SKRIPSI
Oleh:
Bunga Intan Manik
NIM. 032016051
ABSTRAK
Hubungan Peer Group support dengan Ansietas pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
yang Menjalani Tindakan Hemodialisa Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2020
(xvii + 66 + lampiran )
Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan penyakit terminal yang
mengancam kehidupan. GGK dapat menimbulkan aspek psikologis, sosial, fisik,
dan finansial. Psikologis berupa cemas, depresi, marah, takut, merasa bersalah,
bahkan kematian. Kecemasan adalah keadaan emosi negatif yang ditandai
dengan firasat dan ketegangan somatik, Upaya untuk mengatasi ansietas
dipandang sangat perlu, beberapa tehnik dalam menurunkan tingkat ansietas
pada penderita GGK yaitu dengan beberapa cara social support group, logoterapi
medical ministry, terapi murottal, peer group support. Salah satu Bentuk
dukungan yang dapat diberikan dapat menurunkan kecemasan adalah peer group
support. Peer group support atau dukungan sesama penderita merupakan salah
satu alternatif tindakan yang memanfaatkan teman sebaya atau senasib yang
dapat saling membantu dalam meningkatkan status kesehatan. Semakin baik peer
group support maka tingkat kecemasan pun semakin ringan. Tujuannya yaitu
mengidentifikasi peer group support dengan ansietas pada pasien gagal ginjal
kronis yang menjalani tindakan hemodialisa Di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian non-
eksperimen dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah 30 responden dan menggunakan tehnik total sampling. Hasil
uji chisquare diproleh nilai p value = 0,004 (p<0,05) hal ini berarti ada hubungan
antara peer group support dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani tindakan hemodialisa. Saran yang disampaikan yaitu pemenuhan
aspek psikologis pasien GGK penting untuk meningkatkan status kessehatan,
mengurangi kecemasan dan rasa takut akan kematian dengan cara peer group
support.
ABSTRACT
(xvii + 66 + attachments)
Bibliography (1994-2020)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini dengan
baik dan tepat waktu. Adapun judul skripsi ini adalah “ Hubungan Peer Group
Support dengan Ansietas Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani
2020”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk penyusunan skripsi
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Peneliti tidak lupa untuk
dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada :
2. Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN selaku Ketua Program Studi Ners
3. Jagentar P. Pane S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing dan dosen
penguji I saya yang telah sabar dan banyak memberikan waktu, dalam
pembimbing dan dosen penguji II saya yang telah sabar dan banyak
penguji III saya yang telah sabar dan banyak memberikan waktu, dalam
motivasi dan dukungan yang diberikan kepada peneliti, untuk segala cinta
8. Kepada koordinator asrama Sr. Flaviana FSE dan ibu unit Agnes ibu
fasilitas yang lengkap serta atas dukungan dan motivasi yang telah
10. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang tercinta Ayahanda Sabar
Martogi Manik dan Ibunda Fransiska Nadeak. Serta kelima saudara saya
dorongan serta doa kepada peneliti. Keluarga besar saya yang senantiasa
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi maupun teknik penulisan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak
membantu peneliti. Harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ....................................................................................... i
SAMPUL DALAM...................................................................................... ii
PERSYARATAN GELAR.......................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
PERSETUJUAN ......................................................................................... v
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................... vi
PENGESAHAN........................................................................................... vii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ...................................................... viii
ABSTRAK................................................................................................... ix
ABSTRACT.................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xviii
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.3 Hasil tabulasi silang antara hubungan peer group support
dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
tindakan hemodialisa di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ...
Tabel 5.4 Hasil tabulasi silang antara hubungan peer group support
dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
tindakan hemodialisa di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ... 54
DAFTAR BAGAN
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keadaan ini dapat pula terjadi karena penyakit yang progresif cepat disertai
sistem anatomi yang abnormal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih
global dengan prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis
yang buruk dan biaya yang tinggi. Prevalensi PGK meningkat seiring
melitus serta hipertensi. Sekitar 1 dari 10 populasi global mengalami PGK pada
stadium tertentu. Hasil systematic review dan meta-analysis yang dilakukan oleh
Hill et al, 2016, mendapatkan prevalensi global PGK sebesar 13,4%. Menurut
hasil Global Burden of Disease tahun 2010, PGK merupakan penyebab kematian
peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada
GGK di dunia pada tahun 2012 sebanyak 301.886 orang dan tahun 2013 sebanyak
320.000 orang dan mengalami peningkatan sebanyak 746.557 orang di tahun 2017
mengalami peningkatan jumlah penderita gagal ginjal kronik hingga 50% di tahun
2014 dan mengalami peningkatan yang signifikan 785.000 orang pada tahun 2020
Dari data tersebut disimpul kan bahwa adanya peningkatan pada penyakit gagal
ginjal kronis dari tahun ke tahun, Peningkatan penyakit gagal ginjal juga terjadi di
negara maju dan negara berkembang di Asia seperti di Taiwan 2.990 per 1 juta
sebesar 6,4 Maluku Utara 6,0%, diikuti Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
Aceh, Jawa Barat, Maluku, DKI, Bali 4,5% dan dikuti Sumatera Utara, Nusa
Adapun penanganan gagal ginjal kronik dibagi dalam dua tahap yaitu
ditempuh dengan obat-obatan, diet dan kontrol yang teratur. Sedangkan terapi
untuk pengganti ginjal ada tiga cara yaitu : hemodialisa, peritoneal dialysis dan
transplantasi ginjal. Salah satu penanganan gagal ginjal yang paling sering
hemodialisa. Angka kejadian dan prevalensi pasien gagal ginjal kronik yang
negara di Asia seperti Singapura sebesar 1.661 per 1 juta penduduk, di jepang
ginjal kronik yang cukup tinggi. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 711.190
2.694.432 pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa (IRR, 2017),
selain itu jumlah pasien hemodialisa dari semua provinsi adalah 19,3% yang
mana DKI Jakarta sebanyak 38,7%, dan diikuti oleh bali 38,5%, DIY 38,3% dan
Pasien gagal ginjal kronis yang mengalami kerusakan fungsi ginjal akan
memerlukan terapi seperti cuci darah (hemodialisis) pada jangka waktu tertentu
minggunya, dimana tindakan hemodialisis ini dibagi menjadi dua atau tiga sesi
yang setiap sesinya berlangsung 3-6 jam. Tindakan hemodialisis ini akan
Kondisi sakit tidak dapat dipisahkan dari peristiwa kehidupan. Penyakit yang
Hal ini merupakan respon umum yang disebabkan oleh stress (Tangian and Dkk,
2015).
dampak yang tidak baik dari proses pengobatan pasien GGK dengan hemodialisa
yang ditimbulkan pada keluarga adalah pada aspek psikologis, aspek sosial,
aspek fisik, serta aspek finansial. Gejala gangguan fisik yang paling sering
terjadi seperti kelelahan, gatal-gatal, kram otot, mudah memar, sesak napas,
merasa pusing, rasa kebas di kedua kaki, mual dan kurang nafsu makan, kulit
kering, nyeri tulang/sendi dan respons psikologis berupa cemas, depresi, marah,
kemoterapi juga memiliki Efek samping yang ditimbulkan tidak hanya secara
fisik namun juga secara psikologis seperti, kecemasan, stress, sering marah, tidak
percaya diri dan pasien merasa menjadi beban dalam keluarga (Sigalingging,
2017).
umum yang ditemukan pada populasi dialisis (Ma & Li, 2016; Semaan et al.,
2018). Kombinasi dari stresor dan gejala masalah tersebut, di samping beban
kerja yang dimiliki oleh pasien, semuanya dapat menjadi kontributor utama
Perubahan psikologis yang dirasakan dapat dilihat dari kondisi fisik dan
aman, ketergantungan dan menjadi individu yang pasif. Dua pertiga dari pasien
yang menjalani terapi dialisis tidak pernah kembali pada aktifitas atau pekerjaan
menurun dan fungsi seksual sehingga dapat menimbulkan kemarahan dan akan
mengarah pada suatu kondisi kecemasan (ansietas) sebagai akibat dari penyakit
sistemik yang mendahuluinya ( Fatayati, 2010 dalam Wakhid & Waluyo, 2018).
lebih banyak dari apa yang ditemukan pada pasien dengan penyakit ginjal. Data
dengan penelitian (Larasati & Hudiyawati, 2018) yang dilakukan pada pasien
35.50% pada pasien yang menjalani hemodialisis (Wakhid & Waluyo, 2018).
kecemasan, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan
mengalami kecemasan yang parah. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
sehari-hari. Pada pasien gagal ginjal yang sudah sering melakukan hemodialisa
biasanya tingkat kecemasannya lebih ringan, berbeda bengan pasien gagal ginjal
yang baru pertama kali melakukan hemodialisis akan mengalami ansietas yang
lebih tinggi (Sasmita & Hasanah, 2015). Banyak studi melaporkan bahwa pasien
yang menjalani terapi hemodialisa juga memiliki resiko lebih besar untuk
menderita kualitas hidup yang buruk dan akan mengalami kecemasan (Kamil,
perlu, beberapa tehnik dalam menurunkan tingkat ansietas atau kecemasan pada
penderita GGK dan penyakit lainnya yaitu social support group, logoterapi
medical ministry, terapi murottal, peer group support. Pasien yang menjalani
sosial yang didapatkan dari keluarga, teman, serta saudara dalam mengatasi
bahwa semua akan kembali dengan baik dan menerima keadaannya dengan
Manusia adalah mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi salah satu tujuan manusia
yang dominan. Secara keseluruhan tampak bahwa dukungan sosial yang positif
trauma (Ozbay et al., 2007). Bentuk dukungan yang dapat diberikan supaya
kualitas hidup klien tetap maksimal dan dapat menurunkan kecemasan salah
teman sesama penderita atau peer group support. Dukungan kelompok sesama
penderita atau peer group support dapat merubah respon psikologis maladaptif
negara maju, peer group support diterapkan sebagai salah satu bentuk terapi
Peer group support merupakan salah satu dari bentuk terapi paliatif,
dengan adanya peer group support penderita kanker payudara dapat merasakan
dan stres pada penderita kanker payudara akan menurun, maka sistem imunitas
sosial berupa peer group support dapat menurunkan tingkat stres penderita
kanker payudara antara lain dengan cara saling memberi nasihat, saling berbagi
Berdasarkan hasil survei awal dari rekam medis Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan dengan penyakit gagal ginjal kronis di bulan April tahun 2020
membutuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisis setiap minggunya, atau paling
sedikit 4-5 jam per terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus
sepanjang hidupnya bila dilihat dari durasi waktu yang dibutuhkan pasien yang
penelitian dengan judul “Hubungan peer group support dengan ansietas Pasien
1.2.Perumusan Masalah
adalah: “Apakah ada hubungan peer group support dengan ansietas pasien gagal
Elisabeth Medan?”
dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani tindakan
1.4.Manfaat Penelitian
dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk salah satu sumber bacaan penelitian
dan pengembangan ilmu tentang dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronik
tentang hubungan peer group support dengan ansietas pada pasien gagal
SOP untuk semua penyakit terminal, salah satunya gagal ginjal kronis dan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
dan ginjal tidak dapat berfungsi lagi. Ketika fungsi ginjal terlalu buruk untuk
berbasis nitrogen dalam darah), uremia (azotemia dengan gejala klinis, dan
Fungsi ginjal sebagai organ tubuh sangat vital, seperti menyaring darah,
darah diantaranya urea dan uric acid. Jika kandungan kedua racun ini
2. Menjaga kebersihan darah dan regulasi seluruh cairan (air dan garam)
didalam tubuh.
merah ditulang
ammonia.
2.1.3 Etiologi
Menurut Kowalak et al., (2014) ada beberapa penyebab gagal ginjal kronis
2.1.4 Patofisologi
Perkembangan menuju ESKD pada pasien mulai berisiko dengan penurunan GFR
secara bertahap. Pada tahap pertama, orang tersebut mungkin memiliki GFR
normal (lebih dari 90 mL / menit) dengan fungsi ginjal normal dan tidak ada
limbah dalam darah karena nefron yang tidak terpengaruh bekerja terlalu keras
untuk mengkompensasi nefron yang sakit. walaupun tidak ada manifestasi gagal
ginjal yang biasanya hadir pada tahap ini, jika pasien stres dengan infeksi,
kelebihan cairan, atau dehidrasi, fungsi ginjal pada tahap ini dapat berkurang.
pada tahap selanjutnya, CKD ringan, GFR berkurang, berkisar antara 60 hingga
89 mL / menit. Kerusakan nefron ginjal telah terjadi dan mungkin ada sedikit
peningkatan limbah metabolik karena tidak cukup nefron yang kadar nitrogen
urea darah (BUN), kreatinin serum, asam urat, dan fosfourus tidak cukup sensitif
untuk menentukan tahap ini, dan penurunan GFR adalah ukuran terbaik CKD.
Peningkatan output encer dapat terjadi pada tahap CKD ini dan, jika
masalahnya tidak diobati pada tahap ini, dapat menyebabkan dehidrasi parah.
pada CKD sedang, reduksi GFR berlanjut dan berkisar antara 30 hingga 59 mL /
mnt. kerusakan nefron terus berlanjut dan nefron yang tersisa tidak dapat merusak
pembatasan diet cairan, protein, dan elektrolit diperlukan. Seiring waktu, penyakit
pasien berkembang menjadi CKD parah (tahap keempat) dan penyakit ginjal
tahap akhir (ESKD, tahap kelima). jumlah urea dan kreatinin yang berlebihan
(Dinwiddie et al., 2006), dengan terapi perbaikan ginjal, kemungkinan ini dapat
Workman, 2010).
Menurut Ignatavicius & workman, (2010) ada beberapa tanda dan gejala
1. Neurologis
berjalan), parestesia
2. Kardiovaskuler
3. Pernapasan
4. Hematologi
5. Pencernaan
6. Perkemihan
7. Integument
8. Muskuloskeletal
renalosteodistrofi
9. Reproduksi
impotensi
Sedangkan menurut Kowalak et al., (2014) ada beberapa tanda dan gejala
6. Mulut yang kering, keadaan mudah lelah, dan mual akibat hiponatremia
11. Kulit yang kering serta bersisik dan rasa gatal yang hebat akibat uremik
frost.
12. Kram otot dan kedutan (twitching) yang meliputi iritabilitas jantung akibat
hiperkalemia.
2.1.6 Klasifikasi
menjadi 3 stadium:
2. Stadium 2 : infusiensi ginjal, dimana lebih dari 75% jaringan telah rusak,
normal
Berisiko >90
3. Stadium III GFR turun sedang IGK, gagal ginjal kronik 30-59
5. Stadium V Gagal ginjal Gagal ginjal tahap akhir (End Stage Renal
Disease) <15
1. Urine
2. Darah
a. BUN/kreatinin: ↑
e. Na serum++: ↓
f. K+: ↑
g. Mg++ / fosfat: ↑
2013).
2.1.8 Penatalaksanaan
penderita gagal ginjal kronis baik secara medis maupun mandiri diantaranya
yaitu:
2. Diet tinggi protein bagi pasien yang menjalani dialisis peritoneal secara
berkelanjutan
lambung
12. Metilselulosa atau dokusat untuk mencegah konstipasi suplemen besi dan
memproduksi sel darah merah; suplemen zat besi, preparat estrogen dan
esensial
18. Pemberian per oral atau rektal preparat resin penukar kation. seperti
tamponade
20. Dialisis intensif dan torakosentesis untuk mengurangi edema paru dan
efusi pleura
22. Transplantasi ginjal (yang biasanya merupakan terapi pilihan bila donor
tersedia).
2.2 Hemodalisa
2.2.1 Defenisi
ginjal yang digunakan untuk pengobatan ESKD dan gagal ginjal. dyalisis
terapi ini tergantung pada simtom, bukan pada laju filtrasi glomerulus (GFR).
Banyak pasien bertahan hidup selama bertahun-tahun dengan terapi HD, dan
yang lain mungkin hidup hanya beberapa bulan berapa lama pasien bertahan
adanya penyakit lain, seperti penyakit arteri koroner , hipertensi, atau diabetes.
1. Kehadiran gagal ginjal yang irreversibel ketika terapi lain tidak dapat
3. Harapan rehabilitasi
2.2.2 Tujuan
zat nitrogen yang bersifat toksik dari dalam tubuh pasien ke dializer tempat darah
Marsia, 2019).
2.2.3 Indikasi
minggu) atau pasien dengan gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan terapi
2. Hiperkalemia
4. Demam tinggi.
efek samping pada kondisi fisik serta psikologis pendetita GGK (Wakhid &
Waluyo, 2018).
2.3 Ansietas
2.3.1 Defenisi
Istilah ansietas dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari
Bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti
emosi negatif yang ditandai dengan firasat dan tanda-tanda ketegangan somatik,
(kecemasan berasal dari kata Latin anxius, yang berarti penyempitan atau
pencekikan), kecemasan mirip dengan rasa takut tetapi dengan fokus yang kurang
yang terdiri dari respon perilaku, kognitif, dan afektif terhadap dia ntaranya.
kendali, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian, kilas
Kemudian menurut Shah: M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S, 2014: 144
dalam Annisa & Ifdil, (2016) membagi kecemasan menjadi tiga aspek, yaitu:
menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan lain-lain.
dalam Annisa & Ifdil, (2016) membagi analisis fungsional gangguan kecemasan,
diantaranya.
tegang.
1. Trait anxiety
lainnya.
2. State anxiety
diri individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan
Menurut Jeffrey, dkk (2005: 164) dalam Annisa & Ifdil, (2016) ada
tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, sensasi dari pita
ketat yang mengikat di sekitar dahi, kekencangan pada pori-pori kulit perut
atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit
kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi
dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan
merasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik
atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit
perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa
segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi
oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak
tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang
bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa
1. Ansietas ringan
2. Ansietas sedang
selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya.
3. Ansietas berat
pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain.
4. Tingkat panik
1. Faktor internal
a. Usia
nasehat- nasehat.
b.Pengalaman
diselesaikan.
2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
menghadapi stress
b. Pendidikan
mengahadapi stress.
c. Finansial /material
finansialnya.
d. Obat
mempengaruhi kecemasan itu sendiri pada dasarnya saling berkatitan satu sama
kondisi psikis, serta dilatar belakangi oleh beberapa faktor internal dan eksternal
dari masing – masing individu sendiri (Fauziah, 2016). Kecemasan akan kematian
bencana
5. Ancaman terhadap konsep diri/ identitas dir, harga diri, dan perubahan
peran.
2.4.1 Defenisi
penderita merupakan salah satu tindakan yang memanfaatkan teman sebaya atau
(Fitrianda, 2013). Peer group support merupakan suatu sistem pemberian dan
Menurut (Ekasari & Andriyani, 2013) ada beberapa fungsi dari peer
group support :
Sedangkan Menurut Sucipto (2014) fungsi dari peer group support yaitu:
harus fokus pada pengalaman itu. Ada kepercayaan yang lebih dan
3. Peer group support mengasumsikan timbal balik penuh, tidak ada peran
keselamatan.
yang bersangkutan.
menerima.
sugesti, dan umpan balik dari apa yang dilakukan. Dukungan ini bisa
sama lain.
trishayati (2018) pengaruh lain dalam peer group support ini ada yang positif dan
3. Bila individu masuk dalam peer group, maka dapat memberikan perasaan
tawuran, penggunaan obat – obatan, seks bebas, dan kenakalan remaja lainnya.
Menurut Ekasari & Andriyani, (2013) ada tiga faktor yang menyebabkan
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
support dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani tindakan
Keterangan :
: Hubungan
3.2 Hipotesa
Ha : Diterima 0,004≤ 0,05 dinyatakan ada hubungan peer group support dengan
BAB 4
METODE PENELITIAN
strategi penelitian yang disusun sedemikian rupa agar dapat memperoleh jawaban
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2020).
dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan
4.2.1 Populasi
kriteria yang telah ditetapkan (Polit & Beck, 2012). Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani tindakan hemodialisa di rumah sakit
4.2.2 Sampel
adalah tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
Total sampling adalah tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi . (Polit, 2012). Dengan catatan responden pada pelitian ini adalah
1. Variabel independen
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini
juga dikenal dengan nama variabel bebas, artinya bebas dalam mempengaruhi
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peer group
suppport.
2. Variabel dependen
Grove (2014), variabel dependen adalah hasil yang peneliti ingin prediksi
ditentukan oleh variabel lain atau dengan kata lain variabel terikat. Variabel
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
Defenisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Independen Peer group Bentuk-bentuk Kuesioner Ordinal 61-80 =
Peer Group support adalah peer group Terdiri dari baik
support dukungan support: 20
sesama 1.Dukungan pernyataan 41-60 =
penderita atau emosional dengan cukup
teman sebaya 2.Dukungan pilihan
atau senasib penghargaan jawaban 20-40 =
yang dapat 3.Dukungan Selalu = 4 kurang
saling instrumental sering = 3
membantu 4.Dukungan kadang
dalam informasi kadang = 2
meningkatkan 5.Dukungan tidak pernah
status kebersamaan =1
kesehatan
Dependen Kecemasan Tingkat kecemasan: Kuesioner Ordinal tidak ada
Ansietas (ansietas) Ada 20 kecemas
adalah 1. kecemasan pernyataan an=20-35
kekhawatiran ringan dengan skor kecemas
yang tidak 2. Ansietas / an ringan
jelas dan kecemasan Sangat jarang = 36-51
menyebar, sedang :1 kecemas
yang berkaitan 3. Kecemasan Kadang- an
dengan berat sedang=
kadang : 2
perasaan tidak 52-67
4. Panik Sering: 3
pasti dan tidak kecemas
berdaya. Selalu: 4 an berat=
68 – 80
agar penelitian dapat berjalan dengan baik (Polit,2012). Instrumen yang digunakan
2010).
berupa nomor responden, nama inisial, umur, agama, suku. Kuesioner ini yang
likert dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju
Skala ukur yang digunakan pada variabel ini adalah skala ordinal, dengan
Banyak kelas
P= 80 – 20
P= 20
Keterangan : Kurang 20 - 40
Cukup 41 - 60
Baik 61 – 80
2. Kuesioner Ansietas
Pada kuesioner ini yang terdiri dari 20 pernyataan dimana sangat jarang:
Skala ukur yang digunakan pada variabel ini adalah skala ordinal, dengan
Banyak kelas
P= 80 – 20
P= 15
kecemasan berat, = 68 – 80
Skala ukur yang digunakan pada variabel ini adalah skala ordinal.
4.5.1 Lokasi
di Jl. H. Misbah No.7 Jati Kec. Medan Maimun, kota Medan, Sumatera Utara.
Peneliti memilih tempat ini karena Rumah Sakit ini adalah salah satu rumah sakit
yang mempunyai ruang hemodialisa untuk penderita gangguan ginjal dan memiliki
4.5.2 Waktu
spesifik untuk setiap studi dan bergantung pada teknik desain dan pengukuran
penelitian (Polit, 2012). Pengambilan data pada penelitian ini di peroleh dari :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitian
melalui kuesioner.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari rekam medis jumlah pasien
responden mengisi data demografi dan mengisi setiap pertanyaan yang terdapat
yang dibuat oleh peneliti (Polit 2012). Validitas relevan untuk tindakan afektif
(yaitu tindakan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, dan sifat psikologis) dan
tindakan kognitif (Polit, 2012). Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini
hitung dengan r tabel, dengan kriteria r hitung > r tabel instrumen dinyatakan.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dan dinyatakan valid jika nilai r hitung > r
tabel = 0,361(Sanjaka, 2011), uji ini dilakukan pada tanggal 19-26 Februari 2020.
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan
responden di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan apabila nilai Cronbach’s alpha
Pengumpulan data
Menarik kesimpulan
1. Editing
pengecekan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden apakah sudah
lengkap dan tidak ada yang kosong, apabila ada pernyataan yang belum terjawab,
2. Coding
Kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas
beberapa kategori. Peneliti memberikan kode untuk jenis kelamin angka 1 untuk
jenis kelamin laki-laki, dan angka 2 untuk jenis kelamin perempuan. Kode 1
untuk umur < 60 tahun, dan kode 2 untuk umur > 60 tahun. Kode 1 untuk
pendidikan SD, kode 2 untuk pendidikan SMP, kode 3 untuk pendidikan SMA,
dan kode 4 untuk pendidikan perguruan tinggi. Kode 1 untuk agama islam, kode 2
untuk agama katolik, kode 3 untuk agama kristen protestan. Kode 1 untuk suku
jawa, kode 2 suku batak toba, kode 3 suku batak karo. Kode 1 untuk pekerjaan ibu
rumah tangga, kode 2 untuk pekerjaan petani, kode 3 untuk pekerjaan PNS, kode
untuk lamanya menjalani tindakan hemodialisa < 6 bulan, kode 2 untuk lamanya
3. Tabulating
komputerisasi. Semua data disajikan dalam bentuk table disertai narasi sebagai
kanan nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, agama, suku, pekerjaan, lama
1. Analisa univariat
2. analisis bivariat
uji Chi-square. Uji Chi-square merupakan salah satu jenis uji paling
manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Secara umum prinsip
etikanya adalah prinsip manfaat, menghargai hak-hak subjek dan prinsip keadilan
(Nursalam, 2016). Peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau melakukan tugas
berpegang teguh pada etika penelitian, meskipun mungkin yang akan dilakukan tidak
tujuan dari penelitian yaitu untuk hubungan peer group support dengan ansietas
pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan hemodialisa di Rumah
persetujuan dari responden apakah bersedia atau tidak. Seluruh responden yang
consent dijelaskan dan jika responden tidak bersedia maka tidak akan dipaksakan.
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
peneliti.
otonomi. Beberapa tindakan yang terkait denagn prinsip menghormati harkat dan
(Informed Consent).
3. Justice
Responden yang dilakukan harus diperlakukan secara adil dalam hal beban
dan manfaat dari partisipasi dalam penelitian. Peneliti harus mampu memenuhi
Penelitian ini telah lulus uji etik dari komisi etik penelitian kesehatan
DT/VI/2020.
BAB 5
HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang lokasi penelitian mengenai Hubungan
Peer Group Support Dengan Ansietas pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang
responden. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah Rumah Sakit dengan
akreditasi paripurna yang berlokasi di Jalan Haji Misbah No.7 Medan. Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan didirikan dan dikelola oleh kongregasi Fransiskanes
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan merupakan Rumah Sakit Swasta yang
Frasiskanes Santa Elisabeth dengan motto “ketika aku sakit kamu melawat aku” (
Matius 25:36), pelindung Rumah Sakit ini adalah Santa Elisabeth dari Hongaria.
Adapun Visi yang hendak dicapai Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah
menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan mampu berperan aktif dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan
persaudaraan dan misi yaitu meningkatkan derajat kesehatan melalui sumber daya
manusia yang professional, sarana prasarana yang memadai, selain itu juga senantiasa
Tujuan dari Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan yaitu untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal dengan semangat cinta kasih sesuai kebijakan
pemerintah dalam menuju masyarkat sehat. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
menyediakan beberapa pelayanan medis yaitu ruang rawat inap internis, ruang rawat
inap bedah, poli klinik, instalasi gawat darurat ( IGD ), ruang operasi (OK), ruang
kemoterapi, intensive care unit (ICU), Intensive cardio care unit (ICCU), pediatrik
intensive care unit (PICU), Neonatal Intensive Care unit (NICU), ruang pemulihan
farmasi.
pertanyaan sudah dijawab oleh pasien responden sesuai dengan petunjuk, coding
dengan memberikan kode atau angka tertentu pada jawaban kuesioner untuk
dan menyususn data dari hasil kodean, yang diperoleh setelah data dimasukkan
Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan mengenai hubungan peer
group support dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
Penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2020. Responden pada penelitian ini
Elisabeth Medan yang meliputi pasien baru, pasien lama yang melakuan tindakan
No. Karakteristik F %
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 17 56,7
Perempuan 13 43,3
Total 30 100,0
2 Umur
<60 Tahun 19 63,3
>60 Tahun 11 36,7
Total 30 100,0
3 Agama
Islam 3 10,0
Katolik 9 30,0
Kristen Protestan 18 60,0
Total 30 100,0
4 Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 7 23,3
Petani 3 10,0
PNS 9 30,0
Pensiunan 8 26,7
Pegawai Swasta 3 10,0
Total 30 100,0
5 Suku
Jawa 3 10,0
Batak toba 21 70,0
Batak Karo 6 20,0
Total 30 100,0
6 Lama Menjalani HD
<6 Bulan 7 23,3
>6 Bulan 23 76,7
Total 30 100,0
mayoritas pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang (56,7%) dan minoritas
minoritas pada pekerjaan petani dan pegawai swasta sebanyak 3 orang (10,0%).
Responden mayoritas pada suku batak toba sebanyak 21 orang (70%) dan
(10,0%).
5.2.2 Peer group support pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
tindakan hemodialisa di Rumah Sakit Elisabeth Medan
Berdasaran hasil analisis data pada tabel 5.2.2 peer group support dapat
sebanyak 26 orang (86,7)% peer group support baik dan sebanyak 4 orang
5.2.3. Ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan
hemodialisa di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
No Ansietas Frekuensi %
1. Tidak ada 4 13,3%
kecemasan
2. Kecemasan ringan 22 73,3%
3. Kecemasan 4 13,3%
sedang
4. Kecemasan berat 0 0
Total 30 100,0%
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 5.2.3 ansietas Idapat diketahui
5.2.4 Hubungan peer group support dengan ansietas pada pasien gagal ginjal
kronis yang menjalani tindakan hemodialisa di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2020
Tabel 5.4 Hasil tabulasi silang antara hubungan peer group support
dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
tindakan hemodialisa di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Peer group support
Total
ansietas Cukup Baik
F % F % F %
Tidak ada 0 0% 4 13,3% 4 13,3% p-
kecemasan value
Kecemasan 1 25,0% 21 80,8% 22 86,7% 0,004
ringan
Kecemasan 3 75,0% 1 3,8% 4 13,3%
sedang
Berdasarkan hasil tabulasi silang peer group support dengan ansietas pada
pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan hemodialisa dapat diketahui
bahwa responden yang mendapatkan kecemasan sedang dan peer group support
sedang dan peer group support baik sebanyak 1 orang (3,8%), responden yang
mendapatkan kecemasan ringan dan peer group support cukup sebanyak 1 orang
(25,0%), responden yang mendapatkan kecemasan ringan dan peer group support
yang baik sebanyak 21 orang (80,8%), responden yang mendapatkan tidak ada
kecemasan dan peer group support yang baik sebanyak 4 orang (13,3%).
Hasil uji Chi-square pada hubungan peer group support dengan ansietas
pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan hemodialisa di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan diperoleh p-value yaitu 0,004. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan peer group support dengan ansietas pada pasien gagal
5.3.1 Peer Group Support pada pasien gagal ginjal ginjal kronik yang
menjalani tindakan hemodialisa di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan
group support baik sebanyak 26 orang (86,7%) dan minoritas responden dengan
Dari hasil penelitian yang dilakuan peneliti bahwa peer group support
sangat berpangaruh positif pada pasien yang menderita penyakit kronik terutama
pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan hemodialisa dan
Penelitian ini juga didukung (Ussher et al., 2006) bahwa dukungan dari
yang normal, berbeda dengan konfrontasi yang tak terhindarkan dengan penyakit
atau kematian dalam kelompok, menunjukkan bahwa ada juga aspek-aspek unik
dan positif dari dukungan yang diterima dari keluarga dan teman.
positif oleh sebagian besar dokter dan sebagian besar melaporkan pengetahuan
yang adil terhadap kelompok tersebut. Namun, kurang dari seperempat secara
khawatir bahwa sudut pandang bias dan informasi yang salah dalam kelompok
penyakit kronik lain pada umumnya (Afandi, 2016). Dukungan kelompok sesama
penderita atau peer group support dapat merubah respon psikologis maladaptif
Peer group support merupakan salah satu bentuk terapi paliatif yang
berupa peer group support dapat menurunkan tingkat stres penderita kanker
payudara antara lain dengan cara saling memberi nasihat, saling berbagi
juga menjadi terapi bagi pasien untuk mendapatkan teman serta bersosialisasi
Hasil penelitian gagal ginjal kronis diruang hemodialisa Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan pasien yang sudah lama menjalani tindakan hemodialisa sudah
dapat menerima dan memberi dukungan kepada sesama teman (peer group
dapat menerima atau memberi dukungan kepada temannya. Oleh sebab itu pasien
sesama penderita. Peran perawat juga sangat penting bagi pasien yang menjalani
5.3.2 Ansietas pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan
hemodialisa di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Hal ini juga sesuai dengan penelitian (Bossola et al., 2010), yang
Hal ini juga didukung oleh penelitian (Indonesia, Sopha and Wardani,
sebanyak 28 orang responden (48,3 %) dengan tingkat stress sedang, ada 17 orang
Hal ini juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan
(Mosleh and Al, 2020), tentang prevalence of depression and anxiety in chronic
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh (Arafah, dkk. 2018) tentang
Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Royal Prima Medan, distribusi frekuensi dan
mereka pertama kali menjalani terapi hemodialisa kadang pasien putus asa dan
tempat tersebut sebagai rumah bagi diri mereka sendiri serta sudah merasa
Selain itu juga lingkungan yang aman serta adanya partisipasi perawat
5.3.3 Hubungan Peer Group Support dengan Ansietas Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis Yang Menjalani Tindakan Hemodialisa Di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan
dengan Chi-square dengan nilai value = 0,004 yang berarti Ha diterima atau ada
hubungan yang signifikan antara peer group support dengan ansietas pada pasien
gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan hemodialisa di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan.
yang sudah lama menjalani hemodialisa lebih percaya diri dan banyak dukungan
dari sesama teman yang berada pada tempat yang sama yang akan membantu
penyakit, semangat hidup, tidak selalu merasa kesepian beranggapan bahwa hidup
mayoritas pasien tidak ada kecemasan sebanyak 90% dan 10% dalam kecemasan
ringan.
peer group support berkaitan dengan adanya rasa kebersamaan dan berbagi
dapat berdampak positif pada adaptasi psikologis dalam perawatan kanker, baik
koping.
penerimaan kepada pasien serta selalu memberi motivasi dalam berbagai bentuk
yang berguna bagi kehidupan sehari hari dan tetap menjaga kesehatan serta
dengan penyakit yang dialami, merasa diharga dan disayangi maka hal tersebut
akan sangat berdampak dan meningkatkan kualitas hidup pasien menjadi tinggi.
Namun pada pasien yang tidak didampingi oleh keluarga akan sangat
merasa kesepian dan merasa kurang adanya pemenuhan dalam kehidupan sehari
hari akan mengakibatkan peningkatan kecemasan. Oleh sebab itu peran perawat
beberapa hambatan, salah satu diantaranya adalah masih terdapatnya pasien yang
tidak menerima akan keadaannya, sehingga timbul dalam pikiran untuk tidak rutin
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
group support dengan ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
3. Adanya hubungan peer group support dengan ansietas pada pasien gagal
0,05).
6.2 Saran
Hasil penelitian ini dijadikan data dasar untuk dijadikan SOP peer group
support bagi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa untuk
Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A. T. (2016) ‘Peer Group Support Effectivity Toward the Quality of Life
Among Pulmonary Tuberculosis and Chronic Disease Client: A Literature
Review’, NurseLine Journal, 1(2), pp. 219–227.
Annisa, D. F. and Ifdil, I. (2016) ‘Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia)’, Konselor, 5(2), p. 93. doi: 10.24036/02016526480-0-00.
Depkes (2017) ‘InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI:
Situasi Penyakit Ginjal Kronis’, pp. 1–10. Available at:
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/.
Ekasari, A. and Andriyani, Z. (2013) ‘Pengaruh Peer Group Support dan Self
Esteem Terhadap Resilience Siswa SMAN Tambun Utara Bekasi’,
Jurnal Soul, 6(1), pp. 1–20.
Ilkafah & Kusnanto (2019) ‘Peer Group Support Terhadap Self-Efficacy, Kontrol
Gula Darah Dan Self Care Activities Pada Penderita Diabetes Mellitus
Peer’ , 1, pp. 1–476.doi:10.1017/CBO9781107415324.004.
Lilipoory, S. & (2019) ‘Moluccas health journal’, Kecemasan Dan Kualitas Tidur
Berhubungan Dengan Lama Menjalani Hemodialisa Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik, 1(April), pp. 10–18. doi: 2686-1828.
Mosleh, H. and Al, S. (2020) ‘Prevalensi dan Faktor Kecemasan dan Depresi pada
Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis : Studi Satu-
Pusat Cross-sectional di Arab Saudi Abstrak pengantar’, 12(1), pp. 1–11.
Pane, J. (2014) ‘End stage renal disease’, BMJ clinical evidence, 2007. doi:
10.5005/jp/books/12855_23.
Polit denise f, beck C. tatano (2012) nursing research principles and methods.
seventh ed.
doi: 10.1088/1751-8113/44/8/085201.
Sigalingging, V. (2017) ‘perbadingan tingkat kecemasan penderita kanker serviks
yang sedang menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah latihan
progressive muscle relaxation (PMR) di surakarta’, 1(4), pp. 29–34.
Stuart, gail w (2006) buku saku keperawatan jiwa. 5th edn. jakarta: EGC.
Ussher, J. et al. (2006) ‘What do cancer support groups provide which other
supportive relationships do not? The experience of peer support groups for
people with cancer’, Social Science and Medicine, 62(10), pp. 2565–2576.
doi: 10.1016/j.socscimed.2005.10.034.
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Bunga Intan Manik
NIM : 032016051
Alamat : Jln.Bunga Terompet No.118 VIII Kec.Medan Selayang
Judul : Hubungan Peer Group Support Dengan Ansietas Pada Pasien
Gagal Ginajl Kronis Yang Menjalani Tindakan Hemodialisa Di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2020.
Saya adalah mahasiswa Program Studi Ners Tahap Akademik yang sedang
melakukan penelitian dengan judul sebagaimana yang tercantum diatas. Penelitian
ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara-saudari sekalian
sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara-saudari bersedia
menjadi responden maka tidak ada ancaman dan jika saudara-saudari pun telah
menjadi responden dan ada hal yang memungkinkan untuk mengundurkan diri
juga tidak ada ancaman.
Apabila saudara/i bersedia menjadi responden, saya mohon kesediaannya
untuk menandatangani persetujuan dan mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk
yang ada. Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan
terimakasih.
Peneliti Responden
Nama (inisial) :
Umur :
Alamat :
Medan, 2020
Peneliti Responden
No Pernyataan STS TS S SS
KUESIONER KECEMASAN
No. Responden :
Tanggal pengisian :
A. Pentunjuk
B. Data Demografi
Perempuan
Pendidikan : 1. SD/Sederajat
2. SMP/Sederajat
3. SMA/Sederajat
4. Perguruan tinggi
2. ≥ 6 bulan
No. Pertanyaan SJ KK S SL
Keterangan : Sangat jarang (SJ) , Kadang – kadang (KK), Sering (S), dan Selalu
(SL).