Anda di halaman 1dari 94

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN An. A PNEUMONIA


DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN
TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020

I KETUT SETIAWAN
17E10004

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2020
i

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN An. A PNEUMONIA
DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN
TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya


Keperawatan (A.Md.Kep) Pada ITEKES BALI

I KETUT SETIAWAN
17E10004

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2020
ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Na m a : I Ketut Setiawan
NIM : 17E10004
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Institusi : ITEKES BALI
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya

tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Denpasar, 28 April 2020


Pembuat pernyataan

I Ketut Setiawan
17E10004

Mengetahui
Pembimbing

Ns. Made Rismawan, S.Kep.,MNS


NIDN. 0820018101
iii

MOTTO

“Barang siapa yang tidak mau merasakan

Pahitnya belajar, maka ia akan merasakan hinanya

kebodohan sepanjang hidupnya”

No Pain No Gain
iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh I Ketut Setiawan dengan judul Karya Tulis

“ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN An. A PNEUMONIA DENGAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG

ANGGREK BRSUD TABANAN TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020” telah

diperiksa dan disetujui untuk diajukan.

Denpasar, 28 April 2020

Pembimbing

Ns. Made Rismawan, S.Kep.,MNS


NIDN. 0820018101
v

LEMBAR PENGESAHAN

Studi Kasus oleh I Ketut Setiawan, NIM : 17E10004 dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN An. A PNEUMONIA DENGAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG

ANGGREK BRSUD TABANAN TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020” telah

dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 5 April 2020.

Penguji Pembimbing

Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep.,M.Kes Ns. Made Rismawan, S.Kep.,MNS


NIDN. 0829067601 NIDN. 0820018101

Rektor
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D


NIDN. 0823067802
KATA PENGANTAR
vi

Om Swastyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN An. A PNEUMONIA DENGAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG

ANGGREK BRSUD TABANAN TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020”

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,

pengarahan dan bantuan dari semua pihak sehingga proposal karya tuis ilmiah ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis sangat ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan

laporan kasus ini antara lain kepada:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kep., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor

ITEKES Bali yang telah banyak membina, membimbing penulis dari awal

mengikuti pendidikan sampek sekarang ini.

2. Ibu Ns. NLP Dina Susanti, S.Kep., M.Kep. selaku Wakil Rektor I ITEKES

Bali yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam menyelasaikan

proposal karya tulis ilmiah ini.

3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., S.Pd., MNS Selaku Wakil Rektor II

ITEKES Bali yang telah memberikan arahan dan motivasi untuk

menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Ida Ayu Lisandari, SE.,MM selaku Sekertaris Rektor ITEKES Bali yang

telah memberikan kesempatan serta arahan khususnya di bidang administrasi

kepada penulis dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.


vii

5. Bapak Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep., M.Kes. selaku Kepala Program

Studi DIII Keperawatan ITEKES Bali yang telah memberikan arahan dan

motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini

Dan Selaku penguji utama yang telah memberikan arahan dan masukan

maupun saran yang diberikan kepada penulis, serta pernyataan pengesahan

yang diberikan kepada penulis.

6. Bapak Ns. Made Rismawan, S.Kep.,MNS. Selaku pembimbing yang telah

banya memberikan masukan, arahan, dan motivasi dalam pembuatan proposal

karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh teman-teman Diploma III Keperawatan tingkat III, sahabat tercinta

beserta semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral, material,

motivasi, serta spiritual dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.

8. Keluarga di rumah Bapak, Ibu, Kakak, Adik yang telah memberikan

dukungan baik moral, material, spiritual, dan motivasi dalam penyusunan

proposal karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari yang namanya

sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif perlu

diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini. Akhir

kata penulis mengucapkan terimakasih.

Om Santhi Santhi Santhi Om

Denpasar, 28 April 2020

Penulis
viii

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN An.A PNEUMONIA
DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN
TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020

Di Susun Oleh:

I Ketut Setiawan

Program Studi D III Keperawatan ITEKES BALI

ikt.setiawan@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut

parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernapasan bawah akut

(Nurarif & Kusuma, 2015). Pneumonia masih menjadi penyebab kematian

terbesar pada anak di seluruh dunia hingga menyumbang sekitar 16 persen dari

5,6 juta kematian balita, memakan korban sekitar 880.000 anak pada tahun 2016

(UNICEF, 2016 dalam jurnal Wulandari 2018). Menurut studi kasus pendahuluan

di BRSUD Tabanan pada tahun 2019 sebanyak 73 jiwa dan dalam tiga bulan

terakhir dari bulan januari – maret 2020 mencapai 151 jiwa. Sehingga total

penderita pneumonia di BRSUD Tabanan pada tahun 2019 – 2020 sebanyak 224

jiwa (Rekam medis BRSUD Tabanan, 2020).

Tujuan: Untuk melaksanakan dan meganalisa asuhan keperawatan pasien anak

dengan pneumonia di ruang anggrek BRSUD Tabanan.


ix

Metode: Metode yang di gunakan yaitu dengan teknik wawancara pengumpulan

riwayat kesehatan, observasi, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik,

pemeriksaan fisik dan catatan medis serta studi dokumentasi. Penelitian di

lakukan di Ruang anggrek BRSUD Tabanan dan partisipan dalam penelitian ini

adalah anak dengan pneumonia.

Hasil: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan pneumonia di ruang anggrek

BRSUD Tabanan di temukan 1 masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, dan

diberikan Asuhan Keperawatan selama 3x24 jam. Diberikan implementasi

keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan

Kesimpulan: Masalah keperawatan anak dengan pneumonia dapat teratasi

dengan baik.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Pneumonia


x

DAFTAR ISI

Sampul dalam ........................................................................................................... i


Lembar bebas plagiasi ............................................................................................. ii
Motto ...................................................................................................................... iii
Lembar persetujuan ................................................................................................ iv
Lembar pengesahan ..................................................................................................v
Kata pengantar ....................................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................................. viii
Daftar isi ...................................................................................................................x
Daftar tabel ............................................................................................................ xii
Daftar bagan ......................................................................................................... xiii
Darftar gambar ..................................................................................................... xiv
Daftar lampiran ......................................................................................................xv
Daftar arti lambing dan singkatan ........................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar belakang .............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................3
C. Tujuan studi kasus ........................................................................................4
D. Manfaat studi kasus ......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................6
A. Anatomi fisiologi sistem pernafasan ............................................................6
B. Tinjauan teori pneumonia ............................................................................9
C. Asuhan Keperawatan Pasien Anak Pada Pneumonia.................................16
D. Pemenuhan oksigenasi pasien Anak Pada Pneumonia...............................26
E. WEB OF CAUSATION .............................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................31
A. Desain studi kasus ......................................................................................31
B. Subyek studi kasus .....................................................................................31
C. Fokus studi .................................................................................................31
D. Definisi operasional ...................................................................................31
E. Instrumen Studi Kasus ...............................................................................32
xi

F. Metode Pengumpulan Datas ......................................................................32


G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus .................................................................33
H. Analisa Data Dan Penyajian Data ..............................................................33
I. Etika Studi Kasus .......................................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................36
A. Hasil ...........................................................................................................36
B. Pembahasan ................................................................................................60
C. Keterbatasan ...............................................................................................66
BAB V PENUTUP .................................................................................................68
A. Kesimpulan ................................................................................................68
B. Saran...........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................71
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identitas Anak ........................................................................................37


Tabel 4.2 Identitas orang tua ..................................................................................38
Tabel 4.3 Riwayat penyakit....................................................................................38
Tabel 4.4 Riwayat Imunisasi ..................................................................................41
Tabel 4.5 Riwayat Pertumbuhan ............................................................................41
Tabel 4.6 Riwayat Perkembangan..........................................................................42
Tabel 4.7 Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ...............................................................42
Tabel 4.8 Pemberian susu formula .........................................................................43
Tabel 4.9 Pola Perubahan Nutrisi...........................................................................43
Tabel 4.10 Aktivitas Bio- Psiko- Sosial- Spiritual .................................................43
Tabel 4.11 Pemeriksaan Fisik ................................................................................46
Tabel 4.12 Pemeriksaan Penunjang .......................................................................49
Tabel 4.13 Analisa Data .........................................................................................50
Tabel 4.14 Rencana Keperawatan ..........................................................................52
Tabel 4.15 Pelaksanaan Keperawatan ....................................................................54
Tabel 4.16 Evaluasi Keperawatan ..........................................................................58
xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Web Of Causation Pneumonia ..............................................................30


Bagan 4.1 Genogram An. A ...................................................................................39
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan ..................................................6


xv

DAFTAR LAMPIRAN

A. Jadwal kegiatan POA ......................................................................................73


B. Penjelasan untuk mengikuti penelitian ...........................................................74
C. Lembar konsultasi bimbingan .........................................................................76
xvi

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

A. ARTI LAMBANG
̊ : Derajat
% : Persen
± : Kurang Lebih
× : Kali
> : Lebih besar dari
< : kurang dari

B. ARTI SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
BRSUD : Badan Rumah Sakit Umum Daerah
C : Celcious
CM : Centimeter
CO2 : Karbon Dioksida
DO : Data Objektif
DS : Data Subjektif
HE : Health Education
IPPA : Inspeksi, Palpasi, perkusi dan Auskultasi
IVFD : Intra Vena Fluid Drip
Kg : Kilo Gram
Mg : Mili Gram
Ml : Mili Liter
NANDA : North American Nursing Diagnosis Association International
O2 : Oksigen
PB : Panjang Badan
RR : Respirasi Rate
TB : Tinggi Badan
Tpm : Tetes Permenit
xvii

WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi


WOC : Web Of Causation
WHO : World Health Organitation
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sakit merupakan keadaan tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena

menderita sesuatu (demam, sakit perut, sesak dan lain-lain). Sakit juga

merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas,

termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian

sosialnya. Sakit juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik itu yang

berasal dari gaya hidup yang kurang sehat, lingkungan yang tidak bersih,

ataupun karena menurunnya metabolisme tubuh (Triyono & Yohanes, 2017).

Contohnya sakit yang di sebabkan oleh bakteri dan virus yaitu penyakit

pneumonia pada Anak.

Pneumonia terjadi karena peradangan parenkim paru yang biasanya dari

suatu infeksi saluran pernapasan bawah akut. Dengan gejala batuk dan di

sertai dengan sesak nafas yang di sebabkan agen infeksius seperti virus,

bakteri, mycoplasma, dan aspirasi substansi asing, berupakan radang paru-

paru yang yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui

gambaran radiologis. Gejala yang sering muncul pada penyakit pneumonia

adalah demam, sakit tenggorokan, muntah, diare, batuk serta bunyi

pernafasan seperti mengi, mengorok (Nurarif & Hardhi, 2016).

Pneumonia masih menjadi penyebab kematian terbesar pada anak di

seluruh dunia hingga menyumbang sekitar 16 persen dari 5,6 juta kematian

balita, memakan korban sekitar 880.000 anak pada tahun 2016 (UNICEF,

1
2

2016 dalam jurnal Wulandari, 2018). Di Indonesia pneumonia juga masih

menjadi masalah kesehatan pada balita. Prevalensi pneumonia tertinggi

terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun kemudian 45–54 tahun dan terus

meningkat pada umur berikutnya. (Kemenkes RI., 2013 dan 2014 dalam

jurnal Fikri, 2016).

Kematian akibat pneumonia masih menjadi masalah kesehatan, dimana

sebesar 18% dari total penyebab kematian balita disebabkan oleh pneumonia.

Penyebab kematian terbesar mencapai 2 juta balita setiap tahunnya. Angka

kematian balita akibat pneumonia juga menunjukkan kenaikan yang sangat

signifikan dimana angka kematian balita akibat pneumonia pada tahun 2012

sebesar 609 balita sedangkan pada tahun 2013 sebesar 6774 balita. Kenaikan

angka kematian balita akibat pneumonia mencapai lebih dari 600% dari tahun

sebelumnya, hal ini hendaknya menjadi perhatian serius pemerintah untuk

menangani kasus pneumonia dari penemuan, intervensi, diagnosa dan

pengobatan pneumonia khususnya bagi anak (Kemenkes RI., 2013 dan 2014

dalam jurnal Fikri, 2016).

Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali (Riskesdas, 2018) melaporkan bahwa

di Provinsi Bali prevelensi pneumonia mencapai 4%. Menurut studi kasus

pendahuluan di BRSUD Tabanan pada tahun 2019 sebanyak 73 jiwa dan

dalam tiga bulan terakhir dari bulan januari – maret 2020 mencapai 151 jiwa.

Sehingga total penderita pneumonia di BRSUD Tabanan pada tahun 2019 –

2020 sebanyak 224 jiwa (Rekam medis BRSUD Tabanan, 2020).


3

Tindakan keperawatan yang bisa diberikan pada pasien anak pneumonia

dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah dengan pemberian

antibiotic pilihan seperti penisilin diberikan secara intramuscular 2 x 600.000

unit sehari. Penisilin diberikan selama sekurang-kurangnya seminggu sampai

klien tidak mengalami sesak nafas lagi selama tiga hari dan tidak ada

komplikasi lain. Untuk Penatalaksanaan pasien dirumah adalah dengan

memberikan gizi seimbang sesuai usia anak dan hindarkan anak dari paparan

asap rokok (Muttaqin, 2014).

Dilihat dari seringnya anak mengalami permasalahan dalam sistem

pernafasan terutama pada pneumonia, dalam tiga bulan terakhir pada bulan

januari – maret 2020 selalu ada kasus yang ditemukan di Ruang Anggrek

BRSUD Tabanan sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan dan

menganalisa kasus yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

An.A PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN

JALAN NAFAS DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN TANGGAL

15 s/d 18 JANUARI 2020” dengan harapan karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat dalam masyarakat untuk membantu pengetahuan dan cara

penanganan masalah pneumonia pada anak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

karya ilmiah ini adalah ”Bagaimana Asuhan Keperawatan An.A Pneumonia

Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Anggrek BRSUD

Tabanan”.
4

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan dan menganalisa Asuhan Keperawatan Pada

Anak Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di

Ruang Anggrek BRSUD Tabanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien anak yang

mengalami Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

Ruang di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan.

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada pasien anak yang

mengalami Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan.

c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien anak yang

mengalami Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien anak yang

mengalami Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien anak yang

mengalami Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan.


5

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Manfaat bagi pasien dan keluarga

Hasil studi kasus ini dapat memperoleh informasi dan pengetahuan

tentang cara perawatan dan pencegahan penyakit pneumonia.

2. Manfaat bagi instansi kesehatan

Sebagai masukan perawat pelaksana di rumah sakit dalam rangka

peningkatan mutu pelayanan kesehatan kususnya pada pasien

pneumonia.

3. Manfaat bagi institusi

Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan institusi dalam

meninggatkan mutu pendidikan yang akan datang.

4. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

Dapat digunakan sebagai panduan, gambaran, dan masukan untuk studi

kasus selanjutnya , sehingga kekurangan dari penelitian sebelumnya

tentang asuhan keperawatan pasien anak dengan kejang pneumonia dapat

diperbaiki atau lebih di sempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan

1. Anatomi sistem Pernafasan

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pernafasan


Sumber : (Sutanata, 2019)

a. Hidung

Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang

(cavum nasi ) di pisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi ). Di dalam

terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan

kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung

b. Faring

Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan

jalan makan.

6
7

c. Laring

Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan

suara terletan di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra

servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya

d. Trakea

Trakea merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16 – 20

cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti

kuku kuda. Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan

ikat yang di lapisi oleh otot polos

e. Bronkus

Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan

(3 lobus) dan bronkus lobus kiri (2 bronkus).bronkus lobaris kanan

terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi

mejadi 9 bronkus segmental.

f. Alveoli

Alveoli merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida.

Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar

akan seluas 70 m2.

g. Paru-paru

Paru-paru merupakan organ yang elastic bebentuk kerucut.Terletak

dalam sistem rongga dada atau toraks.Kedua paru dipisahkan oleh

mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah

besar.
8

2. Fisiologi Saluran Nafas

Pernafasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau

dalam keadaan tertidur sekalipun karena system pernafasan di pengaruhi

oleh susunan saraf otonom. Respirasi luar adalah pertukaran udara yang

terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler yang

merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan udara.Respirasi dalam

adalah pernafasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel

tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke seluruh

tubuh. (Sutanata, 2019)

Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar

yang mengandung oksigen ke dalam tubuh ( inspirasi) serta mengeluarkan

udara yang mengandung karbon dioksida sisa oksidasi ke luar tubuh

(ekspirasi). Proses respirasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan

antara rongga pleura dan paru. System saraf pusat memberikan dorongan

ritmis dari dalam untuk bernafas dan secara reflek merangsag otot

diafragma dan otot dada yang akan memberikan tenaga pendorong bagi

gerakan udara. (Muttaqin, 2014)

Proses gerakan gas ke dalam dan ke luar paru di pengaruhi oleh

tekanan dan volume. Agar udara dapat mengalir ke dalam paru, tekanan

intrapleura harus menjadi negatif untuk dapat menentukan batas atas

gradien tekanan antara atmosfer dan alveoli sehinga udara masuk dengan

mudah ke dalam paru. (Muttaqin, 2014)


9

B. Tinjauan Teori Pneumonia

1. Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru

yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernapasan bawah akut. Dengan

gejala batuk dan di sertai dengan sesak nafas yang di sebabkan agen

infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi

asing, berupakan radang paru-paru yang yang disertai eksudasi dan

konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis (Nurarif &

Hardhi, 2016).

2. Klasifikasi Pneumonia

Menurut IKA FKUI dalam (Nurarif & Hardhi, 2016) klasifikasi

pneumonia dapat dibedakan berdasarkan anatomi dan interaksi inang

dengan lingkungan.

a. Klasifikasi berdasarkan anatomi

1) Pneumonia Lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari

satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal

sebagai Pneumonia bilateral atau “ganda”.

2) Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir

bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukoporulen untuk

membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada di

dekatnya.
10

3) Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di

dalam dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta

inter lobular.

b. Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan.

1) Pneumonia Komunitasdijumpai pada Heamophilus influenza pada

pasien perokok, patogen atipikal pada lansia, gram negatif pada

pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit penyerta

kardiopulmonal/ jamak, atau paska terapi antibiotika spectrum luas.

2) Pneumonia Nosokomial tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat berat

sakit, adanya resiko untuk jenis patogen tertentu, dan masa

menjelang timbul onset pneumonia.

3) Pneumonia Aspirasidisebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis

kimia akibat aspirasi bahan toksik, akibat cairan inert misalnya

cairan makanan atau lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik

simple oleh bahan padat.

3. Patofisiologi

a. Etiologi

Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan

oleh streptoccus pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus

aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan

enterobacter dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien

seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan,

penggunaan antibiotik yang tidak tepat.Setelah masuk paru-paru


11

organisme bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengalahkan

mekanisme pertahankan paru, terjadi pneumonia (Nurarif & Hardhi,

2016). Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai

penggolongan yaitu:

1) Bakteria: Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus

hemolyticus, streptokoccus aureus, hemophilus influinzae,

mycobacterium tuberkolusis, bacillus friedlander.

2) Virus: Respiratory Syncytial Virus, Adeno Virus, V. Sitomegalitik,

V. Influenza

3) Mycoplasma pneumonia

4) Jamur: histoplasma capsulatum, cyptococcus neuroformans,

blastomyces, dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species,

candida albicans.

5) Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah) cairan amnion,

benda asing.

6) Pneumonia hipostatik

7) Sindrom loeffler

b. Proses terjadi

Penyebaba utama pneumonia adalah bacterial, biasanya berdiam

diri pada nosofaring dan muncul tanpa gejala pada 20 – 50% orang

sehat merupakan kasus pneumonia yang paling sering terjadi. Infeksi

virus meningkatkan s.pneumonia pada reseptor di epithelium

pernafasan. Sekali terhirup ke dalam alveolus, pneumokokus


12

menginfeksi sel alveolus tipe II. Mereka berkembang biak dalam

alveolus dan menginvasi epitel alveolus. Pneumokokus menyebar dari

dari alveolus ke alveolus lainnya melalui pori-pori kohn, sehingga

menyebabakan imflamasi dan konsilidasi lobus.Kantong alveolus yang

mengalami imflamasi dan terisis cairan tidak dapat menukar oksigen

dengan karbondioksida dengan efektif. Eksudasi alveolus cenderung

kental, sehingga sangat sulit di keluarkan dengan cara batuk.

Pneumonia bacterial dapat berhubungan dengan gangguan ventilasi

perfusi yang signifikat saat infeksi makin parah (Black & Jane, 2014).

c. Menifestasi klinis

Menurut Nurarif & Hardhi, (2016) menyatakan ada beberapa

manifestasi klinis yaitu:

1) Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama.

2) Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit

yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.

3) Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat,

sering menyertai infeksi pernafasan.

4) Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi dan mengorok. Auskultasi

terdengar mengi, krekels.

5) Sakit tenggorokan merupakan keluhan yang sering terjadi pada

anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk

minum dan makan per oral.


13

d. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit pneumonia (Ridha,

2014) yaitu :

1) Efusi pleura dan empisema

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang

terletak di antara permukaan viseral dan parietal.

Empisema adalah suatu distensi abnormal ruang udara di luar

bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli.

2) Bronkietasis

Bronkietasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang

mungkin desebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru

dan obstruksi bronkus; aspirasi benda asing, muntahan, atau

benda-benda dari saluran pernapasan atas; dan tekanan akibat

tumor, pembuluh darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus

limfe.

3) Komplikasi sistemik

4) Hipoksemia

4. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Nurarif & Hardhi, (2016) menyatakan ada beberapa

pemeriksaan diagnostik, yaitu:

a. Foto toraks: merupakan pemeriksaan penunjang utama (gold standard)

untuk menegakkan diagnosis pneumonia. Gambaran radiologis dapat


14

berupa infiltrat sampai konsoludasi dengan air bronchogram,

penyebaran bronkogenik dan intertisial serta gambaran kavitas.

b. Laboratorium: peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000-

40.000 /ul, leukosit polimorfonuklear dengan banyak bentuk.

Meskipun dapat pula ditemukan leucopenia. Hitung jenis

menunjukkan shif to the left, dan LED meningkat.

c. Mikrobiologi: pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum

dan kultur darah untuk mengetahui S. pneumonia dengan pemeriksaan

koagulasi antigen polisakarida pneumokokus.

d. Pemeriksaan dini c-reactive protein (CRP) serum 24-48 jam

merupakan uji laboratorium yang telah di kenal luas untuk

mendiagnosis dan memonitor berbagai proses infeksi dan inflamasi

akut, termasuk pneumonia.

e. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,

bronchial): dapat juga menyatakan abses).

f. Biopsi Paru: untuk menetapkan diagnosis.

g. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis

organisme kasus

h. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru- paru, menetapkan

luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.

i. Spirometrik Static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.

j. Bronskostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda

asing.
15

5. Penatalaksanaan medis.

Menurut Nurarif & Hardhi, (2016) penatalaksanaan yang dapat

diberikan yaitu :

a. Terapi farmakologi

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,

antibiotic di berikan sesuai hasil kultur :

1) Ampisilin 100mg/ kg BB/ hari dalam 4 kali pemberian

2) Kloramfenikol 75mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pembelian

Untuk kasus pneumonia hospital based :

1) Sefatoksim 100mg/ kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian

2) Amikasin 10-15 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberia

b. Terapi suportif

1) IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml

cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status

dehidrasi

2) Oksigen 1-2 L/ menit

3) Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral

bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip

c. Kriteria pasien pneumonia sudah diperbolehkan pulang yaitu?

1) Pasien tidak mengalami sesak nafas

2) Bersihan jalan nafas pasien efektif

3) Respirasi dalam rentang normal (40-60 x/menit)

4) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi


16

C. Asuhan Keperawatan Pasien Anak Pada Pneumonia dengan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari

berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien (Nursalam, 2013).

Menurut (susilaningrum dkk., 2013) pengkajian keperawatan

pasien pneumonia adalah:

a. Data subyektif: Orang tua pasien mengeluh anaknya sesak nafas,

batuk, pilek, tidak mau makan dan orang tua mengatakan khwatir

dengan keadaan anaknya, orang tua pasien mengatakan anaknya

terdengar suara grek-grek.

b. Data objektif: Nampak ada batuk-batuk, nafas cuping hidung,

demam ringan, bernafas dengan cepat, wheezing/ ronchi, retraksi

otot dada,

c. Keluhan utama adalah sesak nafas.

d. Riwayat penyakit:

1) Pneumonia virus didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran

nafas termasuk rinitis dan batuk. Suhu badan lebih rendah dari

pada pneumonia bakteri. Pneumonia virus tidak bisa di

bedakan dengan pneumonia bakteri dan mukuplasma


17

2) Pneumonia stafilokokus (bakteri) di dahului oleh infeksi

saluran pernafasan bagian atas atau bawah dalam waktu

beberapa hari hingga satu minggu. Kondisi suhu tinggi, batuk,

dan adanya kesulitan pernafasan.

e. Riwayat penyakit dahulu:

1) Anak sering menderita penyakit saluran pernafasan bagian

atas.

2) Riwayat penyakit campak/ fertusis.

f. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi: Perlu diperhatikan adanya tachipnea, dyspnea,

cyanosis sirkumoral, pernafasan cuping hidung, distensi

abdomen, batuk semula non- produktif menjadi produktif dan

nyeri dada pada waktu menarik nafas. Batasan tachipnea pada

anak 2- 12 bulan adalah 50 kali permenit atau lebih. Usia 12

bulan sampai 5 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. Perlu

kita perhatikan adanya tarikan dinding dada kedalam saat fase

inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam

akan tampak jelas.

2) Palpasi: Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin

membesar, fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang

sakit. Nadi kemungkin mengalami peningkatan (takikardi).

3) Perkusi: Yakni suara redup pada sisi yang sakit.


18

4) Auskultasi: Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara

pendekatan telinga ke hidung/ mulut bayi. Pada anak

pneumonia akan terdengar stidor. Apabila dengan stetoskop,

akan terdengar suara nafas berkurang, ronkhi halus pada sisi

yang sakit, ronkhi basah pada masa resolusi. Pernafasan

bronkial, egotomi, bronkofomi, dan akan kadang- kadang

terdengar bisikan gesek pleura.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok di mana perawat seara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi seara pasti untuk

menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan

mengubah (Carpenito, 2000 dalam Nursalam 2013).

Dianosa keperawatan berdasarkan (Nurarif & Hardhi, 2016).

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napasberhubungan dengan

inflamasi trakeabronkial, pembentukan edema, peningkatan

produksi sputum, nyeri pleuritik, penurunan energi, kelemahan.

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sekresi yang

kental atau berlebihan, sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik, atau

influenza, berhubungan dengan imobilitas, stasis sekresi, dan batuk

tak-efektif, sekunder akibat penyakit pada sistem saraf, trauma

kepala, trauma spinal quadriplegia.


19

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum, kelelahan

yang berhubungan dengan ketidaknyamanan, batuk berlebihan, dan

dispnea.

d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, nafas mulut/

hiperventilasi, muntah), penurunan masukan oral.

e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

yang berkaitan dengan penyakit yang diderita.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan Keperawatan meliputi pengembangan strategi desain

untuk mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang

telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan. Tahap ini dimulai

setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan

rencana dokumentasi (lyer, taptih, dan Bernocchi-Losey, 1996 dalam

Nursalam 2013).

Perencanaan keperawatan menurut (Nurarif & Hardhi, 2016).

a. Prioritas diagnosa keperawatan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas

2) Ketidakefektifan pola nafas

3) Resiko kekurangan volume cairan

4) Intoleransi aktivitas

5) Defisiensi pengetahuan
20

b. Rencana Asuhan Keperawatan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

inflamasi trakeabronkial, pembentukan edema, peningkatan

produksi sputum, nyeri pleuritik, penurunan energi, kelemahan.

a) Rencana tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan jalan nafas pasien paten.

b) Kriteria hasil: anak tidak batuk lagi, anak tidak mengalami

sesak lagi, frekuensi nafas dalam rentang normal, tidak ada

sura nafas tambahan.

c) Rencana tindakan

(1) Observasi KU dan vital sign pasien

Rasional: mengetahui keadaan umum dan

perkembangan kondisi pasien.

(2) Berikan posisi duduk tinggi (semi fowler).

Rasional: posisi duduk memungkinkan upaya napas

lebih dalam dan lebih kuat

(3) Anjurkan minum air hangat

Rasional: air hangat dapat memudahkan mengeluarkan

sekret

(4) Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi:

mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik.

Rasional: untuk menurunkan spasme bronkus dan

mempermudahkan pengeluaran sekret.


21

2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sekresi yang

kental atau berlebihan, sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik,

atau influenza, berhubungan dengan imobilitas, stasis sekresi,

dan batuk tak-efektif, sekunder akibat penyakit pada sistem

saraf, trauma kepala, trauma spinal quadriplegia.

a) Rencana tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan jalan nafas pasien paten.

b) Kriteria hasil Menunjukkan jalan nafas yang paten,

frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tanda-tanda

vital dalam rentan normal.

c) Rencana tindakan

(1) Kaji frekuensi dan kedalaman pernapasan.

Rasional: berguna dalam evaluasi derajat distress

pernapasan dan atau kronisnya proses penyakit.

(2) Beri posisi nyaman (tinggikan kepala dan bantu klien.

dalam memberi posisi yang mudah untuk bernapas).

Rasional: pengiriman oksigen dapat diperbaikidengan

posisi duduk tinggi.

(3) Anjurkan minum air hangat

Rasional: air hangat dapat memudahkan mengeluarkan

sekret

(4) Berikan oksigen tambahan yang sesuai.


22

Rasionalnya: dapat memperbaiki dan mencegah

hipoksia.

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, nafas mulut/

hiperventilasi, muntah), penurunan masukan oral

a) Rencana tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan kebutuhan cairan seimbang.

b) Kriteria hasil Tanda-tanda vital dalam rentan normal, tidak

ada tanda tanda dehidrasi, turgor kulit elastis.

c) Rencana tindakan

(1) Observasi tanda-tanda vital

Rasional: peningkatan suhu dapat meningkatkan laju

metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi.

(2) Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa bibir.

Rasional: indikator lansung keadekuatan volume cairan,

meskipun membran mukosa mulut mungkin kering

karena napas mulut dan oksigen tambahan.

(3) Kaji intake dan output cairan

Rasional: dapat membantu intervensi selanjutnya.

(4) Kolaborasi dalam pemberian cairan tambahan IV sesuai

keperluan.

Rasional: berguna menurunkan kehilangan cairan.


23

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum,

kelelahan yang berhubungan dengan ketidaknyamanan, batuk

berlebihan, dan dyspnea.

a) Rencana tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan klien mampu melakukan aktivitas.

b) Kriteria hasil Mampu melakukan aktivitas sehari-hari,

tanda-tanda vital normal, tidak mengalami kelemahan.

c) Rencana tindakan

(1) Observasi respon pasien terhadap aktivitas

Rasional: menetapkan kemampuan dan kebutuhan

pasien sehingga memudahkan pilihan intervensi.

(2) Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan

tidur.

Rasional: tirah baring dipertahankan selama fase akut

untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat

energi untuk penyembuhan.

(3) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan

penguatan.

Rasional: untuk mempercepat proses penyembuhan.

(4) Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual.

Rasional: menurunkan stres dan rangsangan berlebihan,

meningkatkan istirahat.
24

5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

yang berkaitan dengan penyakit yang diderita.

a) Rencana tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan klien mampu mengetahui proses penyakit dan

pengobatan.

b) Kriteria hasil Klien mampu mengetahui kondisinya,

penyakit, dan cara pengobatannya.

c) Rencana tindakan

(1) Berikan informasi tentang penyakitnya

Rasional: meningkatkan pemahaman tentang

penyakitnya.

(2) Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya.

Rasional: mengetahui tingkat kemampuan pasien.

(3) Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotic selama

periode yang dianjurkan.

Rasional: selama awal 6-8 minggu setelah pulang,

pasien beresiko kambuh lagi. (4) Buat langkah untuk

meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan.

Rasional: meningkatkan kemampuan pertahanan

alamiah atau imunitas.

4. Penatalaksanaan Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk

menapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah


25

rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk

membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. (Nursalam, 2013)

Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.

Perencanaan asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan

baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam

implementasi asuhan keperawatan. Selama tahap implementasi,

perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan

keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. (Nursalam,

2013)

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana

intervensi, dan implementasi. (Ignatavicius & Bayne, 1994 dalam

Nursalam, 2013).

Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan rencana tujuan yaitu:

1) Bersihan jalan nafas efektif

2) Pasien tidak sesak nafas

3) Volume cairan pasien terpenuhi

4) Pasien mampu melakukan aktivitas

5) pasien mengetahui kondisinya, penyakit, dan cara pengobatannya.


26

D. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada pasien Pneumonia

1. Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang

banyak mengandung CO2 (karbondiosida) sebagai sisa dari oksidasi keluar

dari tubuh (Suciati, 2014).

2. Gangguan Pemenuhan Oksigenasi Pada Pasien Pneumonia

Gangguan pemenuhan oksigenasi pada pasien pneumonia menurut

Tarwoto & Wartonah (2015).

a. Hipoksemia

Merupakan keadaan di mana terjadi penurunan kosentrasi oksigen

dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah

normal (normal PaO 85-100 mmHg, SaO2 95%). Tanda dan gejala

hipoksemia diantaranya sesak nafas, frekuensi nafas dapat mencapai

35x/ menit, nadi cepat dan dangkal serta sianosis.

b. Hipoksia

Merupakan keadaan kekurangan oksigen dijaringan atau tidak

adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi

oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada

tingkat seluler.Hipoksia dapat terjadi setelah 4-6 menit ventilasi

berhenti spontan. Penyebab hipoksia: menurunnya hemoglobin,

berkurangnya kosentrasi oksigen dan kerusakan atau gangguan

ventilasi.
27

c. Gagal nafas

Merupakan keadaan dimana terjadi kegagalan tubuh memenuhi

kebutuhan oksigen karena pasien kehilangan kemampuan ventilasi

secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas

karbondioksida dan oksigen.

d. Perubahan pola nafas

Perubahan pola nafas dapat berupa hal- hal sebagai berikut:

1) Dispnea yaitu kesulitan bernafas, misalnya pada pasien asma

2) Apnea yaitu tidak bernafas, berhenti bernafas

3) Takipnea yaitu pernafasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi

lebih dari 24x/ menit.

4) Bradipnea yaitu pernafasan lebih lambat dari normal dengan

frekuensi kurang dari 16x/ menit.

5) Kussmaul yaitu pernafasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi

sama, sehingga pernafasan menjadi lambat dan dalam.

6) Cheyne-stokes, merupakan pernafasan cepat dan dalam kemudian

berangsur- angsur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang

secara teratur. Misalnya pada orang yang keracunan racun tikus,

penyakit jantung dan penyakit ginjal.

7) Biot adalah pernafasan dalam dan dangkal disertai masa apnea

dengan periode yang tidak teratur, misalnya pada miningitis.


28

3. Pengaturan Pemenuhi Kebutuhan Oksigenasi Pada Pneumonia

Pengaturan pemenuhi kebutuhan oksigenasi pada pneumonia

menurut Tarwoto & Wartonah (2015).

a. Nasal kanul, diberikan dengan kontinu aliran 1-6 liter/ menit dengan

kosentrasi oksigen 24-44%.

b. Sungkup muka sederhana, diberikan kontinu atau selang- seling 5-10

liter/ menit dengan kosentrasi oksigen 40-60%.

c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing. Sungkup ini memiliki

kantong yang terus mengembang baik pada saat inspirasi dan

ekspirasi. Pada saat pasien inspirasi, oksigen masuk dari sungkup

melalui lubang antara sungkup dan kantong reservoir, ditambah

oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada

kantong. Aliran oksigen 8-12 liter/ menit dengan kosentrasi 60- 80%.

d. Sungkup muka dengan kantong non- rebreathing. Sungkup ini

mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup

pada saat ekspirasi dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara

kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat

ekspirasi. Pemberian oksigen dengan aliran 10-12 liter/ menit,

kosentrasi oksigen 80-100%.

4. Edukasi Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

Edukasi pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien pneumonia.

Tarwoto & Wartonah (2015) menyatakan ada beberapa cara untuk

mengedukasi pemenuhan oksigenasi yaitu:


29

a. Lingkungan

Pada lingkungan yang panas tubuh berespons dengan terjadinya

vasodilatasi pemuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir

ke kulit. Hal tersebut akan mengakibatkan panas yang banyak

dikeluarkan melalui kulit.

b. Emosi

Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung dan

respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen meningkat.

c. Gaya hidup

Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang

sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan

pembuluh darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat

menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh

akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.

d. Status Kesehatan

Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi

berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen

tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit

jantung ataupun penyakit pernafasan dapat mengalami kesulitan

dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.


30

E. WOC PNEUMONIA
Bagan 2.1 WOC Pneumonia

Bakteri dan virus

Masuk ke alveolus
Demam Berkeringat dingin
m

Infeksi pada Sel Alveolus tipe II


Resiko Kekurangan
Berkembangbiak dan invasiepitel
alveolus Volume cairan
Berkembang biakKohn
Pori-pori dan invasi epitel
alveolus
Inflamasi dan konsolidasilobus
Peningkatancairan alveolar dan
interstitial
Eksudasi Kental AlveolusAlveolus Tidak efektifnya
Demam pertukaran O2 dan CO2

Suara nafas ronchi Sputum sulit dikeluarkan Ganguan ventilasi perfusi

Ketidakefektifan Batuk Peningkatan kerja


Suplai O2 menurun
Bersihan jalan pernafasan
nafas Kesalahan interpretasi
kelemahan Sekresi berlebihan
Dan kental
Defisiensi
pengetahuan Intoleransi
aktivitas Ketidakefektifan
pola nafas
BAB III
METODE STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus

Studi menggunakan desain studi kasus, untuk melaksanakan dan

menganalisa masalah asuhan keperawatan pada pasien Pneumonia dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan

tanggal 15 s/d 18 april 2020.

B. Subyek studi kasus

Studi kasus ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik partisipan atau

unit analisis atau subjek studi kasus yang akan diteliti. Unit analisis atau

subjek studi kasus dalam keperawatan umumnya adalah klien dan keluarga.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek studi kasus adalah An.A berumur 9

bulan dengan diagnosa Pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan

nafas yang di rawat di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan tanggal 15 s/d 18

januari 2020.

C. Fokus Studi

Pemberian asuhan keperawatan pasien anak pada Pneumonia dengan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan

15 s/d 18 januari 2020.

D. Definisi Operasional

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru

yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernapasan bawah akut. Dengan

gejala batuk dan di sertai dengan sesak nafas. Ketidakefektifan bersihan jalan

31
32

nafas adalah adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau

obstuksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan

nafas. Pasien dalam studi kasus ini adalah pasien An.A Pneumonia dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan

tanggal 15 s/d 18 januari 2020.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalan alat yang di gunakan oleh penelitian untuk

mengumpulkan data (notoadmojo, 2012). Instrumen yang akan dipakai dalam

pengambilan data pada pasien pneumonia dengan ketifakefektifan bersihan

jalan nafas adalah format asuhan keperawatan. Data pasien penulis dapatkan

dari catatan medis maupun tim kesehatan lain yang berhubungan dengan

kasus sebagai bahan untuk menunjang tindakan keerawatan dan

perkembangan pasien

F. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui proses pengkajian, meliputi:

1. Wawancara merupakan metode yang di gunakan untuk megumpulkan

data, contohnya: hasil anamnesia berisi tentang identitas pasien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga dll. Sumber data dari

klien, keluarga, perawat lainnya.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik merupakan metode pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan dengan pendekatan IAPP: inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi pada sistem tubuh pasien.


33

3. Studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mendokumentasikan hasil pemeriksaan diagnostic, laporan rekam medis

pasien dan data lain yang releven. Pengumpulan data juga dapat

dilaksanakan dengan menggunakan angket jika diperlukan.

G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Lokasi penelitian harus menjadi perhatian serius oleh seorang peneliti.

Penelitian harus mempertimbangkan dengan baik dimana penelitian akan

dilaksanakan mengapa ditempat tersebut, kemudian kapan sebaiknya

penelitian dilakukan dan berapa lama penelitian akan dilakukan. Artinya,

ketika penelitian dilaksanakan atau data dikumpulkan maka masalah

penelitian tersebut memang masih terjadi atau masih di tempat dimana

penelitian dilaksanakan serta akan memperielas konsep generalisasi hasil

penelitian (Swarjana, 2015). Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Anggrek

BRSUD Tabanan dan waktu studi kasus tanggal 15 s/d 18 januari 2020.

H. Analisa Data Dan Penyajian Data

Analisa data dilakukan sejak penelitian di BRSUD Tabanan sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukaan fakta, selanjutnya akan dituangkan

dalam opini pembahasan. Teknik analisa yang digunakan dengan cara

menarasikan jawaban- jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi,

wawancara, dan observasi. Uraian dalam analisa adalah:


34

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi.Hasil ditulis dalam bentu catatan lapangan, kemudian disalin

dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam catatan lapangan dijadikan

satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif

dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic

kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks

naratif.Kerahasiaan dari klien dij dengan jalan mengaburkan identitas dari

klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil- hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan.Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosa, perencanaan

tindakan, dan evaluasi.

I. Etika Studi Kasus

Dalam studi kasus asuhan keperawatan pada pasien pneumonia dengan

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan,

etika yang perlu diperhatikan adalah :


35

1. Information Sheet

Lembar informasi yang berisi informasi yang akan disampaikan kepada

calon subyek peneliti dan keluarganya sebelum mereka memutuskan

kesediaan atau ketidaksediaan menjadi subyek. Informasi yang di

sampaikan adalah penulis menanyakan kesediaan atau ketidaksediaan

kepada calon subyek peneliti untuk menjadi subyek dalam stadi kasusu

ini.

2. Inform Consent

Inform consent yaitu suatu lembar informasi yang berisikan tentang

permintaan persetujuan kepada keluarga/ penanggung jawab pasien

bahwa bersedia untuk menjadi narasumber pada studi kasus ini dengan

membuktikan lembaran inform consent tersebut. Inform consent di tanda

tangani dan di setujui oleh keluarga/ penanggung jawab pasien.

3. Anonimity (tanpa nama)

Dalam studi kasus ini penulis tidak mencantumkan identitas dari pasien.

Penulis cukup mencantumkan inisial.

4. Confidentiality (kerahasiaan)

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu. Dalam studi kasus penulis akan menjaga

kerahasiaan/ privasi tentang penyakit yang dialami pasien.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambaran Lokasi Pengambilan Data Lokasi studi kasus dilakukan di

BRSUD Tabanan yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten

Tabanan, berdiri pada tanggal 24 November 1953, terletak di jantung kota

berdiri diatas tanah seluas 1,6 hektar.

BRSUD Tabanan sudah terakreditasi Paripurna oleh KARS , sebagai

pusat pelayanan kesehatan spesialistik yang paripurna dan bermutu prima

yang menekankan pada pelayanan yang cepat, tepat, akurat terpercaya dan

professional bersertifikasi ISO 9001:2015. Terhitung mulai tanggal 10

Agustus 2016 BRSUD Tabanan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe B

Pendidikan.

BRSUD Tabanan memiliki layanan unggulan yaitu IGD, Unit Tindakan

Medik (VK/ Kmar Bersalin, Bedah Sentral (Bedah Umum, Bedah Tulang,

Ruang Bedah Urologi, Bedah Saraf, Kandungan & Kebidanan, Penyakit

Mata, THT), Ruang Bedah IRD dan Hemodialisa), dan Unit Pelayanan

Penunjang Diagnostik (Laboratorium Patologi Klinik dan Patologi Anatomi,

Mikrobiologi, Radiologi (USG, CT Scan Multi Slice 128, Pemeriksaan

MRI, Rontgen, dan Treadmill), Echocardiography, Endoscopy, dan EMG) 2

Unit Rawat Jalan (22 poliklinik spesialis), dan 3 Unit Rawat Inap.

Tersedia 2 ruang perawatan anak yang ada di BRSUD Tabanan yaitu

ruang perinatologi dan ruang anggrek sebagai ruang rawat inap khusus

36
37

anak-anak dari umur 1 bulan ampai 18 tahun. Ruang Anggrek terdiri dari

ruang jaga perawat, ruang tindakan, gudang spoelhook, dan kamar pasien.

Ruang pasien terdiri dari 7 kamar dimana ruang kelas III ada 1 kamar yang

terdiri dari 6 tempat tidur dalam 1 kamar, kamar kelas II ada 2 kamar yang

masing- masing terdiri dari 2 tempat tidur, kamar kelas I ada 3 yang masing-

masing terdiri 2 tempat tidur, dan 1 buah kamar isolasi yang terdiri dari 1

buah tempat tidur. Perawat yang bertugas di ruang anggrek terdiri dari

kepala ruangan, wakil kepala ruangan dan 10 perawat jaga. Kasus yang

sering di rawat di ruang anggrek adalah pneumonia.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan pasien An. A, dilakukan pada hari Rabu,

15 januari 2020 pukul 09.00 Wita. di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan

dengan teknik observasi, wawancara, pengumpulan data, pemeriksaan

fisik, studi dokumentasi pemeriksaan laboratorium, diagnostik, dan

catatan medis.

a. Identitas

1) Tabel 4.1 Identitas Anak


Identitas An. A
Nama An.A
Umur 9 bulan
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Hindu
Pendidikan -
Alamat Sedangkelod, abiansemal
Tanggal MRS 13 januari 2020
Tanggal pengkajian 15 januari 2020
Diagnosa medis Pneumonia
38

2) Tabel 4.2 Identitas orang tua


Identitas Ayah Ibu
Nama Tn. S Ny. D
Umur 27 tahun 24 tahun
Jenis kelamin SMA SMA
Agama Swasta Swasta
Pendidikan Hindu Hindu
Alamat Sedangkelod, Sedangkelod,
abiansemal abiansemal

b. Riwayat kesehatan
Tabel 4.3 Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit An. A
Keluhan Utama 13 januari 2020 Ny. D mengatakan
Masuk Rumah Sakit anaknya sesak nafas

Keluhan Utama Saat 15 januari 2019 Ny. D mengatakan


Pengkajian. anaknya mengalami sesak nafas

Riwayat penyakit Ny. D mengatakan anaknya mulai


sekarang sakit sejak tanggal 11 januari 2020 Ny.
D mengeluhkan anaknya mengalami
batuk, pilek, panas, dahak susah
dikeluarkan dan sesak nafas kemudian
Ny. D membawa anaknya ke
puskesmas, di puskesmas di berikan
obat setelah obat di minum kondisi
anak belum ada perubahan akhirnya
pada tanggal 13 januari 2020 pukul
10.00 wita, anak di bawa ke poli anak
BRSUD Tabanan setelah di periksa
oleh dokter anak di diagnosa
pneumonia selanjutnya oleh dokter
anak disarankan rawat inap untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut,
hingga An. A dibawa ke ruang
Anggrek BRSUD Tabanan dan
diterima pada pukul 13.30 wita. Dan
diruang Anggrek An. A dilakukan
pemeriksaan Ttv di dapatkan hasil
suhu 370C, nadi 110x/ menit, respirasi
55x/ menit, SpO2 84%. Dan An. A
mendapatkan terapi:
39

- IVFD D5% 30 tetes/ menit mikro


- Ampicilin 4 x300mg (iv)
- Gentamicin 1x70 mg (iv)
- Nebuleser 1 respul + 1cc aquabides
setiap 8 jam
- Paracetamol 4 x 1 cth
- O2 1 lpm

Riwayat penyakit Ny. D mengatakan anaknya tidak


sebelumnya pernah mengalami sesak sebelumnya

Riwayat penyakit Ny. D mengatakan dalam anggota


keluarga keluarganya baru An. A saja yang
mengalami sesak nafas tetapi di
lingkungan tempat tinggalnya ada yang
memiliki kebiasaan merokok yaitu
Ayahnya

1) Genogram
Bagan 4.1 Genogram An. A

Tn. Ny Tn. Ny.


R J Y O

Tn. Ny. Ny. Tn. Tn. Ny.


S Q D N L I

An.
A

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan
40

: laki-laki meninggal

: tinggal 1 rumah

: perempuan meninggal

: pasien

Penjelasan Genogram An. A

Dari genogram diatas Tn.S merupakan anak pertama dari

pasangan Tn. R dan Ny. J, Tn. S memiliki 1 saudara

perumpuan yang berinisial Ny. Q dan. Tn. S bekerja sebagai

pegawai swasta sedangkan Ny. D merupakan anak pertama

dari pasangan Tn. Y dan Ny. O. Ny. D memiliki 2 saudara

laki-laki yang berinisial Tn. N dan Tn. L dan 1 saudara

perempuan yang berinisial Ny. I. Ny. D bekerja sebagai

pegawai swasta, Tn. S dan Ny. D sama-sama berasal dari

Desa Sading, Abiansemal kemudian menikah dan dikaruniai

anak laki-laki pada tanggal 15 maret 2019 yang bernama An.

A. Pasien, Tn. S dan Ny. A tinggal dalam satu rumah.


41

c. Riwayat Imunisasi
Tabel 4.4 Riwayat Imunisasi
Usia
Jenis Reaksi setelah
Pemberian Dapat Tidak
Imunisasi pemberian
(Bulan)
0 HB0, Polio 0  Tidak ada
reaksi
1 BCG, Polio 1  Tidak ada
reaksi
2 DPT/ HB1,  Tidak ada
Polio 2 reaksi
3 DPT/ HB2,  Tidak ada
Polio 3 reaksi
4 DPT/ HB3,  Tidak ada
Polio 4 reaksi
9 Campak  Tidak ada
reaksi
Keterangan:

Tentang imunisasi pada An. A sudah mendapatkan imunisasi

dasar lengkap karena An. A sudah berusia 9 bulan dan tidak ada

alergi setelah diimunisasi.

d. Riwayat Tumbuh Kembang


1) Tabel 4.5 Riwayat Pertumbuhan
Riwayat Pertumbuhan An. A
Berat badan lahir 2900 gram
Panjang badan lahir 50 cm
Berat badan sekarang 10 kg
Panjang badan sekarang 72 cm
Keterangan:

Pertumbuhan pada An. A berat badan 10 kg dan panjang

badan 72 cm.
42

2) Tabel 4.6 Riwayat Perkembangan


Riwayat Perkembangan An. A
Berguling 4 bulan
Duduk 7 bulan
Merangkak 8 bulan
Berdiri 9 bulan
Tumbuh gigi 9 bulan
Keterangan:

Sesuai perkembangan pada An. A usia 9 bulan meliputi

berguling pada usia 4 bulan, duduk pada usia 7 bulan,

merangkak pada usia 8 bulan, berdiri pada usia 9 bulan, dan

tumbuh gigi pada usia 9 bulan.

e. Riwayat nutrisi
1) Tabel 4.7 Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Pemberian ASI An.A
Usia pertama kali di Sejak lahir
berikan ASI
Cara pemberian Dengan cara langsung meneteki di
payudara Ny. D secara bergantian
kiri dan kanan
Lama pemberian Dari lahir sampai usia saat ini (9
bulan) anaknya mengkonsumsi air
susu ibu ( ASI), lama waktu Ny.
D meneteki An. A sekitar 10-20
menit
Keterangan :

Ny. D mengatakan An. A sudah minum ASI dari lahir hingga

sekarang berumur 9 bulan dengan cara meneteki sekitar 10-

20 menit.
43

2) Tabel 4.8 Pemberian susu formula


Pemberian susu formula An. A
Mulai pemberian 1 bulan
Alasan pemberian Pendamping ASI
Jumlah pemberian 150 cc setiap pemberian
Cara pemberian Menggunakan dot
Keterangan :

Ny. D mengatakan An. A biasa di beri susu formula sebagai

pendamping ASI dari umur 1 bulan hingga sekarang berumur

9 bulan dengan menggunakan dot.

3) Tabel 4.9 Pola Perubahan Nutrisi


Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian
0-6 ASI Sampai usia 6 bulan
bulan
6- 9 ASI, Susu formula 6 bulan (sampai usia 2
bulan tahun)
Bubur saring 6 bulan (sampai saat ini)
Buah 7 bulan ( sampai saat
ini)
Saat ini ASI, susu formula, Saat ini
bubur saring, buah
Keterangan:

Pada An. A pola perubahan nutrisinya adalah susu formula,

bubur saring dan buah.

f. Perubahan pola kesehatan


Tabel 4. 10 Aktivitas Bio- Psiko- Sosial- Spiritual
Pola An. A
Kesehatan
Biologis
- Sebelum sakit Ny. D mengatakan An. A
tidak mengalami masalah dan gangguan
dalam pernapasan, baik menarik dan
Bernafas
menghembuskan nafas
- Pada saat pengkajian Ny. D mengatakan
An. A sesak serta mengalami batuk, pilek
44

dan dahak susah dikeluarkan.


- Makan: sebelum pengkajian Ny. D
mengatakan An. A biasa makan 3 kali
sehari dengan menu bubur, lauk pauk dan
sayuran dimana 1 porsi habis dan kadang
makan buah.
- Saat pengkajian Ny. D mengatakan An. A
tidak selera makan hanya makan ½ porsi
yang disediakan di rumah sakit.
Makan Minum
- Minum: sebelum pengkajian Ny. D
mengatakan An. A biasa minum air putih
± 3 gelas dalam sehari (±750 cc/ hari) dan
minum susu formula 120 cc dalam sekali
pemberian.
- Saat pengkajian Ny. D mengatakan An. A
minum ± 1 gelas perhari (± 250 cc/ hari)
dan minum susu fromula 350 cc.
- BAB: Sebelum pengkajian Ny. D
mengatakan An. A tidak mengalami
gangguan dalam hal buang air besar, biasa
BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, warna kuning dan bau khas feses.
- Saat pengkajian Ny. D mengatakan An. A
sudah BAB 1 kali dari tadi pagi dengan
konsistensi lembek.
Eleminasi
- BAK: Sebelum pengakajian Ny. D
mengatakan An. A biasa BAK 5-6 kali
sehari dengan volume 1 kali kencing ±
100cc, warna kuning jernih, bau khas urin.
- Saat pengkajian Ny. D mengatakan
anaknya An. A sudah buang air kecil lima
kalidengan volume 1 kali kencing ± 100cc,
warna kuning jernih, bau khas urin
- Sebelum pengkajian Ny. D mengatakan
An. A tidur teratur, An. A tidur siang dari
pukul 13.00 wita sampai pukul 14.30 wita.
Istirahat dan Dan tidur malam dari pukul 19.40 wita
Tidur sampai pukul 06.00 wita.
- Saat pengkajian Ny. D mengatakan An. D
biasa tidur malam pukul 20.30 dan sering
terbangun pada malam harinya.
- Sebelum pengajian Ny. D mengatakan An.
A selama ini cukup aktif.
Gerak
- Saat pengkaajian Ny. D mengatakan hanya
Aktivitas
bisa berbaring di tempat tidur dan sesekali
dipangku oleh Ny. D
45

- Sebelum pengkajian Ny. D mengatakan


An. A biasa dimandikan 2 kali sehari
Kebersihan
dengan air bersih dan memakai sabun.
Diri
- Saat pengkajian Ny. D mengatakan An.A
hanya di lap saja
- Sebelum pengkajianNy. D mengatakan
An. A tidak mengalami peningkatan atau
Pengaturan penurunan suhu tubuh
Suhu Tubuh - Saat pengkajian Ny. D mengatakan An. A
tidak mengalami peningkatan suhu tubuh.

Psikologis
- Saat pengakajian Ny. D mengatakan An.
A tidak pernah rewel.
- Saat pengkajian Ny. D mengatakan An. A
Rasa Nyaman
semenjak dirumah sakit An. I agak rewel
dan kadang menangis bila dilakukan
tindakan keperawatan
- Sebelum pengkajian Ny. D mengatakan
An. A sudah merasa aman berada di dekat
orang tuanya dan tidak terlalu khawatir
dengan keadaan An. A.
Rasa Aman - Saat pengkajian Ny. D mengatakan
khwatir dengan keadaan An. A karena
sesak. Orang tua tampak bertanya-tanya
tentang penyakit An. A

Data sosial
- Sebelum pengakajian Ny. D mengatakan
An. A sangat disayang.
Sosial Anak
- Saat pengkajian An. A tampak ditemani
Tn. S dan Ny. D.
- sebelum dan saat pengkajian Ny. D
Prestasi mengatakan An. A belum memiliki
prestasi.
- Sebelum pengkajian Ny. D mengatakan
An. A biasa diajak rekreasi bersama orang
Rekreasi tuanya.
- Saat pengkajian An. A hanya berbaring
ditempat tidur.
- Sebelum pengkajian Ny. D mengatakan
anaknya masih belajar sembahyang
- saat pengkajian Ny. D mengatakan
Ibadah
anaknya tidak bisa sembahyang dan hanya
berbaring di tempat tidur.
46

- Sebelum pengkajian: Ny. D mengatakan


An. A sebelum sakit An. A biasa bermain
dengan teman sebayanya.
Bermain - Saat pengakajian: Ny. D mengatakan An.
A hanya berbaring ditempat tidur dan
ditemani bermain dengan orang tuanya.

Spiritual
- Ny. D mengatakan beragama Hindu dan
percaya terhadap Tuhan dan Ny. D
bersembahyang atau berdoa di tempat
tidur, Ny. D mengatakan tidak memiliki
Spiritual
ritual tertentu saat sakit dan Ny. D percaya
bahwa sakit yang diderita An. A adalah
penyakit medis dan saat sakit An. A
dibawa ke rumah sakit.

g. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.11 Pemeriksaan Fisik
Observasi An. A
Keadaan Umum Anak tampak lemah
Tanda-tanda vital
1) Nadi 130x/menit
2) Suhu 370C
3) Respirasi 55x/menit
4) SpO2 84%
Antropometri
1) Tinggi badan 72cm
2) Berat badan 10 kg
3) Lingkar kepala 33 cm
4) Lingkar dada 44 cm
5) Lingkar perut 47cm
6) LLA 13 cm
ROS (review of system)
- Inspeksi: Hidung simetris kiri dan
kanan, terdapat pernafasan cuping
hidung, bersih tidak ada secret,
Sistem Pernafasan terpasang O2 lpm nasal kanul.
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi: Suara paru-paru sonor
- Auskultasi: Suara nafas ronchi.
- Inspeksi: Pergerakan dada
Sistem cardio veskuler simetris, tidak ada lesi. Palpasi:
Tidak ada pembesaran vena
47

jugularis
- Perkusi: dullness
- Auskultasi: suara jantung normal
S1 S2 tunggal reguler.

- Inspeksi: Tidak ada lesi, muntah


dan muntah tidak ada.
- Auskultasi: Bising usus 10 kali
Sistem pencernaan
permenit, suara abdomen timpani
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan
- Perkusi: Suara perut timpani
Sistem pengelihatan:
- Inspeksi: Pupil isokor, pergerakan
mata simetris, lapang pandang
normal, mata tampak kemerahan,
konjungtiva merah muda.
Sistem penciuman:
- Inspeksi:Hidung bentuk simetris,
tidak ada secret, tidak ada lesi,
terpasang O2 1 lpm. Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan
Sistem pengindraan
Sistem pendengaran:
- Inspeksi: Telinga bentuk simetris,
pendengaran baik, telinga bersih
tidak ada serumen berlebihan,
tidak ada lesi.
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
Sistem perasa:
- Inspeksi: Tidak ada lesi, mukosa
bibir lembab, lidah bersih.
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
- Inspeksi: Orientasi baik, An. A
Sistem persarafan
sadar, tidak ada lesi,
Kepala:
- Bentuk normal, gerakan kepala
normal, dan wajah tampak
kemerahan. Vertebrae: Tidak ada
kelainan bentuk tulang belakang.
Lutut:
Sistem muskuloskletal - Tidak bengkak, tidak kaku,
gerakan baik. Kaki: Normal,
tidak ada bengkak.
Tangan:
- Normal, tidak ada bengkak,
terpasang infus di tangan kanan
IVFD D5 30 tetes/ menit mikro.
48

- Palpasi: Kekuatan tonus otot baik


555 555

555 555
Rambut:
- Inspeksi: Warna rambut hitam,
persebaran rambut merata.
Kulit:
- Inspeksi: Tidak ada lesi, tampak
Sistem integumen ada mintik- mintik merah dikulit.
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Kuku:
- Inspeksi: Warna kuku merah
muda, permukaan datar dan kuku
bersih
Kelenjar tyroid: Tidak ada
pembesaran.
Sistem edokrin Ekskresi urine berlebih: Tidak ada.
Polidipsi dan poliphagia: tidak ada
Keringat berlebih: Tidak ada
Ny. D mengatakan anaknya tidak
Sistem perkemihan
ada masalah saat berkemih
Ny. D mengatakan anaknya tidak
Sistem imunitas
memiliki riwayat alergi.
49

h. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.12 Pemeriksaan Penunjang An. A Tanggal 13 januari
2020
Nama Test Hasil Nilai Unit
Rujukan
HGB 11.0 g/dL 9.0-17.9
RBC 3.98 10^6/dL 2.80-5.60
HCT 32.8 % 30.0-59.0
MCV 82.4 fL 81.0-126.0
MCH 27.6 % 24.0-38.0
MCHC 33.5 Pg 25.0-37.0
RDW-SD 42.2 g/dL 37.0-54.0
RDW-CV 14.1 % 11.5-14.5
WBC 13.74 10^/uL 5.00-19.50
NEUT% 21.7 % 17.0-60.0
LYMPH% 59.3 % 20.0-70.0
BASO% 0.1 % 0.0-1.0
MONO% 9.6 % 1.0-11.0
EOS% 9.3 * % 1.0-5.0
NEUT# 3.0 10^3/uL 1.5-7.0
LYMPH# 8.2 * 10^3/uL 1.0-3.7
BASO# 0.0 10^3/uL 0.0-0.1
MONO# 1.3 * 10^3/uL 0.0-0.7
EOS# 1.3 * 10^3/uL 0.0-0.4
PLT 839 * 10^3/uL 150-450
PDW 8.9 10^3/uL 9.0-17.0
MPV 9.0 fL 9.0-13.0
50

2. Analisa Data

ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN An. A DENGAN


PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN
TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020

Tabel 4.13 Analisa Data


Data Etiologi kesimpulan
Data Subyektif Inflamasi dan Ketidakefektifan
- Ny. D mengatakan An. konsolidasi lobus bersihan jalan
A sesak nafas
- Ny. D mengatakan An. Peningkatan cairan
A batuk dan pilek. alveolar dan
- Ny. D mengatakan An. interstitial
A susah mengeluarkan
dahak Eksudasi kental
Data obyektif Suara nafas ronchi
- Suara nafas ronchi +/+
- An. A terlihat batuk-
batuk.
- Respirasi 55x/ menit
- SpO2 84%

a. Rumusan masalah
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Analisa masalah
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
P: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
E: Peningkatan produksi sputum
S: Ny. D mengatakan An. A sesak, Ny. D mengatakan An. A
batuk dan pilek, Ny. D mengatakan An. A susah
mengeluarkan dahak, suara nafas ronchi +/+, respirasi
55x/ menit, SpO2 84%, An. A terlihat batuk-batuk.
Proses Terjadi : Obstruksi jalan nafas merupakan kondisi
pernafasan yang tidak normal akibat
51

ketidak mampuan betuk efektif yang


disebabkan oleh sekresi yang berlebihan
dan kental.
Akibat jika tidak ditanggulangi: Sianosis, hipoksia, obstruksi
saluran pernafasan
52

3. Perencanaan keperawatan
Pada prioritas masalah keperawatan dibuat berdasarkan berat
ringannya masalah.
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum ditandai dengan Ny. D mengatakan
An. A sesak , Ny. D mengatakan An. A batuk dan pilek, Ny. D
mengatakan An. A susah mengeluarkan dahak, suara nafas ronchi
+/+, respirasi 55x/ menit, SpO2 84%, An. A terlihat batuk-batuk.

RENCANA KEPERAWATAN PASIEN An. A DENGAN


PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN
TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020

Tabel 4.14 Rencana Keperawatan


Hari/
D Rrencana
tgl/ Rencana tujuan Rasional
X tindakan
Jam
Selasa, 1 Setelah diberikan 1. Obervasi vital 1. Membantu
3 April asuhan sign mengetahui perkemba
2020 keperawatan 2. Kaji frekuensi ngan An. A
pukul selama 3 x 24 jam dan kedalaman 2. Pernafasan dangkal
10.00 diharapkan nafas pasien sering terjadi karena
wita bersihan jalan 3. Auskultasi area ketidak nyamanan
nafas pasien paten paru gerakan dinding dada
dengan kriteria 4. Beri posisi tidur atau cairan paru.
hasil: kepala lebih 3. Krekelas, ronki,
1. An. A tidak tinggi dari mengi terdengar pada
batuk dan badan inspirasi atau
pilek lagi 5. Delegatif ekspirasi karena
2. An. A tidak dalam respon terhadap
sesak lagi pemberian obat: pengumpu lan cairan,
3. Frekuensi - Nebuleser sekret kental dan
nafas dalam ventolin 1 spasme atau obstruksi
rentan normal respul + 1cc jalan nafas.
(30-50 x/ aquabides 4. Posisi duduk
menit) setiap 8 jam memungki nkan
4. Tidak ada - Ampicilin 4 x upaya nafas lebih
suara nafas 200 mg ( iv) dalam dan lebih kuat.
tambahan - Gentamicin 5. Untuk menurunkan
53

5. Spo2 dalam 1x36 mg (iv) spasme bronkus dan


rentang memperm udah
normal (90- pengeluar an secret
100%)
6. Respirasi
dalam rentang
normal (30-
50x/mnt)
54

4. Pelaksaaan Keperawatan

PELAKSANAAN KEPERAWATAN PASIEN An. A DENGAN


PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN
TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020

Tabel 4.15 Pelaksanaan Keperawatan


Hari/ Tgl/ Tindakan
DX Evaluasi
Jam Keperawatan
Rabu, 15 1 Mengobservasi kondisi DS : Ny. D mengatakan An. A
januari umum dan mengukur mengalami batuk, pilek dan dahak
2020 vital sign pasien susah dikeluarkan
pukul DO : Kondisi umum An. A lemas
10.00 wita vital sign suhu 370 C, nadi 130x/
menit, respirasi 55x/ menit, SpO2
84%. .
Pukul 1 Memberi posisi tidur DS: Ny. D mengatakan An. A
13.00 kepala lebih tinggi dari sudah terlihat lebih nyaman dengan
Wita badan posisi yang diberikan
DO: Posisi tidur kepala lebih tinggi
sudah diberikan pada An. A tampak
lemas dan batuk-batuk.
Pukul 1 Delegatif dalam Ds: Ny. D mengatakan semenjak
16.00 pemberian Nebuleser diuap sesek An. A sedikit demi
Wita ventolin 1 respul + 1cc sedikit mulai berkurang.
aquabides setiap 8 jam DO: Terapi nebulezer sudah
diberikan, An. A tampak sedikit
rewel saat diuap.
Pukul 1 Mengecek spo2 An.A Ds: -
16.30 DO: An. A tampak sedikit rewel,
Wita Spo2 An.A: 84%
Pukul 1 Delegatif dalam DS: Ny. D mengatakan An. A
18. 00 pemberia masih sesak
wita -Ampicilin 300 mg iv DO: Obat telah di berikan melalui
perset iv perset dan tidak ada tanda- tanda
alergi.
Pukul 1 - Mengkaji frekuensi DS: Ny. D mengatakan An.A masih
19.00 wita dan kedalaman nafas sesak
pasien DO: Terdapat retraksi otot dada,
- Mengauskultasi area suara nafas ronchi +/+, respirasi
paru 55x/ menit
55

Pukul 1 Delegatif dalam DS: Ny. D mengatakan semenjak


21.30 wita pemberian Nebuleser diuap sesek An. A sedikit demi
ventolin 1 respul + 1cc sedikit mulai berkurang.
aquabides setiap 8 jam DO: Terapi nebulezer sudah
diberikan, An. A tampak sedikit
rewel saat diuap.
Pukul 1 Delegatif dalam DS: -
06.00 wita pemberian DO: Obat telah di berikan melalui
- Ampicilin 300 mg iv iv perset dan tidak ada tanda- tanda
perset alergi.
Kamis, 16 1 Mengobservasi kondisi DS : Ny. D mengatakan An. A
januari umum dan mengukur batuk-batuk
2020 vital sign pasien DO : Kondisi umum An. A lemas
pukul vital sign suhu 370C, nadi 120x/
08.00 wita menit, respirasi 52x/ menit, SpO2
95%.
Pukul 1 - Mengkaji frekuensi DS: Ny. D mengatakan An.A masih
10.00 wita dan kedalaman nafas sesak
pasien DO: Terdapat retraksi otot dada,
- Mengauskultasi area suara nafas ronchi +/+, respirasi
paru 50x/ menit
Pukul 1 Delegatif dalam DS: Ny. D mengatakan semenjak
11.00 wita pemberian Nebuleser diuap sesek An. A sedikit demi
ventolin 1 respul + 1cc sedikit mulai berkurang.
aquabides setiap 8 jam DO: Terapi nebulezer sudah
diberikan, An. A tampak sedikit
rewel saat diuap.
Pukul 1 Memberika posisi tidur DS: Ny. D mengatakan An. A
13.00 kepala lebih tinggi dari sudah terlihat lebih nyaman dengan
Wita badan posisi yang diberikan
DO: Posisi tidur kepala lebih tinggi
sudah diberikan pada An. A tampak
lemas dan batuk-batuk.
Pukul 1 Mengecek spo2 An.A Ds: -
14.30 DO: An. A tampak sedikit rewel,
Wita Spo2 An.A: 85%
Pukul 1 Delegatif dalam DS:-
16.00 wita pemberian DO: Obat telah di berikan melalui
- Ampicilin 300 mg iv iv perset dan tidak ada tanda- tanda
perset alergi
- Gentamicin 70 mg iv
perset
Pukul 1 Delegatif dalam DS: Ny. D mengatakan sesek An. A
21.00 pemberian Nebuleser sudah tidak ada
wita ventolin 1 respul + 1cc DO: Terapi nebulezer sudah
aquabides setiap 8 jam diberikan, An. A tampak tidak
56

rewel lagi saat diuap.


Pukul 1 Memberikan posisi DS: Ny. D mengatakan An. A
21.30 tidur kepala lebih sudah terlihat lebih nyaman dengan
Wita tinggi dari badan posisi yang diberikan
DO: Posisi tidur kepala lebih tinggi
sudah diberikan pada An. A tampak
tidak lemas dan batuk sudah tidak
ada
Jumat, 17 1 Mengobservasi kondisi DS : Ny. D mengatakan An. A
januari umum dan mengukur batuk-batuk
2020 vital sign pasien DO : Kondisi umum An. A lemas
pukul vital sign suhu 370C, nadi 120x/
08.00 wita menit, respirasi 48x/ menit, SpO2
95%.
Pukul 1 Mengkaji frekuensi DS: Ny. D mengatakan An.A masih
09.00 wita dan kedalaman nafas sesak
pasien DO: Terdapat retraksi otot dada,
- Mengauskultasi area suara nafas ronchi +/+, respirasi
paru 46x/ menit
Pukul 1 Delegatif dalam DS: Ny. D mengatakan semenjak
11.00 wita pemberian nebulezer diuap sesek An. A sedikit demi
ventolin 1 respul sedikit mulai berkurang.
DO: Terapi nebulezer sudah
diberikan, An. A tampak sedikit
rewel saat diuap.
Pukul 1 Mengecek spo2 An.A Ds: -
12.15 DO: An. A tampak sedikit rewel,
Wita Spo2 An.A: 90%
Pukul 1 Memberikan posisi DS: Ny. D mengatakan An. A
13.00 wita tidur kepala lebih sudah terlihat lebih nyaman dengan
tinggi dari badan posisi yang diberikan
DO: Posisi tidur kepala lebih tinggi
sudah diberikan pada An. A tampak
lemas dan batuk-batuk.
Pukul Delegatif dalam DS: -
16.00 wita pemberian DO: Obat telah di berikan melalui
- Ampicilin 300 mg iv iv perset dan tidak ada tanda- tanda
perset alergi
- Gentamicin 70 mg iv
perset

Pukul 1 Delegatif dalam DS: Ny. D mengatakan sesek An. A


21.00 pemberian Nebuleser sudah tidak ada
Wita ventolin 1 respul + 1cc DO: Terapi nebulezer sudah
aquabides setiap 8 jam diberikan, An. A tampak tidak
rewel lagi saat diuap.
57

Sabtu, 18 1 Mengobservasi kondisi DS : Ny. D mengatakan An. A


januari umum dan mengukur batuk-batuk
2020 vital sign pasien DO : Kondisi umum An. A lemas
pukul vital sign suhu 370 C, nadi 120x/
08.00 wita menit, respirasi 44x/ menit, SpO2
95%.
Pukul 1 - Mengkaji frekuensi DS: Ny. D mengatakan An.A masih
10.00 wita dan kedalaman nafas sesak
pasien DO: Terdapat retraksi otot dada,
- Mengauskultasi area suara nafas ronchi +/+, respirasi
paru 42x/ menit
Pukul 1 Delegatif dalam DS: Ny. D mengatakan semenjak
11.00 wita pemberian Nebuleser diuap sesek An. A sedikit demi
ventolin 1 respul + 1cc sedikit mulai berkurang.
aquabides setiap 8 jam DO: Terapi nebulezer sudah
diberikan, An. A tampak sedikit
rewel saat diuap.
Pukul 1 Mengecek spo2 An.A Ds: -
12.15 DO: An. A tampak sedikit rewel,
Wita spo2 An.A: 95%
Pukul 1 Memberikan posisi DS: Ny. D mengatakan An. A
13.00 tidur kepala lebih sudah terlihat lebih nyaman dengan
Wita tinggi dari badan posisi yang diberikan
DO: Posisi tidur kepala lebih tinggi
sudah diberikan pada An. A tampak
lemas dan batuk-batuk.
Pukul 1 Delegatif dalam DS:-
14.00 wita pemberian DO: Obat telah di berikan melalui
- Ampicilin 300 mg iv iv perset dan tidak ada tanda- tanda
perset alergi
- Gentamicin 70 mg iv
perset
Pukul 1 Mengobservasi kondisi DS : Ny. D mengatakan An. A
15.00 umum dan mengukur sudah tidak batuk-batuk
Wita vital sign pasien DO : Kondisi umum An. A
membaik vital sign suhu 36,5C,
nadi 110x/ menit, respirasi 40x/
menit, SpO2 95%
58

5. Evaluasi keperawatan

EVALUASI KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN


PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK BRSUD TABANAN
TANGGAL 15 s/d 18 JANUARI 2020

4.16 Evaluasi Keperawatan


Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
Diagnosa
Rabu, 15 Januari Kamis, 16 Januari Jumat, 17 Januari Sabtu, 18 Januari
Keperawatan
2020 2020 2020 2020
Ketidakefektifan S: S: S: S:
bersihan jalan nafas - Ny.D mengatakan - Ny. D mengatakan - Ny. D mengatakan - Ny. D mengatakan
berhubungan An. A sesak sudah An. A sesak sudah An. A sesak sudah An. A sesak sudah
dengan berkurang berkurang berkurang berkurang
peningkatan - Ny. D mengatakan - Ny. D mengatakan - Ny.D mengatakan - Ny. D mengatakan
produksi sputum An. A batuk dan An. A batuk dan An. A batuk dan An. A batuk dan
ditandai dengan pilek sudah pilek sudah pilek sudah pilek sudah tidak
Ny. D mengatakan berkurang berkurang berkurang ada
An. A sesak , Ny. - Ny. D mengatakan - Ny. D mengatakan - Ny. D mengatakan - Ny. D mengatakan
D mengatakan An. An. A dahak sudah An. A dahak sudah An. A dahak sudah An. A dahak sudah
A batuk dan pilek, keluar sedikit demi keluar sedikit demi keluar sedikit demi tidak ada
Ny. D mengatakan sedikit. sedikit sedikit O:
An. A susah O: O: O: - Suara nafas ronchi
mengeluarkan - Suara nafas ronchi - Suara nafas ronchi - Suara nafas ronchi tidak ada
dahak, suara nafas +/+ +/+ +/ + - Respirasi 46x/ menit
59

ronchi +/ +, - Respirasi 55x/ - Respirasi 54x/ - Respirasi 50x/ - Batuk An. A sudah
respirasi 40x/ menit menit menit berkurang
menit, An. A - An. A terlihat - An. A terlihat - An. A terlihat - SpO2 95%.
terlihat batukbatuk. batuk-batuk batuk-batuk batuk batuk A: Tujuan 1, 2, 3, 4, 5,
- SpO2 84%. - SpO2 85%. - SpO2 90%. dan 6 tercapai,
A: Tujuan belum A: Tujuan belum A: Tujuan belum masalah teratasi
tercapai,Masalah tercapai, masalah tercapai, masalah P: Pertahankan kondisi
belum teratasi belum teratasi teratasi sebagian An. A
P: P: Lanjutkan renpra P: Lanjutkan renpra P: Lanjutkan renpra
60

B. Pembahasan

Pembahasan merupakan proses analisa antara penerapan teori dengan


praktiknya secara nyata. Pada bab ini akan dibahas secara nyata tentang
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada kasus pasien
An. A pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di ruang
anggrek brsud tabanan tanggal 15 s/d 18 januari 2020 dan dibahas secara
bertahap sesuai dengan tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien

(Nursalam, 2013).

Di teori askep ditemukan data subjektif: orang tua pasien mengeluh

anaknya sesak nafas, batuk dan pilek, dan pada data objektif: ada batuk-

batuk, nafas cuping hidung, demam ringan, bernafas dengan cepat,

wheezing/ ronchi, retraksi otot dada, turgor kulit tidak elastic (Nurarif &

Kusuma, 2015).

Di pengkajian askep An. A data yang ditemukan sama seperti pada

tinjauan teori askep data subjektif: orang tua pasien mengeluh anaknya

sesak nafas, batuk dan pilek, dan pada data objektif: ada batuk-batuk,

nafas cuping hidung, demam ringan, bernafas dengan cepat, wheezing/

ronchi, retraksi otot dada, turgor kulit tidak elastic. Kesimpulan yang di

dapat adalah di dalam tinjauan teori askep dan askep pada An. A tidak di

temukan adanya kesenjangan karena dari hasil pengkajian DS dan DO


61

data An. A yang di temukan pada teori askep sudah sama dengan

pengkajian pada askep.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok di mana perawat seara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi seara pasti untuk menjaga

status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan mengubah

(Carpenito, 2000 dalam Nursalam 2013).

Pada teori askep An. A diagnosa keperawatan adalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum di dukung oleh data seperti Ny. D mengatakan An. A

sesak, Ny. D mengatakan An. A batuk dan pilek, Ny. D mengatakan An.

A susah mengeluarkan dahak, suara nafas ronchi +/+, respirasi 55x/

menit, SpO2 84%.

Pada askep An. A diagnosa keperawatan adalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum

di dukung oleh data seperti Ny. D mengatakan An. A sesak, Ny. D

mengatakan An. A batuk dan pilek, Ny. D mengatakan An. A susah

mengeluarkan dahak, suara nafas ronchi +/+, respirasi 55x/ menit, SpO2

84%. Menurut NANDA 2015-2016 memaparkan bahwa diagnosa

ketidakefektifan bersihan jalan nafas batasan karakteristik terdiri dari


62

terdapat suara nafas tambahan sputum dalam jumlah yang berlebih,

perubahan frekuensi nafas, perubahan pola nafas, batuk yang tidak

efektif,

Dari uraian data di atas dapat di simpulkan dalam di problem dan

etiologi teori askep dan askep pada An. A tidak di temukan adanya

kesenjangan karena dari hasil data An. A yang di temukan pada teori

askep sudah sama dengan askep.

3. Rencana Keperawatan

Perencanaan Keperawatan meliputi pengembangan strategi desain

untuk mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang

telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan. Tahap ini dimulai

setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana

dokumentasi (lyer, taptih, dan Bernocchi-Losey, 1996 dalam Nursalam

2013).

Diagnosa keperawatan pada teori askep dan pada askep di

prioritaskan menurut NANDA 2015-2016 diagnosa ketidakefektifan

bersihan jalan nafas dijadikan sebagai diagnosa prioritas pertama,

berdasarkan 14 kebutuhan dasar manusia, apabila dalam usaha bernafas

terganggu akan sangat beresiko terjadinya gangguan proses inspirasi dan

ekspirasi O2 yang sangat berperan penting dalam proses kehidupan. Dan

diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas batasan karakteristik

terdiri dari suara nafas tambahan sputum dalam jumlah yang berlebih,
63

perubahan frekuensi nafas, perubahan pola nafas, batuk yang tidak

efektif, penurunan bunyi nafas. Tehnik memprioritaskan diagnosa ini

dipilih karena buku NANDA 2015-2016 merupakan acuan dalam

penulisan askep.

Kriteria hasil pada tori askep yaitu 1. An.A tidak batuk lagi, 2. An.A

tidak sesak lagi, 3. Frekuensi nafas dalam rentang normal (30-50x/

menit), 4. Tidak ada suara nafas tambahan. Dan Kriteria hasil pada askep

yaitu 1. An.A tidak batuk lagi, 2. An.A tidak sesak lagi, 3. Frekuensi

nafas dalam rentang normal (30-50x/ menit), 4. Tidak ada suara nafas

tambahan. Kesimpulan yang di dapat adalah di dalam tinjauan teori askep

dan askep pada An. A tidak di temukan adanya kesenjangan karena

kriteria hasil An. A yang di temukan pada teori askep sudah sama dengan

kriteria hasil pada askep.

Rencana keperawatan pada An. A dengan diagnosa ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada teori askep dan askep sudah sama yaitu 1.

Obervasi vital sign, 2. Kaji frekuensi dan kedalaman nafas pasien, 3.

Auskultasi area paru 4. Beri posisi duduk semi fowler, 5. Delegatif

dalam pemberian obat: Nebulezer ventolin 0,5 respul, Ampicilin 4 x 200

mg ( iv), Gentamicin 1x36 mg (iv). Kesimpulan: Kesimpulan yang di

dapat adalah di dalam tinjauan teori askep dan askep pada An. A tidak di

temukan adanya kesenjangan karena Rencana keperawatan An. A yang

di temukan pada teori askep sudah sama dengan Rencana keperawatan

pada askep.
64

Dari uraian data di atas dapat di simpulkan diagnosa ketidakefektifan

bersihan jalan nafas dijadikan sebagai diagnosa prioritas pertama,

berdasarkan 14 kebutuhan dasar manusia, apabila dalam usaha bernafas

terganggu akan sangat beresiko terjadinya gangguan proses inspirasi dan

ekspirasi O2 yang sangat berperan penting dalam proses kehidupan.

Rencana keperawatan yang di susun pada An.A yaitu 1. Obervasi vital

sign, 2. Kaji frekuensi dan kedalaman nafas pasien, 3. Auskultasi area

paru 4. Beri posisi duduk semi fowler, 5. Delegatif dalam pemberian

obat: Nebulezer ventolin 0,5 respul, Ampicilin 4 x 200 mg ( iv),

Gentamicin 1x36 mg (iv) dengan kriteria hasil 1. An.A tidak batuk lagi,

2. An.A tidak sesak lagi, 3. Frekuensi nafas dalam rentang normal (30-

50x/ menit), 4. Tidak ada suara nafas tambahan.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan untuk membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi

koping. Perencanaan asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan

dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam

implementasi asuhan keperawatan. Selama tahap implementasi, perawat

terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan

yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. (Nursalam, 2013).


65

Rencana keperawatan pada An. A dengan diagnosa ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada teori askep dan askep sudah sama yaitu 1.

Obervasi vital sign, 2. Kaji frekuensi dan kedalaman nafas pasien, 3.

Auskultasi area paru 4. Beri posisi duduk semi fowler, 5. Delegatif

dalam pemberian obat: Nebulezer ventolin 0,5 respul, Ampicilin 4 x 200

mg ( iv), Gentamicin 1x36 mg (iv). Kesimpulan: Kesimpulan yang di

dapat adalah di dalam tinjauan teori askep dan askep pada An. A tidak di

temukan adanya kesenjangan karena Rencana keperawatan An. A yang

di temukan pada teori askep sudah sama dengan Rencana keperawatan

pada askep.

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada An.

A sudah sesuai dengan rencana keperawatan yang telah di laksanakan.

selama 3 x 24 jam. Untuk kegiatan diluar shift, penulis melibatkan

perawat ruangan, pasien dan keluarga yang sangat kooperatif dalam

pelaksanakan tindakan keperawatan. Semua penjelasan dapat diterima

dan dapat dilaksanakan sehingga pelaksanaan berjalan dengan lancar.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana

intervensi, dan implementasi. (Ignatavicius & Bayne, 1994 dalam

Nursalam, 2013).
66

Penulis mengevaluasi masalah keperawatan pada An. A untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan keperawatan pada An. A dengan

diagnosa pneumonia di ruang Anggrek BRSUD Tabanan. Evaluasi

keperawatan di bedakan menjadi dua yaitu evaluasi harian/ evaluasi

formatif untuk mengetahui perkembangan pasien setiap hari di lakukan 3

kali pada tanggal 13, s/d 15 januari 2020 dan evaluasi akhir atau evaluasi

sumatif yaitu untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan yang dapat

dicapai pada An. A selama di rawat di rumah sakit di lakukan pada hari

terakhir di lakukan asuhan keperawatan pada tanggal 16 januari 2020.

Pada evaluasi formatif yang di lakukan 3 kali pada tanggal 13 s/d 15

januari 2020 di dapatkan pada pasien An. A tujuan yang di tentukan

belum tercapai, masalah belum teratasi, dan pada evaluasi sumatif yang

dicapai pada tanggal 16 januari 2020 pada pasien An. A dengan diagnosa

ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu dimana tujuan 1,2,3,4,5,&6

tercapai dan masalah sudah teratasi.

C. Keterbatasan

Dalam penulisan studi kasus ini, terdapat keterbatasan yang

membatasi penulisan studi kasus ini, antara lain:

1. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada An. A penulis tidak

dapat melaksanakannya menyeluruh selama 3x24 jam. Penulis hanya

bisa melaksanakannya pada saat jam dinas saja, sedangkan diluar itu

pelaksanaannya dilakukan oleh petugas di ruangan.


67

2. Tempat wawancara yang dilakukan di ruangan pasien masing-masing,

walaupun suasana dalam wawancara tenang, tapi kadang-kadang

wawancara sering terhenti karena kepentingan keperawatan, sehingga

pembicaraan terputus, dan kemudian dilanjutkan lagi.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang ditulis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penulis telah mendapat gambaran umum tentang asuhan keperawatan An. A

dengan Pneumonia di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan sudah dapat

dilaksanakan dengan baik

Pada pengkajian, data An. A diperoleh dengan pengumpulan data dan

pengkajian data bio-psiko-spiritual. Data yang dikumpulkan telah disesuaikan

dan berdasarkan pada kondisi anak pada saat pengkajian. Dari pengkajian

pada An. A telah dapat di rumuskan 1 diagnosa keperawatan yaitu,

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum. Perumusan diagnosa tersebut sudah berdasarkan teori dan

disesuaikan dengan data yang muncul pada kedua kasus.

Perencanaan disusun sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul

dan prioritas masalah keperawatan telah dibuat berdasarkan berat ringannya

masalah yang paling mengancam kehidupan anak.

Pelaksanaan tindakan keperawatan, sebagaian besar sudah sesuai dengan

rencana keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan keperawatan bisa

dilaksanakan dengan baik dan efektif dikarenakan terjalinnya kerjasama yang

baik antara penulis dengan perawat ruangan, tenaga medis lainnya, keluarga

anak yang kooperatif sehingga dalam pemberian implementasi keperawatan

dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

68
69

Evaluasi keperawatan sudah sesuai dengan rencana tujuan yang telah

dibuat. Evaluasi dilakukan pada An. A dalam rentang waktu 3 x 24 jam untuk

diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Evaluasi yang dilakukan

adalah evaluasi setiap hari untuk mengetahui perkembangan anak setiap

harinya. Dari 1 masalah yang muncul pada An. A, satu masalah tersebut

sudah dapat tercapai dengan kriteria hasil yang diharapkan.

B. Saran

Dalam rangka meningkatkan pelayanan pada anak pneumonia di ruang

Anggrek BRSUD Tabanan maka penulis dapat menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi An. A beserta keluarga

a. Agar tetap mempertahankan kondisi anak yang telah tercapai dan

mempertahankan sikap yang kooperatif terhadap segala tindakan

keperawatan yang diberikan, selalu memperhatikan penjelasan yang

diberikan oleh perawat ataupun dokter

b. Keluarga mampu melaksanakan perawatan dan pencegahan terhadap

penyakit, serta senantiasa meningkatkan derajat kesehatan anak dan

keluarga, dan tetap melanjutkan pengobatan dengan selalu kontrol

secara teratur setelah anak diperbolehkan pulang

2. Kepada perawat di Ruang Anggrek BRSUD Tabanan

Diharapkan agar melanjutkan dalam pemberian asuhan keperawatan

pada An. A sehingga dalam perawatannya tercapai tujuan yang optimal


70

dan tetap melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan SOAP yang

ada

3. Kepada Penulis Selanjutnya

Diharapkan kepada penulis selanjutnya bisa menjadikan KTI (karya

tulis ilmiah ) ini sebagai referensi dalam penyusunan berikutnya.


71

DAFTAR FUSTAKA

Fikri Ali Bagus, (2016). Analisis Faktor Risiko Pemberian Asi Dan Ventilasi

Kamar Terhadap Kejadian Pneumonia Diperoleh pada tanggal 12

Februari 2020. Dapat diakses di:

http://www.academia.edu/download/59415758/1978-17559-2P B 2 0 1

90527 -7037-vkqfnr.pdf

Black, J.M., & Jane,H.H., (2014). Keperawatan Medikal Bedah Singapore:

Elsevier

Muttaqin, Arif, (2014). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System

pernafasan.Jakarta : Selemba Medika.

Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Jakarta : Selemba

Medika.

Nurarif, A.H., & Hardhi K (2016).Asuhan Keperawatan Praktis Medis

Yogyakarta: Mediaction.

Riskesdas, (2018). Prevalensi Pneumonia Berdasarkan Diagnosis Tenaga

Kesehatan Dan Gejala Menurut Provinsi: Indonesia.

Ridha, H. N. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suciati, D. K. (2014).Ilmu Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutanata. (2019). Anatomi Fisiologi Manusia: Thema

Swarjana, I Ketut. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: ANDI

Tarwoto, Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan

Jakarta: salemba medika.


72

Triyono, S.D.K, & Yohanes K. H. (2017) Konsep Sehat Dan Sakit Pada Individu

Dengan Urolithiasis (Kencing Batu) Di Kabupaten Klungkung, Bali

Diperoleh pada tanggal 12 Februari 2020. Dapat diakses di

:https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penunjang_dir/2aacf6d3b7c6a80

d62384faebf3027d8.pdf

Wulandari, R.A. (2018) Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Kejadian

Pneumonia Balita Di Jawa Timur. Di peroleh tanggal 12 februari 2020.

Dapat diakses di: http://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/view/8563


JADWAL KEGIATAN (POA)

Waktu
NO Kegiatan Januari 2020 Februari 2020 Maret 2020 April 2020 Mei 2020
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengundian kasus
2 Pengusulan tema
3 Penyusunan proposal
4 Pengumpulan proposal
5 Penyebaran proposal
6 Ujian proposal
7 Pelaksanaan studi kasus
8 Penyusunan laporan KTI
9 Pengumpulan KTI dan penyebaran KTI
10 Ujian sidang KTI
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Saya adalah Peneliti berasal dari program studi D III Keperawatan ITEKES

BALI dengan ini meminta saudara untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam

penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada pasien anemia dengan

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer di ruang Dahlia BRSUD Tabanan”.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk melaksanakan dan

menganalisa “Asuhan Keperawatan pada pasien anemia dengan

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer di ruang Dahlia BRSUD Tabanan”

agar dapat member manfaat berupa menambah wawasan dalam ilmu

keperawatan mengenai peran perawat dalam upaya memberikan asuhan

keperawatan pada pasien pneumonia. penelitian ini akan berlangsung selama

3 hari dari tanggal 15 s/d 18 januari 2020.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-

20 menit. Cara ini menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu

khawatir karena penelitain ini untuk kepentingan pengambangan asuhan/

pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang

diberikan
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini

silakan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 087780452914

Peneliti

I Komang Triadi Suryawan


17E10016
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : I Komang Triadi Suryawan

Nim : 17E10016

Pembimbing : Ns. L.G. Nita Sri Wahyuningsih, S.Kep.,MM

Paraf
NO Tanggal Rekomendasi pembimbing
Pembimbing
1 30/3/2020 Bimbingan BAB I

2 31/3/2020 ACC BAB I

3 03/4/2020 Bimbingan BAB II

4 07/4/2020 ACC BAB II

5 09/4/2020 Bimbingan BAB III

6 13/4/2020 ACC BAB III

7 16/4/2020 Bimbingan BAB IV

8 20/4/2020 Bimbingan BAB IV

9 22/4/2020 Bimbingan BAB IV

10 24/4/2020 ACC BAB IV

11 27/4/2020 Bimbingan BAB V

12 28/4/2020 ACC BAB V

Mengetahui
Ketua Program Studi

Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep.,M.kep.


NIDN. 0829067601

Anda mungkin juga menyukai