Anda di halaman 1dari 24

STIKes Santa Elisabeth Medan 1

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT ACTIVITY OF DAILY


LIVING TERHADAPKEJADIAN INSOMNIA PADA
LANSIA DI GRAHA SENIOR KARYA KASIH
MEDAN
TAHUN 2020

Oleh:
Heppi Muliana Situngkir
NIM. 032017007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2020

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini
dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul proposal ini adalah “Hubungan
Tingkat Activity of Daily Living Terhadap Kejaadian Insomnia pada Lansia
di Graha Senior Karya Kasih Medan Tahun 2020”.
Proposal penelitian ini telah banyak mendapat bimbingan, perhatian dan

kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Pomarida Simbolon, SKM., M. Kes Selaku dosen penanggung jawab mata

kuliah Metodologi Penelitian Program Studi Ners tingkat 3 STIKes Santa

Elisabeth Medan yang telah memberikan saran maupun masukan dalam

penyelesaian proposal ini serta memberi informasi terkait dalam penelitian

ini.

2. Teristimewa kepada keluarga, orangtua tercinta serta saudara-saudari saya

yang selalu memberi dukungan baik doa, kasih sayang, materi dan

motivasi yang luar biasa yang diberikan selama ini.

3. Seluruh teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Ners Tahap

Akademik, terkhusus teman-teman seangkatan serta kakak-kakak tingkat,

yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyelesaian

proposal ini. Keluarga kecilku yang ada di STIKes Santa Elisabeth Medan

yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian proposal ini.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 3

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik

isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

proposal ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mencurahkan berkat dan karunia-

Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis

(Heppi Muliana Situngkir)

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 4

DAFTAR ISI

COVER
…………………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB1 PENDAHULUAN.......................................................................................6
1.1 Latar Belakang............................................................................................6
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................8
1.3.1. Tujuan umum.......................................................................................8
1.3.2. Tujuan khusus......................................................................................8
1.4 Manfaat
Penelitian……………………………………………………………………......8
1.4.1. Manfaat teoritis....................................................................................9
1.4.2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ....................................................9
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1. Konsep Activity Daily Living (ADL)……………………………..………...10
2.1.1. Definisi Activity Daily Living(ADL)………………………….…………..10
2.2 Konsep Insomnia…………………………………………………………………14

2.2.1 Defenisi Insomnia………………………………………………………………14

2.2.2Pengelolaan Insomnia……………………………………………………………15

2.2.3 Dampak Insomnia…………………………………………………………...15

BAB 3KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN.................16


3.1. Kerangka Konseptual........................................................................16
3.2.Hipotesis Penelitian............................................................................16
BAB 4METODE PENELITIAN.........................................................................17

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 5

4.1. Rancangan Penelitian.......................................................................17


4.2. Populasi Dan Sampel.........................................................................17
4.2.1. Populasi...............................................................................................17
4.2.2. Sampel.................................................................................................17
4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional..........................17
4.3.1. Variabel Independen (Bebas)........................................................17
4.3.2. Variabel Dependen (Terikat)..........................................................17
4.3.3. Definisi operasional........................................................................18
4.4. Instrumen Penelitian.........................................................................18
4.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian.............................................................
4.6. Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data...................................19
4.6.1. Pengambilan data...............................................................................19
4.6.2. Teknik pengumpulan data................................................................19
4.7. Kerangka Operasional.............................................................................19
4.8. Analisis Data.............................................................................................20
4.9. Etika Penelitian........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LEMBAR OBSERVASI......................................................................................22

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 6

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia lanjut menurut World Health Organization (WHO) adalah orang yang
berusia 60 tahun atau lebih,yang diklasifikasikan menjadi empat yaitu middle age
berusia 45-59 tahun,elderly berusia 60-74 tahun,old berusia 70-90 tahun,dan very
old berusia lebih dari 90 tahun.Usia lanjut merupakan suatu periode yang
menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan berjalannya waktu.Jumlah
penduduk lanjut usia mengalami peningkatan seiring dengan tingginya harapan
hidup.

Analisis usia lanjut di Indonesia menurut kementrian kesehatan RI tahun


2017 memprediksi bahwa presentase penduduk usia lanjut akan mengalami
peningkatan. Meningkatnya populasi usia lanjut akan menyebabkan semakin
banyak masalah kesehatan yang dialami karena proses penuaan.Proses penuaan
ditandai dengan menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki
kerusakan yang diderita dan mempertahankan fungsi normalnya.Masalah
kesehatan yang sering ditemui pada usia lanjut adalah gangguan tidur.Pada
umumnya lansia mengalami gangguan tidur. Istirahat dan tidur mutlak dibutuhkan
oleh setiap orang untuk dapat menjaga status kesehatan pada tingkat yang optimal.
Orang yang kelelahan juga membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan
kondisi tubuh.

Istirahat merupakan keadaan rileks dan tenang tanpa ada tekanan


emosional seperti berjalan-jalan di taman, membaca buku atau melakukan
kegemaran lain dapat juga disebut sebagai beristirahat (Saputra,2013). Pemenuhan
kebutuhan terpenuhi dengan baik. Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 7

Ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia terutama pada lansia.
(Aspiani, 2014).Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu
kebutuhan tidur. Pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang
mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur. Menurut (Aspiani, 2014) pada usia
dewasa tua (60 tahun keatas) jumlah kebutuhan tidurnya adalah 6 jam sehari dan
kemungkinan besar mengalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur
malam hari. Gangguan tidur yang paling sering dialami oleh lansia adalah
insomnia.

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur, kesulitan untuk tetap tidur atau tidur
tidak nyenyak walaupun waktu dan kesempatannya cukup (Atkins, 2017). Hal ini
menyebabkan terganggunya pemenuhan aktifitas sehari-hari atau Activity Daily
Living (ADL) pada lansia karena kurangnya istirahat dan tidur pada malam
harinya.Pengaruh proses penuaan dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
masalah status kesehatan.Penyakit atau keluhan umum yang bisa dirasakan oleh
lansia adalah hipertensi,rematik,penyakit pernafasan dan gangguan tidur.Masalah-
masalah tersebut bisa menyebabkan lansia menjadi rapuh sehingga dapat
mempengaruhi Activity Daily Living(ADL) dan sulit untuk melakukan secara
mandiri dan menjadi tergantung pada orang lain (Sarma et al,2015). Apabila
ketergantungan tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan beberapa akibat
seperti gangguan system tubuh, yaitu penyakit menurunnya Activity of Daily
Living (ADL).Factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian lansia
dalam melakukan Activity of Daily Living (ADL) adalah faktor usia,
immobilisasi, dan mudah terjatuh (Nugroho, 2008).
Menurut Brunner & Suddarth (2002) mengemukakan ADL atau Activity
Daily Living adalah aktivitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari. ADL adalah aktivitas
yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal; aktivitas tersebut
mencakup, ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 8

dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi


dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI (2017)
menyebutkan bahwa rasio ketergantungan lansia di Indonesia sebesar 13,8 artinya
bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 14 orang penduduk
lansia.Perkembangan rasio ketergantungan penduduk lansia dari 2014 sampai
tahun 2015 mengalami peningkatan pada tahun 2015 yaitu sebesar
13,8%.Penurunan fungsi tubuh pada lansia menyebabkan lansia juga mengalami
kemunduran dalam ADL seperti makan,kekamar mandi,berpakaian dan lain-
lain.ADL dan istirahat keduanya berjalan beriringan,oleh karena itu jika suatu
aktivitas terganggu akan mempengaruhi periode istirahat sehingga akan
menyebabkan terjadinya gangguan tidur dan akan mempengaruhi pengurangan
waktu tidur dan kualitas tidur pada lansia (Sarma et al,2015).Berdasarkan latar
belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan tingkat
Activity of Daily Living terhadap kejadian insomnia pada lansia.

1.1 Rumusan Masalah


Apakah ada hubungan tingkat Activity of Daily Living (ADL) terhadap
kejadian insomnia pada lansia ?
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat Activity of Daily Living (ADL)
terhadap kejadian insomnia pada lansia.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kualitas tidur pada lansia di Graha Senior Karya
Kasih Medan .
b. Mengidentifikasi tingkat Activity of Daily Living (ADL) pada lansia di
Graha Senior Karya Kasih Medan.
c. Mengidentifikasi hubungan tingkat Activity of Daily Living (ADL)
pada lansia di Graha Senior Karya Kasih Medan.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 9

1.3 Manfaat Penelitian


1.3.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan


serta dapat digunakan sebagai bahan acuan salah satu sumber bacaan
penelitian dan pengetahuan ilmu tentang hubungan tingkat activity of daily
living terhadap kejadian insomnia pada lansia.
1.3.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan sebagai
masukan bagi para pendidik untuk memberikan pengetahuan dan wawasan
serta informasi menenai hubungan tingkat activity of daily living terhadap
kejadian insomnia pada lansia.
1.3.2 Manfaat Bagi Graha Senior Karya Kasih Medan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan untuk memperbaiki
masalah yang dialami oleh lansia terutama yang berkaitan dengan activity of
daily living dan insomnia.
1.3.3 Manfaat Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah menambah pengetahuan dan wawasan
terkait hubungan activity of daily living terhadap kejadian insomnia pada
lansia.Penelitian ini juga sekaligus serta sebagai dasar acuan bagi penelitian
selanjutnya sehingga penelitian dapat dikembangkan.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 10

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Activity Daily Living (ADL)


2.1.1. Definisi Activity Daily Living(ADL)
Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan indikator penilaian atau
pengukuran tingkat kemandirian lansia (Nursan, 2008).Menurut Brunner & Suddarth
(2002) mengemukakan ADL atau Activity Daily Living adalah aktivitas perawatan diri
yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup
sehari-hari.
ADL adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal;
aktivitas tersebut mencakup,ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan
berhias dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi
dalam keluarga dan masyarakat.Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan untuk bantuan
dalam ADL dapat bersifat akut, kronis,temporer, permanen atau rehabilitative (Potter dan
Perry, 2005). ADL digunakan sebagai tolak ukur agar memudahkan untuk
menggolongkan lansia sebagai individu yang mandiri atau memerlukan bantuan pada
aktivitas sehari harinya.Aktivitas sehari-hari ini adalah bentuk pengukuran kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan aktivitas secara mandiri.Kemampuan lansia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari diartikan sebagai kemampuan dasar yang
seharusnya bisa dilakukan dilakukan oleh lansia dalam melakukan aktivitas dan fungsi-
fungsi kehidupan sehari-hari (Muhith & Suyoto,2016).

2.1.2 Pemeriksaan Aktivitas Sehari-hari Pada Lansia


Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisiknya semakin
menurun, sehingga menurunkan peran-peran sosialnya dan menimbulkan

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 11

gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya. Lansia harus menyesuaikan


diri terhadap perubahan fisik dan fungsi tubuh yang terjadi seiring proses penuaan
(Thamher & Noorkasiani,2009).Kehilangan fungsi usia lanjut merupakan dampak
dari berbagai penyakit yang diderita.Menurunnya kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi ini diartikan sebagai kemunduran fungsional dan hal ini dapat
dinilai dari aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh lansia (Nursan,2008).
Adapun macam-macam aktivitas sehari-hari pada lanjut lansia menurut
Padila (2013) adalah sebagi berikut.
a. Mandi
Lansia dikatakan mandi secara mandiri apabila memerlukan bantuan pada satu
bagian tubuh seperti punggung dan ekstremitas yang tidak mampu atau mandi sendiri
sepenuhnya.Lansia dikatakan bergantung apabila bantuan saat melakukan kegiatan mandi
lebih dari satu bagian tubuh,meminta bantuan keluar dan masuk kamar mandi,serta tidak
mandi sendiri.

b. Berpakaian
Lansia dikatakan berpakaian secara mandiri apabila lansia dapat mengambil baju
dari lemari,memakai pakaian,mengancingi atau mengikat pakaian.Lansia dikatakan
bergantung apabila tidak dapat memakai baju sendiri atau baju hanya sebagian.

c. Ke Kamar Kecil
Lansia dikatakan mandiri apabila masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
dapat membersihkan genitalia sendiri.Lansia dikatakan bergantung apabila menerima
bantuan saat masuk dan keluar kamar mandi serta menggunakan pispot.

d. Bepindah
Lansia dikatakan berpindah secara mandiri apabila dapat berpinda ke dan dari
tempat tidur untuk duduk,bangkit dari kursi sendiri.Lansia dikatakan bergantung apabila
bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi,tidak melakukan perpindahan.

e. Kontinen
Lansia dikatakan mandiri apabila melakukan BAB dan BAK keseluruhan
dikontrol sendiri.Lansia dikatakan bergantung apabila inkontinensia parsial atau
local,penggunaan kateter,pispot,enema dan pembalut atau pampers.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 12

f. Makan
Lansia dikatakan makan secara mandiri apabila dapat mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya sendiri.Lansia dikatakan bergantung apabila lansia menerima
bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya,tidak makan sama
sekali dan makan parenteral (NGT).

2.1.3 Penurunan Kemampuan Ativitas sehari-hari Pada Lansia

Kegiatan pekerjaan rutin yang dilakukan setiap hari disebut sebagai aktivitas
sehari-hari.Menurut Hardywinoto & Setiabudhi (2005) pada masa lansia,aktivitas sehari-
hari dapat terganggu oleh beberapa hal keadaan,yaitu :

Penyebab penurunan aktivitas sehari-hari disebabkan karena beberapa hal diantaranya :


1) Persendian yang kaku
2) Pergerakan yang terbatas
3) Keadaan tidak stabil bila berjalan
4) Keseimbangan tubuh yang jelek
5) Gangguan peredaran darah
6) Gangguan penglihatan
7) Gangguan pendengaran
8) Gangguan pada perabaan,tactile sensory
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan aktivitas sehari-hari lansia
Kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya:

1) Umur
Menurut Rohaedi et al.,(2016) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas sehari-hari lansia adalah umur.Umur seseorang menunjukkan
tanda kemauan dan kemampuan yang dimiliki serta bagaimana lansia bereaksi terhadap
ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari.Menurut Maryam et al.dan Departemen
kesehatan RI dalam Sincihu & Dewi (2015) disebutkan bahwa lansia yang memasuki usia
70 tahun dianggap sebagai lansia yang beresiko tinggi dan mempunyai kecenderungan
mengalami penurunan dalam berbagai hal termasuk tingkat kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.Semakin bertambahnya umur lansia maka tingkat

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 13

kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari akan semakin terganggu dan


menyebabkan lansia menjadi ketergantungan.

2) Kondisi Fisik
Penurunan aktivitas sehari-hari pada lansia disebabkan karena kondisi fisik yang dialami
lansia.Penurunan kondisi fisik yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari lansia ini
biasanya disebabkan karena penyakit yang menahun,gangguan mata maupun
telinga.Kondisi fisik seseorang dapat mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam
aktivitas sehari-hari misalnya karena penyakit atau trauma injuri menggangu pemenuhan
dalam aktivitas sehari-hari.(Hardywinoto & Setiabudhi,2005).

3) Kapasitas Mental
Salah satu yang dapat mempengaruhi penurunan aktivitas sehari-hari pada lansia adalah
kapasitas mental (Hardywinoto & Setiabudhi,2005).Ketidakmandirian dalam memenuhi
kebutuhannya bisa disebabkan karena kapasitas mental lansia seperti penurunan
memorinya.

4) Status Mental
Status mental merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penurunan aktivitas sehari-
hari pada lansia.Status mental ini meliputi kesedihan dan depresi pada lansia
(Hardywinoto & Setiabudhi,2005).

5) Penerimaan Terhadap Berfungsinya Anggota Tubuh


Menurut Hardywinoto & Setiabudhi (2005),menjelaskan bahwa penurunan kemampuan
aktivitas sehari-hari lansia disebabkan karena penerimaan akibat keberfungsinya anggota
tubuh.Proses penuaan yang dialami lansia berdampak pada perubahan fisik yang dialami
sehingga menyebabkan lansia perlu beradaptasi terhadap perubahan yang ada.

6) Dukungan Anggota Keluarga


Penelitian Danguwole et al (2016),menyebutkan bahwa semakin tinggi dukungan
keluarga yang diberikan pada lansia maka semakin tinggi pula tingkat kemandirian lansia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

7) Fungsi Kognitif
Penurunan fungsi kognitif merupakan penyebab terbesar terjadinya ketidakmampuan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan juga menjadi alasan tersering yang

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 14

menyebabkan terjadinya ketergantungan terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri
pada lansia (Mongisidi,2013).

2.1.4 Perawatan Pada Penurunan Aktivitas Sehari-hari Pada Lansia

Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (2005) menyebutkan bahwa tahap yang


dapat dilakukan pada perawatan lanjut usia yang mengalami gangguan pemenuhan
aktivitas sehari-hari adalah sebagai berikut :

a. Mengukur terlebih dahulu fungsi menjalankan kegiatan sehari-hari pada waktu


sekarang.
b. Menetapkan tujuan dan goal (pencapaian)
c. Menyusun rencana perawatan
d. Mengevaluasi

2.2 Konsep Insomnia

2.2.1 Defenisi Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur, kesulitan untuk tetap tidur atau tidur
tidak nyenyak walaupun waktu dan kesempatannya cukup (Atkins, 2017). Insomnia
adalah ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun
kuantitas.Jenis insomnia ada tiga macam yaitu tidak dapat memulai tidur,tidak bisa
mempertahankan tidur atau sering terjaga,dan bagun secara dini serta tidak dapat tidur
kembali (Potter,2008).

2.2.2 Faktor-Faktor Penyeban Insomnia

Menutut Rafknowledge,(2010) secara garis besar ada beberapa faktor yang


menyebabkan insomnia yaitu:

1. Stres,individu yang didera kegelisahan yang dalam,biasanya karena memikirkan


permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Depresi,selain menyebabkan insomnia,depresi juga menimbulkan keinginan
untuk tidur terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan diri dari masalah
yang dihadapi,depresi bisa menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia
dapat menyebabkan depresi.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 15

3. Kelainan-kelainan kronis,kelainan tidur seperti apnea,diabetes,sakit


ginjal,arthritis,atau penyakit mendadak sering kali menyebabkan kesulitan tidur.
4. Efek samping pengobatan,pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat menjadi
penyebab insomnia.
5. Pola makan yang buruk,mengkonsumsi makanan berat sesaat sebelum pergi tidur
bisa menyulitkan untuk tertidur.
6. Kafein,nikotin,dan alkohol.kafein dan nikotin adalah zat stimulant.Alkohol dapat
mengacaukan pola tidur kurang berolahraga juga bisa menjadi faktor sulit tidur
yang signifikan.

2.2.3 Pengelolaan Insomnia

Menurut klasifikasi diagnostic dari WHO pada tahun 2008,insomnia


dimasukkan dalam golongan DIMS (Discorder of Innitine and Maintaining Sleep) yang
secara praktis diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu : insomnia primer dan
insomnia sekunder (Mickey Stanley dkk,2010).

1.Insomnia Primer
Insomnia primer merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabkan belum diketahui
secara pasti.Sehingga dengan demikian,pengobatannya masih relative sukar dilakukan
dan biasanya berlangsung lama atau kronis (Long term insomnia ).

2. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabnya dapat diketahui
secara pasti.Gangguan tersebut dapat berupa faktor gangguan sakit fisik,maupun
gangguan kejiwaan (psikis).Pengobatan insomnia sekunder relatif mudah
dilakukan,terutama dengan menghilangnya penyebab utama terlebih dahulu.

2.2.4 Dampak Insomnia


Dampak merugikan yang timbul dari gangguan tidur yaitu menurut Asmadi
(2009) yaitu :

1. Depresi
2. Kesulitan untuk berkonsentrasi

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 16

3. Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu


4. Prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan
5. Mengalami kelelahan disiang hari
6. Meningkatkan resiko kematian
7. Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan.
8. Memunculkan berbagai penyakit fisik
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model konsep yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan beberapa faktor

yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat,2014).

INDEPENDEN DEPENDEN

3.2 Hipotesa Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalah penelitian,sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto,2010).

H1: Ada hubungan activity of daily living terhadap kejadian insomnia

pada lansia di Graha Senior Karya Kasih Medan.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 17

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang
memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validiti suatu hasil.Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau
menjawab suatu pertanyaan (Nursalam,2013).
Dalam penelitian desain penelitian menggunakan cross sectional yaitu
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Hidayat,2014).

4.2 Populasi dan Sampel


4.2.1 Populasi
Menurut Nursalam (2013),populasi adalah setiap subjek(misal
manusia,pasien) yang memenuhi criteria yang telah ditetapkan.Dalam penelitian
ini populasi yang digunakan adalah semua usia lanjut di Graha Senior Karya
Kasih Medan berjumlah 60 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian (Nursalam,2013).Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian usia lanjut di Graha Senior Karya Kasih Medan berjumlah 50 orang.
4.2.3 Teknik Sampling

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 18

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan


dalam penelitian dari populasi yang ada,sehingga jumlah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada (Hidayat,2014).

4.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


4.3.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh angota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain
(Notoatmodjo,2012).
1.Variabel Independent (bebas)
Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh
penelitian untuk menciptakan suatu dampak (Notoatmodjo,2012).Variabel
independent pada penelitian ini adalah activity of daily living.
2.Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas
(Notoatmodjo,2012).Variabel dependent dalam penelitian ini adalah insomnia
pada lansia.

4.3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diaamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut.Karakteristik yang dapat diamati
artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemungkinan dapat
diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam,2013).
4.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun untuk
memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data kuantitatif
(Nursalam,2013).
4.5 Lokasi dan Waktu
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan activity of daily
living terhadap kejadian insomnia pada lansia di Graha senior karya kasih Medan.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 19

4.6 Prosedur Penelitian


4.6.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk melakukan pengumpulan
data yang akan digunakan untuk penelitian (Notoatmodjo,2013).
4.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan memperoleh data yang relevan dalam bentuk data primer dan
sekunder.Cara-cara pengumpulan data sebagai berikut :
1.Data primer,yaitu meliputi data yang diperoleh langsung dari lapangan.
2.Data sekunder ,yaitu pengumpulan data sekunder menggunakan teknik
kepustakaan.Caranya adalah dengan mempelajari dan mencatat material penting
dari sumber data sekunder berupa buku-buku ilmiah yang terkait dengan judul
penelitian.

4.7 Kerangka Operasional


Kerangka Operasional Hubungan Tingkat Activity of Daily Living
Terhadap Kejadian Insomnia Pada Lansia di Graha Senior Karya Kasih
Medan

Identifikasi Masalah

Penyusunan Proposal

Populasi
Semua usia lanjut di Graha Senior Karya Kasih
Medan,tahun 2020 berjumlah 60 orang

Sampel
Sebagian usia lanjut di Graha Senior Karya Kasih
Medan,tahun 2020 berjumlah 50 orang.

Desain penelitian

Pengumpulan data
kuesioner
STIKes Santa Elisabeth Medan
STIKes Santa Elisabeth Medan 20

Pengolahan data

Analisa data

Hasil penenelitian
4.8 Analisa Data
4.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis secara deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti.Data numerik yaitu usia lansia
disajikan dalam bentuk mean,median dan standar deviasi.Data kategorik meliputi
jenis kelamin,disajikan dalam bentuk presentase.Data numerik seperti usia
disajikan dalam bentuk mean,standar deviasi,nilai minimum dan maksimum
(Sugiyono,2016).
4.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo,2012).Analisis bivariat bertujuan
untuk menjelaskan hubungan antara kedua variabel independen dan variabel
dependen.

4.9 Etika Penelitian


4.9.1 Persetujuan (Informed Consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian,mengetahui dampaknya.
4.9.2 Anonimity (Tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama.
4.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 21

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan


kerahasiaan hasil penelitian,baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Kamilla, A. (2017). Hubungan Tingkat Activity Of Daily Living (Adl) Dengan


Kualitas Tidur Pada Lansia di Kelurahan Karang Asem Kecamatan
Laweyan Surakarta.
Arina,2014.Dampak insomnia pada lansia.http://jurnal.untan.ac.id/index.php.
Jmkekeperawatan FK.Diakses 03 maret 2017.
Nursalam,(2013).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Dewi, P.A & Ardani, G.A.I. (2014). e-Jurnal Medika Udayana. Angka Kejadian
serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia)
Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali. Vol
8. No 1. Hal 27-32.
Vidi,2017.Pengaruh Terapi Relaksasi Guided Imagery Terhadap Insomnia Pada
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang.
Yosra Sigit Pramono,dkk 2019. Hubungan Derajat Insomnia Dengan Pemenuhan
Kebutuhan Activity Of Daily Living Pada Lansia Di Panti Sosial Budi
Sejahtera Banjarbaru 2019 . Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10
No. 2 2019 .
AjibDwi Santoso,2019. Hubungan Tingkat Activity Of Daily Living (Adl)
Dengan Kualitas Tidur Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Kabupaten Jember [Skripsi]. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Jember.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 22

KUESIONER

Nama (inisial) :
Alamat :
Berilah tanda () pertanyaan dibawah ini.
A.Data Umum
1. Usia
60-65 tahun
66-74 tahun
2.Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
3.Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
4.Pernah Mendapatkan Informasi Tentang Activity of Daily Living dan
Insomnia
1.Pernah
2.Tidak pernah
5.Sumber Informasi
1.Petugas kesehatan
2.Majalah
3.Radio/TV
4.Internet

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 23

Activity of Daily Living


(Aktivitas Sehari-hari)

Jawablah kuesioner dibawah ini sesuai dengan aktivitas anda !

NO. Pertanyaan Mandiri


Ya Tidak
1. Apakah anda memerlukan bantuan dalam mandi ?
2. Apakah anda memerlukan bantuan dalam berpakaian
atau mengambil pakaian dari lemari ?
3. Apakah anda memerlukan bantuan menuju toilet :
keluar dan masuk toilet ?
4. Apakah anda memerlukan bantuan dalam berpindah
dari dan ketempat tidur secara mandiri dan berpindah
dari dan ke kursi secara mandiri ?
5. Apakah anda memerlukan bantuan dalam berkemih
dan defekasi seluruhnya dapat dilakukan oleh diri
sendiri?
6. Apakah anda membutuhkan bantuan dalam kegiatan
makan dan menyiapkan makanan dari piring ke mulut
?
Total skor

Insomnia
(Kesulitan Tidur)

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah anda mengalami kesulitan tidur ?
2. Apakah anda tidak dapat memulai tidur ?
3. Apakah anda bisa mempertahankan tidur atau sering
terjaga,dan bagun secara dini serta tidak dapat tidur
kembali ?

4. Apakah anda mengkonsumsi makanan berat sesaat


sebelum pergi tidur ?
5. Apakah anda tidak dapat tidur dalam waktu 30 menit ?
6. Apakah anda sering bermimpi setiap tidur ?
7. Apakah badan anda terasa segar saat bangun tidur ?
Total skor

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 24

STIKes Santa Elisabeth Medan

Anda mungkin juga menyukai