id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
AVIADDINA RAMADHANI
G.0009035
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012
commit to user
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Uji Efektivitas Prosedur Disinfeksi Tingkat Tinggi
Endoskopi Saluran Cerna RSUD Dr. Moewardi”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam
penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT dan melalui
bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
3. Marwoto, dr., M.Sc., Sp.MK, selaku Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran mulai dari
penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.
4. Leli Saptawati, dr., Sp.MK, selaku Pembimbing Pendamping yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, koreksi, dan motivasi
mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.
5. Afiono Agung Prasetyo, dr., PhD, selaku Penguji Utama yang telah
memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
6. T. Yuli Pramana, dr., Sp.PD-KGEH, selaku Anggota Penguji yang telah
memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Sri Enny Narbrietty, S.H., M.H., dan Sunardi selaku tim skripsi FK UNS,
dokter dan staf bagian endoskopi saluran cerna RSUD Dr. Moewardi, serta
staf Lab. Mikrobiologi FK UNS yang telah membantu penulis dalam
pengambilan data.
8. Bapak, Ibu, Nafis, TW, Dahniar, Fian, Sabila, Tya, Anin, dan Devina yang
telah memberikan doa, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Keluarga besar Kastrat de Geneeskunde, Asisten Mikrobiologi, Redaksi
Embun, dan Aktivis Bakti Nusa atas dukungan dan pengertian yang luar
biasa.
10. Saudara, sahabat, rekan seperjuangan Pendidikan Dokter 2009 dan semua
pihak atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua
pihak sangat diharapkan.
Surakarta, 11 Juli 2012
Aviaddina Ramadhani
commit to user
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 5
1. Sterilisasi dan Disinfeksi ..................................................... 5
a. Pengertian Sterilisasi dan Disinfeksi ............................ 5
b. Metode Sterilisasi dan Disinfeksi ................................. 6
2. Endoskopi Saluran Cerna .................................................... 13
a. Pengertian Endoskopi.................................................... 13
b. Bagian Endoskopi.......................................................... 14
c. Penggunaan Endoskopi Saluran Cerna ........................ 15
d. Efek Samping Prosedur Endoskopi Saluran Cerna ..... 16
3. Disinfeksi Tingkat Tinggi Endoskopi Saluran Cerna........ 16
a. Prosedur Disinfeksi Tingkat Tinggi Endoskopi
Saluran Cerna................................................................. 16
b. Prosedur Disinfeksi Tingkat Tinggi Endoskopi
Saluran Cerna RSUD Dr. Moewardi ............................ 20
c. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Prosedur
Disinfeksi Tingkat Tinggi Endoskopi Saluran Cerna . 20
B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 25
commit to user
C. Hipotesis ..................................................................................... 26
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan alat berupa pipa pipih panjang dengan kamera di ujungnya yang
saluran cerna dengan lebih akurat (Cotton dan Williams, 2008; Schwab dan
Singh, 2010).
akibat kontak dengan membran mukosa atau lapisan kulit yang tidak utuh.
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Heudorf dan Exner, 2006). Infeksi tersebut berkaitan erat dengan kualitas
prosedur disinfeksi tingkat tinggi endoskopi (Rutala dan Weber, 2004; Alfa et
al., 2011).
berbeda serta prosedur disinfeksi tingkat tinggi yang tidak adekuat dapat
saluran cerna. Faktor tersebut seperti pemilihan disinfektan yang tidak tepat,
maupun penyimpanan yang tidak sesuai prosedur (Rutala dan Weber, 2004;
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
unit berdasarkan petunjuk dari tim pengendalian infeksi (Cotton dan Williams,
2008; Alfa et al., 2011). Hal ini berlaku pula di Rumah Sakit Umum Daerah
surveilans jangka panjang. Dengan adanya uji efektivitas ini diharapkan dapat
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
saluran cerna.
2. Manfaat aplikatif
antara lain:
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
kimia atau secara fisik (Tortora et al., 2007; Bauman et al., 2011).
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
1) Sterilisasi Fisika
a) Pemanasan
sel dan asam nukleat serta merusak membran sel. Sterilisasi panas
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu panas basah (merebus dan
dalam susu tetapi tidak untuk mencapai keadaan steril (Madigan dan
b) Radiasi
2) Sterilisasi Mekanik
sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril (Goering et al.,
pori-pori 0,22 µm. Ukuran ini hanya akan menjaring semua bakteri
dan spora sehingga cairan atau gas yang disaring masih mengandung
3) Sterilisasi Kimia
Levinson, 2010).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
(1) Alkohol
(2) Deterjen
dengan air dan satu ujung hidrofobik yang dapat menempel pada
(3) Fenol
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
b) Memodifikasi protein
Ikatan tersebut mudah terganggu oleh sejumlah agen kimia dan fisik
(1) Klorin
(Levinson, 2010).
(2) Iodin
yang umum digunakan adalah Hg, Ag, As, Zn, dan Cu. Logam
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
a. Pengertian Endoskopi
endon yang berarti di dalam dan skopeo yang berarti melihat pada
rongga tubuh dan organ dalam. Endoskopi adalah sebuah pipa panjang,
pipih, dan fleksibel yang dilengkapi dengan lampu dan sebuah kamera di
b. Bagian Endoskopi
tambahan, serta konfigurasi dari ujung distal tabung insersi yang berbeda.
1) Bagian Kontrol
dua tombol untuk menentukan arah yaitu ke atas atau bawah dan ke
kiri atau kanan. Tombol ini dapat dikunci pada posisi tertentu. Bagian
kontrol juga dilengkapi katup untuk biopsi serta menghisap udara atau
2) Tabung Insersi
sebagai sumber cahaya, saluran air, saluran udara, dan kabel angulasi.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
gambar, cahaya, saluran terbuka untuk udara dan air, air untuk
3) Bagian Konektor
saluran udara, dan kontak listrik dengan sumber cahaya atau prosesor.
dan cahaya, sumber udara atau CO2, dan kontainer air (Bosco et al.,
Williams, 2008; Jechart dan Messmann, 2008; Schwab dan Singh, 2010).
tidak nyaman pada abdomen (5,4%), dan infeksi (0,2%) (Schwab dan
membran mukosa atau kulit yang tidak intak dan membutuhkan teknik
peralatan yang hanya kontak dengan kulit yang utuh sehingga cukup
1) Pencucian
sampai tidak terdapat sisa kotoran pada sikat (Rutala dan Weber, 2004;
Greenwald, 2007).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
3) Pembilasan
Endoskopi saluran cerna dibilas dengan air steril atau air yang
telah melalui proses filtrasi menggunakan filter dengan ukuran 0,2 µm.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
4) Pengeringan
salah satu cara untuk mencegah transmisi penyakit melalui air akibat
5) Penyimpanan
Greenwald, 2007).
aksesoris seperti botol air dan tabung harus melalui proses autoklaf
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
Dr. Moewardi
lendir, dan sisa bekuan protein yang melekat pada endoskopi saluran
cerna baik yang di dalam lumen maupun di luar lumen sehingga bebas
secara manual yaitu 67% atau semi-otomatis yaitu 60%. Hal ini
tekanan air, suhu, pH, waktu paparan dan, dosis disinfektan, sedangkan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
4) Proses Pembilasan
saluran cerna menjadi tidak efektif (Barbosa et al., 2010). Air yang
digunakan seperti air kran merupakan air yang tidak bebas kuman. Air
5) Prosedur Pengeringan
6) Teknik Penyimpanan
yang tidak kering, tidak bersih, dan tidak didesain dengan ventilasi
penutup mata, dan masker. Petugas yang tidak melakukan proteksi diri
2010).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
B. Kerangka Berpikir
Teknik penyimpanan
Penyimpanan
Pengetahuan dan keterampilan
petugas endoskopi saluran cerna
Transmisi mikroorganisme
Infeksi nosokomial
Keterangan:
: terdiri dari
: dilanjutkan
: berpengaruh pada
: menyebabkan
commit
Gambar 2.1 to Kerangka
Skema user Pikir
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
C. Hipotesis
Moewardi efektif.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
2. Besar Sampel
D. Teknik Sampling
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
E. Rancangan Penelitian
Usap endoskopi pada bagian flexible tip dengan cotton swab seluas 31,4cm2
Media Identifikasi
Pola Bakteri
3. Variabel Luar :
a. Terkendali : Suhu inkubasi
disinfeksi tingkat tinggi endoskopi saluran cerna yang sesuai dengan Standar
Skala : Nominal
penyimpanan 24 jam.
2. Jumlah Bakteri
Jumlah bakteri dihitung dari ada tidaknya koloni bakteri pada hasil
Skala : Nominal
3. Pola Bakteri
Pola bakteri dilihat apabila ditemukan koloni bakteri dari hasil usapan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Dalam penelitian ini, alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai
Object glass, 11) Cat Gram; 12) Rak tabung; 13) Mikroskop; 14) Lampu
spiritus; 15) NaCl; 16) Nutrient agar plate; 17) Media identifikasi.
I. Cara Kerja
1. Pengambilan Sampel
maupun endoskopi saluran cerna yang langsung dipakai ulang tanpa proses
flexible tip seluas 31,4cm2. Setelah itu sampel ditanam di Nutrient agar plate
2. Penghitungan Koloni
3. Pengecatan Gram
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
4. Identifikasi Bakteri
Bakteri Gram negatif dapat ditanam di media KIA, SIM, Urea agar, dan
Simon Citrat. Bakteri Gram positif dapat dilakukan uji katalase dan
dilakukan menggunakan uji Chi Square yang diolah dengan program Statistical
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini sampel diambil dari usap endoskopi saluran cerna RSUD
Dr. Moewardi yang telah mengalami proses disinfeksi tingkat tinggi. Jumlah
menjadi dua kelompok yaitu 14 sampel usap endoskopi saluran cerna setelah
sampel usap endoskopi saluran cerna setelah disinfeksi tingkat tinggi tanpa
commit to user
32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Tidak
Efektif efektif Total
sampel tidak efektif. Pada usap endoskopi saluran cerna setelah penyimpanan dari
14 sampel didapatkan 3 sampel efektif dan 11 sampel tidak efektif. Hasil dari
tabel 4.2 memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi Square dengan rancangan tabel
Hasil analisis Chi Square menunjukkan nilai p value < 0,005. Nilai yang
dipakai adalah nilai Pearson Chi Square yaitu 0,001. Oleh karena itu dapat
saluran cerna selama 24 jam dengan efektivitas disinfeksi tingkat tinggi endoskopi
2,7 – 95,2 yang berarti OR dapat terletak antara 2,7 – 95,2. Dengan demikian,
commit
disinfeksi tingkat tinggi endoskopi to user
saluran cerna RSUD Dr. Moewardi setelah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
mengalami penyimpanan 24 jam akan memiliki risiko 15,9 kali lebih besar untuk
Sebaran sampel berdasarkan jumlah jenis bakteri dapat dilihat pada tabel 4.3.
cerna tanpa penyimpanan ditemukan jenis bakteri tunggal tanpa ada bakteri
campuran. Jenis bakteri campuran ditemukan pada sampel usap endoskopi saluran
cerna setelah penyimpanan yaitu sebanyak 3 sampel dan jenis bakteri tunggal
sebanyak 8 sampel dari total 11 sampel positif. Dengan demikian dari 14 sampel
positif ditemukan 11 sampel dengan jenis bakteri tunggal yaitu sebanyak 78,6%
ditemukan untuk mengetahui sifat Gram positif atau negatif. Sebaran sifat bakteri
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 3 sampel positif usap endoskopi saluran
cerna tanpa penyimpanan didapatkan hasil pengecatan Gram berupa bakteri Gram
sampel bakteri Gram positif dari seluruh sampel. Dengan demikian hasil
pengecatan Gram untuk sampel positif didapatkan bakteri Gram positif sebanyak
100%.
Setelah itu dilakukan uji identifikasi dari koloni bakteri yang tumbuh untuk
mengetahui spesies bakteri. Sebaran spesies bakteri yang ditemukan dapat dilihat
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pada sampel positif usap endoskopi
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
terbagi menjadi dua kelompok yaitu 14 sampel usap endoskopi saluran cerna
setelah disinfeksi tingkat tinggi serta mengalami proses penyimpanan 24 jam dan
16 sampel usap endoskopi saluran cerna setelah disinfeksi tingkat tinggi tanpa
(Taufiqurrohman, 2008).
koloni bakteri. Dari 16 sampel yang diambil dari usap endoskopi saluran cerna
bakteri, virus, jamur, tanpa mampu menghilangkan spora bakteri (Cotton dan
Williams, 2008; Spicer, 2008). Ditemukannya koloni bakteri pada usap endoskopi
saluran cerna RSUD Dr. Moewardi menunjukkan bahwa proses disinfeksi tingkat
commit to user
37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
endoskopi saluran cerna RSUD Dr. Moewardi dapat dikatakan belum efektif.
ditemukan hanya spora bakteri tanpa mikroorganisme yang lain. Spora lebih
yang lebih tinggi terhadap disinfektan. Spora dapat hilang apabila dilakukan
proses sterilisasi dengan panas bertekanan seperti autoklaf yaitu pada suhu di atas
100oC pada tekanan 15 lb/sq selama 15 menit (Brooks et al., 2008; Goering et al.,
autoklaf dan hanya sebatas disinfeksi tingkat tinggi, maka spora bakteri masih
Adanya bakteri pada usap endoskopi saluran cerna dapat dipengaruhi oleh
endoskopi saluran cerna RSUD Dr. Moewardi sudah dilakukan sesuai dengan
Proses disinfeksi tingkat tinggi endoskopi saluran cerna RSUD Dr. Moewardi
bahan disinfektan. Larutan ini mulai digunakan sejak RSUD Dr. Moewardi
jenis yang sama dalam jangka waktu lama dapat menjadi penyebab resistensi
tahun apabila disimpan pada suhu 15 – 30oC dalam keadaan masih tertutup.
penggunaan disinfektan dalam jangka waktu lama. Selain itu dapat dipengaruhi
biasa digunakan untuk proses sterilisasi dan disinfeksi endoskopi saluran cerna
tinggi endoskopi saluran cerna adalah proses penyimpanan. Berdasarkan hasil uji
Chi Square diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara angka
endoskopi saluran cerna dapat memiliki risiko 15,9 kali lebih besar untuk terkena
bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa proses penyimpanan endoskopi saluran cerna
Moewardi selama 24 jam dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Menurut penelitian
Pineau et al., (2008) diketahui bahwa kondisi lemari yang tidak kering, tidak
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
bersih, dan tidak didesain dengan ventilasi khusus, maupun peletakan endoskopi
tidak dalam posisi vertikal dapat mengurangi sterilitas endoskopi saluran cerna.
dilakukan dengan cara menggantung vertikal. Kondisi lemari juga sudah bersih
dan kering. Namun lemari penyimpanan belum didesain dengan ventilasi khusus.
Kemungkinan kassa yang digunakan bukan merupakan kassa steril dapat menjadi
salah satu faktor penyebab kontaminasi endoskopi. Oleh karena itu dibutuhkan
rekomendasi dari Czech Hygiene Authorities, endoskopi saluran cerna yang telah
sterilisasi dan disinfeksi ulang sebelum digunakan pada pasien (Czech Hygiene
Authorities, 1999).
committunggal
didapatkan 8 sampel dengan bakteri to user dan 3 sampel dengan bakteri
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
campuran pada usap endoskopi saluran cerna setelah penyimpanan. Pada usap
terdiri dari jenis bakteri tunggal. Adanya jenis bakteri campuran pada usap
proses penyimpanan.
Semua bakteri yang ditemukan bersifat Gram positif. Hasil penelitian ini
serupa dengan hasil penelitian Alfa et al. (2011) yang melakukan penelitian
sampel dengan bakteri Gram positif, 1 sampel Gram negatif, dan 1 jamur.
sesuai dengan teori sifat bakteri. Bakteri Gram positif memiliki lapisan
polisakarida dan asam amino yang bersifat sangat polar sehingga bakteri memiliki
lapisan hidrofilik yang tebal. Struktur ini menyebabkan bakteri bersifat resisten
terhadap asam empedu sehingga bakteri Gram positif masih dapat ditemukan di
RSUD Dr. Moewardi memiliki kemiripan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Ribeiro et al. pada tahun 2004. Dalam penelitian tersebut ditemukan adanya
dengan letak spora berada di tengah. Bacillus dapat bertahan lama dalam bentuk
spora yang dorman. Adanya Bacillus dalam usap endoskopi saluran cerna
2008).
Genus Bacillus memiliki lebih dari tujuh puluh spesies. Dua spesies penting
yang patogen bagi manusia adalah Bacillus anthracis dan Bacillus cereus,
Pada media MSA Staphylococcus aureus akan meragi manitol sehingga media
akan tetap berwarna merah (Nath dan Revankar, 2006; Harvey et al., 2007).
dengan letak spora di salah satu ujung. Bakteri ini tersebar di tanah dan saluran
yang berasal dari saluran pencernaan manusia (Kumala, 2004; Prasetyo, 2004).
Terdapat lebih dari sembilan puluh spesies Clostridium sp. Spesies yang
perfringens merupakan flora normal di usus manusia dan hewan, namun dapat
usus, namun dapat menjadi penyebab infeksi nosokomial seperti kolitis akibat
diketahui apakah berada dalam bentuk sel vegetatif atau bentuk spora pada
endoskopi saluran cerna. Disinfeksi tingkat tinggi endoskopi saluran cerna masih
dikatakan efektif apabila yang ditemukan pada endoskopi saluran cerna adalah
bentuk spora bakteri dan bukan bentuk sel vegetatif. Hal ini dikarenakan proses
tingkat tinggi endoskopi saluran cerna akan dikatakan tidak efektif jika terdapat
sel vegetatif bakteri yang mampu menghasilkan spora pada hasil usapan (Brooks
Penelitian ini juga belum dapat menjelaskan secara pasti bagaimana bakteri
karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memastikan sumber
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
belum efektif karena masih ditemukan bakteri pada usap endoskopi saluran
saluran cerna RSUD Dr. Moewardi antara lain disinfektan yang digunakan
Clostridium sp.
B. Saran
46
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
penyimpanan.
merupakan sel vegetatif atau bentuk spora pada endoskopi saluran cerna.
commit to user