PENDAHULUAN
Kecelakaan akibat kerja secara umum dapat disebabkan oleh bahaya fisik,
biologis, kimia, atau psikososial seperti kebisingan, suhu, gigitan serangga atau
hewan, aerosol, patogen yang ditularkan melalui darah, bahan kimia berbahaya,
radiasi, dan kelelahan kerja. Meskipun berbagai metode pencegahan sudah
tersedia, banyak kecelakaan kerja yang masih terjadi akibat ergonomi yang
buruk, penanganan beban berat secara manual, penyalahgunaan peralatan, bahaya
zat-zat umum, dan pelatihan keselamatan yang tidak memadai.3
Usia juga mungkin menjadi faktor personal paling umum yang memengaruhi
peningkatan risiko cedera terkait pekerjaan seseorang. Pekerja berusia 65 tahun
ke atas lebih rentan untuk menderita kecelakaan akibat pekerjaan dibandingkan
dengan rekan kerja mereka yang lebih muda. Kecelakaan akibat kerja, secara
umum, terjadi lebih sering pada pekerja di atas usia 65 tahun dibandingkan
dengan pekerja berusia 25 hingga 34 tahun.1 Menurut laporan Bureau of Labor
Statistics (BLS), di amerika serikat 4.836 kecelakaan kerja yang fatal terjadi pada
tahun 2015, dengan tingkat keparahan cedera lebih fatal terlihat pada populasi
pekerja yang lebih tua sekitar empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
populasi pekerja yang lebih muda.1
Menurut data dari Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Biro Statistik Tenaga Kerja, sekitar 15 pekerja meninggal karena cedera
traumatis setiap hari di Amerika Serikat, dan 200 orang dirawat di rumah sakit.
Dari kecelakaan yang mengakibatkan kematian tersebut, yang paling umum
adalah jatuh dari ketinggian, kontak dengan mesin yang bergerak, dan ditabrak
oleh kendaraan. Jenis kecelakaan ini mengakibatkan setengahnnya dari kematian
terkait pekerjaan. Tergelincir atau tersandung yang menyebabkan terjatuh adalah
kecelakaan kerja yang umum terjadi, terhitung sebanyak 20% hingga 40% dari
kecacatan akibat kecelakaan kerja.4
DAPUS