Anda di halaman 1dari 64

STIKes Santa Elisabeth Medan

SKRIPSI

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


SPIRITUAL PASIEN DI RUMAH SAKIT
SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN 2021

Oleh:
IRMA SCHELLY M. SIMANJUNTAK
NIM. 042019016

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2021

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Tanda Persetujuan Seminar Skripsi

Nama : Irma Schelly M. Simanjuntak


NIM : 042019016
Judul : Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2021

Menyetujui Untuk Diujikan Pada Ujian Skripsi Jenjang Sarjana


Medan, 06 Maret 2021

Pembimbing II Pembimbing I

(Agustaria Ginting, S.K.M., M.K.M.) (Imelda Derang, S.Kep., Ns., M.Kep)

Mengetahui
Ketua Program StudiNers

(SamfriatiSinurat, S.Kep., Ns., MAN)

STIKes Santa Elisabeth Medan iii


STIKes Santa Elisabeth Medan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
TandaPengesahanSkripsi

Nama : Irma Schelly M. Simanjuntak


NIM : 042019016
Judul : Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2021

Telah Disetujui, Diperiksa Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Skripsi Jenjang Sarjana Keperawatan
Medan, 06 Maret 2021

TIM PENGUJI : TANDA TANGAN

Penguji I : Imelda Derang, S.Kep.,Ns., M.Kep

Penguji II : Agustaria Ginting, S.K.M., M.K.M.

Penguji III : Mardiati Br Barus,S.Kep., Ns., M.Kep

Mengesahkan
Ketua Program StudiNers

(Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN)

STIKes Santa Elisabeth Medan iv


STIKes Santa Elisabeth Medan
ABSTRAK

Irma Schelly M. Simanjuntak


042019016

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth


Medan Tahun 2021

Jalur Transfer 2019

Kata Kunci : Pemenuhan, Kebutuhan Spritual Pasien

(iv + 41 + Lampiran)

Pemenuhan kebutuhan spiritual hampir semua pasien membutuhkan dan


merupakan kebutuhan dasar bagi orang sakit, sebab kebutuhan spiritualitas
mencakup suatu usaha untuk meningkatkan integritas pribadi, relasi antar
pribadi dalam pencarian makna hidup, kekuatan spirit atau kerohanian yang
dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme dalam proses
penyembuhan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pemenuhan
Kebutuhan Spiritual pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Populasi, 110
orang pasein di ruangandirawat inap, yaitu ruangan St. Elisabeth (EA) , St.
Fransiskus (FA), ICU, St. Ignatius, St. Maria, St. Marta, St. Laura, St. Melania, St.
Theresia. Teknik pengambilan sampel: purposive sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kebutuhan spiritual pasein di ruang rawat inap Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan, dengan kategori terpenuhi sebanyak 39 (98.3%), dan
kategori tidak terpenuhi 1 orang(1.7%), maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar kebutuhan spiritualitas pasein terpenuhi, melui pelayanan, kedekatan dari
diri pasein dengan Tuhan, lingkungan serta yang sangat sarana dan prasarana
yang sangat mendukung sehingga pasein merasa tidak sendirian. Oleh Karena itu
diharapkan agar pihak rumah sakit tetap mempertahankan nilai nilai rohani yang
baik itu dengan tetap membenahi sistem pelayanan spiriritual sesuai dengan Visi
dan Misi Rumah Sakit.

Daftar Pustaka (2011-2019)

STIKes Santa Elisabeth Medan v


STIKes Santa Elisabeth Medan
ABSTRACT

Irma Schelly M. Simanjuntak


042019016

An overview of meeting the spiritual needs of patients at the Santa Elisabeth


Hospital Medan in 2021

Transfer Line 2019

Keywords:Fulfillment, Patient's Spiritual Needs

(iv + 41 + Attachments)

Meeting the spiritual needs of almost all patients needs and is a basic need for the
sick, because spiritual needs include an effort to improve personal integrity,
interpersonal relationships in the search for the meaning of life, spiritual or
spiritual strength that can generate confidence and optimism in the healing
process. This study aims to determine the description of the Patients' Spiritual
Needs Fulfillment at Santa Elisabeth Hospital Medan in 2021. This type of
research is quantitative with a descriptive design. Population, 110 patients in the
hospitalized room, namely room St. Elisabeth (EA), St. Francis (FA), ICU, St.
Ignatius, St. Maria, St. Marta, St. Laura, St. Melania, St. Theresia. Sampling
technique: purposive sampling. The results of this study indicate that the spiritual
needs of patients in the inpatient room of Santa Elisabeth Hospital Medan, with
the fulfilled category of 39 (98.3%), and 1 person (1.7%) in the unmet category, it
can be concluded that that most of the spirituality needs of the patient are met,
through service, the closeness of the patient to God, the environment and the very
supportive facilities and infrastructure so that the patient feels not alone.
Therefore, it is hoped that the hospital will maintain these good spiritual values by
continuing to improve the spiritual service system in accordance with the
Hospital's Vision and Mission.

Bibliography (2011-2019)

STIKes Santa Elisabeth Medan vi


STIKes Santa Elisabeth Medan
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul

“Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2021.”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan jenjang S1 Ilmu Keperawatan Program Studi jalur Transfer di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Santa Elisabeth Medan. Dalam penyusunan

Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dukungan dan

semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

banyak kepada:

1. Mestiana Br. Karo, M.Kep., DNSc selaku ketua STIKes Santa Elisabeth

Medan yang telah memberikan bimbingan, kesempatan, dan fasilitas untuk

menyelesaikan skripsi ini.

2. dr. Riahsyah Damanik, Sp.B(K)Onk selaku Direktur Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melaksanakan

pengambilan survey data awal dan telah selesai melakukan penelitian di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

3. Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN selaku ketua Program Studi Ners STIKes

Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan bimbingan, kesempatan, dan

fasilitas untuk menyelesaikan Skripsi ini.

STIKes Santa Elisabeth Medan vii


STIKes Santa Elisabeth Medan
4. Imelda Derang, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku dosen pembimbing I yang

senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan, arahan kepada penulis untuk

melakukan dan menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

5. Agustaria Ginting, S.K.M.,M.K.M, selaku dosen pembimbing II yang

senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan, arahan kepada penulis untuk

melakukan dan menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

6. Mardiati Br Barus,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku penguji III yang telah

membantu, membimbing, serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

Skripsi ini dengan baik.

7. Seluruh karyawan diruangan rawat inap Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan yang memberikan saran dan motivasi serta partisipasi kepada peneliti

dalam penyelesaian Skripsi ini.

8. Seluruh tenaga pengajar dan tenaga kependidikan di STIKes Santa Elisabeth

Medan yang telah membimbing, mendidik dan membantu penulis selama

pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan.

9. Teristimewa kepada keluarga besarku yang saya sayangi Ayahanda tercinta J.

Simanjuntak dan Ibunda A. Hutapea, serta saudaraku Hannes Simanjuntak,

Suamiku Ganda Eka Purba, anak-anakku, dukungan materi, motivasi dan

kasih sayang yang telah diberikan sampai penulis dapat menyelesaikan Skripsi

dengan baik.

Seluruh teman-teman Program Studi Jalur Transfer tahun 2019 yang selalu

berjuang bersama dan berbagi pengetahuan, suka dan duka selama sampai dengan

penyusunan Skripsi ini.

STIKes Santa Elisabeth Medan viii


STIKes Santa Elisabeth Medan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sehingga menjadi bahan

masukan penulis untuk masa yang akan datang, khususnya bidang pengetahuan

ilmu keperawatan.

Medan, Maret 2021

Peneliti

Irma Schelly M. Simanjuntak

STIKes Santa Elisabeth Medan ix


STIKes Santa Elisabeth Medan
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN........................................................................................... i
SAMPUL DALAM......................................................................................... ii
PERSETUJUAN............................................................................................. iii
PENGESAHAN............................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 5
1.3. Tujuan.......................................................................................... 5
1.3.1. Tujuan umum..................................................................... 5
1.3.2. Tujuan khusus.................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................... 5
1.4.1. Manfaat Teoritis................................................................ 5
1.4.2. Manfaat Praktisi................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 7


2.1.Konsep Dasar Spiritual................................................................... 7
2.1.1. Definisi...................................................................................... 7
2.1.2. Karakteristik Spiritual............................................................ 8
2.1.3. Fungsi Spritual........................................................................ 9
2.1.4. Proses Keperawatan dalam Pemenuhan Spiritual............... 11
2.1.5. Faktor-FaktoryangMempengaruhi Perawat
dalamMemberikanSpiritual.................................................... 19
2.2. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual........................................................ 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN........... 24


3.1. Kerangka Konsep Penelitian........................................................ 24

BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 25


4.1. Rancangan Penelitian ................................................................... 25
4.2. Populasi dan Sampel .................................................................... 25
4.2.1. Populasi ............................................................................... 26
4.2.2. Sampel ................................................................................ 27
4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 27
4.3.1. Variabel independen............................................................ 27
4.3.2. Variabel dependen............................................................... 27
4.4. Definisi operasional ...................................................................... 27

STIKes Santa Elisabeth Medan x


STIKes Santa Elisabeth Medan
4.5. Instrumen Penelitian ..................................................................... 28
4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 30
4.6.1. Lokasi penelitian ................................................................. 30
4.6.2. Waktu penelitian ................................................................. 30
4.7. Prosedur Pengambilan dan Teknik Pengumpulan Data ................ 30
4.7.1. Pengambilan data ................................................................ 30
4.7.2. Teknik pengumpulan data ................................................... 31
4.7.3. Uji validitas dan reliabilitas ................................................ 31
4.8. Kerangka Operasional ................................................................... 32
4.9. Analisa Data .................................................................................. 33
4.10.Etika Penelitian ............................................................................ 33

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 35


5.1. Gambaran Lokasi Penelitian......................................................... 35
5.1.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden.................... 35
5.1.2. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien.............................. 38
5.2. Pembahasan................................................................................... 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 46


6.1. Kesimpulan .................................................................................. 46
6.2. Saran............................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penelitian
2. Surat Selesai Melakukan Penelitian
3. Informed Consent
4. Kuesioner
5. Lembar Konsultasi

STIKes Santa Elisabeth Medan xi


STIKes Santa Elisabeth Medan
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan3.1. Kerangka Konseptual Penelitian Pemenuhan Kebutuhan
Spritual Pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2021............................................................................................. 24

Bagan 4.2. Kerangka Operasional Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien


di Rumah Sakit Santa Elisabeth MedanTahun2021..................... 32

STIKes Santa Elisabeth Medan xii


STIKes Santa Elisabeth Medan
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Defenisi Operasional Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di
RumahSakitSantaElisabethMedanTahun2021............................. 28
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pernyataan Pemenuhan
Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth........ 37
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021....................... 38
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021................... 40

STIKes Santa Elisabeth Medan xiii


STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Spiritualitas merupakan hakikat dari siapa dan bagaimana manusia hidup

di duniadan sepertinafas, spiritualitas amat penting bagi keberadaan

manusia.Spiritual adalah merupakan kemampuan manusia dalam mengelola

nilai, norma, dan kualitas kehidupan dengan memanfaatkan kekuatan pikiran

bawah sadar atau suara hati (Ayu, 2014).

Spiritualitas dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dipercayai oleh

seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan),

dan menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan,

(Azizah,2010).

Pemenuhan kebutuhan spiritual hampir semua pasien membutuhkan,

(79,4%) pemenuhan spiritual dari perawat lewat asuhan keperawatan seperti

merasa dicintai dan mencintai serta dihargai, Widaryanti (2015). Spiritual

mencakup usaha meningkatkan integritas pribadi, relasi antar pribadi,

pencarian makna hidup, juga mencakup kemampuan penyelenggara perawatan

spiritual dengan mengenali dan menanggapi aspek-aspek spiritual yang

majemuk yang dihadapi dalam diri pasien dan keluarganyayang mengandung

kekuatan spirit atau kerohanian dan dapat membangkitkan rasa percaya diri,

optimisme karena merupakan hal penting dalam penyembuhan disamping obat-

obatan atau tindakan medis lainnya (Aziz, 2015).

STIKes Santa Elisabeth Medan 1


2
STIKes Santa Elisabeth Medan
Pemulihan fisik berkaitan erat dengan sikapmental dan stabilitas emosi.

Dengan penasehat agama dapat memberikanhiburan/ dukungan dan bimbingan

bagi pasien dan keluarganya. Apapunkeputusan seseorang mengenai pelayanan

kesehatan(Kinasi,2016).Manusia sebagai makhluk multidimensional yang

kompleks, dan berbeda satu dengan lainnya yang terdiri dari dimensi

komprehensif meliputi dimensi biologis, sosial, kultural, psikologis, dan spiritual.

Perawat memiliki kesempatan lebih besar untuk memberikan asuhan keperawatan

komprehensif dengan memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistic yaitu bio-

psiko-sosial dan spiritual (Potter & Perry 2009).

Aspek spiritual diyakini bermanfaat terhadap penyembuhan pasien,

(Hodge, 2011) menjelaskan bahwa kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan

akan makna, tujuan, harapan hidup, hubungan dengan Tuhan, kewajiban agama,

praktik spiritual, hubungan dengan sesama dan hubungan dengan perawat.

Spiritualitas juga berkaitan dengan kualitas hidup dan penting selama periode

sakit (Kinasi, 2016). Bahkan Widaryanti (2015) mengatakan bahwa 91 % pasien

meyakini kesehatan spiritual sama pentingnya dengan kesehatan fisik dan 44%

pasien menginginkan perawat memberikan terapi psikoreligius.

Minimnya perawat menerapkan asuhan spiritual tersebut salah satunya

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tetang asuhan keperawatan spiritual

(Hidayat, 2014), kurang training ketika dalam masa pendidikan atau pada saat

telah bekerja (Ayu, 2014). Asuhan keperawatan spiritual akan terlaksana jika

perawat memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami aspek

spiritual pasien, dan bagaimana keyakinan spiritual dapat memengaruhi

STIKes Santa Elisabeth Medan


3
STIKes Santa Elisabeth Medan
kehidupan setiap individu (Hamid 2015;Potter & Perry, 2009). Jika hal tersebut

terpenuhi, maka proses penyembuhan pasien di rumah sakit bisa meningkat

mencapai 20-25% (Winadaryanti, 2015). Spiritualitas juga mengandung kekuatan

spirit atau kerohanian dalam pemulihan fisik berkaitan erat dengan sikap mental

dan stabilitas emosi dengan memberikan hiburan/ dukungan, bimbingan bagi

pasien dan keluarganya dalam pelayanan kesehatan (Selly, 2018).

Unsur penting yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan penilaian

atas kebutuhan spiritual pasien dan selama menyelenggarakan keperawatan

spiritual adalah menciptakan tempat yang aman, nyaman agar pasien merasa

diperhatikan, dihargai. Lingkungan yang demikian sebagai transformasi proses

pembentukan dengan melibatkan doa, ungkapan-ungkapan cinta, keprihatinan,

dan kepercayaan sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan bagi pasien.

(Winardayanti, 2015). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spiritualitas

seseorang diantaranya adalah tahap perkembangan, budaya, keluarga, agama,

pengalaman hidup, krisis dan perubahan (Darojah, 2020). Faktor-faktor yang

berhubungan dengan spiritualitas diantaranya adalah diri sendiri, sesama, Tuhan

atau transenden dan lingkungan (Athurrita, 2016)

Berdasarkan hasil survei peneliti, di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

sudah ditemukan bahwa sarana pelayanan spiritual bagi keluarga dan pasien yang

sedang dirawat diruang internis maupun intensif. Hal ini dapat dilihat dari sarana

yang tersedia pada pelayanan spiritual seperti adanya tim pastoral care, tempat

beribadah (Kapel, Mushola), bacaan sabda Ilahi dan renungan yang dapat

didengarkan lewat mikrofon di setiap ruangan. Selain itu juga terdapat taman doa

STIKes Santa Elisabeth Medan


4
STIKes Santa Elisabeth Medan
yang dapat digunakan setiap saat untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Kemudian

kehadiran para biarawaan/i yang ikut ambil bagian sebagai perawat dan dokter di

ruangan internis dan di ruangan intensif. Sarana dan prasarana yang sudah ada

dalam pelayanan spiritual ini masih belum terpenuhi untuk semua agama seperti

tempat beribadah untuk agama Hindu dan Budha. Pelayanan dari pemimpin

agama diluar agama katolik masih harus didatangkan dari luar rumah sakit, tempat

beribadah bagi kaum muslim masih tergolong kecil dan jauh dari ruang intensif.

Namun demikian sarana dan prasarana pelayanan spiritualitas yang ada di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ditujukan untuk semua pasien dan keluarga

pasien belum dapat memberikan pemenuhan yang baik untuk beberapa pasien,

karena masih ada beberapa pasien yang terkadang merasa putus asa akan

kesembuhan yang dirasakan dari penyakit yang dideritanya.Dari pasien yang

sudah ditanyakan ada 12 orang yang merasa putus asa dengan keadaan dan

kondisi yang dialaminya. Terkadang pasien tidak menerima dengan keadaan yang

dialaminya. Pelayanan spiritualitas ini tentu akan menjadi sumber yang efektif

untuk mengatasi dan mengurangi rasa kecemasan yang berlebihan pada pasien

dan keluarga pasien yang dirawat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

Keyakinan spiritual menjadi sumber kekuatan dan penyembuhan bagi

pasien. Nilai dan keyakinan agama tidak dapat dengan mudah dievaluasi.

Walaupun demikian pengaruh keyakinan tersebut dapat diamati oleh tenaga

kesehatan dengan mengetahui bahwa individu cenderung dapat menahan distres

fisik yang luar biasa karena memiliki keyakinan yang kuat (Wahyuni, 2014).

Berdasarkan latar belakang dan data yang telah di kumpulkan maka peneliti

STIKes Santa Elisabeth Medan


5
STIKes Santa Elisabeth Medan
tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2021

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan Tuhan

2. Untuk mengetahui pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan diri sendiri

3. Untuk mengetahui pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan orang lain

4. Untuk mengetahui pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan

alam/lingkungan

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1.Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan masukan upaya peningkatan mutu pelayanan yang di berikan

kepada pasien dalam hal pemenuhan kebutuhan spiritual.

2. Menambah wawasan ilmiah dan memberikan informasi baru tentang

bagaimana pemenuhan kebutuhan spritual yang baik terhadap pasien.

STIKes Santa Elisabeth Medan


6
STIKes Santa Elisabeth Medan
3. Sebagai data dasar penelitian - penelitian tentang bagaimana pemenuhan

kebutuhan spritual yang baik terhadap pasien.

1.4.2.Manfaat Praktis

Sebagai bahan acuan untuk mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan

spritual yang baik terhadap pasien.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Spiritual

2.1.1. Defenisi

Spiritual Istilah “spiritual” berasal dari kata Latin yaitu “spiritus”, yang

berarti “meniup” atau “bernafas”. Spiritual mengacu pada bagaimana menjadi

manusia yang mencari makna melalui hubungan intrapersonal (hubungan antara

diri sendiri), interpersonal (hubungan antar orang lain dan lingkungan) dan

transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat) yaitu hubungan dengan

ketuhanan yang merupakan kekuatan yang tertinggi. Spiritual (spirituality)

merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan

kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta

kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan

yang pernah diperbuat (Selly, 2018).

Kebutuhan spiritual adalah suatu kebutuhan dasar manusia yang harus di

penuhi. Kebutuhan spiritual mengandung arti suatu keyakinan pendekatan,

harapan dan kepercayaan pada Tuhan serta kebutuhan untuk menjalankan Agama

yang dianut, kebutuhan untuk dicintai dan diampuni oleh Tuhan yang seluruhnya

dimiliki dan harus dipertahankan oleh seseorang sampai kapanpun agar

memperoleh pertolongan, ketenangan, keselamatan, kekuatan, penghiburan serta

kesembuhan (Sudjana, 2017). Kebutuhan spiritual juga bertujuan untuk

mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan untuk mendapatkan

manfaat atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya

dengan Tuhan (Sudjana, 2017).

STIKes Santa Elisabeth Medan 7


8
STIKes Santa Elisabeth Medan
Kebutuhan spiritual sebagai bagian dari kebutuhan manusia secara utuh

hanya dapat dipenuhi apabila perawat dibekali dengan kemampuan memberikan

asuhan keperawatan dengan memperhatikan aspek spiritual sebagai bagian dari

kebutuhan holistik pasien sebagai makhluk yang utuh dan unik (Hamid, 2015).

Spiritual merupakan suatu dimensi yang berhubungan dengan menemukan

arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan

kekuatan dalam diri sendiri, mempunyai perasaan yang berkaitan dengan Tuhan,

diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Hamid, 2015).

2.1.2. Karakteristik Spiritual

1. Hubungan dengan Tuhan

Menurut Hasan (2018), hubungan dengan Tuhan yang Maha Kuasa dan

Maha Pencipta dapat ditinjau dari hal agama seperti halnya dengan melaksanakan:

a. Ibadah atau Sembahyang

b. Berdoa

c. Meditasi

d. Melaksanakan kewajiban keagamaan

e. Bersatu dengan alam.

Selain itu doa dan ritual agama dapat membangkitkan harapan dan rasa

percaya diri pada seseorang yang sedang sakit yang dapat meningkatkan imunitas

(kekebalan) tubuh sehingga mempercepat proses penyembuhan (Winarti, 2016).

2. Hubungan dengan diri sendiri

Menurut Winarti (2016), hubungan dengan diri sendiri dapat ditinjau

dari:

STIKes Santa Elisabeth Medan


9
STIKes Santa Elisabeth Medan
a. Pengetahuan tentang diri (siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya).

b. Sikap (percaya pada diri sendiri percaya pada kehidupan atau masa depan,

harmonis atau keselarasan diri).

3. Hubungan dengan orang lain

Menurut Hamid (2015) hubungan dengan orang lain yaitu:

a. Hubungan yang dapat ditinjau dari kemampuan membina hubungan yang

harmonis dengan orang lain.

b. Berbagi waktu, dan sumber secara timbal balik.

4. Hubungan dengan alam/lingkungan

Hubungan dengan alam yaitu dengan melindungi dan mengabdikan alam

sekitar. Selain itu memahami tentang tanaman, pohon, margasatwa dan iklim.

Dapat disimpulkan bahwa seorang terpenuhi kebutuhan spiritualnya

apabila mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan

keberadaannya didunia/kehidupan, mampu mengembangkan arti penderitaan dan

meyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan. Selain itu menjalin

hubungan fositif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih

serta merasakan kehidupan yang terarah yang terlihat melalui harapan, maka

seseorang tidak akan mengalami kesulitan kemudaratan, karena membina

hubungan yang baik dengan Allah dan hubungan dengan manusia (Hasan, 2018).

2.1.3. Fungsi Spritual

Spiritual mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan hidup pada individu.

Spiritual berperan sebagai sumber dukungan dan kekuatan bagi individu. Pada

saat stres individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan

STIKes Santa Elisabeth Medan


10
STIKes Santa Elisabeth Medan
ini sangat diperlukan untuk menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika

penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dan hasilnya

belum pasti. Melaksanakan ibadah, berdoa, membaca kitab suci dan praktek

keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritual dan

merupakan suatu perlindungan bagi individu (Ayu, 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Haris (1999) dalam Hawari

( 2014), pada pasien yang dirawat di suatu rumah sakit yang diberikan pemenuhan

kebutuhan spiritual hanya membutuhkan sebesar 11% untuk pengobatan lebih

lanjut. Menurut American Psychological Association (1992) dalam Hawari

(2014), bahwa spiritual dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam

mengatasi penderitaan jika seseorang sedang sakit dan mempercepat

penyembuhan selain terapi medis yang diberikan. Dalam hal ini bahwa spiritual

berperan penting dalam penyembuhan pasien dari penyakit. Selain itu, spiritual

dapat meningkatkan imunitas, kesejahteraan, dan kemampuan mengatasi peristiwa

yang sulit dalam kehidupan(Saharuddin, 2018).

Pada individu yang menderita suatu penyakit, spiritual merupakan sumber

koping bagi individu. Spiritual membuat individu memiliki keyakinan dan

harapan terhadap kesembuhan penyakitnya, mampu menerima kondisinya,

sumber kekuatan, dan dapat membuat hidup individu menjadi lebih baik .

(Winarti, 2016).

Pemenuhan kebutuhan spiritual dapat membuat individu menerima

kondisinya ketika sakit dan memiliki pandangan hidup positif. Pemenuhan

kebutuhan spiritual memberi kekuatan pikiran dan tindakan pada individu.

STIKes Santa Elisabeth Medan


11
STIKes Santa Elisabeth Medan
Pemenuhan kebutuhan spiritual memberikan semangat pada individu dalam

menjalani kehidupan dan menjalani hubungan dengan Tuhan, orang lain, dan

lingkungan. Dengan terpenuhinya spiritual, individu menemukan tujuan, makna,

kekuatan, dan bimbingan dalam perjalanan hidupnya (Saharuddin, 2018).

2.1.4. Proses Keperawatan dalam Pemenuhan Spiritual

Spiritual pada diri seseorang merupakan suatu kekuatan yang menyangkut

seseorang, intisari dari mahkluk hidup yang meresap kedalam seluruh kehidupan,

serta berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan alam. Agama

dipahami sebagai kepercayaan yang terorganisasi, tersusun, acuan kepercayaan

dan praktik ibadah yang menjadi karakteristik spiritual sesorang. (Saharuddin,

2018).

Proses keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien sebagai

berikut:

1. Pengkajian Keperawatan

Menurut Azizah (2010) Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali

secara umum yaitu aplikasi agama (partisipasi dalam kegiatan agama), keyakinan

spiritual (mempengaruhi praktek kesehatan, presepsi penyembuhan dan strategi

koping), nilai spiritual (mempengaruhi tujuan dan arti hidup dan kematian,

kesehatan dan pemeliharaannya, hubungan dengan Tuhan Sang Pencipta, diri

sendiri dan orang lain).

Menurut Watson (2006) keperawatan  fokusnya lebih pada promosi

kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan

fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati

STIKes Santa Elisabeth Medan


12
STIKes Santa Elisabeth Medan
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari  dua area, yaitu: masalah

penanganan  stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya

perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari

praktik keperawatan.Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial,

moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan

manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap

pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset

keperawatan.

Suatu pengkajian spiritual juga dimaksudkan untuk menilai apa yang

menjadi kebutuhan pasien. Pengkajian ini dapat dilakukan bila pasien mampu

berkomunikasi dengan baik pada perawat. Dalam pengkajian terdapat data

subjektif empat area yaitu konsep tentang Tuhan dan Ketuhanan, sumber harapan

dan kekuatan, praktik agama dan ritual serta hubungan antara keyakinan spiritual

dan kondisi kesehatan. Pada data objektif perawat perlu mengobservasi afek dan

sikap (misalnya kesepian, marah, depresi, cemas, apatis), perilaku klien (berdoa,

membaca kitab suci, mengeluh tidak dapat tidur, dan lain-lain), verbalisasi (yaitu

apakah apakah pasien menyebut Tuhan, minta dikunjungi oleh tokoh agama,

eksppresi rasa takut mati, konflik bating, arti keberadaan di dunia dan

sebagainya), hubungan interpersonal dengan lingkungan (Azizah, 2010).

Menurut Selly (2018), pengkajian spiritual pasien dimulai dari pasien atau

keluarga pasien dengan cara mendengarkan dan melalui pengamatan termasuk

interaksi pasien dengan perawat, keluarga dan pengunjung lainnya, pola tidur,

gangguan fisik, dan tekanan emosional.

STIKes Santa Elisabeth Medan


13
STIKes Santa Elisabeth Medan
Betty Neuman (1972), mendefinisikan manusia secara utuh merupakan

gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman,

manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dari

fisiologi, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem

terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan

disesuaikan oleh lingkungan, yang digambarkan sebagai stesor.Lingkungan

internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi (interpersonal) yang

berasal dari dalam diri klien.Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang

berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembetukan lingkungan yang aman,

yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang disadari maupun yang tidak

disadari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stresor yang

dapat merusak sistem.

Model Neuman (1972), mencakup stresor interpersonal, intrapersonal,

daan ekspersonal.Konsep utama yang teridentifikasi adalah pendekatan holistik,

sistem terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy,

egentropy dan stabilitas), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat, sakit, sistem

klien (meluputi lima variable klien, struktur dasar, garis pertahanan, garis

pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel), stressor, tingkat reaksi,

pencegahan dan intervensi dan rekontruksi.

Aspek spiritual menurut Neuman (1972), dalam menghadapi masalah

kesehatan dan kematian, tiap orang akan menunjukkan respon yang berbeda-beda.

Agama merupakan aspek penting yang dimiliki seseorang, karena agama mampu

memberikan ketenangan batin dalam menghadapi permasalahan yang ada. Aspek

STIKes Santa Elisabeth Medan


14
STIKes Santa Elisabeth Medan
spiritual harusnya mengalami peningkatan sebanding dengan peningkatan usia,

karena sejalan dengan teori perkembangan manusia usia lansia merupakan tahap

akhir dari kehidupan manusia, dimana manusia mengalami pertumbuhan,

perkembangan dan akhirnya mati. Semakin tua seseorang maka masalah

kesehatan akan semakin kompleks dan lebih dekat dengan kematian. Hal ini

sejalan dengan temuan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak

100% lansia beragama islam, sebanyak 96% lansia melaksanakan ibadah secara

rutin, dan sebanyak 87% lansia masih aktif dalam kegiatan keagamaan yang ada

dilingkungannya.

2. Diagnosa keperawatan

Azizah (2010) mengatakan bahwa peran perawat dalam merumuskan

diagnosa keperawatan terkait dengan spiritual pasien mengacu pada distres

spiritual yaitu spiritual pain, pengasingan diri (spiritual alienation),kecemasan

(spiritual anxiety), rasa bersalah (spiritual guilt), marah (spiritual anger),

kehilangan (spiritual loss), putus asa (spiritual despair). Distres spiritual

selanjutnya dijabarkan dengan lebih spesifik sebagai berikut:

a. Spiritual pain

Spiritual pain merupakan ekspresi atau ungkapan dari ketidaknyamanan

pasien akan hubungannya dengan Tuhan. Pasien dengan penyakit terminal

atau penyakit kronis mengalami gangguan spiritual dengan mengatakan bahwa

pasien merasa hampa karena selama hidupnya tidak sesuai dengan yang Tuhan

inginkan, ungkapan ini lebih menonjol ketika pasien menjelang ajal.

STIKes Santa Elisabeth Medan


15
STIKes Santa Elisabeth Medan
b. Pengasingan diri (spiritual alienation)

Pengasingan diri diekspresikan pasien melalui ungkapan bahwa pasien merasa

kesepian atau merasa Tuhan menjauhi dirinya. Pasien dengan penyakit kronis

merasa frustasi sehingga bertanya: dimana Tuhan ketika saya butuh Dia hadir?

c. Kecemasan (spiritual anxiety)

Dibuktikan dengan ekspresi takut akan siksaan dan hukuman Tuhan, takut

Tuhan tidak peduli, takut Tuhan tidak menyukai tingkah lakunya. Beberapa

budaya meyakini bahwa penyakit merupakan suatu hukuman dari Tuhan

karena kesalahan yang dilakukan semasa hidupnya.

d. Rasa bersalah (spiritual guilt)

Pasien mengatakan bahwa dia telah gagal melakukan hal-hal yang seharusnya

dia lakukan dalam hidupnya atau mengakui telah melakukan hal-hal yang

tidak disukai Tuhan.

e. Marah (spiritual anger)

Pasien mengekspresikan frustasi, kesedihan yang mendalam, Tuhan kejam.

Keluarga pasien juga marah dengan mengatakan mengapa Tuhan mengijinkan

orang yang mereka cintai menderita.

f. Kehilangan (spiritual loss)

Pasien mengungkapkan bahwa dirinya kehilangan cinta dari Tuhan, takut

bahwa hubungannya dengan Tuhan terancam, perasaan yang kosong.

Kehilangan sering diartikan dengan depresi, merasa tidak berguna dan tidak

berdaya.

STIKes Santa Elisabeth Medan


16
STIKes Santa Elisabeth Medan
g. Putus asa (spiritual despair)

Pasien mengungkapkan bahwa tidak ada harapan untuk memiliki suatu

hubungan dengan Tuhan, Tuhan tidak merawat dia. Secara umum orang-orang

yang beriman sangat jarang mengalami keputusasaan.

Diagnosa keperawatan terkait kebutuhan spiritual menurut NANDA (2012)

antara lain:

a) Distress spiritual yang berhubungan dengan konflik nilai, isolasi oleh orang

lain, rasa takut, terpisah dari komunitas keagamaan.

b) Cemas yang berhubungan dengan ancaman kematian, perubahan status

kesehatan.

c) Keputusasaan yang berhubungan dengan kehilangan keyakinan kepada Tuhan.

3. Intervensi/perencanaan keperawatan

Perawat dan klien harus menyusun kriteria hasil dan rencana intervensi

(Firda Ayu, 2014). Pada fase rencana keperawatan, perawat membantu pasien

untuk mencapai tujuan yaitu memelihara atau memulihkan kesejahteraan spiritual

sehingga kepuasan spiritual dapat terwujud. Perencanaan keperawatan sesuai

dengan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA (2012) meliputi:

a. Mengkaji adanya indikasi ketaatan pasien dalam beragama, mengkaji

sumber harapan dan kekuatan pasien, mendengarkan pendapat pasien

tentang hubungan spiritual dan kesehatan, memberikan privasi, waktu dan

tempat bagi pasien untuk melakukan praktek spiritual, menjelaskan

pentingnya hubungan dengan Tuhan, empati terhadap perasaan pasien,

STIKes Santa Elisabeth Medan


17
STIKes Santa Elisabeth Medan
kolaborasi dengan pemuka agama, meyakinkan pasien bahwa perawat

selalu mendukung pasien.

b. Menggunakan pendekatan yang menenangkan pasien, menjelaskan semua

prosedur dan apa yang akan dirasakan pasien selama prosedur,

mendampingi pasien untuk memberikan rasa aman dan mengurangi rasa

takut, memberikan informasi tentang penyakit pasien, melibatkan keluarga

untuk mendampingi pasien, mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk

menggunakan tehnik relaksasi, mendengarkan pasien dengan aktif,

membantu pasien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan,

mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan

persepsi.

c. Membantu pasien untuk beradaptasi terhadap perubahan atau ancaman

dalam kehidupan, meningkatkan hubungan interpersonal pasien,

memberikan rasa aman.

4. Implementasi keperawatan

Menurut Potter & Perry (2009), implementasi pemenuhan kebutuhan

spiritual sebagai berikut:

a. Menetapkan kehadiran

Kiat ini bukan hanya melakukan prosedur dengan cara yang sangat cepat

atau berbagai informasi teknis dengan klien yang mungkin tidak

bermakna. Benner mengklarifikasi bahwa kehadiran melibatkan “ada

bersama”, klien versus“melakukan untuk” klien. Kehadiran adalah mampu

memberikan kedekatan dengan klien, secara fisik, psikologis dan spiritual.

STIKes Santa Elisabeth Medan


18
STIKes Santa Elisabeth Medan
b. Mendukung hubungan yang menyeluruh

Inti dari hubungan yang menyeluruh ini adalah dengan menggerakkan

harapan klien.

c. Sistem dukungan

Sistem pendukung memberi mereka rasa sejahtera terbesar selama di

rumah sakit. Perawat merencanakan perawatan bersama klien dan jaringan

pendukung klien untuk meningkatkan ikatan interpersonal yang sangat

penting untuk penyembuhan. Sistem pendukung sering memberi sumber

kepercayaan yang memperbaharui jati diri spiritual klien. Keluarga dan

teman mungkin juga menjadi sumber penting dalam melakukan ritual

kebiasaan keagamaan yang dianut klien.

d. Berdoa

Tindakan berdoa adalah bentuk dedikasi diri yang memungkinkan individu

untuk bersatu dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Berdoa memberi

kesempatan pada individu untuk memperbarui kepercayaan dan keyakinan

kepada Yang Maha Kuasa dalam cara yang lebih formal.

e. Mendukung ritual keagamaan

Bagi banyak klien, kemampuan untuk menelaah ritual keagamaan adalah

suatu sumber koping yang penting. Dalam menghadapi pasien dengan

penyakit yang ia derita, perawat harus memberikan ketenangan batin,

memberikan pemahaman kepada pasien bahwa pada dasarnya setiap

penyakit yang diderita mempunyai obat dan seseorang harus lebih sadar

STIKes Santa Elisabeth Medan


19
STIKes Santa Elisabeth Medan
dan iklas menjalani takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan Sang

Pencipta.

5. Evaluasi

Untuk melengkapi siklus proses keperawatan spiritual pasien, perawat

harus melakukan evaluasi yaitu dengan menentukan apakah tujuan telah tercapai.

Hal ini sulit dilakukan karena dimensi spiritual yang bersifat subjektif dan lebih

kompleks. Membahas hasil dengan pasien dari implementasi yang telah dilakukan

tampaknya menjadi cara yang baik untuk mengevaluasi spiritual pasien (Syaiful,

2014).

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam Memberikan

Spiritual

Aspek spiritual sangat berperan penting bagi kesehatan, kesejahteraan,

dan kualitas hidup manusia. Dengan demikian, maka pemberian spiritual

merupakan hal yang harus dilakukan perawat agar dapat membantu memelihara

dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien. Namun perawat selalu

merasa kesulitan dalam memberikan spiritual pasien. (Sudjana, 2017).

` Menurut Mc Sherry (Sudjana, 2017) faktor-faktor yang mempengarui

perawat dalam memberikan spiritual dibagi dua yaitu faktor intrinsik terdiri dari

ketidakmampuan perawat berkomunikasi, ambiqu, kurangnya pengetahuan

tentang spiritual, hal yang bersifat pribadi, dan takut melakukan kesalahan, faktor

ekstrinsik terdiri dari organisasi dan manajemen, hambatan ekonomi berupa

kekurangan perawat, kurangnya waktu, masalah pendidikan perawat. Faktor

intrinsik dan ekstrinsik dijelaskan sebagai berikut:

STIKes Santa Elisabeth Medan


20
STIKes Santa Elisabeth Medan
1. Ketidakmampuan perawat untuk berkomunikasi.

Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif dapat mengakibatkan

pasien tidak mampu mengungkapkan kebutuhan spiritualnya, sedangkan

ada tidaknya kebutuhan spiritual pasien dapat diketahui perawat dari

pasien itu sendiri, hal ini akan berakibat pula pada ketidakmampuan

perawat menilai atau menafsirkan keadaan, hal ini akan mengakibatkan

pasien dan perawat putus asa, situasi ini tidak mudah diatasi, karena tidak

ada solusi yang mudah. Perawat dapat mencoba mengatasi keadaan ini

dengan berbagai tehnik untuk mencoba menemukan apa yang menjadi

kebutuhan spiritual pasien.

2. Ambigu

Ambigu muncul ketika perawat berbeda keyakinan dengan pasien yang

dirawatnya. Hal ini dapat mengakibatkan rasa tidak aman, sehingga

perawat menghindar dari keadaan ini. Mc Sherry (Sudjana, 2017),

mengatakan ambigu mencakup kebingungan perawat, takut salah, dan

menganggap spiritual terlalu sensitif dan merupakan hak pribadi pasien.

3. Kurangnya pengetahuan tentang spiritual

Ambigu juga dapat muncul ketika perawat tidak mengetahui tentang

spiritual. Ozbasaran et al (Syaiful, 2014) mengatakan bahwa persepsi

perawat tentang spiritual dapat menjadi penghalang perawat dalam

memberikan spiritual. Jika mereka percaya bahwa pemberian spiritual

adalah ibadah maka persepsi ini akan secara langsung mempengaruhi

kemampuan mereka untuk mengatasi kebutuhan spiritual pasien. Winarti

STIKes Santa Elisabeth Medan


21
STIKes Santa Elisabeth Medan
(2016), mengatakan bahwa perawat yang memperhatikan spiritual dirinya

dapat bekerja lebih baik dalam merawat pasien yang memiliki kebutuhan

spiritual. Untuk dapat memberikan spiritual pada pasien, penting untuk

menciptakan kondisi yang nyaman akan spiritual diri sendiri. Spiritual

perawat itu sendiri juga merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian

spiritual, karena hal ini dapat digunakan sebagai strategi dalam intervensi

dan kekuatan yang mendukung ditempat kerja. Persepsi perawat terhadap

spiritual secara langsung dapat mempengaruhi bagaimana mereka

berperilaku, bagaimana menangani pasien, dan bagaimana berkomunikasi

dengan pasien pada saat perawat memberikan spiritual. (Sugiyono, 2017).

4. Hal yang bersifat pribadi

Perawat berpendapat bahwa spiritual merupakan hal yang bersifat pribadi,

sehingga sulit untuk ditangani oleh perawat. Dalam mengekspresikan

kebutuhan spiritualnya pasien mengharapkan tersedianya ruangan atau

kamar yang tenang dimana pasien dapat dengan tenang menceritakan

tentang masalah-masalah pribadinya (Sugiyono, 2017).

5. Takut melakukan kesalahan

Perawat merasa takut jika apa yang dilakukannya merupakan hal yang

salah, dalam situasi yang sulit hal ini dapat mengakibatkan penolakan dari

pasien. (Sugiyono, 2017).

6. Organisasi dan manajemen

Jika profesi perawat akan memberikan perawatan spiritual yang efektif,

maka manajemen harus mampu mengatasi hambatan ekstrinsik.

STIKes Santa Elisabeth Medan


22
STIKes Santa Elisabeth Medan
Manajemen harus bertanggungjawab dan mendukung pemberian spiritual.

(Sugiyono, 2017).

7. Hambatan ekonomi

Berupa kekurangan perawat, kurangnya waktu, masalah pendidikan

merupakan hambatan terbesar dalam memberikan spiritual. Sugiyono

(2017) menyimpulkan bahwa hambatan ekonomi termasuk di dalamnya

adalah kekurangan perawat, waktu dan masalah pendidikan, dimana

perawat mengungkapkan bahwa mereka kurang percaya diri dalam

memberikan spiritual karena kurangnya wawasan dan pengetahuan. Hasil

penelitian Wong (2008 dalam Winarti, 2016) menemukan bahwa perawat

dengan tingkat pendidikan sarjana lebih baik dalam memberikan spiritual,

oleh karena itu pendidikan mempunyai pengaruh yang positif

terhadappemberian spiritual oleh perawat kepada pasien.

2.2. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan kompetensi mandiri perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik. Pemenuhan spiritual juga

merupakan standar yang dilakukan oleh perawat, yang mana seorang perawat juga

diharuskan mampu memenuhi kebutuhan spiritual pasien, sehingga banyak

perawat memiliki kinerja baik pada pemenuhan aspek spiritual pasien yang

memang merupakan standar dari kinerja mereka.

Hubungannya dengan peran perawat, Rando 1984 (dikutip oleh Hamid,

2009). Menyebutkan menjalin komunikasi yang terapeutik terhadap pasien yang

15 sedang menghadapi kematian juga merupakan bagian dari pemenuhan

STIKes Santa Elisabeth Medan


23
STIKes Santa Elisabeth Medan
kebutuhan spiritual pasien. Kriteria paling umum yang dikaji perawat untuk

spiritualitas adalah kebiasaan ibadah dan ritual keagamaan lainnya, seperti

partisipasi dalam anggota kelompok dalam doa bersama. Selama pengkajian

perawat mengetahui apakah berdoa merupakan ritual penting bagi klien dan

kemudian menentukan apakah intervensi dibutuhkan sehingga berdoa dapat

dilakukan. Intervensi dapat mencakup membentuk privasi, mendorong kunjungan

dari rohaniawan, atau berdoa bersama.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah sarana pengorganisasian fenomena yang

kurang formal dari pada teori. Seperti teori, model konseptual berhubungan

dengan abstraksi (konsep) yang disusun berdasarkan relevansinya dengan tema

umum (Polit& Beck, 2010).

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pemenuhan Kebutuhan Spritual


Pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pasien:


1. Hubungan dengan Tuhan
2. Hubungan dengan diri sendiri
3. Hubungan dengan orang lain
4. Hubungandengan Alam/lingkungan

Keterangan:

diteliti

STIKes Santa Elisabeth Medan 24


STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi suatu hasil.Rancangan penelitian ini adalah deskriptif yaitu

rancangan untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat dimana di

dalamnya termasuk untuk melukiskan secara akurat dari beberapa fenomena dan

individu serta untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk

meminimalisasikan dan memaksimalkan reabilitas.Metode deskriptif digunakan

untuk menjawab permasalahan mengenai gamabaran variable yang diteliti.

(Notoatmodjo, 2018).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk

mengetahui Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2020.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan kumpulan kasus yang diikutsertakan oleh

seorang peneliti.Populasi tidak hanya pada manusia tetapi juga objek dan benda-

benda alam yang lain (Polit, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien di ruang rawat inap (St. EA, St. Fransiskus, ICU, Ignatius, St. Maria, St.

Marta, Laura, Melania, St. Theresia) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

dalam waktu 6 bulan terakhir jumlah 630 pasien, dengan asumsi rata-rata

perawatan perbulan adalah 120 orang.

STIKes Santa Elisabeth Medan 25


26
STIKes Santa Elisabeth Medan
4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah gabungan dari elemen populasi, yang merupakan unit

paling dasar tentang data mana yang dikumpulkan. Sampel adalah bagian dari

elemen populasi. Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sebagian populasi

untuk mewakili seluruh populasi (Polit & Beck, 2012).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus menurut Slovin (2010) :

N . 22 XP(1−P)
n=
NG 2 24 (1−P)

Keterangan :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

Z : nilai standar normal (1.96)

P : perkiraan populasi, jika sudah diketahui dianggap 50% ( 0,5)

G : derajat penyimpangan : 0,1

N . 22 XP (1−P)
n= 2 4
NG 2 (1−P)
120. . 0,5 ( 1−0.5 )
n= 2 2
144. ( 0.1 ) + ( 1.96 ) x 0,5 ( 1−0.5 )

120 x 3.8416 x 0.25


n=
1.66+3.8416 x 0.25

115,248
n=
2,6204
n = 43,98107

n = 44 orang

STIKes Santa Elisabeth Medan


27
STIKes Santa Elisabeth Medan
Berdasarkan perhitungan sampel, peneliti mendapatkan sebanyak 44

responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan Teknik

purposive sampling. Purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel

bedasarkan keputusan peneliti dalam memilih subjek yang dinilai karakteristik

dari populasi atau yang mengetahui tentang masalah yang akan diteliti (Polit &

Beck, 2012).

Adapun kriteria inklusi yang akan ditetapkan peneliti adalah:

1. Bersedia menjadi responden

2. Pasien sadar dan kooperatif

3. Pasien internis yang dalam perawatan

4. Dapat membaca dan menulis

4.3. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemenuhan

kebutuhan spiritual pasien dengan Tuhan,pemenuhan kebutuhan spiritual pasien

dengan diri sendiri,pemenuhan kebutuhan pasien dengan orang lain dan

pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dengan lingkungan.

4.4 Definisi Operasional

Definisi operasional berasal dari seperangkat prosedur atau tindakan

progresif yang dilakukan penelitian untuk menerima kesan sensorik yang

menunjukkan adanya tingkat ekstensi suatu variabel (Grove, 2014).

Definisi operasional dalam penelitian mendefenisikan variabel secara

operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

STIKes Santa Elisabeth Medan


28
STIKes Santa Elisabeth Medan
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena. Pada defenisi operasional dapat ditentukan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian. Defenisi operasional merupakan pembatasan

variabel-variabel yang diteliti, sehingga dapat diarahkan kepada pengukuran atau

pengamatan variabel-variabel tersebut serta mengakibatkan kelemahan pada alatt.

Kelemahan alat akan menyebabkan kekeliruan hasil. (Rama, 2013).

Table 4.1 Defenisi Operasional Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien


diRumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil


1. Pemenuhan Hubungan Kuesioner ORDINAL Terpenuhi=
Kebutuhan dengan Tuhan terdiri dari 11-16
yang Maha 16
Spiritual Pasien pernyataa Tidak
Kuasa dan Maha
dengan Tuhan n terpenuhi=
Pencipta dapat
4-10
ditinjau dari hal
agama seperti
halnya dengan
melaksanakan:
Ibadah atau
Sembahyang,
Berdoa

Hubungandengan ORDINAL Terpenuhi=


2. Pemenuhan Kuesioner 11-16
diri sendiri dapat
Kebutuhan terdiri dari
ditinjau dari: 16 Tidak
Spiritual Pasien Pengetahuantenta pernyataa terpenuhi=
dengan Diri ng diri (siapa n 4-10
Sendiri dirinya, apa yang
dapat
dilakukannya).
Sikap (percaya
pada diri sendiri
percaya pada
kehidupan atau
masa depan,
harmonis atau
keselarasan diri).

STIKes Santa Elisabeth Medan


29
STIKes Santa Elisabeth Medan
3. Pemenuhan Hubungan yang ORDINAL Terpenuhi=
Kebutuhan dapat ditinjau 12-20
dari kemampuan Kuesioner
Spiritual terdiri dari Tidak
membina
Pasien 16 terpenuhi=
hubungan yang
dengan pernyataa 5-11
harmonis dengan
Oranglain n
orang lain.

Hubungan ORDINAL Terpenuhi=


4. Pemenuhan
dengan alam 7-12
Kebutuhan yaitu dengan
Spiritual melindungi dan Kuesioner Tidak
Pasien mengabdikan terdiri dari terpenuhi=
alam sekitar. 16 3-6
dengan
pernyataa
Lingkungan Selain itu
n
memahami
tentang tanaman,
pohon,
margasatwa dan
iklim.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk membantu proses

pengumpulan data penelitian (Polit, 2012). Instrumen dari penelitian ini adalah

kuesioner spiritualitas pasien yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari

pasien.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6.1 Lokasi

Penelitian dilakukan di Rumah sakit santa Elisabeth Medan, dengan pasien

yang sedang dirawat inap, yaitu ruangan St. Elisabeth (EA) , St. Fransiskus (FA),

ICU =, St. Ignatius, St. Maria, St. Marta, St. Laura, St. Melania, St. Theresia.

Peneliti memilih penelitian di Rumah sakit Santa Elisabeth Medan sebagai

tempat meneliti karena lokasi yang strategis bagi peneliti untuk melakukan

STIKes Santa Elisabeth Medan


30
STIKes Santa Elisabeth Medan
penelitian sehingga peneliti mengetahui pemenuhan kebutuhan spiritual pasien,

dan populasi serta sampel dalam penelitian terpenuhi dan mendukung.

4.6.2 Waktu

Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2020 s/d

Februari 2021di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

4.7 Prosedur Pengambilan Data dan Pengumpulan Data

4.7.1 Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam peneliti ini yaitu metode

data primer.Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden

menggunakan lembar kuisioner meliputi pemenuhan kebutuhan spiritual

pasien.Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analisis untuk mencari ada

tidaknya pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.

4.7.2 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data

(Sugiyono, 2017). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

membagikan kuesioner kepada pasien di ruang rawat inap Rumah sakit santa

Elisabeth medan. Pengumpulan data dimulai dengan memberikan informed

concent kepada responden. Ketika responden menyetujui, responden mengisi data

demografi dan mengisi pertanyaan yang terdapat pada kuesioner.Setelah semua

pertanyaan dibagikan kepada responden telah dijawab peneliti mengumpulkan

STIKes Santa Elisabeth Medan


31
STIKes Santa Elisabeth Medan
kembali lembar jawaban responden dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan

menjadi responden.

4.7.3 Uji Validitasi dan Reliabilitasi

1. Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana instrument mengukur apa yang seharusnya

di ukur. Validitas menyangkut sejauh mana instrument memiliki sampel item

yang sesuai untuk kontruksi yang diukur.Validitas relevan untuk tindakan

afektif (yaitu tindakan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, dan sifat

psikologis) dan tindakan kognitif (Polit & Beck, 2012).

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas merupakan indikator penting kualitas suatu instrument.

Langkah-langkah yang tidak dapat diandalkan tidak memberikan yang

memadai untuk hipotesis para peneliti. Pengetahuan tentang reabilitas

instrument sangat penting dalam menafsirkan hasil penelitian, terutama jika

hipotesis penelitian tidak didukung (Polit, 2010).

STIKes Santa Elisabeth Medan


32
STIKes Santa Elisabeth Medan
4.8 Kerangka Operasional

Bagan 4.2.Kerangka Operasional Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di


Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

Pengajuan Judul Proposal

Prosedur Izin Penelitian

Pengambilan Data Awal

Penyusunan Proposal

Konsul Proposal

Seminar Proposal

Konsul Hasil Penelitian


Data

Sidang Hasil Penelitian

4.9. Analisa Data

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat

(analisa deskriptif) untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan spritual pasien rawat

inap berdasarkan hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan

lingkungan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2021.

STIKes Santa Elisabeth Medan


33
STIKes Santa Elisabeth Medan
4.10. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah hal yang sangat penting dalam menghasilkan

pengetahuan empiris untuk praktik berbasis bukti (Grove, 2015).Etika penelitian

adalah perilaku peneliti atau perlakuan peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo,

2018).Penelitian terhadap subjekpenelitian serta sesuatu yangdihasilkan oleh

penelitiakanmelakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut

Polit dan Beck, (2012) antara lain sebagai berikut:

1. Beneficence (kebaikan)

Seorang peneliti harus memberi banyak manfaat dan memberikan

kenyamanan kepada responden serta meminimalkan kerugian.Peneliti harus

mengurangi, mencegah dan meminimalkan bahaya.Selain itu, jika terdapat

resiko berbahaya ataupun kecelakaan yang tidak diduga selama penelitian,

maka penelitian dihentikan.

2. Respect to human diginity (menghargai hak responden)

Setiap peneliti harus memberi penjelasan kepada responden tentang

keseluruhan tindakan yang akan dilakukan. Selain itu, jika responden

menerima untuk ikut serta dalam penelitian maka akan dijadikan sebagai

sampel penelitian. Tetapi jika responden menolak karena alasan pribadi, maka

penolakan harus diterima peneliti.Selama penelitian berlangsung tidak ada

paksaan dari peneliti responden.

3. Justice (keadilan)

Selama penelitian, tidak terjadi diskriminasi kepada setiap responden.

Penelitian yang dilakukan kepada responden yang satu dan lainnya sama.

STIKes Santa Elisabeth Medan


34
STIKes Santa Elisabeth Medan
Selain itu, setiap privasi dan kerahasiaan responden harus dijaga oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti tanpa membedakan suku, ras, agama maupun

budaya.Selama penelitian ini berlangsung tidak ada perbedaan perlakukan

antara responden yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan untuk menjaga

kerahasiaan peneliti tidak akan mempublikasikan data lengkap responden

hanya menampilkannya dalam bentuk kode atau inisial.

4. Informed consent

Sebelum penelitian ini dilakukan peneliti membagikan lembar persetujuan

(informed consent) kepada responden untuk mengetahui keikutsertaan dalam

penelitian serta ikut dalam setiap tindakan yang akan dilakukan. Jika

responden menolak, peneliti akan menyetujuinya dan tidak ada paksaan untuk

menjadi responden.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dibangun pada tanggal 11 Februari

1929 dan diresmikan pada tanggal 17 November 1930. Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan merupakan salah satu rumah sakit swasta yang terletak di kota

Medan tepatnya di jalan Haji Misbah Nomor 07 Kecamatan Medan Maimun

Provinsi Sumatera Utara. Saat ini Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan

Rumah Sakit tipe B. Rumah Sakit Santa Elisabeth dikelola oleh sebuah

Kongregasi Fransiskanes SantaElisabeth.

Institusi ini merupakan salah satu institusi yang didirikan sebagai bentuk

pelayanan kepada masyarakat oleh para biarawati dengan motto “Ketika Aku

Sakit Kamu Melawat Aku (Matius 25:36)”. Visi yang hendak dicapai adalah

menjadikan Rumah Sakit mampu berperan aktif dalam meberikan pelayanan

kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan persaudaraan. Misi

adalah meningkatkan derajat kesehatan melalui dengan tetap memperhatikan

masyarakatlemah.Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan yang

optimal dengan semangat cinta kasih sesuai kebijakan pemerintah dalam menuju

masyarakat sehat.

Banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan baik secara medis

maupun perawatan meliputi ruang rawat inap (ruang perawatan internis, bedah,

perinatology, dan intersive), poli klinik, IGD, OK (Kamar Operasi), radiologi,

fisioterapi, laboratorium, dan farmasi. Rawat inap adalah suatu prosedur dimana

STIKes Santa Elisabeth Medan 35


36
STIKes Santa Elisabeth Medan
pasien diterima dan dirawat dalam suatu ruangan terkait pengobatan yang hendak

dijalaninya dalam proses penyembuhan dan rehabilitas. Rawat jalan adalah suatu

tindakan individu mengunjungi suatu institusi terkait dalam upaya untuk mencari

pengobatan yang dapat diselesaikan dalam tempo waktu beberapa jam. Fasilitas

rawat jalan meliputi poli kilinik umum dan poli praktek (praktek dokter spesialis,

poli penyakit dalam, poli jantung, poli bedah, Medical Check Up (MCU), BKIA,

laboratorium, dan farmasi.

Peningkatan kualitas dalam kegiatan pelayanan Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan, di dukung oleh tenaga medis dan non medis. Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan memiliki 17 ruangan perawatan inap terdiri dari 8 ruang

rawat inap internis, 2 ruang rawat inap bedah, 3 ruang rawat inap Intensive Care

Unit (ICU), 3 ruang rawat inap perinatologi, 1 ruang rawat inap anak. Ruang

rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dibedakan dalam beberapa kelas

yaitu ruang rawat inap kelas I, kelas II, VIP, super VIP dan eksekutif. Ruangan

yang menjadi tempat penelitian peneliti adalah Ruangan Internis.

Pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian melalui pengumpulan

data yang telah dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan jumlah

responden 40 orang. Penyajian hasil data dalam penelitian ini meliputi data pasien

di ruang rawat inap, yaitu St. Elisabeth (EA) , St. Fransiskus (FA), ICU =, St.

Ignatius, St. Maria, St. Marta, St. Laura, St. Melania, St. Theresia.

Hasil analisa dalam penelitian ini tertera pada tabel dibawah ini di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan

STIKes Santa Elisabeth Medan


37
STIKes Santa Elisabeth Medan
5.1.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi karakteristik Demografi Responden
Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan dan Pendidikan
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2021.

Karakteristik Frekuensi (f) Presentase(%)


Umur
15-24 14 31,8
25-34 9 20,5
35-44 14 31,8
45-54 5 11,4
55-64 2 4,5
Total 44 100
Jenis kelamin
Laki-laki 22 50,0
Perempuan 22 50,0
Total 44 100
Pekerjaan
Pelajar dan mahasiswa 11 25,0
Karyawan swasta 17 38,6
Wiraswasta 6 13,6
PNS/BUMN/Polisi 10 22,7
Total 44 100
Pendidikan
SMP-SMA 15 34,1
DIII 16 36,4
S1 13 29,5
Total 44 100

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data pasien di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2021, bahwa pasien yang berumur 15-24 tahun sebanyak

14 orang (31,8 %), umur 25-34 tahun sebanyak 9 orang (20,5 %), umur 35-44

tahun sebanyak 14 orang (31,8%), pasien yang berumur 45-54 tahun sebanyak 5

orang (11,4 %), dan pasien yang berumur 55-64 tahun sebanyak 2 orang (4,5 %)

dan berjenis kelamin laki-laki 22 orang (50,0%) dan paling banyak berjenis

kelamin perempuan sebanyak 22 orang (50,0%).Pekerjaan pelajar dan mahasiswa

11 orang (25%) karyawan swasta 17 orang (38,6%), wiraswasta 6 orang (13,6),

STIKes Santa Elisabeth Medan


38
STIKes Santa Elisabeth Medan
PNS/BUMN/Polisi 10 orang (22,7%) ,dengan pendidikan SMP-SMA 15 orang

(34,1%),DIII sebanyak 16 orang (36,4%),S1 sebanyak 13 orang (29,5%).

5.1.2. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pertanyaan Pemenuhan


Kebutuhan Spritual Pasien Di Rumah SakitSanta Elisabeth
Medan Tahun 2021

Tidak
Selalu Total
Hubungan dengan Tuhan Pernah
F % f % F %
Saya merasa ketergantungan dan
membutuhkan Tuhan saat sakit 18 40,9 26 59,1 44 100
Saya melakukan ritual dan ajaran agama ketika
18 40,9 26 59,1 44 100
sakit dan mencari pengobatan
Saya percaya bahwa penyakit merupakan
hukuman atau dosa yang dilakukan dimasa 18 40,9 26 59,1 44 100
lalu
Saya penting untuk berdoa dan
18 40,9 26 59,1 44 100
bersembahyang
Hubungan dengan dirisen diri F % f % F %
Yakin terhadap makna hidup bahwa ada
2 4,5 42 95,5 44 100
kekuatan ketika mengalami kesulitan
Saya yakin setiap orang butuh pengharagaan
bagi diri sendiri, orang lain dan kekuatan 1 2,3 43 97,7 44 100
diluar dirinya
Saya merasa bahwa ada sesuatu yang lain atau
1 2,3 43 97,7 44 100
yang lebih hebat dari diri sendiri
Saya bersyukur atas segala sesuatu yang sudah
diberikan oleh Tuhan tanpa melalui usaha 1 2,3 43 97,7 44 100
sendiri
Hubungan dengan orang lain F % f % f %
Saya yakin spiritualitas merupakan suatu
proses antisipasi dalam kehidupan termasuk
interaksi antara proses pikir, tindakan,
2 4,5 42 95,5 44 100
perasaan dan hubungan dengan orang lain dan
terikat langsung dengan pemenuhanmakna
hidup yang akan datang
Saya penting untuk berhubungan dan 2 4,5 42 95,5 44 100

STIKes Santa Elisabeth Medan


39
STIKes Santa Elisabeth Medan
berinterkasi dengan orang lain untuk berbagi
pikiran dan perasaan serta keyakinan

Saya perlu untuk menumbuhkan keinginan


meneledani orang lain dan mewarisi sesuatu 2 4,5 42 95,5 44 100
yang bernilai bagi kehidupan

Saya berpartisipasi untuk berinteraksi dengan


pemimpin spiritual 2 4,5 42 95,5 44 100

Saya penting untuk berpartisipasi dalam


kegiatan upacara keagamaan
2 4,5 42 95,5 44 100

Hubungan dengan
F % f % f %
lingkungan
Saya penting untuk berpartisipasi
dalam kegiatan meditasi 1 2,3 43 97,7 44 100

Saya penting untuk berekspresi


melalui music, lagu, seni, ataupun
1 2,3 43 97,7 44 100
tulisan

Saya merasa bahwa rekreasi


termasuk dalam kebutuhan 1 2,3 43 97,7 44 100
spiritual

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di


Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021

Variabel n = 44 %
Hubungan dengan Tuhan
Terpenuhi
Tidak terpenuhi 26 59,1
18 40,9

Hubungan dengan
diri sendiri
Terpenuhi 43 97,7
Tidak terpenuhi 1 2,3

Hubungan dengan
orang lain

STIKes Santa Elisabeth Medan


40
STIKes Santa Elisabeth Medan
Terpenuhi 42 95,5
Tidak terpenuhi 2 4,5

Hubungan dengan
lingkungan
Terpenuhi 43 97,7
Tidak terpenuhi 1 2,3

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa Pemenuhan kebutuhan

hubungan spiritual pasien dengan Tuhan, terdapat 26 pasien yang terpenuhi

(59,1%).Pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan diri sendiri,

terdapat 43 pasien yang terpenuhi (97.7%).Pemenuhan kebutuhan hubungan

spiritual pasien dengan orang lain terdapat 42 pasien yang terpenuhi (95,5%)

Pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan alam/lingkungan, terdapat 43

pasien terpenuhi (97,7%).

5.2. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan pada pasien yang dirawat di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan menunjukkan bahwa:

1. Pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan Tuhan, terdapat 26

pasien yang terpenuhi (59,1%). Hasil penelitian Gusniar Hasibuan (2019), di

Rumah Sakit Adam Malik, menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa

ketergantungan dan membutuhkan Tuhan saat sakit yaitu sebanyak 47 (67,1%)

memilih sangat setuju. Reponden melakukan ritual dan ajaran agama ketika

sakit dan mencari pengobatan sebanyak 40 (57,1%) memilih setuju. Responden

yang menyatakan ikut serta berpartisipasi dalam kajian-kajian spiritual sebanyak

49 (70,0%) memilih setuju. Responden meyatakan mencari dukungan dari

STIKes Santa Elisabeth Medan


41
STIKes Santa Elisabeth Medan
keyakinan agama, terlebih jika penyakit memerlukan proses penyembuhan yang

lama dan hasil belum pasti sebanyak 45 (64,3%) memilih setuju.

2. Pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan diri sendiri,

terdapat 43 pasien yang terpenuhi (97,7%). Hasil penelitian di ruang rawat

inap Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar, diperoleh responden

dengan pemenuhan kebutuhan spiritual terpenuhi hubungan spiritual pasien

dengan Tuhan (6,2%), hubungan spiritual pasien dengan diri sendiri (14,1%)

hubungan spiritual pasien dengan orang lain (3,1%). Hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan spiritual

pasien dengan diri sendiri

3. Pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan orang lain terdapat

42 pasien yang terpenuhi (95,5%). Hasil penelitian Gusniar Hasibuan (2019),

di Rumah Sakit Adam Malik, pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dengan

orang lain yang paling baik sebanyak (74,3%). Pasien merasakan perlu

menumbuhkan keinginan meneladani orang lain dan mewarisi sesuatu yang

bernilai bagi kehidupan. Pasien merasakan perlu untuk berinteraksi dengan

orang lain untuk membagikan dan perasaannya. Pasien juga merasa sangat

perlu berinteraksi dengan pemimpin spiritual dan berpartisipasi dalam

kegiatan keagamaan.

4. Pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan alam/lingkungan, terdapat 43

pasien terpenuhi (97,7%). Dari hasil penelitian Gusniar Hasibuan (2019), di

Rumah Sakit Adam Malik, pemenuhan kebutuhan spiritual tentang hubungan

pasien dengan alam dapat dilihat pemenuhan kebutuhan spiritual yang paling

STIKes Santa Elisabeth Medan


42
STIKes Santa Elisabeth Medan
baik sebanyak (65,7%) bahwa pasien merasakan sangat penting untuk

mengekpresikan diri melalui kesenian, musik ataupun tulisan. Hal ini

berhubungan dengan penelitian Prasetyo (2016) bahwa banyak orang yang

menemukan spiritualitas melalui agama, melalui hubungan dengan alam,

melalui musik dan seni, melalui seperangkat nilai dan prinsip atau melalui bukti

ilmiah.

Spiritual mencakup seluruh aspek pribadi manusia dan merupakan sarana

menjalani hidup. Spiritual dapat juga didefenisikan sebagai dimensi integral dari

kesehatan dan kesejahteraan setiap manusia, (Young & Koopsen, 2007). Spiritual

dapat dianggap sebagai kualitas dasar manusia yang mengatasi gender, ras, warna

kulit, dan asal usul kebangsaannya. Pada saat yang sama spiritual mempunyai

banyak sekali aspek yang tak terpahami dan selalu menjadi bahan pemikiran

pribadi yang intensif. Hal berarti bahwa terdapat banyak perbedaan bagi tiap

orang dan perbedaan ini sangat sulit untuk digambarkan. Banyak orang tidak

dapat menggambarkan “pengalaman spiritual”, walau mereka yakin bahwa

mereka mengalami pengalaman spiritual (Young & Koopsen, 2007).

Kebutuhan spiritual didefenisikan sebagai suatu kebutuhan untuk

mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban

agama serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai,

menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan. Kebutuhan spiritual

merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia, jadi apabila

seseorang dalam keadaan sakit, maka kebutuhan spiritual sangat penting dimana

pemenuhan spiritual ini meningkatkan sesorang dalam kondisi sakit menjadi

lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari

STIKes Santa Elisabeth Medan


43
STIKes Santa Elisabeth Medan
kesembuhan kecuali sang pencipta, (Sujana, 2017).

Pemenuhan kebutuhan spiritual adalah sutu kepercayaan seseorang dengan

hubungannya kepada Tuhan yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan

terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah

dibuat (Saharuddin,2018).

Penyelenggara perawatan kesehatan dapat memainkan bagian integral

dalam perjalanan penyembuhan pasien; akan tetapi, peran ini menuntut perhatian

pada lingkungan yang menyembuhkan milik penyelenggara itu sendiri, baik

secara internal maupun eksternal. Kehadiran penyelenggara perawatan kesehatan

dapat menjadi alat yang sangat mujarab untuk penyembuhan di lingkungan

pasien, “Medan energi dari kedua belah pihak yang berinteraksi dan membentuk

pola baru yang saling mempengaruhi, roh dalam roh”

Beberapa kelompok profesional perawatan kesehatan mampu

menyelenggarakan penilaian spiritual dan menyelenggarakan perawatan spiritual.

Dokter dan perawat memiliki kesempatan berinteraksi dengan pasien secara terus

menerus. Akan tetapi, siapa pun yang berkarya dalam perawatan kesehatan harus

terlibat dalam penilaian spiritualitas pasien, termasuk pekerja social, ahli spiritual

barat (seperti: tim pastoral rumah sakit, pembimbing rohani), penasehat spiritual,

dan para ahli di luar tradisi spiritual barat seperti: shaman, tabib, atau guru

spiritual (Young & Koopsen, 2007).

Setelah penilaian spiritual dan pengembangan perencanaan perawatan

dilaksanakan, tujuan atau hasil yang ditentukan kini dapat diterapkan.

Implementasi ini menuntut ketersediaan energi dan waktu untuk meraih sasaran,

STIKes Santa Elisabeth Medan


44
STIKes Santa Elisabeth Medan
dapat juga menghadirkan tantangan bagi penyelenggara perawatan kesehatan atau

perawatan spiritual yang tidak mampu menyediakan banyak waktu dengan pasien

atau sudah terlalu dibebani oleh tuntutan Rumah Sakit yang sibuk atau

kekurangan staf atau situasi masyarakat. Tentu saja, pembicaraan tentang masalah

spiritual dengan di Rumah Sakit dapat terjadi pada malam hari ketika para

perawat memiliki lebih banyak waktu dan terbebas dari tugas rutin yang harian

yang sering menghambat mereka untuk menikmati pembicaraan seperti ini

dengan pasien pada saat mereka bekerja disiang hari. Selanjutnya banyak pasien

merasa tidak nyaman dan kesepian dimalam hari dan merasa lebih suka

membicarakan masalah spiritual di banding pada siang hari, Young & Koopsen

(2007).

Dari peneliti terpenuhinya spiritual di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

karena adanya sarana yang tersedia pada pelayanan spiritualitas seperti pastoral

care, tempat beribadah (kapel, mushola), bacaan sabda ilahi dan renungan yang

dapat didengarkan lewat mikrofon di setiap ruangan, taman doa yang dapat

digunakan setiap saat untuk mendekatkan diri pada Tuhan, kehadiran para

biarawan/i yang ikut ambil bagai perawat dan dokter di ruangan internis dan

ruangan intensif.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2021, di setiap ruangan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa :

1. Pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan Tuhan, terdapat

26 pasien yang terpenuhi (59,1%). Hasil penelitian Gusniar Hasibuan

(2019), di Rumah Sakit Adam Malik, menunjukkan bahwa mayoritas

responden merasa ketergantungan dan membutuhkan Tuhan saat sakit yaitu

sebanyak 47 (67,1%) memilih sangat setuju. Reponden melakukan ritual dan

ajaran agama ketika sakit dan mencari pengobatan sebanyak 40 (57,1%)

memilih setuju.

2. Pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan diri sendiri,

terdapat 43 pasien yang terpenuhi (97,7%). Hasil penelitian di ruang

rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar, diperoleh

responden dengan pemenuhan kebutuhan spiritual terpenuhi hubungan

spiritual pasien dengan Tuhan (6,2%), hubungan spiritual pasien dengan

diri sendiri (14,1%) hubungan spiritual pasien dengan orang lain (3,1%).

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dengan diri sendiri.

3. Pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan orang lain

terdapat 42 pasien yang terpenuhi (95,5%). Hasil penelitian Gusniar

Hasibuan (2019), di Rumah Sakit Adam Malik, pemenuhan kebutuhan

STIKes Santa Elisabeth Medan 45


46
STIKes Santa Elisabeth Medan
spiritual pasien dengan orang lain yang paling baik sebanyak (74,3%).

Pasien merasakan perlu menumbuhkan keinginan meneladani orang lain

dan mewarisi sesuatu yang bernilai bagi kehidupan. Pasien merasakan

perlu untuk berinteraksi dengan orang lain untuk membagikan dan

perasaannya.

4. Pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan lingkungan, terdapat 43

pasien terpenuhi (97,7%). Dari hasil penelitian Gusniar Hasibuan (2019),

di Rumah Sakit Adam Malik, pemenuhan kebutuhan spiritual tentang

hubungan pasien dengan alam dapat dilihat pemenuhan kebutuhan spiritual

yang paling baik sebanyak (65,7%) bahwa pasien merasakan sangat penting

untuk mengekpresikan diri melalui kesenian, musik ataupun tulisan.

6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, saran dari peneliti adalahsebagai

berikut:

1. Saran Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan wawasan peneliti tentang Gambaran Pemenuhan

Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit, serta menjadi pengalaman

dalam melakukan penelitian.

2. Saran Bagi Rumah Sakit

Bagi petugas kesehatan agar selalu memberikan informasi- informasi

penting tentang Pemenuhan Kebutuhan Spritual Pasien di Rumah Sakit,

yaitu mengetahui bagaimana pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan

Tuhan, diri sendiri,orang lain, dan hubungan spiritual pasien dengan

alam/lingkungan. Hasil penelitian Gusniar Hasibuan tahun 2019 di Rumah

STIKes Santa Elisabeth Medan


47
STIKes Santa Elisabeth Medan
Sakit Adam Malik, pemenuhan kebutuhan spiritual yang paling baik

sebanyak (74,3%) bahwa pasien merasakan perlu menumbuhkan keinginan

meneladani orang lain dan mewarisi sesuatu yang bernilai bagi kehidupan.

Pasien merasakan perlu untuk berinteraksi dengan orang lain untuk

membagikan dan perasaannya. Pasien juga merasa sangat perlu berinteraksi

dengan pemimpin spiritual dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.

Hal ini berhubungan dengan penelitian Hatamipour, et al (2015) bahwa

kebutuhan manusia yang paling penting adalah kontak dengan orang lain.

3. Saran Bagi Ilmu Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu keperawatan sehingga

dapat digunakan sebagai bahan referensi ketika meneliti tentang pemenuhan

kebutuhan Spritual pada pasien.

4. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan suatu gambaran untuk penelitian berikutnya,

guna untuk mendapat hasil yang lebih baik lagi, dan peneliti berikutnya juga

dapat dibuat untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan

Pemenuhan Kebutuhan Spritual

STIKes Santa Elisabeth Medan


48
STIKes Santa Elisabeth Medan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsepdan


Proses Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: salemba Medika.

Atiek, Mita. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Pemenuhan


Kebutuhan Spiritual Muslim Pada Pasien Di Ruang Icu Dan Iccu Rsud
Dr.Soedirman Kebumen.Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(4): 23-34.

Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2010). Keperawtan Lanjut Usia. Yogyakarta: Grha


Ilmu.

Bina, S., & Bali, U. (2010). HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT


DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM WISMA PRASHANTI TABANAN I
Gusti Agung Ayu Sherlyna Prihandhani, Alfiery Leda Kio. 29–37.

Dharma, Kelana Kusuma. (2016).Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta: CV Trans Info
Media.

Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety dan Karakteristik Kesalahan Pelayanan:


Implikasi Kebijakan di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Jambi. Kesmas:
National Public Health Journal, 6(2), 67.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v6i2.108

Firda Ayu, (2014). Hubungan pemenuhan kebutuhan spiritual dengan motivasi


kesembuhan pasien rawat inap di rumah sakit ibnu sina Yw-Umi
Makassar.Jurnal Psikologi Kesehatan, 6(2): 11-17.

Gresik, U., Ar, J., No, H., Psik, M., Universitas, F. I. K., Jl, G., Hakim, A. R., &
Gresik, N. (2019). MOTIVASI SPIRITUAL MENINGKATKAN KEPATUHAN
MINUM OBAT ARV PADA PASIEN HIV / AIDS ( Spiritual Motivation to
Improve ARV Drug Compliance in HIV / AIDS Patients ).10(November),
251–263

Grove, S.K., Burns., & Gray, J. (2014). Understanding Nursing Research:


Building An Evidence-Based Practice. Elsevier Health Science.

Hawari, D. (2014). Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta:
Gaya Baru.

Hidayat, A. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hamid, (2015). Spiritual Dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

STIKes Santa Elisabeth Medan


49
STIKes Santa Elisabeth Medan
Hasan. (2018). Spiritualitas Dalam Perilaku Organisasi. Jakarta : Widya
Medika.
Hodge,dkk. (2011).Spiritual needs in health care settings: A qualitative meta-
synthesis of clients’ perspectives. Social work, 56(50):16-30.

Ilhamsya, dkk. (2013). Hubungan Pelaksanaan Keperawatan Spritual Terhadap


Kepuasan Spritual Pasien Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 6(7): 33-40.

Iswanto. (2017). HUBUNGAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN


IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY DI RUANG ICU DAN BEDAH RSUD
KOTA KENDARI Relationship Of Availability Of Facilities With Safety
Patient Implementation In The Icu Room And Surgery Of Kota Kendari
Hospital. XII(1), 23–32. file:///C:/Users/Hp/Downloads/124-Article Text-
687-2-10-20190404.pdf

Kesehatan, P., Kesehatan, K., & Keperawatan, J. (2009). PEMENUHAN


KEBUTUHAN SPIRITUAL CARE. 1–6.

Kozier, dkk. (2010) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, &
Praktik. ED 7, Vol. 1. Jakarta: EGC.

Kinasi. (2016). Peran Pendamping Spiritual Terhadap Motivasi Kesembuhan Pada


Lanjut Usia, Jurnal Ilmiah kesehatan, 7(8): 78-89.

Kozier, dkk. (2004).Fundamental of nursing: Concept, process,and practice. New


Jersey: Pearson Prentice Hall.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis,


Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Perry & Potter. (2009). Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan.


Buku 1 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

Polit, & Beck, C.T. (2010). Nursing Research Appraising Evidence For Nursing
Practice, Seventh Edition. New York: Lippincott.

Polit, & Beck, C.T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing Evidence
For Nursing Practice. Lippincott Williams & Wilkins.
Purnawani, I. (2020). Jurnal of Bionursing Gambaran Peran Perawat terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di Ruang ICU. 2(1), 39–46.
Rama. (2013). Konsep dan Tehnik Pelaksanaan Keperawatan. Medan: Bina
Media Perintis.

STIKes Santa Elisabeth Medan


50
STIKes Santa Elisabeth Medan
Selly, (2018). Hubungan kecerdasan spiritual perawat dengan pemenuhan
kebutuhan spiritual pasien di rumah sakit umum kaliwates jember.Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 8(5): 89-98.

Sjattar, E. L., & Hadju, V. (2019). Analisis Hubungan Kontak Dan Komunikasi
Perawat Pada Pelaksanaan Keperawatan Spritual Dengan Kepuasan
Pasien. 08(2), 131–136.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Susilowati, Ida.(2015).Hubungan Spiritualitas dengan Kompetensi Perawat


dalam Asuhan Spiritual Pasien.Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman.

Widaryanti. (2015). Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Terhadap Kualitas


Hidup Pasien Skizofrenia Di Ruang Rawat Inap Rsj Grhasia. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 8(3): 56-67.

STIKes Santa Elisabeth Medan


51
STIKes Santa Elisabeth Medan
KUISIONER SPIRITUALITAS PADA PASIEN

Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Riwayat Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Beri tanda Chek list ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi
Bapak/Ibu Saat ini.

Keterangan:
TP : Tidak Pernah J : Jarang
S : Sering SL : Selalu
No Pernyataan TP J S SL

Hubungan Dengan Tuhan


Saya merasa ketergantungan dan membutuhkan Tuhan
1
saat sakit
Saya melakukan ritual dan ajaran agama ketika sakit dan
2
mencari pengobatan
Saya percaya bahwa penyakit merupakan hukuman atau
3
dosa yang dilakukan dimasa lalu
4 Saya penting untuk berdoa dan bersembahyang

Hubungan Dengan Diri Sendiri


Yakin terhadap makna hidup bahwa ada kekuatan ketika
5
mengalami kesulitan
Saya yakin setiap orang butuh pengharagaan bagi diri
6
sendiri, orang lain dan kekuatan diluar dirinya
Saya merasa bahwa ada sesuatu yang lain atau yang lebih
7
hebat dari diri sendiri
Saya bersyukur atas segala sesuatu yang sudah diberikan
8
oleh Tuhan tanpa melalui usaha sendiri
Hubungan Dengan Orang Lain
Saya yakin spiritualitas merupakan suatu proses
antisipasi dalam kehidupan termasuk interaksi antara
9 proses pikir, tindakan, perasaan dan hubungan dengan
orang lain dan terikat langsung dengan pemenuhanmakna
hidup yang akan datang
Saya penting untuk berhubungan dan berinterkasi dengan
10 orang lain untuk berbagi pikiran dan perasaan serta
keyakinan
11 Saya perlu untuk menumbuhkan keinginan meneledani

STIKes Santa Elisabeth Medan


52
STIKes Santa Elisabeth Medan
orang lain dan mewarisi sesuatu yang bernilai bagi
kehidupan
Saya berpartisipasi untuk berinteraksi dengan pemimpin
12
spiritual
Saya penting untuk berpartisipasi dalam kegiatan upacara
13
keagamaan
Hubungan Dengan Alam
Saya penting untuk berpartisipasi dalam kegiatan
14
meditasi
Saya penting untuk berekspresi melalui music, lagu, seni,
15
ataupun tulisan
Saya merasa bahwa rekreasi termasuk dalam kebutuhan
16
spiritual

(Gusniar Hasibuan, 2019)

STIKes Santa Elisabeth Medan

Anda mungkin juga menyukai