek
yang terlihat luas seperti Pulau Simamora, Pulau Sibandang, Pulau Samosir,
Lembah Bakkara, Desa Tipang dan Danau Toba. Wisatawan dapat datang
melalui dari Dolok Sanggul yang berjarak 24 kilometer atau dari Lembah
Bakkara yang berjarak 3 km yang akan terasa sangat singkat. Panorama Indah
ini termasuk kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Danau Toba yang
pengembangannya cukup diprioritaskan oleh pemerintah.
This hidden gem at the altitude of 1600 masl presents vast object landscapes
like Simamora isle, Sibandang isle, Samosir island, Bakkara valley, Tipang
village, and Toba lake. Tourists can come from Dolok Sanggul distance of 24
km, or from Bakkara valley distance of 3 km. This beautiful panorama is a
national tourism strategic area (KSPN) of Toba lake. One of the top priorities of
the government.
3. Scene 3: 25:01 - 25:22
Menikmati keindahan danau toba dengan spot sunset dapat kita nikmati dari
Panatapan Si Leme Leme. Destinasi baru ini bisa dijadikan pilihan untuk
berkemah atau sekadar berswafoto dan rekreasi dengan duduk di bangku yang
menghadap ke Danau Toba. Sepanjang perjalanan menuju destinasi ini, kami
dimanjakan dengan melewati sawah, perkebunan kopi, jeruk, serai, jagung,
ditambah lagi hutan pinus dan sungai.
The beauty of Toba lake, with a spot to watch the sunset, could be enjoyed
from Panatapan Sileme-leme. This new destination is one of the places to
camp or takes selfies. We can also enjoy sitting on the bench facing Toba lake.
Along the journey to this spot, we are amazed by the views of rice fields and
plantations of coffee, orange, lemongrass, and corn. In addition to pine forests
and rivers.
4. Scene 4: 25:23 - 25:46
Walaupun area ini bukan hutan pinus seperti Geosite Kaldera Toba Sipinsur,
arsam, ilalang, karamunting, dan pohon-pohon di kawasan agrowisata ini
melambai-lambai ketika dihempaskan angin. Untuk itu, mari datang ke
Panorama Agrowisata Si Leme-leme untuk pembuatan video klip, konten atau
video promosi. (biarkan sejenak)
Even though this area is not the same pine forest as the one at Geosite
Caldera Toba Sipinsur, arsam (Pteridium aquilinum), weeds, karamunting
(Rhodomyrtus tomentosa), and trees are spreading everywhere. Come to the
agrotourism panorama Sileme-leme to make video clips, content, or
promotional videos.
5. Scene 5: 25:47 - 26:03
(*silent*)
6. Scene 6: 26:04 - 26:35
Teropong akan sangat berguna untuk melihat objek-objek jauh secara detail
seperti Pulau tak berpenghuni : Pulau Simamora, burung-burung Bangau Putih
yang beterbangan di atas Danau Toba, hamparan sawah di Desa Tipang, dan
bukit-bukit yang berkeliling di Lembah Bakara. Jangan lupa berkunjung ke
panorama agrowisata si leme-leme, destinasi alternatif pilihan kita semua!
Binoculars will be very helpful to sight distant objects in detail, such as the
uninhabited isle of Simamora, the flying white storks above Toba lake, the vast
rice fields in Tipang village, and the surrounding hills in Bakkara valley. Please
visit agrotourism panorama Sileme-leme, your choice of alternative
destination!

(Seribu Goa, Desa Banuarea, Kecamatan Pakkat) 1m 22s (3)


Seribu Goa
1. Scene 1: 26:36 - 26:50
Sejauh 57 km berkendara yang setara dengan 2 jam tempuh perjalanan,
memiliki hampir ribuan gua yaitu kisaran 800-1200 gua tersebar. Lokasi
destinasi ini di jalan pariwisata nomor 1,
Distance for 57 km of driving is equivalent to two hours of travel. It has almost
thousands of caves, in the range of 800 up to 1200 caves scattered. The
location of this destination is on Pariwisata nomor 1 Street.
2. Scene 2: 26:51 - 26:54
Desa Banuarea, Kecamatan Pakkat. Namanya seribu goa
Banuarea Village, Pakkat District. Called A thousands cave,
3. Scene 3: 26:55 - 26:59
termasuk golongan gua kapur atau limestone masih dalam pengembangan
yaitu
belongs to the group of limestone caves and still under development,
4. Scene 4: 27:00 - 27:04
pengikisan air oleh batuan kapur di dalam tanah.
the erosion of water by the limestone inside the soil.
5. Scene 5: 27:05 - 27:14
ditetapkan sebagai destinasi wisata super priorita, pengelola yang diharapkan
adalah Anak Kampung Sini (AKAMSI) sebagai orang yang lebih memahami
kondisi setempat dan mau bekerja dengan profesional.
designated as a super prioritized tourist destination, the expected managers of
this place are the local residence, called AKAMSI, as the people who
understand the situation of their home better and who have the will to work
professionally.

Sampuran Boru Niraja 21s (1)


6. Scene 1: 27:15 - 27:17
Inilah trek menuju sampuran boru niraja
This is the track to the Sampuran Boru Niraja.
7. Scene 2: 27:18 - 27:20
(*silent*)
8. Scene 3: 27:21 - 27:23
air jernihnya memecah kesunyian alam
The clean water breaks nature's silence.
9. Scene 4: 27:24 - 27:26
percikan embun air terjun yang dingin nan segar meresap di kulit
The cold and fresh splash of waterfall dew enter the skin.
10. Scene 5: 27:27 - 27:36
disinilah para putri raja mandi. Apakah kamu salah satunya?
This is the place where the royal princesses bathe. Are you one of them?

Gua Pinapan 1m 3s (2)


11. Scene 1: 27:37 - 27:46
Disambut dengan lantai batu luas dengan aliran air, sebaiknya gunakan alas
kaki yang nyaman biar gak mudah terpeleset,
Welcome by the wide rock floor with the water flow. It will be better to use
comfortable footwear to prevent the slippery steps.
12. Scene 2: 27:47 - 27:50
Ikuti arahan pemandu seperti menyalakan senter.
Follow the directions from the guide, such as turning on the flashlight.
13. Scene 3: 27:51 - 27:55
Bawa barang secukupnya karena area yang kita lalui sempit dan pastikan
tubuh fit sebelum melakukan trekking.
Bring the needed things as low as possible because the way in is narrow.
Make sure your body is fit for the tracking.
14. Scene 4: 27:56 - 27:57
stalaktit yang indah!
What a stalactite!
15. Scene 5: 27:58 - 28:12
Stalaktit yang menggantung di dinding atas gua dan stalakmit yang menjulang
dari bawah adalah hasil pelapukan air jaman dulu. Ini saya spill keindahannya
kepadamu!
The stalactites hanging on the ceiling and the stalagmites that pop up from the
ground are the results of the water weathering in the past. I will spill its beauty
to you!
16. Scene 6: 28:13 - 28:21
(*silent*)
17. Scene 7: 28:22 - 28:27
Selesai menjelajah Gua Pinapan yang memiliki ratusan stalaktit yang ujungnya
runcing seolah siap menghujam ke bawah.
After exploring the Pinapan cave which has hundreds of stalactites,
18. Scene 8: 28:28 - 28:30
Kita lanjut penjelajahan Goa yang tidak kalah kerennya!
We continue the exploration to another cool caves!
19. Scene 9: 28:31 - 28:34

Gua Liang Godang 5m 33s (12)


20. Scene 1: 28:35 - 28:39
Wisata alam susur gua (caving) bawah tanah dengan aliran sungai di
sepanjang lorong akan menambah pengalaman baru yang menantang.
The natural tourism of underground caving with the river flows along the
passage will give you a new challenging experience.
21. Scene 2: 28:40 - 28:47
Keindahan misterius bumi seperti sungai bawah tanah, air terjun, stalaktit, dan
stalakmit yang mengagumkan saat susur gua
The mysterious beauty of earth like underground rivers, waterfalls, stalactites,
and stalagmites as we walk through the cave.
22. Scene 3: 28:48 - 29:01
Menuruni anak tangga yang memutar.
Memasuki lorong dan melihat dinding batu yang berdiri kokoh.
Dinding yang dilapisi lumut dan tanaman yang menempel di dindingnya
Passing down the twisting stairs.
Entering the passage and seeing solid stone walls.
The walls are covered in moss and other plants.
23. Scene 4: 29:02 - 29:13
Saya jadi bingung, dari jauh suara satwa khususnya siamang menambah
keeksotisan wisata alam yang masih cukup genuine ini
I become confused, because the sound of animals, especially the gibbons,
from afar is adding up the exotic of this genuine natural tourism.
24. Scene 5: 29:14 - 29:19
(*silent*)
25. Scene 6: 29:20 - 29:33
coba kamu perhatikan dari dekat batu ini? Dia sudah ada disini sejak nenek
buyut kita belum lahir. Sungguh luar biasa karya sang Pencipta.
Watch these rocks closely. These rocks has been here even before our great
grand-parents were born. The Creator’s works are so magnificent.
26. Scene 7: 29:34 - 29:51
Ucapan kekaguman yang selalu dilontarkan tak habis-habisnya di tempat ini.
ukiran mahakarya yang patut kamu datangi
And endless expressions of admiration over this place. A masterpiece you
should visit.
27. Scene 8: 29:52 - 29:57
Jangan lupa menunduk! Kata pemandu.
Don’t forget to duck! said the guide.
28. Scene 9: 29:58 - 30:08
Tangga yang licin karena air yang mengalir, jangan lupa cari akar untuk
berpegangan
Slippery stairs of the water flows. Find roots for your holding place.
29. Scene 10: 30:09 - 30:27
Kamu harus tetap bersama rombongan dan pemandu ya. Hal ini tentunya akan
lebih aman terutama jika kamu belum pernah datang ke lokasi ini
You have to stick together with the group and the guide. It’s to ensure your
safety, especially since you have never been here before.
30. Scene 11: 30:28 - 30:39
Ini dia mulut guanya dan rombongan menuju Gua Liang Godang sudah
berkumpul di bawah sana!
Here is the mouth of the cave. The group heading to the Liang Godang cave
has gathered there!
31. Scene 12: 30:40 - 30:50
pemandu memastikan semua telah menggunakan helm dan membawa senter
masing-masing. “jangan mengambil apapun kecuali foto, jangan membunuh
apapun kecuali waktu, dan jangan meninggalkan apapun kecuali jejak”
The guide makes sure that every member of the group are wearing helmet and
are carrying flashlight. “Don’t take anything but photos. Don’t kill anything but
time. And Don’t leave anything but traces.”
32. Scene 13: 30:51 - 30:58
Udara sejuk dan hati yang teduh akan membuat suasana gelap menjadi seru!
The chill air and and shady heart will enlighten the dark situation!
33. Scene 14: 30:59 - 31:14
Batuan yang menempel ke dinding gua sangat sempit. Rasanya seolah ingin
memasuki perut bumi. Tetap perhatikan langkah dan dengar arahan pemandu!
Melambai ke kamera, hihi!
The rocks sticking to the cave wall are narrowing the way. It feels like we’re
going deeper into the earth. Watch your steps and listen to the guide! Wave
your hands to the camera!
34. Scene 15: 31:15 - 31:29
(*silent*)
35. Scene 16: 31:30 - 31:40
Lantai batu yang licin ini sudah dekat dengan lorong dan bilik yang sangat
panjang menuju gua lainnya.
The slippery stone floor is a sign of the nearer the passage and the very long
chamber to another caves.
36. Scene 17: 31:41 - 31:48
(*silent*)
37. Scene 18: 31:49 - 32:02
Gemuruh air di belakangku membuat nyali sedikit ciut, bersyukur pemandu
selalu membantu!
The water roars behind me, making me a little scared. Good thing the guide is
always helpful!
38. Scene 19: 32:03 - 32:11
Betah berlama lama? mari kita nikmati dengan duduk santai di atas batu
raksasa ini!
Do you like to linger? Let us enjoy sitting on this huge stone!
39. Scene 20: 32:12 - 32:22
Serunya!!
So fun!!
40. Scene 21: 32:23 - 32:38
Para caver, yuk balik, masih ada satu lagi destinasi dari seribu goa yang ingin
kutunjukkan kepadamu!
Cavers, let’s make our way back. There is one more destination from the
Thousands Caves that I am eager to show you!
41. Scene 22: 32:39 - 32:55
Syukurlah! kita sampai di mulut gua! selalu perhatikan jalan dan tetap
menikmati pemandangan bebatuan yang dipahat oleh Sang Kuasa!
Thank God! We’ve arrived at the mouth of the cave! Always watch your steps
and keep enjoying the view of rocks carved by The Creator!
42. Scene 23: 32:56 - 33:00

Sampuran Si Joy 2m 53s (8)


43. Scene 1: 33:01 - 33:09
(*silent*)
44. Scene 2: 33:10 - 33:13
(*silent*)
45. Scene 3: 33:14 - 33:26
kembali lagi dengan trek menantang, melewati pohon yang tumbang menjadi
checkpoint menuju Sampuran si Joy!
back to the basics with a challenging track, through the fallen tree as a
checkpoint to “Sampran Si Joy”.
46. Scene 4: 33:27 - 33:32
Walaupun air suhunya rendah, masih ada ikan kecil yang hidup disini loh!
Although the water has a low temperature, small fish could be found here!
47. Scene 5: 33:33 - 33:52
Nah ini dia, kita sudah tepat di depan Sampuran si Joy! Penasaran?
penasaran? Sama saya juga, ini kali pertama saya kesini!
Yippy!
Well! This is it! We’ve standing right in the forefront of ‘Sampuran si Joy’!
Intriguing? Interesting? Me too. First time here! yippy!
48. Scene 6: 33:53 - 34:03
(*silent*)
49. Scene 7: 34:04 - 34:19
(*silent*)
50. Scene 8: 34:20 - 34:40
Saya berdiri tepat di depan Sampuran Si Joy! Seperti namanya, sampuran
berarti air terjun dan joy artinya bahagia.
I stand right in front of “Sampuran Si Joy”.Just as its name, ‘sampuran’
means waterfall and joy is happiness.
51. Scene 9: 34:41 - 34:45
Tetap nikmati tiap suara yang ada di lokasi ini! Jangan lupa hal yang selalu
saya lakukan, tiap mengunjungi destinasi wisata…
just relish every sound in this place! Do not overlook something constantly
done by me, everytime I visit tourism destination…
52. Scene 10: 34:46 - 35:06
(*silent*)
53. Scene 11: 35:07 - 35:11
Kamu pasti tau dong! tentu tak lain abadikan momen!
You probably know! It’s none other than capturing the moment!
54. Scene 12: 35:12 - 35:26
Kita telah selesai menikmati alam di seribu goa!
We’ve finished enjoying the scenery of “Seribu Gua” (thousand caves)
55. Scene 13: 35:27 - 35:33
pemandunya sangat ramah dan punya banyak lelucon, tidak terasa senja
The guides are attentive and are doing plenty jokes, the sundown is not felt
and
56. Scene 14: 35:34 - 35:53
telah menunjukkan semburat jingganya! Nikmat mana lagi yang perlu kamu
dustakan? Ayo kita jelajahi humbahas! Besok adalah hari terakhir
perjalananku, tetap stay tuned ya!
has shown its orange tinge! Which favor do you deny? Let’s explore
Humbahas! Tomorrow will be the last of my exploration, so stay tuned, guys!

(Markas Sisingamangaraja 12, Sionom Udon, Pearaja Desa Sion Sibulbulon, Kec.
Parlilitan) 4m 52s (9)
1. Scene 1: 35:54 - 36:08
Menuju ke Markas Raja Sisingamangaraja XII yang berada di Sionom Hudon,
Pearaja, Desa Sion Sibulbulon, Kecamatan Parlilitan. Kami menempuh jarak
sejauh 58 km dari ibukota Humbang Hasundutan, Dolok Sanggul.
Heading to the quarters of King Sisingamangaraja the Twelfth in Sionom
Hudon, Pearaja, Sion Sibulbulon village, Parlilitan districts. We covered a
distance of 58 km from the capital city of Humbang Hasundutan, Dolok
Sanggul).
2. Scene 2: 36:09 - 36:27
Raja yang dikenal sebagai Ompu Pulo Batu mendapat gelar kepahlawanan
oleh Soekarno. Beliau memiliki markas berukuran 40 meter x 50 meter yang
dikelilingi tembok batu. Sebelah timurnya jalan, baratnya perkebunan warga,
selatannya jalan dan utaranya sekolah.
The King called Ompu Pulo Batu acquired the title of heroism from Soekarno.
He possessed a quarter with the size of 40 m x 50 m surrounded by stone
walls. We have roads on the east, local plantations on the west, roads on the
south, and a school on the north.
3. Scene 3: 36:28 - 36:43
Di lokasi ini terdapat sebuah monumen, dua buah rumah adat Batak, empat
buah pos penjagaan, ruang pertemuan, peta lokasi pertempuran, gazebo, dan
sebuah sumur tua atau dikenal mata air Pea Aek Tugal yang dibangun
Sisingamangaraja XII
Here we could find a monument, two Bataknese custom houses, four outposts,
a meeting room, a battle location map, a gazebo, and an old well, known as the
fountain of Pea Aek Tugal built by the King.
4. Scene 4: 36:44 - 37:07
Raja dan pasukannya membangun markas pertahanan untuk merancang
strategi perang gerilya tahun 1885. Setelah beliau gugur tahun 1907, pasukan
Belanda membakar markas ini. Tahun 1957, markas ini dibangun kembali
secara swadaya oleh G Sinambela. Konon di markas inilah tersimpan barang-
barang sakti dan senjata yang dipakai untuk berperang. Terdapat pula tempat
duduk, cawan dan prasasti di markas ini.
The King and his army built a defensive quarter to plan a guerrilla war strategy
in 1885. After he fell in 1907, the Dutch troops burned the quarters. In 1957, the
quarter was self-rebuild by G. Sinambela. There was a tale in this quarter
where magical artifacts and war weapons are stored. Here we can also
encounter thrones, cups, and inscriptions.
5. Scene 5: 37:08 - 38:00
Oleh karena itu, Ia satu di antara pejuang dari Tanah Batak yang melawan
Belanda dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961
berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.
Presiden Soekarno berinisiatif untuk memindahkan makam tersebut ke Balige,
yang menjadi tempat pertama meletusnya perang pasukan Sisingamangaraja
XII dengan pasukan Belanda.
Pepatah mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa
para pahlawannya. Memang benar adanya pahlawan berjuang meraih
kemerdekaan dan wujud menghargainya adalah memugar situs nasional
peninggalan sejarah untuk dikenang masa kini.
He was one of many warriors from the Land of the Bataknese who fought the
Dutch. He was hereby a National Hero on November 9th, 1961, according to the
decree of the President of the Republic of Indonesia no. 590/1961.
President Soekarno is the one who took initiation on moving his tomb to
Balige, where the war between Sisingamangaraja's army and the Dutch army
first broke out.
A proverb says: A great nation is a nation that can honor the services of its
heroes. And the story where the heroes fight their life for independence is true.
Our form of honor is through the restoration of the national historical heritage
site, as it's to be remembered today.

(Dolok Pottas, Desa Simon Sibulbulon, Kecamatan Parlilitan ) 2m 39s (7)


Desa Sihombu, Kecamatan Tarabintang??
1. Scene 1: 39:03 - 39:16
Destinasi terakhir yang saya kunjungi adalah Dolok Pottas di Desa Simon
Sibulbulon, Kecamatan Parlilitan yang berjarak 61 km dari Dolok Sanggul.
pendakian saya dimulai pukul 8 malam sehingga tidak dapat hunting sunset.
The last destination to be visited is Dolok Pottas in Simon Sibulbulon village,
Parlilitan district, parted 61 km from Dolok Sanggul. The climb starts at eight in
the evening. Of that, we do not see the sunset.
2. Scene 2: 39:17 - 39:33
Walaupun menunggu si kuning menampakkan sinarnya, udara sejuk dan suara
alam ditambah secangkir kopi tidaklah hal yang sia sia. Negeri di atas awan
yang disajikan sangat fenomenal sejak pukul 5-7 pagi sebab lautan awan
menutupi hutan dan pemukiman sekitar. hanya siluet perbukitan yang
membentang luas menjadi hamparan permadani putih yang menakjubkan!
Although waiting for the sun to rise is tiring, the chillness of the air and the
sounds of nature makes the awaits not futile. The view of the land from 5 to 7
in the morning is phenomenal. The sea of clouds cover its forest and
settlement nearby. Only the silhouettes of the vast rolling hills become a
stunning expanse of white rugs!
3. Scene 3: 39:34 - 39:45
Berada di ketinggian 615 mdpl dengan posisi awan di bawah mata,
pemandangan di panatapan Dolok Pottas dilengkapi oleh Camping ground
yang cukup luas, tempat berswafoto yang pastinya membuat betah.
At the altitude of 615 masl with the clouds below our eyes, the view at the
Panatapan of Dolok Potas collaborates with a spacious camping ground and
selfie spots that will make you feel at home.
4. Scene 4: 39:46 - 39:55
Selain harus bawa peralatan camping, jalan yang curam dan tajam membuat
kamu harus berhati-hati ketika mendaki. Hal ini yang menjadi daya tarik dan
tantangan tak terlupakan Jangan lupa dengan pakaian tebalmu ya!
Besides the camping equipment, the steep and sharp path is the thing to
watch out for along the journey. Those things also make a challenge and
attraction. Always wear your thick outfits!

Anda mungkin juga menyukai