Oleh:
MEI ANUGRAH WARUWU
NIM. 032017028
SKRIPSI
Oleh:
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sangksi berdasarkan aturan tata tertib di STIKes
Santa Elisabeth Medan.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
Materai Rp.6000
Tanda Persetujuan
Pembimbing II Pembimbing I
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi Ners Ketua STIKes
Telah diuji
PANITIA PENGUJI
...........................................................
...........................................................
...........................................................
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
Dengan Hak Bebas Loyalti Non-ekslusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehtan
Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengolah
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta
dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
ABSTRAK
Patient safety merupakan suatu proses pemberian pelayanan rumah sakit terhadap
pasien yang lebih aman. Proses ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi
hubungan kesadaran perawat dengan penerapan patient safety diruang internis
rumah sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2021. Penelitian ini merupakan
penelitian korelasi dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan jumlah responden
sebanyak 51 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki
kesadaran dalam menerapkan patient safety dengan kategori baik (76,5%).dan
mayoritas penerapan patient safety termasuk dalam kategori baik (96,1%). Hasil
uji statistik menunjukkan nilai pvalue 0,419 yang berarti tidak ada hubungan
kesadaran perawat dengan penerapan patient safety diruang internis rumah sakit
santa elisabeth medan tahun 2021. Penelitian ini Diharapkan dapat digunakan
evaluasi pelaksanaan patient safety di lingkungan Rumah Sakit agar dapat
meningkatkan budaya patient safety yaitu adanya SOP, media monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan patient safety yang dilakukan oleh tenaga medis
sarana prasarana yang memadai, melakukan pelatihan tentang budaya keselamatan
pasien secara berkesinambungan, serta sistem pelaporan setiap insiden terarah dan
ditindak lanjuti.
ABSTRACT
Bibliography 2011-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
Santa Elisabeth Medan Tahun 2021”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
kepada:
1. Mestiana Br.Karo., S.kep., Ns., M.Kep., DNSc selaku ketua STIKes Santa
2. dr. Riahsyah Damanik, SpB (K) Onk selaku Direktur Rumah Sakit Santa
penelitian
3. Samfriati Sinurat S.Kep., Ns., MAN selaku ketua Program Studi Ners
yang telah membantu dan membimbing sangat baik dan sabar dalam
arahan dan bimbingan yang sangat baik dalam penyusunan skripsi ini
6. Murni Sari dewi simanullang S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membantu dan membimbing dengan sangat baik dan
7. Seluruh satf dosen STIKes Santa Elisabeth Medan yang telah membimbing
peneliti, untuk segala cinta dan kasih yang telah tercurah selama proses
tercinta Merina Buulolo, yang telah membesarkan saya dengan penuh cinta
dan kasih saying yang tiada henti memberikan doa, dukungan moral dan
9. Koordinato asrama kami Sr. Veronika, FSE dan seluruh karyawan asram yang
10. Seluruh rekan-rekan sejawat dan seperjuangan Program Studi Ners Tahap
Viktor ndruru, kak Yumen bago, Maya larosa yang telah memberikan
oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan proposal ini. Semoga tuhan yang maha esa senantiasa
mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i
SAMPUL DALAM ......................................................................................... ii
PERSETUJUAN............................................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian hubungan kesadaran perawat
dengan penerapan pasient safety di ruang internis Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2021 .............................................. 56
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Definisi Kesadaran Perawat Dengan Penerapan Patient Safety
Diruang Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2021 .............................................................................................. 62
BAB 1
PENDAHULUAN
Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (GKP-RS) atau yang dikenal dengan
sebutan patient safety merupakan suatu proses pemberian pelayanan rumah sakit
terhadap pasien yang lebih aman. Proses ini mencegah terjadinya cedera yang
Keselamatan adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
kesalahan dan akan mengakibatkan cedera pada pasien, berupa Near Miss
2017 adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Nyaris
(comission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal
akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat
masalah dilapangan merujuk pada konsep patient safety, karena walaupun sudah
pernah mengikuti sosialisasi, tetapi masih ada pasien cedera, risiko jatuh, risiko
salah pengobatan, pendelegasian yang tidak akurat saat operan pasien yang
2021).
dapat disebabkan oleh faktor sistem dan faktor manusia. Insiden keselamatan
sebanyak 85,5% dan bukti kesalahan medis menunjukkan 50-72,3% (Neri et al,
2018). Prevalensi terhadap kesalahan pada penerapan patient safety di asia pada
tahun 2018 sebanyak 30% (Okuyama et al., 2018) Sementara dalam penelitian
yang dilakukan oleh (Damayanti & Bachtiar, 2019) studi prevalensi menunjukkan
bahwa perawatan tidak aman muncul di berbagai negara di dunia, tetapi juga di
menunjukkan bahwa dari 145 insiden yang dilaporkan terdapat 55 kasus (37,9%)
kasus (46,2%) dan lain- lain sebanyak 9 kasus (6,2%) (Neri et al., 2018).
oleh KNC dan 2 kasus (2,9%) oleh KPC. Sementara berdasarakan rumah sakit
Bunda Tahmrin menunjukkan data 11,5% KPC, 10,31% KNC, 64,9% KTC, 8,2%
diberbagai Dunia, Asia, Indonesia dan lokal menunjukkan data yang sangat tinggi.
Namun kejadian tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah
tidak terlepas faktor manusia itu sendiri. Berdasarkan data yang penelitian oleh
kesehatan 85% dan diakibatkan oleh peralatan 15%. Sementara penelitian lain
patient safety 28,3% dilakukan oleh perawat. Perawat harus menyadari perannya
kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, pencegahan resiko
tenaga kesehatan tesebut yakni dokter, perawat, bidan, apoteker, fisioterapi dan
profesional yang berperan penting dalam fungsi rumah sakit. Dalam menjalankan
Dalam penelitian (Sinurat & Lusya, 2018) menyatakan hal yang pertama
mendukung usaha pegawai dan tidak bersifat menghukum. Kepala ruangan yang
mampu mengenal dirinya sendiri dengan baik merupakan salah satu karakter
pemimpin yang baik. Dengan kesadaran diri yang baik dapat membangun rasa
empati yang akan membentuk rasa kedekatan dan kepercayaan dari bawahan,
dari kejadian yang ia lakukan (Indra Adi Sugiatno1, 2020). Namun bukan hanya
pengetahuan saja yang dimiliki oleh seorang perawat dalam menerapkan patient
safety akan tetapi kesadaran seseorang dalam melakukan suatu tindakan dapat
perasaan pada diri, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal
tersebut bisa kita rasakan dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut,
serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain (Maharani & Mustika, 2016).
perawat akan mempengaruhi hubungan dengan rekan kerja dan hasil pekerjaan itu
sendiri. Kesadaran diri perlu ditingkatkan dengan pengaturan diri sendiri melalui
oleh kepala ruang, namun ada faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh
seperti kecakapan individu perawat itu sendiri, pengalaman kerja, dan kesadaran
diri perawat terhadap peran dan tanggung jawabnya dalam upaya keselamatan
pasien.
Patient Safety di Ruang Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan 2021”
1.2.Perumusan masalah
dengan penerapan patien safety di ruang internis rumah sakit Santa Elisabeth
Medan”.
tahun 2021.
1.4.Manfaat
diruang internis rumah sakit Santa Elisabeth Medan 2021. Dan penelitian
Medan.
safety diruang internis rumah sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2021
3. Bagi perawat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kesadaran Diri
serta fisik. Menurut Satria Novian Lesmana kesadaran adalah bentuk keadaan
dimana dari mengetahui/mengingat dan terlintas di diri pada suatu hal /stimulus
ditambah respon dari diri terhadap hal tersebut. (Teaching & Novian, 2020).
sendiri atau pemahaman diri sendiri. Kesadaran diri juga merupakan suatu yang
mampu menempatkan diri dari suatu waktu dan keadaan. Self awareness
keadaan internal dirinya. Misalnya emosi dirinya pada saat itu serta memahami
kecenderungan diri diantara situasi. Seseorang yang memiliki kesadaran yang baik
pemahaman diri serta lebih produktif dalam bekerja. (Arfah & Bakar, 2019).
dengan rekan kerja dan hasil pekerjaan itu sendiri. Kesadaran diri perlu
spiritual, intelegence dan social intelegence, motivasi diri sendiri empati dan
Greaves adalah kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan
akurat dalam berbagai situasi secara valid dan reliable. Bagaimana reaksi emosi
seseorang dapat memahami respon emosi dirinya sendiri dari segi positif maupun
negatif. Orang yang memiliki kesadaran diri yang tinggi memiliki sikap positif di
diri sendiri. Kesadaran diri pokok yang penting untuk menunjukkan kejelasan dan
diamana seseorang dapat menempati dirinya pada situasi dan kondisi tertentu
tentang dirinya dan apa yang harus ia lakukan (Akbar et al., 2018)
Menurut Baron dan Byme tokoh psikologi sosial mengatakan bahwa self
sebuah konsep abstrak dari diri melalui bahasa kemampuan ini membuat
a. Kesadaran pasif
menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu baik internal
maupun eksternal
b. Kesadaran aktif
dibutuhkan sebuah kerangka kerja yang terdiri dari lima elemen primer
diantaranya
dunia sekelilingnya.
tetapi pikiran dapat berubah cepat karena gangguan dan pikiran baru
Diketahui oleh kita dan oramg lain. Informasi tingkah laku, sikap,
Seluruh hal mengenai diri kita yang orang lain ketahui namun kita
penting.
Segala hal yang kita ketahui tentang diri kita namun merupakan rahasia
bagi orang lain. Termasuk segala hal yang tidak ingin kita tunjukkkan.
d. Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak
dan perasaan yang sedang dirasakan serta efek dari emosi tersebut.
kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri seorang individu, jika
3. Self confidence
kekurangannya.
awareness (Kesadaran diri) adalah salah satu kemampuan individu dalam hal
menganalisa pikiran dan perasaan yang ada dalam diri. Kesadaran diri merupakan
dasar dari kecerdasan emosional (EQ). Kemampuan untuk memantau emosi dari
waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman
emosinya ketika emosi itu menguasai dirinya, namun kesadaran diri ini tidak
berarti bahwa seseorang itu hanyut terbawa dalam arus emosinya tersebut
diri adalah keadaan ketika seseorang dapat menyadari emosi yang sedang
yaitu
individu dengan
mereka pikirkan
kinerja
ini akan
dimilikinya
pendapatnya
(Khairunnisa, 2017)
1. Kecerdasan emosi
sakit sehingga dapat memberikan yang terbaik untuk rumah sakit dan
dari faktor penentu kesuksesan seseorang (Eka Suhartini & Nur Anisa,
2017)
4. Empati
bahkan perkembangan sesamanya. Sebab manusia tampil diluar diri dan berefleksi
atas keberadaannya. Oleh sebab itu Self awareness sangat fundamental bagi
1. Tahap ketidaktahuan
Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran
2. Tahap berontak
untuk masuk ke situasi yang baru dengan keterikatan yang baru pula.
bisa diperoleh antara lain melalui aktivitas religius, ilmiah atau dari
berikutnya
item. Berfikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan
seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Pikiran sendiri ada dua
2. Perasaan
mengenainya.
3. Motivasi
4. Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
sebagainya.
5. Pengetahuan
6. Lingkungan
(KASANA, 2017).
menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada
pasien selama dirawat di Rumah Sakit sehingga sangat merugikan baik pasien itu
sendiri maupun rumah sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan
kecerobohan, tidak teliti dan kemampuan yang tidak memperdulikan dan menjaga
cedera pada pasien, berupa Near Miss (Kejadian Nyaris Cedera/ KNC) atau
Patient safety rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman meliputi assesmen resiko, identifikasi dan
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
yang diharapkan rumah sakit hanya adanya pelaporan insiden dan KTD yang
dari struktur organisasi, kebijakan adanya prosedur baru ataupun sistem pelaporan
berbasis elektornik.
1. Lingkungan eksternal
2. Kepemimpinan
pasien.
3. Budaya organisasi
4. Praktik manajemen
antar unit, antar staf dan antar manjemen. Maka, hal yang penting demi
Biasanya dirumah sakit dibentuk tim keselamatan pasien rumah sakit dengan
visible)
errors)
pengetahuannya. Ada pula staf yang peduli pada keselamatan pasien tapi tidak
tahu apa yang harus di perbuat. Berdasarkan kenyataan ini diperlukan update
keselamatan pasien.
memperpendek masa rawat pasien di rumah sakit serta dapat mencegah cedera
keraguan petugas medis dalam tindakan terhadap pasien, beban kerja yang
sesuai, alih tugas yang jelas dan berbagai aspek lain yang mempengaruhi
pasien.
sakit yang telah terakreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit (KARS). Sasaran
kesalahan dalam proses indentifikasi pasien bias saja terjadi baik saat
darah
prosedur
efesien, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh pasien yang akan
secara lisan atau melalui telepon. Sejumlah elemen yang harus dipenuhi
a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan
perawatan, sejumlah pasien juga tidak akan lepas dari pemebrian obat.
obat yang perlu diwaspadai (high alert). Hal tersebut bertujuan tidak lain
pasien.
alike/lasa).
membuat pasien menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi
lokasi salah prosedur dan pasien serta salah operasi adalah kejadian yang
termasuk saluran infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood
sakit adalah kebijakan mengenai cuci tangan (hand hygine). Praktik cuci
tangan pun harus dilakukan petugas medis, seluruh elemen rumah sakit
dan pasien rumah sakit dengan tepat. Penelitian (Hastuti et al., 2020)
ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih,
Kasus pasien jatuh di rumah sakit dapat dinilai sebagai kejadian yang
cukup berat dan memukul sebagai cedera bagi pasien rawat inap. Untuk
mengedintifikasi apa saja factor yang membuat pasien bias jatuh. Setelah
timbulnya risiko.
layanan kesehatan khususnya rumah sakit yang harus diterapkan dalam kebijakan
1. Hak pasien
yang bersangkutan
pelayanan medis.
berikut
agar seluruh tahap layanan antar unit berjalan dengan baik dan
lancar.
kualitas kerja. Untuk memenuhi standar keempat ini rumah sakit harus
mengacu pada visi misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien,
yang sehat dan factor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien
sakit.
pasien
keperluan analisis
dilaksanakan.
tersebut
pasien.
Rumah sakit juga perlu membuat dan memberikan pedoman yang jelas
pasien
terwujud.
berikut
informasi internal-eksternal
efektif
2017).
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat guna
mencegah atau mengurangi cedera pada pasien yang berasal dari proses pelayanan
kesehatan. Sembilan solusi ini merupakan panduan yang sangat bermanfaat guna
asound alike/lasa)
staf pelaksana adalah salah satu penyebab yang sering dalam kesalahan
antar unit unit pelayanan maupun atar tim pelayan bias mengakibatkan
pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan
untuk mencegah salah obat (medication errors) pada titik titik transisi
lengkap dan akurat dan seluruh medikasi yang sedang diterima pasien
dilepaskan.
HBV dan HCV yang diakibatkan oleh pemakain ulang (rause) dari
infeksi nosocomial
rubs” yang tersedia pada titik titik pelayana, tersedianya sumber air
yang benar.
dimaksud adalah
b. Bekerja dalam teamwork dan saling bekerja sama demi vivi misi
institusi
a. Menetapkan visi misi rumah sakit dan tujuan rumah sakit dalam
keselamatan pasien
pelayanan
pasien
yang lain.
pasien.
Salah satu kelemahan dalam dunia kesehatan baik dalam skala institusi
Seringkali ketika teriadi KTD atau hal lain yang tidak diinginkan
mereka hanya mencari siapa yang salah bukan bertanya mengapa bias
(making errorvisible)
prevention).
meminimalisir adanya cedera medis yang mungkin saja terjadi pada pasien. Hal
ini bukan berarti tenaga medis tidak melakukan seluruh rangkaian prosedur
sudah cuci tangan untuk mencegah infeksi nosocomial, melakukan sterilisasi alat
akreditasi hal tersebut tentulah sudah menjadi bagian dari keselamatan pasien dan
kewajiban seorang tenaga medis. Jika telah dilakukan manajemen patient safety
maka pasien akan mendapatkan mutu pelayanan yang maksimal. Sebab, pihak
harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Salah satu
kesalahan
kesalahan.
langkah yang sesuai dengan SPO yang sudah ditetapkan rumah sakit
meminimalisir adanya resiko cedera medis pada pasien. Keselamatan pasien dan
kualitas pelayanan suatu lembaga penyedia layanan kesehatan adalah hal utama
dalam patient safety. KTD merupakan hal utama yang hendak dijauhkan dari
tidak lepas dari risiko dalam dunia kesehatan, risiko diartikan sebagai
dalam hal ini adalah kerugian yang berasal dari tindakan-tindakan klinis.
yang memadai, maka perilaku patient safety oleh perawat tersebut akan bersifat
Perawat merupakan salah satu profesi penting dalam sebuah lembaga atau
instasi penyedia layanan kesehatan. Perawat disebut sebagai petugas medis yang
kesehatan yang paling sering dan kerap bergaul dengan pasien dan keluarga
pasien.
terhadap pekerjaan, pelayanan, kualitas sikap dan penerapan pasien safety. Jika
perawat memiliki presepsi yang tepat mengenai program dan konsep keslematan
kesehatan dimana seluruh nilai positif yang ada dalam dirinya menjadi pendorong
perilaku sehat dan menjadi upaya dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan
selama bekerja. Menurut penelitian (Andi Nur Azizah, 2020) menyatakan sikap
positif dari seorang perawat akan membuat perawat lebih berhati-hati dalam
melakukan tindakan dan patuh terhadap SOP yang ada sehingga tidak terjadi
bukan merupakan faktor bawaan yang tidak dapat diubah. Sikap diperoleh,
diubah, ditingkatkan atau diturunkan melalui salah satu atau kombinasi dari empat
budaya pelayanan kesehatan yang aman maka adanya tanggung jawab dari setiap
terhadap standar prosedur, dan protokol yang ada, teamwork, adanya nilai
kejujuran dan keterbukaan serta rasa saling menghormati dan menghargai satu
sama lain yang dijunjung tinggi oleh petugas, dikomunikasikan dan diajarkan dari
dan ke setiap petugas, menjadi aturan yang ditaati sehingga membentuk kebiasaan
perawat dalam penerapan 6 sararan keselamatan pasien adalah usia, jenis kelamin,
beberapa faktor:
5. faktor tugas
Kesadaran diri seorang perawat akan mempengaruhi hubungan dengan rekan kerja
dan hasil pekerjaan itu sendiri. Kesadaran diri perlu ditingkatkan dengan
Penilitan (Kim & Lee, 2020) mengukapkan kesadaran etis adalah persepsi tentang
sifat etis yang melekat pada praktik keperawatan yang memungkinkan perawat
untuk mengenali implikasi etis dari semua praktik aksi karena sistem
penerapan patient safety di ruang rawat inap kurang baik dan sisanya 13 (38%)
mengatakan bahwa penerapan patient safety baik. dari hasil analisis chi square
dengan penerapan patient safety dengan p-value 0,003 di RSUD S.K. Lerik Kota
uji statistik, di RSUD Haji Makassar didapatkan hasil chi square X2 = 8,953
dengan p value = 0,005 (p<0,05). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kesadaran diri yang dimiliki oleh kepala ruangan tentang kemampuan
mata karena pengarahan yang diberikan oleh kepala ruang, namun ada faktor-
faktor lain yang memberikan pengaruh seperti kecakapan individu perawat itu
sendiri, pengalaman kerja, dan kesadaran diri perawat terhadap peran dan
penerapan keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUP Dr. M Djamil Padang.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep
dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan.
Kesadaran diri
mengenai patient Penerapan patient safety
safety
Baik
Kurang baik
Keterangan:
: Ada hubungan
: Output
mengenali emosi, pengakuan diri yang akurat dan kepercayaan diri. Sedangkan
interpretasi data (Nursalam, 2020). Maka hipotesa pada penelitian ini adalah:
dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan.
BAB 4
METODE PENELITIAN
studi dan untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi yang relevan dengan
pertanyaan penelitian (polit & back, 2012). Rancangan penelitian adalah sesuatu
beberapa faktor yang dapat memengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2020)
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali
4.2.1. Populasi
untuk mencakup hanya beberapa ratus orang (polit & back, 2012). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap dirumah sakit
santa Elisabeth Medan yang berjumlah sebanyak 109 orang (Rekam Medik RSE
Medan, 2021)
mewakili seluruh populasi. Sampel adalah bagian dari elemen populasi. Suatu
elemen adalah unit paling mendasar tentang informasi yang dikumpulkan. Dalam
back, 2012).
kemungkinan yang sama untuk dipilih. Hal ini bererti setiap elemen dipilih
dengan bebas dari setiap elemennya. Metode ini hampir sama dengan sistem lotre
yang nama-namanya ditempatkan dalam satu wadah dan wadah tersebut dikocok-
kocok, nama dari pemenangnya diambil dengan cara yang tidak mengandung bias
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 51
orang.
Rumus :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
n= 104,6836
2,0504
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
data agar penelitian dapat berjalan dengan baik (polit & back, 2012). Pada
kuesioner atau angket yang terdiri dari data demografi, kuesioner variabel
individu yang diuji validkan dan diuji reliabilitas oleh (Limbong, 2018) dengan
pilihan jawaban yaitu selalu (SL) = 4, sering (SR) = 3, jarang (JR) = 2 dan tidak
pernah (TP) =1. Dimana skor totalnya mempunyai kisaran 4-16, maka didapatkan
hasil penelitian darai kesadaran diri dengan kategori baik (10-16) dan kurang baik
(4-10).
P = 16 – 4
2
P=6
safety yang diadopsi dari permenkes (2011) yang mengacu pada enam sasaran
39 item pertanyaan dengan skala likert pilihan ada 4 jawaban yaitu Tidak Pernah
(TP) = 1, Jarang (J) = 2, Sering (S) = 3 dan Selalu (SL) = 4. Dimana skor total
mempunyai kisaran 39 sampai dengan 156. Maka didapatkan hasil penelitian dari
penerapan pasient safety dengan kategori kurang baik (39-98), dan baik (98-157).
Banyak kelas
P = 156 – 39
P = 58,5 menjadi 59
4.5.1. Lokasi
Peneliti akan melakukan penelitian di ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan yang berada dijalan Haji Misbah No.7 Sumatera utara. Perawat
yang diteliti berada di ruang Santa Maria, ruangan Ignatis dan ruangan Fransiskus
Pengambilan data diperoleh dari data primer dan data sekunder, data
primer dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan kuesioner kepada subjek
penelitian atau responden. Data sekunder dalam peneelitian ini yaitu data yang
(Nursalam, 2020). Pengambilan data adalah proses perolehan subjek untuk suatu
penelitian langkah aktual untuk mengumpulkan data sangat spesifik untuk setiap
studi dan bergantung pada teknik desain dan pengukuran penelitian. Jenis
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer
Rumah Sakit. Kemudian meminta izin kepada kepada setiap Kepala ruangan
baik pada variabel kesadaran perawat maupun pada penerapan pasient safety serta
data demografi. Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas pada
kuesioner yang akan digunakan karena kuesioner yang digunakan telah baku dan
dipakai untuk mengukur kesadaran diri perawat dan penarapan pasient safety.
penerapan pasient safety yang diadopsi dari permenkes (2011) yang mengacu
keamanan obat, ketepetan lokasi, prosedur dan pasien mengurangi resiko infeksi
dinyatakan valid dan reliabel kerena memiliki nilai r tabel >0,361 dengan nilai
menggunakan kuesioner kesadaran individu yang telah diuji valid dan uji reliabel
oleh (Limbong, 2018) dan dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach
Alpha = 0,932.
Pengajuan judul
Analisa data
sistematis yang relevan dengan tujuan penelitian pada tujuan yang spesifik,
di kuesioner
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pembean kode ini sangat
merupakan alat yang sering dipergunakan pada penelitian kuantitatif. Salah satu
menjadi informasi yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca untuk
data tersebut. Disamping itu, juga terlibat dalam pengumpulan, tabulasi dan
variabel yang satu dengan variabel lain (polit & back, 2012). Dalam penelitian ini,
analisa univariat meliputi data dari responden berdasarkan data demografi yaitu
umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, lama bekerja. patient
hubungan antara kesadaran perawat dengan penerapan patient safety. Uji chi
square merupakan uji yang dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya
asosiasi antara dua variabel. Uji ini menggunakan tingkat kemaknaan (α) = 0,05
dengan taraf signifikan 95%. Apabila nilai pvalue < 0,05 maka dinyatakan kedua
variabel adalah reliabel dan ada hubungan antara kesadaran perawat dengan
penerapan patient safety. Syarat-syarat uji chi square dengan beberapa syarat yang
harus dipenuhi yaitu tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan actual count
(F0) atau nilai observasi bernilai 0 (nol), apabila tabel kontingensi 2x2 maka tidak
boleh ada 1 cell pun yang memiliki frekuensi harapan atau expecte count. Dan jika
tabel kontingensi 2x2 tidak memenuhi syarat maka harus menggunakan uji
alternative lain yaitu uji fisher exact test. Penelitian ini menggunakan uji fisher
exact test karena memiliki 2 sel yang tidak memenuhi persyaratan uji chi square.
Menurut (polit & back, 2012), berikut prinsip dasar penerapan etik
penelitian yang menjadi standar perilaku etis dalam sebuah penelitian antara lain:
1. Respect for person adalah prisip etik yang meliputi hak untuk menentukan
3. Justice adalah prinsip etik yang meliputi hak partisipan untuk menerima
perlakuan yang adil serta hak untuk privasi (kerahasiaan). Semua responden
digunakan, peneliti telah mendapat izin dari pemilik kuesioner. Pada pelaksanaan,
calon responden akan diberikan penjelesan tentang informasi dan penelitian yang
responden apakah bersedia atau tidak. Apabila bersedia maka peneliti akan
dengan cara tidak mencantumkan nama responden (anatomy) pada lembaran atau
alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitiian
BAB 5
data yang telah dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan jumlah
responden 51 orang. Penyajian hasil data dalam penelitian ini meliputi data
1929 dan di resmikan pada tanggal 17 november 1920. Rumah sakit Santa
Elisabeth Medan merupakan salah satu rumah sakit swasta yang terletak di kota
Provinsi Sumatra Utara. Saat ini rumah sakit Santa Elisabeth Medan merupakan
rumah sakit paripurna. Rumah sakit Santa Elisabeth Medan dikelolah oleh sebuah
Institusi ini merupakan salah satu institusi yang didirikan sebagai bentuk
pelayanan kepada masyarakat oleh para biarawati dengan Motto”Ketika Aku Sakit
Kamu Melawat Aku (Matius 25;36)” visi yang hendak di capai adalah menjadi
rumah sakit yang mampu berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan persaudaraan. Misi adalah
semangat cinta kasih sesuai dengan kebijakan dalam menuju masyarakat sehat.
maupun perawatan meliputi ruang rawat inap (ruang perawatan internis, bedah,
fisioterapi, laboratorium, dan farmasi. Rawat inap adalah suatu prosedur dimana
pasien diterima dan dirawat dalam suatu ruangan terkait pengobatan yang hendak
dijalaninya dalam proses penyembuhan dan rehabilitas. Rawat jalan adalah suatu
tindakan individu mengunjungi suatu institusi terkait dalam upaya untuk mencari
Fasilitas rawat jalan meliputi poli klinik umum dan poli praktek (praktek
dokter spesialis, poli penyakit dalam, poli jantung, poli bedah, Medical Check Up
pelayanan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, di dukung oleh tenaga medis dan
non medis. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan memiliki 17 ruangan perawatan
inap terdiri dari 8 ruang rawat inap internis, 2 ruang rawat inap bedah, 3 ruang
rawat inap Intensive Care Unit (ICU), 3 ruang rawat inap perinatologi, 1 ruang
rawat inap anak. Ruang rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
dibedakan dalam beberapa kelas yaitu ruang rnnawat inap kelas I, kelas II, VIP,
super VIP dan eksekutif. Ruangan yang mennjadi tempat penelitian peneliti
Rumah sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021 meliputi : umur, jenis kelamin,
pendidikan responden.
didapatkan data umur responden yaitu mayoritas usia produktif 29-39 tahun
sebanyak 26 orang (51,0%), dan usia muda 18-28 tahun sebanyak 17 orang
internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2021, mayoritas perawat yang
memiliki kesadaran diri baik sebanyak 39 orang (76,5%) dan minoritas kurang
baik, sebanyak 74,5% melakukan penerapan patient safety yang baik dan hanya 2
% dengan penerapan patient safety yang kurang baik. Tetapi dari 12 perawat
dengan kesadaran yang kurang baik, sebanyak 21,6 % dengan penerapan patient
safety baik.
Hasil uji statistik uji fisher exact test menunjukkan nilai pvalue = 0,419 (α =
0,05), yang berarti tidak ada hubungan kesadaran perawat dengan penerapan
patient safety di ruang internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021
patient safety termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sedangkan minoritas yang kurang baik ada 12 orang (23,5%). Berdasarkan hasil
dalam memberikan pelayanan patient safety yang baik dan perawat selalu
mempengaruhi hubungan dengan rekan kerja dan hasil pekerjaan itu sendiri.
diruang internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan memiliki kesadaran yang
pelatihan 76,5% dan beranggapan bahwa keselamatan pasien adalah hal yang
rumah sakit sehingga harus dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan dengan
baik.
yang dimiliki oleh kepala ruang dan staf tentang kemampuan berpikir, merasakan
(2017) yang menyatakan bahwa persepsi perawat terhadap fungsi pengarahan tidak
semata- mata karena pengarahan yang diberikan oleh kepala ruang, namun ada faktor-
faktor lain yang memberikan pengaruh seperti kecakapan individu perawat itu sendiri,
pengalaman kerja, dan kesadaran diri perawat terhadap peran dan tanggung jawabnya
tanggung jawabnya adalah suatu upaya dalam mencapai tujuan pelayanan yang
Dengan kesadaran diri yang baik dapat membangun rasa empati yang akan
membentuk rasa kedekatan dan kepercayaan antara satu dengan yang lain
untuk mengenal dan memilah-milah perasaan pada dirinya, memahami hal yang
sedang dirasakan dan mengapa hal tersebut bisa dirasakan dan mengetahui
orang lain. Kesadaran diri adalah bahan baku yang penting untuk menunjukkan
kejelasan dan pemahaman tentang perilaku yang dimiliki seseorang (Maharani &
Mustika, 2016).
Medan Tahun 2021 penerapan patient safety termasuk dalam kategori baik.
dalam menerapkan patient safety diruang internis Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2021 didapatkan hasil yang baik, peneliti beransumsi walaupun
banyak perawat yang bukan tim patient safety dan sebagian perawat belum pernah
pelatihan tentang patient safety. Perawat yang mengikuti pelatihan patient safety
Pada pemberian pelayan kepada pasien perawat juga mengikuti SOP yang
diawasi oleh tim patient safety rumah sakit dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien sehingga pasien yang di rawat dapat aman. Enam
sasaran keselamatan pasien yang dimana sangat berpengaruh pada rumah sakit
mutu pelayanan yang di berikan rumah sakit kepada pasien. Faktor-faktor yang
yang berobat di rumah sakit dapat nyaman dan aman. Keselamatan pasien di
Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalam suatu Rumah Sakit yang
sangat dibutuhkan mengingat saat ini banyak pasien yang dalam penanganannya
Penelitian ini didukung oleh penelitian Zainuddin, (2019 yang mengatakan bahwa
potensi yang dimiliki perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dalam melayani pasien sesuai dengan standar dan prosedur yang ada. Pelayanan
yang diberikan untuk menjamin keselamatan pasien dari resiko kejadian tak
terduga akan memberikan dampak yang baik terhadap pasien. Perawat harus
Berdasarkan hasil uji fisher exact test tentang hubungan kesadaran perawat
perawat baik dengan penerapan pasien safety dalam kategori baik dan minoritas
ada sebanyak 1 dari 12 (23,5%) kesadaran diri perawat kurang baik dengan
penerapan pasien safety kurang baik. Dari data penelitian tersebut diperoleh nilai
pvalue = 0,419 sehingga penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ha di tolak dan
Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kesadaran diri
dengan penerapan patient safety di ruang internis Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2021. Peneliti beransumsi bahwa perawat menyadari tugas dan
yang sedang dirawat di ruang internis dalam mencapai pelayanan yang berkualitas
dengan SOP yang artinya penerapan pasient safety baik karena perawat
melaksanakannya sesuai dengan SOP rumah sakit yang telah ditetapkan dan
adanya pengawasan yang ketat dari tim patient safety rumah sakit sehingga
penerapan pasient safety wajib diterapkan di ruang internis, bukan karena perawat
bagi perawat tidak hanya merupakan pedoman tentang apa yang seharusnya
dalam kode etik perawat dalam memberikan pelayanan yang aman sesuai
kompetensi dan berdasarkan kode etik bagi pasien. Penelitian ini didukung
patient safety memerlukan komitmen dari seorang perawat. Oleh sebab itu,
terutama dalam penerapan patient safety karena tenaga perawat merupakan tenaga
professional yang berperan penting dalam fungsi rumah sakit, peneliti juga
ditentukan oleh komitmen rumah sakit serta SOP dalam menerapkan pasien
pasien, komunikasi yang baik dan benar sangatlah penting dalam setiap
pada pasien yang lebih optimal terutama pada pelaksanaan patient safety.
Penilitian ini sejalan dengan penelitian Siti & Indrayana, (2016) menyatakan
holistik klien. sehingga terbukti dari penelitian peneliti bahwa perilaku perawat
kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan risiko
sangat baik, dimana sistem bekerjanya dibagi tiga shif dalam bekerja, yaitu dinas
pagi, dinas sore dan dinas malam, tujuan pembagian shif ini untuk mempermudah
para perawat agar perawat tidak lelah dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang dirawat, dan dalam sistem pembagian tugas ini kepala ruang
selalu membagikan tugas kepada perawat yang dimana ada perawat pelaksananya,
pada setiap pergantian shif perawat akan melaporkan kepada shif selanjutnya
kejadian yang sudah terlaksana dan tidak terlaksana tujuannya agar tidak ada
yang dirawat juga dan pasien juga merasa aman dan nyaman. Dari sini bahwa
budaya bekerja juga sangat berpengaruh terhadap perawat, dirumah sakit santa
segala kegiatan yang diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan lancar.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Oktariani et al., (2020) menyatakan bahwa
patient safety di lingkungan Rumah Sakit agar dapat meningkatkan budaya patient
safety yaitu adanya SOP, media monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
patient safety yang dilakukan oleh tenaga medis sarana prasarana yang memadai,
lanjuti.
6.1. Kesimpulan
kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil
Perawat Dengan Penerapan Patient Safety Diruang Internis Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2021. Secara lebih khusus peneliti dapat menarik
Medan Tahun 2021, pada uji fisher exact test pvalue =0,419 (α = 0,05),
6.2. Saran
lainnya.
Adhyatma, A., Alim, A., Masyarakat, F. K., Pejuang, U., Indonesia, R., Gunung,
J., Hall, L. M., & Doran, D. (2019). Effective Leadership of the Head of the
Room With Patient Safety Culture in Haji Makassar Hospital. 5(2).
Akbar, M. Y. A., Amalia, R. M., & Fitriah, I. (2018). Hubungan Relijiusitas
dengan Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan Penyuluhan
Islam (Konseling) UAI. JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI
HUMANIORA, 4(4), 265. https://doi.org/10.36722/sh.v4i4.304
Andi nur azizah, e. A. (2020). Faktor yang berhubungan dengan sasaran
penerapan patient safety perawat ruang inap rsud lamadukelleng 2020
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor . 11 tahun 2017
tentang keselamatan pasien , melalui pelayanan yang menerapkan standar
keselama. 1(2), 148–156.
Anggriyanti, d., ali, r., harahap, p., & dalimunthe, b. (2018). Studi fenomenologi :
pengalaman perawat dalam mengupayakan pencegahan kesalahan dengan
menerapkan standar prosedur operasional ( spo ). 4(2), 145–149.
Anugrah warwati anwar, irwandy kapalawi, m. A. M. (2019). Hubungan
kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan penerapan budaya keselamatan
pasien di instalasi rawat inap rsud kota makassar. Journal of chemical
information and modeling, 53(9), 1689–1699.
Arfah, T., & Bakar, I. P. S. (2019). Kontribusi Kesadaran Diri (self - awareness)
dan Harapan (hope) terhadap Career Adaptability Mahasiswa. Algazali
Journal, 2(1), 73–80.
back & polit. (2012). Nursing Research. Principles and Methods.
Baihaqi, L. F. (2020). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Hubungan
Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien ( Patient
Safe- ty ) Di Ruang Rawat Inap Rsud Kardinah Tegal. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, September.
Bali, M. M. E. I. (2017). Model Interaksi Sosial dalam Mengelaborasi
Keterampilan Sosial. Jurnal Pedagogik, 4(2), 211–227.
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/19
Damayanti, R. A., & Bachtiar, A. (2019). Outcome of Patient Safety Culture
Using the Hospital Survey on Patient Safety Culture (Hsopsc) in Asia: a
Systematic Review With Meta Analysis. 4, 360–367.
Darliana, D. (2016). Hubungan pengetahuan perawat dengan upaya penerapan
patient safety di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah dr. zainoel
abidin banda aceh. 4(1), 64–75.
Dyna safitri rakhelmi rangkuti, mangatas silaen, j. (2018). Analisis penyebab
ketidaktepatan waktu pelaporan insiden keselamatan pasiendi rsu bunda
thamrin analysis. 1(2), 76–86.
Eka Suhartini & Nur Anisa. (2017). Pengaruh kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual terhadap kinerja perawat rumah sakit daerah labuang
baji makassar. Jurnal manajemen ide dan inspirasi, 00, 9–9.
Http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21622940
Nama :
Alamat :
Kode responden:
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda check ( ) pada jawaban yang tersedia sesuai jawaban yang
saudara pilih
2. Tuliskan jawaban secara singkat dan jelas pada tempat yang tersedia
1. Umur :………Tahun
3. Status : Menikah
Belum menikah
Janda/duda
6. Pendidikan :
pilihan jawaban :
Tidak pernah (TP) : jika pernyataan tersebut tidak pernah saudara lakukan
No Pernyataan
Master Data
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18-28 tahun 17 33,3 33,3 33,3
29-39 tahun 26 51,0 51,0 84,3
>40 tahun 8 15,7 15,7 100,0
Total 51 100,0 100,0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki – laki 7 13,7 13,7 13,7
Perempuan 44 86,3 86,3 100,0
Total 51 100,0 100,0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3 Keperawatan 30 58,8 58,8 58,8
S1 Keperawatan 21 41,2 41,2 100,0
Total 51 100,0 100,0
Kesadaran Perawat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik (11 - 16) 39 76,5 76,5 76,5
Kurang Baik (4 - 10) 12 23,5 23,5 100,0
Total 51 100,0 100,0
pelatihan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pernah 39 76,5 76,5 76,5
tidak pernah 12 23,5 23,5 100,0
Total 51 100,0 100,0
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square ,811a 1 ,368
Continuity Correctionb ,003 1 ,960
Likelihood Ratio ,690 1 ,406
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,47.
b. Computed only for a 2x2 table